BAB III JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV
III.1 Umum
Jaringan distribusi adalah jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun ke trafo pemakaian
sendiri bagi konsumen besar. Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu : 1.
Distribusi Primer 2.
Distribusi Skunder
Distribusi Primer
Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik bertegangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan
penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga ke sisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-tiang
saluran.
Distribusi Sekunder
Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah sistem 380220 Volt, yang mempunyai rating yang
sama dengan tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi sekunder bermula dari sisi sekunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur
Universitas Sumatera Utara
meteran pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan ke para pelanggan melalui kawat berisolasi.
III.2 Sistem Radial
Sistem radial adalah sistem yang paling sederhana dengan pembiayaan termurah. Oleh karena itu sistem ini yang paling banyak digunakan sebagai
saluran dasar. Sistem ini juga memiliki tingkat keamanan paling rendah. Jika terjadi gangguan pada suatu titik maka akan mengakibatkan pemadaman listrik
kepada konsumen. Sistem radial terdiri dari saluran utama yang keluar dari GI, yang kemudian bercabang menjadi saluran lateral dan kemudian bercabang lagi
menjadi saluran sub lateral. Sistem radial ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Sistem Radial
III.3 Sistem Loop
Sistem loop memiliki tingkat keamanan lebih tinggi keamanan yang lebih
Universitas Sumatera Utara
baik dari sistem radial. Sistem loop didesain dengan cara menyambung kedua ujung pada GI. Hal ini mengakibatkan pelanggan dapat memperoleh pasokan
energy dari dua arah. Bilamana pasokan dari salah satu arah terganggu, maka pelanggan akan tersambung dengan pasokan dari arah yang lainnya. Kapasitas
cadangan yang cukup besar harus tersedia pada penyulang. Konduktor pada tiap penyulang juga harus didesain agar dapat menampung total beban kedua saluran.
Biasanya konduktor memiliki besar yang sama sepanjang saluran. Sistem loop dapat dioperasikan secara terbuka maupun secara tertutup. Sistem loop
ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Sistem Loop
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS GANGGUAN PADA