PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

(1)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

SKRIPSI .

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

disusun oleh: Aris Kosasih

1005370

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa SMP

Oleh Aris Kosasih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Aris Kosasih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

ii Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

SMP”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan perbandingan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan teknik pengumpulan data melalui tes (pretest dan posttest) dan angket respon siswa. Proses awal dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi kemampuan siswa yang masih kurang yang dilakukan terhadap siswa yang telah memperoleh materi lingkaran. Hasil identifikasi menyatakan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih kurang, hasil identifikasi inilah yang kemudian dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan pendekatan dan media pembelajaran yang relevan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis awal siswa, untuk kemudian diberi perlakuan dan dilakukan

posttest pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil pretest diperoleh hasil bahwa

tidak terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan analisis hasil posttest yang menyatakan adanya perbedaan secara signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.

Kata kunci: Pendekatan Matematika Realistik, Geogebra, Pemecahan Masalah, Lingkaran.


(5)

iii Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The study conducted is entitled “The Implementation of Realistic Mathematic Learning with the Help of Geogebra to Improve Junior High School Students’ Ability in Solving Mathematical Problem.” The study aim to fathom the difference in the

ability in solving mathematical problem improvement, as well as its comparison between the students who get realistic mathematic learning with the help of Geogebra, the students who get same kind of learning without the help of Geogebra, and the students who get conventional learning. The method used in study was quasi-experimental method, and the data was collected through pretest, posttest, and

questionnaires of the students’ response. The study was begun by identifying the lack of the students’ ability conducted to those students who already learn the material of

circle. The result of identification discovers that the students’ ability in solving

mathematical problem are still lacking, and this result is later set as a parameter to improve the ability using relevant approach and learning media. The next step is

conducting pretest to find out the students’ initial ability in solving mathematical

problem, giving treatment, and conducting posttest. According to the pretest result, there is no any significant difference between the students’ initial ability in solving mathematical problem. While the posttest result shows a significant difference in the

students’ final ability in solving mathematical problem. Based on those result, it can

be concluded that realistic mathematic learning with the help of Geogebra can be used as an alternative learning to improve the ability in solving mathematical problem.


(6)

vi Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HAK CIPTA

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR BAGAN ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Realistik ... 9

B. GeoGebra ...13

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...16

D. Teori Belajar Pendukung ...19

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ...24

F. Kerangka Berpikir ...25

G. Hipotesis ...25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...28


(7)

vii Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Bahan Ajar ...35

E. Prosedur Penelitian ...36

F. Teknis Pengolahan Data ...37

G. Jadwal Kegiatan ...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...43

1. Analisis Data Kuantitatif ...43

a. Analisis Data Pretest ...44

b. Analisis Data Posttest ...48

c. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ...57

2. Analisis Data Kualitatif ...66

B. Pembahasan ...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...75

B. Saran ...76

DAFTAR PUSTAKA ...77


(8)

viii Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR


(9)

ix Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Klasifikasi Koefisien Korelasi ..………...….29

Tabel 3. 2. Validitas Butir Soal ……...………..….30

Tabel 3. 3. Uji Keberartian Butir Soal …...………,..….31

Tabel 3. 4. Klasifikasi Derajat Reliabilitas .………..…..…32

Tabel 3. 5. Klasifikasi Daya Pembeda …….………..……..…….. 33

Tabel 3. 6. Daya Pembeda Butir Soal …………..………...……33

Tabel 3. 7. Klasifikasi Indeks Kesukaran …..……..………...34

Tabel 3. 8. Indeks Kesukaran Butir Soal …………..……..………...34

Tabel 3. 9. Analisis Butir Soal ………35

Tabel 3. 10. Interpretasi Gain …….………..…….………...……40

Tabel 3. 11. Sistem Penilaian Angket ………...……41

Tabel 3. 12. Jadwal Kegiatan ……….………...……42

Tabel 4. 1. Statistik Deskriptif Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………....…44

Tabel 4. 2. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….………... 46

Tabel 4. 3. Hasil Uji Kesamaan Tiga Rata-Rata Skor Pretest Kelas Eksperimen 1, Kelas Eksperimen 2, dan Kelas Kontrol ……….………... 47

Tabel 4. 4. Statistik Deskriptif Data Posttest ……… 48

Tabel 4. 5. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 49

Tabel 4. 6. Hasil Uji Kesamaan Tiga Rata-Rata Skor Posttest Kelas Kontrol, Kelas Eksperimen 1, dan Kelas Eksperimen 2 ……….. 51

Tabel 4. 7. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 1 ………...… 53 Tabel 4. 8. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Posttest Kelas


(10)

x Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ……….… 55 Tabel 4. 9. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen 2 ………...……... 56

Tabel 4. 10. Kriteria Indeks Gain ……… 58

Tabel 4. 11. Statistika Deskriptif Indeks Gain ………....…..… 58 Tabel 4. 12. Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ………... 60

Tabel 4. 13. Hasil Uji Kesamaan Tiga Rata-Rata Skor Indeks Gain Kelas Kontrol, Kelas Eksperimen 1,

dan Kelas Eksperimen 2………..……... 61 Tabel 4. 14. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Indeks Gain Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen 1 ………... 63 Tabel 4. 15. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Indeks Gain Kelas

Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ……… 64 Tabel 4. 16. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Indeks Gain Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen 2 ………... 66 Tabel 4. 17. Kategori Aspek Angket ………...….. 67 Tabel 4. 18. Analisis Indikator Sikap Siswa: Menunjukkan Minat dan

Kesenangan terhadap Pembelajaran Matematika Realistik

berbatuan Geogebra ………..… 68

Tabel 4. 19. Analisis Indikator Sikap Siswa: Menunjukkan Manfaat Mengikuti Pembelajaran Matematika Realistik berbantuan


(11)

xi Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Bagan 4. 1. Perolehan Nilai Rata-rata Pretest………….………..… 48 Bagan 4. 2. Perolehan Nilai Rata-Rata Posttest ..………..… 52 Bagan 4. 3. Peningkatan Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest ………….… 59


(12)

xii Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ……….………….………..… 82

Lampiran B ……….………….………..… 188


(13)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu hakekat matematika adalah matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu (Suherman, 2001:28). Hal ini menunjukkan bahwa matematika menjadi sumber dari ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung pada matematika, misalnya fisika, kimia, biologi, ekonomi dan lain-lain. Sehingga sangat jelas bahwa matematika memiliki peranan yang sangat penting. Namun kenyataan yang terjadi banyak orang kurang menyukai matematika dengan berbagai alasan. Mereka beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, rumit, membosankan bahkan menakutkan. Berbagai alasan yang dikemukakan mengakibatkan dampak terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran matematika menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut dapat muncul dari diri siswa itu sendiri maupun dari luar yakni peran seorang guru dalam pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika di SMP pada umumnya hanya sebatas penyampaian informasi, tanpa banyak melibatkan siswa untuk dapat membangun sendiri pemahamannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh De Lange (Turmudi, 2010) bahwa pembelajaran matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru dalam mengenalkan subjek, memberikan satu atau dua contoh, lalu memberikan beberapa pertanyaan yang diakhiri dengan mengerjakan soal latihan yang diambil dari buku. Pembelajaran berikutnya akan berlangsung dengan aktivitas yang serupa.

Berdasarkan Standar Isi Permendiknas No. 22 (2006), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,


(14)

2

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;

(4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Menurut NCTM (2000) menyatakan bahwa pemecahan masalah bukanlah sekedar tujuan dari belajar matematika tetapi merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika. Terkait dengan hal ini, Wahyudin (2003:3) mengatakan bahwa pemecahan masalah bukan sekedar keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa atau situasi-situasi pembuatan keputusan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang secara baik dalam hidupnya. Selanjutnya Suryadi, dkk (Tim MKPBM, 2001: 83) dalam surveinya tentang current situation on mathematics

and science education in Bandung yang disponsori oleh JICA, menyatakan bahwa

pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis menjadi salah satu orientasi pembelajaran matematika di Indonesia.

Menurut Laporan Hasil Ujian Nasional Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas, 2005), nilai rata-rata ujian nasional Matematika 2004/2005 siswa SMP/MTs adalah 6,58. Capaian ini menunjukkan bahwa prestasi rata-rata matematika siswa di Indonesia cukup bagus. Namun demikian hasil tes

Trends in International Mathematics and Sciences Study (TIMSS) yang

diselenggarakan empat tahun sekali oleh International Association for Evaluation


(15)

3

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desember 2004 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa kelas dua SMP Indonesia masih cukup memprihatinkan, yaitu berada di peringkat ke 35 dari 46 negara. Tes tersebut menempatkan negara tetangga dekat, yaitu Singapura menduduki peringkat tertinggi dalam rata-rata pencapaian nilai TIMSS bidang matematika, dan Malaysia berada di peringkat ke-10. Tercatat kemampuan siswa SMP kelas dua Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin (masalah matematis) masih sangat lemah, namun relatif baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur (Purwanto, 2010).

Berdasarkan hasil analisis studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Januari Tahun 2014 di salah satu SMPN di Kota Bandung, diperoleh hasil bahwa: (1) siswa mengalami kesulitan dalam memilih metode dan strategi pemecahan masalah; (2) siswa mengalami kesulitan terhadap soal-soal yang tidak rutin; (3) siswa mengalami kesulitan dalam memahami keterkaitan konsep dengan masalah. Ketiga hal tersebut termasuk dalam indikator kemampuan pemecahan masalah, karena itu berdasarkan hal tersebut penulis mempunyai dugaan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih kurang.

Gagasan bahwa matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan sehari-hari ditunjukkan dengan Realistic Mathematic Education (RME) (Purwanto. 2010). Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika adalah merupakan aktivitas manusia. Karakteristik RME adalah menggunakan konteks dunia nyata, model-model, produksi dan konstruksi siswa, interaktif, dan

intertwinment. Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran

matematika dengan pendekatan realistik dapat membuat matematika lebih menarik, relevan, bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. Selain itu, pembelajaran matematika realistik mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa, menekankan belajar matematika pada learning by doing, memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan atau tanpa menggunakan penyelesaian yang baku, dan menggunakan masalah-masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran matematika. (Nopiyani, 2013:3).


(16)

4

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di masa globalisasi ini, teknologi menjadi salah satu media untuk dapat mentransfer pengetahuan. Teknologi, khususnya komputer, berperan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Komputer menjadi media untuk menghubungkan antara ide matematika yang berbentuk abstrak dengan ide matematika yang berbentuk kongkrit. Dalam bidang geometri misalnya, dengan menggunakan komputer siswa dapat melihat visualisasi bangun-bangun geometri sehingga tampak lebih nyata. Komputer membantu siswa untuk merepresentasikan gagasan atau ide dalam berbagai cara, baik tulisan, gambar, ataupun verbal.

Komputer memiliki banyak software yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar, khususnya matematika. Salah satu software yang mendukung pembelajaran matematika yaitu GeoGebra. Menurut David Wees dalam Mahmudi (2010) GeoGebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun pemahaman geometri. Software ini memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep-konsep geometri, sehingga memudahkan siswa untuk membuat representasi matematis.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa SMP yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra, siswa SMP yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa SMP yang memperoleh pembelajaran konvensional?


(17)

5

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada pembelajaran matematika konvensional?

3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra?

4. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan

GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada pembelajaran matematika

konvensional?

5. Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra?

C. TUJUAN PENELITIAN

Setiap kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan. Begitu juga dalam penelitian ini, tujuannya sebagai berikut:

1. Menganalisis apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra, siswa SMP yang mendapat pembelajaran matematika realistik tanpa berbatuan Geogebra, dan siswa SMP yang mendapat pembelajaran konvensional.

2. Menganalisis apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada siswa SMP yang mendapat pembelajaran konvensional.

3. Menganalisis apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada siswa SMP


(18)

6

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendapat pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan

Geogebra.

4. Menganalisis apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra lebih tinggi secara signifikan daripada siswa SMP yang mendapat pembelajaran konvensional

5. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang diterapkan yaitu dengan pendekatan matematika realistik berbantuan GeoGebra.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra yang digunakan diduga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi siswa dalam belajar matematika.

2. Bagi Guru

Pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan khususnya tentang pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Agar pada kajian penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman, kerancuan makna, atau perbedaan persepsi, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :


(19)

7

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran matematika realistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Purwanto, 2010):

a. Menempatkan masalah-masalah kontekstual dalam proses pembelajaran.

b. Penggunaan model dalam penyelesaian masalah matematika. c. Produksi dan kontruksi siswa.

d. Penggunaan metode interaktif. e. Keterkaitan (intertwinment). 2. GeoGebra

Software atau program komputer yang digunakan untuk membantu

pembelajaran matematika khususnya dalam bidang geometri dan aljabar.

GeoGebra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Software ini dapat diunduh secara gratis oleh siapapun di alamat

www.GeoGebra.com. GeoGebra dapat membantu siswa untuk merepresentasikan ide atau gagasan matematis.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud dalam penelitian ini dengan indikator sebagai berikut menurut (Depdiknas, 2009):

a. Kemampuan menunjukkan pemahaman masalah.

b. Kemampuan mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.

c. Kemampuan memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.

d. Kemampuan mengembangkan strategi pemecahan masalah.

e. Kemampuan membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.

f. Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin. 4. Pembelajaran matematika konvensional


(20)

8

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran matematika secara konvensional adalah pembelajaran matematika yang secara umum banyak dilakukan oleh guru di sekolah. Pembelajaran diawali dengan pemberian konsep-konsep matematika dengan cara ceramah dilanjutkan dengan tanya jawab seperlunya dan latihan soal dengan terlebih dahulu diberikan contoh pengerjaannya oleh guru.


(21)

9

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pembelajaran Matematika Realistik berbantuan GeoGebra

Pembelajaran matematika realistik berbantuan software GeoGebra adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang didasarkan pada hal-hal yang nyata yang pernah dialami siswa agar siswa aktif dalam proses penemuan konsep-konsep matematika dengan berbantuan media visualisasi

software GeoGebra untuk setiap kegiatan pembelajaran.

6. Pembelajaran Matematika Realistik tanpa berbantuan Geogebra

Pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan software GeoGebra adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang didasarkan pada hal-hal yang nyata yang pernah dialami siswa agar siswa aktif dalam proses penemuan konsep-konsep matematika dengan tidak berbantuan media visualisasi software GeoGebra untuk setiap kegiatan pembelajaran.


(22)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah eksperimen yang menggunakan perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperimen (experimental

units) namun tidak menggunakan penempatan secara acak (random assignment)

dalam menciptakan perbandingan untuk menyimpulkan adanya perubahan akibat perlakuan (Cook & Campbell: 1979). Berdasarkan pengertian di atas, diketahui bahwa pada metode kuasi eksperimen subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, namun peneliti menerima keadaan subjek apa adanya yaitu berdasarkan kelas yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokkan secara acak. Perlakuan yang diberikan menjadi variabel bebas dan perubahan yang diharapkan menjadi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra, sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Desain penelitian yang digunakan berbentuk Non-equivalent Control Group

Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,

namun pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. Penelitian ini terdiri dari tiga kelompok, dimana pada awal penelitian ketiga kelompok tersebut diberi pretest, selanjutnya 2 kelompok diberikan perlakuan, dan 1 kelompok sebagai kelompok control. Pada akhir penelitian ketiga kelompok tersebut diberikan posttest. Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen 1, pada kelas tersebut diberikan perlakuan dengan memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan GeoGebra, sedangkan kelompok kedua sebagai kelas eksperimen 2, pada kelas tersebut diberikan perlakuan dengan memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra dan


(23)

28

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok ketiga sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan digambarkan seperti berikut:

0 X1 0

0 X2 0

0 0

Keterangan:

0 menyatakan Pretest atau Posttest

X1 menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika

realistik berbantuan GeoGebra

X2 menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika

realistik tanpa berbantuan GeoGebra X3 menyatakan Pembelajaran konvensional

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 44 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sukardi, 2003: 64). Peneliti tidak dapat membuat kelas baru, maka peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk yang ada di sekolah tersebut.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 151). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Tes

Intrumen tes yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes yang diberikan meliputi pretest dan posttest yang berbentuk soal-soal uraian. Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapat perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan


(24)

29

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbantuan Geogebra. Sementara itu posttest diberikan sesudah siswa mendapatkan perlakuan.

Sebelum tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel yang telah mendapat materi yang akan diteliti. Setelah diadakan uji coba instrumen tes, langkah selanjutnya adalah menganalisis validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari tiap butir soal untuk diketahui kualitasnya. Analisis tes tersebut dilakukan menggunakan software Anates.

a. Validitas Butir Soal

Menurut Suherman (2003: 102), suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas butir soal dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi menggunakan angka kasar (raw score).

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi tiap butir soal

N : banyaknya responden X : skor tiap butir soal Y : skor total

Interpretasi mengenai validitas yang lebih rinci berdasarkan nilai tersebut dibagi menjadi klasifikasi seperti berikut:

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Validitas Interpretasi

0,90 ≤ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi

0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah

0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat rendah


(25)

30

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh nilai validitas tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal

No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi

1 0,885 Tinggi

2 0,781 Tinggi

3 0,835 Tinggi

4 0,745 Tinggi

5 0,706 Tinggi

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 berkolerasi tinggi, artinya butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 validitasnya tinggi.

Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan statistik uji (Sudjana, 2005: 380):

Keterangan:

t : nilai hitung koefisien validitas rxy : koefisien korelasi

n : banyaknya responden

Kemudian dengan mengambil taraf nyata (α), validitas tiap butir soal tidak berarti jika:

1) Butir soal 1

Kemudian dengan mengambil taraf nyata α = 5% dan melakukan perhitungan, dari tabel distribusi t diperoleh t0,975;38 = 2,02. Selanjutnya, karena


(26)

31

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11,71 > 2,02 maka H0 ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan

bahwa koefisien butir soal 1 berarti.

Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari semua butir soal dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Uji Keberartian Butir Soal

Butir Soal t Hitung t Tabel Keberartian

1 11,71

2,02

Berarti

2 7,70 Berarti

3 9,35 Berarti

4 6,88 Berarti

5 6,14 Berarti

Dari hasil uji keberartian, semua butir soal memiliki keberartian berarti sehingga dapat digunakan.

b. Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu alat ukur untuk menentukan tingkat konsistensi suatu instrumen tes. Hasil evaluasi harus tetap sama (relatif sama) jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang berbeda, waktu berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan tingkat atau derajat reliabilitas dari soal bentuk uraian, diantaranya yaitu dengan menggunakan rumus Cronbanch-Alpha. Selain itu, nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menggunakan software Anates.

11 r =               

2

2 1 1 t i s s n n dengan:

= banyak butir soal (item) = varians skor seriap item = varians skor total


(27)

32

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi derajat reliabilitas alat evaluasi dibagi kedalam klasifikasi seperti berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Derajat Reliabilitas

Koefisien Reabilitas Interpretasi

0,90 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ r11≤ 0,90 Tinggi

0,40 ≤ r11≤ 0,70 Sedang

0,20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah

r11≤ 0,20 Sangat rendah

(Suherman, 2003: 139)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Ver. 4.0.5, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,81. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa soal tes kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematis memiliki derajat reliabilitas yang tinggi atau secara keseluruhan butir soal memiliki derajat reliabilitas yang tinggi.

c. Daya Pembeda Butir Soal

Dalam Suherman (2003:159) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

DP = ̅ ̅ Keterangan:

DP : daya pembeda

̅ : rata-rata skor siswa kelompok atas

̅ : rata-rata skor siswa kelompok bawah


(28)

33

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala penilaian daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

(Suherman, 2003: 161)

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.6

Daya Pembeda Butir Soal

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,37 Cukup

2 0,38 Cukup

3 0,36 Cukup

4 0,35 Cukup

5 0,29 Cukup

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 memiliki daya pembeda cukup.

d. Indeks Kesukaran

Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal. Jika soal tersebut terlalu sulit, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah karena sebagian yang besar mendapat nilai yang jelek. Sebaliknya jika soal yang diberikan terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terdapat pada skor yang tinggi, karena sebagian besar siswa mendapat nilai baik.

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang dinamakan indeks kesukaran dan dinotasikan dengan IK. Indeks kesukaran suatu


(29)

34

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

butir soal berada pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

SMI

x IK

dengan:

x rerata skor dari siswa-siswa

SMI = Skor Maksimal Ideal (bobot)

Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 1,00 Sangat mudah

0,70 < IK < 1,00 Mudah

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

IK = 0,00 Sangat sukar

(Suherman, 2003: 170)

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.8

Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,67 Sedang

2 0,43 Sedang

3 0,54 Sedang

4 0,61 Sedang

5 0,40 Sedang

Berdasarkan pada tabel 3.8 diperoleh hasil bahwa setiap butir soal mempunyai klasifikasi indeks kesukaran sedang.

Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis tiap butir soal sebagai berikut:


(30)

35

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9 Analisis Butir Soal

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Ket. Koefisien

Validitas Interpretasi DP Klasifikasi IK Klasifikasi

1 0,885 Tinggi 0,37 Cukup 0,67 Sedang Digunakan

2 0,781 Tinggi 0,38 Cukup 0,43 Sedang Digunakan

3 0,835 Tinggi 0,36 Cukup 0,54 Sedang Digunakan

4 0,745 Tinggi 0,35 Cukup 0,61 Sedang Digunakan

5 0,706 Tinggi 0,29 Cukup 0,40 Sedang Digunakan

Reliabilitas 0,81

2. Instrumen Non Tes

a. Jurnal

Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang diikutinya. Jurnal bersifat subjektif dan berisi tentang potret pelaksanaan pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru (Suherman, 2008: 26). b. Angket

Angket adalah lembar pernyataan atau pertanyaan untuk mengetahui dan menilai responden berkenaan dengan aspek afektif terhadap sesuatu hal (pembelajaran matematika) (Suherman, 2008: 21).

c. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk mengamati suatu aktivitas (siswa atau guru dalam pembelajaran) sehingga pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan semula (Suherman, 2008: 22).

D. BAHAN AJAR

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS), media software GeoGebra, dan buku paket matematika. Lembar Kerja Siswa dibuat berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sebagai langkah persiapan pembelajaran,


(31)

36

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pokok bahasan yang diambil yaitu mengenai Lingkaran.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Rancangan tahapan atau prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan Prosedurnya meliputi:

a. Studi pendahuluan yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan studi literatur.

b. Menentukan populasi penelitian. c. Menentukan sampel dan kelas ujicoba. 2. Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan sebagai berikut: a. Melakukan uji coba instrumen penelitian di kelas ujicoba. b. Melakukan analisis terhadap hasil uji coba instrumen. c. Merevisi instrumen penelitian.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian hasil revisi.

e. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

f. Melakukan analisis tahap awal untuk mengetahui kondisi awal kelas kontrol dan eksperimen.

g. Melaksanakan pembelajaran di ketiga kelas tersebut, pada kelas kontrol diberikan pembelajaran matematika konvensional, kelas eksperimen 1 diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik bantuan GeoGebra, sedangkan pada kelas eksperimen 2 diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik tanpa berbantuan GeoGebra.

h. Memberikan posttest pada ketiga kelas tersebut. 3. Tahap Analisis data


(32)

37

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengumpulkan hasil data baik kuantitatif maupun kualitatif dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Menganalisis data hasil tes dari ketiga kelas tersebut. Apabila kondisi awal dari ketiga kelas tersebut sama, analisis akan dilakukan pada hasil posttest. Namun apabila kondisi awal ketiga kelas tersebut tidak sama secara signifikan, analisis dilakukan dengan menggunakan gain ternomalisasi. c. Menganalisis data kualitatif berupa jurnal, angket, dan lembar observasi. 4. Tahap penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, penarikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pada hipotesis yang telah dirumuskan.

F. TEKNIS PENGOLAHAN DATA

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Data Pretest dan Posttest

Analisis tahap awal dilakukan setelah pretest dilaksanakan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Analisis dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan awal siswa-siswa di kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Jika kondisi awal siswa di kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol relatif sama, analisis dilakukan terhadap data hasil posttest. Uji statistik yang dilakukan yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya untuk mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah sebagai berikut:

H0 : Data sampel berdistribusi normal.

H1 : Data sampel berdistribusi tidak normal.

a) Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak artinya data berdistribusi tidak


(33)

38

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0 diterima artinya data berdistribusi

normal.

Nilai Sig. pada SPSS dapat dilihat pada tabel Test of Normality di kolom

Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro Wilk.

2) Uji Kesamaan Variansi

Apabila data berdistribusi normal, maka hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah uji kesamaan tiga varians. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Pedoman untuk mengambil kesimpulan adalah:

H0 : Data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama.

H1 : Data berasal dari populasi yang memiliki varians yang tidak sama.

a) Nilai Sig. < α = 0,05, maka H0 ditolak artinya data berasal dari populasi yang

tidak memiliki varians yang sama (tidak homogen).

b) Nilai Sig. α = 0,05, maka H0 diterima artinya data berasal dari populasi

yang memiliki varians yang sama (homogen).

Nilai Sig. pada SPSS dapat dilihat pada tabel Test of Homogeinity of

variance di baris Based on Mean. Jika varians homogen, analisis data dapat

dilanjutkan dengan uji kesamaan tiga rata-rata menggunakan uji t. Namun, jika

varians tidak homogen analisis data menggunakan uji t’.

Bila data dari ketiga kelas atau salah satu kelas berdistribusi tidak normal, maka analisis uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan statistika non-parametrik, yaitu menggunakan Uji Kruskall Wallis dan uji lanjutan untuk membandingkan setiap hipotesis yang ada menggunakan uji Mann-Whitney.

3) Uji Kruskall Wallis

Uji Kruskall Wallis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra, siswa


(34)

39

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan

Geogebra, dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Selanjutnya

untuk mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses pengujian uji Kruskall Wallis dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir

antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir

antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

a. Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak.

b. Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0 diterima.

4) Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir antara dua kelas. Selanjutnya untuk mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses pengujian uji Mann-Whitney dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah sebagai berikut:

H0 : Kemampuan pemecahan masalah matematis akhir siswa kelas A tidak lebih

tinggi secara signifikan daripada siswa kelas B.

H1 : Kemampuan pemecahan masalah matematis akhir siswa kelas A lebih tinggi


(35)

40

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak.

b. Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0 diterima.

Namun apabila kondisi awal siswa kelas eksperimen1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berbeda secara signifikan maka analisis dilakukan terhadap

gain ternormalisasi dari hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Analisis data Indeks Gain bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Rumus Indeks Gain menurut Meltzer (Faiqoh, 2009) adalah:

Hasil perhitungan indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori sebagai berikut.

Tabel 3.10 Interpretasi Gain

Besarnya gain (g) Interpretasi

g 0,7 Tinggi

0,3 g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah

Semakin tinggi gain ternormalisasi, maka semakin tinggi pula peningkatan yang terjadi akibat penerapan model pembelajaran pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.


(36)

41

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif meliputi analisis data hasil observasi dan angket sebagai informasi tambahan yang bisa didapat yaitu untuk mengetahui kelancaran proses pembelajaran dan respon siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan Sukardi (2003: 146), sistem penilaian angket dengan Skala Likert sebagai berikut:

Tabel 3.11

Sistem Penilaian Angket

Pernyataan Sikap SS S TS STS

Pernyataan Positif 5 4 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 4 5

Setiap butir pernyataan diberi skor dan selanjutnya menentukan jumlahnya. Kemudian dihitung nilai rata-ratanya. Apabila rata-rata skor lebih dari tiga, maka respon terhadap pembelajaran adalah positif. Apabila rata-rata skornya kurang dari tiga maka respon terhadap pembelajaran adalah negatif. Namun jika rata-ratanya sama dengan tiga, maka respon terhadap pembelajaran adalah netral.

Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran matematika.

G. JADWAL KEGIATAN

Rancangan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(37)

42

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12 Jadwal Kegiatan Waktu

Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5

Studi Pendahuluan Pembuatan Instrumen

Perizinan

Menentukan Populasi dan sampel penelitian

Melaksanakan Penelitian

Pengolahan Data


(38)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan, yaitu:

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis (akhir) antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan

Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa

berbantuan Geogebra, dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra lebih tinggi secara signifikan daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra lebih tinggi secara signifikan daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra.

4. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan Geogebra lebih tinggi secara signifikan daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika konvensional.

5. Pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika realistik berbantuan Geogebra.


(39)

76

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu:

1. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan Geogebra sebaiknya lebih mengeksplorasi siswa untuk ikut aktif dalam praktek penggunaan software Geogebra itu sendiri.

2. Bantuan guru pada saat siswa mengerjakan lembar kerja hendaknya tidak tergesa-gesa dan tidak terlalu sering agar siswa mampu mengembangkan kemampuan matematika yang ingin dicapai dengan optimal.

3. Penelitian terhadap metode pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik berbantuan Geogebra disarankan untuk dilanjutkan dengan karakteristik populasi yang berbeda serta kompetensi matematis lainnya dengan materi atau pokok bahasan yang berbeda pula.


(40)

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurozak, D. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software

Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI : Tidak

Diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cook, T.D., & Campbell, D. T. (1979). Quasi Experimentation: Design &

Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Co: Boston.

de Lange, J. (1996). Using and Applying Mathematics in Education. In A. J. Bishop (Eds) International Handbook of Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Depdiknas. (2005). Laporan Hasil Ujian Nasional SMP, MTs, SMA, MA, dan

SMK Tahun Pelajaran 2004/2005. Pusat Penilaian Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran

Matematika. Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

Depdiknas. (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah. Jakarta: Depdiknas.

Dyahnita, A. (2012) Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

dan Kemandirian Belajar Terhadap Perstasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. S1 Skripsi, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

[Online]. Tersedia:http://http://eprints.uny.ac.id/7791/. [06 juni 2014].

Faiqoh, E. (2009). Penerapan Model Transaktif dalam Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Fitriani, N. (2011). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik


(41)

78

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis dan Self Confidense Siswa SMP. Tesis pada SPs Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Fitriyyah, N. (2011). Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam

Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SLTP. Skripsi pada FPMIPA UPI:tidak

diterbitkan.

Frudenthal, H. (1991). Revisiting Mathematics Education. The Netherlands, Dordrecht: Kluwer Academic.

Gravemeijer, K.P.E. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. The Netherlands, Utrecht: Freudenthal Institute.

Ginsburg, et al. (2005). What the United States can Learn from Singapore’s

World-Class Mathematics System (and what Singapore can learn from the United States). An Exploratory Study. Washington, DC: American Institutes

for Research.

Gumilar, A.C. (2010). Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Realistik Matematika melalui Pemodelan untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI:tidak

diterbitkan.

Hohenwarter, M. & Fuchs, K. (2004). Combination of Dynamic Geometry,

Algebra, and Calculus in the Software System Geogebra. Tersedia:

www.geogebra.org/publications/pecs_2004.pdf. [18 Februari 2014].

Hohenwarter, et al. (2008). Teaching and Learning Calculus with Free Dynamic

Mathematics Software GeoGebra. [Online]. Tersedia:

http://www.geogebra.org/publications/2008-ICME-TSG16-Calculus-GeoGebra-Paper.pdf [5 Februari 2014]

Hudojo, H. (1979). Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya

di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.

Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Krulik, S. & Reys, R.E. (1980). Problem Solving in School Mathematics. Virginia: NCTM


(42)

79

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kusmaydi. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

Tesis pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Mahmudi, A. (2010). “Membelajarkan Geometri dengan GeoGebra”. Makalah

pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. LPM UNY, Yogyakarta.

Murtado, S. & Tambunan, G. (1987). Materi Pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Karunika.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.nctm.org [5 Februari 2014].

Nopiyani, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp. Skripsi FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, S. E. (2010). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa SMP dan MTs melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Disertasi SPs UPI, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Riyati, L. (2007). Keefektifan Penerapan Pendekatan PAKEM dengan Media CD

Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika Sub. Materi Pokok Keliling dan Luas Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudiluhur Giriwoyo Wonogiri. Skripsi pada FPMIPA UNS:tidak diterbitkan.

Rosita, I. (2007). Penerapan Strategi Heuristik untuk Meningkatkan Kemampuan

Generalisasi Matematis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Standar Isi Permendiknas Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006.

Sisworini, T.A. (2008). Matematika dengan Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia: http://theresiasisworini.blogspot.com/ [18 Februari 2014].

Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta : Bumi Aksara.


(43)

80

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah.

Suherman, E. (2008). Hands–Out Perkuliahan Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: tidak diterbitkan.

Suparno, P. (1997). Filsafat kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Treffers, A. & Goffree, F. (1985). Rational Analysis of Realistic Mathematics

Education - The Wiskobas Program. In Leen Streefland (Ed.) Proceedings of the Ninth International Conference for the Psychology of Mathematics Education (Vol. II). Utrecht: OW&OC, Utrecht University.

Treffers, A. (1991). Realistic Mathematics Education in the Netherlands 1980

-1990. In Leen Streefland (Ed.), Realistic Mathematics Education in Primary Schools. Utrecht: Freudenthal Institute, Utrecht University.

Turmudi. (2010). Pembelajaran Matematika: Kini dan Kecenderungan Masa

Mendatang, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA

Van den Heuvel-Panhuizen, M. (1998). Realistic Mathematics Education as Work

in Progress. [Online]. Tersedia: http://www.fi.uu.nl/publicaties/literatuur

/4966.pdf [18 Februari 2014].

Wahyudin (2003). Peranan Problem Solving. Makalah Seminar Technical

Cooperation Project for Development of Mathematics and Science for Primary and Secondary Education in Indonesia. August 25, 2003.

Wilson, J. W., Fernandez, M. L., & Hadaway, N. (1993). Mathematical problem

solving. In P. S. Wilson (Ed.), Research Ideas for the Classroom: High

School Mathematics (pp. 57-78). New York: MacMillan. [Online]. Tersedia: http://jwilson.coe.uga.edu/emt725/EMT725.html [15 Februari 2014]


(44)

81

Aris Kosasih, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zambo & Debby. (2004). Contextual Images in Mathematics Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.thefreelibrary.com/Contextual+images+in+ mathematics+problem+solving.- a0121714121html [15 Februari 2014]


(1)

76

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu:

1. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan Geogebra sebaiknya lebih mengeksplorasi siswa untuk ikut aktif dalam praktek penggunaan software Geogebra itu sendiri.

2. Bantuan guru pada saat siswa mengerjakan lembar kerja hendaknya tidak tergesa-gesa dan tidak terlalu sering agar siswa mampu mengembangkan kemampuan matematika yang ingin dicapai dengan optimal.

3. Penelitian terhadap metode pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik berbantuan Geogebra disarankan untuk dilanjutkan dengan karakteristik populasi yang berbeda serta kompetensi matematis lainnya dengan materi atau pokok bahasan yang berbeda pula.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurozak, D. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software

Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI : Tidak

Diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cook, T.D., & Campbell, D. T. (1979). Quasi Experimentation: Design &

Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Co: Boston.

de Lange, J. (1996). Using and Applying Mathematics in Education. In A. J. Bishop (Eds) International Handbook of Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Depdiknas. (2005). Laporan Hasil Ujian Nasional SMP, MTs, SMA, MA, dan

SMK Tahun Pelajaran 2004/2005. Pusat Penilaian Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran

Matematika. Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

Depdiknas. (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah. Jakarta: Depdiknas. Dyahnita, A. (2012) Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

dan Kemandirian Belajar Terhadap Perstasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. S1 Skripsi, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

[Online]. Tersedia:http://http://eprints.uny.ac.id/7791/. [06 juni 2014]. Faiqoh, E. (2009). Penerapan Model Transaktif dalam Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Fitriani, N. (2011). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik


(3)

78

Matematis dan Self Confidense Siswa SMP. Tesis pada SPs Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Fitriyyah, N. (2011). Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam

Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SLTP. Skripsi pada FPMIPA UPI:tidak

diterbitkan.

Frudenthal, H. (1991). Revisiting Mathematics Education. The Netherlands, Dordrecht: Kluwer Academic.

Gravemeijer, K.P.E. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. The Netherlands, Utrecht: Freudenthal Institute.

Ginsburg, et al. (2005). What the United States can Learn from Singapore’s

World-Class Mathematics System (and what Singapore can learn from the United States). An Exploratory Study. Washington, DC: American Institutes

for Research.

Gumilar, A.C. (2010). Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Realistik Matematika melalui Pemodelan untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI:tidak

diterbitkan.

Hohenwarter, M. & Fuchs, K. (2004). Combination of Dynamic Geometry,

Algebra, and Calculus in the Software System Geogebra. Tersedia:

www.geogebra.org/publications/pecs_2004.pdf. [18 Februari 2014].

Hohenwarter, et al. (2008). Teaching and Learning Calculus with Free Dynamic

Mathematics Software GeoGebra. [Online]. Tersedia:

http://www.geogebra.org/publications/2008-ICME-TSG16-Calculus-GeoGebra-Paper.pdf [5 Februari 2014]

Hudojo, H. (1979). Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya

di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.

Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Krulik, S. & Reys, R.E. (1980). Problem Solving in School Mathematics. Virginia: NCTM


(4)

Kusmaydi. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

Tesis pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Mahmudi, A. (2010). “Membelajarkan Geometri dengan GeoGebra”. Makalah

pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. LPM UNY, Yogyakarta.

Murtado, S. & Tambunan, G. (1987). Materi Pokok Pengajaran Matematika. Jakarta: Karunika.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.nctm.org [5 Februari 2014].

Nopiyani, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp. Skripsi FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, S. E. (2010). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa SMP dan MTs melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Disertasi SPs UPI, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Riyati, L. (2007). Keefektifan Penerapan Pendekatan PAKEM dengan Media CD

Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika Sub. Materi Pokok Keliling dan Luas Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudiluhur Giriwoyo Wonogiri. Skripsi pada FPMIPA UNS:tidak diterbitkan.

Rosita, I. (2007). Penerapan Strategi Heuristik untuk Meningkatkan Kemampuan

Generalisasi Matematis Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Standar Isi Permendiknas Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006.

Sisworini, T.A. (2008). Matematika dengan Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia: http://theresiasisworini.blogspot.com/ [18 Februari 2014].

Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta : Bumi Aksara.


(5)

80

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah.

Suherman, E. (2008). Hands–Out Perkuliahan Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: tidak diterbitkan.

Suparno, P. (1997). Filsafat kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Treffers, A. & Goffree, F. (1985). Rational Analysis of Realistic Mathematics

Education - The Wiskobas Program. In Leen Streefland (Ed.) Proceedings of the Ninth International Conference for the Psychology of Mathematics Education (Vol. II). Utrecht: OW&OC, Utrecht University.

Treffers, A. (1991). Realistic Mathematics Education in the Netherlands 1980

-1990. In Leen Streefland (Ed.), Realistic Mathematics Education in Primary Schools. Utrecht: Freudenthal Institute, Utrecht University.

Turmudi. (2010). Pembelajaran Matematika: Kini dan Kecenderungan Masa

Mendatang, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan

Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA

Van den Heuvel-Panhuizen, M. (1998). Realistic Mathematics Education as Work

in Progress. [Online]. Tersedia: http://www.fi.uu.nl/publicaties/literatuur

/4966.pdf [18 Februari 2014].

Wahyudin (2003). Peranan Problem Solving. Makalah Seminar Technical

Cooperation Project for Development of Mathematics and Science for Primary and Secondary Education in Indonesia. August 25, 2003.

Wilson, J. W., Fernandez, M. L., & Hadaway, N. (1993). Mathematical problem

solving. In P. S. Wilson (Ed.), Research Ideas for the Classroom: High

School Mathematics (pp. 57-78). New York: MacMillan. [Online]. Tersedia: http://jwilson.coe.uga.edu/emt725/EMT725.html [15 Februari 2014]


(6)

Zambo & Debby. (2004). Contextual Images in Mathematics Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.thefreelibrary.com/Contextual+images+in+ mathematics+problem+solving.- a0121714121html [15 Februari 2014]