Dalam UU RI No 142005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dal
am melaksanakan tugas keprofesiannya”. Selanjutnya Suharsaputra 2011 mengungkapkan kompetensi guru merupakan
faktor yang membentuk suatu kesatuan padu dan berdifat holistik dengan hirarki yang saling melingkupi, dimana kompetensi di
atasnya menginspirasi dan memengaruhi pada efektivitas peran dan tugas guru. Selanjutnya PPTK-PNF 2012 mengartikan kompetensi
guru adalah kemampuan melakukan unjuk kerja sesuai dengan tugas seorang guru yang bersifat multi dimensional. Kompetensi
dinyatakan dalam standar kompetensi yang konteks atau skalanya tergantung pada kebutuhan dan dapat bersifat lokal ataupun nasional.
Dengan demikian, penulis manyimpulkan bahwa kompetensi guru Taman Kanak-Kanak TK adalah kemampuan, ketrampilan dan
perilaku seseorang yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru TK untuk direfleksikan dalam melaksanakan tugas sebagai guru
sesuai dengan standar kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
2.1.2 Teori Tentang Kompetensi Guru TK
Sagala 2008 menjelaskan bahwa guru secara sederhananya sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Karena tugasnya itulah ia dapat menambah kewibawaannya dan keberadaan guru sangat diperlukan masyarakat. Masyarakat tidak
meragukan lagi akan urgensinya guru bagi anak didik dan yakin sepenuhnya bahwa hanya dengan gurulah anak mereka akan tumbuh
berkembang, terdidik, pintar, dan berkepribadian baik.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualifikasi profesionalisme dalam bidang keguruan. Selanjutnya, PP
Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan menyatakan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-Kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi
anak berusia 4 empat tahun sampai dengan 6 enam tahun. Rusijono 2010 menjelaskan peran dan tanggung jawab guru TK
dalam proses pendidikan sangat besar. Guru dituntut dapat memberikan
bimbinganpendidikan sesuai
dengan tingkat
perkembangan anak
sehingga dapat
mengoptimalkan perkembangannya. Untuk mendukung keterlaksaan tugas yang harus
diemban guru PAUD termasuk guru TK, perlu ada sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru PAUD.
Mulyasa 2008 mengungkapkan bahwa guru dalam era globalisasi memiliki tugas dan fungsi yang lebih komplek, sehingga
perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang standar. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual, yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Kompetensi terdiri dari dua tipe, yaitu: soft competency yang merupakan jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan
untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain, dan hard competency yaitu
jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsioanal atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain komptetensi ini berkaitan
dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni.
Sudrajat 2008 menjelaskan kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
be able to do seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau
ditunjukkan. Agar dapat melakukan be able to do sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan
ability dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Lebih lanjut dalam UU RI No 20
Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 35 dan PP RI Nomor 192005 Bab
II tentang lingkup, fungsi, dan tujuan, pasal 2 menyebutkan bahwa lingkup standar nasional pendidikan meliputi: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Memahami hal tersebut, nampak jelas bahwa guru yang bertugas sebagai
pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar kompetensi dan professional. Sesuai dengan UU No 142005 tentang Guru dan
Dosen, kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial.
Hamalik 2002 menyebutkan bahwa secara teoritis diantara kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan
tetapi secara praktis sesungguhnya kompetensi-kompetensi tersebut saling menjalin secara terpadu dalam diri guru.
Suharsaputra 2011 menambahkan bahwa kompetensi- kompetensi guru merupakan faktor yang membentuk satu kesatuan
yang padu dan bersifat holistik dengan hirarki yang saling melingkupi, dimana kompetensi di atasnya menginspirasi dan
memengaruhi pada efektivitas peran dan tugas guru. Menurut Suharsaputra 2011 yang mengadaptasi dari UU No 142005
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjaldi teladan
peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesame guru, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Dengan demikian, standar kompetensi guru ini merupakan hal
yang sangat penting bagi guru TK. Dengan penguasaan terhadap kompetensi
tersebut akan
sangat membantu
guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik anak usia dini, sehingga mereka tidak salah dalam melakukan tugasnya Nina, 2006.
Dienniarty Tjokrosuprihatono, M.Psi pada seminar “Parental
Guidance of the Golden Mind” 22 November 2012, dalam Idylla, 2012 mengutarakan bahwa kesalahan dalam proses pembelajaran
pendidikan anak usia dini akan sangat fatal bagi perkembangan dan pertumbuhan otak mereka. Bahkan bisa berakibat tidak berfungsinya
otak anak secara optimal, sehingga masa emas ini akan berubah menjadi besi karat yang tidak memiliki fungsi. Hal ini juga akan
berdampak terhadap penyiksaan anak. Oleh karena itu, apabila kompetensi guru meningkat maka akan berpengaruh pada
peningkatan kualitas keluaran dan outputnya.
2.1.3 DomainKomponen Kompetensi Guru TK