Hubungan Antara Motivasi Menjadi Anggota Koperasi Dengan Keaktifan Berorganisasi Dalam Koperasi Mahasiswa”

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MAHASISWA MENJADI

ANGGOTA KOPERASI DENGAN KEAKTIFAN

BERORGANISASI DALAM KOPERASI MAHASISWA

(Studi Pada Anggota Organisasi Dalam Koperasi Mahasiswa

Universitas Lampung)

Oleh

Desti Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa saja motivasi mahasiswa menjadi anggota Koperasi Mahasiswa dan untuk mengetahui adakah hubungan motivasi mahasiswa dengan keaktifan berorganisasi dalam Koperasi Mahasiswa.Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 61 mahasiswa sebagai anggota Koperasi Mahasiswa Unila. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara. Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pengujian hipotesis secara korelasi karena nilai r hitung sebesar 0,49 dan bernilai positif. Nilai koefesien korelasi anatara hubungan motivasi anggota dengan keaktifan berorganisasi sebesar: r ≤ +1 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif anatara hubungan motivasi anggota dengan keaktifan berorganisasi. Sesuai dengan perumusan hipotesis, Karena nilai t-hitung ( 4,33 ) > t-tabel (2,39238) dengan taraf signifikan 99%, maka koefisien korelasinya signifikan yang berarti hipotesis diterima. Berarti Ho ditolak dan Hi diterima yaitu Terdapat hubungan anatara Motivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dengan keaktifan berorganisasi. Hasil penelitian diperoleh pada uji χ2 – Chi-squar untuk p-value (0,006) < α (0,01). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan signifikan dengan keaktifan berorganisasi dapat diterima.


(2)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MAHASISWA MENJADI

ANGGOTA KOPERASI DENGAN KEAKTIFAN

BERORGANISASI DALAM KOPERASI MAHASISWA

(Studi Pada Anggota Organisasi Dalam Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung)

Skripsi

Oleh

DESTI WULANDARI

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Situasi Masalah………...……….….…16

Gambar 2.2 Situasi Pilihan….………....….17

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir………...…28

Gambar 3.1 Nilai koefesien korelasiakan selalu sebesar : - 1 ≤ r ≤ + 1...40

Gambar 5.1 Kategori Motivasi Intrinsik...60

Gambar 5.2 Kategori Motivasi Ekstrinsik...61

Gambar 5.3 Kategori Keaktifan Berorganisasi...62 Gambar 5.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Dasar Mengikuti Organisasi……….………60 Gambar 5.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Alasan Mengikuti Organisasi………..……….61 Gambar 5.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Alasan Mengikuti Kegiatan Kopma……….62 Gambar 5.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Manfaat Mengikuti Organisasi……….63 Gambar 5.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Partisipasi Dalam Kegiatan Kopma……….………64 Gambar 5.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Alasan Tidak Aktif Kegiatan Kopma………..………65 Gambar 5.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Rutinitas Membayar Simpanan………66 Gambar 5.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan

Rutinitas Mengemukakan Pendapat Dalam Setiap Rapat………67 Gambar 5.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan


(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Koperasi ... 9

1. Sejarah Koperasi ... 9

2. Pengertian Koperasi ... 11

3. Jenis Koperasi di Indonesia ... 12

4. Fungsi dan Prinsip Koperasi ... 13

B. Tinjauan Tentang Motivasi Anggota Dalam Berorganisasi ... 15

1. Pengertian Motivasi ...15

2. Teori Motivasi Herzberg ...18

C. Tinjauan Tentang Keaktifan Anggota Dalam Berorganisasi ...22

D. Hubungan Antara Motivasi Anggota Terhadap Keaktifan Berorganisasi...24

E. Kerangka Pikir ... 28

F. Hipotesis Penelitian...29

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 30

B. Definisi Konsep ... 31


(6)

xiii

D. Indikator ... 32

E. Lokasi Penelitian ... 33

F. Populasi dan Sampel ... 34

G. Jenis dan Sumber Data………..……….35

H. Teknik Pengumpulan Data………..…..…….37

I. Teknik Pengolahan Data………..…………38

J. Teknik Analisis Data……….……….………...…………..39

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 45

1. Identitas Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 45

2. Sejarah Singkat Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 45

3. Usaha Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 46

B. Visi, Misi, Landasan, dan Tujuan Fungsi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 48

C. Penataan Organisasi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 49

D. Struktur Organisasi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung ... 57

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penyajian Hasil Penelitian ... 58

B. Pengujian Hipotesis ... 72

C. Pembahasan Hubungan Motivasi dengan Keaktifan Berorganisasi………79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA...xvii


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian...………...…..…88

2. Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi...95

3. Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi.Intrinsik...98

4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi.Ekstrinsik...101

5. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keaktifan...104

6. Distribusi Hasil Uji korelasi Antara Motivasi Dengan Keaktifan Berorganisasi...107

7. Distribusi Hasil Uji χ2 – Chi-squar Antara Motivasi Dengan Keaktifan Berorganisasi...107

8. Tabel t Korelasi...108

9. tabel r Product Moment...109

10. Tabel χ2 – Chi-squar...110


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Data Anggota Baru Koperasi Mahasiswa Unila

Dalam Lima Tahun Terakhir………...……7

Tabel 3.1Instrumen Skala Likert………...……36

Tabel 3.2Struktur data Uji Chi Square……….…..….42

Tabel 3.3Peluang Kejadian……….…...42

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas……...………....56

Tabel 5.2 Hubungan Antara Motivasi Intrinsik dengan Keaktifan Berorganisasi...60

Tabel 5.3 Hubungan Antara Motivasi Ekstrinsik dengan Keaktifan Berorganisasi...61

Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan...70

Keikutsertaan Kegiata...……….…...68

Tabel 5.5 Korelasi...73

Tabel 5.6 Uji Korelasi Hubungan Antara Motivasi dengan Keaktifan Berorganisasi....75

Tabel 5.7 Uji χ2 – Chi-squareMotivasi dengan Keaktifan Berorganisas…………...…70 Tabel 5.8 Distribusi Hasil Uji χ2 – Chi-square Motivasi dengan Keaktifan


(9)

(10)

MOTO

“Sesungguhnya Allah Tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka berusaha

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “

(QS. AR RA’DAD Ayat 11)

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan kepadanya jalan menuju surga (HR. Muslim)

Ilmu lebih baik dari pada harta, karena ilmu akan menjaga kamu dan semakin berkembang jika dimanfaatkan, sedangkan harta kamulah yang menjaganya dan akan habis bila dinafkahkan (Ali Bin Abi Tholib RA)

“Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ada jalan” (Peribahasa Islam)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Al-insyiroh: 6-8)

"pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai" oleh Thomas Szasz-psikiater asal Hungaria.

"esensi menjadi manusia adalah ketika seseorang tidak mencari kesempurnaan" oleh George Orwell-Novelis Inggris.

"pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan"

oleh Samuel Jhonson-kritikus Inggris. Die because of imagination is better than living without imagination. Mati karenaimajinasilebih baik daripadahidup tanpaimajinasi.by Moeriearty

Semangat dalam mengejar sebuah mimpi dan terus berusaha serta berdo’a  Dan jangan lupa untuk selalu tersenyum Bun~CiiiS ^_^


(11)

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1992 di Bandar Lampung. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Suwarno dan Ibu Nur Zulaikha.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. Sekolah Dasar Negeri 6 Gedongair yang diselesaikan pada tahun 2004. 2. SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007. 3. SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi. Dalam perjalanan menempuh pendidikan ini penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kedaton Kecamatan Kasui Kabupaten Waykanan pada tahun 2013. Selama menempuh pendidikan di Unila penulis juga aktif mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, diantaranya HMJ Sosilogi pada tahun 2011 sebagai anggota, pada tahun 2013-2014 sebagai Sekretaris Divisi Danus (Dana dan Usaha). Di organisasi Koperasi Mahasiswa (KOPMA) penulis aktif pada tahun 2010 sebagai anggota, tahun 2011 sebagai staff Keuangan dan di tahun 2012-2013 sebagai Kepala Bidang Administrasi serta di tahun 2013-2014 sebagai Ketua Badan Pengawas.


(13)

(14)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya di setiap perjalanan hidup dalam menempuh pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Menjadi Anggota Koperasi Dengan Keaktifan Berorganisasi Dalam Koperasi Mahasiswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi serta dukungan kepada penulis. Atas segala bantuan yang diterima, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(15)

3. Pembimbing utama Bapak Dr. Sindung Haryanto, M.Si. terimakasih atas segala bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hartoyo, M.Si, selaku pembahas dosen, terimakasih banyak atas segala saran dan bimbingan proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H selaku pembimbing akademik terimakasih. 6. Terimakasih banyak kepada seluruh dosen-dosen sosiologi yang telah

banyak memberikan ilmu dan inspirasi besar dalam hidup penulis, , Ibu Vivit, Ibu Yuni,Ibu Endri, Ibu Anita, Ibu Paraswati, Ibu Dewi, Ibu Erna Pak Ben, Pak Bintang, Pak Gede, Pak Ikram, Pak Suwarno, Bung Pay, Pak Usman, Pak Fahmi. Terimakasih untuk setiap pengetahuan dan motivasi baru yang penulis peroleh setiap harinya selama kuliah.

7. Kepada seluruh keluarga besarku yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan, kedua orang tuaku (terimakasih untuk kasih sayang dan doa kalian), Ifah,Bila dan Indah (kalian yang sekarang harus menjadi penerus kesuksesan selanjutnya), Mbah Putri yang selalu memberikan nasehatnya tanpa henti untuk menegur ku disaat ku sedang lalai. Terimakasih untuk semuanya 

8. Andro Halim Wicaksana, A.Md terimakasi yaa Odo yang selalu sabar menyemangati, mengingatkan ku dan perhatiannya 

9. Sahabat-sahabat ku Tiara Meilita Sella dan Reza Febriyanti terimakasih atas waktu yang telah kalian luangkan untuk ku. Untuk mendengarkan curhatan ku dan menyemangatiku 

10.Teman SD ku yang sampai sekarang kalau ketemu langsung lengket haha Dwi Tiara Saputri


(16)

11.Teman- teman SMP ku yang juga tetangga ku Agustia, Monalia, Fitri, Meli, Anis, Fara, Rosa,Putri, Yurike, Dewi L, Nani, Mersia wahh kangen kalian 

12.Teman-teman SMA baik ipa 1 dan 2 si kembar Amilian dan Amelia, Fera, Andha, Windya, Relin, Via, Tias, Doko dan Ana, Eka Chandra, Yola, Harme, Bangun, Roby, Febby, Ino, Ina, Jannah, Rian dan Mia, Resti, Oki, Arie, Deswandi, Aprizal, Novi, Sherly, Leza, Tika, Sonya, Pawit, dkk yang gak bisa disebutin semuanya. tetap jaga silaturahmi yaaa 

13.Sosiologi 2010, yang katanya “Pelangi” Ayu,Arini,Emi,Mona,Fanny,Peni (dari awal hingga akhir perjalanan di kampus hijau ini kita tetap bersama kalian yang terbaik makasiiii yaa), Dwi,Rana,Pipit,Selly,Sulis,Nora makasiii bantuan kalian saat2 kepengurusan HMJ. Trimakasi juga buat temen2 kepengurusan HMJ periode tahun 2013-2014. Jani dan Yetti yang sama2 berjuang dengan pembimbing yang sama. Oya ada Neli,yeksi,ria,komang,andria juga terimaksi keceriannya juga untuk nurul aw, hanna, chyntia, desi, ega, hanif,delsi, desi,lesi, rara, dian, marchely, hesti, adanti, wah siapa lagi yaa dkk yang gak bisa disebutin semuanya. terimaksiii semuanyaa Untuk kebersamaan kita, canda, tawa, haru, duka kita jalani bersama di Sosiologi ku bersyukur memiliki kalian semua dalam sejarah hidupku. Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalanan kesuksessan ini.

14.Kepengurusan Kopma periode tahun 2012-2013 trimakasi kak bayu sebagai ketum yang slalu ngingetin tugas2 desti sebagai admin, kafi dan eka (jajat) yang membantu desti dalam menjalankan progja, sis,arif,alan


(17)

kalian itu slalu kompak psda slalu ceria tp sis keliatan serem hee piiis  mb yana,yan,rizky,leni yang selalu semangat di usaha  mb wirdha dan rima yang juga kompak bingiits mengelola keuangannya  kalian semua keren deh makasi ya untuk semangatnya slama ini  dan untuk rizky dan alan sebagai BP makasi ya kerjasamanya  tetap jaga silaturahmi yaa  15.Kawan-kawan KKN Kasui Way Kanan, Mb Sal, Mb Rani, Retno, Dwi,

Luluk, Gusti, Zelvi dan Syfa kuaciiiii mmuuach :* dan yang lainnya k.hadi, k.anwar, k.hendy, k.latif, k.feny, k.pepen, k.dedy, k.rizki, k.mei, adit,satria,ucok, k.willy. Terimakasih untuk kebersamaan kita, kekompakkan kita, perbedaan mengajarkan banyak arti yang sebenarnya sangat besar.

16.Keluarga Besar Kopma kk ilham, kk aji, kk bandha, kk taat, mb imas, mb laura,kk ronald, kk irfan, kk ian dan elis mb ncuz, mb desi, mb dwi, mb ledy, mb ati, mb woro, mb wina, mb desti, mb nisa, mb ntand, mb nonot, alm.kk manto, mb eka, kk rahmat, kk aan, kk apri, kk iwa,herlina, kk jupri, kk kukuh, kk agung, kk dafi, mb ns, daniel,julian, kk arif, siti, fitma, novi, rere, anggi, kk ivan, kk riki, desmon, launa,safitri,nona, april, ari, habibie, rio, ical,abdul, ipal, via, ani, ardan, ono, deo, doan, mila, bambang, novanda, alimi, laras, mb evi, mb nurul, ayi, mb elsa, ana, wulan, nuy, pemi, ucha, rifky dan vita, rifai, suroto, agus, yuda, lisa, dini, eko, fitri, juwita, mifta, murni, nadir, aisyah, andani, anida,nikita, dian, jay,dkk yang gak bisa disebutin semuanya. Terimakasih SEMANGAT PAGI 

17.Seluruh pihak yang berperan besar dalam perjalanan penulis mencapai semua ini, penulis ucapkan terimakasih syukron


(18)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mohon maaf dan semoga skripsi ini dapat diterima di masyarakat. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi untuk seluruh pihak. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya dan senantiasa menjadi orang-orang yang istiqomah berada di jalan-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis,


(19)

(20)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menggerakkan perekonomian rakyat sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka perkoperasian adalah salah satu wadah yang sangat strategis dalam menggalang kekuatan ekonomi rakyat. Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang se-orang dan bentuk badan hukum yang sesuai dengan hal tersebut adalah koperasi (Pahrullaili: 2008).

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1).Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem


(21)

2

perekonomian nasional.Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi (Frians Muhardi: 2013).

Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. menyebutkan bahwa“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

R.S. Soeriaatmadja mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atau tanggungan bersama (Hendrojogi: 2000).

Pengaruh gejolak moneter yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, telah menimbulkan kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian nasional, terutama kemampuan dunia usaha dalam mengembangkan usahanya dan bahkan untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya. Lebih jauh lagi, gejolak tersebut juga telah memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan dunia usaha, untuk memenuhi kewajiban pembayaran mereka kepada kreditur. Keadaan ini pada gilirannya telah melahirkan akibat yang berantai dan apabila tidak segera diselesaikan, akan menimbulkan dampak yang lebih luas lagi. Bukan hanya dalam kelangsungan


(22)

3

usaha dan segi-segi ekonomi pada umumnya, tetapi juga terhadap masalah ketenagakerjaan dan aspek-aspek sosial lainnya, yang lebih jauh perlu diselesaikan secara adil, dalam arti memperhatikan kepentingan koperasi sebagai debitur ataupun kepentingan kreditur secara seimbang, yang penyelesaiannya harus dilakukan secara cepat dan efektif (Artha: 2008).

Koperasi berasal dari kata Co dan Operation. Co berarti bersama. Operation yang berarti bekerja. Oleh sebab itu definisi dapat diberikan sebagai suatu perkumpulan yng beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya (Purwanto: 1989).

Di Indonesia, koperasi adalah unit usaha yang paling banyak mendapat julukan. Julukan itu begitu mulia diantaranya „‟soko guru perekonomian Indonesia‟‟ „‟tulang punggung ekonomi rakyat‟‟, dan lain-lain. Namun, kendati mendapat julukan-julukan mulia dan disebutkan dalam konstitusi, ternyata koperasi Indonesia selama setengah abad lebih keberadaannya, tidak menunjukkan perkembangan yang menggermbirakan. Ia tetap saja hanya ada di bibir para pejabat pemerintahan, dan tidak tampak di permukaan sebagai „‟bangun perusahaan‟‟ yang kokoh dan mampu sebagai landasan (fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi berada pada sisi marginal (Martin Manurung: 1989).


(23)

4

Hal ini sesuai dengan seperti yang diungkapkan oleh I. Wayan Dipta, yaitu:

Dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar utama yang menyangga perekonomian. Ketiga pilar itu adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Ketiga pilar ekonomi tersebut mempunyai peranan yang masing-masing sangat spesifik sesuai dengan kapasitasnya. Sayangnya, dari ketiga pilar itu, koperasi, walau sering disebut sebagai soko guru perekonomian, secara umum merupakan pilar ekonomi yang „‟jalannya paling terseok‟‟ dibandingkan dengan BUMN dan apalagi BUMS (I Wayan Dipta: 2004).

Secara kelembagaan, sebuah koperasi adalah suatu organisasi bisnis permanent, yang didirikan dan dijalankan oleh anggota sebagai ssebuah unit operasi, disebut sebuah perusahaan koperasi. Fungsinya seperti unit-unit ekonomi permanent lainnya adalah memberikan jasa-jasa komersial dan keuangan atau memproduksi produk-produk pertanian, industri dan lainnya. Suatu hubungan spesial harus ada antara perusahaan koperasi dengan anggota-anggotanya untuk kepentingan atau kesejahteraan anggota-anggotanya (Tulus Tambunan: 2004).

Pengembangan kemahasiswaan merupakan salah satu bagian dari sub sistem pendidikan tinggi dan tidak terlepas dari kebijaksaan umum sistem pendidikan. Pengembangan kemahasiswaan dilakukan selaras dengan pembinaan dan pengembangan generasi muda indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 155/O/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pengembangan kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana untuk membentuk mahasiswa menjadi manusia yang berjiwa Pancasila, bertanggungjawab, mandiri dan mampu mengisi kemerdekaan bangsa. Pengembangan kehidupan kemahasiswaan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler.


(24)

5

Pengembangan kemahasiswaan di Universitas Lampung menjadi tanggung jawab seluruh sivitas akademia, yang dilakukan dalam suatu tatanan sistematis yang mengandung rangkaian program bembinaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, serta berlangsung secara terus menerus, yang berlaku baik untuk mahasiswa Program Sarjana, Diploma, maupun Pascasarjana. Salah satu kegiatan ekstrakurukuler di bidang kesejahteraan mahasiswa untuk menunjang profesionalisasi adalah Koperasi Mahasiswa (KOPMA).

Koperasi Mahasiswa Unila (Kopma Unila) merupakan sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang perkoperasian. Koperasi Mahasiswa Unila merupakan wujud partisipasi mahasiswa Unila dalam pengembangan dan pemasyarakatan koperasi. Kopma didirikan pada tanggal 27 Februari 1982 dan disahkan sebagai badan hukum oleh Kandep Koperasi Kodya Bandar Lampung Nomor: 506/13H/7/83 tanggal 25 Mei 1983. Koperasi Mahasiswa memiliki struktur kepengurusan yang dikelola oleh mahasiswa Unila. Terdapat juga anggota koperasi yang berperan aktif dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan oleh Koperasi Mahasiswa.

Anggota Kopma merupakan mahasiswa Unila dari berbagai Fakultas. Keanggotaan Kopma Unila mulai berlaku setelah mengikuti Diklatsarkop (Pendidikan dan Pelatihan Dasar Koperasi) serta telah membayar simpanan pokok dan simpanan wajib (Anggaran Dasar Koperasi Mahasiswa 2013). Namun dalam Pola Pengkaderan Koperasi Mahasiswa Unila disebutkan bahwa syarat menjadi


(25)

6

anggota Kopma adalah melalui tahapan yaitu pendaftaran, magang, diklat dan trainning.

Kopma Unila dalam setahun membuka dua kali pendaftaran dan memberikan kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk menjadi anggota Kopma. Setelah ratusan mahasiswa mendaftar kemudian mereka harus mengikuti tahapan selanjutnya yaitu magang. Mereka akan di bagi kelompok untuk magang di setiap usaha kopma dan di setiap bidang dalam kepengurusan. Kemudian setelah itu mereka mengikuti Diklatsarkop yng biasanya dilaksanakan dua hari yang di dalamnya peserta di beri pelatihan dasar tentang perkoperasian dan pengenalan lebih dalam terkait Kopma Unila. Selanjutnya trainning, mereka di bagi kelompok lalu di beri modal untuk usaha selama setengah bulan lalu modal di kembalikan setelah mereka mendapatkan keuntungan.

Motivasi mahasiswa dalam mengikuti Diklatsarkop tersebut untuk menjadi anggota koperasi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari data anggota Koperasi Mahasiswa Unila dalam lima tahun terakhir terhitung dari tahun 2009-2013 saat ini jumlah anggota mencapai 1.055 orang. Data anggota tersebut disesuaikan dengan nomor anggota. Motivasi itu sendiri merupakan sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berprilaku dalam cara-cara tertentu. Bermotivasi adalah keinginan pergi kesuatu tempat berdasarkan keinginan sendiri, atau terdorong oleh apa saja yang ada agar dapat pergi dengan sengaja dan untuk mencapai keberhasilan setelah tiba disana (Michael Amstrong: 1994). Serta kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah


(26)

7

tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh upaya untuk memenuhi kebutuhan individual (Robbins: 1996).

Berikut ini data anggota baru Koperasi Mahasiswa Unila lima tahun terakhir dari Tahun 2009 mahasiswa yang menjadi anggota baru Kopma sebanyak 36 orang. Kemudian di tahun 2010 mahasiswa yang menjadi anggota baru Kopma sebanyak 64 orang. Dan di tahun 2011 mahasiswa yang menjadi anggota baru Kopma sebanyak 71 orang. Di tahun berikutnya yaitu 2012 mahasiswa yang menjadi anggota baru Kopma sebanyak 131 orang. Dan di tahun 2013 sekarang ini mahasiswa yang menjadi anggota baru Kopma sebanyak 116 orang.

Tabel 1.1 Data Anggota Baru Koperasi Mahasiswa Unila Dalam Lima Tahun Terakhir

Sumber : Data Anggota Koperasi Mahasiswa Unila 2013

Kesimpulannya bahwa di tahun 2012 jumlah anggota baru kopma meningkat. Di tahun lalu Kopma menjadi salah satu UKM yang mendapatkan anggota baru terbanyak karena mampu mengadakan Diklatsarkop dengan jumlah anggota baru yang mencapai 131 orang. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh Motivasi mahasiswa dalam mengikuti Diklatsarkop tersebut untuk menjadi anggota koperasi sangat baik.


(27)

8

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Apa saja motivasi yang mendasari mahasiswa menjadi anggota Koperasi Mahasiswa?

2. Apakah ada hubungan antara motivasi mahasiswa dengan keaktifan berorganisasi dalam Koperasi Mahasiswa?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja motivasi mahasiswa menjadi anggota Koperasi Mahasiswa.

2. Untuk mengetahui adakah hubungan motivasi mahasiswa dengan keaktifan berorganisasi dalam Koperasi Mahasiswa.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu sosiologi.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pemikiran kepada seluruh pihak, terutama mengenai kajian psikologi sosial.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Koperasi 1. Sejarah Koperasi

Koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di Inggris di sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu misi utama berkoperasi adalah untuk menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi masalah-masalah ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Kemudian di Perancis yang didorong oleh gerakan kaum buruh yang tertindas oleh kekuatan kapitalis sepanjang abad ke 19 dengan tujuan utamanya membangun suatu ekonomi alternatif dari asosiasi-asosiasi koperasi menggantikan perusahaan-perusahaan milik kapitalis. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke AS dan negara-negara lainnya di dunia. Di Indonesia, baru koperasi diperkenalkan pada awal abad 20. Sejak munculnya ide tersebut hingga saat ini, banyak koperasi di negara-negara maju seperti di Uni Eropa (UE) dan AS sudah menjadi perusahaan-perusahaan besar termasuk di sektor pertanian, industri manufaktur, dan perbankan yang mampu bersaing dengan korporat-korporat kapitalis (Tulus Tambunan: 2008).

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju dan negara sedang berkembang memang sangat diametral. Di negara maju koperasi lahir sebagai gerakan


(29)

10 untuk melawan ketidak adilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Sedangkan, di negara sedang berkembang koperasi dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara sedang berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan (Soetrisno: 2001).

Dalam kasus Indonesia, hal ini ditegaskan di dalam Undang-undang (UU) Dasar 1945 Pasal 33 mengenai sistem perekonomian nasional. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dan juga dibentuk departemen atau kementerian khusus yakni Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dengan maksud mendukung perkembangan koperasi di dalam negeri.

Soetrisno mencatat bahwa pada akhir dekade 80-an koperasi dunia mulai gelisah dengan proses globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan perdagangan yang semakin pesat, sehingga berbagai langkah pengkajian ulang kekuatan koperasi dilakukan. Hingga tahun 1992 Kongres International Cooperative Alliance (ICA) di Tokyo melalui pidato Presiden ICA (Lars Marcus) masih melihat perlunya koperasi melihat pengalaman swasta khususnya di negara maju yang mampu membangun koperasi


(30)

11 menjadi unit-unit usaha yang besar yang mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan non-koperasi, termasuk perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan multinasional, dan pentingnya koperasi di negara sedang berkembang terutama sebagai salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan. „‟Namun dalam perdebatan Tokyo, dicapai suatu kesepakatan untuk mendalami kembali semangat koperasi dan mencari kekuatan gerakan koperasi serta kembali kepada sebab di dirikannya koperasi‟‟ (Soetrisno: 2001).

Pada tahun 1995 gerakan koperasi menyelenggarakan Kongres koperasi di Manchester, Inggris dan melahirkan suatu landasan baru yang dinamakan International Cooperative Identity Statement (ICIS) yangmenjadi dasar tentang pengertian prinsip dan nilai dasar koperasi untuk menjawab tantangan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan perdagangan. Di dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa untuk bisa menghadapi globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan perdagangan

koperasi harus bersikap seperti layaknya “perusahaan swasta”. Dan sejak itu semangat untuk mengembangkan koperasi terus menggelora di berbagai sistim ekonomi yang semula tertutup kini terbuka. Dalam kata lain, seperti yang diungkapkan oleh Soetrisno (2001), koperasi harus berkembang dengan keterbukaan, sehingga liberalisasi ekonomi dan perdagangan bukan musuh koperasi.

2. Pengertian Koperasi

Definisi Koperasi menurut Undang – undang No. 25 tahun 1992, tentang perkoperasian dalam pasal 1 ayat (1) menyatakan : "bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan


(31)

12

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. Pasal 1 ayat (2) menyatakan : "bahwa Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi‟‟. Pasal 1 ayat (3) menyatakan: "bahwa Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang‟‟. Pasal 1 ayat (4) menyatakan: "bahwa Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi‟‟.Pasal 1 ayat (5) menyatakan: "bahwa Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi‟‟.

3. Jenis Koperasi di Indonesia

Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 dan 4 UU No. 12 Tahun 1992 terdapat 2 (dua) macam koperasi dimana koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder. Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya, yaitu:

a.) Koperasi Primer (Primary Cooperative)

Koperasi Primer adalah koperasi yang anggotanya orang perorangan, pada intinya anggota-anggota sebagai badan hukum koperasi, yang berkedudukan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Koperasi primer biasanya beroperasi di tingkat lokal. Di atas koperasi primer kesemuanya itu disebut koperasi sekunder (Sacondary Cooperative), yaitu koperasi yang anggota-anggotanya merupakan badan hukum koperasi.

b.) Koperasi Sekunder (Sacondary Cooperative)

Pengertian koperasi sekunder meliputi semua jenis koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi sekunder. Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau tingkatan.


(32)

13 Berdasarkan uraian di atas, Koperasi Mahasiswa Unila termasuk dalam jenis Koperasi Primer (Primary Cooperative) karena anggota-anggota sebagai badan hukum koperasi, yang berkedudukan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Koperasi primer biasanya beroperasi di tingkat lokal, Kopma Unila beroperasi di tingkat Universitas saja karena merupakan koperasi mahasiswa yang di dalamnya terdapat mahasiswa sebagai anggotanya yang sekaligus menjadi pelanggan. Hal ini berdasarkan pada Pasal 1 ayat 3 dan 4 UU No. 12 Tahun 1992.

4. Fungsi dan Prinsip Koperasi

Berdasarkan Pasal 4 UU No. 12 Tahun 1992 fungsi dan peran koperasi adalah:

a.) membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

b.) berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

c.) memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

d.) berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Berdasarkan Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1992 prinsip koperasi adalah:

a.) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, kemandirian.


(33)

14 b.) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip

Koperasi sebagai berikut: pendidikan perkoperasian;kerja sama antarkoperasi. Kopma juga sangat transparansi dalam hal keuangan karena arus kas Kopma pada setiap bulannya selalu di publikasikan kepada seluruh anggota. Bentuk kepedulian terhadap orang lain juga dapat ditunjukkan Kopma dalam kegiatan rutin Kopma setiap

tahunnya yaitu „‟Bakti Sosial‟‟. Pada bulan November kemarin Kopma mengadakan bakti sosial yang dilaksanakan pada 9 November 2013 di rumah yatim piatu Rhoudatul Jannah yang berlokasi di Jati Mulyo. Prinsip Koperasi sebagaimana dimaksud diatas menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha Koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya. Di Kopma sendiri prinsip tersebut sudah diterapkan. Misalnya Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka jadi setiap mahasiswa yang ingin menjadi anggota Kopma tidak dengan paksaan mereka mendaftar dengan dorongan dari diri sendiri.

Kemudian prinsip Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Kopma selalu mengadakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) untuk para calon anggota yaitu Diklatsarkop (Pendidikan dan Pelatihan Dasar Koperasi) kegiatan ini di wajibkan bagi calon anggota yang akan menjadi anggota Kopma agar mereka memliki pengetahuan dasar tentang Koperasi dan mengenalkan Kopma pada calon anggota. Kemudian dilanjutkan pada Dikmenkop (Pendidikan dan Pelatihan Menengah Koperasi) kegiatan ini di tujukan pada anggota yang akan melanjutkan menjadi pengurus dan diharapkan dapat siap menggantikan roda kepengurusan dengan baik.


(34)

15 5. Tinjauan Tentang Motivasi Anggota Dalam Berorganisasi

a.) Pengertian Motivasi

Motivasi akan timbul bila ada tujuan yang ingin dicapai, Marwan Hamid mengutip (Azwar: 2002) mengemukakan, “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian tersebut terdapat tiga elemen penting tentang motivasi yaitu:

(1) Motivasi mengawali terjadinya suatu perubahan energi pada diri setiap individu manusia,

(2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling afeksi seseorang, (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Jadi motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, dimana tujuan tersebut menyangkut dengan kebutuhan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai rancangan atau kehendak untuk menuju keberhasilan dan menghindari kegagalan hidup, dengan kata lain motivasi merupakan proses menghasilkan tenaga oleh suatu keperluan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

Setiap hari, secara sadar ataupun tidak sadar, kita hadapi dan jalani dua macam situasi, yaitu situasi masalah (problem situation) dan situasi pilihan (choice situation) yang juga dinamakan situasi konflik. Dalam situasi masalah seseorang menghadapi berbagai macam rintangan dalam upayanya mencapai sesuatu (tujuan) yang diinginkan (lihat Gambar 2.1). Proses dan besarnya upaya seseorang untuk mengatasi rintangan-rintangan agar dapat mencapai tujuannya menggambarkan besar motivasinya.


(35)

16 Dalam situasi pilihan (lihat Gambar 2.2), seseorang menghadapi beberapa alternatif keputusan atau tindakan yang dapat ia ambil. Setiap keputusan atau tindakan mengarah ke tercapainya tujuan tertentu, mengarah ke timbulnya akibat-akibat tertentu. Tujuan atau akibat ini memiliki baik aspek positif maupun aspek negatif. Orang akan berada dalam konflik, mempunyai kesulitan untuk memilih, jika alternatif-alternatif keputusannya atau tindakannya akan menimbulkan akibat yang mengandung aspek positif yang sama nilainya, demikian pula mengandung aspek negatif yang juga sama nilainya.

Pertanyaan yang mendasari pertimbangan pemilihan alternatif ialah : „‟keputusan atau

tindakan manakah yang paling bermanfaat bagi saya?‟‟ paling bermanfaat artinya paling banyak memenuhi kebutuhan. Dengan memilih satu keputusan/tindakan, ada sekelompok kebutuhan yang di penuhi dan ada sekelompok kebutuhan yang tidak dipenuhi. Memilih alternatif keputusan atau tindakan merupakan awal dari motivasi. Dengan mengambil satu keputusan (melaksanakan satu tindakan), dengan kata lain, dengan memilih salah satu alternatif keputusan (tindakan), maka orang memasuki situasi masalah. Dalam upaya mencapai yang diinginkan,mencapai tujuan, ia akan menjumpai beberapa rintangan (Ashar: 2001).

Gambar 2.1 Situasi Masalah

O : Seseorang

T : Tujuan Yang Ingin Dicapai R : Rintangan

R


(36)

17

Gambar 2.2 Situasi Pilihan

Misalnya : seorang mahasiswi yang sedang menghadapi pilihan, mengikuti sebuah organisasi atau tidak mengikuti sebuah organisasi. Pada pilihan pertama, mengikuti sebuah organisasi dapat membentuk karakter pribadinya menjadi seorang yang peduli terhadap kepentingan bersama. Pada pilihan kedua, tidak mengikuti sebuah organisasi berarti dapat lebih banyak waktu luang untuk membantu orang tua di rumah.

Setelah beberapa saat menimbang, mahasiswi tersebut mengambil keputusan untuk mengikuti sebuah organisasi. Dengan demikian ia harapkan dapat membentuk karakter pribadinya menjadi seorang yang peduli terhadap kepentingan bersama dapat dipenuhi, sedangkan kebutuhan akan mempunyai banyak waktu luang untuk membantu orang tua di rumah pada saat itu, tidak akan dipenuhi. Situasi pilihan ditinggalkan, mahasiswi tersebut memasuki situasi masalah. Agar ia dapat membentuk karakter pribadinya menjadi seorang yang peduli terhadap kepentingan bersama, maka ia perlu melakukan berbagai macam kegiatan, seperti menentukan organisasi yang akan ia pilih, kemudian memulai pendaftaran untuk menjadi calon anggota,kemudian mengikuti beberapa kegiatan

T2

T1 T3

- +

+ -

+ -


(37)

18 untuk mendalami organisasi yang ia pilih tersebut dan pelantikan menjadi anggota.

Dalam melakukan kegiatan di atas, ia akan menjumpai berbagai macam rintangan, seperti memilih organisasi yang cocok dengan minat kita, syarat pendaftaran yang rumit, kegiatan yang akan menghabiskan waktu luangnya untuk beristirahat setelah menjalani kuliah. Namun demikian, ia tetap dengan penuh semangat untuk mengikuti sebuah organisasi. Prilaku tersebut menggambarkan motivasi mahasiswi tersebut. Dengan perkataan lain motivasi memiliki aspek kebutuhan, tujuan, kegiatan dan tenaga yang di gunakan untuk melaksanakan kegiatan. Banyak sedikitnya tenaga yang digunakan tergantung dari derajat pentingnya tujuan bagi individu (Ashar: 2001).

b.) Teori Motivasi Herzberg 1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor motivasional. Menurut Herzberg yang dikutip oleh Luthans (2011), yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah:

1. Achievement (Keberhasilan)

Keberhasilan seorang karyawan dapat dilihat dari prestasi kerja yang diraihnya. Agar sesorang karyawan dapat berhasil dalam melakasanakan pekerjaannya, maka pemimpin harus memberikan dorongan dan peluang agar bawahan dapat meraih prestasi kerja yang baik. Ketika seorang bawahan memiliki prestasi


(38)

19 kerja yang baik maka atasan harus memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai bawahan tersebut.

2. Recognition (pengakuan/penghargaan)

Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pimpinan harus memberi pernyataan pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: a) Langsung menyatakan keberhasilan di tempat pekerjaannya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain b) Surat penghargaan c) Memberi hadiah berupa uang tunai d) Memberikan medali, surat penghargaan dan hadiah uang tunai e) Memberikan kenaikan gaji dan promosi jabatan.

3. Work it self (Pekerjaan itu sendiri)

Pimpinan harus membuat kondisi dimana bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan membuat bawahan menghindari kebosanan rutinitas pekerjaan dengan berbagai macam cara, serta dapat menempatkan orang yang tepat di waktu yang tepat.

4. Responsibility (Tanggung jawab)

Agar tanggung jawab benar menjadifaktor motivator bagi bawahan, pimpinan harus menghindari supervisi yang ketat, dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri (otonomi) sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip partisispasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanny sehingga diharapkan memiliki kinerja yang positif.


(39)

20 5. Advencement (Pengembangan)

Pengembangan merupakan salah satu faktor motivasi bagi bawahan. Faktor pengembangan ini benar-benar berfungsi sebagai motivator, maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggungjawab. Bila hal tersebut sudah dilakukan, pemimpin dapat memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, pengembangan dapat dilakukan dengan cara mengirim karyawan untuk melakukan pelatihan dan promosi kenaikan jabatan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang dikenal dengan teori hygiene factor. Menurut Herzberg yang dikutip oleh Luthans (2011), yang tergolong sebagai hygiene factor antara lain ialah sebagai berikut:

1. Quality supervisor (Supervisi)

Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung. Kualitas supervisi mempengaruhi motivasi karyawan, dengan kualitas supervisi yang baik danfleksibel maka karyawan akan merasa nyaman dan dapat memberikan kinerja yang maksimal.

2. Interpersonal relation (Hubungan antar pribadi)

Interpersonal relation menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahan dengan atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat bergaul


(40)

21 dengan atasannya. Agar tidak menimbulkan kekecewaaan karyawan, maka minimal adatiga kecakapan harus dimiliki setiap atasan yakni: a.) Technical skill (kecakapan terknis). Kecakapan ini sangat penting bagi pimpinan, kecakapan ini meliputi penggunaan metode dan proses komunikasi yang pada umumnya berhubungan dengan kemampuan menggunakan alat. b.) Human skill (kecakapan konsektual) adalah kemampuan untuk bekerjadi dalam atau dengan kelompok, sehingga dapat membangun kerjasama dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan. c.) Conseptual skill (kecakapan konseptual) adalah kemampuan memahami kerumitan organisasi sehingga dalam berbagai tindakan yang diambil dibawah tekanan selalu dalam usaha untuk merealisasikan tujuan organisasi secara keseluruhan.

3. Working condition (Kondisi kerja)

Menurut Hezberg seandainya kondisi lingkungan yang baik dapat tercipta, prestasiyang tinggi dapat tercipta, prestasi tinggi dapat dihasilkan melalui kosentrasi pada kebutuhan-kebutuhan atas ego dan perwujudan diri yang lebih tinggi. Kondisi lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan dapat meningkatkan motivasi kerja pada karyawan dibandingkan dengan kondisi kerja yang penuh tekanan dan inferior.

4. wages (Gaji)

Gaji merupakan salah satu unsur penting yang memiliki pengaruh besar terhadap motivasi karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan kebijakan masalah gaji agar dapat meningkatkan kinerja karyawan.


(41)

22 6. Tinjauan Tentang Keaktifan Anggota Dalam Berorganisasi

Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999) berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu. Motivasi seseorang ikut serta dalam organisasi untuk mendapatkan kecakapan yang tidak mungkin didapatkan di bangku perkuliahan. Kecakapan tersebut meliputi kecakapan mengatur waktu, kecakapan birokrasi, kecakapan surat-menyurat, dan kecakapan lainnya. Nampak jelas bahwa kecakapan-kecakapan tersebut jarang didapatkan dari bangku kuliah (Sentosa: 2008).

Menurut Schein (dalam Muhammad: 2000) organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Berdasarkan Kepmen Dikbud nomor: 155/U/1998 (dalam Widayanti: 2005) organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam prosees pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.

Melalui organisasi, mahasiswa percaya bahwa potensi yang ada didalam diri dapat diolah dan dikembangkan secara kreatif sehingga memberikan kelebihan tersendiri bagi mahasiswa. Kelebihan yang tidak atau belum tentu dimiliki oleh mahasiswa lainnya yang tidak aktif dalam organisasi. Selain untuk mengembangkan potensi, motivasi lain yang mendasari mahasiswa untuk berorganisasi adalah untuk mencapai sebuah prestasi. Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi, prestasi akademis maupun non-akademis menjadi


(42)

23 sebuah kebanggaan tersendiri karena ia memiliki kemampuan yang tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja tetapi juga bisa membuktikan kemampuan tersebut secara aplikatif dan praktis. Inilah capaian yang ingin dimiliki oleh mahasiswa yang tidak hanya berorientasi kuliah tetapi juga organisasi, suatu kelebihan tersendiri yang membedakan dengan mahasiswa yang berorientasi pada kuliah saja (Sentosa: 2008).

Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan berorganisasi seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi kadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi (Firdaus: 2008).

Keaktifan anggota dalam berorganisasi merupakan sebuah prilaku dari anggota untuk berperan aktif dalam suatu organisasi. Prilaku tersbut tumbuh dari sebuah motivasi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Setiap anggota memili motivasi yang berbeda sehingga menimbulkan sekiap yang berdeda juga. Cara anggota untuk mencapai tujuan tersebut dengan prilaku yang berbeda dapat dilihat dari keaktifannya apakah sudah maksimal ataukah belum.


(43)

24 7. Hubungan Antara Motivasi Anggota Dengan Keaktifan Berorganisasi

Terdapat beberapa jurnal penelitian yang juga membahas tentang motivasi. berikut ini hasil-hasil jurnal penelitian tersebut sehingga dapat kita dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian terdahulu, yaitu :

1. Peranan Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan oleh : Sri Porwani (2011). Adapun hasil penelitiannya adalah Kurangnya tanggung jawab karyawan dalam mengerjakan pekerjaan dikarenakan karyawan merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaan mereka, hal ini dikarenakan motivasiyang mereka terima masih kurang, akibatnya banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya dan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan karyawan. Karena terdapat hubungan yang erat antara insentif immaterial terhadap tanggung jawab kerja karyawan, hendaknya perusahaan lebih meningkatkan lagi pemberian insentif immaterial kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan Disiplin kerjanya. Sedangkan untuk meningkatkan motivasi karyawan pemimpin harus mengetahui kebutuhan dan keinginan karyawan dengan cara mempelajari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja.

2. Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PadaSekolah Tinggi Seni Indonesia (Stsi) Bandung oleh : Nenny Anggraeni (2011). Adapun hasil penelitiannya adalah Motivasi kerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung dinilai sangat baik namun demikian masih terdapat aspek-aspek Motivasi yang masih perlu ditingkatkan khususnya dalam aspek tingkat kecemasan dan tingkat rasa kecewa, yang merasa cemas apabila gagal bekerja untuk mencapai tujuan dan mengurangi hambatan-hambatan yang datang dari dalam instansi. Kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung dinilai sangat baik. Hal ini dilihat dari


(44)

25 indikator-indikator kinerja yang baik diantaranya menerapkan prinsip kejujuran, ketaatan, inisiatif, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Namun demikian masih terdapat yang masih perlu ditingkatkan khususnya dalam aspek kesanggupan, kesetiaan, dan kualitas serta kuantitas hasil kerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi secarabersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia(STSI) Bandung mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 86 %. Namun dilihat secara parsial motivasi lebih dominan dari pada kemampuan. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar kemampuan dan motivasi maka akan semakin positif kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.

3. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor : Motivasi Sebagai Variabel Intervening oleh : Sri Trisnaningsih (2001). Adapun hasil penelitiannya adalah motivasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

4. Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, Dan Komitmen Organisasi oleh : Betty Yuliani Silalahi (2008). Adapun hasil penelitiannya adalah Kepemimpinan transformasional menginspirasikan bawahannya untuk bersemangat dalam bekerja, memotivasi dan menumbuhkan nilai-nilai kerja yang baik. Sehingga dapat menumbuhkan komitmen pada karyawan untuk organisasi dimana karyawan tersebut bekerja. Karyawan dapat mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kepentingan organisasi. Pemimpin diharapkan dapat menumbuhkan motivasi, memelihara motivasi kerja untuk para karyawannya, sehingga terciptanya kerjasama yang baik dan didukung oleh budaya organisasi yang kuat untuk dapat meningkatkan komitmen pada organisasi.


(45)

26 Dari beberapa jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa peran motivasi itu sangat penting untuk menjadi penyemangat dalam mencapai sebuah tujuan yang ingin kita capai. Dalam penelitian ini peneliti sangat tertarik dengan apa saja motivasi mahasiswa untuk menjadi anggota Kopma dan adakah hubungan antara motivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dengan keaktifan berorganisasi dalam koperasi mahasiswa.

8. Kerangka Pikir

Koperasi Mahasiswa Unila (Kopma Unila) merupakan sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang perkoperasian.Koperasi Mahasiswa Unila merupakan wujud partisipasi mahasiswa Unila dalam pengembangan dan pemasyarakatan koperasi. Kopma didirikan pada tanggal 27 Februari 1982 dan disahkan sebagai badan hukum oleh Kandep Koperasi Kodya Bandar LampungNomor: 506/13H/7/83 tanggal 25 Mei 1983. Koperasi Mahasiswa memiliki struktur kepengurusan yang dikelola oleh mahasiswa Unila. Terdapat juga anggota koperasi yang berperan aktif dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan oleh Koperasi Mahasiswa.

Anggota Kopma merupakan mahasiswa Unila dari berbagai Fakultas. Keanggotaan Kopma Unila mulai berlaku setelah mengikuti Diklatsarkop (Pendidikan dan Pelatihan Dasar Koperasi) serta telah membayar simpanan pokok dan simpanan wajib (Anggaran Dasar Koperasi Mahasiswa 2013). Namun dalam Pola Pengkaderan Koperasi Mahasiswa Unila disebutkan bahwa syarat menjadi anggota Kopma adalah melalui tahapan yaitu pendaftaran, magang, diklat dan trainning.


(46)

27 Motivasi mahasiswa dalam mengikuti Diklatsarkop tersebut untuk menjadi anggota koperasi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari data anggota Koperasi Mahasiswa Unila dalam lima tahun terakhir terhitung dari tahun 2009-2013 saat ini jumlah anggota mencapai 1055 orang. Data anggota tersebut disesuaikan dengan nomor anggota (Tabel 1.1 data anggota baru koperasi mahasiswa unila dalam lima tahun terakhir).

Motivasi itu sendiri merupakan sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berprilaku dalam cara-cara tertentu. Bermotivasi adalah keinginan pergi kesuatu tempat berdasarkan keinginan sendiri, atau terdorong oleh apa saja yang ada agar dapat pergi dengan sengaja dan untuk mencapai keberhasilan setelah tiba disana (Michael Amstrong: 1994).

Di tahun lalu Kopma menjadi salah satu UKM yang mendapatkan anggota baru terbanyak karena mampu mengadakan Diklatsarkop dengan jumlah anggota baru yang mencapai 131 orang. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh Motivasi mahasiswa dalam mengikuti Diklatsarkop tersebut untuk menjadi anggota koperasi sangat baik. Namun, apakah anggota tersebut mampu berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan Kopma Unila. Berdasarkan penglihatan penulis dari keadaan lingkungan di Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung,maka penulis tertarik untuk meneliti apa sajamotivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dan apakah ada hubungan antara motivasi mahasiswa dengan keaktifan berorganisasi.


(47)

28

Bagan Kerangka Pikir :

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir

KEAKTIFAN BERORGANISASI (Y) MOTIVASI (X)


(48)

29

9. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting karena merupakan instrumen kerja dari teori. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau labih (Masri Singarimbun: 2008).

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian adalah: 1. Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidak benaran variabel (X) mempengaruhi (Y).

H0 : “Tidak ada hubungan motivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dengan keaktifan berorganisasi dalam Koperasi Mahasiswa‟‟

2. Hipotesis Kerja (Hi)

Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan Hi tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

Hi : „‟Ada hubungan motivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dengan keaktifan


(49)

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A.Sejarah Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung 1. Identitas Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung

Nama Organisasi Mahasiswa yang bergerak di bidang koperasi yaitu Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. Sekretariat Koperasi Mahasiswa beralamatkan di Jl. Sumantri Brojonegoro, Gedung PKM Unila Lt.1 Gedung Meneng Kedaton, Bandar Lampung. Desa Gedung Menengdan Kelurahan Kedaton.Kabupaten / Kota Bandar

Lampung. Kopma didirikan pada tanggal 27 Februari 1982 dan disahkan sebagai badan hukum oleh Kandep Koperasi Kodya Bandar Lampung Nomor: 506/13H/7/83 tanggal 25 Mei 1983. Ketua Umum Periode 2013-2014 adalah Arif Budi Setiawan.

2. Sejarah Singkat Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung

Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung itu sendiri berdiri pada tanggal 27 Februari 1982 dan disahkan sebagai badan hukum oleh Kandep Koperasi Kodya Bandar Lampung Nomor: 506/13H/7/83 tanggal 25 Mei 1983. Pendirinya dihadiri oleh 30 orang anggota yang merupakan anggota


(50)

46

pertama Koperasi Mahasiswa Unila. Karena adanya perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) tertanggal 27 September 1996. NPWP pada tahun 1985 dengan Nomor: 01.239.668.5-323.000 Koperasi Mahasiswa Unila mengalami perubahan Badan Hukum nomor 585/BH/PAD/KWK7/1996SIUP: 510.2.2/01418/30.10/III.27.2/XI/2011 pendirian koperasi mahasiswa universitas lampung yang dipelopori oleh beberapa dosen dan mahasiswa. Ide tersebut tercetus karena adanya peluang usaha dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan khususnya di lingkungan Universitas. Dengan adanya hal ini terbentuklah koperasi mahasiswa Universitas Lampung yang disyahkan sekaligus dilindungi secara langsung oleh Rektor Universitas Lampung. Kopma Unila adalah sebuah badan usaha yang bernaung pada lingkungan universitas.

3. Usaha Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung

Kopma juga memiliki usaha dalam pengembangan Koperasi. Dalam dua tahun terakhir ini usaha tersebut mengalami perkembangan yang sangat baik yang dapat dilihat dari data keuntungan usaha tersebut. Usaha Kopma antara lain yaitu Waserda (Warung Serba Ada) dan ATK (Alat Tulis Kerja) dengan pendapatan bersih mencapai Rp 4.500.000,- serta ada penyewaan tempat untuk Cafe dengan pendapatan bersih mencapai Rp 700.000,- kemudian ada jasa print,counter, penyewaan sound dengan pendapatan bersih mencapai Rp 500.000,- sehingga dalam sebulan pendapatan bersih usaha Kopma mencapai Rp 5.000.000,- (Data Keuangan Kopma Unila 2012-2013).


(51)

47

Pada tahun 2013 semua usaha tersebut di rubah menjadi UKM Mart dengan tempat yang lebih bersih, rapih dan nyaman. Keuntungan bersih perbulannya sekitar Rp 7.000.000,- sedangkan usaha yang dahulu Rp 5.000.000,-. Jadi, dapat dilihat peningkatan pendapatan bersih usaha Kopma setiap bulannya.

Penjelasan Ketua Umum Kopma mengenai Kronologi UKM Mart :

‘’UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung saat ini menjadi usaha andalan KOPMA Unila. Meski baru diresmikan oleh PR 1 Unila kurang lebih dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 9 september 2013 tetapi sektor usaha ini sudah menunjukkan kemajuannya. Dengan adanya program UKM Mart untuk Koperasi-koperasi di seluruh Indonesia yang mempunyai unit Usaha Waserda. Maka, Kopma Unila memutuskan untuk mengikuti program UKM Mart ini.

Pada tahun 2013 sekitar 83 Koperasi yang Mengikuti Program UKM Mart ini termasuk KopmaUnila. Dan Kopma Unila Merupakan satu-satunya Koperasi Mahasiswa di Indonesia yang mengikuti Program ini. Dengan kata lain, saat ini satu-satunya koperasi Mahasiswa di Seluruh Indonesia yang mempunyai unit usaha UKM Mart adalah Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung.

Proses pengajuan Bantuan UKM Mart ini sudah dimulai pada pertengahan januari lalu hingga akhirnya disetujui pada bulan april. Pembangunannya sendiri dimulai dari bulan Mei yang selesai pada awal Juli. Pembangunan ini meliputi Renovasi Tempat Usaha yang meliputi Penggantian Lantai, Plafon, Poolding Gets Kaca, Rak, dan system Komputerisasi Usaha. UKM Mart sendiri menghabiskan dana sekitar Rp124.000.000,- (sudah termasuk barang dagang) dimana Rp 65.000.000,- adalah bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.’’


(52)

48

B.Visi, Misi, Landasan, dan Tujuan Fungsi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung.

1. Visi

Menjadikan SDM Kopma yang unggul guna menuju usaha kopma yang lebih maju.

2. Misi

a.) Optimalisasi pendidikan dan pelatihan anggota.

b.) Membenahi mekanisme pelaksanaan pencatatan baik administraasi maupun keuangan.

c.) Memperluas jaringan guna eksistensi dan pengembangan bisnis serta SDM kopma.

3. Landasan, Asas dan Prinsip

a.) Kopma Unila berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 b.) Kekeluargaan dan kegotong-royongan

4. Tujuan dan Fungsi

a.) Kopma Unila bertujuan :

Meningkatkan kerjasama dan kesejahteraan anggota melalui aktivitas usaha dan pembinaan serta ikut mengembangkan koperasi dalam rangka pembangunan tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


(53)

49

b.) Kopma Unila berfungsi :

Sebagai wadah berhimpunnya Mahasiswa Unila dalam mengembangkan kreativitas, potensi, dan jiwa wirakoperasi.

5. Keanggotaan Dalam Asosiasi

a.) Anggota Koperasi Pemuda Indonesia.

b.) Anggota Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia. c.) Anggota Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).

d.) Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Universitas Lampung.

C. Penataan Organisasi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung Periode 2013-2014

1. Organisasi

Organisasi adalah sekumpulan orang dengan cara tertentu sadar dan bersepakat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya penataan organisasi sebagai pedoman pengurus dalam menjalankan kegiatannya. Dalam penataan organisasi ini akan memuat secara keseluruhan hubungan dan kewenangan alat kelengkapan organisasi sehingga akan terlihat secara jelas pembagian kerja (job description). Penataan organisasi ini juga memuat dan mengatur tentang institusi pengambilan keputusan yang dilakukan dalam tubuh Koperasi Mahasiswa Unila. Dalam penataan organisasi, yang harus menjadi pertimbangan adalah kondisi dasar kebutuhan dalam menentukan alat kelengkapan organisasi.


(54)

50

2. Kepengurusan

Pengurus Kopma Unila memiliki struktur kepengurusan yang berbentuk garis fungsional, dalam struktur seperti ini wewenang ketua umum didelegasikan kepada bidang-bidang yang dipimpin oleh empat kepala bidang yaitu Kepala Bidang Administrasi, Kepala Bidang PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota), Kepala Bidang Usaha, Kepala Bidang Keuangandan secara operasional di pimpin oleh tujuh Kepala divisi yaitu Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (HUMAS), Kepala Divisi Kaderisasi, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Supervisor I, Supervisor II, Kepala Personalia dan Pengembangan (KPP), Bendahara Usaha.

3. Pembagian Tugas pengurus

Ketua Umum yang bertugas sebagai penanggung jawab utama dalam pengelolaan organisasi koperasi mahasiswa Unila, mengkoordinir dan mengendalikan mekanisme kegiatan pengurus berdasarkan musyawarah mufakat, berwenang mengambil keputusan dan tindakan untuk kepentingan bidang-bidang dalam kepengurusan berdasarkan GBHPKO yang telah ditetapkan, bersama kepala bidang keuangan mengesahkan pengeluaran kas kecil, memimpin rapat secara berkala untuk menentukan kebijakan pengurus, bersama seluruh pengurus menyusun Laporan Pertanggung Jawaban, menyusun dan memberikan laporan sementara serta melakukan koordinasi kepada Badan Pengawas setiap 2 (dua) bulan sekali,


(55)

51

melakukan koordinasi dan konsultasi kepada penasehat serta lembaga terkait lainnya.

Kepala Bidang Administrasi bertugas berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam menjalankan tugas bidang administrasi, melaksanakan dan mengkoordinir bidang administrasi, mengendalikan surat-menyurat, membantu ketua umum menyusun laporan pertanggung jawaban Bidang Administrasi, berkoordinasi dengan kepala bidang keuangan menyusun RAPBK bidang administrasi, merencanakan sistem publikasi, kehumasan, dan pemasyarakatan koperasi dilingkungan mahasiswa, memberikan laporan berkala kepada ketua umum pada saat rapat presidium, berdasarkan rapat pengurus atau delegasi ketua umum, kepala bidang administrasi dapat melaksanakan wewenang dan mewakili ketua umum bila berhalangan, Berkoordinasi dengan bidang lain dalam publikasi intern dan ekstern, Pengontrol asset-aset kopma setiap tiga bulan sekali,

Kepala Bidang PSDA bertugas Berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam menjalankan tugas bidang PSDA, mengkoordinasikan kegiatan operasional bidang PSDA, mengkoordinasikan pendidikan dan kaderisasi dengan melibatkan anggota koperasi mahasisiwa Unila, menyusun rencana anggaran biaya program PSDA dan berkoordinasi dengan kepala bidang keuangan untuk menyusun RAPBK bidang PSDA, membantu ketua umum menyusun laporan pertanggung jawaban bidang PSDA, memberikan laporan berkala kepada Ketua Umum pada saat rapat presidium,


(56)

52

berdasarkan rapat pengurus atau delegasi ketua umum kopma, kepala bidang PSDA dapat melaksanakan wewenang dan mewakili ketua umum bila berhalangan.

Kepala Bidang Usaha bertugas berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam menjalankan tugas bidang usaha, melaksanakan pengembangan usaha, mengawasi kinerja supervior I dan supervisor II serta kepala personalia dan pengembangan, membantu ketua umum menyusun laporan pertanggung jawaban bidang usaha, memberikan laporan berkala kepada Ketua Umum pada saat rapat presidium, berkoordinasi dengan kepala personalia dan pengembangan dalam mengawasi kinerja karyawan, berkoordinasi dengan supervisor I dan supervisor II dalam menjalankan unit usaha kopma Unila, berkoordinasi dengan kepala bidang keuangan dalam menyusun RAPBK bidang usaha, melakukan kerjasama-kerjasama usaha dengan pihak-pihak yang menguntungkan kopma Unila baik internal maupun ekternal di Universitas.

Kepala Bidang Keuangan bertugas berkoordinasi dengan ketua umum dalam memanage keuangan secara umum, berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam menjalankan tugas bidang keuangan melaksanakan pengawasan terhadap bendahara usaha dalam mengelola keuangan usaha, melaksanakan pengawasan terhadap bendahara kegiatan dalam kopma Unila atas persetujuan ketua umum mengeluarkan kas kecil secara rutin, membantu ketua umum menyusun laporan pertanggung jawaban bidang


(57)

53

keuangan, menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi, membuat laporan keuangan secara transparan dengan menunjukkan bukti riil, memberikan laporan keuangan secara berkala kepada Ketua Umum pada saat rapat presidium, memahami dan mengusulkan sistem akuntansi yang akan digunakan.

Kepala divisi hubungan masyarakat (HUMAS) bertugas melakukan publikasi kehumasan dan pemasyarakatan koperasi dilingkungan mahasiswa, berkoordinasi dengan bidanglainnya dalam publikasi intern dan ekstern, berkoordinasi dengan Kepala bidang Administrasi dalam menyusun RAPBK bidang administrasi, membantu kepala bidang Administrasi dalam menyusun LPJ bidang Administrasi.

Kepala divisi kaderisasi bertugas melaksanakan kegiatan – kegiatan pendidikan baik formal maupun informal, membantu menyusun pogram kerja pendidikan dan latihan bersama Bidang PSDA, bertanggungjawab secara teknis dalam menyukseskan kegiatan pola pengkaderan, berkoordinasi dengan kepala bidang PSDA dalam menyusun RAPBK bidang PSDA, membantu kepala Bidang PSDA dalam menyusun LPJ bidang PSDA.


(58)

54

Kepala divisi penelitian dan pengembangan (LITBANG) bertugas berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam menjalankan tugas divisi Litbang, melaksanakan kegiatan- kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bentuk kajian-kajian, membantu kepala bidang PSDA dalam menyusun laporan pertanggung jawaban bidang PSDA, menyaring informasi dan saran untuk perbaikan serta pengembangan koperasi mahasiswa Unila, berkoordinasi dengan kepala bidang PSDA dalam menyusun RAPBK bidang PSDA.

Supervisor I bertugas mengoptimalkan kinerja unit usaha di dalam lingkungan Unila, membantu kepala bidang usaha dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha Kopma Unila, bertanggungjawab secara tekhnis terhadap kegiatan usaha di dalam lingkungan Unila, berkoordinasi Berkoordinasi dengan kepala bidang usaha dalam menyusun RAPBK usaha. Supervisor II bertugas mengoptimalkan kinerja unit usaha di luar lingkungan Unila dan membantu kepala bidang menyelesaikan LPJ.

Bendahara usaha bertugas mengelola kas kecil unit-unit usaha, berkoordinasi dengan kepala bidang keungan dalam menyusun RAPBK keuangan, bertanggungjawab terhadap semua keuangan usaha, bertanggung jawab memberikan laporan keuangan unit usaha kepada kepala bidang keuangan.


(59)

55

Kepala personalia dan pengembangan bertugas melakukan pengawasan dan mengoptimalkan kinerja karyawan, bertanggungjawab secara teknis pengembangan usaha kopma Unila, membantu kepala bidang usaha dalam mengembangkan usaha kopma Unila, berkoordinasi dengan kepala bidang usaha dalam menyusun RAPBK bidang usaha, bertanggungjawab atas absensi karyawan.

4. Instansi Pengambilan Keputusan

a.) Rapat Anggota : a.Rapat anggota merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi didalam Kopma Unila. b.Rapat anggota memiliki wewenang dalam :

Menetapkan AD/ART Kopma Unila

Menetapkan Penataan Organisasi dan Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Kopma Unila

c.Rapat anggota dihadiri oleh seluruh anggota Kopma Unila

b.) Rapat Evaluasi: a.) Rapat evaluasi merupakan forum evaluasi perkembangan Kopma Unila. b.) Rapat evaluasi dihadiri oleh Presidium, Badan Pengawas, dan Kadiv Humas. c.) Rapat evaluasi sedikitnya dilaksanakan 1 kali dalam 2 bulan

c.) Rapat Presidium: a.) Rapat presidium merupakan sarana untuk mendengar informasi dan mengevaluasi dan mengambil keputusan tentang kegiatan Kopma Unila sehari-hari. b.) Rapat presidium


(60)

56

dihadiri oleh Ketua Umum, seluruh kabid dan kepala divisi HUMAS. c.) Rapat presidium sedikitnya dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1bulan

d.) Rapat Pengurus: a.) Rapat Pengurus merupakan forum untuk mendengar, membahas, dan mengambil keputusan yang berhungan dengan kondisi yang dihadapi organisasi. b.) Rapat pengurus dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus. c.) Rapat pengurus sedikitnya dilaksanakan 1 kali dalam 1 bulan

e.) Rapat Kerja: a.) Rapat kordinasi masing-masing bidang untuk pelaksanaan program kerja. b.) Rapat kerja dihadiri oleh anggota masing-masing bidang. c.) Rapat kerja sedikitnya dilaksanakan 1 kali dalam 1 bulan

f.) Rapat RAPBK: a.) Rapat RAPBK merupakan forum untuk menyusun dan mengesahkan matrik kerja. b.) Rapat RAPBK dilaksanakan 1 kali dalam 1 kepengurusan. c.) Rapat RAPBK dihadiri seluruh Presidium, Badan Pengawas, dan kadiv Humas.


(61)

57

D. Struktur Organisasi Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung

Kadiv KPP Kadiv

SPV 2 Kadiv

Litbang Kabid

Administrasi

Ketua Umum

BadanPembina Badan Pengawas

RAT

Kabid Keuangan Kabid Usaha

Kabid PSDA

Bendahara Usaha Kadiv

SPV 1 Kadiv

Kaderisasi Kadiv


(62)

82

VI. KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden dalam penelitian ini berjumlah 61 orang yang merupakan anggota koperasi mahasiswa Universitas Lampung. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu motivasi (X) dan variabel terikat yaitu keaktifan berorganisasi (Y). Sesuai dengan pengujian hipotesis secara korelasi karena nilai r hitung sebesar 0,49 dan bernilai positif. Nilai koefesien korelasi anatara hubungan motivasi anggota dengan keaktifan berorganisasi sebesar : r ≤ + 1 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif anatara hubungan motivasi anggota dengan keaktifan berorganisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi anggota maka semakin tinggi juga keaktifan anggota dalam berorganisasi.

2. Sesuai dengan perumusan hipotesis, Karena nilai t-hitung ( 4,33 ) > t-tabel (2,39238) dengan taraf signifikan 99%, maka koefisien korelasinya signifikan yang berarti hipotesisnya diterima. Berarti Ho ditolak dan Hi diterima yaitu


(1)

86

Terdapat hubungan anatara Motivasi mahasiswa menjadi anggota koperasi dengan keaktifan berorganisasi.

3. Sesuai dengan perumusan hipotesis, Hi yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan signifikan terhadap keaktifan berorganisasi, hasil penelitian diperoleh pada uji χ2 – Chi-squar untuk p-value (0,006) <

α

(0,01). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan signifikan dengan keaktifan berorganisasi dapat diterima.

B.Saran

Beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antaralain: 1. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi para anggota Kopma Unila hendaknya

lebih meningkatkan motivasi dari dalam diri untuk dapat aktif dalam organisasi Kopma.

2. Dalam penelitian ini motivasi sangatlah berhubungan terhadap keaktifan berorganisasi maka dari itu motivasi sangatlah penting untuk diri kita dalam mencapai tujuan yang akan kita capai.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian dengan cakupan sampel yang lebih besar sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap hasil penelitian.

4. Dapat dilakukan penelitian dengan metode serupa pada ruang lingkup yang lain, misalnya pada bidang sosiologi pendidikan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku dan Makalah

Adam, I Indrawijaya. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Amstrong, Micael. 1994. ‘’Seri Pedoman Manajemen‘’ A Handbook of Human Resource Management. Jakarta: PT. Gramedia Asri Media.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Br. Bineka Cipta. Budiarto, E. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC.

Burhan, Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dipta, I Wayan.2004. Pengembangan Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah.

Jakarta.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. UNDIP. Semarang.

Hadi, Sutrisno. MetodelogiReserch. 1989. Yogyakarta:____________.

Haryatmi, S. 1986. Analisis Data Statistik. Jakarta: Karunika UniversitasTerbuka. Hendrojogi. 2004. Koperasi Asas Teori dan Praktek. Jakarta: P.T. Grafindo

Persada.

Kinnear, Thomas C. dan Taylor, James R. 1997. Marketing Research

(FifthEdition), McGraw-Hill Inc. New york.

Lexy, Moleong. 1999. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(3)

Luthans, Fred. 2011. Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach.

New York: McGraw-Hill.

Manurung, Martin. 1989. Indonesia Menuju Demokrasi Ekonomi. Jakarta:____________.

Muhammad, A. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munandar, Ashar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Nasir, Muhammad. 1988. MetodologiPenelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Utama.

Purwanto, U.1989. Petunjuk Praktis Tentang Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu.

Robbin.SP. 2002.Perilaku Organisasi: Penerjemah : A Handayana P dan Benyamin Molan. Jakarta : Prenhallindo.

Robbins, SP. 1996. Prilaku Organisasi: Konsep, akaontroversi, Aplikasi. Jakarta : Prenhallindo.

Rosadi, Ruslan. 2004. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi.

Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: Gramedia. Sentosa, M, dkk. 2008. Antara Orientasi Kuliah dan Orientasi Organisasi

Mahasiswa Pengurus HIMA HI FISIP UNAIR. (bagian 2).

Semarang:____________.

Simamora, B. 2002.Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3SIndonesia.

Soetrisno, Noer. 2001. Rekonstruksi Pemahaman Koperasi, Merajut Kekuatan Ekonomi RakyatInstrans. Jakarta : Stiglitz.

Sudjana. 2005. MetodaStatistika. Bandung:Tarsito.


(4)

Tambunan, Tulus. 2004. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia dalam Tekanan Globalisasi Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia. Jakarta : Kadin Indonesia.

Usman,Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2000. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Widayanti, A. 2005. Perbedaan Interaksi Sosial antara Mahasiswa SI yang Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Semarang:__________.

B.Skripsi dan Tesis

Muhardi, Frians. 2013. [Skripsi]. Pola Komunikasi Organisasi Terhadap Partisipasi Anggota Koperasi. (Studi Pada Pengurus Dan Anggota Organisasi Dalam Kepengurusan Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung).Universitas Lampung.

Pahrullaili._____.[Tesis].Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi.(Studi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi).Universitas Sumatra Utara Medan.

Rubiyanto, Kukuh. 2013. [Skripsi].Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Pengguna Kamera Dslr Canon Di Bandar Lampung.(Studi Pada Anggota Ukm Fotografi Zoom Unila).Universitas Lampung.

Trisnaningsih,Sri.[Tesis]. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai Variabel Intervening. (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Universitas Diponegoro Semarang.

C.Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang No. 25 Tahun 1992

D.Artikel Dan Jurnal Penelitian

Hamid, Marwan. 2013. Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Jangka Kabupaten Bireuen. Lentera: Vol.13 No.4. Nopember.

Harian Umum Suara Merdeka. 2008. Pengumuman Kepailitan Koperasi. Sumber Artha Mandiri’’, Tanggal 4 April, hal: 5.


(5)

Porwani, Sri. 2011..Peranan Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan.ILMIAH Volume 1V No. 1.

Anggraeni, Nenny.2011. Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (Stsi) Bandung.Jurnal Penelitian PendidikanVol 12 No. 2, Oktober 2011.

Silalahi, Betty Yuliani. 2008. Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, Dan Komitmen Organisasi. Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1, Desember 2008.

E.Website

Juliandi, A. 2009.Validitas dan

Reliabilitas.http://www.azuarjuliandi.com/openarticles/validitasreliabilitas.pdf. Tanggal Akses 19 Mei 2010.

Firdaus, K. 2008. Manajemen Waktu Kuliah dan Organisasi.

Available FTP: uad.ac.id. Tanggal Akses 5 Mei 2009.


(6)

ABSTRACT

Relationship Betwen A Student’s Motivation And

Organizing Activity At Student’s Cooperation

(Research for organization’s member in Lampung University student’s

cooperation) By

Desti Wulandari

This research is purpose for explained what a motivation of student about being a member of student’s cooperation and to know about relationship betwen a

student’s motivation and organizing activity at student’s cooperation. The

research’s type who used in this research is quantitative. Sample of this research is

amount to 61 student as a member of Unila student’s cooperation. Data collection techniques in this research is using questionnaires and interviews. Hypothesis testing using correlation test of product moment and chi square test based of the research result, known that hypothesis testing correlation because the value of rcount in the amount of 0,49 and had a positive value. The value of the correlation coefficient between relationship of the member's motivation with the organizing activity in amount to r < +1 therefore could be concluded that there is a positive correlation beetwen relationship of the member's motivation with the organizing activity. According to the formulation of hypothesis, because the value of tcount (4,33) > t-list (2,39238) with a significant level of 99%, accordingly significant correlation coefficient means hypothesis is accepted. Means Ho rejected and Hi accepted that there is a relationship between student motivation become members of the cooperation with the organizing activity. The value of the reasearch obtained at χ2 – Chi-squar test for p-value (0,006) < α (0,01). Thus the hypothesis stated that motivation related significantly to organizing activity could accepted.