PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMPN 3 LANGSA.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS

PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS DAN

SELF-EFFICACY

SISWA SMPN 3 LANGSA

TESIS

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Master Pendidikan (M.Pd)

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

ARIEF AULIA RAHMAN NIM : 8146171008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

ARIEF AULIA RAHMAN, pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Efficacy Siswa SMPN 3 Langsa, Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) efektivitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan; 2) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar melalui perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan; 3) peningkatan

self-efficacy siswa yang diajar melalui perangkat pembelajaran berbasis

pendekatan realistik yang dikembangkan; dan 4) respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik menggunakan model pengembangan Four-D, dan tahap kedua mengujicobakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan di kelas VII-1 dan VII-6 SMPN 3 Langsa untuk melihat efektivitasnya. Dari hasil uji coba I dan Uji coba II diperoleh: 1) perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan efektif, ditinjau dari a) ketuntasan belajar siswa secara klasikal; b) ketercapaian tujuan pembelajaran; dan c) waktu pembelajaran; 2) Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan dapat Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa; 3) Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan dapat Meningkatkan self-efficacy siswa; dan 4) respon positif siswa terhadap aktivitas dan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan

Kata Kunci : Pengembangan perangkat, model 4-D, pendekatan realistik, pemecahan masalah, self-efficacy


(7)

ABSTRACT

ARIEF AULIA RAHMAN, The Development of Learning Device Based Realistic Approach to Improve Problem Solving Ability and Self-Efficacy of Students at Junior High School 3 Langsa, Thesis. Medan: Mathematics Education Study Program Post-graduate State University of Medan. 2016.

The purpose of this research to describe: 1) effective of learning device based realistic approach developed; 2) improvement problem solving ability of students by using learning device based realistic approach developed; 3) improvement

self-efficacy of students by using learning device based realistic approach developed;

and 4) students’ responses toward learning devices based realistic approach developed. the kind of this research was development research. This research was conducted in two stages, the first stage is the development of learning device based realistic approach using Four-D model, and the second stage is tryout learning device based realisitic approach developed in class VII-1 and VII-6 SMPN 3 Langsa to see its effectiveness. From result of trial I and trial II obtained: 1) learning device based realistic approach developed is effectiveness, it can be seen from a) students mastery learning in the classically; b) achievement of learning purpose; and c) learning time; 2) learning device based realistic approach is able to improve problem solving ability of students; 3) learning device based realistic approach is able to improve self-efficacy of students; and 4) student’ responses to component of learning devices and learning activities were positive. Keyword : development of device , 4-D model, realistic approach, problem


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dalam proses penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta bimbingan/arahan yang terwujud dalam motivasi dari beberapa pihak.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan, baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda Ahmad As’adi dan Ibunda Aminah S, serta kakak dan adikku tersayang yang senantiasa memberikan perhatian, kasih saying, nasihat, motivasi, do’a dan dukungan baik moril maupun materi yang tak terhingga

2. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulisan tesis ini sampai dengan selesai.

3. Bapak Prof. Dr . Bornok Sinaga, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd serta Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 4. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika, Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku staf program studi


(9)

pendidikan matematika yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan, nasihat serta semangat yang sangat berharga bagi penulis.

5. Direktur, Asisten Direktur I dan II beserta staf program pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Abdurahman, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 3 langsa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

7. Rekan-rekan tercinta dari keluarga besar Dikmat A-3 Stambuk 2014 serta semua pihak dari rekan-rekan satu angkatan Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan semangat, bantuan, motivasi serta dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberikan inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.


(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN. ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 16

1.3. Batasan Masalah ... 17

1.4 Rumusan Masalah ... 17

1.5 Tujuan Penelitian ... 18

1.6 Manfaat Penelitian ... 19

1.7 Defenisi Operasional ... 20

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 22

2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 22

2.2. Self-Efficacy Siswa ... 27

2.3. Pendekatan Pembelajaran Matematika ... 33

2.4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik ... 35

2.5 Teori Belajar Pendukung Pendekatan Realistik ... 50

2.6 Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 55

2.7 Kualitas Perangkat Pembelajaran ... 61

2.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 66

2.9 Respon Siswa... 72

2.10 Penelitian yang Relevan ... 73

2.11 Kerangka Konseptual ... 76

2.12 Pertanyaan Penelitian ... 81

BAB III METODE PENELITIAN ... 83

3.1. Jenis Penelitian ... 83

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 83

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 83

3.4. Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 84

3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 96

3.6. Teknik Analisis Data ... 100

3.7 Indikator Keberhasilan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik yang dikembangkan ... 107


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 109

4.1 Hasil Penelitian ... 109

4.1.1 Deskripsi Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 110

4.1.1.1 Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ... 110

4.1.1.2 Deskripsi Tahap Perancangan (Design) ... 121

4.1.1.3 Deskripsi Tahap Pengembangan (Develop) ... 130

4.1.1.4 Deskripsi Tahap Penyebaran (Diseminate) ... 144

4.1.2 Deskripsi Efektivitas Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 144

4.1.2.1 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik Pada Uji Coba I ... 145

4.1.2.2 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik Pada Uji Coba II ... 151

4.1.3 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 157

4.1.4 Deskripsi Peningkatan Self-Efficacy Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 160

4.1.5 Deskripsi Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 163

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 169

4.2.1 Efektivitas Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 169

4.2.2 Peningatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 173

4.2.3 Peningkatan Self-Efficacy Siswa ... 174

4.2.4 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Realistik ... 174

4.3 Analisis Letak Kesalahan Jawaban Siswa ... 176

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 186

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 187

5.1 Kesimpulan ... 187

5.2 Saran ... 188


(12)

vii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika ... 34

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pendekatan Realistik ... 46

Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah ... 98

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket self-efficacy ... 98

Tabel 3.3 Skor alternatif jawaban skala self-efficacy ... 99

Tabel 3.4 Kriteria tingkat kevalidan ... 102

Tabel 3.5 Interprestasi koefisien validitas butir soal dan reliabilitas ... 104

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Tentang Self-Efficacy Siswa ... 115

Tabel 4.2 Analisis Tugas Materi Bangun Datar Segiempat pada LAS ... 118

Tabel 4.3 Analisis Tugas Materi Bangun Datar Segiempat Pada RPP dan Buku Siswa ... 119

Tabel 4.4 Topik dan Tujuan Pembelajaran Setiap Pertemuan ... 121

Tabel 4.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 122

Tabel 4.6 Kisi-kisi Angket Self-Efficacy Siswa ... 123

Tabel 4.7 Media dan Alat Bantu Pembelajaran Materi Bangun Datar Segiempat ... 124

Tabel 4.8 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 131

Tabel 4.9 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa ... 133

Tabel 4.10 Hasil Validasi Buku Siswa ... 135

Tabel 4.11 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 137

Tabel 4.12 Hasil Validasi Angket Self-Efficacy Siswa ... 137

Tabel 4.13 Validasi Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 138

Tabel 4.14 Validasi Angket Self-Efficacy Siswa ... 139

Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Uji Coba I ... 145

Tabel 4.16 Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Hasil Posttest Uji Coba I ... 146

Tabel 4.17 Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Uji Coba I ... 147

Tabel 4.18 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Uji Coba I ... 149

Tabel 4.19 Deskripsi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Uji Coba II ... 152

Tabel 4.20 Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Hasil Posttest Uji Coba II ... 152

Tabel 4.21 Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Uji Coba II ... 154

Tabel 4.22 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Uji Coba II ... 155

Tabel 4.23 Deskripsi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah... 158

Tabel 4.24 Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Untuk Setiap Indikator ... 159


(13)

Tabel 4.25 Deskripsi Hasil Angket Self-Efficacy Siswa ... 160 Tabel 4.26 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Uji Coba I ... 164 Tabel 4.27 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Uji Coba II ... 167


(14)

ix DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 6

Gambar 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru... 11

Gambar 1.3 Buku Siswa ... 13

Gambar 2.1 Pembentukan Self-efficacy ... 28

Gambar 2.2 Matematika konseptual ... 38

Gambar 2.3 Siklus Mengajar Matematika ... 42

Gambar 3.1 Bagan pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D ... 85

Gambar 3.2 Peta konsep segi empat ... 88

Gambar 3.3 Prosedur penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik ... 95

Gambar 4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang Digunakan Di kelas VII SMP N 3 Langsa ... 111

Gambar 4.2 Buku Ajar yang Digunakan Kelas VII SMP N 3 Langsa ... 112

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 115

Gambar 4.4 Hasil Analisis Konsep Untuk Materi Bangun Datar Segiempat ... 117

Gambar 4.5 Cover Buku Siswa ... 126

Gambar 4.6 Peta Konsep dan Pengalaman Belajar ... 127

Gambar 4.7 Materi Bangun Datar Segiempat ... 128

Gambar 4.8 Lembar Aktivitas Siswa ... 129

Gambar 4.9 Sebelum dan Sesudah Revisi RPP Validator I ... 132

Gambar 4.10 Sebelum dan Sesudah Revisi RPP Validator II ... 133

Gambar 4.11 Sebelum dan Sesudah Revisi LAS Validator III ... 135

Gambar 4.12 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Hasil Posttest Uji Coba I ... 147

Gambar 4.13 Persentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Uji Coba I ... 148

Gambar 4.14 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Uji Coba I ... 150

Gambar 4.15 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Hasil Posttest Uji Coba II ... 153

Gambar 4.16 Persentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Uji Coba II ... 154

Gambar 4.17 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Uji Coba II ... 156

Gambar 4.18 Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk Setiap Indikator ... 159

Gambar 4.19 Rata-rata Hasil Angket Self-Efficacy Siswa Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 162


(15)

Gambar 4.21 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Memahami Masalah Uji Coba I ... 177 Gambar 4.22 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Memahami Masalah Uji Coba II ... 177 Gambar 4.23 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba I ... 178 Gambar 4.24 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba II ... 178 Gambar 4.25 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Menyelesaikan Masalah Uji Coba I ... 179 Gambar 4.26 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 1 Indikator

Menyelesaiakan Masalah Uji Coba II ... 179 Gambar 4.27 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Mermahami Masalah Uji Coba I ... 180 Gambar 4.28 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Memahami Masalah Uji Coba II ... 180 Gambar 4.29 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba I ... 181 Gambar 4.30 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba II ... 181 Gambar 4.31 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Menyelesaikan Masalah Uji Coba I ... 182 Gambar 4.32 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 2 Indikator

Menyelesaikan Masalah Uji Coba II ... 182 Gambar 4.33 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator

Memahami Masalah Uji Coba I ... 183 Gambar 4.34 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator

Memahami Masalah Uji Coba II ... 183 Gambar 4.35 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba I ... 184 Gambar 4.36 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator

Merencanakan Penyelesaian Uji Coba II ... 184 Gambar 4.37 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator

Menyelesaikan Masalah Uji Coba I ... 185 Gambar 4.38 Letak Kesalahan Jawaban Siswa Butir Soal 3 Indikator


(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Lembar Validasi ... 193

Lampiran B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 205

Lampiran C Buku siswa (BS) ... 232

Lampiran D Lembar Aktivitas siswa (LAS) ... 264

Lampiran E Tes kemampuan pemecahan masalah (TKPM) ... 286

Lampiran F Angket Self-efficacy dan Respon Siswa ... 296

Lampiran G Hasil Validasi, Uji coba Instrumen, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Angket Penelitian ... 303

Lampiran H Dokumentasi Penelitian ... 353


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencetak dan membangun generasi berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas merupakan investasi jangka panjang, Namun untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan tersebut bukanlah hal yang mudah, Perlu adanya berbagai faktor yang dapat mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Salah satu faktor yang dapat mendukung ketercapaian tersebut adalah guru. Guru sebagai agen perubahan harus mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan mampu mencari alternatif penyelesaian masalah belajar anak. Terutama dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, guru harus bisa memadukan dan menyelaraskan antara aktivitas dan kreativitas guru dengan aktivitas dan kreativitas peserta didik secara harmonis dan dinamis, terlebih lagi guru harus mampu membangkitkan partisipasi aktif peserta didik di dalam kelas, dan dapat lebih memaknai kegiatan pembelajaran di kelas terutama pada pelajaran matematika.


(18)

2

penalaran matematika (mathematical reasoning), koneksi matematika

(mathematical conection), penerjemahan soal cerita, komunikasi matematika (mathematical communication), dan lain-lain. padahal matematika merupakan

salah satu ilmu dasar yang berperan penting dalam kehidupan. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, maka dalam kurikulum KTSP, matematika ditempatkan pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi, serta menerangkan bahwa matematika merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik disetiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kompetensi pembelajaran matematika yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan untuk melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah matematika merupakan hal yang sangat penting karena dengan berusaha mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman yang konkrit sehingga dengan pengalaman tersebut dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah serupa. Pemecahan masalah sebagai salah satu aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menjadi tujuan sentral dalam pembelajaran matematika, seperti yang diungkapkan Vettleson (2010:1), “In the discipline of mathematics, the use of

problem solving skills has been extremely important and highly influential. Problem solving is the foundation of all mathematical and scientific discoveries”.


(19)

3

mempunyai pengaruh yang sangat penting. Pemecahan masalah merupakan dasar dari seluruh ilmu matematika dan proses menemukan pengetahuan baru.

Hal senada juga dikemukakan The National Council of Supervisors of

Mathematics (dalam Hough, 2005:2) bahwa “ Problem Solving is the process of applying previously acquired Knowledge to new and unfamiliar situations. Problem Solving strategies involve Posing questions, analyzing situations, translating result, illustrating result, drawing diagrams, and using trial and error”. Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang

diperoleh sebelumnya pada situasi yang baru. Strategi pemecahan masalah melibatkan pertanyaan yang menantang, menganalisis situasi, menerjemahkan hasil, menggambarkan hasil, menggambar diagram, dan mencoba-coba.

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah juga dikemukakan oleh Hudojo (2005:133)

Pemecahan masalah merupakan suatu hal yang esensial dalam pembelajaran matematika di sekolah, disebabkan antara lain : (1) siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisanya dan kemudian meneliti hasilnya; (2) kepuasaan intelektual akan timbul dari dalam, yang merupakan masalah intrinsik; (3) potensi intelektual siswa meningkat; (4) siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Dari pendapat-pendapat di atas, sudah sewajarnya kemampuan pemecahan masalah harus mendapat perhatian khusus, melihat peranannya sangat strategis


(20)

4

bahwa dimana rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena materi yang diajarkan, sedikit atau kurang sekali penekanan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, guru mengajarkan matematika dengan materi pelajaran dan metode yang tidak menarik. Kegagalan menguasai matematika dengan baik diantaranya disebabkan siswa kurang menggunakan nalar dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut mungkin disebabkan karena siswa masih kesulitan dan lambat dalam memahami soal secara lengkap. Sejumlah siswa yang telah memahami topik matematika secara teoritis, ternyata mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk cerita. Oleh karena itu, kesulitan-kesulitan siswa tersebut harus segera diatasi agar siswa memiliki bekal dalam memecahkan masalah matematika maupun masalah yang ia temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian tentang rendahnya kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan Marzuki (2012) bahwa kemampuan awal siswa pada materi segi empat dari 66 siswa, 60 siswa (90,90%) memperoleh nilai sangat kurang dan hanya 6 orang (9,09%) yang memiliki nilai yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan membiasakan siswa membiasakan dan melatih siswa menjawab soal-soal dengan menerapkan langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah, ini adalah bekal bagi siswa dalam memecahkan masalah matematika maupun masalah yang ia temukan dalam kehidupannya sehari-hari.


(21)

5

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah juga terlihat dari hasil observasi awal dan wawancara dengan bapak Herbet S, S.Pd selaku guru matematika di SMP Negeri 3 Langsa bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah matematika, guru mengungkapkan bahwa siswa belum terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, bahkan kebanyakan siswa tidak memahami soal dan tidak mengetahui bagaimana cara menyelesaikannya. Hasil observasi juga menunjukkan siswa masih pasif dalam pembelajaran dan kurang memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung. Salah satu bahasan yang dirasa sulit oleh siswa adalah segi empat yang mencakup bidang geometri. Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil jawaban siswa pada saat pemberian tes di kelas VII. Soal yang diberikan yaitu :

Ali memiliki kebun bunga, berbagai jenis bunga ditanam di dalamnya. Kebun itu terbagi kedalam beberapa petak. Petak I berbentuk daerah persegi, ditanami bunga putih seluas 625 m2. Petak II berbentuk daerah persegi panjang yang ditanami bunga merah, panjang petak II 50 m dan luasnya 1/5 dari luas petak I, berapakah panjang kebun petak I, berapa lebar dan luas kebun petak II, dan tentukan luas kebun Ali seluruhnya ?.


(22)

6

permasalahan dengan benar. Namun, tidak mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah, kebanyakan siswa kurang memahami soal sehingga salah dan tidak mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilihat dari salah satu jawaban siswa berikut.

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa tidak mengetahui cara menyelesaikan masalah yang terdapat dibagian (a). siswa juga tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah, siswa juga tidak paham mengenai luas persegi sehingga langsung membagi dua dari nilai luas yang diketahui dalam soal. Keadaan demikian harus diatasi dengan membiasakan dan melatih siswa menjawab soal-soal pemecahan masalah dikelas dengan aktivitas-aktivitas yang mencakup penyelesaian soal pemecahan masalah.

Selain kemampuan pemecahan masalah, Kemampuan pada aspek lain yang bersifat afektif dan tidak kalah pentingnya adalah kemampuan self-efficacy Siswa belum paham pada masalah mengenai luas persegi Siswa belum terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal Siswa kurang teliti dalam penggunaan satuan panjang dalam soal aplikasi Hasil pemecahan yang diperoleh benar, namun proses penyelesaiannya masih kurang dipahami


(23)

7

(kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah). Tuntutan pengembangan kemampuan ini tertulis dalam kurikulum matematika, antara lain menyebutkan bahwa pelajaran matematika harus menanamkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam pelajaran matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain kemampuan self-efficacy matematik merupakan salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang harus dicapai.

Dalam kamus bahasa inggris efficacy adalah rasa sanggup atau dalam diri seseorang mampu melakukan sesuatu. Dewanto (2008 : 124) mendefenisikan “Self efficacy adalah perilaku efektif perasaan, kepercayaan, dan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya”. Sedangkan Kreitner dan Kinichi (dalam Rini, 2013:32) menyatakan bahwa. “Self efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk menjalankan tugas”. Hariyanto, dkk (2011:215) “ Self

efficacy adalah persepsi atau keyakinan tentang kemampuan diri sendiri’’, dengan

kata lain Self efficacy adalah penilaian individu tentang kesanggupan dan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Individu dengan self-efficacy tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. individu yang memiliki efikasi


(24)

8

Seseorang yang memiliki Self –efficacy yang tinggi akan selalu mencoba melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan. Sejalan dengan Rachmawati (2012:8) mengungkapkan bahwa “individu dengan Self

efficacy tinggi ketika menghadapi situasi lingkungan yang tidak responif, ia akan

mengintensifkan usaha mereka untuk merubah lingkungan, sebaliknya individu dengan Self efficacy yang rendah menghadapi situasi lingkungan yang tidak responsive, individu tersebut cenderung merasa apatis, pasrah, dan tidak berdaya”, sejalan dengan Bounchard (dalam Arsanti, 2009:100) menemukan bahwa “murid-murid dengan tingkat Self-efficacy tinggi dapat menyelesaikan tugas yang diberikan lebih baik bila dibandingkan dengan murid-murid yang mempunyai Self

efficacy yang rendah”. Pembelajaran dengan Self efficacy tinggi memiliki kualitas

strategi belajar yang lebih baik dan memiliki monitoring diri yang lebih terhadap hasil belajar dari pada pembelajaran yang memiliki Self efficacy rendah. Dalam memecahkan masalah yang sulit, individu yang mempunyai keraguan tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya, bahkan cenderung akan menyerah. Individu yang mempunyai self-efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki self-efficacy rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan. Lemahnya kemampuan self-efficacy dikarenakan siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, fokus pada defisiensi dan hambatan, dan mempersiapkan diri untuk bersikap yang kurang baik. Seseorang yang terlalu tinggi menilai kemampuannya akan melakukan kegiatan yang tidak dapat diraih yang dapat berdampak pada kesulitan dan kegagalan, sebaliknya seseorang yang menilai


(25)

9

rendahnya kemampuannya akan membatasi diri dari pengalaman yang menguntung.

Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self-efficacy perlu adanya inovasi dan alternatif. Salah satu kunci adalah peningkatan mutu guru, pemerintah melakukan banyak program demi meningkatkan mutu guru, tetapi upaya-upaya tersebut akan sia-sia jika guru-guru sebagai tokoh penting tidak meningkatkan kualitasnya sendiri. Guru juga harus mampu mengembangkan perangkat pembelajaran yang efektif dan menarik agar siswa mempunyai respon positif terhadap pembelajaran yang disampaikan. kreativitas dalam mengembangkan sumber belajar sangat penting, bukan karena keterbatasan fasilitas dan dana dapat juga diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai pula dengan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan. Untuk itu, guru dituntut untuk mempersiapkan desain pembelajaran seperti mengembangkan perangkat pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran ini juga merupakan kewajiban guru disekolah, karena dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang efektif akan menghasilkan kegiatan pembelajaran yang bermakna. Ibrahim (dalam Trianto, 2011:96) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah perangkat yang diperlukan dan dipergunakan dalam mengelola proses belajar mengajar. Perangkat


(26)

10

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut permendiknas nomor 41 tahun 2007 (2007:8) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara lebih rinci mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya pencapaian kompetensi dasar. RPP berfungsi sebagai pedoman bagi guru selama proses pembelajaran. RPP akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi siswa dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. perencanaan dan persiapan berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat mempertahankan situasi agar siswa dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah dirancangnya.

RPP yang dikembangkan oleh guru harus memiliki validitas yang tinggi, Kriteria validitas RPP yang tinggi menurut pedoman penilaian RPP (Akbar, 2013: 144) yaitu:

(1) ada rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, lengkap, disusun secara logis, mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (2) deskripsi materi jelas, sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan perkembangan keilmuwan; (3) pengorganisasian materi pembelajaran jelas cakupan materinya, kedalaman dan keluasannya, sistematik, runtut dan sesuai dengan alokasi waktu; (4) sumber belajar sesuai dengan perkembangan siswa, materi ajar, lingkungan kontekstual dengan siswa dan bervariasi; (5) ada skenario pembelajarannya (awal, inti, akhir) secara rinci, lengkap dan langkah pembelajarannya mencerminkan model pembelajaran yang digunakan; (6) langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan; (7) teknik pembelajaran tersurat dalam langkah pembelajaran, sesuai tujuan pembelajaran, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, memotivasi, dan berpikir aktif; (8) tercantum kelengkapan RPP berupa prosedur dan jenis penilaian sesuai tujuan pembelajaran, ada instrument penilaian yang bevariasi (tes dan non tes), rubrik penilaian.

Berdasarkan kutipan di atas, RPP haruslah memiliki kriteria yang baik karena RPP akan menjadi acuan seorang pendidik dalam melaksanakan proses


(27)

11

belajar mengajar. Akan tetapi, Kriteria RPP di atas tidak semuanya dimiliki oleh RPP kelas VII SMPN 3 Langsa. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan bapak Herbet S, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di SMPN 3 Langsa terhadap RPP yang ada, masih ada beberapa kekurangan: Pertama, Langkah-langkah pembelajarannya tidak mengacu pada model pembelajaran yang tercantum dalam RPP, masih memakai Teacher Centered, dan tidak memuat alokasi waktu yang jelas pada setiap prosesnya. Kedua, masalah yang diberikan dalam menilai hasil belajar tidak mendukung pengembangan kemampuan pemecahan masalah. Ketiga, tidak adanya rubrik penskoran pada penilaian hasil belajar, Keempat, RPP yang digunakan masih merupakan hasil copy dari guru lain yang masih bersifat umum, terlihat pada gambar 1.2 berikut.


(28)

12

dijelaskan bahwa buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah yang memuat materi pelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian. Sejalan dengan itu Trianto (2011:227) menjelaskan bahwa buku siswa merupakan buku paduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan, berdasarkan konsep dan kegiatan, informasi, dan contoh-contoh penerapan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan buku ajar yang baik harus memenuhi kriteria valid dan efektif. Menurut Akbar (2013:34) buku ajar yang baik adalah : (1) akurat (akurasi); (2) sesuai (relevansi); (3) komunikatif; (4) lengkap dan sistematis; (5) berorientasi pada Student Centered; (6) berpihak pada ideology bangsa dan Negara; (7) kaidah bahasa benar, buku ajar yang ditulis menggunakan ejaan, istilah dan struktur yang tepat; (8) terbaca, buku ajar yang keterbacaannya tinggi mengandung panjang kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca.

Namun kenyataannya hasil pengamatan peneliti pada buku yang ada di SMP Negeri 3 Langsa masih memiliki beberapa kelemahan antara lain : pertama, materi yang disajikan pada buku ajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Kedua, langsung memberikan rumus yang selanjutnya digunakan dalam penyelesaian masalah. Ketiga, contoh soal yang ada tidak menunjukkan langkah-langkah yang dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik. Terlihat pada gambar 1.3 berikut ini :


(29)

13

Gambar 1.3. Buku siswa

LAS atau lembar aktivitas siswa merupakan salah satu yang mendukung buku ajar siswa, LAS merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar aktivitas ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori atau tugas praktik. Guru harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah aktivitas siswa harus memenuhi paling tidak kriteria


(30)

14

lembar aktivitas siswa adalah memudahkan guru dalam melaksankan pembelajaran serta bagi siswa sendiri akan melatih untuk belajar secara mandiri dan belajar memahami suatu tugas secara tertulis.

Peran LAS sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang mendukung bahan ajar siswa belum dimanfaatkan dalam pembelajaran di SMP Negeri 3 Langsa, Hasil wawancara peneliti pada bapak Herbet S, S.Pd selaku guru Matematika di SMP Negeri 3 Langsa bahwa: pertama, LAS tidak disusun oleh guru melainkan oleh pihak lain. hal ini menyebabkan tidak singkron dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan pada RPP. Kedua, LAS tidak mencantumkan tujuan pembelajaran. Ketiga, LAS juga berisi soal-soal rutin yang merupakan penerapan rumus-rumus. Jadi, LAS tersebut tidak mendukung siswa mengkontruksikan pengetahuannya. Selain itu, secara fisik dan visual ilustasinya LAS yang ada tidak menarik, sangat minim gambar-gambar yang dapat membantu siswa memahami masalah.

Pengembangan perangkat pembelajaran antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa (BS), lembar aktivitas siswa (LAS) harus mengacu pada suatu model pembelajaran agar perangkat yang dikembangkan menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dan terfokus pada tujuan yang ingin dicapai. Bahan ajar yang diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah kontekstual dapat membuat siswa tertantang untuk menyelesaikan masalah kontekstual tersebut. Salah satu pendekatan yang memulai pembelajaran dari masalah kontekstual adalah pendekatan realistik. Pendekatan realistik di Indonesia dikenal dengan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) yang sejalan


(31)

15

dengan teori belajar RME (Realistic Mathematics Education) Pertama kali dikembangkan di Belanda oleh Hans Freudenthal. RME menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika dan bagaimana matematika harus diajarkan. Siswa tidak boleh dipandang sebagai obyek belajar, melainkan sebagai subyek belajar. RME menggunakan fenomena dan aplikasi yang real terhadap siswa dalam memulai pembelajaran. Dengan sekumpulan soal kontekstual, siswa dibimbing oleh guru secara konstruktif sampai mereka mengerti konsep matematika yang dipelajari. Sehingga dari penguasaan konsep ini, siswa diharapkan memperoleh prestasi belajar yang baik pula.

Dalam kerangka realistic Mathematics Education, Freudenthal menyatakan bahwa “mathematic is human activity”, karenanya pembelajaran matematika disarankan berangkat dari aktivitas manusia. Pada dasarnya pendekatan realistik bukanlah dipandang sebagai pengetahuan yang “siap pakai”, tetapi “metematika adalah aktivitas manusia”. Pembelajaran tidak lagi hanya pemberian informasi dalam pembelajaran matematika, tetapi berubah menjadi aktivitas manusia untuk memperoleh pengetahuan manusia. Kebermaknaan konsep merupakan konsep utama dari Pendidikan Matematika Realistik. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses pembelajaran


(32)

16

(imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa. Namun , kebanyakan para

pendidik hanya memberikan pembelajaran berdasarkan buku pegangan yang tidak interaktif dan tidak menunjang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

self-efficacy matematis siswa

Maka dari itu, dengan mengembangkan perangkat berbasis pendekatan realistik diharapkan dapat menciptakan kegiatan interaktif, menarik perhatian siswa, melatih keterampilan siswa dan bermakna sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa masih rendah.

2. kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.

3. Self-efficacy siswa dalam menghadapi masalah matematika masih rendah. 4. Aktivitas siswa dalam belajar matematika masih pasif.

5. Perangkat pembelajaran tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. 6. Perangkat pembelajaran tidak dibuat sendiri oleh guru.

7. Buku pegangan siswa belum efektif dalam mendukung pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

8. RPP yang digunakan guru tidak memuat alokasi waktu yang jelas, tidak memuat rubrik penskoran pada penilaian hasil belajar dan langkah-langkah pembelajarannya tidak mengacu pada model yang tercantum.


(33)

17

9. LAS belum mendukung siswa untuk mengkontruksikan pengetahuannya. 10. Dalam menilai hasil belajar, guru kurang maksimal memberikan soal-soal

matematika kontekstual yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan diatas maka yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan realistik dibatasi pada Buku Siswa (BS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas Siswa (LAS) , Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM) dan Angket self-efficacy.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dapat diketahui dengan membandingkan rata-rata skor yang diperoleh siswa dan rata-rata skor untuk setiap indikator kemampuan pemecahan masalah dari hasil

Posttest yang dilakukan pada uji coba I dan II.

3. Peningkatan self-efficacy siswa dapat diketahui dengan membandingkan hasil angket yang dilakukan pada uji coba I dan II


(34)

18

siswa”. Dari permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana keefektivan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik ? 3. Bagaimana peningkatan self-efficacy siswa yang diajar melalui perangkat

pembelajaran berbasis Pendekatan realistik ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengembangkan perangkat pembelajaran realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa SMP. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan efektivitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan

self-efficacy siswa.

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik.


(35)

19

3. Mendeskripsikan peningkatan self-efficacy siswa yang diajarkan melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam memperbaiki kemampuan pemecahan masalah. 1. Bagi siswa akan memperoleh pengalaman nyata dalam belajar matematika

menggunakan pendekatan realistik yang difokuskan pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa.

2. Sebagai masukan bagi guru matematika mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa.

3. Bagi kepala sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan kepada tenaga pendidik untuk menerapkan perangkat pembelajaran berbasis realistik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.


(36)

20

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Pengembangan Perangkat Pembelajarn adalah proses untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang efektif, sesuai dengan langkah-langkah pada pendekatan yang digunakan.

2. Pendekatan Realistik adalah suatu pendekatan yang mengacu kepada

Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan di Belanda

oleh Freudenthal Institute (FI), dengan filosofi bahwa matematika merupakan aktivitas manusia yang diawali dari hal-hal atau masalah yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan proses matematisasi (process

of doing mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi.serta menemukan

ide-ide atau pengetahuan matematika.

3. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik adalah segala sumber belajar yang disusun oleh guru sedemikian rupa dimana siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan realistik, namun saat ini peneliti hanya membatasi perangkat pembelajaran hanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa (BS) , Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM) dan Angket Self-efficacy.


(37)

21

4. Kemampuan Pemecahan Masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Langkah –langkah yang akan dilalui siswa dalam memecahkan masalah matematis yaitu:

a. Memahami soal atau masalah,

b. Membuat suatu rencana atau cara untuk menyelesaikannya, c. Melaksanakan rencana penyelesaian,

d. Memeriksa kembali terhadap semua langkah yang telah dilakukan. 5. Self-efficacy adalah keyakinan seseorang untuk dapat melakukan tugas

yang sulit atau mengatasi kesulitan dengan kemampuan yang dimilikinya. Konsep Self-efficacy berhubungan dengan pendapat seseorang tentang kemampuannya untuk bertindak pada tugas dan situasi tertentu.

6. Keefektivan dalam penelitian ini dilihat dari : (1) ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yaitu minimal 85% siswa yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai minimal 75; (2) ketercapaian tujuan pembelajaran 75%; dan (3) Waktu yang digunakan dalam penelitian sama atau lebih sedikit dari waktu pada pembelajaran biasa.

7. Respon Siswa adalah pendapat senang-tidak senang, baru-tidak baru, terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran, siswa berminat mengikuti pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya, komentar siswa


(38)

187

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Keefektivan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis sudah efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, yang meliputi ketuntasan belajar secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran dan ketercapaian waktu pembelajaran.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik pada materi bangun datar segi empat adalah rata-rata pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa pada uji coba I sebesar 80,46 meningkat menjadi 81,20 pada uji coba II. Disamping itu, rata-rata setiap indikator kemampuan pemecahan masalah meningkat dari uji coba I ke uji coba II.

3. Peningkatan self-efficacy siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik pada materi bangun datar segi empat adalah hasil rata-rata angket self-efficacy siswa pada uji coba I sebesar 120,47 menjadi 120,86 pada uji coba II.


(39)

188

4. Respon siswa terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran adalah positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Para guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik sebagai alternatif pembelajaran, dengan bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat terjangkau oleh siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami masalah-masalah yang diberikan.

2. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan ini dapat dijadikan rujukan untuk membuat suatu perangkat pembelajaran dengan materi lain guna menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa baik tingkat satuan pendidikan yang sama maupun berbeda. 3. Self-efficacy Siswa dalam penelitian ini belum menunjukkan peningkatan

(stagnan), karena dalam meningkatkan self-efficacy siswa membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu di sarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan waktu penelitian yang optimum agar mendapatkan peningkatan self-efficacy yang maksimal.


(1)

siswa”. Dari permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana keefektivan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik ? 3. Bagaimana peningkatan self-efficacy siswa yang diajar melalui perangkat

pembelajaran berbasis Pendekatan realistik ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengembangkan perangkat pembelajaran realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa SMP. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan efektivitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa.

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik.


(2)

3. Mendeskripsikan peningkatan self-efficacy siswa yang diajarkan melalui perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan realistik

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam memperbaiki kemampuan pemecahan masalah. 1. Bagi siswa akan memperoleh pengalaman nyata dalam belajar matematika

menggunakan pendekatan realistik yang difokuskan pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa.

2. Sebagai masukan bagi guru matematika mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa.

3. Bagi kepala sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan kepada tenaga pendidik untuk menerapkan perangkat pembelajaran berbasis realistik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti, dapat menjadikan sebagai bahan acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berbasis realistik lebih lanjut.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pembelajaran bidang ilmu pengetahuan lain.


(3)

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Pengembangan Perangkat Pembelajarn adalah proses untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang efektif, sesuai dengan langkah-langkah pada pendekatan yang digunakan.

2. Pendekatan Realistik adalah suatu pendekatan yang mengacu kepada Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan di Belanda oleh Freudenthal Institute (FI), dengan filosofi bahwa matematika merupakan aktivitas manusia yang diawali dari hal-hal atau masalah yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan proses matematisasi (process of doing mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi.serta menemukan ide-ide atau pengetahuan matematika.

3. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik adalah segala sumber belajar yang disusun oleh guru sedemikian rupa dimana siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan realistik, namun saat ini peneliti hanya membatasi perangkat pembelajaran hanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa (BS) , Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM) dan Angket Self-efficacy.


(4)

4. Kemampuan Pemecahan Masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Langkah –langkah yang akan dilalui siswa dalam memecahkan masalah matematis yaitu:

a. Memahami soal atau masalah,

b. Membuat suatu rencana atau cara untuk menyelesaikannya, c. Melaksanakan rencana penyelesaian,

d. Memeriksa kembali terhadap semua langkah yang telah dilakukan. 5. Self-efficacy adalah keyakinan seseorang untuk dapat melakukan tugas

yang sulit atau mengatasi kesulitan dengan kemampuan yang dimilikinya. Konsep Self-efficacy berhubungan dengan pendapat seseorang tentang kemampuannya untuk bertindak pada tugas dan situasi tertentu.

6. Keefektivan dalam penelitian ini dilihat dari : (1) ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yaitu minimal 85% siswa yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai minimal 75; (2) ketercapaian tujuan pembelajaran 75%; dan (3) Waktu yang digunakan dalam penelitian sama atau lebih sedikit dari waktu pada pembelajaran biasa.

7. Respon Siswa adalah pendapat senang-tidak senang, baru-tidak baru, terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran, siswa berminat mengikuti pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya, komentar siswa terhadap keterbacaan perangkat dan penggunaan bahasa serta penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Keefektivan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis sudah efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, yang meliputi ketuntasan belajar secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran dan ketercapaian waktu pembelajaran.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik pada materi bangun datar segi empat adalah rata-rata pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa pada uji coba I sebesar 80,46 meningkat menjadi 81,20 pada uji coba II. Disamping itu, rata-rata setiap indikator kemampuan pemecahan masalah meningkat dari uji coba I ke uji coba II.

3. Peningkatan self-efficacy siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik pada materi bangun datar segi empat adalah hasil rata-rata angket self-efficacy siswa pada uji coba I sebesar 120,47 menjadi 120,86 pada uji coba II.


(6)

4. Respon siswa terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran adalah positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Para guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik sebagai alternatif pembelajaran, dengan bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat terjangkau oleh siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami masalah-masalah yang diberikan.

2. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan ini dapat dijadikan rujukan untuk membuat suatu perangkat pembelajaran dengan materi lain guna menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa baik tingkat satuan pendidikan yang sama maupun berbeda. 3. Self-efficacy Siswa dalam penelitian ini belum menunjukkan peningkatan

(stagnan), karena dalam meningkatkan self-efficacy siswa membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu di sarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan waktu penelitian yang optimum agar mendapatkan peningkatan self-efficacy yang maksimal.

4. Peneliti menyarankan kepada pembaca dan para praktisi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian sejenis, pada tahap penyebaran diharapkan dapat menyebarkan perangkat pembelajaran lebih luas lagi, tidak hanya di sekolah uji coba lapangan.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP LHOKSEUMAWE.

0 3 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 NISAM.

0 2 37

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI ADAN SELF EFFICACY MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA JOSUA MEDAN.

1 9 24

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 3 LUBUK PAKAM.

3 11 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN INTUISI MATEMATIS SISWA SMP BUDI MURNI 3 MEDAN.

0 3 44

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMP NEGERI 12 PEMATANGSIANTAR.

0 6 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 2 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF EFFICACY MATEMATIS SISWA SD MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK.

2 9 43

KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH DAN SELF EFFICACY MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

1 8 36

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

18 50 44