58
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Demam tifoid
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden penderita demam tifoid dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 15 orang dan perempuan sejumlah 13
orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki dengan aktivitas bekerja di luar rumah lebih beresiko menderita demam
tifoid dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa faktor jenis kelamin merupakan salah satu variabel deskriptif
yang dapat memberikan perbedaan angka rate kejadian penyakit pada laki-laki dan perempuan. Perbedaan frekuensi penyakit menurut jenis kelamin ini dapat
disebabkan karena pengaruh perbedaan aktivitas pekerjaan dan kebiasaan makan
Nur Nasry, 2008:99. 5.1.2
Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Tangan sebelum Makan dengan Kejadian Demam Tifoid
Hasil penelitian, menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian demam tifoid pada pasien rawat inap di
Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil pada uji chi square yaitu p value 0,007 lebih kecil dari
α 0,05. Nilai odds ratio OR = 4,636 95 CI = 1,478-14,543, dapat diartikan bahwa responden dengan
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik, memiliki risiko
58
59 4,636 kali untuk menderita demam tifoid apabila dibandingkan dengan responden
dengan kebiasaan yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa pentingnya mencuci
tangan setelah buang air besar dan sebelum memegang makanan dan minuman merupakan cara mencegah penularan demam tifoid James Chin, 2000:648.
Sebab, tujuan mencuci tangan adalah untuk membersihkan tangan dari segala kotoran, mencegah penularan penyakit, dan melatih kebiasaan yang baik PMI,
2006:38. Kuman Salmonella typhi dapat tahan hidup di air, di tanah kering, dan
tempat pembuangan sampah selama dua minggu, dan dari sini mereka menyebar ke manusia. Apabila terkena infeksi kuman ini, paling sedikit tiga sampai empat
minggu harus berbaring di rumah sakit, dan setelah itu dua sampai empat minggu istirahat di rumah. Belum lagi apabila berlanjut menjadi carrier yang seringkali
akan mengganggu kesehatan. Sehingga banyak waktu yang terbuang hanya karena cara hidup yang kurang bersih pada kebiasaan makan, minum, serta buang air
besar Jan Takasihaeng: 2000: 87. Membiasakan diri bersih merupakan upaya untuk mencegah penyakit,
maka kebiasaan bersih harus dibina baik pada anak-anak maupun dewasa. Beberapa hal yang termasuk dalam kebiasaan bersih tersebut adalah mencuci
tangan setelah dari kamar mandi, mencuci tangan sebelum makan, mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, mencuci alat masak dan perabot untuk makan dengan
air bersabun Rusli Lutan, dkk: 2000: 131.
60
5.1.3 Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Tangan setelah Buang Air