KOREOGRAFI TARI EMUN BERERENG KARYA MUKLIS GAYO DI ACEH TENGAH.

(1)

KOREOGRAFI TARI EMUN BERERENG KARYA MUKHLIS

GAYO DI ACEH TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DEDEK

2113142014

PENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

DEDEK, NIM 2113142014, Koreografi Tari Emun Berereng Karya Muklis Gayo Di Aceh Tengah. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2016.

Tari Emun Berereng merupakan salah satu tari dari daerah Aceh Tengah. Tujuan dari penelitian ini yaitu membahas mengenai Tari Emun Berereng dilihat dari sudut pandang koreografi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Koreografi dari Soedarsono.

Waktu penelitian untuk membahas tari Emun Berereng dilakukan selama 2 bulan, yaitu dari awal Oktober 2015 sampai Desember 2015. Tempat penelitian Desa Blang Kolak II Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Populasi pada penelitian adalah narasumber, seniman, tokoh adat dan penari yang mengetahui tentang tari Gayo terutama tari Emun Berereng di aceh Tengah, sampel pada penelitian ini adalah berjumlah empat orang yaitu narasumber, tokoh adat, seniman dan penari tari Emun Berereng yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi, wawacara, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa tari Emun Berereng memiliki bentuk gerak yang lembut, desain lantai yang terdapat pada tari Emun berereng adalah serempak, berimbang, terpecah, selang-seling dan bergantian. Desain atas yang terdapat pada tari ini adalah desain atas datar, kontras, vertikal, medium, rendah, tertunda dan tinggi. Tari Emun Berereng memakai iringan musik eksternal yaiu iringan yang lahir dari bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat di luar tubuh manusia seperti gendang, seruling, kecapi, dan alat musik lainnya. Tema yang terdapat dalam tarian ini adalah bagaimana hubungan muda-mudi Gayo dalam mengespresikan perasaaan cinta terhadap orang yang disukai pada zaman dulu, Busana yang digunakan dalam tari Emun Berereng ini adalah baju kerawang berlengan panjang penutup kepala yang telah di kreasikan (jilbab). Properti yang digunakan dalam tari Emun Berereng adalah selendang.

Kata Kunci : Koreografi Tari Emun Berereng Karya Muklis Gayo, Di Aceh Tengah.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.

Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Koreografi Tari Emun Berereng Karya Mukhlis Gayo di Aceh Tengah”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihat yang membantu penulis baik daria awal penulisan sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik

4. Siti Rahmah, S.Pd, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari 5. Drs. Inggit Prastiawan, M.Sn Pembimbing Skripsi I

6. Dra. Tuti Rahayu, M.Si Pembimbing Skripsi II

7. Nurwani S.ST, M.Hum Dosen pembimbing Akademik

8. Dosen Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada Penulis selama proses perkuliahan.

9. Ayahanda Muhammad Joni dan Ibunda Maysyarah Tarigan S.E, terimakasih atas doa, dukungan, perhatian, kesabaran, jerih payah, dan pengorbanannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan studinya.


(8)

iii

10. Adik tersayang Thatila Ananda Rachmah yang selalu memberikan perhatian, pengertian, doa dan motivasi sehingga dapat meyelesaikan studi ini.

11. Ibu Nasrah dan Ibu Khadidjah Win Dalilan sebagai Narasumber yang telah memberikan banyak informasi kepada Penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

12.Teristimewa buat sahabat sekaligus penyemangat Penulis Siti Aisyah, Ahmad Ramadhan, Rizki Damayanti, Elia Zuhra dan Riska Fitriannisa, yang telah banyak menghabiskan waktu, kenangan, kisah dan peristiwa persahabatan yang memiliki persahabatan yang menjadi keluarga. Dan terimakasih buat doa dukungan serta pengertiannya.

13.Muhammad Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam persiapan pemberkasan.

Medan, Febuari 2016 Penulis,

Dedek 2113142014


(9)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Peneitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 8

1. Teori Koreografi... 8

a. Gerak ... 9

b. Desain Lantai ... 9

c. Desain Atas ... 10

d. Musik Iringan ... 12


(10)

v

f. Dinamika ... 12

g. Desain Kelompok ... 13

h. Tema ... 13

i. Rias Dan Kostum ... 13

j. Properti Tari ... 13

B. Kerangka Konseptual ... 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 15

B. Lokasi, Waktu, Populasi, Dan Sampel Penelitian ... 15

1. Lokasi ... 15

2. Waktu ... 16

3. Populasi Dan Sampel ... 16

a. Populasi ... 16

b. Sampel ... 16

C. Teknik Pengumpulan Data ... 17

1. Studi Kepustakaan ... 17

2. Observasi ... 19

3. Wawancara ... 19

4. Dokumentasi ... 19

D. Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Gayo Di Kabupaten Aceh Tengah .. 21


(11)

vi

2. Latar Belakang Masyarakat Gayo ... 23

a. Agama ... 23

b. Adat Istiadat ... 23

c. Kesenian ... 25

B. Emun Berereng ... 26

C. Koreografi Tari Emun Berereng ... 26

1. Gerak Tari Emun Berereng ... 26

2. Desain Lantai (Floor Design) dan Desain Kelompok Tari Emun Berereng ... 54

3. Desain Atas (Air Design) Tari Emun Berereng ... 59

4. Musik Iringan ... 66

5. Desain Dramatik Tari Emun Berereng ... 71

6. Rias dan Kostum Tari Emun Berereng ... 71

7. Properti Tari Emun Berereng ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR ACUAN INTERNET ... 78 LAMPIRAN


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kerangka Konsep ... 14

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Aceh Tengah ... 21

Gambar 4.2 Skema Sistem Nilai Budaya Gayo ... 24

Gambar 4.3 Berkaca (Bercermin) ... 28

Gambar 4.4 Muningkah Suling (Bermain Suling) ... 29

Gambar 4.5 Bersisu (Berbisik) ... 30

Gambar 4.6 Sesilon (Silau) ... 31

Gambar 4.7 Mumetik Bunga (Memetik Bunga) ... 32

Gambar 4.8 Kin Tene (Pertanda) ... 33

Gambar 4.9 Eyop Kuyu ... 34

Gambar 4.10 Muningkah Teganing ( Bermain Teganing) ... 35

Gambar 4.11 Mudayung (Mendayung) ... 36

Gambar 4.12 Mumikir (Berfikir)... 37

Gambar 4.13 Muningkah Selendang ( Bermain Selendang) ... 38

Gambar 4.14 Mungempasi Selendang ( Menghempaskan Selendang) ... 39

Gambar 4.15 Mulangkah Ulak (Melangkah Pulang) ... 40

Gambar 4.16 Bekaca (Berrcermin) ... 41

Gambar 4.17 Muningkah Suling ( Bermain Suling) ... 42

Gambar 4.18 Bersisu (Berbisik) ... 43

Gambar 4.19 Sesilon ... 44

Gambar 4.20 Mumetik Bunge (Memetik Bunga) ... 45


(13)

viii

Gambar 4.22 Eyop Kuyu ... 47

Gambar 4.23 Muningkah Teganing ( Bermain Teganing) ... 48

Gambar 4.24 Mudayung (Mendayung) ... 49

Gambar 4.25 Mumikir (Berfikir) ... 50

Gambar 4.26 Muningkah Selendang ( Bermain Selendang) ... 51

Gambar 4.27 Mungempasi Selendang ( Menghempaskan Selendang) ... 52

Gambar 4.28 Mulangkah Ulak (Melangkah Pulang) ... 53

Gambar 4.29 Proses Masuk Penari ... 54

Gambar 4.30 Gerak Transisi ... 54

Gambar 4.31 Gerak Muningkah Suling, Bersisu, Transisi, Dan Kin Tene ... 55

Gambar 4.32 Gerak Transisi ... 55

Gambar 4.33 Gerak Eyop Kuyu , Transisi, Dan Muningkah Teganing ... 56

Gambar 4.34 Gerak Transisi Dan Sesilon ... 56

Gambar 4.35 Gerak Transisi ... 57

Gambar 4.36 Gerak Mudayung Dan Mumikir ... 58

Gambar 4.37 Gerak Transisi Dan Muningkah Selendang ... 58

Gambar 4.38 Mungempasi Selendang Dan Melangkah Ulak ... 59

Gambar 4.39 Bekaca (Berrcermin) ... 60

Gambar 4.40 Muningkah Suling ( Bermain Suling) ... 60

Gambar 4.41 Bersisu (Berbisik) ... 61

Gambar 4.42 Sesilon ... 61

Gambar 4.43 Mumetik Bunge (Memetik Bunga) ... 62


(14)

ix

Gambar 4.45 Eyop Kuyu ... 63

Gambar 4.46 Muningkah Teganing ( Bermain Teganing) ... 63

Gambar 4.47 Mudayung (Mendayung) ... 64

Gambar 4.48 Mumikir (Berfikir) ... 64

Gambar 4.49 Muningkah Selendang ( Bermain Selendang) ... 65

Gambar 4.50 Mungempasi Selendang ( Menghempaskan Selendang) ... 65

Gambar 4.51 Mulangkah Ulak (Melangkah Pulang) ... 66

Gambar 4.52 Gegedem (Gendang) ... 67

Gambar 4.53 Canang ... 67

Gambar 4.54 Suling ... 68

Gambar 4.55 Gitar ... 69

Gambar 4.56 Kostum Dan Rias Tari Emun Berereng ... 72

Gambar 4.57 Selendang ... 73


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aceh adalah salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia. Aceh sebelumnya pernah disebut dengan sebutan Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1959-2001, dan Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2001-2009. Aceh adalah provinsi paling barat di Indonesia dengan Ibu Kota Banda Aceh. Aceh memiliki otonomi yang teratur tersendiri, disebabkan Aceh berbeda dengan kebanyakan provinsi di Indonesia. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan. Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang Melayu dan Timur Tengah yang menyebabkan wajah-wajah orang Aceh berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya. Sebagian besar masyarakat Aceh bermata pencarian sebagai petani namun tidak sedikit juga yang pedagang.

Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam yang dipengaruhi oleh budaya-budaya Melayu dan Timur Tengah. Hal tersebut dikarenakan letak Aceh berada di ujung barat yang merupakan jalur perdagangan sehingga menyebabkan masuklah kebudayaan lain. Kebudayaan kesenian Aceh bercorak dengan ajaran Islam yang diiringi dan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku. Bentuk kesenian yang terkenal di Aceh antara lain Seudati, Seudati

Inong, dan Seudati Tunang., Kaligrafi Arab, Hikayat Perang Sabil. Aceh terbagi

atas 23 kabupaten, salah satu diantaranya adalah Kabupaten Aceh Tengah. 1


(16)

2

Aceh Tengah berdiri tanggal 14 April 1948 berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1948 dan dikukuhkan kembali sebagai sebuah kabupaten pada tanggal 14 November 1956 melalui Undang-undang No. 7 (Drt) tahun 1956. Kemudian, pada 7 Januari 2004, Kabupaten Aceh Tengah kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dengan Undang -undang No. 41 tahun 2003. Kabupaten Aceh Tengah beribukota di Takengon, sementara Kabupaten Bener Meriah beribukota Simpang Tiga Redelong. Oleh sebab itu kebudayaaan yang dimiliki masyarakat Bener Meriah sama dengan yang dimiliki kabupaten Aceh Tengah.

Aceh Tengah sebagai kawasan naggroe antara, karena dianggap sebagai kawasan yang terletak diantara langit dan bumi. Penduduk asli kota Takengon adalah suku Gayo. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Aceh Tengah berprofesi sebagai petani. Kabupaten Aceh Tengah menghasilkan salah satu jenis kopi arabika terbaik, Komoditas penting selain kopi adalah tebu, serta kakao, kemudian terdapat pula tanaman sayur mayur dan palawija. Suku Gayo atau "urang gayo" adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian. Orang Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah (sekitar 30-45%) dan Gayo Lues (sekitar 50-70%) dan sebagian wilayah Aceh Tenggara dan 3 Kecamatan di Aceh Timur yaitu Serbejadi, Peunaron, dan Simpang Jernih. Suku Gayo mayoritas beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya dan mereka menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan sehari-hari (sumber data staistik Kabupaten Aceh Tengah 2015).


(17)

3

Dalam seluruh segi kehidupan, masyarakat Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, dan kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (munentu). Pengalaman nilai budaya ini di pacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang di anut oleh seluruh masyarakat Gayo.

Sebagaimana masyarakat lainnya, masyarakat Gayo memiliki bentuk kesenian yang berciri khas tersendiri. Kesenian-kesenian seperti tari yang ada pada daerah Kabupaten Aceh Tengah yaitu Tari Guel, Tari Munalu, Tari Resam Berume, seni bertutur yang disebut Didong dan tari Emun Berereng.

Tari Emun Berereng yang merupakan salah satu tari dari daerah Aceh Tengah mengandung nilai budaya masyarakat Gayo yang menggambarkan cerita cinta pada zaman dahulu. Cerita cinta pada masyarakat Gayo dulunya masih menjunjung adat yang tinggi, sehingga tidak berani berbicara secara langsung apalagi bertatap muka hanya melihat dari kejauhan dan menandai orang yang di sukai contohnya seperti menandai sanggulnya, dimana tempat tinggalnya, itu semua di lakukan oleh perantara yang di tunjuk mereka. Tari ini terdapat syair yang dilantunkan seiring dengan musik iringan pada tari Emun Berereng ini. Tari Emun Berereng di ciptakan oleh Mukhlis Gayo pada tahun 1972 dan pencipta syair adalah Ibrahim Kadir, yang menceritakan kisah cinta.


(18)

4

Emun Berereng dapat di tampilkan pada setiap kesempatan yaitu pada saat keramaian dan kegembiraan yang sifatnya menghibur. Tidak terkait dengan adanya peristiwa atau upacara-upacara tertentu. Muklis Gayo merupakan seorang budayawan di daerah Takengon (Aceh Tengah) beliau lahir pada 30 Mei 1954 di Takengon. Menempuh pendidikan dari SD sampai dengan SMA di Takengon. Dan melanjutkan S1 Ilmu Hukum di Unuversitas 17 Agustus 1945 di Jakarta. Beliau pernah bekerja sebagai pegawai Sekretariat Negara RI, Unit BINA GRAHA/SETDALOPBANG 1981 s.d 2009. Beliau juga pernah menjadi staf ahli bidang hukum tahun 2008-2009, dan sekarang beliau menjabat sebagai kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Tengah, 2009 sampai dengan sekarang (wawacara langsung dengan narasumber).

Tari Emun Berereng ini memiliki gerak yang sederhana dan berpijak dari gerak tradisi yang dikembangkan. Selain itu juga dilihat dari sudut pandang koreografi, tari Emun Berereng memiliki perbedaan dalam langkah gerak kaki, garis edar yang dilalui oleh masing-masing penari dan ruang dari gerak tangan yang lebih luas maupun desain-desain yang ditimbulkan jika dibandingkan dengan tarian yang ada di Gayo.

Busana yang dipakai dalam tari Emun Berereng ini adalah baju kerawang. Baju kerawang Gayo memiliki ciri khas berupa warna dan ukiran. Warna dasar adalah hitam yang melambangkan segala keputusan di tangan adat. Ada berbagai warna lain yang terdapat pada kerawang Gayo seperti warna putih melambangkan kesucian dan keiklasan, hijau melambangkan kesuburan, kuning melambangkan


(19)

5

kejayaan, dan merah melambangkan keberanian. Tari Emun Berereng ini juga menggunakan properti yaitu selendang.

Musik iringan adalah salah satu elemen tari yang merupakan unsur pendukung dalam sebuah tarian, musik iringan berfungsi sebagai penambah suasana dalam sebuah tarian. Dalam tari Emun Berereng musik iringan yang digunakan adalah musik eksternal, yang menggunakan alat musik tradisional seperti teganing, suling, gitar dan gegedem (gendang), tarian ini juga menggunakan syair lagu yang dilantunkan secara bersama dengan musik yang dimainkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik dan berkeinginan untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bentuk tari tersebut berdasarkan gerak yang menyangkut tenaga, ruang dan waktu serta dari koreografinya yang akan peneliti analisis berdasarkan sudut pandang gerak tari, tema, musik iringan, properti, yang digunakan dalam penyajiannya, rias, busana yang dikenakan oleh penari, dinamika, dan desain-desain yang ditimbulkan pada tari Emun Berereng. Maka peneliti akan mengkaji mengenai “Bentuk Koreografi Tari Emun Berereng Pada Masyarakat Gayo Di Aceh Tengah” sebagai bahan kajian yang akan diteliti.

B. Indentifikasi Masalah

Beberapa latar beakang di atas, muncul beberapa pertanyaan seputar koreografi Emun Berereng dan pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi masalah baru yang menarik untuk jadi pokok bahasan dalam penelitian ini.


(20)

6

Adapun masalah yang timbul dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana ragam gerak Tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah ?

2. Bagaimana busana Tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah ? 3. Bagaimana musik pengiring Tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah?

C. Pembatasan Masalah

Mengingatnya luasnya cakupan masalah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. “Bagaimana koreografi Tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah”?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan dapat di rumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana Koreografi Tari Emun Berereng Karya Muklis Gayo di Aceh

Tengah”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah :


(21)

7

1. “Mendeskripsikan koreografi tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah”.

F. Manfaat Penelitian

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia “manfaat” adalah guna faedah manfaat penelitian dapat bersifat keilmuan dan kepraktisan artinya hasil penelitian akan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembangkan visi dan misi kebudayaan, khususnya di bidang kesenian tradisional.

2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari.

3. Bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda masyarakat Gayo di kabupaten Aceh Tengah untuk menindaklanjuti atau melestarikan seni tari Emun Berereng.

4. Sebagai media informasi tertulis bagi masyarakat gayo di kabupaten Aceh Tengah.

5. Menunjukkan bahwa tari Emun Berereng mempunyai nilai-nilai bagi masyarakat Gayo di kabupaten Aceh Tengah.


(22)

74

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penjelasan yang sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Beberapa hal yang dicatat dan diproleh dari kegiatan menulis dan mendata tentang tari-tari yang ada di daerah Aceh Tengah, salah satunya adalah tari Emun Berereng.

1. Tari Emun Berereng merupakan salah satu tari kreasi dari masyarakat Gayo yang sdidalamnya memiliki unsur keindahan yang diluangkan melalui gerak tubuh penari. Tari Emun Berereng merupakan cerita cinta pada zaman dahulu masyarakta Gayo yang mana pada zaman dulu masyarakat Gayo menjujung adat yang tinggi. Tari Emun Berereng diciptakan pada tahun 1972 oleh seniman Muklis Gayo .

2. Tari Emun Berereng memiliki 13 ragam gerak yaitu bekaca, muningkah

suling, besisu, sesilon, mumetik bunge, kin tene, eyop kuyu, muningkah teganing, mudayung, mumikir, muningkah selendang, mungempasi selendang dan mulangkah ulak

3. Koreografi dari tari Emun Berereng memiliki banyak keunikan tersendiri. Diantaranya mengenai desain-desain yang ditimbulkan dari tari tersebut,


(23)

75

diantaranya desain atas, desain lantai, desain kelompok, desain dramatik, properti, kostum dan rias, tema dan iringan musik.

4. Tari Emun Berereng menggunakan properti yaitu selendang.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Koreografi Tari Emun Bererng karya Muklis Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, maka timbullah beberapa saran sebagai upaya pengembangan kesenian tari Emun Berereng sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan parawisata agar lebih memberikan perhatian kepada kesenian tradisional khususnya kesenian Gayo.

2. Kepada generasi selanjutnya agar dapat lebih menggali kesenian tradisional Gayo karena masih banyak bentuk kesenian terutama tarian . 3. Kepada seluruh lapian masyarakat Gayo agar dapat lebih meningkatkan

kepedulian terhadap bentuk kesenian daerah, dengan demikian berarti membantun menjaga dan melestarikannya sehingga menyelmatkan kesenian daerah.

4. Diharapakan kepada para seniman-seniman yang berkecimpung dibidang kesenian khususnya tari di kabupaten Aceh Tengah agar terus berkarya dan berkarya.


(24)

76

DAFTAR PUSTAKA

Endaswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Slemean : Pustaka Widyatama

Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologo Tari. Yogyakarta: Pustaka

Hadi Y, Sumandiyo, 2007. Kajian Tari. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher Hadi Y, Sumandiyo, 2012. Koreografi Bentuk , Isi dan Teknik”. Yogyakarta:

Multi Grafindo

Insani, Nurul (2013). Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada Masyarakat Gayo Di Aceh Tengah. Skripsi . Universitas Negeri Medan Khutniah, Nainul. (2012). Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridhajati Di

Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Kecamatan Jepara. Jurnal. Universitas Negeri Semarang

Langer K. Suzanne, 1988. “Problem Of Art” Terjemahan F.X Widaryanto Maryaeni.2005. Metode Penelitian Kebudayaan . Jakarta: Bumi Aksara

Saadah (2013). Etika dan Estetika Tari Guel Pada Masyaarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Skripsi. Universitas Negeri Medan

Smith, Jacqueline (1985), Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta, Ikalasti Yogyakarta

Soedarsono, 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari”, Yogyakarta : Laligos Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuntitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Ulfah, Nazrial. (2011). Keberadan Dan Perkembangan Tari Lawuet Pada

Masyarakat Aceh Di Langsa . Skripsi. Unuversitas Negeri Medan

Ibrahim, Mahmud. (2010). Syariat dan Adat Istiadat Jilid II. Takengon: yayasan Maqmam Takengon.

http://hermawanmukti.blogspot.com/2013/03/mengenal-suku-gayo.html

Soedarsono (1976: 26-27) = Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan Komposisi


(25)

77

Tari. Yogyakarta. ASTI. (Soedarsono, R.M. Pengantar Pengetahuan Komposisi Tari

Meri, La. 1975. Komposisi Tari: Elemen-elemen Dasar Tari. Terj. Soedarsono. Yogyakarta: ASTI

Sedyawati, Edi. 1986, Pengetahuan Elemen-elemen Tari dab beberapa masalah


(26)

78

78

DAFTAR ACUAN INTERNET

http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/11/name/aceh/detai l/1104/aceh-tengah

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tengah https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

http://www.tamanmini.com/budaya/BSuku/283228962124/Suku-Bangsa-Aceh http://ansar-senibudaya.blogspot.co.id/2011/01/tujuh-unsur-kebudayaangayo.html https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

https://imarho.files.wordpress.com/.../profil-kabupaten...

http://takengonnews.blogspot.co.id/2013/08/sekilas-informasi-tentang takengon.html


(1)

1. “Mendeskripsikan koreografi tari Emun Berereng karya Muklis Gayo di Aceh Tengah”.

F. Manfaat Penelitian

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia “manfaat” adalah guna faedah manfaat penelitian dapat bersifat keilmuan dan kepraktisan artinya hasil penelitian akan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembangkan visi dan misi kebudayaan, khususnya di bidang kesenian tradisional.

2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari.

3. Bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda masyarakat Gayo di kabupaten Aceh Tengah untuk menindaklanjuti atau melestarikan seni tari Emun Berereng.

4. Sebagai media informasi tertulis bagi masyarakat gayo di kabupaten Aceh Tengah.

5. Menunjukkan bahwa tari Emun Berereng mempunyai nilai-nilai bagi masyarakat Gayo di kabupaten Aceh Tengah.


(2)

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penjelasan yang sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Beberapa hal yang dicatat dan diproleh dari kegiatan menulis dan mendata tentang tari-tari yang ada di daerah Aceh Tengah, salah satunya adalah tari Emun Berereng.

1. Tari Emun Berereng merupakan salah satu tari kreasi dari masyarakat Gayo yang sdidalamnya memiliki unsur keindahan yang diluangkan melalui gerak tubuh penari. Tari Emun Berereng merupakan cerita cinta pada zaman dahulu masyarakta Gayo yang mana pada zaman dulu masyarakat Gayo menjujung adat yang tinggi. Tari Emun Berereng diciptakan pada tahun 1972 oleh seniman Muklis Gayo .

2. Tari Emun Berereng memiliki 13 ragam gerak yaitu bekaca, muningkah suling, besisu, sesilon, mumetik bunge, kin tene, eyop kuyu, muningkah teganing, mudayung, mumikir, muningkah selendang, mungempasi selendang dan mulangkah ulak

3. Koreografi dari tari Emun Berereng memiliki banyak keunikan tersendiri. Diantaranya mengenai desain-desain yang ditimbulkan dari tari tersebut,


(3)

diantaranya desain atas, desain lantai, desain kelompok, desain dramatik, properti, kostum dan rias, tema dan iringan musik.

4. Tari Emun Berereng menggunakan properti yaitu selendang. B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Koreografi Tari Emun Bererng karya Muklis Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, maka timbullah beberapa saran sebagai upaya pengembangan kesenian tari Emun Berereng sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan parawisata agar lebih memberikan perhatian kepada kesenian tradisional khususnya kesenian Gayo.

2. Kepada generasi selanjutnya agar dapat lebih menggali kesenian tradisional Gayo karena masih banyak bentuk kesenian terutama tarian . 3. Kepada seluruh lapian masyarakat Gayo agar dapat lebih meningkatkan

kepedulian terhadap bentuk kesenian daerah, dengan demikian berarti membantun menjaga dan melestarikannya sehingga menyelmatkan kesenian daerah.

4. Diharapakan kepada para seniman-seniman yang berkecimpung dibidang kesenian khususnya tari di kabupaten Aceh Tengah agar terus berkarya dan berkarya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Endaswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Slemean : Pustaka Widyatama

Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologo Tari. Yogyakarta: Pustaka

Hadi Y, Sumandiyo, 2007. Kajian Tari. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher Hadi Y, Sumandiyo, 2012. Koreografi Bentuk , Isi dan Teknik”. Yogyakarta:

Multi Grafindo

Insani, Nurul (2013). Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada Masyarakat Gayo Di Aceh Tengah. Skripsi . Universitas Negeri Medan Khutniah, Nainul. (2012). Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridhajati Di

Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Kecamatan Jepara. Jurnal. Universitas Negeri Semarang

Langer K. Suzanne, 1988. “Problem Of Art” Terjemahan F.X Widaryanto Maryaeni.2005. Metode Penelitian Kebudayaan . Jakarta: Bumi Aksara

Saadah (2013). Etika dan Estetika Tari Guel Pada Masyaarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Skripsi. Universitas Negeri Medan

Smith, Jacqueline (1985), Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta, Ikalasti Yogyakarta

Soedarsono, 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari”, Yogyakarta : Laligos Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuntitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Ulfah, Nazrial. (2011). Keberadan Dan Perkembangan Tari Lawuet Pada

Masyarakat Aceh Di Langsa . Skripsi. Unuversitas Negeri Medan

Ibrahim, Mahmud. (2010). Syariat dan Adat Istiadat Jilid II. Takengon: yayasan Maqmam Takengon.

http://hermawanmukti.blogspot.com/2013/03/mengenal-suku-gayo.html

Soedarsono (1976: 26-27) = Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan Komposisi


(5)

Tari. Yogyakarta. ASTI. (Soedarsono, R.M. Pengantar Pengetahuan Komposisi Tari

Meri, La. 1975. Komposisi Tari: Elemen-elemen Dasar Tari. Terj. Soedarsono. Yogyakarta: ASTI

Sedyawati, Edi. 1986, Pengetahuan Elemen-elemen Tari dab beberapa masalah Tari


(6)

78

DAFTAR ACUAN INTERNET

http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/11/name/aceh/detai l/1104/aceh-tengah

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tengah https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

http://www.tamanmini.com/budaya/BSuku/283228962124/Suku-Bangsa-Aceh http://ansar-senibudaya.blogspot.co.id/2011/01/tujuh-unsur-kebudayaangayo.html https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

https://imarho.files.wordpress.com/.../profil-kabupaten...

http://takengonnews.blogspot.co.id/2013/08/sekilas-informasi-tentang takengon.html