TARI TUAH KUKUR PADA MASYARAKAT GAYO PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH (STUDI TINJAUN TERHADAP BENTUK).

(1)

TARI TUAH KUKUR PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH

TENGAH TINJAUAN TERHADAP BENTUK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MAGFHIRA MURNI BINTANG PERMATA

NIM : 2093422010

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsiinidiajukanoleh :MagfhiraMurniBintangPermataNIM : 2093422010 JurusanSendratasik

Program StudiPendidikanSeniMusik Strata Satu Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

DinyatakanTelahMemenuhiSyarat UntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan

Medan, April 2014 PanitiaUjian

Ketua,

Dr. IsdaPramuniati, M.Hum NIP.19641207 199103 2 002

Sekretaris,

Dra.TutiRahayu, M.Si NIP. 19661201 199303 2 002


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tari Tuah Kukur Pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk ”.

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Tari. Penulissadar akan ketidaksempurnaan skripsi ini, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan penyampaian ide penulis.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Ibu Dra. Tuty Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik, sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi II.

4. Ibu Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Ketua Program Studi yang telah memberikan arahan, bantuan, nasehat dan motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Inggit Prasetiawan, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan bantuan mulai dari awal perkuliahan sampai skripsi ini selesai.

6. Bapak / Ibu Dosen Prodi Seni Tari yangtelah memberikan ilmu dan kasih sayang selama proses pembelajaran berlangsung.

7. Kedua orang tua penulis Ibunda Tercinta Badilah Murni S.Pd dan Ayahanda Darmanyah SH

8. Abangnda tersayang Bintang Bener Mudra Putra Gunata S.H, adinda Bener Yaumil adha, yang telah meberikan semangat dan motivasi.

9. Sanjo Sayuti Tambunan S.Pd dan Keluarga yang telah bersedia mengorbankan kasih sayang baik moril maupun materil kepada saya.


(6)

10. Untuk yang tersayang teman-teman seperjuangan Chika, Shelvy, Utari, Ibi Susi, Gadis, dan Kak Emi tidak akan terlupakan kebersamaan yang telah kita laluibersama dengan kalian teman-teman.

11. Untuk semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih untuk segalanya.

Medan, Maret 2014


(7)

i

ABSTRAK

MAGFHIRAH MURNI BINTANG PERMATA, NIM 20934020. Skripsi, TARI TUAH KUKUR PADA MASYARAKAT GAYO PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH (STUDI TINJAUN TERHADAP BENTUK). Medan: Fakultas Bahasa dan Seni. Universita Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang proses pertunjukan tari Tuah Kukur,asal usul tari Tuah Kukur, fungsi tari Tuah Kukur, Bentuk tari Tuah Kukur dan penyajian tari pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Populasi penelitian ini adalah 3 orang penari, dan 2 orang narasumber.

Landasan teoritis yang digunakan adalah tentang, pengertian Asal –usul, teori fungsi, teori bentuk, dan peranan tari Tuah Kukur. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

Metode deskriptif kualitatif, di tafsirkan dan di rumuskan antara data yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat cermat. Tehnik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil studi penelitian yang di lakukan maka dapat di simpulkan secara garis besar bahwa asal-usul tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo kabupaten Aceh, di ciptakan oleh Alm, Saifudin Kadir dan syeh Kilang pada tahun 1958 dan pertama kali di tarikan pada saat PKA pada tahun 1960, Tercipatanya Tari Tuah Kukur terinspirasi dari kegiatan berawah, Tari Tuah Kukur memeliki beberapa fungsi yaitu: 1. Sebagai hiburan, 2. Sebagai Relaksasi dari kegiatan ekonomi, 3. Sebagai relaksasi organisasi sosial, 4. Sebagai ungkapan dan pengendoran psikologis, 5. Sebagai relaksasi ungkapan nilai estetis. Adapun susunan dan bentu tarian pada masyarakat Gayo Kabupaten aceh Tengah Yaitu: Munemah tampi morom , Munoronen tampi morom, Bergegure, Mumies kuen kiri Morom_-morom , Remalan morom-morom,Munemah rom,,Bergegure, Mumies kuen kiri Morom_-morom, Munemah,Bersesurak gure, Mugerbes opoh panyang,Meluahi opoh wan ikot pingang,Mubentangen upuh panyang, Mugerbes gerbes upuh panyang Mugerbes gerbes upuh panyang Menyeluk kelubung Mumio,Mukekey room, Gerakan pria: Mumangang beberu.Mumanangi beberu,Pria : Konol munengon mumilih beberu kekale nateGerakan wanita Kekemelen wanita:Bersurak “ahoy wiw, Morohen tampi tene munge bebuet Menemahulak..


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Suku Gayo adalah suatu kelompok etnik yang mendiami dataran tinggi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo mendiami beberapa desa yang di Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Tamiang, Kecamatan Beutong di Kabupaten Nagan Raya dan Kecamatan Serba Jadi di Kabuaten Aceh Timur. Aceh memiliki kesenian yang sangat beragam, salah satunya adalah seni tari, dari beberapa tempat yang ada di Aceh berbeda-beda pula tariannya, salah satunya adalah Kabupaten Aceh Tengah.

Kabupaten Aceh Tengah adalah satu Kabupaten yang berada di provinsi Aceh, ibu kotanya adalah Takengon, sebuah kota kecil berhawa sejuk yang berada di dataran tinggi Gayo disalah satu bagian pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera. Mata pencaharian utama Masyarakat Gayo adalah bertani sawah dan berkebun dengan hasil utamanya ialah kopi yang biasa di kenal masyarakat dengan sebutan Kopi Gayo. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas, Takengon mempunyai potensi alam yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan tanah yang subur, curah hujan yang cukup, serta letak yang cukup strategi, sehingga masyarakat banyak yang bercocok tanam dan bersawah. Maka, dari aktifitas bersawah tersebutlah yang menginspirasi Seniman Gayo Alm. Saifuddin


(9)

Kadir dan Syeh kilang menciptakan tarian ini. Tari Tuah Kukur menggambarkan aktifitas dari kebiasaan Masyarakat Gayo ketika panen.

TariTuah Kukur hadir di tengah masyarakat Aceh Tengah pada tahun 1956 dan pernah di tarikan pada saat acara besar Aceh. Yaitu pada acara PKA (Pekan Raya Kebudayan Aceh) ke-1 tahun pada tanggal 20 September 1958, pada saat itu kontingen dari Aceh Tengah datang ke Kutarajadengan membawakan beberapa tarian yaitu, Tari Guel,Resam Berume, Tari Kesek Kesek Ui, Tari Selahe Lahe,dan salah satunya adalah tarian Tuah Kukur.

Tari Tuah Kukur bercerita dan mengambarkan tentang kehidupan muda-mudi Gayo berawal dari kebiasaan mengusir unggas di sawah dan saat padi menjelang panen lalu menjemur padi di halaman rumah dan menjaganya dari gangguan ayam atau unggas lainnya ada juga kegiatan menumbuk emping di malam bulan purnama sebagai tanda syukur dan suka cita atas panen yang baru berakhir, saat dimana anak-anak muda (sibebujang) memanfaatkan kesempatan ini untuk menggoda gadis-gadis (sibeberu) dengan melantunkan pantun-pantun sindiran dan sebagainya, tarian TuahKukur ini terdiri dari beberapa penari wanita yang dalam bahasa gayonya di sebut “Beberu” dan terdiri dari seorang pria dalam bahasa gayonya disebut “bebujang’.

Bentuk tariannya pun menggambarkan seperti kegiatan saat, menampi beras, dan cara memakai kain penutup kepala yang dalam bahasa gayonya disebut dengan kelubung Sampai saat ini tarian ini masi, disajikan dan menjadi salah satu materi bahan ajar pada beberapa sanggar yang ada di Aceh Tengah, termasuk salah satunya adalah sanggar ipak bale.


(10)

Tarian ini sempat tidak dipertunujukan dulunya karena diakibatkan konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan Indonesia sehingga pada saat itu pertunjukan seni tidak pernah diadakan, setelah adanya perdamainan antara pihak yang bertikai di Aceh, pementasan seni mulai diaktifkan kembali termaksud salah satunya dengan mempertunjukan kembali tarian Tuah Kukur.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat menjadi topic penelitian yang nantinya akan dibahas dalam laporan penulisan ini. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tarian ini. Sejauh ini peneliti masih merasa perlu untuk melakukan pengamatan dan observasi lebih dalam. Penulis tertarik untuk menulis tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi para peneliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi diperlukan untuk melihat apa-apa saja yang ada dalam latar belakang. Munculnya identifikasi masalah berarti adanya upaya untuk mendekatkan permasalahan sehingga masalah yang dibahas tidak meluas dan melebar. Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut.

Dalam identifikasi masalah diharapkan mampu untuk memperkecil batasan-batasan masalah dan sekaligus lebih mempertajam arah penelitian. M.Hariwijaya dalam Nugrahaningsih (2012:163) yang menyatakan bahwa :

“Berikut adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam penelitian skripsi anda, sikap kritis dalam menemukan masalah


(11)

merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti, dan suatu penelitian selalu diawali dengan mengidentifikasi masalah”.

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sejarah Tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo Aceh tengah

di Kabupaten aceh tengah?

2. Bagaimana fungsi Tari Tuah Kukur pada mayarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah ?

3. Bagaimana bentuk tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah?

4. Bagaimana peranan tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah?

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (1982:32) mengatakan bahwa:

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu di pakai sebagai masalah penyelidikan oleh karna tidak akan pernah jelas btas-batas masalahnya.pembatas ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan maslah bagi penyelidik tetapi juga untuk menetapakan lebih dulunya segala sesuatu yang di perlukan untuk memecahkan masalah tenaga,waktu,ongkos,dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu”.

Dalam hal ini penulis perlu membuat pembatasan masalah, disebabkan luasnya cangkupan masalah serta terbatasnya dana dan waktu dalam penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:


(12)

1. Bagaimana sejarah Tari Tuah Kukur pada masyarakat gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

2. Bagaimana fungsi tari Tuah Kukurpada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

3. Bagaimana bentuk tari Tuah Kukur di Kabupaten Aceh Tengah?

D. Perumusan Masalah

Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil”. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuah.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

”Bagaimana bentuk Tari Tuah Kukur pada masyarakat gayo pada masyarakat kabupaten Aceh tengah

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah dan dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1978:69) yang menyatakan “Penelitian


(13)

merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan Sejarah Tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

2. Mengetahui fungsi tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

3. Mengetahui bentuk tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

F. Manfaat penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi siapa saja. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia manfaat adalah guna atau faedah. Penelitian juga harus memiliki hasil yang berguna, terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri peneliti, maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain yang membacanya. Dan apabila penelitian yang dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu gagal tentunya, untuk itu berdasarkan kajian yang akan diteliti nantinya, maka dapat diambil beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan tujuan penelitan, maka hasil penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang memilki manfaat sebagai berikut:


(14)

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari

2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi sarjana(S1)di program Seni Tari,Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas Negeri Medan. 3. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan,wawasan

mengenai Tari Tuah Kukur tersebut

4. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan seni tari di perpustakaan.


(15)

1

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan hasil penelitian Tari Tuah Kukur pada masyarakat Aceh tengah Tinjauan terhadap bBentuk

1. Tari Tuah Kukur adalah tari yang menggambarkan di saat panen tiba mengungkapkan rasa kegeimbaran di saat panen, rasa bersyukur mendapat kan berkat dengan penuh kegembiran para gadis-gadis saat panen mualai dari saat sblm berangkat panen hingga cara panen, menjaga hasil panen, hingga menjadi beras.

2. Tari Tuah Kukur pertama kali diciptakan pada tahun 1958 pada PKA ke-1. 3. Bentuk penyajian dalam tari Tuah Kukur terdapat beberapa tahapan-tahapan gerak seperti, membawa tampi, munapi, mubio manok, munyelok kelobong, mulawi, munemah rom.

4. Tari Tuah Kukur adalah tari yang terdiri dari beberapa wanita dan seorang 5. Di dalam Tari Tuah Kukur iringan yang digunakan berupa vokal dan

memakai alat musik tradisi Gayo seperti gegedem dan alat musik gitar.


(16)

56

6. Busana yang dipakai pada penari wanita kebaya lengan panjang, sarung, penutup kepala (kelobong) dan pria sama-sama memakai baju kemeja dan kainkerawang Gayomengunakan dan ikat kepala dari kain kerawang.

B. Saran

Dari bebarapa kesimpulan hasil penelitan, maka dapat diajukan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Gayo agar tetap bersama-sama menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita. Warisan yang telah diberikan oleh leluhur kita merupakan harta terbesar yang tidak terhingganilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga identitas bangsa dimata dunia.

2. Meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya kesenian tradisional masyarakat Gayo agar tidak dikalahkan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.

3. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum sempat dibahas oleh peneliti.


(17)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1978. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Stensilan.

__________________2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : Media Pustaka Phoenik.

Arikunto, Suharsimi, 1995. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Reneka Cipta.

Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:Renika Cipta

Gamet Frederick C. Pearsants In Complex Society. New York: Holt, Rinehard and Winston, INC

Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudyaan. Jakarta : bumi Aksara

Meleong , Lexy, 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mikkelsen Britha. 1995. Methods For Depelopment Work and Research: a Guide For Practisioner. Copyright @Britha Mikkelsen All Right Reserved Nurwani, 2006. Pengetahuan Seni Tari. Diktat Pengantar Kuliah Jurusan

Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni : Universitas Negeri Medan.

Nurul Insani, 2013. Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada Masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan

Sorel Water. 1967. The Dance Throught the Ages. New York: Grosset & Dunlap. Spancer Paul. 1985. Soiciety and The Dance. New York: Kolf Buning

Sudarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yagyakarta : Deparatemen Pendidikan dan kebudayaan

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta ... , 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta

Weber Max. 1964. The Sociologi Of Religion, Trans By Ephrain Fischoff. Boston: Beachon Press


(18)

(1)

merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan Sejarah Tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

2. Mengetahui fungsi tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

3. Mengetahui bentuk tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah?

F. Manfaat penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi siapa saja. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia manfaat adalah guna atau faedah. Penelitian juga harus memiliki hasil yang berguna, terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri peneliti, maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain yang membacanya. Dan apabila penelitian yang dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu gagal tentunya, untuk itu berdasarkan kajian yang akan diteliti nantinya, maka dapat diambil beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan tujuan penelitan, maka hasil penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang memilki manfaat sebagai berikut:


(2)

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari

2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi sarjana(S1)di program Seni Tari,Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas Negeri Medan. 3. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan,wawasan

mengenai Tari Tuah Kukur tersebut

4. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan seni tari di perpustakaan.


(3)

1

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan hasil penelitian Tari Tuah Kukur pada masyarakat Aceh tengah Tinjauan terhadap bBentuk

1. Tari Tuah Kukur adalah tari yang menggambarkan di saat panen tiba mengungkapkan rasa kegeimbaran di saat panen, rasa bersyukur mendapat kan berkat dengan penuh kegembiran para gadis-gadis saat panen mualai dari saat sblm berangkat panen hingga cara panen, menjaga hasil panen, hingga menjadi beras.

2. Tari Tuah Kukur pertama kali diciptakan pada tahun 1958 pada PKA ke-1. 3. Bentuk penyajian dalam tari Tuah Kukur terdapat beberapa tahapan-tahapan gerak seperti, membawa tampi, munapi, mubio manok, munyelok kelobong, mulawi, munemah rom.

4. Tari Tuah Kukur adalah tari yang terdiri dari beberapa wanita dan seorang 5. Di dalam Tari Tuah Kukur iringan yang digunakan berupa vokal dan

memakai alat musik tradisi Gayo seperti gegedem dan alat musik gitar.


(4)

56

6. Busana yang dipakai pada penari wanita kebaya lengan panjang, sarung, penutup kepala (kelobong) dan pria sama-sama memakai baju kemeja dan kainkerawang Gayomengunakan dan ikat kepala dari kain kerawang.

B. Saran

Dari bebarapa kesimpulan hasil penelitan, maka dapat diajukan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Gayo agar tetap bersama-sama menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita. Warisan yang telah diberikan oleh leluhur kita merupakan harta terbesar yang tidak terhingganilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga identitas bangsa dimata dunia.

2. Meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya kesenian tradisional masyarakat Gayo agar tidak dikalahkan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.

3. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum sempat dibahas oleh peneliti.


(5)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1978. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Stensilan.

__________________2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : Media Pustaka Phoenik.

Arikunto, Suharsimi, 1995. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Reneka Cipta.

Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:Renika Cipta

Gamet Frederick C. Pearsants In Complex Society. New York: Holt, Rinehard and Winston, INC

Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudyaan. Jakarta : bumi Aksara

Meleong , Lexy, 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mikkelsen Britha. 1995. Methods For Depelopment Work and Research: a Guide For Practisioner. Copyright @Britha Mikkelsen All Right Reserved Nurwani, 2006. Pengetahuan Seni Tari. Diktat Pengantar Kuliah Jurusan

Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni : Universitas Negeri Medan.

Nurul Insani, 2013. Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada Masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan

Sorel Water. 1967. The Dance Throught the Ages. New York: Grosset & Dunlap. Spancer Paul. 1985. Soiciety and The Dance. New York: Kolf Buning

Sudarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yagyakarta : Deparatemen Pendidikan dan kebudayaan

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta ... , 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta

Weber Max. 1964. The Sociologi Of Religion, Trans By Ephrain Fischoff. Boston: Beachon Press


(6)