Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Jabatan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

(1)

DAFTAR PUSTAKA

KPP 60-0023 tentang SOP Tatacara Penerbitan NPWP dan/atau PKP Secara Jabatan Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Andi, Yogyakarta.

Per-20/PJ/2013 tentang Tatacara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak

Setyandika,Prayudha, 2009. Laporan Tugas Akhir: Tatacara Pendaftaran dan Penghapusan

NPWP,Semarang.

Suhenda,Ankga, 2012, Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, Penggolongan Pajak, Jakarta (dikutip dari website ankga-suhenda.blogspot.com)


(2)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Ketentuan Umum

1. Definisi Pajak

Definisi atau pengertian pajak bermacam - macam. Dibawah ini dikutip beberapa definisi yang diberikan para ahli perpajakan sebagai berikut:

Pajak adalah iuran kepada negara ( yang dapat di paksakan ) yang tertutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah. (Waluyo, 2011 : 2)

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, dalam disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Rotong”, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964 pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma- norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang- barang dan jasa- jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Mardiasmo, 2003 : 5)

Menurut Prof. Edwin R. A. Seligman dalam buku “Essay in Taxation” yang diterbitkan di Amerika menyatakan : Adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditunjukan secara khusus pada seseorang.


(3)

Memang demikian halnya bahwa bagaimanapun juga pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat. (Waluyo, 2011 : 2)

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut :

6. Pajak dipungat berdasarkan undang - undang serta peraturannya.

7. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

8. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

9. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

10.Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu


(4)

2. Fungsi pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pemerintah untuk membiyai pengelaran-pengeluaran umum.

Contoh : Dimasukkannya pajakdalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Jenis Pajak

a. Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib

pajak dan tidakdapat dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan

2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai


(5)

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikankeadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untukmembiayai rumah tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atasBarang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakanuntuk membiayai rumah tangga daerah itu sendiri. Pajak Daerah terdiri atas :

a) Pajak Provinsi

Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

b) Pajak Kabupaten / Kota

Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, PajakPenerangan Jalan, Pajak Parkir.


(6)

B. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak 1. Definisi

Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak Menurut Pasal 1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 20 /PJ/2013, Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak danmemenuhi kewajiban perpajakannya.

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak adalah kartu yang diterbitkan oleh KPP atau KP2KP yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya yaitu Surat Keterangan Terdaftar yang selanjutnya disingkat menjadi SKT adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh KPP atau KP2KP sebagai pemberitahuan bahwa Wajib Pajak telah terdaftar pada KPP tertentu yang berisi Nomor. Pokok Wajib Pajak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan oleh KPP kepada orang pribadi atau badan yang telah mempunyai syarat sebagai wajib pajak yang terdiri dari 15 (lima belas) digit atau angka yang menunjukan sebagai berikut:

1. Digit ke 1-9 : digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak

1.1Digit ke 1-2 : kode jenis Wajib Pajak (Badan/Orang Pribadi):

0 : kode Wajib Pajak Bendaharawan

1-4 : kode Wajib Pajak Badan


(7)

06-09 : kode wajib pajak Orang Pribadi 1.2Digit ke 3-8 : kode nomor urut Wajib Pajak 1.3 Digit ke 9 : kode angka pengecekan (cek digit)

2. Digit ke 10-15 : kode administrasi perpajakan, yaitu:

2.1Digit ke 10-12 : kode KPP

2.2Digit ke 13-15 : kode pusat (000) / cabang / istri NPWP suami (001) Berikut ini adalah contoh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) beserta penjelasannya :

Nomor KodeNomor Pokok Angka Pengecekan Nomor KPP Kantor Pusat/Cabang

2 angka : sebagai nomor kode

6 angka :sebagai nomor Pokok

1 angka : sebagai nomor pengecekan

3 angka : sebagai nomor Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan

3 angka : sebagai kantor pusat/cabang yang bersangkutan

Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat


(8)

tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhakan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:

a. Tempat pendaftaran atau tempat pelaporkan kegiatan usaha selain yang

ditetapkan dalam ayat (1) ayat (2).

b. Tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakuakan, disamping tempat mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu.

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan atau ayat (2). Jangka waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan

KPP dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajibannya mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, bila berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak ternyata Wajib Pajak memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP.


(9)

Sesuai yang tercantum dalam Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 20 /PJ/2013 Dalam hal Wajib Pajak yang diwajibkan untuk mendaftarkan diri, tidak melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, KPP dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan.

Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara Pemeriksaan atau tata cara Verifikasi.

Pemeriksaan atau Verifikasi dalam rangka penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktorat Jenderal Pajak.

Tanggal terdaftar yang tercantum dalam Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar yang diterbitkan secara jabatan sesuai dengan tanggal penerbitan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar.

Namun kini NPWP jabatan secara halus. Bahasanya bukan lagi NPWP Secara Jabatan namun diganti namanya menjadi PWPM (Pendaftaran Wajib Pajak Massal) dan tidak menggunakan konsekunsi pemeriksaan namun merupakan bentuk kerja sama antara pemberi kerja ataupun perusahaan dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk menerbitkan NPWP secara missal


(10)

3. Tempat Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha

Tempat Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha untuk memperoleh NPWP diatur dalam pasal 2 ayat 3 Undang – undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan, sebagai berikut:

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi : a. Tempat tinggal (untuk Wajib Pajak Orang Pribadi).

b. Tempat kedudukan (untuk Wajib Pajak Badan).

c. Tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan atau pengusaha yang

bersangkutan.

Semua Wajib Pajak berdasarkan system “Self Assessment” wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut wajib pula pada wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah karena hidup berpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.

4. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Fungsi NPWP adalah :

1. Sebagai tanda pengenal untuk menegtahui identitas diri wajib pajak.

2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak.

3. Untuk menjaga ketertiban dalam pengawasan administrasi perpajakan.


(11)

5. Manfaat Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Manfaat memiliki NPWP:

1. Sebagai syarat umtuk Pengajuan Kredit di Bank.

2. Sebagai syarat untuk pengajuan SIUP (Surat Ijin Usaha Perusahaan).

3. Sebagai syarat untuk pembuatan Tabunngan Valas & Rekening Koran di

Bank.

4. Sebagai syarat untuk menggunakan tarif tax treaty di luar negeri. 5. Bebas Fiskal di Luar Negeri di tahun 2009 bagi pemilik NPWP.

6. Tarif pajak penghasilan yang lebih rendah dibanding yang tidak memiliki NPWP.


(12)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Prosedur Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak

Untuk memudahkan dalam memahami pelaksanaan Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berikut ini disajikan mengenai alur permohonan NPWP di Kantor Pajak Pratama Medan Baratberdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak

Proses Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak

1. Wajib Pajak

Wajib pajak mengajukan permohonan NPWP dengan formulir pendaftaran dan perubahan atas data wajib pajak yang terdiri dari:

a. Untuk wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

perkerjaan bebas

1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi warga Negara Indonesia

2) Fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS),


(13)

b. Untuk wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi warga Negara Indonesia,

atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KTAP), bagi Warga Negara Asing.

2) Fotokopi dokumen izin kegatan usaha yang diterbitakan oleh

instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegitan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa

2. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

a. Petugas TPT menerima formulir pendaftaran dan perubahan data wajib

pajak.

b. Mencetak kelengkapan data wajib pajak apabila tidak lengkap akan

dikembalikan ke wajib pajak untuk dilengkapi.

c. Petugas TPT mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar

Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), BPS akan diserahkan ke wajib pajak

3. Pelaksana Seksi Pelayanan

a. Merekam berkas pelayanan wajib pajak

b. Mencetak konsep Keterangan Surat Terdaftar (SKT) dan kartu NPWP


(14)

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

c. Kemudian menyerahkan ke kepala seksi pelayanan untuk dibubuhi

tanda tangan.

d. Memberi nomor, stempel KPP dan memisahkan dokumen untuk arsip

dan diserahkan kewajib pajak melalui subbag umum.

B.Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan apabila WP tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Kewajiban perpajakan bagi WP yang diterbitkan NPWP atau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat WP memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, paling lama sejak 5 tahun sebelum diterbitkannya NPWP atau dikukuhkan sebagai PKP.

Proses penerbitan NPWP secara jabatan : Wajib

Pajak

Petugas TPT

Subbag Umum BPS

Pelaksana Seksi Pelayanan


(15)

1. Berdasarkan Daftar Normatif Yang Disetujui Untuk Diperiksa tujuan lain, dan Surat Perintah Pemeriksaan, Tim Pemeriksa melaksanakan pemeriksaan, Penelitian lokasi Wajib Pajak, dan meminta data wajib pajak berkaitan dengan kelengkapan pendaftaran NPWP dan PKP.

2. Kemudian Tim Pemeriksa membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) Dalam Rangka Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan fbgl/dPengusaha Kena Pajak Secara Jabatan, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pemeriksaan.

3. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan menandatangani konsep Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) Dalam Rangka Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) Dalam Rangka Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Secara Jabatan.

5. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima kembali LHP dan menugaskan

Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk mengirimkan fotokopi LHP Dalam Rangka Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Secara Jabatan untuk tujuan lain dalam rangka penerbitan NPWP atau Pengukuhan PKP secara jabatan kepada Seksi Ekstensifiksi Perpajakan untuk di arsipkan, dan kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk ditindaklanjuti.


(16)

6. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) atau Surat Keterangan sebagai PKP.

7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Kartu NPWP dan Surat

Keterangan Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dicetak rangkap dua:

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

8. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Kartu NPWP dan Surat Keterangan

Terdaftar dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajakdan kemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

9. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip ke Kantor Pelayanan Pajak lama Wajib Pajak terdaftar oleh Seksi pelayanan.

10.Proses dilanjutakan ke SOP tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen ke

KPP.


(17)

(18)

C. Sanksi Tidak Mendaftarkan NPWP

Sebagai mana yang diatur dalam Pasal 39 UU No 28 Tahun 2007 tentang Perubahan kedua atas UU No 6 Tahun1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa bagi Wajib Pajak yang sengaja tidak mendaftarkan diri Nomor Pokok Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi 20% hingga 100% dari tarif normal atau 4 kali dari pajak terhutangnya, dan sanksi pidana berupa pidana kurungan selama lamanya 6 bulan.

Setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan NPWP, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana dengan pidana paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun. Dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling tinggi 4 kali yang tidak atau kurang bayar.

Pidana tersebut ditambah 1 kali menjadi 2 kali sanksi pidana, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

D. Hambatan-Hambatan Dalam Penerbitan NPWP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Setiap usaha yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pasti mengalami hambatan-hambatan. Demikian juga dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat, dalam usahanya melaksanakan Tatacara Penerbitan NPWP Secara


(19)

Jabatan juga mengalami hambatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, maka ditemukan beberapa hambtan. Antara lain :

1. Faktor Eksternal (dari pihak wajib pajak)

a. Masyarakat yang masih awam dalam hal perpajakan, yaitu

masyarakatyang sama sekali tidak mengetahui ketentuan perundang- undanganperpajakan. Masyarakat seperti ini belum mengetahui hak dan kewajibanperpajakan.

b. Masyarakat pada umumnya, yaitu masyarakat yang sudah mengetahuihak

dan kewajiban perpajakannya tetapi dalam pelaksanaanya kurang memahami petunjuk teknis perpajakan sehingga mengalami kesulitandalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

c. Wajib Pajaksudah mengetahui hak dan kewajiban perpajakan untuk

mendaftarkan NPWP tetapi tingkatkepatuhan wajib pajaknya masih rendah dengan cara sengaja tidak mendaftarkan NPWP.

d. Wajib Pajak masih banyak menerapkan budaya dengan mendaftarkan

NPWP jika diperlukan saja sebagai contoh ketika hendak mencari pekerjaan atau ketika hendak pergi ke luar negeri.

2. Faktor Internal (dari pihak fiskus)

a. Kurangnya memberi Informasi dari pihak fiskus mengenai


(20)

b. Kurangnya sosialisasi dari pihak fiskus tentang hak dan kewajibanperpajakan kepada wajib pajak dalam hal penerbitan NPWP

c. Kurangnya jumlah sumber daya manusia (SDM) untukmeningkatkan

potensi penerimaan pajak dan kepatuhan wajib pajaksehingga penerimaan pajak menjadi kurang maksimal.

E. Upaya-Uapaya yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Setelah mengetahui hambatan yang mempengaruhi kepatuahan Wajib Pajak dalam dalam mendaftarkan NPWP, petugas mencari upaya agar dapat meningkatkan kepatuhan dalam hal Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Upaya yang dilakukan oleh petugas pajak khusunya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat antara lain adalah:

1. Memperbanyak Sosialisasi

Mengupayakan untuk lebih memperbanyak sosialisasi terhadap Wajib Pajak tentang pentingnya memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP), sanksi jika tidak memiliki NPWP dan manfaat memiliki NPWP.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahsan yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu, baik dilihat secara teoritis maupun secara praktis, maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

1. Dalam hal Wajib Pajak yang diwajibkan untuk mendaftarkan diri, tidak

melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, KPP dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan.

2. Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan

hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara Pemeriksaan atau tata cara Verifikasi.

3. Wajib Pajak yang sengaja tidak mendaftarkan diri Nomor Pokok Wajib Pajak

dikenakan sanksi sesuai perundang- undangan yang berlaku.

4. Masih banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam penerbitan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP), baik dari faktor internal (pihak fiskus), maupun dari faktor eksternal (wajib pajak itu sendiri).


(22)

B. Saran – Saran

1. Untuk Wajib Pajak

Karena NPWP fungsi yang sangat penting sebagai tanda pengenal untuk mengetahui identitas diri Wajib Pajak sangat disarankan untuk memperoleh kartu NPWP guna memperlancar kewajiban sebagai wajib pajak dan mohon bagi yang sudah mempunyai kartu NPWP agar dapat disimpan dengan baik dan jangan sampai hilang.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Khususnya bagi seksi pelayanan dan seksi ekstensifikasi agar lebih mengoptimalkan kinerjanya, dan mensosialisasikan ke Wajib Pajak agar lebih sadar untuk mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak setempat.

3. Bagi Penulis

Memperdalam prosadur Tatacara Penerbitan NPWP baik secara jabatan maupun tidak, dan mensosialisasikan ke masyarakat untuk memiliki NPWP.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM

A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak didirikan pada masa penjajahan Belanda . Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama belasting yang kemudian setelah kemerdekaan berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia .

Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat , di dalam pelayanan pembayaran pajak , maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia NO. 267/KMK.01/1989 , diadakan perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.123/PMK .01/2006 jo No 67/PMK.01/2008, tentang organisasi dan tata kerja instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak , yang didalam keputusan tersebut telah berubahnya sebagian besar instruksi dan terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan . Adapun sebelumnya nama sebutan dari Kantor Pelayanan Pajak adalah Kantor Inspeksi Pajak (KIP).


(24)

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat didirikan pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak . Pada saat itu masih ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara . Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No 276/KMK/01/1989 tanggal 25 maret 1989 tentang organisasi dan tata usaha Direktorat Jenderal Pajak , maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak . Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.443/KMK/01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Polonia mulai berlaku sejak tanggal 25 Januari 2002.Melalui pengumuman Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumatera I , PENG-04/WPJ.01/2008 Tanggal 26 Mei 2008 KPP Medan Barat di pecah menjadi KPP Pratama Medan Barat dan KPP Pratama Medan Petisah yang mulai berlaku sejak 27 Mei 2008.

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat VISI

Adapun visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat dipercayai untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan kantor wilayah DJP Sumatera bagian Utara .


(25)

MISI

Adapun misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah meningkatkan penerimaan negara melalui PPH ,PPN , PPnBM, PTLL, serta peningkatan kecepatan dan mutu pelayanan perpajakan senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi. C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat yang meliputi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kesawan, Kelurahan Silasas, Kelurahan Sei Agul, Kelurahan Karang Berombak , Kelurahan Glugur Kota dan Kelurahan Pulo Brayan Kota.

Tabel II.1 Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

Waskon I Glugur Kota

Waskon II Kesawan

Waskon III Pulo Brayan Kota

Karang Berombak

Waskon IV Sei Agul


(26)

D. Tugas Umum dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan , pelayanan, pengawasan Wajib Pajak dibidang pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) , Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) , serta Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat menyelenggarakan fungsi :

a. Pengumpulan , pencarian, dan pengolahan data , pengamatan potensi

perpajakan , penyajian informasi perpajakan , pendataan objek dan subjek pajak.

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan , penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta pemberitahuan surat lainnya .

d. Penyuluhan Perpajakan

e. Pelaksanaan Registrasi Wajib Pajak f. Pelaksanaan Ekstensifikasi

g. Penatausahaan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak

h. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak


(27)

j. Pelaksanaan Konsultasi Perpajakan k. Pelaksanaan Intensifikasi

l. Pembetulan Ketetapan Pajak

m. Pelaksanaan administrasi kantor

E. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok serta Fungsinya dari Setiap Seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing seksi dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur organisasi tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur , baik, dan untuk mencapai tujuan secara maksimal . struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa .

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat menerapkan bentuk struktur organisasi Garis dan Staff, yaitu suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat. Struktur Organisasi yang


(28)

ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat digambarkan sebagaimana terlampir dalam lampiran.

Adapun seksi /sub bagian yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat antara lain adalah sebagai berikut :

1) Sub Bagian Umum

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi(PDI)

3) Seksi Pelayanan

4) Seksi Penagihan

5) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal( RIKI) 6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan\

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10)Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11)Seksi Fungsional

Saat ini di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat tercatat ada sekitar 76 orang pegawai yang terdaftar . Dibawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai disetiap unit pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.


(29)

Tabel II.2 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat

No Unit Jumlah Pegawai

(orang )

1 Sub Bagian Umum 8

2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 6

3 Seksi Pelayanan 11

4 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4

5 Seksi Penagihan 5

6 Seksi Ekstensifiksi Perpajakan 5

7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 6

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7

9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7

11 Seksi Fungsional 10

Jumlah 76 orang

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Tahun 2015

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ini dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 11 seksi. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan


(30)

Barat terletak di jalan Asrama No. 7 A , Medan . KPP Pratama Medan Barat dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas mengkoordinasi penyusunan rencana kerja KPP , mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi yang ada dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kanwil yang bersangkutan Kepala Kantor tersebut membawahi 11 seksi , yang gambaran tugas masing-masing seksi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kepala Kantor

Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas dan mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan , Pajak Pertambahan Nilai , Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

1) Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dan mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan perlengkapan . Adapun tugasnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan urusan tata usaha

b. Melakukan urusan kepegawaian


(31)

d. Melaksanakan pengurusan surat masuk KPP yang bukan WP

e. Melaksanakan pengurusan surat keluar KPP

f. Melaksanakan pemrosesan berkas/arsip umum( non WP)

g. Melaksanakan penyusutan arsip yang tidak mempunyai nilai guna

atau telah memenuhi jadwal retensi arsip

h. Mengelola penyelenggaraan penataan berkas kepegawaian (dosir) , surat atau dokumen di KPP untuk memudahkan penelusuran kembali.

i. Mengelola penyusunan rencana kinerja , revisi rencana kinerja

pelaksana, serta evaluasi kinerja pelaksanaan di lingkungan KPP

j. Mengelola penyusunan usulan surat keputusan penetapan jabatan

dan peringkat jabatan pelaksana di lingkungan KPP

k. Menyetujui Konsep Surat Perjalanan Dinas ( SPD)

l. Menyelenggarakan sosialisasi /pelatihan teknis pada KPP m. Menyetujui konsep laporan barang inventaris kantor di KPP

n. Mengelola penyiapan kebutuhan rapat atau pertemuan dinas kantor untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

o. Menyusun konsep tindak lanjut LHP dari instansi pengawasan

fungsioanal

p. Membimbing pegawai untuk meningkatkan efesiensi ,


(32)

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Adapun tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengumpulan, pencarian , pengolahan data , penyajian,

informasi perpajakan .

b. Perekaman dokumen perpajakan

c. Merekam surat setoran pajak (SSP) lembar 3

d. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Masa PPN

e. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) PPh Pasal 21

f. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Pasal 23/26

g. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Final Pasal 4 ayat 2

h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan

i. Memberikan pelayanan dukungan teknis komputer

j. Pemantauan aplikasi e.SPT dan e-filling

k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan

pengelolaan kinerja.

l. Mengarahkan pendokumentasian dokumen pengolahan kinerja di KPP

m. Menyusun laporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.

3) Seksi Pelayanan

Melakukan penerbitan produk hukum perpajakan , pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan , penerimaan dan pengolahan surat


(33)

pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku . Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

b. Menerima dan meneliti , serta merekam surat permohonan dari wajib

pajak dan surat-surat lainnya .

c. Melakukan penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan wajib

pajak dan surat lainnya

d. Melakukan penatausahaan pendaftaran , pemindahan data , dan

pencabutan identitas wajib pajak

e. Melaksanakan urusan kearsipan wajib pajak baik dalam bentuk

formulir maupun dalam bentuk media elektronik.

f. Melaksanakan penyelesaian registrasi WP , objek pajak atau

pengukuhan pengusaha kena pajak

g. Melaksanakan penerimaan dan penatausahaan SPT Tahunan , SPT

Masa , dan lainnya

h. Melaksanakan penerbitan Surat Keterangan NJOP

i. Melaksanakan kerjasama perpajakan dengan instansi lain


(34)

4) Seksi Penagihan

Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif , piutang pajak , penundaan dan angsuran tunggakan pajak , dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan .

Adapun tuganya sebagai berikut :

a. Melakukan urusan angsuran tunggakan pajak

b. Melaksanakan penundaan dan angsuran tunggakan pajak

c. Penagihan aktif

d. Membuat daftar penghapusan piutang pajak

e. Penyimpanan dokumen-dokumen

f. Melaksanakan penatausahaan SKPKB/SKPKBT/STP beserta

lampirannya dan surat pembayaran pajak (SSP ) beserta buku pemindahbukuan dalam rangka pengawasan tunggakan dan pelunasan pajak

g. Melaksanakan penelitian administrasi terhadap piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat ditagih

h. Melaksanakan pemindah berkas penagihan beserta data-data

tunggakan pajak lainnya , bagi wajib pajak yang pindah ke KPP lain

i. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan penagihan pajak untuk

mengetahui jumlah realisasi penagihan pajak


(35)

k. Membuat usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak 5) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal (RIKI)

Pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan , pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya . Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan pajak agar pelaksanaan

tugas dapat berjalan lancar

b. Menyusun daftar nominatif dan / atau lembar penugasan pemeriksaan

wajib pajak yang akan diperiksa

c. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

d. Menerbitkan dan menyalurkan surat perintah pemeriksaan pajak serta

administrasi pemeriksaan pajak lainnya

e. Mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penyelesaian

pemeriksaan

f. Mengajukan usulan permohonan perluasan pemeriksaan

g. Melakukan pengawasan pelaksanaan jadwal pemeriksaan sesuai

dengan rencana yang ditetapkan

h. Melakukan pengawasan pelaksanaan ketentuan administrasi

pemeriksaan

i. Melaksanakan penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan


(36)

j. Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan

k. Mengirimkan Laporan Hasil Pelaksanaan Pengamatan

l. Melaksanakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya . 6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan , pendataan subjek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

Adapun tugasnya sebagai berikut : a. Pendataan subjek pajak

b. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak data

menunjang ekstensifikasi

c. Menyusun konsep laporan penilaian kembali objek pajak dalam

rangka keberatan

d. Melaksanakan pengamatan dan pencarian data potensi perpajakan

berdasarkan rencana kerja ekstensifikasi dan instruksi instansi vertikal

e. Menyusun daftar nominatif wajib pajak yang akan dilakukan

pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka pemberian NPWP dan pengukuhan PKP secara jabatan

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Melaksanakan pengawasan kepatuhan wajib pajak ( PPh, PPN, PPnBM, dan pajak lainnya ), bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak dan


(37)

konsultasi teknis perpajakan , penyusunan pfofil wajib pajak , analisi kinerja wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi , dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku . dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial tertentu) .

Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Membimbing dan menghimbau kepada wajib pajak dan konsiltasi

teknik perpajakan kepada wajib pajak

b. Meneliti estimasi penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak ,

perkembangan ekonomi dan keuangan

c. Menetapkan pembuatan profil wajib pajak serta usul rencana

kunjungan kerja kelokasi wajib pajak dalam rangka pengawasan dan pemuktahiran data wajib pajak

d. Menganalisis kinerja wajib pajak

e. Memberikan konsultan kepada wajib pajak tentang ketentuan

pereturan perundang-undangan perpajakan

f. Meneliti pelaksanaan rekonsiliasi data wajib pajak

g. Meneliti konsep penerbitan surat keterangan bebas pemotongan

pemungutan PPh dan Pemungutan PPN h. Meneliti usulan wajib pajak patuh


(38)

i. Meneliti usulan Surat Keterangan Fiskal (SKF) Non Bursa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(39)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pembangunan adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

Bangsa Indonesia tidak mungkin selamanya mengandalkan sumber pendapatan negara dari sektor migas saja, sebab sumber daya alam Indonesia saat ini mulai menipis dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan bahkan mungkin tidak dapat diperbaharui lagi. Mengetahui hal tersebut maka pemerintah mengupayakan pengoptimalan sumber pendapatan negara dari sektor yang lain. Salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yang berupa pajak. Manfaat pajak diperuntukan bagi pengeluaran - pengeluaran pemerintah dan public investment.

Salah satu sumber dana yang dimaksud adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan merupakan pajak negara, sehingga hasil pemungutannya merupakan sumber penerimaan Anggaran Pendapan dan Belanja Negara (APBN). Pajak Penghasilan merupakan pajak langsung yang pemungutannya langsung kepada


(40)

Wajib Pajak (WP), dan secara periodik setahun sekali dengan terutangnya pada akhir tahun.

Dalam rangka melaksanakan semua aktivitas perpajakan, wajib pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang berfungsi sabagai pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran dan pengawasan administrasi perpajakan. Setiap dokumen perpajakan sebagai contoh Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan (SPT), harus mencantumkan NPWP.

Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotongroyongan Nasional melalui sistem menghitung besarnya pajak yang harus dibayar serta memperhitungkan besarnya selisih antara pajak yang harus dibayar dengan kredit pajak dan apabila terdapat pajak yang kurang bayar, maka harus dilunasi terlebih dahulu. Membayar dan melaporkan sendiri kewajibannya atas pajak yang terutang atau sering disebut dengan sistem self assessement sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, teliti, terkendali, sederhana, dan mudah dipahami oleh wajib pajak.

Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang


(41)

-undangan perpajakan. Karena sebagian besar penerimaan berasal dari sektor pajak, untuk itu Pemerintah sangat mengharapkan tumbuhnya kesadaran dari diri wajib pajak untuk tidak meninggalkan dan melalaikan kewajibannya dalam hal pembayaran atas pajak yang terutang.

Untuk memperoleh hasil sebaik mungkin, Pemerintah telah berupaya keras dengan berbagai cara untuk memberitahukan kepada wajib pajak bahwa betapa pentingnya pajak itu bagi kelangsungan dan kelancaran pembangunan Nasional demi terwujud masyarakat yang tentram, sejahtera, adil, dan makmur. (Prayudha, 2009)

Walaupun pemerintah sudah memberikan banyak sosialisasi melalui penyuluhan tentang masalah perpajakan, namun banyak juga hal - hal yang berhubungan dengan masalah perpajakan yang belum dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Serta belum timbulnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan dan upaya penghindaran kewajiban perpajakan oleh wajib pajak. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan undang - undang perpajakan yang mengatur tatacara penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP merupakan langkah awal pelaksanaan kewajiban perpajakan. Sehubung dengan hal tersebut, maka penulis akan mengambil judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri “Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Jabatan di Kantor Pelayana Pajak Pratama Medan Barat”.


(42)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini bertujuan untuk:

1.1Untuk mengetahui prosedur permohonan NPWP pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

1.2Untuk mengetahui sanksi apabila Wajib Pajak tidak mendaftarkan NPWP.

1.3Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan penerbitan NPWP secara

jabatan.

1.4Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dalam tatacara penerbitan NPWP secara jabatan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa

a. Mempelajari perilaku - perilaku dan keahlian baru.

b. Mempelajari pembentukan tim dan kerjasama.

c. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan.

d. Meningkatkan kemampuan berhubungan satu dengan yang lainnya.

e. Mendorong untuk belajar mempertinggi prestasi. f. Merangsang aktifitas dan efisiensi.


(43)

2.2Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

a. Membina hubungan baik dengan Program Studi Administrasi

Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

b. Memperoleh ide - ide baru.

c. Mempromosikan image yang baik kepada masyarakat khususnya

sivitas akademika FISIP USU.

d. Meningkatkan pemikiran - pemikiran baru.

e. Mendapatkan masukan dan saran untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak yang tidak patuh/ kurang patuh, dan

f. Menjalin hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara,

khususnya mahasiswa yang sedang mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Mendapatkan masukan dan saran untuk munculnya wajib pajak

yang tidak patuh/ kurang patuh.

b. Membuka interaksi antara dosen dengan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat.

c. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak kantor pelayanan pajak dengan perguruan tinggi khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(44)

d. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan. C. Uraian Teoritis

Definisi Pajak

Definisi atau pengertian pajak bermacam - macam. Dibawah ini dikutip beberapa definisi yang diberikan para ahli perpajakan sebagai berikut:

Pajak adalah iuran kepada negara ( yang dapat di paksakan ) yang tertutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah. (Waluyo, 2011 : 2)

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, dalam disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Rotong”, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964 pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma- norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang- barang dan jasa- jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Mardiasmo, 2003 : 5)

Menurut Prof. Edwin R. A. Seligman dalam buku “Essay in Taxation” yang diterbitkan di Amerika menyatakan : Adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditunjukan secara khusus pada seseorang. Memang demikian halnya bahwa bagaimanapun juga pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat. (Waluyo, 2011 : 2)


(45)

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut :

1. Pajak dipungat berdasarkan undang - undang serta peraturannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu


(46)

Fungsi Pajak

Dari ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi yaitu :

1. Fungsi budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran - pengeluaran pemerintah.

Contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi regulerend (Mengatur)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.

Contoh: yaitu dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat untuk memperoleh data tentang :

1. Prosedur permohonan NPWP.

2. Sanksi apabila Wajib Pajak tidak mendaftarkan NPWP. 3. Hal-hal yang menyebabkan penerbitan NPWP secara jabatan


(47)

4. Hambatan dan uapaya yang dilakukan KPP Pratama Medan Barat dalam tatacara penerbitan NPWP secara jabatan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Yang menjadi metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ada lima yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, persetujuan judul oleh Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, persetujuan proposal, penentuan dosen pembimbing sehingga ada konsultasi dengan pihak dosen, dan pengajuan izin untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

2. Studi Literatur (Kepustakaan)

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang pepajakan, majalah, surat kabar, catatan - catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).


(48)

3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan mengikuti PKLM pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat serta mempelajari laporan - laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mulai mencari dan mengumpulkan data - data yang diperlukan dengan melakukan:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari fihak - fihak yang memahami dan menguasai objek kajian dalam PKLM.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang

mendukung laporan penyajian PKLM. 5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menganalisa permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi/jalan keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

F. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan Metode Pengumpulan Data sebagai berikut:


(49)

1. Daftar Observasi (observation guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objekPraktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperoleh.

2. Daftar Wawancara (interview guide)

Melakukan kegiatan wawancara langsung yang melibatkan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat baik secara lisan maupun tulisan.

3. Daftar Dokumentasi

Dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi maksud sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dibuat dalam 5 (lima) bab dan dilengkapi dengan sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan menegenai latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tentang Nomor Pokok Wajib Pajak,


(50)

pembahasan dan penjelasan, tujuan dan manfaat penulisan, uraian teoritis, ruang lingkup, metodel PKLM serta metode pengumpulan data dan bentuk sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK

Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran petugas/pegawai instansi.

BAB III : GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

Dalam bab ini diuraikan mengenai ketentuan, objek dan subjek pajak, persyaratan administrasi, serta tata cara penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan penganalisaan terhadap data yang didapat serta mengevaluasi data tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai tata cara penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan dan masalah yang timbul dari pelaksanaan PKLM serta saran-saran terhadap pelaksanaan PKLM agar lebih baik dari masa yang akan datang.


(51)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATACARA PENERBITAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) SECARA JABATAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

MEDAN BARAT O

L E H

NAMA : NUR INDAH SARI NIM : 122600108

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(52)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang berjudul “Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Jabatan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat”.

Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan merujuk pada buku literatur serta kondisi objektif yang terjadi dilapangan, undang - undang yang terkait dengan referensi lainnya, Penulis menyajikan Tugas Akhir ini.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu


(53)

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Diploma III

Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Harmaini Hasan, S.H M.M selaku Dosen Pembimbing dalam

penyelesaian Tugas Akhir sekaligus Dosen pengajar di administrasi perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu staff pegawai maupun staff pengajar di Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis berada di bangku perkuliahan.

6. Budiman Arif selaku Pegawai di seksi perekaman data dan informasi (PDI) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

7. Kepada Ayahanda M. Nasir dan Ibunda Tumirah, Abang Kandung penulis serta

dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, motivasi, dan banyak berkorban moril dan materil demi penulis.

8. Teman-teman seperjuangan Tax B 2012, serta seluruh mahasiswa Program


(54)

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulisan mengharapkan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, 1 Juli 2015 Penulis


(55)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C.Uraian Teoritis ... 6

D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

F. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

G.Sistematika Penulisan Laporan ... 11

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 13

A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 13

B.Visi, Misi, dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 14

C.Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 15

D.Tugas Dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 16


(56)

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI ... 29

A.Ketentuan Umum ... 29

B.Nomor Pokok Wajib Pajak ... 33

• Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak ... 33

• Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan ... 35

• Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha... 37

• Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak ... 37

• Manfaat Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ... 38

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI ... 39

A.Prosedur Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak ... 39

B.Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan ... 41

• Bagan Arus ... 44

C.Sanksi Tidak Mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak ... 45

D.Hambatan Dalam Penerbitan NPWP di KPP Pratama Medan Barat ... 45

E.Upaya Yang Dilakukan KPP Pratama Medan Barat ... 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A.Kesimpulan ... 48

B.Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(57)

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang berjudul “Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Jabatan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat”.

Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan merujuk pada buku literatur serta kondisi objektif yang terjadi dilapangan, undang - undang yang terkait dengan referensi lainnya, Penulis menyajikan Tugas Akhir ini.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu


(2)

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Diploma III

Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Harmaini Hasan, S.H M.M selaku Dosen Pembimbing dalam

penyelesaian Tugas Akhir sekaligus Dosen pengajar di administrasi perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu staff pegawai maupun staff pengajar di Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis berada di bangku perkuliahan.

6. Budiman Arif selaku Pegawai di seksi perekaman data dan informasi (PDI) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

7. Kepada Ayahanda M. Nasir dan Ibunda Tumirah, Abang Kandung penulis serta

dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, motivasi, dan banyak berkorban moril dan materil demi penulis.

8. Teman-teman seperjuangan Tax B 2012, serta seluruh mahasiswa Program


(3)

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulisan mengharapkan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, 1 Juli 2015 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

F. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 11

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 13

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 13

B. Visi, Misi, dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 14

C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 15

D. Tugas Dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 16


(5)

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI ... 29

A. Ketentuan Umum ... 29

B. Nomor Pokok Wajib Pajak ... 33

• Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak ... 33

• Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan ... 35

• Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha... 37

• Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak ... 37

• Manfaat Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ... 38

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI ... 39

A. Prosedur Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak ... 39

B. Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan ... 41

• Bagan Arus ... 44

C.Sanksi Tidak Mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak ... 45

D.Hambatan Dalam Penerbitan NPWP di KPP Pratama Medan Barat ... 45

E.Upaya Yang Dilakukan KPP Pratama Medan Barat ... 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(6)