1
Dinamika Leksikal Proses Padi Menjadi Beras dalam Bahasa Bali di Desa Bukit, Karangasem
Oleh: Ni Made Suryati Prodi Sastra Bali, Fakultas Sastra, Univrsitas Udayana
1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi di bidang pertanian, perkebunan, perindustrian, struktur bangunan, dan berbagai bidang kehidupan lainnya membawa dampak
perubahan dalam lingkungan masyarakat penutur suatu bahasa. Misalnya, suatu wilayah yang dulunya merupakan hutan belantara dirombak oleh masyarakat yang
berdekatan dengan wilayah hutan. Hutan itu ditanami sirih, kopi, cengkeh, vanili, dan sebagainya. Hal ini akan berdampak terhadap keadaan air di wilayah itu,
dulunya air selalu ada, baik pada musim hujan maupun pada musim panas, sekarang sudah tidak demikian lagi. Begitu pula masyarakat di pedesaan yang
tanah pertaniannya, dulu ditanami jagung, palawija, dan padi berubah menjadi tanah perkebunan cengkeh, jeruk, dan sebagainya Suryati, 2012: 6
—7. Seiring dengan perubahan-perubahan di atas, maka bahasa yang
merupakan sarana untuk menyampaikan ide pikiran, hal-hal yang ada di lingkungannya akan mengalami perubahan. Salah satu unsur bahasa yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi di atas adalah unsur leksikal. Menurut Fill dan Peter Muhlhausler 2001: 2, leksikal suatu bahasa merupakan bagian yang paling
jelas menggambarkan lingkungan fisik dan sosial penuturnya. Bidang yang mengkaji hubungan antara bahasa dengan lingkungan fisik dan sosial penuturnya,
Disajikan pada Forum Kerja Sama Prodi Sastra Daerah Antar Universitas Unud-UGM- UI- UNS pada ytanggal 27 Agustus 2015
2 dewasa ini dikenal dengan istilah ekolinguistik. Edwar Sapir juga menekankan
bahwa keadaan saling berhubungan antara bahasa dengan lingkungannya hanya dalam tataran leksikal Fill dan Peter Muhlhausler, 2001: 2.
Menurut Tzeporah Berman, perubahan itu bisa jadi pada tahapan leksikal masih dikenal, tetapi sudah kehilangan referennya atau kemungkinan leksikal dan
referennya sudah tidak dikenal lagi Fill dan Peter Muhlhausler, 2001: 264. Hal tersebut di atas, diasumsikan dapat juga terjadi dalam bahasa Bali.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, pada kesempatan ini dibahas menganai “Dinamika Leksikon Proses Padi Menjadi Beras dalam Bahasa Bali di
Desa Bukit, Karangasem”. Hal yang menarik dari tulisan ini adalah mencermati sejarah pertanian khususnya padi di Desa Bukit dan diikuti oleh kemajuan
teknologi. Desa Bukit, pada jaman dahulu sebagian besar wilayahnya terdiri atas persawahan dengan ditanami padi varietas padi gondrong yang berasnya disebut
beras Bali. Setelah adanya kemajuan di bidang perkebunan dan pertanian, jenis padi yang ditanam oleh masyarakat adalah padi IR, PB, C4, dan sebagainya.
Jarang sekali masyarakat menanam padi Bali. Sementara itu, dengan kemajuan di bidang perkebunan, hampir seluruh sawah-sawah berubah menjadi kebun jeruk
keprok, rambutan, cengkeh, dan tumbuhan lainnya. Di samping itu, dengan kemajuan di bidang teknologi, alat untuk memproses padi menjadi beras juga
mulai diperkenalkan, sehingga leksikon yang mendukung proses perubahan padi menjadi beras dapat diasumsikan bergeser penggunaannya, bahkan di kalangan
anak muda sudah banyak yang tidak mengenal lagi. Oleh karena itu pada
3 kesempatan ini akan dibahas tiga permasalahan, yaitu 1 leksikon apa saja yang
menbentuk proses perubahan padi menjadi beras ? 2 bagaimanakah bentuk leksikon proses padi menjadi beras? 3 adakah perubahan pemakaian leksikon
proses padi menjadi beras? Dengan terjawabnya ketiga permasalahan tersebut, diharapkan dapat diketahui dinamika leksikon proses padi menjadi beras dalam
bahasa Bali di Desa Bukit, Karangasem.
2. Teori, Metode, dan Sumber Data