Model simpel dari proses marketing Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong Bauran Pemasaran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Distribusi place Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya a Definisi Kebijakan mengenai distribusi ialah menyangkut cara penyampaian produk ke tangan konsumen. 40 Dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempertimbangkan kapan dan di mana produk tersebut bisa diperoleh oleh konsumen ketika konsumen membutuhkannya. Perusahaan berusaha mendekatkan produknya dan mempermudah konsumen dalam memperoleh produk sebagai pemuas kebutuhannya kapan saja dibutuhkan. Menurut Fajar Laksana saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa melalui perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. 41 40 Pandji Anoraga, 1997. Management Bisnis, Jakarta, Rineke Cipta, hal.47 41 Fajar, Laksana, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama.Yogyakarta, Graha Ilmu, hal.123 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b Peranan Perantara Dalam Pemasaran Yang dimaksud dengan perantara menurut Swastha adalah suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri, berada diantara produsen dan konsumen akhir. 42 Dari definisi diatas dapat disimpulkan pengertian perantara adalah suatu lembaga yang berdiri sendiri yang merupakan kegiatan untuk menyalurkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Inti dari operasi perantara terletak pada peranya yang aktif dan penting untuk bernegosiasi kepada konsumen guna meningkatkan volume penjualan perusahaan. c Tipe distributor Biasanya perusahaan menggunakan partisipan saluran distribusi untuk melaksanakan tugas-tugas pemasaran yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh produsen secara efektif atau efisien. Pedagang grosir wholesaler dapat dibedakan menjadi merchant wholesalers berhak penuh atas barang yang dijual. Agent dan broker tidak memiliki hak milik atas barang yang dijual, serta kantor pusat dan kantor cabang produsen. 43 1 Merchant wholesaler yaitu perusahaan independen yang mempunyai hak kepemilikan atas barang dagangan yang mereka jual mereka membelinya terlebih dahulu dan melakukan hampir semua fungsi wholesaling. Mereka ini kadangkala disebut 42 Basu Swastha 2002, Manajemen Pemasaran. Edisi kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta, Penerbit Liberty, hal.191 43 Fandy, Tjiptono. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta. C.V ANDI OFFSET, hal.58 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id distributor, jobber, atau mill supply house. Sebagian besar perusahaan yang terjun dalam binis wholesaling tergolong dalam merchant wholesaler. 2 Broker dan agen, yakni perantara yang hanya berfungsi memudahkan atau memperlancar transaksi antara penjual dan pembeli, yang karena itu barang yang dijual bukanlah milik mereka. Biasanya mereka juga berspesialisasi pada produk dan pelanggan tertentu. 3 Kantor pusat dan kantor cabang ritelprodusen, berbeda dengan merchant wholesaler, broker dan agen, kantor cabang produsen sepenuhnya dimilki oleh produsen. Produsen melaksanakan fungsi- fungsi wholesaling bila tidak ada perantara yang melaksanakan aktivitas-aktivitas wholesaling, jumlah pelanggan sangat sedikit dan terkonsentrasi secara geografis, atau bila pesanan berjumlah besar dan membutuhkan perhatian tersendiri. d Fungsi Distribusi Perantara Tjiptono mengungkapkan bahwa anggota saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama: 1 Informasi, yaitu pengumpulan dan penyebaran informasi pemasaran mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkup pemasaran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. 3 Negosiasi, yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan. 4 Pemesanan, yaitu komunikasi dari para anggota saluran pemasaran ke produsen mengenai minat untuk membeli. 5 Pembiayaan, yaitu perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. 6 Pengambilan resiko, yaitu penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut. 7 Pemilihan fisik, yaitu kesinambungan penyimpanan dan penggerak produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. 8 Pembayaran, yaitu pembeli membayar tagihan ke penjual lewat bank dan institusi keuangan lainnya. 9 Hak milik, yaitu transfer kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke organisasi atau orang yang lain 44 44 Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran Edisi Ketiga, Yogyakarta, Penerbit Andi, hal.190 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 Promosi promotion Kebijakan yang diambil perusahaan dalam menyebarkan informasi mengenai produknya kepada konsumen, bahwa produk tersebut telah tersedia di pasar dan produk tersebut mampu memberikan manfaat yang memadai serta mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Sifat promosi selain yang telah disebutkan di atas yaitu untuk memperkenalkan produk kepada konsumen, juga dimaksudkan untuk merayu calon konsumen agar tergerak untuk melakukan tindakan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 45 5 Orang people People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Nirwana people adalah orang yang memiliki andil dalam memberikan atau menunjukkan pelayanan yang diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Dalam penelitian ini karyawan kafe berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selama melakukan pembelian, faktor people ini berperan aktif dan bisa perngaruh positif terhadap keputusan pembelian, seperti yang dikemukankan oleh Kotler, semakin positif kinerja yang diberikan kepada konsumen, semakin baik pula dampaknya dalam melakukan keputusan pembelian. 46 45 Heindjrachman Ranupandojo,1990, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta,UPP AMP YKPN, hal.79 46 Nirwana, 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa, Malang, Penerbit Dioma, hal.48 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut Ratih menyatakan people adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa ataupun produk sehingga dapat mempengaruhi pembelian. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. 47 Menurut Ratih 48 elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu: a Service People Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan. b Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan. Menurut Yazid “Orang people adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli”. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Menurut Judd ada 4 empat kriteria peranan dan pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi konsumen, yaitu: 47 Ratih Hurriyati. 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung, Alfabeta, hal.62 48 Ratih Hurriyati. 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung, Alfabeta, hal.63 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 Contactors, people di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. 2 Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: resepsionis. 3 Influencers, mereka mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. 4 Isolated, people di sini tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya, karyawan bagian administrasi penjualan, SDM, dan data prosessing. 49 6 Bukti fisik physical evidence Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. 7 Proses process Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan system penyajian atas operasi jasa. Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan. 49 Judd, V.C. 1987. Differentiate with the 5 P:People. Industrial Marketing Management, Vol 16, hal.241-247 Dalam Jurnal Ilmiah Kesatuan, Kresno Agus Hendarto, Bauran Pemasaran Pada Jasa Ekowisata, Februari 2003 Volume 4 Nomor 1-2, hal.29 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dikembangkan menjadi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari alat-alat pemasaran. Alat pemasaran tersebut terdiri dari product, price, place,promotion, people, physical evidence, dan process. Hal ini digunakan oleh perusahaan dalam mencapai pasar sasaran yang ditentukan. manusia atau suatu proses dengan nama individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk serta jasa dengan sesamanya. Ketujuh unsur marketing mix atau pemasaran sangatlah penting diterapkan dalam sebuah perusahaan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan dasar. Metode penelitian akan menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan analisis data yang ada. Sehingga, dapat menemukan sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut. Sesuai dengan judul penelitian Strategi Penggunaan Ustadz sebagai Tenaga Pemasaran di Travel Haji dan Umroh Studi pada PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya maka peneliti penggunaan penelitian kualitatif, Secara Bahasa kualitatif berarti meninjau berdasarkan mutu. 1 John W. Creswell mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut “Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan” 2 dari setiap masalah-masalah sosial maupun kemanusiaan. Dengan penggunaan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna. Karena metode, kualitatif dapat menggali data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, sikap mental, keyakinan, etos kerja dan budaya yang di anut oleh individu maupun kelompok orang dalam lingkungan kerja. Sehingga, tujuan dari penelitian dapat tercapai. 1 Bambang Murhiyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Victory Inti Cipta, hal. 275 2 John W. Creswell, 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed Edisi ketiga cetakan ke III. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hal. 4 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sedangkan, dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja. Karena metode kuantitatif hanya dapat menggali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera aka sulit untuk diungkapkan sehingga, permasalahan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Menurut W. Gulo “tipe penelitian deskriptif ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Kita tidak puas bila hanya bila hanya mengetahui apa masalahnya secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Lebih terperinci karena variable-variabel tersebut diuraikan atas factor-faktornya. Untuk mendapatkan hasil maksimal perlu penggunaan sampel.” 3 Pengumpulan data yang dipakai adalah dengan teknik wawancara interview, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan informan, dengan penggunaan key informan yang selanjutnya berkembang dengan teknik snowball. Proses analisis data dilakukan dengan mengelompokkan serta mengkombinasikan data yang diperoleh, dan juga menetapkan serangkaian hubungan keterkaitan antara data tersebut. Sedangkan validitas data diuji melalui triangulasi sumber data sehingga data yang disajikan merupakan data yang absah. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan tentang Strategi Penggunakan Ustadz sebagai Tenaga Pemasaran Haji Dan Umroh Di PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya.

B. Lokasi Penelitian

Dalam sasaran penelitian ini, ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu mengenai objek penelitian dan wilayah penelitian. Objek yang akan dituju dalam penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan strategi ustadz sebagai tenaga pemasaran di PT. Nur 3 W. Gulo, 2000. Metodologi Penelitian, Jakarta, PT. Grasindo, hal.19 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Ramadhan Wisata Surabaya. Sedangkan, lokasi yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah Jl. Ketintang Madya No 165, Jambangan Surabaya, Jawa Timur

C. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data yang jelas dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari informasi yang mengarah kepada penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus bisa berperan sebagai instrument penelitian, disamping juga bantuan dari pihak yang benar-benar mengetahui tentang Manajemen Kewirausahaan dalam mewujudkan Strategi Penggunaan Ustadz Sebagai Tenaga Pemasaran Haji Dan Umroh Di PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya. Untuk itu jenis dan sumber data dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Jenis Data 1 Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data yang pertama di lapangan atau sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan. 4 Data primer ini, diperoleh dengan cara mencari jawaban atas pertanyaan yang disajikan melalui wawancara secara langsung dengan pimpinan utama dan manajer marketing PT. Nur Ramadhan Wisata. Dalam hal ini, data yang diambil adalah data tentang Strategi Penggunaan Ustadz sebagai Tenaga Pemasaran Haji Dan Umroh Di PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya, yang terdiri dari strategi pemasaran PT. Nur Ramadhan Wisata, sehingga menjadi lembaga layanan jasa yang terbaik. 2 Data Sekunder 4 Burhan Bungin, 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya, Airlangga University Press, hal. 129 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Data sekunder adalah data yang diperoleh ke dua setelah data primer. Tidak menutup kemungkinan peneliti sulit atau tidak mendapatkan data dari sumber sekunder dikarenakan ada sesuatu hal yang sifatnya sangat pribadi. Oleh karena itu, peneliti juga penggunaan data sekunder sebagai sarana memperoleh data. Sumber data sekunder digunakan sebagai bahan pembanding dari data primer yang telah diperoleh. 5 Data sekunder yang dihimpun dalam penelitian ini adalah Strategi Strategi Penggunaan Ustadz Sebagai Tenaga Pemasaran Haji Dan Umroh Di PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya, sehingga menjadi lembaga layanan jasa yang dapat menarik minat para calon jemaah haji dan umroh secara baik dan islami. dan data-data yang ada kaitannya dalam penelitian. b. Sumber Data Informan merupakan orang yang memberi informasi tentang segala yang terkait dalam penelitian. Sebelum menentukan informan yang tepat untuk memperoleh data yang diinginkan, terlebih dahulu harus diketahui populasi untuk menentukan sampel yang tepat. Untuk teknik pengambilan sampel, peneliti penggunaan teknik snowball sampling, yaitu pertama peneliti disarankan pada informan yang pertama, lalu informan pertama menyarankan keinforman yang kedua. Dalam penelitian ini, sumber data dalam penggalian data tentang Strategi Penggunakan Ustadz sebagai Tenaga Pemasaran Haji Dan Umroh Di PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya, informan memiliki kedudukan yang penting dalam 5 Burhan Bungin, 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University Press, Surabaya, hal. 129 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id PT. Nur Ramadhan Wisata Surabaya, serta mewakili semua yang ada di rumusan masalah . Berikut adalah daftar informan atau sumber data dalam penelitian ini: 1 Hj. Ninis Rachmawati S.Psi. Psikolog, sebagai Kepala Cabang Surabaya 2 Hj. Maslahah, sebagai Manajer marketing 3 Bpk Tatok Kushartanto, sebagai Manajer keuangan 4 Bpk Ust Agus jogja selaku LO Leaison Officer PT. Nur Ramadhan 5 KH. Mufthy Labib, Lc. Ponpes Paciran Lamongan KBIH Masy’aril Haram Sebagai tenaga pemasaran 6 Ust. Dr. Faisol Amma KBIH Fahama 7 Ust. H. Abdul. Ghofur, Yayasan RS. Muhammadiyah KBIH Labbaik 8 KH. Muntholib, Yayasan Alumni Haji Muhammadiyah. 9 H. Muhaimin, Yayasan Alumni Haji Muhammadiyah 10 KH. Anshori KBIH Al-Madani Bojonegoro 11 KH. Khoiruddin Yayasan Muhammadiyah Menur Surabaya 12 H. Agung Riyanto Balikpapan 13 H. Rahmat Makassar 14 KH. Chairani Banjarmasin 15 Athoillah Solo 16 Faisal Haqiqi KBIH Riyadhul Jannah Rungkut Surabaya