PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA NEGERI 3 LANGSA.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL
BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 3 LANGSA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH:
DAHLIA
NIM: 8146172011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


ABSTRAK
Dahlia. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL Berbantuan
Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMA Negeri 3 Langsa. Tesis.
Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan efektivitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dengan model Problem Based eearning
berbantuan Geogebra; (2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan (3) meningkatkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model
pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel, yaitu model 4D yang telah
dimodifikasi. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah RPP, buku
guru, buku siswa, LKS, instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dan
angket kemandirian belajar siswa.Uji coba I dilakukan pada siswa kelas XI IPA4 sebanyak 35 siswa dan uji coba II di lakukan pada siswa kelas XI IPA-5
sebanyak 32 siswa di SMA Negeri 3 Langsa. Dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa: (1) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif, dilihat dari
ketercapaian ketuntasan belajar siswa, ketuntasan tujuan pembelajaran, waktu
yang digunakan dalam pembelajaran efisien dan respon siswa terhadap
pembelajaran dalam kategori baik; (2) adanya peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada uji coba I sebesar 65,18 meningkat menjadi
80,66 pada uji coba II; dan (3) adanya peningkatan kemandirian belajar siswa
dari uji coba I ke uji coba II. Selanjutnya disarankan agar guru dapat
menggunakan perangkat pembelajaran model Problem Based eearning
berbantuan Geogebra sebagai alternative pembelajaran, untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa.
Kata Kunci : Pengembangan perangkat pembelajaran, Model Problem Based
Learning, kemampuan pemecahan masalah, kemandirian belajar.

i

ABSTRACT
Dahlia. Development of learning device PBL Model to Improve Assisted
GeoGebra Mathematical Problem Solving Ability and Self Regulated Learning
SMA Negeri 3 Langsa. Thesis. Medan: Mathematichs Study Program
Postgraduate State University of Medan. 2016.
This research aimed to: (1) describe the effectiveness of the learning device that
was developed with the model of Problem Based Learning assisted GeoGebra;
(2) improve mathematical problem-solving ability and (3) increase the self
regulated learning. This research is the development of the model of

development of the Thiagarajan, and Semmel Semmel, the 4D model that has
been modified. Learning tools developed were lesson plans, master books,
student books, worksheets, problem-solving ability test instruments and self
regulated learning questionnaires. From the results of this research showed that:
(1) The device was developed effective learning, seen from the achievement of
student learning completeness, thoroughness of learning objectives, learning time
is efficient and the students' responses to learning in both categories; (2) an
increase in students' problem-solving abilities of the first trial of 65.18 increased
to 80.66 on trial II; and (3) an increase in self regulated learning of trial I to trial
II.
Keywords : Development of learning device, problem based learning model, the
ability problem solving, self regulated learning.

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah
atas segala pertnlnngan-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL Berbantuan Geogebra
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan

Kemandirian Belajar Siswa SMA Negeri 3 Langsa”. Tesis ini disusun dalam
rangka memenuhi persyaratan untuk mempernleh gelar Magister Pendidikan
(M.Pd) di Prngram Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri
Medan .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Kedua nrang tua saya tercinta Ayahanda Khairul Siregar, SP dan Ibunda
Supiah Wati yang telah memberikan mntivasi, dnrnngan mnral dan material
hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Prnf. Dr. Hasratuddin, M.Pd dan Dra. Ida Karnasih, M.Sc.E.d, Ph.D,
selaku Dnsen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di sela-sela
kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang
sangat berarti bagi penulis.
3. Bapak Prnf. Dr. Sahat Saragih, M.Pd; Bapak Prnf. Dr. Bnrnnk Sinaga, M.Pd;
dan Bapak Dr. Abil Mansyur, M.Si; selaku dewan penguji yang telah banyak
memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
4.

Bapak Prnf. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Mulynnn, M.Si selaku

ketua dan sekretaris Prngram Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
UNIMED serta Bapak Dapnt Tua Manullang, M.Si selaku Staf Prngram Studi

iv

v

Pendidikan Matematika yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan,

nasihat serta semangat yang sangat berharga bagi penulis.
5.

Direktur, Asisten Direktur I, dan II beserta Staf Prngram Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak /Ibu Dnsen Prngram Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
UNIMED yang memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi wawasan
keilmuan.
7. Bapak Drs. Suhafrinal, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 3 Langsa dan Bapak

Amir Hamzah, S.Si selaku guru matematika yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
8. Buat teman-teman terbaik: Imanti Amelia, Ruminda Hutagalung, Nnva Riani,
Maya Sari, Lia Agusrina Siregar yang menjadi tempat bertanya disela-sela
penyusunan tesis ini. Serta keluarga besar Dikmat B-1 stanbuk 2014 yang
selalu mendukung dan memntivasi penulis dalam menyelesaikan studi ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semnga
tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga
dapat memperkaya khasanan penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat
memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, Agustus 2016
Penulis,

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 13
1.3. Batasan Masalah .................................................................................... 14
1.4. Rumusan masalah .................................................................................. 14
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................... 15
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................................ 15
1.7 Definisi Operasional .............................................................................. 16
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.


Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................... 19
Kemandirian Belajar Siswa .................................................................. 25
Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 28
Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ................................... 38
Penerapan Model PBL ......................................................................... 49
Media Software Geogebra Dalam Pembelajaran Matematika ............... 53
TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowladge) ................ 58
Materi Persamaan Garis Singgung Suatu Lingkaran
Dalam Pembelajaran Problem Based Learning .................................... 62
2.9. Penggunaan Geogebra Dalam Pembelajaran PBL Pada Materi
Persamaan Garis Singgung Lingkaran .................................................. 64
2.10. Teori Belajar Pendukung Model Problem Based Learning ................... 67
2.11. Kerangka Konseptual........................................................................... 70
2.11.1 Efektivitas Perangkat Pembelajaran Yang Dikembangkan
Dengan Model Problem Based Learning Berbantuan Geogebra
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian
Belajar Siswa ................................................................................ 70
2.11.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
yang Menggunakan Perangkat Pembelajaran Model

Problem Based Learning Berbantuan Geogebra ............................ 73
2.11.3 Kemandirian Belajar Siswa yang Yang Menggunakan Perangkat
Pembelajaran Model Problem Based Learning Berbantuan
Geogebra ...................................................................................... 74
2.12. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 75
2.13. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 79

vi

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 81
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 81
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 82
3.4 Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran .................................. 82
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .............................................. 92
3.5.1 Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................ 92
3.5.2 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Kemandirian Belajar .................................................. 94
3.5.3 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 94
3.5.4 Instrumen Kemandirian Belajar ....................................................... 95

3.5.5 Angket Respon Siswa...................................................................... 96
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 97
3.6.1 Analisis Data Untuk Menghitung Validitas dan Reliabilitas
Instrumen ........................................................................................ 97
3.6.2 Analisis Data Untuk Kepraktisan Perangkat Pembelajaran .............. 102
3.6.3 Analisis Data Untuk Efektifitas Perangkat Pembelajaran ................. 103
3.6.4 Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................... 106
3.6.5 Analisis Data Skala Kemandirian Belajar ........................................ 106
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 108
4.1.1 Deskripsi Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran ................ 109
4.1.1.1 Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ................................. 109
4.1.1.2 Deskripsi Tahap Perancangan (Design) .................................. 117
4.1.1.3 Deskripsi Tahap Pengembangan (Develop) ............................ 126
4.1.1.4 Deskripsi Tahap Penyebaran (Diseminate) ............................. 172
4.1.2 Deskripsi Peningkatan Keefektifan Perangkat Pembelajaran
yang Menggunakan Model PBL Berbantuan Geogebra ................... 172
4.1.3 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
yang Menggunakan Model PBL Berbantuan Geogebra ................... 177
4.1.4 Deskripsi Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa yang

Menggunakan Model PBL Berbantuan Geogebra............................ 179
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 182
4.2.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL Berbantuan
Geogebra yang Valid, Praktis dan Efektif........................................ 182
4.2.2 Kepraktisan Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan dengan
Model PBL Berbantuan Geogebra................................................... 184
4.2.3 Efektivitas Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan dengan
Model PBL Berbantuan Geogebra................................................... 185
4.2.4 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah yang
Dikembangkan dengan Model PBL Berbantuan Geogebra .............. 189
4.2.5 Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa yang Dikembangkan
dengan Model PBL Berbantuan Geogebra ...................................... 190
4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 192

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 194
5.2 Saran...................................................................................................... 195
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 207

viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Angket Kemandirian Belajar ......................................................... 9
Tabel 2.1 Peran Guru, Peserta Didik dan Masalah Dalam Problem Based
Learning ....................................................................................... 50
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Model PBL ............................... 51
Tabel 2.3 Daftar Icon pada GeoGebra beserta Fungsinya .............................. 55
Tabel 2.4 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi Garis Singgung Lingkaran.............................. 62
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 94
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Skala Kemandirian Belajar Siswa ................................ 95
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kevalidan .......................................................... 99
Tabel 3.4 Interprestasi Validasi Tes .............................................................. 101
Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitasi Tes ........................................................ 102
Tabel 3.6 Nilai Ketuntasan Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan ..….104
Tabel 3.7 Kategorisasi Kemandirian Belajar siswa ....................................... 107
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Tentang Kemandirian Belajar
Siswa ............................................................................................ 113
Tabel 4.2 Sub Topik dan Tujuan Pembelajaran Setiap Pertemuan ............... 116
Tabel 4.3 Nama – nama Validator ................................................................ 127
Tabel 4.4 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............. 128
Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Guru ............................................................. 131
Tabel 4.6 Hasil Validasi Buku Siswa .......................................................... 133
Tabel 4.7 Hasil Validasi LKS ....................................................................... 134
Tabel 4.8 Hasil Validasi Instrumen Penelitian .............................................. 136
Tabel 4.9 Validitas Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ................ 137
Tabel 4.10 Validitas Butir Soal Angket Kemandirian Belajar ....................... 137
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Wawancara ...................................................... 143
Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa........ 146
Tabel 4.13 Klasifikasi Tingkat Pemecahan Masalah Siswa Pada Uji Coba I ... 146
Tabel 4.14 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ..................................................................... 148
Tabel 4.15 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa .................................... 150
Tabel 4.16 Rerata Skor Kemandirian Belajar Siswa Tiap Indikator ................ 153
Tabel 4.17 Klasifikasi Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Pada Uji Coba I... 154
Tabel 4.18 Revisi Buku Siswa ........................................................................ 157
Tabel 4.19 Revisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah................................ 158
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Wawancara ...................................................... 161
Tabel 4.21 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 162
Tabel 4.22 Klasifikasi Tingkat Pemecahan Masalah Siswa Pada Uji Coba II .. 163
Tabel 4.23 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ..................................................................... 165
Tabel 4.24 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa .................................... 166
Tabel 4.25 Rerata Skor Kemandirian Belajar Siswa Tiap Indikator ................ 169
Tabel 4.26 Klasifikasi Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Pada Uji Coba II . 170

ix

Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31

Jumlah Siswa Yang Tuntas pada Uji Coba I dan Uji Coba II......... 173
Jumlah Siswa Yang Tuntas pada Uji Coba I dan Uji Coba II......... 174
Rata-rata Persentase Respon Siswa ............................................... 175
Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah.................. 177
Rerata Skor Kemandirian Belajar Siswa Tiap Indikator Uji
Coba I dan Uji Coba II .................................................................. 178
Tabel 4.32 Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa ...................... 179
Tabel 4.33 Hasil Analisis Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Uji
Coba I dan Uji Coba II .................................................................. 180

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1.
Gambar 1.2
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Gambar 4.23
Gambar 4.24

Contoh RPP Yang Digunakan Guru ....................................... 3
Solusi Jawaban Siswa............................................................. 6
Tampilan Layar Geogebra.. .................................................... 54
Bagan pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D ..... 83
Prosedur Penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model PBL ............................................................................ 91
Konsep Persamaan Garis Singgung Lingkaran ....................... 115
Tampilan RPP.. ...................................................................... 121
Tampilan Buku Guru.. ............................................................ 122
Tampilan Buku Siswa ............................................................ 123
Tampilan LKS........................................................................ 124
RPP Sebelum dan Setelah Validasi Oleh Validator I............... 129
Sambungan RPP Sebelum dan Setelah Validasi Oleh
Validator I .............................................................................. 129
RPP Sebelum dan Setelah Validasi Oleh Validator II .. .......... 130
RPP Sebelum dan Setelah Validasi Oleh Validator III.. .......... 130
Buku Guru Sebelum dan Setelah Validasi oleh Validator II .... 132
LKS Sebelum dan Setelah Validasi oleh Validator III ............ 135
Diagram Frekuensi Tingkat Pemecahan Masalah Siswa
Uji Coba I ............................................................................. 147
Diagram Persentase Tingkat Pemecahan Masalah Siswa
Uji Coba I.. ............................................................................ 147
Diagram Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Uji Coba I ......... 148
Diagram Kemandirian Belajar Siswa Uji Coba I..................... 154
Diagram Klasfikasi Tingkat Kemandirian Belajar Uji Coba I . 155
Diagram Frekuensi Tingkat Pemecahan Masalah Siswa
Uji Coba II ............................................................................. 163
Diagram Persentase Tingkat Pemecahan Masalah Siswa
Uji Coba II ............................................................................. 164
Diagram Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Uji Coba II........ 165
Diagram Kemandirian Belajar Siswa Uji Coba II ................... 170
Diagram Klasfikasi Tingkat Kemandirian Belajar Uji Coba II 171
Persentase Tingkat Pemecahan Masalah Siswa Uji Coba I
Dan Uji Coba II...................................................................... 176
Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Setiap
Indikator ................................................................................ 178
Diagram Kemandirian Belajar Siswa ...................................... 181

xi

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1. LatarBBelakangBMasalahB
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum
menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dimasa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan
internal dan eksternal di bidang pendidikan dalam hal ini mata pelajaran
matematika khususnya. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan
diperlukan penguasaan konsep-konsep matematika yang baik sejak dini
(Kemdiknas, 2006:476).
Pembelajaran

matematika

mempunyai

peranan

penting

dalam

mengembangkan keterampilan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Hal ini
karena matematika mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kreativitas guru dalam proses
pembelajaran matematika agar dapat menarik dan tidak membosankan sangat
diperlukan (Permendikbud, 2013).
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh ditempat penelitian, peneliti
mendapati fakta dilapangan bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan guru
kurang melibatkan siswa, akibatnya respon siswa negatif terhadap pembelajaran

1

2

matematika, yaitu siswa menganggap bahwa matematika pelajaran yang rumit dan
sulit untuk dipahami. RPP yang dibuat guru belum menggunakan model dan
media yang berbantuan ICT untuk mengaktifkan siswa, guru selalu memberikan
soal-soal rutin, guru belum merancang LKS sendiri,

siswa kesulitan dalam

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi
matematik, pembelajaran yang berlangsung masih bergantung pada faktor guru
dan teman, tes hasil belajar hanya diambil dari latihan buku pegangan guru dan
fakta dilapangan buku yang digunakan guru hanya buku pegangan yang masih
bersifat umum, tidak menjelaskan kompetensi dasar apa yang akan ditingkatkan
pada setiap materi pembelajaran, perangkat pembelajaran yang dibuat guru juga
belum memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif serta belum semua guru
matematika

mempunyai

kemampuan

menggunakan

media

ICT

dalam

pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat
guru belum dapat membuat peserta didik mencapai tujuan belajarnya, siswa
menjadi pasif dalam belajar, tidak terampil dalam menyelesaikan soal matematika
yang diberikan, tidak mampu menggunakan semua pengetahuannya untuk
merumuskan strategi dalam memecahkan masalah sehingga kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika rendah dan siswa tidak memiliki sifat
mandiri dalam belajar.
Sesuai dengan Permendikbud No.41 Tahun 2007 tentang standar proses
diharapkan guru dapat menggunakan bahan ajar lainnya selain buku teks sebagai
salah satu sumber belajar. Bahan ajar yang dimaksud dapat berupa bahan ajar
yang dikembangkan oleh guru sendiri. Bahan ajar yang disusun oleh guru sendiri
mampu lebih efektif karena disusun berdasarkan sifat dan karakteristik peserta

3

didik. Menurut UU. RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 20
butir b, bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang mampu
merancang dan menemukan media pembelajaran yang dapat memudahkan dan
memotivasi siswanya dalam proses belajar. Adapun RPP yang digunakan guru
dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:

GambarB1.1BContohBRPPByangBdigunakanBguruB
Pada gambar RPP di atas, guru belum menggunakan model-model
pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan masih pada kegiatan rutin
untuk semua materi seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Guru
juga tidak menggunakan media yang sesuai, yang seharusnya dapat digunakan
dalam pembelajaran. Selanjutnya perangkat pembelajaran yang dibuat guru
disekolah belum dilakukan uji validasi dan keefektifannya. Uji validasi dilakukan
oleh seorang ahli atau beberapa ahli untuk melihat apakah perangkat

4

pembelajaran yang digunakan sudah efektif dan layak digunakan dalam
pembelajaran.
Perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), buku guru, buku siswa, LKS, tes untuk mengukur kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa dan angket kemandirian belajar siswa. Mulyasa (dalam
Yannidah, 2013:4) menyatakan bahwa RPP adalah suatu rencana yang berisi
prosedur atau langkah-langkah kegiatan guru dan peserta didik yang disusun
secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Kualitas perangkat pembelajaran
yang digunakan juga menentukan kualitas pembelajaran. Perangkat yang
berkualitas adalah perangkat pembelajaran yang memenuhi kriteria valid, praktis
dan efektif.
Perangkat pembelajaran disebut sebagai kurikulum yang merupakan
bagian penting dari sebuah proses pembelajaran, dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia

dikatakan

bahwa

pendidikan

matematika

bertujuan

untuk

mengembangkan kemampuan siswa menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika (BSNP dalam
Wulandari, 2008:75). Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah
kemampuan untuk mengatasi kesulitan bermatematik dengan menggabungkan
konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya untuk
mencapai

tujuan

yang

diinginkan

(Hasratuddin,

2015:71).

Kemampuan

memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran matematika berkaitan dengan
cara belajarnya (kemandirian belajar). Untuk itu siswa diharapkan memiliki
kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian dalam belajar.

5

NCTM (2000) menetapkan ada 5 standar proses yang harus dikuasai
siswa melalui pembelajaran matematika yaitu: (1) pemecahan masalah (proplem
solving); (2) Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof); (3) Komunikasi
(communication);(4) Koneksi (connection); dan (5) Representasi (representation).
Kelima standar proses tersebut dikenal sebagai Daya Mathematics (Mathematical
Power) yaitu kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan, baik
dalam permasalahan matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata.
Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas XI SMA Negeri 3
Langsa (Amir Hamzah, S.Si) diperoleh bahwa setiap hasil ulangan kompetensi
dasar, para siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal
berbentuk masalah konstekstual dan open ended serta kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang disajikan sesuai dengan konsep yang telah
diajarkan. Hasil ulangan kompetensi dasar para siswa rata – rata masih berada di
bawah KKM. Nilai rata-rata hasil ulangan KD-1 adalah 70 masih rendah di bawah
nilai KKM yang ditetapkan oleh guru 75. Kurangnya pemahaman siswa belajar
matematika berdampak pada hasil belajar siswa yang diperoleh kurang
memuaskan.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa juga terlihat
pada saat peneliti melakukan riset dan observasi awal dikelas XI IPA 2 dengan
memberikan soal yang open ended. Jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Materi ini
dipelajari di kelas X semester II. Guru mengungkapkan bahwa siswa kebanyakan
lupa akan konsep dasar materi. Ketika diberi soal cerita terkait konten tersebut,
siswa tidak mampu menyelesaikannya, mereka menanyakan pada guru harus

6

memakai rumus yang mana. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak menguasai
konsep. Permasalahan yang disajikan oleh peneliti, yakni :
1.

Sebuah tangga sepanjang 6,5 meter
disandarkan

pada

sebuah

dinding

tembok. Bagian paling bawah tangga
berjarak 2,5 meter dari dinding. Jika
bagian paling atas tangga digeser ke
bawah sepanjang 0,8 meter, berapa
meterkah bagian bawah tangga tersebut akan bergeser dari posisi semula ?
(Tim Kreatif Matematika, 2008:77)
Solusi permasalahan yang dijawab oleh siswa ( peneliti hanya memaparkan hasil
seorang siswa sebagai contoh )
Siswa
sudah
memahami
masalah,
dapat
mengilustrasikan
gambar
dengan
benar, tetapi tidak
menuliskan
apa
yang diketahui dan
ditanya dari soal
yang diberikan

Siswa membuat
rencana
pemecahan yang
tepat, tetapi
karena kurang
teliti sehingga
hasilnya tidak
tepat

Akibat ketidaktelitian dalam pelaksanaan rencana, sehingga hasil
akhir pemecahan masalah menjadi tidak tepat
GambarB1.2BSolusiBJawabanBSiswaB
Hasil solusi pemecahan masalah tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak
dapat memecahkan masalah dengan baik. Jawaban siswa kurang lengkap, siswa

7

sudah dapat mengilustrasikan gambar, tetapi tidak menuliskan apa yang diketahui
dan ditanya pada soal yang diberikan. Siswa sudah membuat rencana pemecahan
dengan benar, tetapi kurang teliti dalam menyusun rencana pemecahan dari soal
yang diketahui, hal ini disebabkan karena siswa salah dalam memahami soal,
sehingga akibat ketidaktelitian siswa dalam menyelesaikan masalah hasil yang
didapat kurang tepat.
Dari 30 siswa yang hadir pada saat tes berlangsung, jumlah siswa yang
mampu memahami masalah yang diberikan dan dapat menyajikan masalah dalam
bentuk gambar dengan benar dan lengkap sebanyak 10 orang atau 33,33%,
sedangkan yang tidak bisa memahami masalah dan tidak menyajikan masalah
dalam bentuk gambar yaitu 20 orang atau 66,67%. Jumlah siswa yang mampu
membuat rencana pemecahan dengan benar dan lengkap sebanyak 8 orang atau
26,67%, yang dapat membuat rencana pemecahan tetapi kurang benar dan kurang
lengkap sebanyak 11 orang atau 36,67%, dan yang tidak bisa membuat rencana
pemecahan sama sekali sebanyak 11 orang atau 36,67%. Jumlah siswa yang
mampu melaksanakan pemecahan sesuai rencana yang telah dibuat dengan benar
dan lengkap adalah 6 orang atau 20,00%, yang dapat melaksanakan penyelesaian
sesuai rencana yang dibuat tetapi kurang benar dan kurang lengkap adalah 10
orang atau 33,33%, dan yang tidak bisa melaksanakan rencana pemecahan sama
sekali adalah 14 orang atau 46,67%. Dengan demikian disimpulkan bahwa siswa
kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis. Hal ini merupakan suatu fakta yang membuktikan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI SMA Negeri 3
Langsa masih rendah.

8

Sebagaimana pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis
dalam pembelajaran, perlu juga adanya sikap yang harus dimiliki oleh siswa
diantaranya adalah inisiatif belajar, memonitor, mengatur, mengontrol belajar, dan
mengevaluasi proses hasil belajar, yang merupakan indikator dari kemandirian
belajar siswa (Sumarmo: 2004). Penekanan aspek kognitif saja tidak cukup,
melainkan perlu adanya keseimbangan antara kognitif, skill dan karakter. Hal ini
senada dengan yang dikemukakan oleh Sariono (2013:6) “Kurikulum 2013
cenderung menekankan pada keseimbangan tiga domain pendidikan. Apabila
pada kurikulum sebelumnya domain kognitif menempati urutan wahid, maka pada
kurikulum 2013 ini cenderung menyeimbangkannya dengan penekanan lebih pada
aspek skill dan karakter (psikomotor dan afektif)”.
Pentingnya pengembangan kemandirian belajar sesuai dengan pernyataan
Sumarmo (dalam Sugandi, 2013:104) kemandirian belajar merupakan proses
perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan
afektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik. Indikator kemandirian belajar
siswa menurut Sumarmo (dalam Fahradina, 2014:56-57) meliputi :1) inisiatif
belajar, 2) mendiagnosa kebutuhan belajar, 3) menetapkan target dan tujuan
belajar, 4) memonitor, mengatur dan mengontrol, 5) memandang

kesulitan

sebagai tantangan, 6) memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, 7)
memilih dan menerapkan strategi belajar, 8) mengevaluasi proses dan hasil belajar
dan 9) self eficacy (konsep diri).
Pada kenyataannya siswa SMA Negeri 3 Langsa juga belum mempunyai
kemandirian belajar yang baik. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi siswa dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan masih banyak siswa yang bergantung pada

9

guru, siswa masih bergantung pada jawaban orang lain sehingga kurang inisiatif
untuk belajar, siswa masih banyak yang belum percaya pada kemampuan diri
sendiri dan belum semua siswa berusaha untuk melakukan kegiatan belajar yang
didasari niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Seorang siswa
dikatakan memiliki nilai kemandirian apabila ia telah mampu melakukan semua
tugas-tugasnya secara mandiri tanpa tergantung pada orang lain, percaya kepada
diri sendiri, mampu mengambil keputusan, menguasai keterampilan sesuai dengan
kemampuannya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, dan menghargai
waktu.
Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil angket kemandirian belajar siswa
berupa angket skala tertutup yang berisikan lima butir pernyataan dengan pilihan
jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS)
yang diberikan kepada 30 siswa di kelas XI IPA-2 SMA Negeri 3 Langsa. Adapun
lima butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:
TabelB1.1BAngketBKemandirianBBelajarB
NoB
PernyataanB
SSB SB
1 Saya belajar matematika atas kemauan sendiri.
2
10
2 Saya berfikir sejenak sebelum mulai
4
9
mengerjakan tugas matematika.
3 Saya memilih soal matematika yang sulit sebagai 1
3
latihan berpikir.
4 Saya selalu menyontek setiap mendapat tugas
5
12
matematika yang sulit.
5 Matematika sangat sulit untukku
17
9

TSB STSB
14
4
12
5
20

6

8

5

4

0

Berdasarkan tabel 1.1 untuk pernyataan nomor (1) 46,7% siswa menjawab
tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak belajar matematika
berdasarkan kemauan sendiri. Pernyataan nomor (2) 40% siswa menjawab tidak
setuju, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak suka berfikir sebelum mengerjakan
tugas matematika. Pernyataan nomor (3) 66,7% siswa menjawab tidak setuju, hal

10

ini menunjukkan bahwa siswa tidak suka melatih kemampuan matematika dengan
memilih soal yang sulit sebagai latihan berfikir. Pernyataan nomor (4) 40% siswa
menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa siswa suka menyontek bila
mendapat tugas matematika yang sulit. Pernyataan nomor (5) 56,7% siswa
menjawab sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mempunyai
keinginan yang kuat untuk memahami matematika dan cenderung menghindari
matematika.
Permasalahan di atas akhirnya mengerucut pada penilaian bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dikuasai. Siswa
kurang berminat belajar matematika. Apabila dihadapkan dengan soal-soal
matematika, siswa cenderung menghindarinya. Siswa cenderung takut ketika
mulai belajar matematika, dan siswa menjauhi guru matematika. Jika kondisi ini
terus dibiarkan, dikhawatirkan siswa semakin tidak mengerti matematika
mengingat matematika adalah ilmu yang berjenjang. Jika pada materi pertama
siswa tidak tuntas, maka pada materi selanjutnya siswa akan semakin kesulitan.
Mengingat pentingnya kemandirian belajar siswa, maka hendaknya kemandirian
belajar siswa ini ditumbuhkembangkan pada diri siswa.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kemandirian belajar tak kalah
pentingnya dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. Namun, seiring
rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dalam matematika akan
mengakibatkan rendahnya juga kemandirian belajar siswa. Kemandirian yang
dimiliki seseorang akan berkembang dengan semakin banyak masalah yang
diberikan sehingga seseorang akan berusaha berdasarkan kemampuan yang

11

dimiliki untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain, hal ini dapat
menyebabkan kemandirian anak dapat berkembang dengan baik.
Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dan kemandirian belajar siswa yang akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil
belajar matematika, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran. Dapat ditegaskan
bahwa usaha perbaikan proses pembelajaran melalui upaya pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran matematika di sekolah
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satunya
yaitu dalam pembuatan perangkat pembelajaran materi yang disampaikan harus
dipadupadankan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik agar pembelajaran lebih bermakna (meaningfull). Salah satu model
pembelajaran yang diduga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses
dan hasil belajar adalah model Proplem Based Learning.
Menurut Etherington (2011) Proplem Based

Learning (PBL) adalah

model pengajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan pembelajaran
melalui pemecahan masalah melalui suatu keadaan yang nyata. Tujuan dari Model
PBL adalah: (a) mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi; (b) belajar
berbagai peran orang dewasa serta (c) menjadi pelajar yang otonom dan mandiri
(Arends dalam Wardhani, 2006:5). Arends (dalam Isolihatun, 2012) ada 5 fase
atau tahapan dalam sintaks PBL yaitu:(1) Orientasi siswa pada masalah, (2)
mengorganisir siswa dalam belajar, (3) membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5)
menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.

12

Alasan mengapa memilih model PBL dalam memecahkan masalah
matematis siswa adalah karena model PBL bersifat kontruktivis dimana siswa
lebih terfokus untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
mengatasi masalah, serta keterampilan dalam komunikasi dan kolaborasi dalam
melakukan penyelidikan, dan keterampilan sosial yang membutuhkan refleksi
dari berbagai perspektif. Peserta didik diminta untuk memanfaatkan semaksimal
mungkin keahlian spesialis dan anggota kelompoknya. Peran guru adalah sebagai
fasilitator atau arsitek. Sedangkan alasan mengapa memilih pembelajaran model
Proplem Based Learning dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa
diantaranya dengan menyajikan masalah kontekstual pada awal pembelajaran
merupakan salah satu stimulus dan pemicu siswa untuk berfikir. Hal ini menuntut
siswa untuk memiliki sifat mandiri dalam belajar sehingga ia tidak akan merasa
putus asa dalam menghadapi masalah dan mendorong siswa untuk memilih
strategi yang cocok dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pendidikan matematika
tersebut selain mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan
model PBL, juga perlu dicari media pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa. Dari hasil
pantauan peneliti, guru SMA Negeri 3 Langsa belum menggunakan media
berbasis teknologi komputer dalam proses pembelajaran matematika yang
berbantuan software-software, karena kurangnya pemahaman guru dalam
menggunakan teknologi terutama guru bidang studi Matematika.
Media berbasis komputer merupakan salah satu bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Pengajaran menggunakan

13

media komputer dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan kemandiran belajar siswa, agar tujuan ini tercapai maka
sangat baik apabila menerapkan model Proplem Based Learning ini dengan
menggunakan media atau software, dalam hal ini software yang digunakan adalah
Geogepra. Geogepra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001.
Menurut Hohenwarter (2008), GeoGepra adalah program komputer (software)
untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar.
Untuk menjembatani itu dalam hal ini peneliti mencoba menggabungkan
perangkat pembelajaran model Proplem Based Learning dengan media teknologi
komputer (Geogepra), untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas
dirasakan perlu adanya upaya “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model
PBL Berbantuan Geogepra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMA Negeri 3 Langsa”.
1.2. IdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut :
1.

Perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dalam pembelajaran
belum dilakukan uji validasi dan keefektifannya.

2.

Rencana pembelajaran yang dibuat guru belum menggunakan model dan
media berbantuan ICT yang dapat mengaktifkan siswa.

3.

LKS pendukung pembelajaran belum dirancang sendiri oleh guru.

14

4.

Siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematis.

5.

Siswa jarang melatih diri untuk menyelesaikan masalah yang kontekstual.

6.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

7.

Kemandirian belajar siswa masih rendah.

1.g. BatasanBMasalahB
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan dengan model Proplem Based
Learning berbantuan Geogepra antara lain RPP, buku guru, buku siswa, tes
kemampuan pemecahan masalah matematis dan angket kemandirian belajar
siswa.

2.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3.

Kemandirian belajar siswa.

1.4. RumusanBmasalahB
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan,
maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:
1.

Bagaimanakah keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dengan menggunakan model Proplem Based Learning berbantuan Geogepra
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan
kemandirian belajar siswa ?

2.

Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran model Proplem Based
Learning berbantuan Geogepra ?

15

3.

Bagaimanakah peningkatan kemandirian belajar siswa yang menggunakan
perangkat pembelajaran model Proplem Based Learning

berbantuan

Geogepra ?
1.5. TujuanBPenelitianB
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dengan menggunakan model Proplem Based Learning berbantuan Geogepra
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan
kemandirian belajar siswa.

2.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa

yang

menggunakan

perangkat

pembelajaran

dengan

model

pembelajaran Proplem Based Learning berbantuan Geogepra.
3.

Untuk

mengetahui

peningkatan

kemandirian

belajar

siswa

yang

menggunakan perangkat pembelajaran dengan Model Pembelajaran Proplem
Based Learning berbantuan Geogepra.
1.6. ManfaatBPenelitianBB
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dengan adanya perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan
menggunakan model Proplem Based Learning berbantuan Geogepra dapat
dijadikan alternatif sumber belajar oleh siswa secara mandiri dan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian
belajar siswa.

16

2. Bagi guru
Dapat menggunakan perangkat pembelajaran ini sebagai bahan ajar dalam
kegiatan belajar mengajar dan dapat memberikan informasi dalam menentukan
alternatif pendekatan pembelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
pengelolaan pendidikan dan sebagai upaya meningkatkan kualitias pendidikan
dan kualitas guru.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan bagi diri sendiri, terutama mengenai
perkembangan serta kebutuhan siswa sehingga dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran.
1.7 DefinisiBOperasionalB
Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan
penafsiran terhadap rumusan masalah, berikut diberikan definisi operasional :
1. Perangkat PembelajaranB
Perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan sumber belajar, bahan,
alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Adapun perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
buku guru, buku siswa, LKS, tes kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa dan angket kemandirian belajar siswa.

17

2. Model Pembelajaran Proplem Based LearningB
Model Pembelajaran Proplem Based Learning adalah Model pembelajaran
yang berpusat pada siswa atau dengan kata lain siswa belajar melalui
permasalahan-permasalahan. Sintaks dari model Proplem Based Learning
ini adalah (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa
untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun
berkelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisB
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika dengan memperhatikan proses
menemukan jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah
(memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali) yang dikemukakan oleh
Polya.B
4. Kemandirian BelajarB
Kemandirian merupakan suatu sikap dimana seseorang itu mampu
bertindak berdasarkan atas kemampuan dan kemauannya sendiri, dan tidak
mudah terpengaruh dan dipengaruhi oleh orang lain serta mampu
bertanggung jawab atas setiap tindakan atau perbuatan yang telah ia
lakukan.B
5. Keefektifan PembelajaranB
Efektifitas pembelajaran adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,
sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang

18

diharapkan. Indikator keefektifan pembelajaran berupa: (1) Pencapaian
ketuntasan belajar secara klasikal (apabila 85% siswa yang mengikuti tes
kemampuan pemecahan masalah matematis telah memperoleh nilai
minimal 75; (2) pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran (minimal 75%
tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat dicapai oleh minimal 65%
siswa); (3) waktu yang digunakan dalam pembelajaran efisien atau tidak
melebihi

pembelajaran

pembelajaran.

biasa;

serta

(4)

respon

siswa

terhadap

197

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, G,. Ade & Ridwan. T. 2008. Implementasiproblem Based Learning
(PBL) Pada Proses Pembelajaran di BPTP Bandung. Bandung :UPI.
Akbar, S. 201T. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Akker, J. Van den. 1999. Principles and Method of gevelopment Research.
London. Dlm. van den Akker, J., Branch, R.M., Gustafson, K., Nieveen,
N., & Plomp, T. (pnyt.)”. gesign approaches and tools in educational
and training.Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.
Amir, M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta.
Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Arends. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Arikunto, S. 2009. gasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Creswell, J.W. 2014. Educational Research Planning, Conducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research. Boston : Pearson
Dahar, R. W . 2006. Teori­teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
Daryanto. 201T. Inovasi pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Etherington, M. B. 2011. Investigative Primary Science: A Problem­based
Learning Approach. Australian Journal of Teacher Education, T6 (9),
T6­57 .Diperoleh 12 Februari 2016. Dari http://ro.ecu.edu.au.
Fahradina, N., Ansari, B.I & Saiman. 2014. Peningkatan Kemampuan
Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan
Menggunakan Model Investigasi Kelompok. Jurnal gikdaktik Matematika
Vol. 1, No. 1. Banda Aceh. September.
Fakhriyah. F. 2014. Penerapan Problem Based Learning dalam Upaya
Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa. JPII T (1)
(2014) 95­101.
Fauzi, KMS. A. 2002. Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok
Bahasan Pembagian di SD. Tesis pada PPS UNESA: Tidak diterbitkan.

198

Fidiana. L. Bambang. S., Pratiwi. D. 2012. Pembuatan dan Implementasi Modul
Praktikum Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa Kelas XI. Education Jurnal. UPEJ. . 1 (1) . ISSN No. 2552­69T5.
Fitri. A. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Statistika Dasar
Bermuatan Pendidikan Karakter dengan Metode Problem Based Learning.
Jurnal PP Vol 1 No. 2. Pekalongan, Desember.
Genarsih, T., Kusmayadi, T.A. & Mardiyana. 2015. Proses Berfikir Reflektif
Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah. Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika. Vol. T, No. 7: 787­795.
Gravemeijer, K., Fauzan, A. 201T. The gevelopment Of an RME-Based
Geometry Course For Indonesian Primary School. Netherlands: SLO.
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika ?. Medan. Perdana Mulya
Sarana.
Herman. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Pengajaran
Langsung untuk Mengajarkan Materi Kesetimbangan B

Dokumen yang terkait

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis

0 2 9

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA.

0 6 47

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMPN 3 LANGSA.

0 3 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 4 54

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMP NEGERI 12 PEMATANGSIANTAR.

0 6 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP NEGERI 3 SUNGGAL.

0 14 42

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SMSWA SMA.

1 5 49

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

0 1 44

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBATUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

0 1 41

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7