PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DI KELAS PADA GURU SMA NEGERI SEKECAMATAN LAWE SIGALA-GALA KABUPATEN ACEH TENGGARA.

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PEDAGOGIK, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DI KELAS

PADA GURU SMA NEGERI SEKECAMATAN LAWE SIGALA GALA KABUPATEN ACEH TENGGARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: ABDUL HAMID

NIM. 8136131001

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

i ABSTRAC

Abdul Hamid. Nim. 8136131001. The effect headmaster academic supercvision, pedagogic competency and work satisfaction on learning efectivity in the class high school district aceh tenggara

This study aims to investigate the effect of the headmaster academic supercvision on work satisfaction, work satisfaction on pedagogic competency, the headmaster academic supercvision on learning efectivity in the class, pedagogic competency on the headmaster academic supercvision, and the learning efectivity in the class on work satisfaction teachers’ SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara. This study used path analysis with 152 teachers of SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara as respondents. The collection of data was obtained through questionnaires.

The findings of the study there is a significant direct effect between the headmaster academic supercvision on work satisfaction. It can be see from the results of path coefficient calculation of ρ31 = 0,27 and value > ttabel = 1,64. There is a significant direct between work satisfaction on pedagogic competency. It can be seen from the results of path coefficient calculation of ρ32 = 0,14 and value thitung = 1,84 > ttabel = 1,64. There is a significant direct between the headmaster academic supercvision on learning efectivity in the class. It can be seen from the results of path coefficient calculation of ρ41 = 0,39and valuethitung = 6,12 > ttabel = 1,64. There is a positive and significant direct effect between pedagogic competency on the headmaster academic supercvision. It can be seen from the results of path coefficient calculation ρ42 = 0,15and value thitung = 1,99 > ttabel = 1,64. There is a significant direct between the learning efectivity in the class on work satisfaction. It can be seen from the results of path coefficient calculation of ρ43 = 0,15 and valuethitung = 1,99 > ttabel = 1,64.


(9)

ii ABSTRAK

Abdul Hamid. Nim. 8136131001. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik dan Kepuasan Kerja Terhadap Efektifitas Pembelajaran di Kelas Pada Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja terhadap kompetensi pedagogik, supervisi akademik kepala sekolah terhadap keefektifan pembelajaran di kelas, kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran di kelas, dan keefektifan pembelajaran di kelas terhadap kepuasan kerja Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala gala Kabupaten Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan responden sebanyak 152 orang Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala gala Kabupaten Aceh Tenggara. Pengumpulan data di peroleh melalui instrument angket. Adapun hasil temuan penelitian ini adalah terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungn koefisien jalur ρ31 = 0,27 dan harga > ttabel = 1,64. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kompetensi pedagogi. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien jalur ρ32 = 0,14 dengan harga thitung = 1,84 > ttabel = 1,64. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara keefektifan pembelajaran di kelas terhadap supervisi akademik kepala sekolah. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefesien jalur ρ41 = 0,39 dengan harga thitung = 6,12 > ttabel = 1,64. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara keefektifan pembelajaran di kelas terhadap kompetensi pedagogik. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefesien jalur ρ42 = 0,15 dengan harga thitung = 1,99, > ttabel = 1,64. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara keefektifan pembelajaran di kelas terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefesien jalur ρ43 = 0,15 dengan harga thitung = 1,99 > ttabel = 1,64.

Kata Kunci: Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik, Kepuasan Kerja, dan Efektifitas Pembelajaran.


(10)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul: Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik, dan Kepuasan Kerja Terhadap Keefektifan Pembelajaran di Kelas Pada Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis ini merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjan Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Tesis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Sawal Gultom, M.Pd

2. Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Bapak, Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd

3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M.Pd dan Sektaris Prodi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd 4. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd dan Ibu Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd. M.kos,

selaku pembimbing Tesis yang telah meluangkan waktunya dalam mengarahkan, memotivasi, serta memberikan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.


(11)

iv

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Eka Daryanto MT, selaku nara sumber yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Tesis ini.

6. Kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan bimbingan, dana dan do’anya yang selalu mengiringi penulis sehingga penulis termotivasi atas perjuangan yang telah diberikannya kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik. Hamba bermohon kepada ALLAH agar kirannya dapat membalas perjuangan kedua orang tua saya yang telah bersusah payah memperjuangan saya demi mencapai masa depan yang lebih baik.

7. Kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga Allah meridhoi kita semua. Amiiiin.

Medan, 25 Februari 2016 Penulis

Abdul Hamid 8136131001


(12)

(13)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2Identifikasi Masalah ……….. 11

1.3Pembatasan Masalah……….. 12

1.4Perumusan Masalah ……….. 13

1.5Tujuan Penelitian ……….. 13

1.6Manfaat Penelitian ……… 14

BAB II : KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR ... 17

2.1 Kerangka Teoritis ……… 17

2.1.1 Keefektifan pembelajaran di kelas ……… 17

2.1.2 Supervisi akademik kepala sekolah ……… 29

2.1.3 Kompetensi pedagogik guru ……… 36

2.1.4 Kepuasan kerja guru ……… 46

2.1.5 Penelitian yang relevan ……… 54

2.2 Kerangka Berpikir ……… 55

2.2.1 Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan Kerja guru……… 55

2.2.2 Pengarus supervisi akademik kepala sekolah terhadap keefektifan pembelajaran guru di kelas kelas………… 56

2.2.3 Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran pembelajaran di kelas ……… 58

2.2.4 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kefektifan pembelajaran di kelas………. 59

2.2.5 Pengaruh kompetensi pedagogik dan terhadap kepuasn kerja……… 60

2.3 Hipotesis Penelitian……… 62

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 64

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 64

3.2 Metode Penelitian ……… 64

3.3 Variabel dan Defenisi Oprasional Penelitian ……… 64

3.3.1 Variabel penelitian ……… 64

3.3.2 Defenisi oprasional penelitian ……… 64

3.4 Populasi dan Sampel ……… 66

3.4.1 Populasi ……… 66

3.4.2 Sampel ……… 67

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 69


(14)

vi

3.5.2 Uji coba instrument ……… 73

3.6 Teknik Analisis Data Penelitian……… 75

3.6.1 Deskripsi data penelitian ……… 75

3.6.2 Uji kecenderungan ……… 75

3.6.3 Uji persyaratan analisis ……… 76

3.6.4 Uji hipotesis ……… 78

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

4.1 Deskripsi Data Penelitian……… 83

4.1.1 Keefektifan pembelajaran di kelas (X4)……….. 83

4.1.2Supervisi akademik kepala sekolah (X1)……… 85

4.1.3Kompetensi pedagogik (X2)……… 86

4.1.4 Kepuasan kerja (X3)……….. 87

4.2 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian……….. 86

4.2.1 Tingkat kecenderungan variabel keefektifan pembelajaran di kelas (X4)………. 89

4.2.2 Tingkat kecenderungan variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1)……… 90

4.2.3 Tingkat kecenderungan variabel kompetensi pedagogik… 91 4.2.4 Tingkat kecenderungan variabel kepuasan kerja………. 91

4.3 Uji Persyaratan Analisis Data………. 92

4.3.1 Uji normalitas……….. 92

4.3.2 Perhitungan uji homogenitas………. 93

4.3.3 Uji linieritas dan keberartian garis regresi………. 94

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian………. 98

4.5 Pengujian Kesesuaian Model……… 102

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian……… 100

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 112

5.1. Kesimpulan ... 112

5.2 Implikasi ... 113

5.3 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(15)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.01 : Studi Awal Keefektifan Guru MelaluiWawancara………. 4

Tabel 2.01 : Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik (Pidarta 2009)………. 34

Tabel 3.01 : Data Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala ……... 67 Tabel 3.02 : Sampel Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala…… 69 Tabel 3.03 : Kisi-Kisi Instrumen Angket Keefektifan Pembelajaran (X4)…... 71 Tabel 3.04 : Kisi-Kisi Instrumen Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1).. 71 Tabel 3.05 : Kisi-Kisi Instrumen Angket Kompetensi Pedagogik (X2)…….. 72 Tabel 3.06 : Kisi-Kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja (X3)………... 73

Tabel 3.07 : Rangkuman Hasil Uji Instrumen………. 75

Tabel 4.01: Ringkasan Karakterisitik Data Masing-masing Variabel

Penelitian………. 83 Tabel 4.02 : Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Pembelajaran (X4)….. 84 Tabel 4.03 : Distribusi Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)… 85 Tabel 4.04 : Distribusi Variabel Kompetensi Pedagogik (X2)……… 86 Tabel 4.05 : Distribusi Variabel Kepuasan Kerja (X3)……… 88 Tabel 4.06 : Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Keefektifan

Pembelajaran………. 89 Tabel 4.07 : Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Supervisi Akademik

Kepala Sekolah……… 90 Tabel 4.08 : Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kompetensi Pedagogik… 91 Tabel 4.09 : Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kepuasan Kerja……….. 92 Tabel 4.10 : Ringkasan Hasil Uji Normalitas………. 93 Tabel 4.11 : Ringkasan Hasil Uji Homogenitas……….. 93


(16)

viii

Tabel 4.13 : Rangkuman Hasil Anava Variabel X3 atas X2………. 95

Tabel 4.14 : Rangkuman Hasil Anava Variabel X4 atas X1………. 96

Tabel 4.15 : Rangkuman Hasil Anava Variabel X4 atas X2……… 96

Tabel 4.16 : Rangkuman Hasil Anava Variabel X4 atas X3……… 97

Tabel 4.17 : Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r)………. 98


(17)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.01 : Paradigma Teoritik Penelitian ………. 61

Gambar 3.01 : Penentuan Jumlah Sampel……… 68

Gambar 4.01 : Histogram Skor Keefektifan Pembelajaran di Kelas….. 84

Gambar 4.02 : Histogram Skor Supervisi Akademik Kepala Sekolah… 86

Gambar 4.03 : Histogram Skor Kompetensi Pedagogik………. 87

Gambar 4.04 : Histogram Skor Kepuasan Kerja………. 88

Gambar 4.05 : Diagram Jalur Variabel Penelitian Hasil Pengujian


(18)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lamporan 01 : Instrumen Penelitian……….. 124

Lampiran 02 : Uji Coba Instrumen Penelitian……… 136

Lampiran 03 : Validitas Instrumen Penelitian……… 150

Lampiran 04 : Reliabilitas Instrumen Penelitian……… 158

Lampiran 05 : Data Hasil Penelitian……….. 165

Lampiran 06 : Data Ubahan Penelitian……….. 189

Lampiran 07 : Distribusi Frekuensi Penelitian……….. 194

Lampiran 08 : Uji Kecenderungan Penelitian……… 200

Lampiran 09 : Uji Linieritas dan Keberartian Penelitian……….. 203

Lampiran 10 : Perhitungan Uji Normalitas Penelitian……… 238

Lampiran 11 : Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian………. 258

Lampiran 12 : Koefesien Jalur Penelitian……….. 263

Lampiran 13 : Uji Hipotesis Penelitian………. 266

Lampiran 14 : Perhitungan Uji Model Analisis Jalur……… 273


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih belum tergantikan. Guru dalam pengertian konvensional adalah orang yang bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran di kelas. Peranan guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal, yakni: mengajar, melatih, membimbing, pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

Undang-Undang Guru dan Dosen Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 menggariskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mencapai ini, dituntut keefektifan guru dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dikarenakan keefektifan guru dalam mengajar sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah sebab gurulah yang langsung melaksanakan pembelajaran di kelas. Ketika guru berada dalam kelas dan pembelajaran berlangsung, guru bisa tampil dengan sosok yang menarik perhatian, menyenangkan bagi siswa, mengajak siswa berpikir kritis, kreatif, pertanyaan guru yang menuntut daya analisis dan menantang. Sebaliknya guru bisa tampil


(20)

2

di kelas dengan penampilan yang membosankan, tidak menarik, bahkan penampilan guru yang membuat siswa merasa takut dan tidak nyaman, tidak menuntut kreativitas siswa, sehingga keefektifan guru dalam mengajar tidak maksimal.

Dalam percakapan sehari-hari keefektifan pembelajaran guru seringkali menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap keefektifan guru dalam melaksanakan pembelajaran cenderung negatif. Tumbuh suburnya bimbingan belajar di luar sekolah, banyak siswa yang bolos pada jam-jam belajar, tauran antar pelajar menguatkan persepsi negatif masyarakat terhadap keefektifan pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2002:10) mengemukakan efektivitas mengajar dalam proses interaksi belajar mengajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu murid-murid agar bisa belajar dengan baik. Kontribusi yang tinggi terhadap efektivitas pembelajaran meliputi: (1) persiapan dan prosedur pelajaran; (2) manajemen kelas; (3) penguasaan mata pelajaran yang diajarkan; dan (4) kepribadian. Selanjutnya (Fitriani 2011:6) mengatakan Efektivitas pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Menurut Salavin (2006:105) bahwa “keefektifan pembelajaran ditentukan oleh 4 aspek, yaitu kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, intentif, dan waktu”. Lebih lanjut Kurniawan (2005:109) mendefenisikan efektivitas adalah “ kemampuan melaksanakan tugas , fungsi (operasi gegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaanya”.


(21)

3

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektifitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

Studi pendahuluan telah dilakukan di SMA Negeri sekecamatan Lawe Sigala Gala pada bulan Mei 2015, melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, bahwa sekolah-sekolah di SMA Negeri sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara mengalami masalah dalam efektifitas pembelajaran guru. Berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah menunjukkan antara lain: (1) masih ada 25% guru yang masuk kelas tidak membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) masih ada 40% guru mengajar tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusunnya; (3) terlambat menyerahkan laporan nilai yang menjadi tanggung jawabnya dari batas waktu yang telah ditentukan; (4) melakukan remedial tanpa melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa; dan (5) guru kurang berupaya melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi diri dan seiring dengan perkembangan pendidikan.


(22)

4

Tabel 1.1 Studi awal mengenai keefektifan guru melalui wawancara bersama Kepala sekolah SMA Negeri sekecamatan lawe sigala gala

No Nama Sekolah TMRPP TSRPP TMLN MRTMA MPMK

1. SMA Negeri 1 Lawe sigala gala

75% 60% 50% 70% 50%

2. SMA Negeri 2 Lawe sigala gala

75% 60% 50% 70% 50%

3 SMAN 1 Bukit

Merdeka 75% 60% 50% 70% 50%

4. SMA Negeri 1 Simpang

Semadam

75% 60% 50% 70% 50%

Total 300% 240% 200% 280% 200%

75% 60% 50% 70% 50%

Keterangan:

TMRPP : Tidak membawa rencana pelaksanaan pembelajaran TSRPP : Tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran TMLN : Terlambat menyerahkan laporan nilai

MRTMA : Melakukan remedial tanpa melakuan anlisis KMPD : Kurang melakukan pengembangan diri

Dari hasil pengamatan awal dapat disimpulkan bahwa guru belum efektif dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Keefektifan pembelajaran yang dilakukan guru berarti mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the

right things) dalam mengajar dan mencapai hasil (tujuan) sesuai yang

ditentukan sekolah.

Guru adalah salah satu faktor penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari kesejahteraannya, tetapi juga profesionalitasnya. Menurut UU No. 14 tahun


(23)

5

2005 pasal 1 ayat 1 menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Sagala (2011:39) “Sebagai seorang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup. Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur, dan konsisten”.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru, dinyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi secara luas dan mendalam termasuk didalamnya penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai. Guru yang ingin melaksanakan pembelajaran efektif di kelas harus memiliki kemampuan untuk menggali informasi kependidikan dan bidang studi dari berbagai sumber, termasuk dari sumber elektronik dan pertemuan ilmiah, serta melakukan kajian atau penelitian untuk menunjang pembelajaran yang mendidik. Jika mengacu pada empat kompetensi yang harus dikuasai guru menurut undang-undang, maka kompetensi yang sangat


(24)

6

penting dan terkait langsung dengan tugas guru adalah keefektifan pembelajaran di kelas.

Kompetensi profesional yang merupakan kemampuan dasar guru menurut Cooper (1994:15) terbagi empat komponen, yakni: (1) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; (2) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; (3) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya; dan (4) mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Menurut Lefra Cois dalam Jamal (2009:37), kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Rusman (2012:70) kompetensi guru ialah merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Selanjutnya Muslim (2009:178) mengatakan kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Guru memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu guru harus memiliki kualitas yang baik dan memadai sebagai seorang guru. Guru dapat menjadi penentu bagi keberhasilan pendidikan melalui kompetensi profesionalnya. Maka meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan aspek kompetensi guru menyangkut kompetensi profesional maupun kesejahteraannya.


(25)

7

Akan tetapi realita tentang kompetensi guru saat ini sepertinya masih sangat beragam. Komptensi guru Indonesia khususnya Provinsi Aceh di muat dalah koran harian analisa Aceh (29 April 2015) mengatakan saat ini mendapat sorotan yang tajam karena masih adanya guru yang dianggap belum layak mengajar di jenjangnya masing-masing. Berdasarkan data dari hasil uji kompetensi awal (UKA) guru tahun 2012 untuk wilayah Aceh termasuk dalam kategori rendah. Dari 33 provinsi, Provinsi Istimewa Aceh menempati peringkat ke-22, dengan nilai rata-rata 37,4 berdasarkan hasil ujian UKA. Ini jauh di bawah rata-rata nasional yakni 42,25. UKA tahun 2012 telah dilaksanakan pada Februari 2012 lalu. Provinsi yang memiliki nilai rata-rata UKA tertinggi adalah Daerah Istimewa Jogjakarta dengan nilai rata-rata 50,1. Setelah Jogjakarta, provinsi yang masuk 10 besar adalah propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1), dan Banten (41,1). Sedangkan untuk nilai tertinggi nasional adalah 97,0 dan nilai terendah adalah 1,0. Sehingga, rata-rata nasional nilai UKA 2012 ini adalah 42,25 dengan standar deviasi 12,72. Hal ini tentunya akan berakibat pada penurunan kualitas SDM yang dihasilkan dari proses pendidikan.

Menurut Engkoswara (2008:126) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Dalam menjalankan tugas profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara supervisi


(26)

8

kepala sekolah dengan kompetensi guru; (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dengan kompetensi guru; dan (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi dengan kompetensi guru.

Dalam penelitian di atas, kepala sekolah dianggap berperan dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas karena merupakan atasan langsung guru. Kepala sekolah harus dapat menciptakan iklim kerja yang baik dan menjadi mitra guru dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah sangat perlu dilakukan untuk memberikan masukan kepada guru-guru dalam menjalankan tugasnya. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ideal dan sesuai dengan langkah kerja yang benar. Arikunto (2010:23) menyatakan, kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada personil sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, agar kualitas pembelajarannya meningkat. Sebagai dampak dari meningkatnya kualitas pembelajaran, diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan hal itu berarti meningkat pula kualitas lulusan sekolah. Untuk itu pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus dilasanakan secara baik dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas.

Dari beberapa pendapat di atas, adapun keterkaitan keefektifan pembelajaran di kelas dengan keprofesionalan guru ialah dimana semakain baik proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Dimana kualitas pendidikan sangat dipengaruhi keprofesionalan guru ataupun pendidikanya. Semakin berkompeten seorang guru maka semakin


(27)

9

efektiflah pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Guru saat ini harus profesional dan berkompeten. Sebab guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Untuk menghasilkan proses pembelajaran di kelas yang efektif dan kondusif serta menghasilkan peserta didik yang berprestasi, tentu berawal dari seorang guru yang memberikan ilmu kepada mereka.

Kompetensi pedagogik guru adalah salah satu yang dapat mempengaruhi efektivitas guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 10 menyatakan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Sedangkan pedagogik menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) adalah ilmu yang mempelajarai masalah bimbingan anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hudupnya. Kompetensi pedagogik berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas guru. Menurut Agung (2012:81) terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan, yakni: (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan strategi pembelajaran; (3) pengembangan diri secara berkelanjutan; dan (4) pemanfaatan dan refeleksi hasil kerja.

Pengelolaan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksakan pembelajaran, dan penilaian. Dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tersebut, antara lain perhatian guru terhadap kemampuan dan karakteisttik


(28)

10

murid, penguasaan teori, pengembangan kurikulum, pengelolaan kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian.

Dalam melaksanakan tugas, guru harus mampu melakukan pengembangan strategi pembelajaran. Materi ajar yang dinilai relatif mudah menuntut strategi yang berbeda dengan materi ajar yang dinilai relatif sulit. Untuk dapat memaksimalkan hasil belajar siswa, guru harus menguasai berbagai strategi pembelajaran.

Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan peraturan yang berlaku atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kegiatan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, atau kegiatan kolektif guru seperti melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesian guru.

Pemanfaatan dan refeleksi terhadap hasil kerja perlu dilakukan untuk dapat melakukan perbaikan selanjutnya terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian guru akan melakukan perbaikan terhadap kompetensinya dari waktu ke waktu.

Menurut Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru kompetensi pedagogik guru mata pelajaran meliputi: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran


(29)

11

yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, nampak betapa pentingnya peranan supervisi kepala sekolah, kompetensi pedagogik, dan prestasi kerja dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik, dan Kepuasan Kerja terhadap Keefektifan Pembelajaran di Kelas pada Guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Bagaimana keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (2) Apakah keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara sudah baik sesuai harapan (3) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri


(30)

12

Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (4) Bagaimana supervisi akademik kepala sekolah di Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (5) Apakah supervisi akademik kepala sekolah mempengaruhi keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (6) Bagaimana kompetensi pedagogik di Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (7) Apakah kompetensi pedagogik mempengaruhi keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (8) Bagaimana kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (9) Apakah supervisi akademik kepala sekolah mempengaruhi kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (10) Apakah kompetensi pedagogik mempengaruhi kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (11) Apakah kepuasan kerja mempengaruhi keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

1.3 Pembatasan Masalah

Keefektifan pembelajaran di kelas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada supervisi akademik kepala sekolah, kompetensi pedagogik, dan kepuasan kerja. Subjek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.


(31)

13 1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara?

2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara?

3. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara?

4. Apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara?

5. Apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara. 2. Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kepuasan kerja guru SMA


(32)

14

3. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

4. Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

5. Pengaruh kepuasan kerja terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam peningkatan keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA negeri Sekecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara, dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi dalam peningkatan keefektifan pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

1) Sebagai bahan masukan kepada dinas untuk memberikan arahan dan dorongan kepada guru dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran di sekolah.


(33)

15

2) Sebagai bahan masukan mengadakan seminar, pelatihan, dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, kepuasan kerja dan keefektifan pembelajaran di kelas. 3) Sebagai bahan masukan memberikan Reward kepada kepala

sekolah yang melakukan supervisi akademik secara rutin, baik dan terarah kepada guru yang nantinya akan memotivasi kepala sekolah yang lain serta akan meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas. 2) Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah untuk mendorong

guru meningkatkan kompetensi pedagogik.

3) Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah untuk memotivasi, melakukan penilaian terhadap guru dan membangun kerja sama yang baik di antara guru-guru.

4) Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah dalam memberikan penghargaan dan reward kepada guru yang memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan supervisi akademik.

c. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas dalam upaya peningkatan mutu pelayanan


(34)

16

bagi masyarakat Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

2) Sebagai bahan masukan untuk pembinaan yang diadakan kepala sekolah melalui supervisi akademik.

3) Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

4) Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengembangan diri guru.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi untuk penelitian ke depan yang relevan di kemudian hari.


(35)

112 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung supervisi akademik kepala sekolah (X1) terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (X3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat/baik supervisi akademik kepala sekolah maka semakin tinggi kepuasan kerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik (X2) terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (X3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

3. Terdapat pengaruh langsung supervisi akademik kepala sekolah (X1) terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (X4). Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat/baik supervisi akademik kepala sekolah maka semakin tinggi keefektifan pembelajaran di kelas yang dilakukan


(36)

113

oleh guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

4. Terdapat pengaruh langsung kompetensi pedagogik (X2) terhadap keefektifan pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (X4). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik yang dimiliki guru maka semakin tinggi keefektifan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara. 5. Terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja guru (X3) terhadap keefektifan

pembelajaran di kelas pada guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara (X4). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja guru maka semakin tinggi keefektifan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru SMA Negeri se-Kecamatan Lawe Sigala Gala Kabupaten Aceh Tenggara.

a. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka upaya-upaya yang diberikan sebagai implikasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru. Upaya peningkatan peningkatan kepuasan kerja melalui supervisi akademik kepala sekolah ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pembinaan kepada guru,


(37)

114

membimbing guru dalam memecahkan masalah pendidikan, tidak mencari-cari kesalahan guru yang akhirnya akan membangun paradigma yang salah mengenai supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Persepsi yang benar mengenai supervisi akademik harus dimiliki oleh setiap guru, dengan demikian guru akan mengajar dengan baik dan akan merasa puas dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja guru tidak hanya berkenaan dengan imbalan yang didapatkan atau yang disediakan oleh sekolah namun, kepala sekolah juga dapat memberikan penghargaan kepada guru baik berupa pujian, memberikan perhatian kepada guru, memotivasi guru, menjalin komunikasi yang baik diantara rekan guru, dan bila perlu memberikan tambahan penghasilan kepada guru yang melakukan tugas nya dengan baik.

2. Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja melalui Kompetensi Pedagogik Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi pedagogik dapat memberi pengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. Upaya peningkatan kepuasan kerja melalui kompetensi pedagogik dapat dilakukan dengan cara lebih menguasai teori-teori belajar yang sudah ada dan mencari pengetahuan yang baru mengenai teori-teori belajar. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang dibidangi. Selain itu, guru dapat melakukan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran di kelas, melakukan brain storming (pemecahan masalah) bersama dengan guru yang memiliki bidang studi yang sama, terlibat dalam kegiatan-kegiatan seminar yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik, melakukan pelatihan-pelatihan kepada guru agar mampu menguasai karakter peserta didik baik secara spiritual, moral, sosial, dan emosionalnya. melakukan evaluasi pembelajaran setiap semester


(38)

115

serta melakukan perbaikan diri. Guru yang senantiasa meningkatkan kompetensi pedagogik nya akan menghasilkan kinerja mengajar yang maksimal sehingga guru akan merasa puas terhadap pekerjaannya.

3. Upaya Peningkatan Keefektifan Pembelajaran di Kelas melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah perlu ditingkatkan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah kepala sekolah melakukan supervisi secara rutin, terarah dan terukur. Menciptakan hubungan yang baik atau persepsi benar antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang dibimbing. Membantu guru dalam mengembangkan teori-teori belajar, mengadakan fasilitas atau alat-alat yang mendukung pembelajaran di kelas. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah melakukan pembinaan dalam hal manajemen waktu kepada guru dalam mengolah kelas dan mendorong guru untuk menyelesaikan topik-topik pembelajaran sesuai kurikulum dengan tepat waktu. Upaya selanjutnya yang dilakukan adalah kepala sekolah harus mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif di sekolah sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang efektif. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat menjadi salah satu cara yang dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.


(39)

116

4. Upaya Peningkatan Keefektifan Pembelajaran di Kelas melalui Kompetensi Pedagogik

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi pedagogik dapat memberi pengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaraan di kelas. Karenanya perlu upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Cara yang dapat dilakukan adalah guru diharapkan menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran yang akan diajarkan. Guru dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan seminar dan pelatihan yang dapat mengembangkan kompetensi guru, guru menambah pengetahuannya dengan membaca buku-buku terbitan baru, memanfaatkan teknologi dan informasi untuk mendukung proses pembelajaran. Guru yang menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum mengajar dapat mengatur waktu dengan baik sehingga menghasilkan pembelajaran yang efektif. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan adalah guru menyediakan waktu khusus bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam belajar, sehingga guru menemukan jalan keluar bagi permasalahan peserta didik tersebut dan akhirnya akan menciptakan pembelajaran yang efektif secara keseluruhan di dalam kelas.

5. Upaya Peningkatan Keefektifan Pembelajaran di Kelas melalui Kepuasan Kerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dapat memberi pengaruh langsung terhadap keefektifan pembelajaran di kelas. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah guru menjalin kerja sama yang baik sesama rekan guru di sekolah. Semua warga sekolah menciptakan suasana belajar yang kondusif, guru yang memiliki kinerja yang baik dalam mengajar akan diberikan tambahan penghasilan, kepala sekolah mendukung guru yang


(40)

117

berprestasi untuk naik jabatan. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran yang mendorong guru untuk lebih maksimal lagi dalam bekerja. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan adalah diadakannya tahapan evaluasi atas kinerja guru sehingga guru dapat memperbaiki kelemahan atau kekurangannya dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah dan guru memberikan dukungan yang positif kepada rekan guru yang memiliki tantangan khusus seperti memberikan tambahan les kepada siswa yang akan mengikuti olimpiade atau siswa yang terlibat dalam permasalahan. Sikap yang positif yang didapatkan dari lingkungan kerja akan menciptakan sebuah perasaan yang puas. Kepuasan kerja tersebutlah yang akan meningkatkan keefektifan guru dalam pembelajaran di kelas.

a. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas, yaitu:

1. Dinas Pendidikan hendaknya:

a) Memberikan arahan dan dorongan kepada guru dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran di sekolah.

b) Mengadakan seminar, pelatihan, workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, kepuasan kerja dan keefektifan pembelajaran di kelas.

c) Memberikan Reward kepada kepala sekolah yang melakukan supervisi akademik secara rutin, baik dan terarah kepada guru, yang nantinya


(41)

118

akan memotivasi kepala sekolah yang lain serta akan meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.

2. Bagi Kepala Sekolah hendaknya:

a) Mengetahui secara benar apa yang menjadi fungsi dan tujuan daripada supervisi akademik yang diterapkan pada guru di sekolah, serta menjelaskan nya kepada guru yang akan di supervisi, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas. b) Mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik melalui

menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran, membangun kerja sama dengan pihak tertentu seperti konselor agar guru dapat meningkatkan pengetahuannya dalam melakukan pemahaman akan psikologi peserta didik.

c) Memberikan motivasi, melakukan penilaian terhadap guru serta membangun kerja sama yang baik diantara guru-guru. Serta memberikan teguran atau instropeksi kepada guru yang tidak mau meningkatkan kompetensi pedagogik serta keefektifan pembelajaran di kelas.

d) Memberikan penghargaan atau reward kepada guru yang memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, dan mengikuti supervisi akademik dengan rutin sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan maupun bagi guru lain.

3. Guru hendaknya:

a) Meningkatkan keefektifan pembelajaran melalui menguasai tujuan pembelajaran, menyediakan dan menggunakan kelengkapan sarana


(42)

119

pembelajaran yang ada di sekolah, melakukan pembelajaran terbimbing kepada siswa, serta melakukan evaluasi diri secara rutin.

b) Mengikuti kegiatan pembinaan yang diadakan oleh kepala sekolah, yakni supervisi akademik secara rutin.

c) Meningkatkan kemampuan pedagogik, dengan cara meningkatkan kembali penguasaan prinsip-prinsip pembelajaran, penguasaan teori, serta penguasaan bahan ajar sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan yang mendukung pekerjaannya, serta saling menukar pengalaman dan informasi yang baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keefektifan pembelajaran di kelas dengan memperluas variabel yang berbeda yang diduga turut memberikan pengaruh terhadap peningkatan keefektifan pembelajaran di kelas, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(43)

120

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ambarita, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung. Alfabeta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yokyakarta: Power Book (IHDINA)

Agung. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta : Bestari Buana Murni

Aqib, Rahmanto. 2007. Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yarama Widya

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Rineka Cipta

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Cooper. 1994. Pisikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya

Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Karyawan”. Cakrawala Galuh, Vol. I, No. 3, Desember 2010 Depdikbud. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2 –

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Engkoswara, dkk. 2008. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Echols, M. John dan Shadly. 2002. Kamus Indonesia- enggeris (An Engglish-Indonesien Ditionary). Jakarta: Gramedia

“Guru Bersetifikasi Segera Dievaluasi”. Rubrik Kesawan Square, Tribun Medan Kamis tanggal 26 Januari 2012 Halaman 9

Hamalik Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hsiao, h.s lin. Dkk. 2010. Location Based Services For OutdoorEcological Lerning System: Design And Implementation. International Forum Of Educational Technology & society. Vol. 13. No. 4. P. 98-111

Hofstede, Geert. 1986. Culture’s Consequences, International Differences in Work – Related Values. London: Sage Publications

Husaini, Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(44)

121

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”. Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010 Jamal. 2009. Manajemen Strategi Anak Usia Dini (PAUD). Yokyakarta: Diva

Press

Jasmani, Mustofa. (2013). Supervisi Pendidikan. Jokjakarta: Ar-ruzz Media Kartono, Kartini. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

“Kompetensi Kepala Sekolah Masih Rendah”. Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12

Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005

Kreitner, Kinicki. 2010. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Kusnendi. 2005. Analisis Jalur : Konsep Dan Aplikasi Dengan Progran SPSS &

lisrel 8. Jurusan Pendidikan, UPI, Bandung

Kusmana. 2009. Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Bandung: Workshop Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jawa Barat di Hotel Khatulistiwa – Jatinagor, 18 Agustus 2009

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Marno. 2006. Kepemimpinan dan Profil Manajer Pendidikan Islam. Malang: UIN Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008. Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International

Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Komtekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Mataram: Alfabeta

Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Pidarta. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Popham, W. James. (2003). Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan).


(45)

122

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Untuk Posikologi dan Pendidikan). Yokyakarta: Pustaka Belajar

Robbin, Stephen P. 2003. Organization Behavior, Concept Controversies, Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada Riduwan. 2008. Sekala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Satori, Djam’an. (1996). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar.

Bandung: Desertasi Doktor Pasca Sarjana IKIP

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Saefuddin, Berdiati. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya Sani, Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Suryosubroto. (2002). Peroses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sarimaya, Farida. (2008). Sartifikasi Guru (Apa, mengapa, dan Bagaimana). Bandung

Sudrajat, Ahmad. (2006). Metode dan Teknik Pembelajaran. www.wijayalabs.wordpress.com

Schumacher, R.E,. Lomax, R.G,. (1996). A Beginners Guide to Structural Equation Modeling. Hilsdale

Stronge, James H. (2013). Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks

Siagian, Sondang P. (2001). Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional.Jakarta:Haji Mas Agung

Sobry. (2008). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram : NTP Press

Sriwidodo, Untung dan Bangun Sugito. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Kepercayaan, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, Vol. 2 No. 1 Desember 2007

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito ______. Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Sutikno. 2005. Pembelajaran Efektif: Apa dan Bagaimana Mengupayakannya?. Mataram : NTP Press


(46)

123

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(1)

akan memotivasi kepala sekolah yang lain serta akan meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.

2. Bagi Kepala Sekolah hendaknya:

a) Mengetahui secara benar apa yang menjadi fungsi dan tujuan daripada supervisi akademik yang diterapkan pada guru di sekolah, serta menjelaskan nya kepada guru yang akan di supervisi, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas. b) Mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik melalui

menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran, membangun kerja sama dengan pihak tertentu seperti konselor agar guru dapat meningkatkan pengetahuannya dalam melakukan pemahaman akan psikologi peserta didik.

c) Memberikan motivasi, melakukan penilaian terhadap guru serta membangun kerja sama yang baik diantara guru-guru. Serta memberikan teguran atau instropeksi kepada guru yang tidak mau meningkatkan kompetensi pedagogik serta keefektifan pembelajaran di kelas.

d) Memberikan penghargaan atau reward kepada guru yang memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, dan mengikuti supervisi akademik dengan rutin sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan maupun bagi guru lain.

3. Guru hendaknya:

a) Meningkatkan keefektifan pembelajaran melalui menguasai tujuan pembelajaran, menyediakan dan menggunakan kelengkapan sarana


(2)

pembelajaran yang ada di sekolah, melakukan pembelajaran terbimbing kepada siswa, serta melakukan evaluasi diri secara rutin.

b) Mengikuti kegiatan pembinaan yang diadakan oleh kepala sekolah, yakni supervisi akademik secara rutin.

c) Meningkatkan kemampuan pedagogik, dengan cara meningkatkan kembali penguasaan prinsip-prinsip pembelajaran, penguasaan teori, serta penguasaan bahan ajar sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan yang mendukung pekerjaannya, serta saling menukar pengalaman dan informasi yang baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keefektifan pembelajaran di kelas dengan memperluas variabel yang berbeda yang diduga turut memberikan pengaruh terhadap peningkatan keefektifan pembelajaran di kelas, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ambarita, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung. Alfabeta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yokyakarta: Power Book (IHDINA)

Agung. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta : Bestari Buana Murni

Aqib, Rahmanto. 2007. Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yarama Widya

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Rineka Cipta

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Cooper. 1994. Pisikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya

Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Karyawan”. Cakrawala Galuh, Vol. I, No. 3, Desember 2010

Depdikbud. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2 –

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Engkoswara, dkk. 2008. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Echols, M. John dan Shadly. 2002. Kamus Indonesia- enggeris (An Engglish-Indonesien Ditionary). Jakarta: Gramedia

“Guru Bersetifikasi Segera Dievaluasi”. Rubrik Kesawan Square, Tribun Medan Kamis tanggal 26 Januari 2012 Halaman 9

Hamalik Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hsiao, h.s lin. Dkk. 2010. Location Based Services For OutdoorEcological Lerning System: Design And Implementation. International Forum Of Educational Technology & society. Vol. 13. No. 4. P. 98-111

Hofstede, Geert. 1986. Culture’s Consequences, International Differences in Work – Related Values. London: Sage Publications

Husaini, Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(4)

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”. Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010

Jamal. 2009. Manajemen Strategi Anak Usia Dini (PAUD). Yokyakarta: Diva

Press

Jasmani, Mustofa. (2013). Supervisi Pendidikan. Jokjakarta: Ar-ruzz Media Kartono, Kartini. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

“Kompetensi Kepala Sekolah Masih Rendah”. Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12

Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005

Kreitner, Kinicki. 2010. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Kusnendi. 2005. Analisis Jalur : Konsep Dan Aplikasi Dengan Progran SPSS &

lisrel 8. Jurusan Pendidikan, UPI, Bandung

Kusmana. 2009. Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Bandung:

Workshop Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jawa Barat di Hotel Khatulistiwa – Jatinagor, 18 Agustus 2009

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Marno. 2006. Kepemimpinan dan Profil Manajer Pendidikan Islam. Malang: UIN Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008. Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International

Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Komtekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas

Profesionalisme Guru. Mataram: Alfabeta Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Pidarta. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Popham, W. James. (2003). Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan).


(5)

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Untuk Posikologi dan Pendidikan). Yokyakarta: Pustaka Belajar

Robbin, Stephen P. 2003. Organization Behavior, Concept Controversies, Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada Riduwan. 2008. Sekala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Satori, Djam’an. (1996). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar.

Bandung: Desertasi Doktor Pasca Sarjana IKIP

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Saefuddin, Berdiati. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya Sani, Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Suryosubroto. (2002). Peroses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sarimaya, Farida. (2008). Sartifikasi Guru (Apa, mengapa, dan Bagaimana). Bandung

Sudrajat, Ahmad. (2006). Metode dan Teknik Pembelajaran.

www.wijayalabs.wordpress.com

Schumacher, R.E,. Lomax, R.G,. (1996). A Beginners Guide to Structural Equation Modeling. Hilsdale

Stronge, James H. (2013). Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks

Siagian, Sondang P. (2001). Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional.Jakarta:Haji Mas Agung

Sobry. (2008). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram : NTP Press

Sriwidodo, Untung dan Bangun Sugito. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Kepercayaan, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, Vol. 2 No. 1 Desember 2007

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito ______. Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Sutikno. 2005. Pembelajaran Efektif: Apa dan Bagaimana Mengupayakannya?. Mataram : NTP Press


(6)

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara