Gaya Belajar Auditorial Gaya Belajar Visual

11. Tempat Pelaksanaan : Ruang kelas 12. Alokasi Waktu : 1 jam pelajaran 1 x 45 menit 13. Deskripsi Proses : NO Tahap Uraian Layanan Waktu 1. Pendahuluan  Guru BK memasuki ruangan kelas menyapa dan memberi salam kepada siswa  Guru BK memeriksa kehadiran siswa di dalam kelas  Menyampaikan tujuan layanan tentang membangun hubungan baik dengan teman sebaya. 5 menit 2. Inti  Guru BK menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang telah disiapkan, seperti : 4. Menjelaskan Siapa teman sebaya. 5. Manfaat memiliki teman sebaya 6. Strategi memilih teman 7. Pengaruh positif dan negate teman 8. Fungsi pertemanan  Guru BK menanyakan pendapat kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan.  Guru BK menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan  Guru Bk mengeplay video yang sudah disediakan  Menjelaskan maksud dari video tersebut 3O menit Penutup  Guru BK meminta siswa untuk menyampaikan nilai apa yang bisa dipetik, serta kesan pesanya setelah mengikuti materi bimbingan.  Guru BK menyimpulkan manfaat dari kegiatan yang telah berlangsung  Guru BK mengakhiri pertemuan dengan salam 10 menit 14. Rencana Evaluasi a. Penilaian proses : Mengamati perhatian, respon, dan aktifitas siswa saat kegiatan berlangsung. b. Penilaian hasil : Siswa mampu mengaplikasikan rasa keakraban antar teman dalam kehidupan sehari- hari. 15. Tindak Lanjut : Guru BK akan terus memantau perkembangan peserta didik dan mengadakan konseling individual ataupun konseling kelompok. 16. Referensi : a. Nugroho, Agung. 2011. Hubungan Teman Sebaya. Diakses skp.unair.ac.id...hubungantemansebay_agungnugroh. pada 03 Maret 2015 pukul 19.00 WIB. b. Rintyastini, Yulita Suzy Yulia Charlotte S. 2006. Bimbingan dan Konseling SMP untuk kelas VII. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Yogyakarta, 23 Agustus 2015 Mengetahui, Guru Bimbingan dan Konseling Mahasiswa Dra. Siti Asfiyatun Indrayati Susi Susanti NIP. 19620531 198403 2 007 NIM. 12104241011 LAMPIRAN 1. MATERI LAYANAN A. SIAPA TEMAN SEBAYAKU? Teman sebaya adalah anak – anak atau remaja dengan tingkat kedewasaan yang relatif sama. Anak dengn tingkat usia dan kedewasaan yang relatif sama biasanya cenderung berkelompok dan membentuk kelompok teman sebaya. Kesamaan yang ada pada kelompok teman sebaya ini tidak hanya dari usia atau tingkat kedewasaan saja, tetapi bisa juga dari segi latar belakang sosial, ekonomi, aktivitas, minat dan sebagainya. Interaksi teman sebaya lebih banyak muncul pada anak – anak yang berjenis kelamin sama daripada yang berbeda jenis kelamin. Di dalam kelompok ini pula, seorang remaja belajar menjadi pemimpin, merumuskan dan memperbaiki konsep diri, serta mendapat penilaian dari orang yang sejajar dengan dirinya. Dengan demikian teman sebaya menjadi salah satu tempat yang baik bagi remaja untuk bereksperimen dan membangun kemandirian, baik emosi maupun perilaku dari orang tua, bagaimana dukungan emosi mereka terutama ketika anggotanya mengalami masa peralihan yang kompleks menuju kedewasaan, bagaimana nilai – nilai dalam kelompok memberikan tuntutan moral pada anggotanya. Namun, terkadang teman sebaya juga sering dijadikan tempat untuk menghindari aturan – aturan yang dibuat orang dewasa. Apa yang sering dilakukan para remaja ketika mereka sedang bersama dengan teman sebaya? Remaja lebih senang menjalin persahabatan dengan teman sebaya dan melakukan aktivitas bersama – sama daripada melakukan kegiatan sosial dengan orang banyak. Bercerita, bermain, berpergian ke suatu tempat, dan bersosialisai merupakan aktivitas yang umum dilakukan anak laki – laki dan perempuan bersama anggota kelomponya. Karena remaja lebih banya menghabiskan waktu bersama teman – teman sebayanya di luar rumah, dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap,