ada perbedaan pada mayoritas subjek, dan sebagian besar yang lain menyatakan memberikan jumlah baju yang lebih banyak pada anak perempuan, dan hanya
sedikit yang memberikan jumlah baju yang lebih banyak pada anak laki-laki.
7. Data asesmen kebutuhan
Data selengkapnya dari asesmen kebutuhan ini dapat dilihat dalam Tabel 13.
Tabel 13 Data Asesmen Kebutuhan
No Pertanyaan
Jawaban Jumlah
1 Tahu tidak tentang gender
ya 56
21.54 tidak
206 79.23
2 Tahu tidak tentang keadilan
ya 43
16.54 gender
tidak 219
84.23 3
Tahu dari mana buku
5 1.92
surat kabar 12
4.62 televisi
13 5.00
seminar 15
5.77 pelatihan
6 2.31
lain-lain 23
8.85 4
Masyarakat perlu tahu tidak perlu
238 91.54
tidak 6
2.31 5
Siapa yang perlu tahu laki-laki
5 1.92
perempuan 23
8.85 laki-laki dan perempuan
232 89.23
6 Penerapan dalam keluarga
perlu 235
90.38 tidak
25 9.62
7 Siapa yang perlu tahu
suami 8
3.08 isteri
19 7.31
suami dan isteri 233
89.62 8
Buku efektif atau tidak efektif
219 84.23
tidak 41
15.77 9
Materi buku yang diusulkan gender
228 87.69
keadilan gender 231
88.85 ketidakadilan gender
226 86.92
KDRT 223
85.77 fungsi keluarga
216 83.08
penerapan keadilan gender dlm klg 236
90.77
lain-lain 34
13.08 10
Ukuran buku kuarto
3 1.15
folio 3
1.15 12 kuarto
59 22.69
12 folio 74
28.46 14 kuarto
30 11.54
14 folio 98
37.69 lain-lain
34 13.08
Berdasarkan data pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa 79, 23 dari 260 subjek atau sejumlah 206 orang tidak tahu gender, dan 219 orang atau sebesar
84,23 mengaku tidak tahu tentang keadilan gender. Diantara 56 orang 21,54 subjek yang tahu gender , 15 orang mengetahui gender dari seminar, 13 orang
dari televisi, 12 orang dari surat kabar, 6 orang dari pelatihan, 5 orang dari buku, dan 23 orang dari sumber yang lain. Terdapat beberapa orang yang mengetahui
gender dari beberapa sumber. Pada pertanyaan apakah masyarakat perlu mengetahui gender dan keadilan
gender, 238 orang atau 91,54 subjek menjawab perlu. Sementara itu pada pertanyaan siapa yang perlu tahu, apakah suami saja, isteri saja atau suami dan
isteri, 232 orang atau 89,23 menjawab suami dan isteri perlu tahu tentang gender dan keadilan gender. Pada pertanyaan apakah pola relasi laki-laki dan
perempuan yang adil perlu diterapkan dalam keluarga, 235 orang atau 90,38 dari subjek menjawab pola relasi laki-laki dan perempuan yang adil perlu
diterapkan dalam keluarga. Lalu siapa yang perlu mengetahui tentang penerapan tersebut, 233 orang atau 89,62 menjawab bahwa suami dan isteri perlu sama-
sama tahu tentang penerapan pola relasi laki-laki dan perempuan yang lebih adil. Asesmen kebutuhan ini juga mengungkap pendapat subjek tentang buku
panduan. Ketika ditanyakan apakah buku cukup efektif atau tidak sebagai sebuah
sumber informasi tentang gender dan penerapan pola relasi laki-laki dan perempuan yang lebih adil dalam keluarga, 219 orang atau 84,23 subjek
menjawab efektif, sementara sisanya menjawab tidak efektif. Adapun untuk materi yang ditawarkan dalam buku, materi gender diusulkan oleh 228 orang atau
87,69 subjek, materi keadilan gender diusulkan oleh 231 orang atau 88,85 subjek, materi ketidakadilan gender diusulkan oleh 226 orang atau 86,92
subjek, materi KDRT diusulkan oleh 223 orang atau 85,77 subjek, materi fungsi keluarga diusulkan oleh 216 orang atau 83,08 subjek, dan materi
penerapan keadilan gender dalam keluarga dipilih oleh 236 orang atau 90,77 subjek. Sementara itu 34 orang atau 13,08 subjek mengusulkan ada materi
selain yang sudah disebutkan di atas. Materi lain-lain yang diusulkan diantaranya adalah pengasuhan anak, hubungan suami isteri, membina keluarga sakinah, dan
mengatasi anak nakal.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek belum memiliki pemahaman yang baik tentang gender dan keadilan
gender. Hal ini juga dikuatkan oleh data pemahaman tiap aspek yang meliputi pemahaman terhadap gender, pemahaman terhadap pemerataan kesejahteraan,
pemahaman terhadap akses, pemahaman terhadap partisipasi aktif, dan pemahaman terhadap penguasaankontrol . Data masing-masing aspek
menunjukkan pemahaman yang cenderung rendah. Data tersebut juga diperkuat lagi dengan data pada asesmen kebutuhan yang menunjukkan bahwa mayoritas