4 seberapa handal jaringan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Perhitungan CSSR menggunakan rumusan sebagai berikut [6] :
Call attempt adalah total panggilan menunjukkan banyaknya panggilan yang datang dan block call adalah panggilan yang tidak dapat tersambung yang
diakibatkan adanya gangguan pada jaringan selular. CSSR yang baik adalah CSSR dengan nilai yang tinggi. Pada operator GSM standar minimal CSSR yang
digunakan adalah sebesar 98 [7].
Pada jaringan seluler, dikenal juga area cakupan antena pada BTS atau coverage area. Pada jaringan seluler Global System for Mobile GSM terdapat 3
tiga radius area cakupan BTS, yaitu: 1 Sel besar, radius sel 1 Km dan biasanya melebihi 3 Km; 2 Sel kecil, radius sel 1 Km - 3 Km; 3 Mikro sel: jari-jari di
kisaran 200 m - 300 m [8]. Cakupan area yang akan digunakan untuk menghitung cost pada penelitian ini adalah batas maksimal cakupan yaitu 3 km.
Aplikasi yang dibangun dalam sistem menggunakan bahasa pemograman java. Java merupakan sebuah bahasa pemograman yang dipelopori oleh James
Gosling, Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan dari Sun Microsystems, Inc pada tahun 1991. Bahasa ini pada awalnya disebut “Oak” tapi
kemudian diubah menjadi “Java” pada tahun 1995 karena nama Oak telah dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya.
Keunggulan Java yaitu : 1 Mudah dipelajari khususnya bagi programmer yang sudah terbiasa dengan bahasa C++ atau bahasa lain yang memiliki sifat
berorientasi objek, karena Java merupakan bahasa berorientasi objek murni; 2 Penulisan kode yang lebih baik. Bahasa Java mendorong kebiasaan menulis kode
yang baik, karena berorientasi objek, arsitektur Java Bean, API yang mudah dikembangkan, serta kemampuan garbage collection yang dimiliki oleh Java; 3
Mudah dalam maintenance dan pengembangan, karena berorientasi objek; 4 Menulis program lebih cepat karena kelengkapan API; 5 Terhindar dari
ketergantungan platform; 6 Mudah didistribusikan dan diupdate, khususnya Java Applet [9].
3. Metode dan Perancangan Sistem
Tahapan penelitian pada perancangan simulasi ini melalui 7 tujuh tahapan, yaitu 1 Identifikasi masalah, 2 Perumusan masalah, 3 Penelusuran
pustaka, 4 Rancangan penelitian, 5 Pengumpulan data, 6 Pengolahan data, dan 7 Penyimpulan hasil. Diagram alir tahapan penelitian digambarkan pada
Gambar 2.
CSSR = Call attempt – block call x 100
Call attempt
5
Gambar 2 Tahapan Penelitian [10]
Gambar 2 menunjukkan tahapan peneiltian yang dapat dijelaskan sebagai berikut; Tahap pertama: identifikasi masalah yang sering terjadi terkait dengan
proses routing jaringan seluler. Adanya masalah penuhnya jalur komunikasi yang menyebabkan kemacetan pada jaringan seluler. Tahap kedua: perumusan masalah,
dalam tahap ini merumuskan apakah algoritma dijkstra dapat meyelesaikan masalah yang kemacetan jaringan seluler serta menetukan batasan masalah. Tahap
ketiga: pelaksanaan penelitian menggunakan penelusuran pustaka dari berbagai bahan dan sumber pustaka seperti beberapa buku teks, jurnal nasional maupun
internasional, dan beberapa karya ilmiah lainnya tentang metode dan optimasi khususnya dalam teori algoritma Dijkstra dalam pencarian jalur terpendek pada
routing di dalam jaringan seluler. Tahap keempat: merancang proses perhitungan jalur terpendek menggunakan algoritma Dijkstra dan merancang interface dari
simulasi yang akan digunakan oelh user. Simulasi dibangun berdasarkan tahapan penelitian sebelumnya. Perancangan yang dimaksud adalah membangun simulasi
berupa aplikasi java untuk pencarian jalur terpendek dengan menerapkan algoritma Dijkstra. Tahap kelima: data-data yang diperoleh melalui proses
simulasi menggunakan algoritma Dijkstra, dikumpulkan untuk diolah. Tahap keenam: data yang diperoleh dilakukan analisis untuk mendapatkan sebuah hasil
maupun kesimpulan. Tahap ketujuh: mendapatkan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data.
Simulasi ini dibangun dengan menerapkan algoritma dijkstra dalam penentuan jalur terpendek antar setiap BTS yang ada di kota Salatiga. Adapun
proses program utama pada simulasi ditunjukkan pada Gambar 3.
6
Gambar 3 Proses program utama [9]
Gambar 3 menjelaskan proses pencarian jalur terpendek pada jaringan seluler di kota Salatiga ini menerapkan algoritma dijkstra saat proses pencarian
jalur dari lokasi awal menju ke lokasi tujuan. Algoritma Dijkstra memakai stategi greedy strategi rakus, dimana pada setiap langkah akan dihitung dengan bobot
atau cost yang menghubungkan BTS dengan BTS lain, total jumlah cost terkecil yang nantinya akan menjadi jalur yang terpilih. Sistem akan mendapatkan info
jalur terpendek dari perhitungan algoritma Dijkstra dan menampilkan info tersebut.
Proses execute nodeAwal
Proses execute adalah proses dalam memulai pencarian jalur terpendek dengan parameter inputan nodeAwal dari user. Proses execute ditunjukkan pada
Gambar 4.
7
Gambar 4 Proses execute nodeAwal [9]
Pada Gambar 4 dijelaskan bahwa tetapkan setiap node memiliki sebuah nilai cost yang tersimpan dalam hashMap. Isikan 0 untuk node awal, sebagai awal
proses pencarian. Pastikan semua nilai node harus lebih besar dari 0, hal ini sesuai dengan prinsip Dijkstra yang tidak menghitung nilaibobot yang bernilai negatif.
Jika krurang besar dari 0 maka program tidak akan melakukan perhitungan dan program akan selesai. Node awal akan membandingkan nilai dari setiap node
tetangga. Setiap nilai dari node tetangga akan dimasukkan kedalam list untuk perhitungan. Begitu seterusnya hingga mencapai node tujuan, pencarian jalur
terpendek akan menemukan nilai terpendek dari jumlah node-node terkecil dari node awal hingga node tujuan. Jika belum mencapai nilai minimum cost, maka
proses akan diulang dari perhitungan node awal hingga node akhir. Proses getJalur nodeTarget
Proses getjalur adalah proses mendapatkan jalur terpendek dari node awal ke node tujuan dengan parameter nodeTarget. Proses getjalur ditunjukkan pada
Gambar 5.
8
Gambar 5 Proses getJalur nodeTarget [9]
Pada Gambar 5 dijelaskan mengenai menentukan jalur untuk mencapai node tujuan nodeTarget. Dalam algoritma Dijkstra akan dibuat list untuk
menyimpan nilai setiap node yang telah dilewati. Setiap langkah dalam jalur yang diambil menuju ke node tujuan. Jika isi dalam list kosong maka output bernilai
kosong maka tidak dilakukan pencarian. Jalur akan dibuka untuk langkah-langkah selanjutnya yaitu menghitung node-node selanjutnya dan akan dimasukkan ke
dalam list. Setiap node di dalam list akan dijumlahkan sesuai dengan jalurnya lalu akan dibandingkan,cari yang terkecil dan perbaharui. Bila ternyata jumlah
nilainya sama dalam node yang sama, maka abaikan. Telusuri setiap jalur berdasarkan node awal sampai mengacu ke node tujuan, jika belum didapatkan
maka telusuri jalur lagi sampai mendapat jalur terpendek. Jalur terpendek ditemukan bersama bobotnya.
Perancangan Sistem
9 Dalam mendesain simulasi routing jaringan seluler menggunakan
algoritma Dijkstra ini, digunakan 2 dua buah diagram yaitu Use Case Diagram dan Activity Diagram.
Use Case Diagram merupakan gambaran interaksi antara aktorpengguna dengan sistem yang sesuai dengan langkah skenario yang telah ditentukan. Use
Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yg dibuat [11]. Use Case Diagram user pada simulasi ini digambarkan
pada Gambar 6.
Gambar 6 Use Case Diagram simulasi
Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa interaksi awal user pada sistem adalah guna mencari jalur terpendek sehingga aksi yang dilakukan yaitu
memasukkan lokasi awal ,lokasi tujuan mobile station dan melihat hasil pencarian.
Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang [11]. Activity Diagram simulasi ini digambarkan pada
Gambar 7.
10
Gambar 7 Activity Diagram Simulasi
Pada Gambar 7 menunjukkan activity diagram pada simulasi ini. Pada saat user mengaktifkan simulasi maka simulasi akan menampilkan form utama. Pada
form utama terdapat 2 dua inputan berupa radio select yaitu radio select lokasi awal dan radio select lokasi tujuan. Simulasi akan melakukan pencarian jalur
terpendek jaringan seluler dari lokasi awal MS ke lokasi tujuan MS menggunakan algoritma Dijkstra. Setelah menemukan jalur tercepat ke lokasi tujuan, simulasi
akan menampilkan informasi mengenai routing jalur tercepat jaringan seluler berupa informasi BTS yang dilewati oleh jaringan seluler.
4. Hasil dan Pembahasan