ANALISIS RAGAM HIAS GAYO PADA PAKAIAN TARI GUEL DI TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH.

ANALISIS RAGAM HIAS GAYO PADA PAKAIAN TARI GUEL
DI TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

BUDIAMI
NIM. 209351004

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2014
Penulis

Budiami
NIM. 209351004

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini Diajukan oleh: Budiami, NIM 209351004
Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Medan,

Februari 2014

Panitia Ujian
Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
NIP. 19641207 199103 2 002

Sekertaris,

Drs. Anam Ibrahim, M.Pd.
NIP. 19600618 198903 1 001

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kepada allah SWT atas berkat dan
rahmat-nya yang saya terima dalam melaksanakan skripsi ini hingga selesai.

Penulisan skripsi ini berisikan tentang “Analisis Ragam Hias Gayo Pada Pakaian
Tari Guel Di Takengon Kabupaten Aceh Tengah”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di jurusan
seni rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Segala sesuatu yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa dorongan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Zulkifli, M.Sn selaku Pembantu Dekan I Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Basyaruddin, M.Pd selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Anam Ibrahim, M.Pd selaku Ketuan Jurusan Pendidikan Seni
Rupa Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Penguji
7. Bapak Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Seni
Rupa Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Saksi.


ii

8. Bapak Drs. Brisman Silaban, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Penguji.
9. Bapak Drs. Misgiya, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
10. Bapak Drs. Sri Wiratma, M.Si selaku Dosen Penguji.
11. Bapak Drs. Gamal Kartono, M.Si selaku Dosen Pembawa Berita Acara.
12. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Seni Rupa serta Administrasi
dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.
13. Terkhusus kedua orang tua tercinta, ayahanda Burhanuddin, dan ibunda
Mislina. abang tercinta Khairul Fuadi, adik tersayang Dedi Muliawan,
Zikrul Nisar dan segenap keluarga yang telah memberikan dorongan moril
dan materil dengan segala jerih payah, perjuangan yang tak terhingga.
14. Kepada Bapak Camat Bebesen, Kampung Bebesen, dan Kampung Kemili
15. Sahabat tercinta M Da’i Lubis, rekan-rekan seni rupa yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
menbangun skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermamfaat bagi peneliti

dan bermamfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam kesenirupaan.
Medan, Januari 2014
Penulis,

Budiami
NIM. 209351004

iii

ABSTRAK
Budiami, NIM: 209351004. Analisis Ragam Hias Gayo Pada Pakaian Tari
Guel di Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Program Studi S-1, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang jenis, bentuk, warna,
makna, dan penempatan ragam hias Gayo pada pakaian tari Guel di Takengon
Kabupaten Aceh Tengah.
Popoulasi dalam penelititian ini adalah 6 pakaian laki-laki, dan 3 pakaian
perempuan. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling yaitu
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi yaitu 6 pakaian
laki-laki dan 3 pakaian perempuan yang berjumlah 9 pakaian.

Metode penelitian yang digunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif
yaitu menguraikan masing-masing subjek yang akan diteliti. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara (interview), dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ragam hias Gayo pada pakaian
tari Guel yaitu motif tumbuhan (pucuk ni tuwis), geometris (jang/peger, tekukur,
sarak opat), kosmos (emun brangkat, emun beriring, emun tabur, emun singah),
hewan ( keleton senye).
Ragam hias Gayo yang diterapkan pada masing-masing pakaian pada
dasarnya memiliki jenis motif ragam hias yang sama, akan tetapi ada beberapa
perbedaan bentuk dari pakaian satu dengan pakaian lainnya. Warna ragam hias
pada setiap pakaian tidak terikat pada satu warna saja, akan tetapi warna tersebut
tidak terlepas dari warna putih, hijau, kuning dan merah.
Setiap jenis ragam hias Gayo yang diterapkan pada pakaian tari Guel
memiliki makna simbol sebagai berikut: motif tumbuhan (pucuk ni tuwis
melambangkan generasi muda yang harus dibimbing oleh sarak opat yaitu
reje/raja, imem/ahli agama, petue/ahli adat, dan rayat/rakyat), geometris
(jang/peger melambangkan pertahanan dan ketertipan, tekukur melambangkan
persatuan dan kesatuan, sarak opat melambangkan empat unsur pemerintahan
adat Gayo), kosmos/alam (emun brangkat melambangkan kebersamaan dan

kekompakan masyarakat Gayo, emun beriring melambangkan kesepahaman dari
suatu pihak dengan pihak lain, emun tabur melambangkan beberapa wilayah
masyarakat Gayo, emun singah melambangkan orang yang salah paham), dan
motif hewan (keleton senye melambangkan kegembiraan dari suatu daerah).
Penempatan ragam hias Gayo pada setiap pakaian tari Guel, pada dasarnya
penerapannya memiliki ragam hias yang sama, akan tetapi pada setiap pakaian
memiliki 3 sampai 8 jenis ragam hias Gayo.

Kata Kunci: Pakaian, Ragam Hias, Jenis, Bentuk, Warna, Makna, Penempatan.

i

DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................

i

ii
iv
vi
ix

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Mamfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 7
A. Kerangka Teoritis .................................................................................... 7
1. Pengertian Analisis............................................................................ 7
2. Ragam Hias (Ornamen)..................................................................... 8
a. Pengertian Ornamen .................................................................... 8
b. Struktur Penciptaan Ornamen...................................................... 9
c. Dasar-dasar Penciptaan Ornamen................................................ 13
d. Jenis-jenis Pola/Motif Ornamen .................................................. 15

e. Klasifikasi/Gaya Ornamen .......................................................... 19
3. Jenis-jenis Ornamen Gayo (Kerawang Gayo) .................................. 20
4. Ruang Lingkup Masyarakat Gayo .................................................... 22
5. Pengertian Pakaian ............................................................................ 22
6. Pengertian Kebudayaan ..................................................................... 24

iv

7. Pengertian Adat Istiadat .................................................................... 25
8. Asesoris Atau Perhiasan yang Dikenakan dalam Upacara Adat
Tari Guel ........................................................................................... 26
9. Pengertian Simbol ............................................................................. 27
B. Kerangka Konseptual .............................................................................. 28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitian . ................................................................ 30
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 30
C. Metode Penelitian.................................................................................... 31
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 32
a. Tehnik Obsevasi ................................................................................ 32
b. Tehnik Wawancara............................................................................ 33

c. Tehnik Dokumentasi ......................................................................... 34
E. Tehnik Analisis Data ............................................................................... 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 36
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................. 95
C. Temuan Penelitian ...................................................................................124
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................126
A. Simpulan .................................................................................................126
B. Saran ........................................................................................................128
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................129
LAMPIRAN .......................................................................................................132

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1

Beberapa Jenis Garis dengan Sifat Ketebalan Pada Goresan ....... 10

Gambar 1.2


Pilin. (Repetisi)............................................................................. 13

Gambar 1.3

Phoenix. (Stilasi) .......................................................................... 14

Gambar 1.4

Motif Bunga. (Distorsi) ................................................................ 14

Gambar 1.5

Dekorasi ....................................................................................... 15

Gambar 1.6

Relief dari Assyria. (Transformasi) .............................................. 15

Gambar 1.7

Ornamen Motif Manusia .............................................................. 16

Gambar 1.8

Ornamen Motif Hewan................................................................. 17

Gambar 1.9

Ornamen Motif Raksasa/Khayali ................................................. 17

Gambar 1.10 a.(Motif daun), b.(Motif bunga) .................................................. 18
Gambar 1.11 Motif Geometris .......................................................................... 18
Gambar 1.12 Motif Geometri Pilin ................................................................... 19
Gambar 1.13 Motif Awan ................................................................................. 19
Gambar 1.14 Pakaian Adat Madura .................................................................. 23
Gambar 1.15 Pakaian Adat Nias ....................................................................... 24
Gambar 4.16 Bulang (Topi Tari Guel) .............................................................. 37
Gambar 4.17 Pucuk Ni Tuwis (Ornamen Gayo Motif Tumbuhan) ................... 38
Gambar 4.18 Tekukur (Ornamen Gayo Motif Geometris) ................................ 39
Gambar 4.19 Jang/Peger (Ornamen Gayo Motif Geometris) .......................... 40
Gambar 4.20 Sarak Opat (Ornamen Gayo Motif Geometris) .......................... 41
Gambar 4.21 Keleton Senye (Ornamen Gayo Motif Kosmos).......................... 42
Gambar 4.22 Penempatan Ragam Hias pada Bulang (Topi Tari Guel) ............ 43
Gambar 4.23 Baju Kerawang Tari Guel Laki-laki............................................ 43

vi

Gambar 4.24 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ...................... 46
Gambar 4.25 Emun Beriring (Ornamen Gayo Motif Kosmos)........................ 47
Gambar 4.26 Keleton Senye (Ornamen Gayo Motif Hewan) .......................... 48
Gambar 4.27

Penempatan Ragam Hias Bagian Pergelangan Leher Baju
Kerawang .................................................................................... 49

Gambar 4.28

Penempatan Ragam Hias Bagian Bawah Baju Kerawang ....... 50

Gambar 4.29 Penempatan Ragam Hias pada Lengan Kiri dan Kanan
Baju Kerawang ............................................................................. 50
Gambar 4.30 Baju Kerawang Laki-laki (Tampak Belakang) ........................... 51
Gambar 4.31 Bagian Belakang Baju Kerawang Laki-laki................................ 52
Gambar 4.32 Ketawak Laki-laki ....................................................................... 52
Gambar 4.33 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 54
Gambar 4.34 Penempatan Ragam Hias pada Ketawak Laki-laki ..................... 55
Gambar 4.35 Upuh Kerung Bekasap (Kain Songket Laki-laki) ....................... 55
Gambar 4.36 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 58
Gambar 4.37 Emun Beriring (Ornamen Gayo Motif Kosmos)......................... 59
Gambar 4.38 Emun Tabur (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ............................ 60
Gambar 4.39 Penempatan Emun Tabur pada Upuh Kerung Bekasap
(Kain Songket Laki-Laki) ............................................................. 61
Gambar 4.40 Bagian Sudut Kiri, dan Penempatatan Ragam hias
pada Upuh Kerung Bekasap (Laki-laki) ....................................... 61
Gambar 4.41 Seruwel Kerawang (Celana)........................................................ 62
Gambar 4.42 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Hewan) ......................... 65
Gambar 4.43 Emun Beriring (Ornamen Gayo Motif Kosmos)......................... 65
Gambar 4.44 Keleton Senye (Ornamen Gayo Motif Hewan) ........................... 66
Gambar 4.45 Penempatan Ragam Hias pada Bagian Bawah Kaki Seruwel
(Tampak Depan dan Belakang) ..................................................... 67
Gambar 4.46 Upuh Ulen-Ulen (Kain Bulan-bulan) .......................................... 68

vii

Gambar 4.47 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 71
Gambar 4.48 Emun Beriring (Ornamen Gayo Motif Kosmos)......................... 72
Gambar 4.49 Emun Singah (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ........................... 73
Gambar 4.50 Keleton Senye (Ornamen Gayo Motif Hewan) ........................... 74
Gambar 4.51 Penempatan Ragam Hias pada Bagian Pusat Lingkaran
Upuh Ulen-ulen ............................................................................. 74
Gambar 4.52 Pola Emun Tabur, Bagian Tengah Upuh Ulen-ulen ................... 75
Gambar 4.53 Penempatan Ragam Hias pada Bagian Kanan Kiri
Upuh Ulen-ulen .............................................................................. 76
Gambar 4.54 Baju Kerawang (Perempuan) ...................................................... 77
Gambar 4.55 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 80
Gambar 4.56 Emun Beriring (Ornamen Gayo Motif Kosmos)......................... 80
Gambar 4.57 Emun Tabur (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ............................ 81
Gambar 4.58 Keleton Senye (Ornamen Gayo Motif Hewan) ........................... 82
Gambar 4.59 Penempatan Ragam Hias pada Bagian Leher dan
Dada Baju Kerawang (Perempuan) ............................................ 83
Gambar 4.60 Baju Kerawang Perempuan Bagian Belakang ............................ 84
Gambar 4.61 Ketawak Perempuan .................................................................... 84
Gambar 4.62 Penempatan Ragam Hias pada Ketawak Perempuan .................. 87
Gambar 4,63 Upuh Kerung Bekasap Perempuan ............................................. 87
Gambar 4.64 Emun Brangkat (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 90
Gambar 4.65 Emun Beririrng (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ....................... 91
Gambar 4.66 Emun Tabur (Ornamen Gayo Motif Kosmos) ............................ 92
Gambar 4.67 Emun Tabur pada Upuh Kerung Bekasap
(Kain Songket Perempuan) ........................................................... 92
Gambar 4.68 Penempatan Ragam Hias pada Upuh Kerung Bekasap
Perempuan ..................................................................................... 93

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Kebudayaan lahir dari perilaku masyarakat karena segala sesuatu yang

dilakukan secara terus menerus menjadi sebuah tradisi, pada akhirnya menjadi
wujud budaya setempat. Indonesia terdiri dari berbagai kebudayaan daerah
bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan dari berbagai
kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut, dengan keanekaragaman
kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan negara lainnya, Indonesia memiliki potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Potret kebudayaan yang majemuk juga ditandai oleh keanekaragaman
kesenian dari kelompok etnik atau suku yang menghiasi wilayah Indonesia.
Kenyataan lain menunjukkan jenis kesenian yang berasal dari suatu etnik tertentu
mampu mengangkat, menaikkan nama baik dan harkat manusia Indonesia karena
dengan kesenian manusia dapat menjunjung tinggi budayanya, yang mana nilai
budaya tersebut merupakan salah satu hasil peninggalan budaya yang merupakan
warisan nenek moyang kita yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati salah
satunya adalah jenis-jenis pakaian adat di berbagai suku wilayah Indonesia.
Pakaian merupakan kebutuhan untuk menutupi bagian tubuh manusia, ada
yang tujuannya untuk mempercantik dan ada juga perwujudan refleksi dari suatu
budaya. Seperti pakaian tari Guel yang menjadi budaya dalam masyarakat Gayo,
Guel berarti membunyikan, tari Guel ini menjadi tradisi terutama dalam

1

2

penyambutan upacara adat perkawinan, dan penyambutan petinggi raja di daerah
Gayo. Pakaian adat dihiasi dengan ragam hias yang unik dan khas dari sebuah
etnik dan sudah menjadi ketetapan dari etnik tersebut. Peneliti belum bisa
mengatakan pakaian tari Guel sebagai pakaian adat, karena sesuatu pakaian yang
bercorak ragam hias belum tentu bisa dikatakan pakaian adat, hanya saja pakaian
ini sudah menciri khaskan budaya masyarakat Gayo dengan motif-motif hiesen
(ragam hias) Gayo.
Ragam hias dibagi dalam beberapa jenis motif seperti motif hewan,
tumbuhan, manusia, kosmos, khayali, dan geometris. Dari motif inilah yang
menghiasi bidang pakaian maupun pada bidang benda lainya. Bila diteliti lebih
jauh dari jenis-jenis motif tersebut, ternyata motif itu bukan hanya sekedar
penghias saja pada pakaian, akan tetapi motif tersebut memiliki makna maupun
pesan-pesan yang mecerminkan asas-asas budaya dari wilayah tertentu.
Di daerah Gayo, dikenal berbagai macam jenis pakaian kerawang dan kain
seperti, upuh ulen-ulen, upuh jerak, baju tabur kerlang, baju tabur sede, dan
ketawak, yang dihiasi dengan ragam hias Gayo, masyarakat suku Gayo menyebut
ragam hias dengan sebutan hiesen. Ragam hias Gayo mengacu kepada bentuk
motif tumbuhan, kosmos (alam), dan geometris. Masayarakat Gayo mayoritasnya
memeluk agama Islam jadi sangat jarang kita temukan motif hewan, manusia, dan
khayali, karena menurut mereka bisa bertentanggan dengan syari’at.
Pada setiap kegiatan adat seperti pesta sering ditampilkan tari, diantaranya
adalah tradisi tari Guel, di mana penari-penari tersebut memakai pakaian berhias

3

dengan ragam hias Gayo, oleh masyarakat Gayo sendiri menyebutnya dengan
pakaian kerawang. Hasil wawancara dengan Bapak Anam Ibrahim yang sering
meneliti tentang ragam hias Gayo menyatakan, Kerawang merupakan sebutan
terhadap tehnik membordir pada pakaian, karena ragam hias Gayo diterapkan
pada pakaian maka pakaian tersebut dikatakan dengan pakaian kerawang.
Berdasarkan observasi peniliti kelapangan, ada beberapa pakaian dan kain
yang di kenakan penari tari Guel, peneliti belum bisa menentukan jenis pakaian
tari Guel secara pasti yang menjadi ketetapan dalam tradisi tari Guel, karena ada
banyak kesamaan antara pakaian tari ini dengan pakaian adat Gayo, khususnya di
Takengon Kabupaten Aceh Tengah.
Ragam hias Gayo yang sering muncul pada pakaian kerawang seperti
emun berangkat, pucuk ni tuwis, sarak opat, tekukur, peger dan lain-lain. Motifmotif tersebut dijahit dengan benang berwarna putih, merah, kuning, dan hijau
pada latar kain berwarna hitam. Dari masing-masing jenis motif di atas
mempunyai bentuk yang khas baik dari warna dan maknanya.
Bentuk dari ragam hias Gayo sangat bervariasi meskipun polanya
mengacu kepada jenis motif tumbuhan, kosmos(alam), dan geometris. Dari ketiga
motif tersebut, masyarakat Gayo mampu membuat berbagai macam jenis hiesen
(ragam hias) yang tidak kalah dengan jenis-jenis ragam hias yang ada di sukusuku lainnya.
Seperti yang telah disinggung di atas peneliti belum bisa menentukan jenis
dan ketetapan pakaian dari tari Guel ini, akan tetapi jenis pakaian ini bisa

4

ditentukan melalui penempatan ragam hias yang terapkan pada bidang pakaian,
jika polanya dominan di bahu dan dada maka disebut dengan baju tabur kerlang,
jika polanya menyebar pada semua bagian baju maka disebut dengan baju tabur
sede.
Berdasarkan latar belakang di atas itulah yang melandasi penulis ingin
mengajukan suatu bentuk penelitian untuk mengetahui apa jenis, bentuk, warna,
makna, dan penempatan/bagian pakaian yang dihiasi ragam hias Gayo pada
pakaian tari Guel dalam penyambutan upacara adat perkawinan Gayo. Sehingga
penulis membuat judul, ANALISIS RAGAM HIAS GAYO PADA PAKAIAN
TARI GUEL DI TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH.
B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dikemukakan

beberapa masalah yang dapat dipilih dan dikembangkan untuk dijadikan
permasalahan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Masyarakat Gayo mempunyai berbagai macam jenis ragam hias
(Hiesen), Jenis-jenis ragam hias apa saja yang diterapkan pada pakaian
tari Guel?
2. Bagaimana bentuk dari ragam hias yang ada pada pakaian tari Guel?
3. Warna motif apa saja yang terdapat pada pakaian tari Guel?
4. Pada bagian mana saja motif ragam hias Gayo di tempatkan pada
pakaian tari Guel?

5

5. Apa makna simbolis ragam hias pada pakaian tari Guel?
6. Pakaian tari Guel merupakan pakaian yang bercorak ragam hias Gayo,
apakah pakaian ini bisa dikatakan pakaian adat Gayo?
7. Jenis pakaian apa yang dikenakan penari tari Guel?
C.

Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam maka masalah yang akan

diteliti perlu dibatasi, karena dengan pembatasan masalah peneliti akan mudah
mencari atau menemukan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis ragam hias Gayo apa saja yang terdapat pada pakaian tari Guel?
2. Bagaimanakah bentuk dan warna ragam hias yang diterapkan pada
pakaian tari Guel?
3. Apakah makna simbolis dari masing-masing motif ragam hias Gayo
yang terdapat pada pakaian tari Guel?
4. Pada bagian mana saja ragam hias Gayo di tempatkan pada pakaian tari
Guel, khusunya di Takengon Kabupaten Aceh Tengah?
D.

Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah tersebut

perlu dirumuskan supaya peneliti lebih mudah mencari data. Adapun yang
menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan
jenis, bentuk, warna, makna, dan penempatan ragam hias Gayo pada pakaian tari
Guel di Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

6

E.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ragam hias Gayo yang ada pada pakaian
tari Guel.
2. Untuk mengetahui bentuk dan warna ragam hias Gayo yang di terapkan
pada pakaian tari Guel.
3. Untuk mengetahui makna simbolis dari masing-masing motif ragam
hias Gayo yang terdapat pada pakaian tari Guel
4. Untuk mengetahui bagian-bagian pakaian yang dihiasi dengan ragam
hias Gayo pada pakaian tari Guel, khusunya di Takengon Kabupaten
Aceh Tengah.

F.

Manfaat Penelitian.
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan dalam
memperkenalkan keberadaan pakaian tari Guel beserta ragam hias
Gayo kepada masyarakat luas.
2. Sebagai bahan masukan bagi seluruh lapisan masyarakat Gayo tentang
keberadaan ragam hiasnya.
3. Sumbangan pada para perajin sebagai produsen pakaian tradisional
Gayo.
4. Hasil penelitian ini dimamfaatkan sebagai bahan kepustakaan jurusan
seni rupa FBS UNIMED.

SIMPULAN DAN SARAN
A.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, tentang analisis ragam hias

Gayo pada pakain tari Guel di Takengon Kabupaten Aceh Tengah, maka beberapa
hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah :
1. Terdapat 9 ragam hias Gayo pada seluruh pakaian tari Guel, mulai dari
jenis ornamen motif tumbuhan (pucuk ni tuwis), geometris (jang/peger,
tekukur, sarak opat), kosmos/alam (emun brangkat, emun beriring, emun
tabur, emun singah), hewan (keleton senye)
2. Ragam hias motif tumbuhan (pucuk ni tuwis), motif geometris
(jang/peger, tekukur, sarak opat), motif kosmos (emun tabur), yang
terdapat pada setiap pakaian memiliki bentuk ragam hias yang sama.
3. Motif kosmos (emun brangkat) pada baju kerawang laki-laki, ketawak,
seruwel, upuh ulen-ulen, dan ketawak perempuan garis spiralnya
(memusar) terdapat di liukan sebelah kiri, sedangkan pada upuh kerung
bekasap laki-laki, baju kerawang perempuan, dan upuh kerung bekasap
perempuan garis spiralnya terdapat di sebelah kanan liukan garis.
4. Motif kosmos (emun beriring) yang terdapat pada baju kerawang laki-laki,
seruwel, upuh ulen-ulen dan baju kerawang perempuan bentuknya
merupakan garis spiral (memusar) berganda searah, sedangkan (emun
beriring) pada upuh kerung bekasap, dan upuh kerung bekasap perempuan
bentuk motifnya merupakan garis pusaran berlawanan arah.

126

127

5. Motif hewan (keleton senye) yang terdapat pada bulang, baju kerawang
laki-laki, dan upun ulen-ulen bentuk polanya terdapat 8 liukan garis,
sedangkan baju kerawang perempuan terdapat 6 buah liukan garis.
6. Warna ragam hias yang terdapat pada setiap pakaian tidak terlalu terikat
pada satu warna saja, ini dikarenakan kreasi perajin kerawang (perajin
bordir), akan tetapi warna ragam hias pakaian tari Guel tidak terlepas dari
warna putih, hijau, kuning dan merah, yang diterapkan pada dasar kain
warna hitam, warna-warna ini sudah menjadi ciri khas masyarakat Gayo di
Takengon Kabupaten Aceh Tengah yang diwarisi oleh tradisi terdahulu.
7. Setiap jenis ragam hias Gayo memiliki makna sebagai berikut: motif
tumbuhan (pucuk ni tuwis melambangkan generasi muda yang harus
dibimbing oleh sarak opat yaitu reje/raja, imem/ahli agama, petue/ahli
adat, dan rayat/rakyat), motif geometris (jang/peger melambangkan
pertahanan dan ketertipan, tekukur melambangkan persatuan dan kesatuan,
sarak opat melambangkan empat unsur pemerintahan adat Gayo), motif
kosmos/alam

(emun

brangkat

kekompakan

masyarakat

Gayo,

melambangkan
emun

kebersamaan

beriring

dan

melambangkan

kesepahaman dari suatu pihak dengan pihak lain, emun tabur
melambangkan beberapa wilayah masyarakat Gayo, emun singah
melambangkan orang yang salah paham), motif hewan (keleton senye
melambangkan kegembiraan dari suatu daerah).
8. Dari masing-masing pakaian tari Guel mulai dari pakaian laki-laki seperti
bulang, baju kerawang, ketawak, upuh kerung bekasap, seruwel

128

kerawang, upuh ulen-ulen, dan pakaian perempuan berupa: baju
kerawang, ketawak, dan upuh kerung bekasap. Terdapat persamaan ragam
hias, atau semua pakaian memiliki ragam hias yang sama, akan tetapi
penerapannya mulai dari 3 sampai 8 jenis ragam hias Gayo pada setiap
pakaian.
9. Dari pendapat ketiga narasumber yaitu Ibu Asiah di kampung Bebesen,
Ibu Sadiah di kampung Kemili, dan Ibu Ruhdiana di kampung Kemili,
menyatakan bahwa, “pakaian tari Guel merupakan salah satu pakaian adat
Gayo karena pakaian ini sudah lahir dari tradisi terdahulu seiringan dengan
adat tari Guel.
10. Pakaian tari Guel termasuk jenis baju tabur kerlang yaitu penempatan
ragam hiasnya hanya terdapat pada beberapa bagian bidang pakaian, dan
ragam hiasnya tidak menyebar/merata setiap bidang kain.
B.

SARAN

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi titik tolak bagi semua pihak
untuk melakukuan penelitian lebih lanjut mengenai keberdaan ragam hias
Gayo, serta menganalisa nilai-nilai budaya tersebut supaya tidak terkikis
oleh perkembangan zaman.
2. Hasil penelitian diharapkan menjadi titik acuan bagi para perajin, agar
perajin satu dengan perajin lain tetap seragam dalam menerapkan ragam
hias Gayo pada pakaian tari Guel khusunya di Takengon Kabupaten Aceh
Tengah.