Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan)

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK

KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi kasus pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan)

GELADIKARYA

Oleh:

ARNI JULIA SIREGAR

077007064/MM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan)

Nama : Arni Julia Siregar

NIM : 077007064

Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si Ketua

Mozart Darus, MBA, M.Sc Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana


(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.

Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.

Hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator bauran pemasaran yang dimensinya paling rendah atas kunjungan adalah produk 2,52, promosi 2,38, place 2,05, dan proses 2,68. Nilai tertimbang 2,4 Matriks IFE menunjukkan bahwa Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata masih dibawah rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya dalam menghadapi kelemahan internalnya. Nilai tertimbang 2,8 Matriks EFE mengindikasikan bahwa Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata di atas rata-rata dalam upayanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman.


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK

KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan)

adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.

Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan


(5)

RIWAYAT HIDUP

Arni Julia Siregar, lahir di Padangsidimpuan 30 Juli 1984. Anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Hamdan Siregar dan Ibunda Nurmaida Harahap.

Pendidikan dimulai di TK.Aisyiyah Bustanul Atfal Padangsidimpuan dari tahun 1990 hingga 1991, kemudian Sekolah Dasar di SD Negeri 144433 Padangsidimpuan hingga tamat pada tahun 1997. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama, SMP Negeri 4 Padangsidimpuan hingga lulus pada tahun 2000. Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi, akhirnya penulis diterima di SMA Negeri 2 Plus Sipirok Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be (YPMHB) dari tahun 2000 hingga tahun 2003. Menyelesaikan program Strata Satu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini yang berjudul : Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus Pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan .

Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Manajemen sesuai dengan kurikulum pada Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K) sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing. 6. Bapak Mozart Darus, MBA, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing. 7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

8. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.


(7)

9. Kepala Bidang dan Staf Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

10. Staf Akademik di Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.

11. Seluruh keluarga yang tiada henti mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu, semoga Geladikarya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2012


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Pariwisata ... 5

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 5

2.1.2 Bentuk-bentuk Pariwisata ... 6

2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 7

2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa ... 9

2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa... 9

2.2.2 Karakteristik Jasa ... 10

2.3 Segmentasi, Targetting, Positioning ... 11

2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)... 12

2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata ... 14

2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 16

2.7 Analisis SWOT ... 17

2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)... 21

2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) . 21 2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE) ... 22

2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 22


(9)

BAB.III KERANGKA KONSEPTUAL... 24

BAB. IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2 Metode Penelitian... 26

4.3 Populasi dan Sampel ... 27

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 28

4.5 Jenis dan Sumber Data ... 28

4.6 Teknik Analisis Data... 29

BAB. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais ... 30

5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata ... 31

5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata ... 34

5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais ... 36

BAB VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Identitas Responden ... 38

6.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk) ... 41

6.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Price (Harga) ... 44

6.2.3 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Promotion (Promosi)... 46

6.2.4 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Place (Tempat) ... 47

6.2.5 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator People (Pelayanan)... 49

6.2.6 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Process (Proses) ... 50

6.2.7 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Customer Service (Pelayanan Kepada Pengunjung) ... 53

6.3 Analisis SWOT ... 58

6.4 Matriks SWOT Hasil Penelitian ... 60

6.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Strategic IFE Matrix) dan Matriks Evaluasi Eksternal (Factor Evaluation Strategic EFE Matrix) ... 61

6.6 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ... 63

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 67


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 69 Lampiran


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais ... 3

2.1 Matriks SWOT ... 20

4.1 Jadwal Penelitian... 26

6.1 Identitas Responden ... 39

6.2 Respon Atas Keindahan Objek Wisata Danau Siais ... 41

6.3 Respon Atas Ketertarikan Atraksi Wisata Yang Ada Di Objek Wisata Danau Siais ... 42

6.4 Respon Atas Kelengkapan Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais 43 6.5 Respon Atas Kualitas Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais... 43

6.6 Respon Atas Kebersihan Objek Wisata Danau Siais ... 44

6.7 Respon Atas Tingkat Biaya Masuk Ke Objek Wisata Danau Siais 44 6.8 Respon Atas Tingkat Kemahalan Biaya Menikmati Atraksi Wisata Danau Siais ... 45

6.9 Respon Atas Tingkat Kemahalan Pemakaian Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais ... 45

6.10 Respon Atas Banyaknya Promosi Objek Wisata Danau Siais ... 46

6.11 Respon Atas Tampilan Promosi Objek Wisata Danau Siais... 47

6.12 Respon Atas Kemudahan Menjangkau Objek Wisata Danau Siais 47 6.13 Respon Atas Ketersediaan Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais... 48

6.14 Respon Atas Kualitas Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais ... 48

6.15 Respon Atas Pelayanan Yang Diberikan Pengelola... 49

6.16 Respon Pengelola Atas Kebutuhan Pengunjung ... 50

6.17 Respon Atas Keterampilan Pengelola ... 50

6.18 Respon Atas Kemudahan Prosedur Masuk Objek Wisata Danau Siais ... 51

6.19 Respon Atas Jadwal Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52

6.20 Respon Atas Kerutinan Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52

6.21 Respon Atas Keramahan Pengelola ... 53


(12)

6.23 Respon Atas Kenyamanan di Objek Wisata Danau Siais ... 54

6.24 Respon Atas Keinginan Untuk Kembali Berkunjung ... 55

6.25 Perhitungan Nilai Rata-rata Indikator Bauran Pemasaran ... 56

6.26 Nilai Indikator Bauran Pemasaran dalam Menarik Kunjungan Wisatawan di Objek Wisata Danau Siais... 57

6.27 Faktor-faktor Internal dan Eksternal ... 59

6.28 Matriks SWOT ... 60

6.29 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) ... 62

6.30 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) ... 63


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25 5.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan ... 33

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul


(14)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.

Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.

Hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator bauran pemasaran yang dimensinya paling rendah atas kunjungan adalah produk 2,52, promosi 2,38, place 2,05, dan proses 2,68. Nilai tertimbang 2,4 Matriks IFE menunjukkan bahwa Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata masih dibawah rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya dalam menghadapi kelemahan internalnya. Nilai tertimbang 2,8 Matriks EFE mengindikasikan bahwa Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata di atas rata-rata dalam upayanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek, dan daya tarik wisata serta usaha lainnya. Hal yang terkait dalam pembangunan pariwisata pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Dalam bentuk sederhana pariwisata dikenal sebagai bertamasya atau perlawatan. Seiring dengan berbagai perkembangan yang dicapai di bidang ekonomi, budaya, teknologi dan sebagainya, maka bentuk kegiatan pariwisata telah berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih kompleks dan luas.

Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh daerah destinasi wisata di tanah air, baik di daerah yang sudah maju, maupun kurang berkembang adalah modal dasar pengembangan kepariwisataan Indonesia.

Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan cara pengembangan objek wisata di suatu kawasan sebagai daya tarik wisata. Pengembangan objek wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Suatu objek wisata hendaknya memiliki beraneka ragam atraksi, baik merupakan atraksi


(16)

keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan yang dalam keseluruhannya merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok.

Tidak ada objek wisata yang tidak layak jual. Layaknya menjual sebuah produk, kepariwisataan perlu strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di daerah tujuan wisata.

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi.

Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata yang ada tersebar hampir di semua kecamatan.

Salah satu alternatif pengembangan objek wisata dan dapat dijadikan pilihan para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata untuk dinikmati khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah objek wisata yang terkait dengan pariwisata alam.

Diantara objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan salah satu objek wisata yang potensial adalah Danau Siais yang sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya dan potensi yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal. Danau Siais terletak Desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur yang berjarak 63 km dari Kota Padangsidimpuan.


(17)

Kemampuan daya tarik objek wisata Danau Siais belum begitu luas diketahui dan dikenal masyarakat. Selama ini masyarakat Tapanuli Selatan dan sekitarnya hanya mengetahui informasi minim tentang keberadaan Danau Siais, salah satunya, di sekeliling danau masih dipenuhi hutan rimba dengan aneka satwa liarnya. Di luar itu, tidak ada informasi berarti. Apalagi tak banyak masyarakat yang bisa menyaksikan langsung objek wisata.

Berikut merupakan daftar jumlah pengunjung objek wisata Danau Siais. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais

No Tahun Jumlah Pengunjung

1 2007 1500

2 2008 5000

3 2009 4000

4 2010 3000

5 2011 2500

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan.

Untuk itu, dalam rangka mengembangkan Kawasan Danau Siais menjadi daerah tujuan wisata yang menarik, perlu disusun suatu rencana yang menyeluruh. Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam pengembangan dan pemasaran Danau Siais harus mampu menjadikan objek wisata Danau Siais menjadi semakin bagus dan mampu bersaing agar semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata Danau Siais.


(18)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana strategi pengembangan dan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik kunjungan wisatawan

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik kunjungan wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pariwisata Tapanuli Selatan, sebagai bahan pertimbangan

dalam mendukung program peningkatan pariwisata.

2. Bagi Program Studi Magister Manajemen, sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pemasaran.

3. Bagi penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi ataupun acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batas dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada strategi pengembangan dan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik kunjungan wisatawan.


(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Teori Tentang Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Margenroth dalam Yoeti (1996) menyatakan bahwa pariwisata adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu, untuk berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan atau keinginan yang beranekaragam dari pribadinya.

McIntosh dan Gupta dalam Pendit (2002) menyatakan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses penarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

Hunzieker dan Krapt dalam Yoeti (1996) menyatakan kepariwisataan adalah keseluruhan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.

Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan


(20)

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut, bertamasya atau berekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata

Menurut Pendit (2002)bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menurut: 1. Asal wisatawan

Perlu diketahui apakah wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

2. Akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan luar dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri nya, disebut pariwisata pasif.

3. Jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung


(21)

kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

4. Jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

5. Alat angkut yang digunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat angkutan oleh wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api, pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan tourism resourch dan tourist service . Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik


(22)

tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata, antara lain:

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh: iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna. 2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda

bersejarah, kebudayaan, dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.

Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik, maka kita harus mengembangkan tiga hal yaitu:

1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat

2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri untuk dibeli

3. Something to do, yaitu suatu aktifitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut.

Ketiga hal tersebut merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain 2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri

3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang pembangunan dan pengembangan


(23)

4. Harus menarik

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau objek wisata (Pendit:1994).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek wisata atau atraksi wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa

2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2005), jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut.

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006)


(24)

2.2.2 Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu terdiri dari intangible (tidak berwujud),

inseparability (tidak terpisahkan), variability (bervariasi), perishability (mudah lenyap). Keempat karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Kotler, 2005) :

1. Intangible(Tidak Berwujud)

Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari atau bukti dari mutu jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.

2. Inseparability(Tidak Terpisahkan)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa.

3. Variability(Bervariasi)

Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Perusahaan dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian mutu. Pertama adalah melakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses pelaksanaan jasa diseluruh organisasi. Ketiga adalah memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan dan melakukan belanja perbandingan.


(25)

4. Perishability(Mudah Lenyap)

Suatu jasa tidak dapat disimpan, sifat jasa yang mudah lenyap tidak akan jadi masalah apabila permintaan tetap, masalah akan timbul apabila permintaan akan jasa fluktuatif.

2.3 Segmentation, Targetting, dan Positioning

Sasaran utama proses segmentation, targetting, dan positioning (STP) adalah menciptakan dan mempertahankan citra unik merek perusahaan dalam benak konsumen sedemikian rupa. Sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Sesuai dengan namanya, prosedur

segmentation, targetting, dan positioning (STP) secara rinci meliputi tiga tahap pokok sebagai berikut:

1. Segmentation

a. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan pelanggan, keinginan, manfaat yang dicari, solusi atas masalah yang dihadapi, situasi pemakaian, dan lain-lain.

b. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan menggunakan variabel-variabel yang bisa membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan pelanggan tersebut.

2. Targetting

a. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan variabel-variabel yang bisa menguantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen.


(26)

b. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensial laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

3. Positioning

a. Mengidentifikasi konsep positioning bagi jasa perusahaan yang atraktif bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang diharapkan perusahaan.

2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakantoolatau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.

Marketing mix produk barang mencakup 4P, product, price, promotion, dan place. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people,process,dancustomer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung.

Product (Produk)

Product adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut yang disebut the offer .


(27)

Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

Price (Harga)

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian valuekepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli.

Promotion (Promosi)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan surat pemberitahuan langsung.

Place (Tempat)

Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, ketersediaan, dan transportasi.

People (Pelayanan)

Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli.


(28)

Process (Proses)

Process merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Customer Service

Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan.Customer servicemeliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi.

2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata

Pertanyaan tentang adakah ciri-ciri khusus pariwisata sebagai suatu gejala kegiatan perjalanan masyarakat, yang akan menunjang pemikiran bahwa pemasaran pariwisata itu berbeda dari pengertian umum pemasaran mengenai barang-barang yang dapat dijamah dan jasa-jasanya.

Dapat dikatakan bahwa pariwisata itu hanya berupa jasa-jasa yang tidak berbeda dari jasa-jasa lain. Akibatnya pemasaran pariwisata akan mengikuti asas-asas yang sama dalam pengertian pemasaran pada umumnya.


(29)

Pengertian Pemasaran Pariwisata

Krippendorf dalam Wahab (1988) memberikan batasan pemasaran wisata sebagai berikut, penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional, dan internasional, guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok pelanggan tertentu yang telah diterapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai tingkat keuntungan yang memadai.

Yoeti (1990) menyatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism marketing) adalah suatu sistem dan koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu kebijakan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.

Pada dasarnya pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk menarik wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan uangnya di suatu tujuan wisata. Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang dirumuskan oleh ahli ekonomi sebagai pemasaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai konsumen.


(30)

Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya karena produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi, atau lembaga pariwisata yang mengelolanya. Memasarkan produk industri pariwisata tidak hanya sebatas koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dalam pandangan Yoety (2005) keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang pemasaran sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifatquick yieldingdan merupakanagent of developmentbagi daerah berkaitan.

Bertolak pada industri pariwisata merupakan industri yang berorientasi pada jasa layanan dan mempunyai sifat yang sangat berlawanan dengan industri barang, sangat subjektif, serta intangible maka dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut dalam pemasarannya harus memperhatikan strategi pemasaran dalam artian prosessegmenting, targetting, positioning,danmarketing mixharus tepat.

2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata

Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik, yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Dalam konteks pariwisata secara kualitas berarti meningkatkan objek wisata dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan secara kuantitas berarti perluasan penganekaragaman objek wisata serta akomodasi lainnya.


(31)

Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Pengembangan kepariwisataan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menarik jumlah wisatawan yang semakin banyak secara terus menerus sehingga akan merupakan aset penting dalam pembangunan, baik bagi negara dan bagi Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya yang bertujuan memajukan perekonomian rakyat.

Menurut Happy Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata.

Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah, dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.

2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang


(32)

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

a. Strengths, merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

b. Weakness, merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

c. Opportunities, merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

d. Threats, merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputiStrengthdanWeaknessdengan faktor luar Opportunity dan Threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi


(33)

alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Matrix kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah alat untuk mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : SO (strengths-opportunities), WO (weakness-opportunities), ST (strengths-threats), WT (weakness-threats). Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matrix SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.

Strategi strengths-opportunities menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi weakness-opportunities, strengths-threats, atau weakness-threats agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi strengths

-opportunities. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Jika suatu organisasi menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi weakness-opportunities bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

Strategi strengths-threats menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti


(34)

bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.

Strategi weakness-threats adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal berada pada posisi tidak aman. Organisasi yang seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2. Tujuan dari masing-masing pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.

Tabel 2.1 Matriks SWOT

KEKUATAN (S) Identifikasi Kekuatan

KELEMAHAN (W) Identifikasi Kelemahan PELUANG (O)

Identifikasi Kesempatan

STRATEGI (SO) Menggunakan kekuatan untuk

menangkap kesempatan

STRATEGI (WO) Mengatasi kelemahan

dengan mengambil kesempatan ANCAMAN (T)

Identifikasi Ancaman

STRATEGI (ST) Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI (WT) Meminimal kelemahan

dengan menghindari ancaman


(35)

2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)

Tahap ekstraksi dalam menjalankan audit manajemen strategis adalah membuat matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE). Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima tahap:

1. Tuliskan faktor internal utama, tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor..

3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 untuk masing-masing faktor yang mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat =1), kelemahan minor (peringkat =2), kekuatan minor (peringkat =3), kekuatan utama (peringkat =4). Kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.

5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang.


(36)

2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

Matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan.

1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Masukkan peluang dan ancaman.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting).

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut, 4= respon perusahaan superior, 3= respon perusahaan di atas rata, 2= respon perusahaan rata-rata, 1= respon perusahaan jelek.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang.

5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi.

2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Teknik analisis dalam literatur yang di desain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Palnning Matrix QSPM).


(37)

Baris atas QSPM terdiri atas alternatif strategi yang diturunkan dari Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy. Tetapi tidak semua strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM. Dalam hal ini digunakan strategi yang diperoleh dari Matriks SWOT.

Berikut merupakan tahapan dalam penyusunan Matriks QSPM,

1. Membuat daftar peluang, ancaman eksternal dan ekkauatan, kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri QSPM

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE

3. Evaluasi matriks Tahap 2 dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan

4. Tentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores AS) 5. Hitung total nilai daya tarik


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual memberikan bentuk sistematis yang didasarkan kepada analisis yang menjadi alur proses dari suatu penelitian. Kerangka konseptual terdiri dari aliran proses berpikir sistematis yang diawali dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, analisis permasalahan serta saran atau solusi alternatif terhadap permasalahan tersebut.

Dalam penulisan Geladikarya ini kerangka konseptual yang digunakan dalam proses penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Proses penelitian diawali dengan menganalisis bauran pemasaran jasa yang terdiri dari product, price, promotion, place, people, process, dan

customer servicesehingga diketahui variabel mana yang paling diperlukan untuk diperbaiki dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata di kawasan wisata Danau Siais.

2. Analisis semua kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dengan analisis SWOT. Kemudian dengan menggunakan matriks IFE dan EFE untuk memformulasikan strategi. Terakhir dengan menggunakan matriks QSPM sebagai alat untuk memilih alternatif yang paling layak digunakan. 3. Akhir dari penelitian diharapkan dapat menghasilkan saran dan

rekomendasi terhadap Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata sehingga mampu mengembangkan dan memasarkan objek wisata Danau Siais Tapanuli Selatan.


(39)

Berikut merupakan gambar dari kerangka konseptual dalam penelitian.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Product

Price

Promotion

People Place

Process

Customer Service

Kunjungan Wisatawan


(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Tapanuli Selatan karena dinas tersebut bertanggung jawab dalam usaha pengembangan potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Waktu penelitian yaitu dari bulan Oktober hingga Juli 2012.

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Jadwal Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kolokium Geladikarya 2 Pengumpulan Data 3 Analisis Data

4 Penyusunan Geladikarya 5 Seminar Perusahaan 6 Sidang Geladikarya

4.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif ekplanatori yakni menyajikan secara jelas pokok-pokok persoalan yang dijumpai dan akibat-akibatnya yang kemudian mencari jalan keluarnya bagi pemecahan masalah-masalah yang dijumpai.


(41)

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah 2500 orang. Jumlah ini diambil dari jumlah pengunjung tahun 2011 yang diperoleh dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung yang mewakili populasi objek wisata yaitu berjumlah 97 orang. Jumlah ini diperoleh dari rumus Slovin dalam Iqbal (2002) yaitu:

Rumus Slovin: 2 1 Ne N n   Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan. Dalam hal ini persen kelonggaran yang diambil adalah 10%.

15 , 96 26 2500 25 1 2500 ) 1 , 0 ( 2500 1 2500 2       n


(42)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak yang berwenang memberikan informasi dan data sehubungan dengan penelitian di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Daftar pertanyaan (questionnaire) yang diberikan kepada para wisatawan yang dijadikan sebagai sampel.

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data dari dokumen-dokumen penting yang terdapat di daerah penelitian.

4.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara (interview) dan juga dari daftar pertanyaan (questionnaire).

2. Data Sekunder


(43)

4.6 Teknik Analisis Data

Alat analisis untuk memetakan isu atau faktor strategis yaitu terlebih dahulu mendeskripsikan kemudian dianalisis dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat Analysis) dengan menggunakan matriks SWOT sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut. Melalui analisis SWOT maka dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis yang perlu dikembangkan di masa yang akan datang untuk pengembangan sektor pariwisata. Teknik analisa SWOT merupakan tahap awal upaya menemukan isu strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tahap selanjutnya yaitu menggunakan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) untuk memilih strategi yang paling layak dari analisis SWOT.


(44)

BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais

Danau Siais merupakan danau terbesar kedua di Sumatera Utara memiliki panorama yang dapat dijual. Namun, karena belum tertata dan dikelola dengan baik sehingga belum dapat memberikan dampak ekonomi positif.

Danau Siais terletak di desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan kurang lebih 63 km dari Kota Padangsidimpuan dan kurang lebih 43 km dari Simarpinggan Kecamatan Angkola Selatan. Danau Siais memiliki luas 998 Hektar dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang luasnya kurang lebih 1500 Hektar yang kaya dengan flora dan fauna.

Berdasarkan kondisi fisiknya, kawasan Danau Siais memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lahan dari 40%. Danau Siais mempunyai satu karakter penggunaan lahan edisting yaitu sebagai kawasan wisata, namun kawasan ini memiliki bermacam fungsi, antara lain sebagai kawasan penyangga, wisata, pemukiman, kegiatan perlindungan, pendidikan, penelitian dan olahraga serta kawasan pengembangan pertanian, perikanan, perkebunan dan perternakan (Bappeda Tapsel, 2008).

Untuk menuju kawasan objek wisata Danau Siais dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Angkutan umum menuju kawasan wisata Danau Siais juga telah tersedia.

Fasilitas yang terdapat di kawasan wisata Danau Siais antara lain mess untuk menginap yang hingga kini masih terus dalam tahap pembenahan. Saat ini


(45)

guna. Sejumlah kapal penumpang juga telah tersedia yang dapat digunakan pengunjung untuk berkeliling danau.

5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk salah satu kabupaten yang ada di propinsi Sumatera Utara yang memiliki sumber daya alam yang lengkap seperti adanya hutan, tanah yang luas, danau, bahkan laut sepanjang 35 km garis pantai yang potensial untuk dikembangkan.

Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah, sebagian besar urusan pemerintah telah diberikan kepada pemerintah Kabupaten/kota. Khususnya mengenai Bidang Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Pemerintah telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang pemuda, olahraga, dan pariwisata.

Dengan demikian dibentuklan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata daerah berdasarkan PERDA Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi/Lembaga Teknis Daerah berbentuk Dinas.

Berdasarkan PERDA No.7 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Dinas, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut:

1. 1 Orang Kepala Dinas 2. 1 Orang Sekretariat 3. 3 Orang Kepala Bidang 4. 8 Orang Kepala Seksi


(46)

Dengan kondisi tersebut maka Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan berupaya mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab maka dikeluarkan Inpres Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.


(47)

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan

KEPALA SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PELAPORAN SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIDANG PARIWISATA BIDANG OLAHRAGA BIDANG PEMUDA SEKSI PRASARANA DAN SARANA OLAHRAGA SEKSI KEWIRAUSAHAAN PEMUDA SEKSI PENGEMBANGAN, KADERISASI DAN LEMBAGA PEMUDA SEKSI OLAHRAGA MASYARAKAT DAN PELAJAR SEKSI PEMBINAAN DAN PELATIHAN KEPEMUDAAN SEKSI PENGEMBANGAN OLAHRAGA PRESTASI DAN UNGGULAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SEKSI PROMOSI WISATA DAN HIBURAN UMUM UPTD


(48)

5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Siais

Perencanaan strategis merupakan tindakan awal yang perlu dibuat oleh pemerintah dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor pariwisata, karena lebih bersifat komprehensif, lebih memfokuskan pada lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi untuk mengetahui strategi yang paling cocok.

Visi dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata yaitu Terwujudnya Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Tapanuli Selatan yang Berwawasan Kebangsaan, Terampil, Mandiri, Sehat, Berprestasi dan Berdaya Saing Yang Dilandasi Iman dan Taqwa .

Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan maka ditetapkan Misi Pembangunan periode 2010-2015 yaitu:

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda atas bahaya narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang lainnya.

7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan positif yang memfasilitasi pengembangan bakat dan minat generasi muda dalam bidang olahraga kesehatan, kewirausahaan, kepeloporan pemuda serta kebangsaan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kerangka NKRI.

8. Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang dan berkelanjutan melalui tahap pengenalan olahraga, pemanduan, pengembangan bakat, peningkatan prestasi serta pemantauan bakat dan prestasi.


(49)

9. Memberdayakan pengembangan IPTEK keolahrgaan dalam upaya mendukung peningkatan mutu pembinaan serta pengembangan sarana dan prasarana olahraga.

10. Mendata dan memberdayakan potensi alam seperti danau, sungai, gunung dan sumber daya alam lainnya untuk dapat dijadikan tempat penyelenggaraan even-even olahraga tertentu.

11. Menjalin kerjasama meningkatkan dan memberdayakan organisasi kepemudaan dan olahraga dalam rangka mendorong efetifitas jaringan kerja bidang kepemudaan dan olahraga.

12. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pelaku olahraga, masyarakat serta dunia usaha dalam upaya pengembangan sarana dan prasarana olahraga sehingga terwujudnya industri olahraga daerah, nasional, maupun internasional.

Dari Rencana Strategik Tahun 2011-2015, tujuan pemerintah di bidang pariwisata yaitu meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan serta terjaga dan terlestarikannya kebudayaan-kebudayaan Tapanuli Selatan.

Rencana kerja Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Parwisata yaitu menjalin kerjasama dengan media cetak dan elektronik skala nasional dan internasional.

Pengembangan pariwisata diutamakan pada objek wisata yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli daerah serta memperluas usaha bagi masyarakat sekitar dan mampu menunjang pembangunan serta pengembangan wilayah.


(50)

Peraturan mengenai pengembangan kawasan wisata di kabupaten Tapanuli Selatan belum ada, semua masih berpedoman pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009.

5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais

Kegiatan pengembangan dan pemasaran pariwisata merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan secara terus menerus. Pelaksanaan pengembangan dan pemasaran objek wisata tidak terlepas dari perlunya dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini menghendaki adanya keterlibatan stakeholder baik pihak swasta maupun pemerintah serta masyarakat dalam rangka mengakomodir kebutuhan sesuai peruntukan kondisi objek secara terintegrasi dalam sebuah perencaan yang bermuara pada perwujudan kepentingan timbal balik dengan kata lain masing-masing pihak dibutuhkan sesuai peranan dan tanggung jawabnya.

Berikut merupakan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais oleh Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata ditinjau dari bauran pemasaran jasa.

1. Produk, Danau Siais memiliki keindahan yang mempesona. Sarana dan prasarana serta fasilitas mulai dikembangkan dan dilengkapi. Kegiatan-kegiatan yang menarik kunjungan wisatawan yaitu camping di pinggir danau, berkeliling danau, atau sekedar menikmati pemandangan alam. 2. Price (harga), dari segi harga, untuk masuk ke lokasi wisata Danau Siais,

pengunjung dikenakan biaya masuk Rp.3000.

3. Promosi, promosi yang pernah dilakukan yaitu melalui media massa, televisi, dan juga brosur. Promosi juga dilakukan di even Pekan Raya Sumatera Utara.


(51)

4. Place (lokasi), Hingga saat ini pemerintah masih terus melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas sarana dan prasarana menuju kawasan wisata Danau Siais.

5. People, pengelola khusus yang memberikan pelayanan kepada para pengunjung tidak ada. Masyakarat sekitar Danau Siais lah yang memberikan pelayanan kepada para pengunjung.

6. Proses, untuk memasuki lokasi wisata Danau Siais, pengunjung tidak akan dibebankan dengan berbagai macam retribusi.

7. Customer Service, masyarakat sekitar Danau Siais yang memberikan pelayanan kepada para pengunjung.


(52)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sebelum menentukan bauran pemasaran, perusahaan atau lembaga terlebih dahulu menentukan segmentasi, targetting, positioning produknya. Segmentasi demografis yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa Danau Siais didominasi oleh pengunjung laki-laki, meskipun tidak signifikan yaitu 56.7%. Pekerjaan para pengunjung yaitu Pegawai Negeri Sipil 30.9%, Wiraswasta 24.7% dan pelajar 23.8%. Ditinjau dari segmentasi geografis, pengunjung lebih banyak berasal dari luar kota yaitu 56.7%, dan 43.3% dari dalam kota. Hal ini dikarenakan Kota Padangsidimpuan sebagai daerah tetangga masuk kategori luar kota. Kota Padangsidimpuan sendiri jaraknya kurang lebih 63 Km dari Danau Siais. Targetting atau target pasar dari kegiatan pengembangan kawasan Danau Siais sendiri adalah setiap orang yang mempunyai keinginan berwisata khususnya mereka yang mencintai wisata alam. Positioning kegiatan pengembangan Danau Siais sendiri adalah Danau Siais merupakan tempat yang terbaik berlibur bersama orang-orang terdekat untuk menikmati keindahan alam.

6.1 Identitas Responden

Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada para pengunjung di objek wisata Danau Siais mengenai strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata Danau Siais. Diperoleh penjelasan dari 97 responden mengenai identitas mereka. Identitas responden dapat dilihat pada tabel berikut.


(53)

Tabel 6.1. Identitas responden

Kriteria Keterangan N Presentase

(%)

Jenis Kelamin a. Laki-laki 55 56.7

b. Perempuan 42 43.3

Daerah Asal a. Dalam Kota 42 43.3

b. Luar Kota 55 56.7

c. Luar Negeri 0 0

Pekerjaan a. Pelajar 23 23.8

b. Pegawai Negeri Sipil 30 30.9

c. TNI/POLRI 0 0

d. Wiraswasta 24 24.7

e. Lainnya 20 20.6

Perjalanan Wisata

a. Sendiri 0 0

b. Rombongan 31 32

c. Keluarga 64 66

d. Pasangan 2 2

Informasi a. Koran, majalah 4 4.1

b. Brosur, leaflet 2 2

c. TV/Radio 7 7.3

d. Teman/Keluarga 83 85.6

e. Lainnya 1 1

Alat Transportasi a. Umum 0 0

b. Sewaan 8 8.3

c. Pribadi 89 91.7

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56.7% dan perempuan sebanyak 43.3.1%. Jumlah ini sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh antara laki-laki dan perempuan. Jumlah laki-laki lebih banyak karena pada umumnya laki-laki lebih berani dalam melakukan perjalanan. Untuk daerah asal responden, mayoritas responden berasal dari luar kota, yaitu sebanyak 56.7%, sisanya 43.3.1% dalam kota dan tidak ada pengunjung yang berasal dari luar negeri. Dalam hal ini, Kota Padangsidimpuan masuk dalam kategori luar kota. Hal ini yang menyebabkan pengunjung lebih banyak berasal dari luar kota. Untuk pekerjaan responden, hampir sama rata persentasenya yaitu, 30.9% Pegawai Negeri Sipil, 23.8% pelajar, wiraswasta 24.7%, dan lainnya sebanyak 20.6%.


(54)

Kemapanan wisatawan menjadi salah satu penyebab adanya keinginan untuk melakukan kegiatan wisata.

Perjalanan yang dilakukan responden didominasi oleh perjalanan bersama keluarga yaitu sebesar 66%, rombongan 32%, pasangan 2%. Persentase jumlah perjalanan wisata bersama keluarga lebih besar karena motivasi kunjungan wisata di Indonesia memang paling dominan. Menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga di akhir minggu atau di hari libur. Untuk rombongan sendiri pada saat peneliti menyebarkan kuesioner, mahasiswa dari Universitas Graha Nusantara sedang melakukan kegiatan dari kampus. Informasi mengenai keberadan objek wisata Danau Siais sebagian besar diperoleh dari teman/keluarga yaitu sebesar 85.6%, dari TV/radio sebesar 7.3.1%, brosur/leaflet sebesar 2%, koran/majalah 4.1%, lainnya 1%. Informasi mengenai keberadaan Danau Siais lebih di dominasi dari teman/keluarga karena informasi tentang promosi Danau Siais sangat minim. Responden yang mengetahui informasi dari TV menyatakan pernah melihat beritanya di saluran televisi swasta yaitu Tivione dan Trans7. Alat transportasi yang digunakan oleh responden didominasi penggunaan kenderaan pribadi yaitu sebanyak 91.7%, sewaan 8.3.1%, dan umum 0%. Alat transportasi pribadi mendominasi karena transportasi umum menuju kawasan objek wisata Danau Siais belum tersedia.


(55)

6.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan diuraikan hasil penjelasan kuesioner yang diisi oleh para pengunjung kawasan objek wisata Danau Siais ditinjau dari indikator bauran pemasaran jasa.

6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk)

Produk wisata merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada wisatawan untuk mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata. Produk wisata dapat berupa alam, budaya. Pada indikatorproduct(produk).

1. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais

Keindahan alam Danau Siais merupakan salah satu modal dasar dalam pengembangan kawasan Danau Siais menjadi salah satu objek wisata yang menarik. Pemerintah diharapkan mampu memanfaatkan modal dasar tersebut. Keindahan alam yang disajikan Danau Siais dapat dilengkapi dengan penambahan fasilitas pendukung. Hal ini akan membuat pengunjung semakin tertarik untuk datang berkunjung.

Table 6.2. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais

Keterangan Sangat Indah Sekali

Sangat Indah

Indah Kurang

Indah

Sangat Tidak Indah

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 3 24 60 9 1 97

Nilai 15 96 180 18 1 310

Rata-rata 3,19


(56)

2. Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau Siais.

Sebagai objek wisata yang baru dikembangkan, jenis atraksi wisata yang ada di Danau Siais memang masih sedikit. Atraksi wisata yang ada menyuguhkan keindahan alami Danau Siais, wisatawan juga dapat berkeliling Danau Siais dengan menggunakan kapal atau perahu milik masyarakat setempat. Kepada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata hendaknya membuat program pelaksanaan atraksi wisata di kawasan wisata Danau Siais. Ini bertujuan menambah minat para pengunjung untuk mengunjungi kawasan wisata Danau Siais.

Tabel 6.3 Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau Siais.

Keterangan Sangat Tertarik

Sekali

Sangat Tertarik

Tertarik Kurang Tertarik

Sangat Tidak Tertarik

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 3 21 52 17 4 97

Nilai 15 84 156 34 4 293

Rata-rata 3,02

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

3. Respon atas kelengkapan fasilitas yang ada di objek wisata Danau Siais. Fasilitas yang telah disediakan di objek wisata Danau Siais yaitu penginapan, shelter-shelter tempat menikmati keindahan alam Danau Siais, kapal atau perahu yang dapat disewa berkeliling danau. Respon wisatawan atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.4


(57)

Table 6.4. Respon atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais. Keterangan Sangat Lengkap Sekali Sangat Lengkap Lengkap Kurang Lengkap Sangat Tidak Lengkap Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 15 72 10 97

Nilai 0 0 45 144 10 199

Rata-rata 2.05

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

4. Respon atas kualitas dari fasilitas di objek wisata Danau Siais.

Pemerintah dalam hal ini dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat atau pihak swasta dalam penyediaan fasilitas di kawasan wisata Danau Siais. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan ketersediaan dan kualitas fasilitas dapat selalu terjaga. Respon wisatawan atas kualitas fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.5

Tabel 6.5. Respon atas kualitas dari fasilitas di Objek Wisata Danau Siais . Keterangan Sangat Berkualitas Sekali Sangat Berkualitas Berkualitas Kurang Berkualitas Sangat Tidak Berkualitas Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 19 71 7 97

Nilai 0 0 57 142 7 206

Rata-rata 2.12

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

5. Respon atas kebersihan objek wisata Danau Siais.

Kebersihan kawasan wisata menjadi salah satu faktor penting agar pengunjung merasa betah untuk tinggal. Kebersihan di kawasan Danau Siais hendaknya menjadi salah satu perhatian pemerintah. Penyediaan fasilitas kebersihan serta petugas kebersihan sangat diperlukan. Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dapat juga menyediakan petugas kebersihan untuk menjaga agar kebersihan tetap terjaga. Respon atas


(58)

Tabel 6.6 Respon atas kebersihan di objek wisata Danau Siais. Keterangan Sangat Bersih Sekali Sangat Bersih Bersih Kurang Bersih Sangat Tidak Bersih Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 29 64 4 97

Nilai 0 0 87 128 4 219

Rata-rata 2.25

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

6.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Price (Harga)

Harga dalam kegiatan wisata berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk masuk objek wisata, biaya untuk menikmati atraksi wisata, serta biaya yang dikeluarkan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di lokasi objek wisata.

1. Respon atas tingkat biaya masuk ke objek wisata Danau Siais.

Tarif yang dibebankan kepada setiap pengunjung yang datang ditetapkan pemerintah sebesar Rp.3000,. Namun tidak ada tiket masuk yang diberikan kepada pengunjung.

Tabel 6.7. Respon atas tingkat biaya masuk ke objek wisata Danau Siais.

Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Kurang Tinggi Tidak Tinggi Sangat Tidak Tinggi Total

Bobot 1 2 3 4 5

Jumlah 0 8 14 34 41 97

Nilai 0 16 42 136 205 399

Rata-rata 4.11

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

2. Respon atas tingkat kemahalan biaya menikmati atraksi wisata.

Biaya untuk menikmati atraksi wisata yang ada dari hasil sebaran kuesioner tidak tinggi. Hal ini menjadi salah satu kekuatan yang dapat


(59)

dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisatawan. Objek wisata yang murah dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan wisata.

Tabel 6.8. Respon atas tingkat kemahalan biaya untuk menikmati atraksi wisata Danau Siais Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Kurang Tinggi Tidak tinggi Sangat Tidak Tinggi Total

Bobot 1 2 3 4 5

Jumlah 0 4 37 39 17 97

Nilai 0 8 111 156 85 360

Rata-rata 3.71

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

3. Respon atas tingkat kemahalan pemakaian fasilitas di objek wisata Danau Siais.

Biaya pemakaian fasilitas yang terjangkau menjadi salah daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung. Ini memberikan keuntungan kepada para pengunjung karena tidak harus mengeluarkan biaya lebih lagi untuk menikmati fasilitas yang ada. Yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana melengkapi fasilitas yang ada sehingga pengunjung dapat merasa betah berlama-lama dikawasan Danau Siais. Respon wisatawan atas tingkat kemahalan pemakain fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9. Respon atas tingkat kemahalan pemakaian fasilitas di objek wisata Danau Siais Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Kurang Tinggi Tidak tinggi Sangat Tidak Tinggi Total

Bobot 1 2 3 4 5

Jumlah 0 3 41 22 31 97

Nilai 0 6 123 88 155 372

Rata-rata 3.83


(60)

6.2.3. Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Promotion (Promosi)

Promosi (promotion) dalam pariwisata berkaitan dengan banyaknya promosi, tampilan promosi yang telah dilakukan. Dari indikator promosi ini, ada tiga pertanyaan yang diberikan kepada responden.

1. Respon atas banyaknya promosi objek wisata Danau Siais

Promosi yang pernah dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui brosur,

leaflet, Pekan Raya Sumatera Utara juga mempunyai peran penting dalam memperkenalkan objek wisata Danau Siais. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.10.

Tabel 6.10. Respon atas banyaknya promosi objek wisata Danau Siais

Keterangan Sangat Banyak Sekali

Sangat Banyak

Banyak Kurang

Banyak

Sangat Tidak Banyak

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 3 18 64 12 97

Nilai 0 12 54 128 12 206

Rata-rata 2.12

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

2. Respon atas tampilan promosi objek wisata Danau Siais

Tampilan promosi mempunyai peran penting sebagai salah satu daya tarik agar orang mau melihat apa yang sedang dipromosikan. Promosi yang menarik diharapkan dapat menarik wisatawan untuk dapat berkunjung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.11.


(61)

Tabel 6.11. Respon atas tampilan promosi objek wisata Danau Siais Keterangan Sangat Menarik Sekali Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Sangat Tidak Menarik Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 10 45 40 2 97

Nilai 0 40 135 80 2 257

Rata-rata 2.64

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

6.2.4. Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Place (Tempat)

Tempat (place) dalam industri pariwisata berkaitan dengan kemudahan dalam menjangkau objek wisata, ketersediaan sarana trasnportasi serta kualitas dari sarana transportasi. Dari indikator tempat, responden diberikan tiga pertanyaan.

1. Respon atas kemudahan dalam menjangkau objek wisata Danau Siais Kemudahan menjangkau suatu lokasi objek wisata menjadi faktor utama yang paling diperhatikan oleh wisatawan, kecuali untuk wisatawan minat khusus yang memang meminati sesuatu ekstrim. Respon wisatawan atas kemudahan menjangkau objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.12.

Tabel 6.12. Respon atas kemudahan dalam menjangkau objek wisata Danau Siais Keterangan Sangat Mudah Sekali Sangat Mudah Mudah Kurang Mudah Sangat Tidak Mudah Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 30 49 18 97

Nilai 0 0 90 98 18 206

Rata-rata 2.12


(62)

2. Respon atas ketersediaan sarana transportasi menuju objek wisata Danau Siais

Ketersediaan sarana transportasi umum merupakan salah satu pendukung agar kawasan wisata dapat berkembang. Ketersediaan sarana transportasi umum memberikan kepada setiap orang untuk dapat bmengunjungi suatu objek wisata.

Tabel 6.13. Respon atas ketersediaan sarana transportasi menuju objek wisata Danau Siais Keterangan Sangat Tersedia Sekali Sangat Tersedia Tersedia Kurang Tersedia Sangat Tidak Tersedia Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 10 74 13 97

Persentase 0 0 30 148 13 191

Rata-rata 1.96

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah) 3. Respon atas kualitas sarana transportasi

Kualitas sarana transportasi yang baik akan menjadi salah satu pendukung dalam pengembangan suatu objek wisata. Sarana transportasi yang terjaga kualitasnya akan membuat para pemakai merasa nyaman sepanjang perjalanan menuju objek wisata yang hendak dituju.

Tabel 6.14. Respon atas kualitas sarana transportasi menuju objek wisata Danau Siais Keterangan Sangat Berkualitas Sekali Sangat Berkualitas Berkualitas Kurang Berkualitas Sangat Tidak Berkualitas Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 0 15 75 7 97

Nilai 0 0 45 150 7 202

Rata-rata 2.08


(63)

6.2.5. Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator People

People dalam industri pariwisata berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, respon pengelola atas kebutuhan pengunjung, serta kerterampilan pengelola dalam memberikan pelayanan. Dari indikator people, responden diberikan empat pertanyaan.

1. Respon atas pelayanan yang diberikan oleh pengelola

Wisatawan akan merasa betah tinggal disuatu objek wisata apabila didukung oleh pelayanan yang baik dari pengelolanya. Pengelola yang berada di kawasan wisata Danau Siais mengandalkan masyarakat setempat. Kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para wisatawan.

Tabel 6.15. Respon atas pelayanan yang diberikan oleh pengelola

Keterangan Sangat Baik Sekali

Sangat Baik

Baik Kurang

Baik

Sangat Tidak

Baik

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 34 58 5 0 97

Persentase 0 136 174 10 0 320

Rata-rata 3,29

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

2. Respon pengelola atas kebutuhan pengunjung

Respon pengelola atas kebutuhan pengunjung yang baik menjadi salah satu faktor pembentuk citra positif suatu kawasan wisata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.17.


(64)

Tabel 6.16. Respon pengelola atas kebutuhan pengunjung. Keterangan Sangat Respon Sekali Sangat Respon Respon Kurang Respon Sangat Tidak Respon Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 20 58 19 0 97

Nilai 0 80 174 38 0 292

Rata-rata 3.01

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

3. Respon atas keterampilan pengelola dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung

Keterampilan pengelola dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan. Ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para wisatawan. Respon atas keterampilan pengelola dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung dapat dilihat pada Tabel 6.18.

Tabel 6.17. Respon atas keterampilan pengelola Keterangan Sangat Terampil Sekali Sangat Terampil Terampil Kurang Terampil Sangat Tidak Terampil Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 9 55 33 0 97

Nilai 0 36 165 66 0 267

Rata-rata 2,75

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

6.2.6. Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Process (Proses)

Process(proses) dalam pariwisata berkaitan dengan prosedur untuk masuk ke objek wisata, jadwal pelaksanaan atraksi wisata, serta kerutinan pelaksanaan atraksi wisata.


(65)

1. Respon atas kemudahan prosedur yang harus dilalui untuk dapat masuk ke objek wisata Danau Siais

Kemudahan prosedur yang dimksud dalam hal ini adalah pengunjung tidak dibebankan dengan banyak pungutan atau retribusi. Dengan sekali bayar, pengunjung bias langsung memasuki suatu lokasi objek wisata. Dengan demikian, pengunjung tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang besar untuk menikmati wisata alam yang disajikan. Hasil lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.19

Tabel 6.18. Respon atas kemudahan prosedur masuk objek wisata Danau Siais

Keterangan Sangat Mudah Sekali

Sangat Mudah

Mudah Kurang

Mudah

Sangat Tidak Mudah

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 0 23 64 6 4 97

Nilai 0 92 192 12 4 300

Rata-rata 3.09

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

2. Respon atas jadwal pelaksanaan atraksi wisata di objek wisata Danau Siais Atraksi wisata tidak hanya berasal dari ciptaan atau buah kebudayaan dari masyarakat, keindahan alam atau natural amenities juga merupakan atraksi wisata. Namun dalam hal ini yang dibahas adalah atraksi wisata yang merupakan hasil dari kebudayaan atau kegiatan masyarakat. Hasil lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.20.


(1)

II. Pertanyaan Produk (Product)

1. Bagaimana penilaian saudara/i mengenai keindahan objek wisata ini? a. Sangat Indah Sekali

b. Sangat Indah c. Indah

d. Kurang Indah e. Sangat Tidak Indah

2. Bagaimana ketertarikan saudara/i mengenai atraksi wisata yang ada di objek wisata ini?

a. Sangat Tertarik Sekali b. Sangat Tertarik c. Tertarik

d. Kurang Tertarik e. Sangat Tidak Tertarik

3. Menurut saudara/i bagaimana kelengkapan fasilitas di objek wisata ini? a. Sangat Lengkap Sekali

b. Sangat Lengkap c. Lengkap

d. Kurang Lengkap e. Sangat Tidak Lengkap

4. Menurut saudara/i, bagaimana kualitas dari fasilitas yang ada di objek wisata ini? a. Sangat Berkualitas Sekali

b. Sangat Berkualitas c. Berkualitas

d. Kurang Berkualitas e. Sangat Tidak Berkualitas


(2)

5. Menurut saudara/i, bagaimana kebersihan di objek wisata ini? a. Sangat Bersih Sekali

b. Sangat Bersih c. Bersih

d. Kurang Bersih e. Sangat Tidak Bersih Harga (Price)

6. Menurut saudara/i, bagaimana tingkat biaya yang harus dikeluarkan untuk masuk ke objek wisata ini?

a. Sangat Tinggi ( Sangat Mahal) b. Tinggi ( Mahal )

c. Kurang Tinggi (Tidak Terlalu Mahal) d. Tidak Tinggi (Murah)

e. Sangat Tidak Tinggi Sekali (Murah Sekali)

7. Menurut saudara/i Bagaimana tingkat kemahalan yang harus dikeluarkan untuk menikmati atraksi wisata yang ada?

a. Sangat Tinggi ( Sangat Mahal) b. Tinggi ( Mahal )

c. Kurang Tinggi (Tidak Terlalu Mahal) d. Tidak Tinggi (Murah)

e. Sangat Tidak Tinggi Sekali (Murah Sekali)

8. Bagaimana menurut saudara/i mengenai tingkat kemahalan pemakaian fasilitas di objek wisata ini?

a. Sangat Tinggi ( Sangat Mahal) b. Tinggi ( Mahal )

c. Kurang Tinggi (Tidak Terlalu Mahal) d. Tidak Tinggi (Murah)


(3)

Promosi (Promotion)

9. Bagaimana menurut saudara/i banyaknya promosi pada objek wisata ini? a. Sangat Banyak Sekali

b. Sangat Banyak c. Banyak

d. Kurang Banyak e. Sangat Tidak Banyak

10. Menurut saudara/i bagaimana tampilan dari promosi objek wisata ini? a. Sangat Menarik Sekali

b. Sangat Menarik c. Menarik

d. Kurang Menarik e. Sangat Tidak Menarik Tempat (Place)

11. Menurut saudara/i, bagaimana kemudahan dalam menjangkau objek wisata ini? a. Sangat Mudah Sekali

b. Sangat Mudah c. Mudah

d. Kurang Mudah e. Sangat Tidak Mudah

12. Bagaimana menurut saudara/i mengenai ketersediaan sarana transportasi, angkutan umum menuju objek wisata ini?

a. Sangat Tersedia Sekali b. Sangat Tersedia c. Tersedia

d. Kurang Tersedia e. Sangat Tidak Tersedia

13. Bagaimana menurut saudara/i mengenai kualitas sarana transportasi menuju objek wisata ini?


(4)

Pelayanan (People)

14. Menurut saudara/i bagaimana pengelola memberikan pelayanan kepada para pengunjung?

a. Sangat Baik Sekali b. Sangat Baik c. Baik

d. Kurang Baik e. Sangat Tidak Baik

15. Bagaimana menurut saudara/i respon pengelola atas kebutuhan pengunjung? a. Sangat Respon Sekali

b. Sangat Respon c. Respon

d. Kurang Respon e. Sangat Tidak Respon

16. Bagaimana menurut saudara/i keterampilan pengelola dalam memberikan pelayanan kepada para pengunjung?

a. Sangat Terampil Sekali b. Sangat Terampil c. Terampil

d. Kurang Terampil e. Sangat Tidak Terampil Proses (Process)

17. Bagaimana menurut saudara/i kemudahan prosedur yang harus dilalui untuk dapat masuk ke objek wisata ini?

a. Sangat Mudah Sekali b. Sangat Mudah c. Mudah

d. Kurang Mudah e. Sangat Tidak Mudah


(5)

18. Menurut saudara/i, bagaimana jadwal pelaksanaan atraksi wisata yang ada di objek wisata ini?

a. Sangat Tepat Waktu Sekali b. Sangat Tepat Waktu c. Tepat Waktu

d. Kurang Tepat Waktu e. Sangat Tidak Tepat Waktu

19. Bagaimana menurut saudara/i mengenai kerutinan pelaksaan atraksi wisata di objek wisata ini?

a. Sangat Rutin Sekali b. Sangat Rutin c. Rutin

d. Kurang Rutin e. Sangat Tidak Rutin

Pelayanan Kepada Pengunjung (Customer Service)

20. Bagaimana penilaian saudara/i mengenai keramahan dari pengelola objek wisata ini?

a. Sangat Ramah Sekali b. Sangat Ramah c. Ramah

d. Kurang Ramah e. Sangat Tidak Ramah

21. Bagaimana menurut saudara/i keamanan di objek wisata ini? a. Sangat Aman Sekali

b. Sangat Aman c. Aman

d. Kurang Aman e. Sangat Tidak Aman


(6)

22. Bagaimana Menurut saudara/i kenyamanan di objek wisata ini? a. Sangat Nyaman Sekali

b. Sangat Nyaman c. Nyaman

d. Kurang Nyaman e. Sangat Tidak Nyaman

23. Bagaimana keinginan saudara/i untuk kembali lagi ke objek wisata ini? a. Sangat Ingin Kembali Sekali

b. Sangat Ingin Kembali c. Ingin Kembali

d. Kurang Ingin Kembali e. Sangat Tidak Ingin Kembali