Jadi Model pembelajaran dapat kita fungsikan sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
dalam mengajar agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar
2. Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS
a Pengertian Creative Problem Solving CPS
Adapun yang dimaksud dengan Model Creative Problem Solving CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada
pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan,
siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah problem solving untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya
dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir. Suatu soal yang dianggap sebagai “masalah”
adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya Pada masalah ini, siswa tidak tahu bagaimana
cara menyelesaikannya, tetapi siswa tertarik dan tertantang untuk menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran, memilih
strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah.
11
Peran guru dalam model pembelajaran ini juga penting. Guru hendaknya dapat merangsang siswa dalam memecahkan masalah sehingga
11
Suyitno, Amin, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran
Matematika.Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES, 2000, hlm. 34
dapat meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan guru tersebut sesuai yang tertuang dalam ayat Al
Quran yang berbunyi:
12
Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan
berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
Dalam ayat Al Quran tersebut menjelaskan bahwa guru hendaknya dapat menjelaskan kepada siswa dengan baik sehingga dapat
meningkatkan pemahaman yang nantinya akan digunakan dalam pemecahan masalah sesuai ketrampilan proses berfikir siswa baik sekarang
maupun kelak dalam kehidupan bermasyarakat berbekas. Osborn dalam Rosalin mengatakan bahwa CPS mempunyai tiga
prosedur, yaitu:
13
1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan meneliti data atau informasi yang
bersangkutan.
12
Departemen Agama RI, Al quran da Terjemah, Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009, hal.112
13
Davis, Gary. Ny,”Creative problem solving : Creativity is forever”, dalam http:members.optusnet.com.aucharles57CreativeBraincps.htm
, diakses 21 April 2014.
2. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan
memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 3. Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak
pemecahan masalah. Kreatif memiliki dua fase dalam pemecahan masalah menurut Von
Oech yaitu fase imajinatif gagasan strategi pemecahan masalah diperoleh dan fase praktis gagasan dievaluasi dan dilaksanakan.
b Langkah-langkah Creative Problem Solving CPS
Menurut Osborn dalam Davis ada enam langkah sebagai proses CPS menuliskan langkah-langkah creative problem solving CPS dalam
pembelajaran matematika sebagai hasil gabungan prosedur Von Oech dan Osborn, di antaranya sebagai berikut :
14
a. Klarifikasi masalah : Meliputi pemberian penjelasan kepada siswa
tentang masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesauiannya yang diharapkan.
b. Pengungkapan
masalah :
Siswa dibebaskan
untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam strategi
penyelesaian masalah. c.
Evaluasi dan seleksi : Setiap kelompok mendiskusikan pendapat- pendapat atau strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan
masalah.
14
Moh. Asikin dan pujiadi, Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMA kelas x Semarang
: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2008, hal.38
d. Implementasi : Siswa menentukan strategi yang dapat diambil
untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya hingga menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.
Seting kelas dalam pembelajaran CPS terdapat diskusi kelompok small discussion dengan anggota kelompok heterogen berdasarkan
kemampuan awalnya. Pembagian kelompok yang heterogen ini sesuai dengan penjabaran Piaget terhadap implikasi teori kognitif dalam
pendidikan, yang antara lain memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangannya, kemudian dalam pembelajaran
guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
peserta didik. Adanya pembagian kelompok siswa dalam pembelajaran dengan
kemampuan awal yang heterogen akan mendorong terjalinnya hubungan yang saling mendukung antar anggota kelompok. Siswa yang mengalami
kesulitan dapat bertanya baik kepada siswa lain maupun kepada guru, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa dan hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal. Hal ini dimunginkan karena akan terjalin hubungan yang saling mendukung antar
anggota kelompok, untuk bersama-sama memperoleh hasil belajar yang maksimal. Siswa yang lebih pandai membantu siswa yang kurang pandai,
sehingga siswa yang berkemampuan kurang memiliki guru yang berasal
dari teman kelompoknya. Dengan demikian terjadi proses pengajaran oleh rekan sebaya peer teaching dan saling mendukung.
c Indikator Penilaian pada Model Creative Problem Solving CPS
Metode CPS dalam pembelajaran matematika dapat diukur melalui beberapa indikator. Indikator merupakan sasaran yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran tersebut. Menurut Pepkin indikatornya sebagai berikut :
15
1. Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah. Maksudnya adalah siswa dapat membuat langkah-langkah
proses pemecahan masalah dengan memperkirakan keadaan konteks soal. Dari soal tersebut, urutan langkah-langkah pemecahan masalah
dibuat siswa dengan kemungkinan-kemungkinannya adalah : 1 Meneliti gambar dengan mengumpulkan fakta-fakta dan
informasi dari gambar tersebut. 2 Menemukan beberapa gagasan yang berkaitan dengan gambar
dan memodifikasinya atau mengaitkan masalah tersebut dengan materi pokok lain.
2. Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan masalah. Maksudnya adalah siswa dapat menentukan
langkah-langkah pengerjaan melalui beberapa strategi pemecahan masalah.
15
Davis, Gary. Ny,”Creative problem solving : Creativity is forever”, dalam http:members.optusnet.com.aucharles57CreativeBraincps.htm
, diakses 21 April 2014.
3. Siswa mampu
mengevaluasi dan
menyeleksi kemungkinan-
kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada. Maksudnya adalah setelah membuat beberapa kemungkinan-
kemungkinan solusi maka siswa dapat menyeleksi strategi-strategi yang dianggap mudah dan efektif.
4. Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal. Maksudnya adalah siswa dapat memilih dari kemungkinan pengerjaan solusi yang
paling mudah dan efektif dalam pemecahan masalah. 5. Siswa
mampu mengembangkan
suatu rencana
dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. Dari strategi yang
didapatkan, siswa mampu mengembangkannya menjadi suatu jawaban 6. Siswa mampu mengartikulasikan bagaimana CPS dapat digunakan
dalam berbagai bidang dan situasi. Maksudnya adalah siswa dapat menggunakan metode CPS pada pokok bahasan matematika yang
lainnya bahkan mata pelajaran lain. Siswa dalam setiap proses pembelajaran menggunakan prosedur dari metode CPS.
Selain itu, dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan metode CPS, dapat dilakukan penilaian proses yang sebagai
berikut :1 Mengerti masalah;2Efektifitas menggunakan pengetahuan dan pengalaman
dalam pemecahan
masalah;3Penyelesaian yang
logis;4Penyelesaian adalah hal penting dan bekerjasama;5Memberikan solusi
yang baik
dengan menyertakan
data atau
fakta- fakta;6Menunjukkan
imaginatif dan
inovatif digunakan
untuk
memberikan solusi masalah;7Fakta dari kerja kelompok dalam mencari jawaban;8Organisasi, Pengiriman dan kualitas presentasi lisan;9Kualitas
jawaban dari pertanyaan penilai;10Keseriusan kelompok dalam memaparkan hasil atau solusi yang diperoleh.
16
C. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar