UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3
PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016

Oleh :
Dedi Irwanto
NIM 4121111006
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


i

ii

RIWAYAT HIDUP
Dedi Irwanto adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir di Cinta
Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, tanggal 09 April 1994. Ayah
bernama Musriadi dan Ibu bernama Prismayani. Pada tahun 2000 penulis masuk
SD Negeri 106806 Cinta Rakyat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan dan lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3
PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016
Dedi Irwanto (NIM 4121111006)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, (2) mengetahui bagaimana
keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII-2 yang
berjumlah 33 siswa. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2
siklus. Pada siklus I kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih dalam
kategori rendah, yaitu nilai rata-rata 58,18 dengan 19 siswa dari 33 siswa telah
mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus I ini, kemampuan
pemecahan masalah secara klasikal belum tercapai karena masih 57,58%, sehingga
pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam
kategori sedang, yaitu nilai rata-rata 79,59 dengan 29 siswa dari 33 siswa telah
mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus II ini, kemampuan
pemecahan masalah secara klasikal sudah tercapai yaitu sebanyak 87,88%, maka
tindakan dihentikan.
Berdasarkan hasil kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke
siklus II disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi
Kelompok, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok pada siklus I dikatakan tidak efektif, karena
salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa tidak mencapai 85% ( 57,58%). Sedangkan
pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1) ketuntasan klasikal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai 87,88%, (2) ketuntasan
tujuan pembelajaran telah dicapai oleh ≥65% siswa, (3) waktu yang dibutuhkan
untuk proses pembelajaran tidak melebihi seperti biasa, dan (4) respon positif dari
siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kata Kunci: investigasi kelompok, kemampuan pemecahan masalah matematis

iii


IMPROVING MATHEMATIC PROBLEM SOLVING ABILITY OF
STUDENTS BY USING COOPERATIVE LEARNING GROUP
INVESTIGATION TYPE IN GRADE VIII OF
SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN
ACADEMIC YEAR 2015/2016
Dedi Irwanto (NIM 4121111006)
ABSTRACT
The objectives of this study are: (1) to know how the improvement of
student’s mathematic problem solving ability by using cooperative learning group
investigation type, (2) to know how the effectiveness of cooperative learning group
investigation type in improving student’s mathematic problem solving ability. The
methode of this research was classroom action research. The subject of this research
was 33 students grade VIII-2. The object of this research was improving student’s
mathematic problem solving ability by using cooperative learning group investigation
type.
This research was a classroom action research with two cycles. On the first
cycle, the mathematic problem solving ability of the students was low, with mean
58,18 and 19 students among 33 students passed the requirement ≥65. In this first
cycle the students’ mathematic problem solving ability had not reached classically,

because it was only 57,58%, so the study was continued to the second cycle.
On the second cycle, the students’ mathematic problem solving ability was on
medium, with mean 79,59 with 29 students among 33 students passed the
requirement ≥65. In this second cycle, the students’ mathematic problem solving
ability classically had been reached with 87,88%. So, the treatment was stopped.
Based on the students’ mathematic problem solving ability from the first cycle
to the second cycle, it was concluded the cooperative learning group investigation
type, improved students’ mathematic problem solving ability.
Teaching mathematic by using cooperative learning group investigation type
in the first cycle was not effective, because one of the effectiveness indicator which
was the classical passing grade of students’ mathematic problem solving ability had
not passed 85% ( 57,58%). While on the second cycle, it was effective because (1)
the passing grade of students’ mathematic problem solving ability had passed
87,88%, (2) the passing grade of the study had been reached by ≥65% students, (3)
time thet needed for the teaching and learning process was like the usual, and (4)
positives responses from the students about the teacing learning process
Keyword: Group Investigation, mathematic problem solving ability

iv


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
menitipkan setitik ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “ Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Di
Kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak

Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Ibu Dr. Nerli Khairani, M.Si, dan Ibu Dra. N.
Manurung, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga
kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd beserta seluruh Wakil Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak
Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen
serta staf pegawai jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Rusman, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 3 Percut Sei
Tuan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu
Erydawaty, S.Pd, M.Si selaku guru bidang studi Matematika kelas VIII-2 SMP

v

Negeri 3 Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

tercinta Musriadi dan Ibunda tercinta Prismayani orangtua penulis yang telah
mengasuh, membimbing, mendoakan, senantiasa memberi kasih sayang, semangat
serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya hingga skripsi ini
selesai. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akirat kepada Ayahanda
dan Ibunda, Aamiin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adikku tersayang
M. Dimas Saputra dan Abdi Setiawan yang selalu memberikan dukungan,
motivasi dan doa.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan, atas dukungan dan masukan
kepada teman sekelas penulis Dedi Ginting, Dwi Ayu, Novi, Eka, dan temanteman DIK A 2012 yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu. Begitu juga
dengan teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Beringin yang telah berbagi
pengalaman yang tak terlupakan dengan penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat BPJS
yang sangat penulis sayangi

(Khaidir Wijaya, Dimas Nuari Surya, Rizki

Kurniawan, dan Najamuddin P. Sitopu) yang selalu setia menemani, memberi
masukan, dan membantu penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan,
Penulis,

Dedi Irwanto
NIM. 4121111006

2016

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel


xi

Daftar Lampiran

xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

8

1.3.

Batasan Masalah

8

1.4.

Rumusan Masalah

8

1.5.

Tujuan Penelitian

9

1.6.

Manfaat Penelitian

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Kerangka Teoritis

10

2.1.1

Pengertian Masalah Matematika

10

2.1.2

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

11

2.1.3

Model Pembelajaran Kooperatif

12

2.1.4

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

14

2.1.4.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Investigasi Kelompok

15

2.1.4.2 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Investigasi Kelompok

18

2.1.4.3 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

2.2

Tipe Investigasi Kelompok

18

Kubus dan Balok

19

vii

2.2.1

Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok

19

2.2.2

Jaring-jaring Kubus dan Balok

23

2.2.3

Luas Permukaan Kubus dan Balok

26

2.2.4

Volume Kubus dan Balok

27

2.3

Penelitian yang Relevan

29

2.4

Kerangka Konseptual

30

2.5

Hipotesis Tindakan

31

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

32

3.2

Subjek dan Objek Penelitian

32

3.2.1

Subjek Penelitian

32

3.2.2

Objek Penelitian

32

3.3

Jenis Penelitian

32

3.4

Prosedur Penelitian

32

3.4.1

Siklus I

33

3.4.1.1 Permasalahan I

33

3.4.1.2 Perencanaan Tindakan I

34

3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

34

3.4.1.4 Obsevasi I

34

3.4.1.5 Analisis Data I

35

3.4.1.6 Refleksi I

35

3.4.2

Siklus II

36

3.5

Instrumen Penelitian

37

3.5.1

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

37

3.5.2

Observasi

37

3.6

Teknik Analisis Data

37

3.6.1

Reduksi Data

37

3.6.2

Paparan Data

38

3.6.2.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah

48

3.6.2.2 Analisis Hasil Observasi

41

3.6.3

42

Kesimpulan Data

viii

3.7

Indikator Keberhasilan Penelitian

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian

44

4.1.1

Hasil Penelitian Siklus I

44

4.1.1.1 Permasalahan

44

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I

50

4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I

51

4.1.1.4 Tahap Observasi I

56

4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I

58

4.1.1.5.1Analisis Tindakan Guru

58

4.1.1.5.2Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

59

4.1.1.6 Refleksi I

69

4.1.2

71

Hasil Penelitian Siklus II

4.1.2.1 Permasalahan

71

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II

72

4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II

74

4.1.2.4 Tahap Observasi II

79

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II

80

4.1.2.5.1Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

80

4.1.2.6 Refleksi II

86

4.2

Temuan Penelitian

87

4.3

Pembahasan Hasil Penelitian

88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

94

5.2

Saran

94

DAFTAR PUSTAKA

96

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No. 1

3

Gambar 1.2 Jawaban Tes Siswa No.2

4

Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH

19

Gambar 2.2 Diagonal Bidang Kubus ABCD.EFGH

20

Gambar 2.3 Diagonal Ruang Kubus ABCD.EFGH

20

Gambar 2.4 Bidang Diagonal Kubus ABCD.EFGH

21

Gambar 2.5 Balok ABCD.EFGH

21

Gambar 2.6 Diagonal Bidang balok ABCD.EFGH

22

Gambar 2.7 Diagonal Ruang Balok ABCD.EFGH

23

Gambar 2.8 Bidang Diagonal Balok ABCD.EFGH

23

Gambar 2.9 Balok

24

Gambar 2.10 Kubus

24

Gambar 2.11 Kubus ABCD.EFGH

25

Gambar 2.12 Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH

25

Gambar 2.13 Balok

25

Gambar 2.14 Jaring-jaring Balok

25

Gambar 2.15 Kubus ABCD.EFGH

26

Gambar 2.16 Balok ABCD.EFGH

26

Gambar 2.17 Volume Kubus dan Balok

27

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

36

Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Pada Tes Awal

45

Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa di Tiap Aspek Pemecahan
Masalah Pada TKPM 1

63

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Per Indikator Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis I
Gambar 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa di Tiap Aspek Pemecahan

64

x

Masalah Pada TKPM II

83

Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Pada TKPM II

84

Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

88
90

Gambar 4.8 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Pada Siklus II

90

xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

15

Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa

43

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Pemecahan Masaah Siswa

45

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Observasi

46

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal

45

Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal

46

Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus I

60

Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah I

61

Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

61

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

62

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil
Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

63

Tabel 4.9 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I
Tabel 4.10 Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus II

64
81

Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah II

81

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

82

Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil

82

xii

Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II

83

Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

84

Tabel 4.16 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada
Setiap Aspek/langkah-langkah Pemecahan Masalah matematis

87

Tabel 4.17 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Setiap siklus

89

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP) Siklus I

98

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP) Siklus I

106

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP) Siklus II

115

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajarn IV (RPP) Siklus II

123

Lampiran 5

Lembar Aktivitas Siswa I

132

Lampiran 6

Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas I

136

Lampiran 7

Lembar Aktivitas Siswa II

140

Lampiran 8

Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas II

145

Lampiran 9

Lembar Aktivitas Siswa III

150

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas III

153

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa IV

156

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktifitas IV

160

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Awal

164

Lampiran 14 Tes Awal

165

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal

167

Lampiran 16 Lembar Validitas Tes Awal

170

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Awal

176

Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

177

Lampiran 19 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

178

Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I

180

Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I

183

Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I

186

Lampiran 23 Tabel Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

187

Lampiran 24 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

188

Lampiran 25 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II

190

Lampiran 26 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 193

xiv

Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika

196

Lampiran 28 Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok Untuk Guru ( Siklus I)

197

Lampiran 29 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Untuk Guru Siklus I 203
Lampiran 30 Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok Untuk Guru ( Siklus II)

205

Lampiran 31 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Untuk Guru Siklus II 211
Lampiran 32 Hasil Tes Awal

213

Lampiran 33 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

215

Lampiran 34 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Lampiran 35 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

217
220

Lampiran 36 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Lampiran 37 Dokumentasi

222
225

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama (Daryanto, 2012:240). Oleh karena itu, matematika
menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan.
Sebagaimana tujuan pembelajaran matematika pada Standar Isi Mata
Pelajaran Matematika Tahun 2006 untuk semua jenjang pendidikan dinyatakan
bahwa mata pelajaran matematika dipelajari dengan tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. mengomunikasikan gagasan dengan tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah)
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika tersebut, tentunya akan
timbul beberapa masalah dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia N0. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan menengah, bahwa salah satu
tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Kenyataannya masih jauh dari harapan, kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat dalam mempelajari
matematika, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sulit, sehingga
menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika.
Pada saat ini, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Kemampuan pemecahan masalah
bagi siswa perlu diupayakan agar siswa mampu mencari solusi berbagai
permasalahan, baik pada bidang matematika maupun masalah dalam kehidupan
sehari-hari

yang

semakin

kompleks

(Ulya,

2015).

Sumiati

(2013:89)

mengemukakan bahwa :
Kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang kreativitas
seseorang, yaitu kemampuan menciptakan ide baru, baik yang bersifat
asli ciptaanya sendiri, maupun merupakan suatu modifikasi (perubahan)
dari berbagai ide yang telah ada sebelumnya. Pada kenyataannya banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
matematika, terutama dalam menyelesaikan soal yang memerlukan
kemampuan pemecahan masalah matematika yang cukup kompleks.
Mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa, merupakan kegiatan dari
seorang guru di mana guru itu membangkitkan siswa-siswanya agar menerima
dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian ia
membimbing siswa-siswanya untuk sampai pada penyelesaian masalah. Bila
seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu akan mampu

3

mengambil keputusan, sebab siswa itu mempunyai keterampilan tentang
bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan
menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya
(Hudojo, 2005:129-130).
Melihat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh
setiap siswa, maka peneliti melakukan survey (tanggal 19 Desember 2015) berupa
pemberian test atau soal untuk menguji sejauh mana kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada materi kubus dan balok. Tes ini ditujukan kepada
beberapa siswa di kelas IX-5 SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016,
sebagai salah satu kelas yang telah mempelajari materi Kubus dan Balok ketika di
kelas VIII.
Berikut adalah soal atau tes yang digunakan untuk menguji sejauh mana
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada pokok bahasan Kubus dan
Balok:
1. Pak Andi ingin menutup permukaan bak sampah berbentuk kubus tanpa
tutup menggunakan seng tipis (ketebalan seng diabaikan). Panjang rusuk
bak sampah kubus tersebut adalah 90 cm. Berapakah luas minimal seng
tipis yang dibutuhkan Pak Andi? Serta tentukan diagonal bidang dari
seng tersebut.

Siswa tidak menuliskan apa
yang diketahui dan yang
ditanya.
Siswa tidak menuliskan
rumus dengan lengkap.
Siswa menyelesaikan soal
dengan langkah yang tidak
tepat.
Siswa hanya ingin cepat
meyelesaikan soal dengan
menggunakan
kalkulator
tanpa mengecek kembali
jawaban yang diperoleh.

Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No.1

4

Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, dapat kita nyatakan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal no.1 masih
rendah. Karena siswa masih belum menyelesaikan masalah sesuai dengan tahapan
pemecahan masalah.
2. Perusahaan pasta gigi Tirta akan mengemas hasil produksinya ke dalam
kemasan yang berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 6
cm, dan tinggi 4 cm tiap kemasan. Kemasan-kemasan tersebut akan
dimasukkan ke dalam kardus besar. Sebuah kardus besar dapat diisi
penuh oleh 30 buah kemasan. Tentukan:
a. Tentukan volume kardus jika, ukuran panjang kardus besar sama
dengan 3 kali lebar kemasan, lebarnya sama dengan 4 kali tinggi
kemasan dan tingginya sama dengan 2 kali panjang kemasan.
b. Luas kertas yang diperlukan untuk membungkus 1 buah kardus besar
… m2 .
Pada lembar jawaban siswa berikut terlihat kesalahan-kesalahan siswa
dalam menyelesaikan permasalahan soal no.2.
Siswa tidak menuliskan apa
yang diketahui dan yang
ditanya.
Siswa tidak menuliskan rumus
yang relevan dengan masalah
yang akan diselesaikan.

Siswa
tidak
mampu
menyelesaikan soal dengan
benar karena menggunakan
rumus yang tidak relevan
Siswa
tidak
melakukan
pengoreksian kembali akan
rumus yang digunakan

Gambar 1.2 Jawaban Tes Siswa No.2

5

Jika dilihat dari jawaban siswa pada soal no.2 tersebut, kemampuan
pemecahan masalah siswa masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari, siswa
tidak dapat menyelesaikan soal sesuai dengan langkah-langkah pemecahan
masalah dan siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan hasil jawaban siswa pada soal no.1 dan 2 dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada materi
kubus dan balok masih rendah. Karena siswa tidak mampu mengerjakan soal yang
diberikan, sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Rendahnya
kemampuan matematika tersebut menyebabkan munculnya sikap ketidaksenangan
siswa terhadap pelajaran matematika. Demikian juga sebaliknya, ketidaksenangan
siswa terhadap mata pelajaran matematika menyebabkan rendahnya kemampuan
matematika tersebut (Ulya, 2015).
Dari beberapa uraian di atas terlihat bahwa siswa yang kurang atau tidak
mampu menyelesaikan soal dikarenakan sikap ketidak senangan terhadap mata
pelajaran matematika serta proses belajar yang kurang bermakna, sehingga
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan salah
seorang guru matematika di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru matematika SMP Negeri
3 Percut Sei Tuan (Ibu R. Gultom) mengatakan:
Pada umumnya pembelajaran masih berpusat pada guru. Dalam proses
pembelajaran matematika siswa banyak menemukan kesulitan, bahkan
mereka tidak mengetahui pada bagian mana yang mereka tidak paham.
Selain itu siswa sering tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran
matematika, sehingga berakibat pembelajaran menjadi tidak bermakna.
Selanjutnya, jika siswa diberikan soal penerapan dalam bentuk soal
cerita, siswa sering kesulitan dalam menentukan apa yang diketahui dan
ditanya pada soal, siswa juga kesulitan dalam mengaitkan konsep yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta siswa juga sering
tidak teliti dalam mengerjakan perhitungan.
Dapat disimpulkan bahwa, penyebab utama rendahnya kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa adalah sikap ketidaksenangan siswa
terhadap mata pelajaran matematika dan proses pembelajaran yang masih berpusat
pada guru, akibatnya siswa hanya menggunakan informasi dari guru saja dalam

6

menyelesaikan soal atau permasalahan matematika. Siswa hanya mampu
mengerjakan soal yang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru tanpa
memahami setiap langkah-langkah atau proses dalam menyelesaikan soal
tersebut. Ketika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang sedikit berbeda
dari contoh yang diberikan, siswa langsung merasa kesulitan. Jika ini
berkelanjutan, lama-kelamaan siswa akan merasa bosan, jenuh dan merasa bahwa
matematika adalah pelajaran yang sangat menyulitkan dan membosankan. Hingga
pada akhirnya tujuan dari pembelajaran matematika yang sesungguhnya tidak
tercapai.
Untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran matematika seperti
yang telah dikemukakan di atas, diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai
dan mampu untuk menarik minat belajar dari siswa terhadap matematika.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih model pembelajaran yang bersifat
pembelajaran kooperatif atau diskusi kelompok.
. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Hosnan (2014:240)

yang

menyatakan bahwa,
pembelajaran kooperatif atau pembelajaran melalui kerjasama adalah
suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama anggota dalam kelompok,
yang terdiri atas dua orang atau lebih. Di mana pada masing-masing
kelompok terdiri atas siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan,
melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang
diajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan yang lain belajar, sehingga
bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai
semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan nantinya diskusi yang terjadi dalam
pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk memperkenalkan keterkaitan
antara ide-ide yang dimiliki siswa dan mengorganisasikan pengetahuannya
kembali. Melalui diskusi, keterkaitan skema siswa akan menjadi lebih kuat
sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika menjadi
lebih baik.

7

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, dalam hal ini peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang
dirasa sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa.
Metode

pembelajaran

investigasi

kelompok

merupakan

metode

pembelajaran dimana siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topic/sub topic maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi dan metode ini
menuntut para siswa memiliki kemampuan komunikasi dengan baik dalam arti
bahwa metode pembelajaran investigasi kelompok itu metode yang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari
buku pelajaran, masyarakat, internet. Metode ini dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat
terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Arifin,
2015:13) . Hal ini didukung oleh Hosnan yang menyatakan beberapa kegunaan
dari model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
Sebagaimana menurut Hosnan (2014:258):
Tipe investigasi kelompok dapat digunakan untuk membimbing siswa
agar mampu berpikir sistematis, kritis, analitik, berpartisipasi aktif dalam
belajar dan berbudaya kreatif melalui kegiatan pemecahan masalah.
Dalam proses belajar melalui group investigasi, siswa akan belajar aktif
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri. Dengan
jalan itulah siswa dapat menyadari potensi dirinya.
Sehingga peneliti, ingin lebih lanjut meneliti mengenai pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “ Upaya
meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Di
Kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016”.

8

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 3 Percut
Sei Tuan terhadap materi Kubus dan Balok masih rendah.
2. Siswa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan menganggap matematika adalah
pelajaran yang sulit.
3. Guru Matematika SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan belum melakukan
pembelajaran yang inovatif, khususnya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok dalam mengajarkan matematika
kepada siswa.
4. Siswa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan matematika pada materi kubus dan balok.

1.3 Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus,
melihat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori serta
mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan pada materi kubus dan
balok T.A. 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1.

Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan pada materi Kubus dan Balok
T.A. 2015/2016?

9

2.

Bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut T.A. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan pada materi
Kubus dan Balok T.A. 2015/2016.
2. Untuk mengetahui bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan T.A.
2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini
memberi manfaat antara lain :
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk
menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
dalam pengajaran matematika.
2. Bagi saya, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.
3. Bagi siswa, dapat menjadi pengalaman belajar yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran pokok bahasan lainnya, guna meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika dan memberikan hasil
belajar yang memuaskan.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan menambah informasi dan
masukan guna penelitian atau pengkajian lebih lanjut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok mengalami peningkatan,
yaitu pada tes awal nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yaitu 29,49 (kategori sangat rendah), selanjutnya pada tes kemampuan
pemecahan masalah I mengalami peningkatan menjadi 58,18 (kategori rendah),
dan pada tes kemampuan pemecahan masalah II meningkat menjadi 79,59
(kategori sedang).
2. Pembelajaran matematika pada materi Kubus dan Balok dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siklus I dapat
dikatakan tidak efektif karena tidak memenuhi salah satu indikator efektivitas
pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa tidak mencapai 85% ( 57,58%). Sedangkan pada siklus II
pembelajaran dikatakan efektif karena (1) ketuntasan klasikal tes kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa mencapai 87,88%, (2) ketuntasan tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh lebih dari 65% siswa, (3) waktu yang
dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak melebihi seperti biasa, dan (4)
respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan,
terlihat dari banyaknya siswa yang mulai percaya diri untuk maju
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok sebaiknya dalam pembentukan kelompok 3-4 orang
anggota dalam satu kelompok.

95

2. Kepada guru mata pelajaran matematika yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok harus mampu
menguasai keadaan kelas agar tidak ricuh ketika proses pembelajaran.
3. Kepada guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok sebaiknya jangan menggunakan model ini ketika
jam-jam pelajaran akhir, karena biasanya pada jam pelajaran tersebut
tingkat konsentrasi dan fokus siswa sudah berkurang.
4. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
hendaknya mampu memilih observer yang dapat mengoreksi kekurangan
dalam menyampaikan pembelajaran di kelas, serta mampu member
masukan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Akbar, A.F., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Pecahan
Kelas VII SMP Budi Mulia Medan T.A. 2014/2015, UNIMED, Medan
Anggraini,L., Rusdy A., Ratu I., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Investigasi
Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4.No.
1, 2010 http://3_Lela_Anggraini_33-44_2 (diakses 21 Februari 2016).
Arifin, Z., Afandi, Y. T., (2015), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
kelompok (Group Investigation) dan Strategi Student Team Achievement Division
(STAD) Terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK di
Kota Kediri, ISSN.2355-7249, Volume 2 No. 1, 2015( http://efektor.unpkediri.ac.id
diakses 27 Februari 2016)
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Baroroh, U., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Kreativitas Siswa SMP
Kelas VIII, UNY, Yogyakarta.
Daryanto, Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku
Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed,
Medan
Hasratuddin, (2015), Mengapa Harus Belajar Matematika?, Perdana Publishing, Medan.
Hosnan, M., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press,
Malang.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Lubis, N, M., (2015), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Aritmetika
Sosial Di Kelas VII SMP Negeri 27 Medan, UNIMED, Medan
Notoatmojo, S.,(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

97

Nurharini, D.,Wahyuni, T., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Kelas VIII SMP dan
MTs, Madju, Medan.
Purwanto, M.N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Rusman, (2011), Model–Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Rajawali, Jakarta.
Slavin, R., (2011), Cooperative Learning Teori, Riset dan praktik, Penerbit Nusa Media,
Bandung.
Sumiati, Asra, (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.
Sundawan, D. M., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme
Terhadap kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa, Universitas Swadaya
Gunung jati, Cirebon, Jurnal Euclid, Vol. 1. No. 2, 2014 (fkipunswagati.ac.id/ejournal/index.php/euclid diakses 8 Maret 2016)
Tim, UPPL., (2015), PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN TERPADU PROGRAM S1
KEPENDIDIKAN, Unimed Press, Medan.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Ulya, H., (2015), Hubungan Gaya Kognitif Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika, FKIP Universitas Muria Kudus, Kudus, Jurnal Konseling GUSJIGANG,
Vol. 1 No. 2, 2015, ISSN 2460-1187 jurnal.umk.ac.id/index. php/gusjigang/article
/download/410/442 diakses 27 Februari 2016