THE UTILIZATION OF WEB-BASED GIS TO SUPPORT THE MANAGEMENT AND MONITORING OF BILLBOARD IN SURAKARTA

The 4th University Research Coloquium 2016

ISSN 2407-9189

THE UTILIZATION OF WEB-BASED GIS TO SUPPORT
THE MANAGEMENT AND MONITORING OF BILLBOARD
IN SURAKARTA
Priyono1, Rudiyanto2
1

Geography Faculty of Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: pri222@ums.ac.id
2
Geography Faculty of Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: rudiyanto.ums@gmail.com

Abstract

Billboard retribution is important source of income for the government of Surakarta. However,
during the period of 2010-2013, the average contribution of the billboard retribution to PAD
Surakarta reached only 3%. Surakarta city is the center of economy and business in the region so

that the potential contribution of the billboard retribution to PAD Surakarta can be improved if the
billboards are planned, monitored, evaluated and well documented. The purpose of this research is
developing spatial-based software to support the management of the billboard in the city of
Surakarta. Geographic Information System is a tool that can be used to perform spatial planning,
monitoring and administrating so that each billboard utilization data point and tenant identity can
be saved with geographical references. The use of geographically referenced data in the
management of the billboard is important because the location of the billboard have regional
linkages with the physical conditions and spatial planning. Software developed need to be designed
according to user requirements. The results showed that the billboard is the domain of some
stakeholders; it would require a synergy between stakeholders. To accommodate these conditions,
then drafted a working procedure by involving all stakeholders and manifested in a web-based
geographic information system. The use of GML for data transport and OpenLayers for data
visualization can provide representation of spatial data with good performance. In terms of
simplicity, the use of OpenLayers based pure javascript simpler than Java that is dependent on
additional applications.

Keywords: developing an application, Web GIS, billboard management, billboard point.

PENDAHULUAN
Salah satu jenis retribusi yang merupakan

sumber pendapatan asli daerah bagi
pemerintah Kota Surakarta adalah retribusi
reklame. Retribusi reklame merupakan salah
satu jenis retribusi yang cukup diandalkan
untuk mendongkak PAD Kota Surakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Nirmalasari (2014) menyatakan bahwa selama
periode (2010-2013) rata-rata kontribusi pajak
reklame terhadap PAD Kota Surakarta
mencapai 3%. Pada tahun 2010, PAD
Surakarta mencapai Rp 686.433.604.121 dan
kontribusi retribusi reklame mencapai Rp.

28.702.724.194). Kontribusi penerimaan
pajak reklame ini dirasa masih kurang
signifikan berpengaruh terhadap PAD Kota
Surakarta karena sebagai pusat ekonomi dan
bisnis di SUBOSUKOWONOSRATEN,
seharusnya potensi pajak reklame masih bisa
dioptimalkan lagi bahkan meningkat bila

pengelolaan
reklame
direncanakan,
dimonitoring,
dievaluasi,
dan
didokumentasikan dengan baik.
Minimnya kontribusi ini disebabkan
karena dalam pengelolaan reklame di Kota
Surakarta meninggalkan berbagai macam
persoalan diantaranya adalah (1) pengelolaan

88

The 4th University Research Coloquium 2016

ISSN 2407-9189

reklame masih dilakukan oleh 2 SKPD,
sehingga membuat pengelolaan tidak efektif

dan efisien, (2) banyaknya reklame yang tidak
berijin dan terpasang tidak pada tempatnya,
sehingga menyebabkan kerugian bagi negara
dan tata ruang kota menjadi buruk, (3)
monitoring terhadap pengelola reklame lemah
karena terbatasnya sumber daya manusia, (4)
proses pelelangan yang masih manual dan
minimnya informasi detail mengenai deskripsi
titik reklame, sehingga
menyebabkan
pengguna atau peminat enggan untuk
mengikuti lelang (www.solopos.com, 21 Juli
2014)
Salah satu upaya untuk mengurangi
hambatan tersebut adalah dengan melakukan
pemetaan reklame berbasis web GIS. Salah
satu teknologi yang dapat digunakan untuk
menyusun data atribut beserta spasial adalah
teknologi Sistem Informasi Geografis.
Keberadaan teknologi SIG telah memberikan

kemudahan bagi banyak kalangan dalam
mengelola dan memanfaatkan data spatial
(geographic reffereced data ). Namun
demikian, software SIG berbasis desktop yang
banyak dipakai selama ini memiliki
keterbatasan terutama masalah aksesibilitas
dan interopera-bilitasnya (Peng dan Zhang,
2004).
Sebagai
upaya
untuk
mengatasi
keterbatasan tersebut, pengembangan aplikasi
SIG dapat beralih menggunakan teknologi

web. Di samping lebih aksesible dan
interoperable, saat ini juga sudah banyak
pilihan teknologi yang dapat dipakai dalam
membangun SIG web, misalnya Peng dan
Zhang (2004) juga Xi dan Wu (2008)

menggunakan geography markup language
(GML), scalable vector graphics (SVG), dan
web feature service (WFS), Kamadjeu dan
Tolentino (2006) menggunakan SVG dan
MySQL,
sedangkan
Babu
(2003)
menggunakan Java dan MySQL untuk
membangun aplikasi SIG berbasis web.
Penelitian mengenai aplikasi SIG
berbasis web juga pernah dilakukan oleh
Boroushaki and Malczewski (2010) dalam
makalahnya yang dipublikasikan di jurnal
URISA dengan judul Participatory GIS: A
Web-based
Collaborative
GIS
and
Multicriteria Decision Analysis membangun

web GIS menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) membangun halaman
interface dengan menggunakan file HTML,
CSS, serta JavaScript di sisi klien dan
kombinasi PHP bahasa scripting dan database
MySQL pada Participatory GIS Server, (2)
untuk membangun map view menggunakan
server Google Maps yang menyediakan peta
dan Google Maps API di mana sistem telah
tersedia. Sistem ini menghasilkan beberapa
pilihan layer peta dan peta tumpang tindih
dengan peta utama. Secara detail hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Luaran hasil peta dengan berbagai macam pilihan layer peta
Sumber: Boroushaki and Malczewski (2010)

89

The 4th University Research Coloquium 2016


ISSN 2407-9189

Selain Boroushaki and Malczewski (2010),
Indah (2014) dalam makalahnya yang
dipublikasikan
di
ejournal
Universitas
Gunadarma dengan judul Pembuatan Sistem
Informasi Geografis Berbasis Web Daerah
Pemilihan dan Hasil Pemilu 2004 dan 2009
Pada Wilayah DKI Jakarta menggunakan
Arcview 3.3 dan Mapserver menggunakan
langkah-langkah berikut dalam membangun
sistem informasi geografis berbasis web: (1)
melakukan pengumpulan data, data diperoleh
dari KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah)
DKI Jakarta. Data tersebut berupa data hasil
pemilu legislatif, pilpres I, pilpres II, mutasi,

tambahan, dan jumlah TPS pada pemilu 2004,
serta data pemilih tetap untuk pemilu 2009, (2)
setelah data diperoleh, dilakukan analisis pada
data tersebut. Kemudian data tersebut
dikelompokkan ke dalam tabel-tabel, (3) pada

tahap perancangan, yang pertama dibuat adalah
struktur navigasi webgis. Berikut struktur
navigasi webgis daerah pemilihan dan hasil
pemilu tahun 2004 dan 2009 pada wilayah DKI
Jakarta, (4) selanjutnya membuat perancangan
desain antar muka, dan (5) langkah selanjutnya
membuat perancangan basis data, dimulai
dengan
melakukan
identifikasi
semua
kebutuhan pengguna yang berhubungan dengan
basisdatanya serta pengumpulan dari semua
data dan informasi yang diperlukan, kemudian

mengidentifikasi semua kemungkinan entitas
yang ada, dan disajikan dalam bentuk ERD.
Ssistem ini dibuat dengan software Arc View
3.3, Dreamweaver MX, dan MapServer. Hasil
luaran dari sistem ini adalah menampilkan peta
dan hasil hasil querynya. Secara detail hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Tampilan Peta beserta Querynya
Sumber: Indah, 2014
Tujuan dari penelitian ini adalah (a) menyusun prosedur sistem yang digunakan dalam
pengelolaan reklame di Kota Surakarta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, dan (b)
mengembangkan Sistem Informasi Geografis berbasis web yang diimplementasikan untuk
pengelolaan reklame.
METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Tahapan pengembangan sistem yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model waterfall (Demers, 1997), antara lain: 1)


system requirements, 2) software requirements,
3) analysis, 4) program design, 5) coding, 6)
testing, dan 7) operations (Gambar 3). Model
ini disebut waterfall karena satu tahapan tidak
dapat
dilaksanakan
sebelum
tahapan

90

The 4th University Research Coloquium 2016

ISSN 2407-9189

sebelumnya

selesai,

sehingga

harus

dilaksanakan secara berurutan.

System Requirements
Software Requirements
Analysis
Program Design
Coding
Testing
Operations
Gambar 3. Tahapan Pembangunan Sistem Menggunakan Model Waterfall
Sumber: Demers, 1997
Penggunaan Software dalam Desain Sistem
Proses penyusunan program (coding)
meliputi penyusunan script PHP untuk
menampilkan pemodelan spatial dan non spatial
yang melibatkan beberapa program penting,
antara lain:
a. Perangkat lunak untuk design sistem:
Visual Paradigm for UML Community
Edition, Diaw.exe 0.97.2
b. Perangkat lunak untuk desain basis
data: ArcGIS 9.3, untuk analisis data
spasial dan layout peta, Quantum GIS
Qapiapo, untuk migrasi data shapefile
ke RDBMS.
c. Perangkat lunak yang berjalan di server
(server-side), antara lain: MySQL
spatial, berfungsi sebagai sistem basis
data yang menyimpan baik data spatial
maupun data non-spatial; Apache dan
PHP, merupakan software yang
berfungsi sebagai server web.
d. Perangkat lunak yang berjalan di client
(client-side), antara lain: Internet
Browser (Microsoft Internet Explorer,
Mozila Firefox, Opera, dan lain-lain),
digunakan untuk browsing aplikasi;
OpenLayers 2.2 untuk visualisasi data
spasial; Google Map API untuk
menyediakan peta dasar; Java untuk
membuat visualisasi titik reklame.

91

Perancangan dan Penyusunan Basisdata
Basisdata yang digunakan dalam aplikasi
ini dibagi menjadi dua sub basisdata, antara
lain: sub basisdata spatial dan sub basisdata
non-spatial. Basisdata spatial terdiri atas data
primer
dan
data
sekunder.
Untuk
mengidentifikasi data tersebut dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tema dan data yang
berpotensi untuk digunakan
b. Pengumpulan data
c. Kolasi data dan pemasukan data ke
Sistem Informasi Geografis
d. Pengembangan kelompok data dan
workspace secara kategorik
Pengembangan basis data spasial dalam
penelitian ini mengikuti tahapan yang
disampaikan oleh Nyerges (2011), setiap tahap
sebagai berikut: (1) desain konseptual model
database, produk dari tahap desain konseptual
dalam desain database membantu analis dan
stakeholder melaksanakan diskusi tentang apa
maksud dan arti dari data yang diperlukan
untuk memperoleh informasi, menempatkan
informasi bahwa dalam konteks bukti dan
penciptaan pengetahuan (2) desain logical,
pengolahan data yang akan dilakukan pada
spasial, atribut, dan tipe data sementara secara

ISSN 2407-9189

individual maupun kolektif memperoleh
informasi (dari data) untuk memenuhi langkah
1. Operasi tersebut memperjelas kebutuhan
desain logis. (3) desain fisik, menentukan field
data, nilai yang valid dan rentang untuk semua
domain, termasuk domain kode fitur, kunci
primer dan jenis indeks.
Perancangan Prosedur Sistem
Secara garis besar sistem yang akan
dibangun diharapkan dapat diimplementasikan
dalam proses pengelolaan reklame sesuai
prosedur yang ada di Kota Surakarta serta
merujuk pada ketentuan umum pengelolaan
reklame pada dinas Tata Ruang Kota dan
DIPENDA.
Adapun
untuk
melakukan
pernacangan
sistem
agar
dapat
diimplementasikan dengan baik di Kota
Surakarta dilakukan studi literatur, observasi,
diskusi ahli: (1) studi literatur: merupakan
upaya untuk menjelajahi berbagai data dan

The 4th University Research Coloquium 2016

informasi yang tertuang dalam buku, jurnal,
laporan penelitian maupun informasi dari
internet; (2) observasi: merupakan upaya untuk
penggalian data dan informasi mengenai
pengelolaan reklame yang selama ini dilakukan
di DTRK dan DIPENDA Kota Surakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur dan Fungsi Sistem
Berdasarkan FGD ditemukan fungsi-fungsi
pengajuan persetujuan dan monitoring reklame
adalah sebagai berikut: (1) Fungsi registrasi, (2)
Fungsi pengecekan dan informasi, (3) Fungsi
rekomendasi,
(4)
Fungsi
rekomendasi
pengelolaan, (5) Fungsi perijinan, dan (6)
Fungsi pemantauan. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat dianalisis peran-peran (actor )
dalam pengelolaan reklame di Kota Surakarta
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Aktor dan Peran Pengelolaan Reklame di Kota Surakarta
No
Aktor
Peran
1.
Administrator
Mengelola basisdata, mengelola akses pengguna.
2.
Masyarakat
Mengajukan permohonan ijin pengelolaan, mengajukan
permohonan perpanjangan ijin pengelolaan reklame,
melihat informasi titik reklame.
3.
DTRK
Monitoring pengguna dan sebaran titik reklame,
memberikan rekomendasi dan penghentian ijin
pengelolaan reklame, memastikan area titik reklame sesuai
dengan tata ruang yang semestinya.
4.
BPMPT
Pos utama perijinan dan cetak rekomendasi
5.
Pemda (Walikota)
Menerbitkan ijin reklame.
6.
Dipenda
Menghitung dan menetapkan besaran pajak.
Sumber: Peneliti, 2015
Basisdata
Berdasarkan analisis terhadap prosedur dan
kebutuhan
sistem
selanjutnya
dapat
diinventarisir kebutuhan data digunakan dalam
sistem yang akan dibuat berupa data spasial dan
non-spasial (tekstual). Sub-basisdata spasial
dapat dikelompokan secara tematik sesuai
keperluannya antara lain: data informasi umum,
dan data informasi titik reklame (spatial dan
non spatial).

Arsitektur Sistem
Adapun arsitektur sistem ini disajikan pada
Gambar 4. Database spatial yang tersimpan
pada database dapat divisualisikan pada
OpenLayers (javascript framework) setelah
terlebih dahulu diubah dalam GML format
menggunakan PHP.

92

The 4th University Research Coloquium 2016

ISSN 2407-9189

Client

Web Server

Database

profile.jar

Browser
HTML

profile.class

Internet

Internet

OpenLayers

Google Map
API (basemap)

Interface
Generator
PHP
GML
Generator
PHP
PHP
PHP

MySQL PHP API

PHP

Database
spatial dan
non-spatial

Gambar 4. Arsitektur Sistem
Sumber: Peneliti, 2015
Design Aplikasi
Desain antar muka halaman utama
(interface) mencakup representasi spatial dan
non spatial, menu, dan alat navigasi dan analisis
geografis. Secara umum dibagi menjadi 8
bagian utama, antara lain (Gambar 5): 1)

Header, footer dan Title aplikasi; 2) Menu
Utama; 4) Menu Navigasi Peta (map tools); 5)
Tab layer control, legenda, dan penelusuran
data; 6) Layer Control; 7) Ruang Peta (map
space); 8) Inset Peta; 9) Panel penunjuk
koordinat posisi pointer.

Gambar 5. Desain Interface Sistem
Sumber: Peneliti, 2015

93

ISSN 2407-9189

The 4th University Research Coloquium 2016

Prototype Aplikasi
Pada tahap ini sudah dibangun prototype
aplikasi yang nantinya akan digunakan untuk
evaluasi
lanjutan
bersama
stakeholder.
Prototipe aplikasi tersebut tersedia masih dalam
servel lokal atau belum dionlinekan karena
masih pada tahap penyempurnaan dan evaluasi.
Adapun
alamat
server
lokalnyaadalah
(http://localhost/iklan-solo).

KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa permaslahan reklame
merupakan domain urusan dari beberapa
stakeholder, sehingga diperlukan kolaborasi
yang sinergis antara satu stakeholder dengan
yang lainnya. Sehingga untuk mengakomodir
kondisi tersebut disusun secara bersama
prosedur kerja pengelolaan yang melibatkan
semua stakeholder dan diwujudkan dalam
sistem informasi GIS berbasis web. Dengan
sistem ini telah nampak sinergi dan efektifitas
manajerial yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Penataan Reklame (ASPPRO Soroti
Semrawutnya Reklame di Solo. dari:
http://www.solopos.com/2014/08/24/pen
ataan-reklame-asppro-sorotisemrawutnya-reklame-di-solo-529437.
Dikases pada tanggal 17 Maret 2015.
Boroushaki, Soheil and Malczewski, Jacek.
2010. Participatory GIS: A Web-based
Collaborative GIS and Multicriteria
Decision Analysis. URISA Journal Vol.
22, No. 1 Tahun 2010. London:
Department of Geography University of
Western Ontario
Demers, Michael N. 1997. Fundamentals of
Geographic Information System. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Indah, Novita. 2014. Pembuatan Sistem
Informasi Geografis Berbasis Web
Daerah Pemilihan dan Hasil Pemilu 2004
dan 2009 Pada Wilayah DKI Jakarta
Menggunakan
Arcview
3.3
dan
Mapserver. Artikel Ilmiah Penelitian S1
Sistem
Informasi.
Jakarta:
Ilmu
Komputer Universitas Gunadarma
Nimalasari, Dewi. 2014. Analisis Kontribusi
Pajak Hotel, Restoran, Reklame, Dan
Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Surakarta (Studi Pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Surakarta Pada Tahun
2010-2013). Naskah Publikasi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Nyerges (2011). Developing a Geodatabase.
http:// courses. washington.edu /geog464/
geodatabase_ development.doc. [20 April
2011].
Peng, Z. & Zhang, C.. 2004. The roles of
geography markup language (GML),
scalable vector graphics (SVG), and Web
feature service (WFS) specifications in
the development of Internet geographic
information systems (GIS). Journal of
Geographical
Systems, 6(2), 95-116.
Diakses 11 September 2009, dari
Academic Research Library. (Document
ID: 848873401).
Xi, Yan-tao & Wu, Jiang-guo. 2008.
Application of GML and SVG in the
development of WebGIS. Journal of
China University of Mining and
Technology. Volume 18, Issue 1, March
2008, Pages 140-143.

94