PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN

RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN,

DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK

MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

PRATIWI KARTIKA NIM : 7121220012

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Pratiwi Kartika, 7121220012. Pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2016.

Masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya kecurangan pelaporan keuangan dan banyaknya perusahaan dalam negeri maupun luar negeri yang bangkrut ataupun mengalami kerugian mengindikasikan perusahaan gagal dalam mengelola risiko-risiko yang muncul dalam setiap aktivitas perusahan serta belum efektifnya penerapan manajemen risiko. Akibat dari permasalahan ini menyebabkan banyak pihak menuntut pengungkapan ERM, terutama bagi stakeholders yang dapat membantu pengambilan keputusan, dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya, serta dapat meminimalisir risiko yang akan dihadapi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management dengan mempertimbangkan delapan dimensi COSO ERM framework.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 hingga 2014. Dari 50 perusahaan yang terdaftar, dipilih 32 perusahaan sebagai sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari perusahaan berupa annual report. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 19.0.

Hasil penelitian menunjukkan hasil uji parsial untuk variabel komisaris independen nilai signifikansi 0,016 < 0,05, variabel RMC nilai signifikansi 0,023 < 0,05, variabel reputasi auditor nilai signifikansi 0,024 < 0,05, variabel konsentrasi kepemilikan nilai signifikansi 0,895 > 0,05, variabel leverage nilai signifikansi 0,035 < 0,05. Secara simultan menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian ini berpengaruh terhadap pengungkapan ERM dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, dan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan ERM, sedangkan variabel konsentrasi kepemilikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ERM. Dan secara simultan seluruh variabel penelitian ini berpengaruh terhadap pengungkapan ERM.

Kata kunci : Pengungkapan ERM, komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage.


(6)

ii ABSTRACT

Pratiwi Kartika, 7121220012. Influence of comisarist independent, risk management committee, reputation of auditors, ownership concentration, and leverage to wards revelation of Enterprise Risk Management (ERM) in properties companies listed in Indonesia Stock Exchange. Thesis. Accounting Program Studies, Faculty of Economics, University of Medan, in 2016

The problem of this research is the appearance of the cheating financial report and the high quantity of the bancrupt domestic and foreign companies indicates that the companies fail in managing the risk caused by each activities of the companies and the ineffective applying of the risk management. The result of this problems ignite the ERM revelation, mainly for the stakeholders which can be helpful for the decision making, helping the companies achieve the goals and minimalize the risk that will be faced by the companies. This aim of this research is to asses the influence of independent risk management committee, reputation of auditors, ownership concentration and leverage towards the revelation of enterprise risk management by considering the eight dimension COSO ERM framework.

The population used this research are the property companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2013 until 2014. Among 50 companies listed, 32 companies are chosen as the sample based on the criteria that has been fixed by utilizing purposive sampling method. Data used in this research is secondary data from the companies in annual report. The technic of data analysis used in this research is the analysis of double linear regression with SPSS 19.0.

The results of this research partially shows that independent commisarist variable with significance value 0.016 < 0,05, RMC variable with significance value 0,023 < 0,05, auditors’ reputations with significance value 0,024 < 0,05, concentration of ownership variable with significance value 0,89 > 0,05, leverage variable with significance value 0,035 < 0,05. Simultaneosly, the result of this research shows all entire variable in this research impact the ERM revelation with significance value 0,001 < 0,05.

The conclusion of this research shows that independent commisarist, risk management committee, auditors’ reputations and leverage partially impact ERM revelation, however concentration of ownership variable do not impact partially the ERM revelation. And simultaneously, all variable in this research impact the ERM revelations.

Keywords: Revelation of ERM, Independent commisarist,risk management committee, reputation af auditor, ownership concentration and leverage


(7)

1

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor, Konsentrasi Kepemilikan, dan Leverage Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Penulis menyadari tidak dapat menyelesaikan tulisan ini tanpa bantuan dari berbagai pihak lain. Pada kesempatan ini, penulis ucapkan terima kasih terutama kepada kedua orang tua penulis, Garry Casvaroch, Maria Natalia Matryna serta ii Mawarli. Terimakasih untuk semua dukungan, doa, bantuan material maupun moril dan semangat yang diberikan untuk penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan sebagai berikut :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.


(8)

2

5. Bapak Dr. Nasirwan, SE, M.Si, Ak, CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan sekaligus penguji saya.

6. Bapak Hermansyah Sembiring, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan petunjuk, saran dan nasihat dalam menjalani perkuliahan.

7. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan berbagai bantuan hingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. La Ane, M.Si selaku penguji saya yang telah memberikan krtitik, saran dan perbaikan yang membangun dalma penyelesaian skripsi ini.

9. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak, CA, selaku penguji saya yang telah memberikan krtitik, saran dan perbaikan yang membangun dalma penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama peneliti menjalani perkuliahan.

11.Bang Riky Adrian, staff administrasi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, yang telah banyak membantu peneliti dalam pengurusan administrasi selama perkuliahan.

12.Sahabat-sahabat peneliti Bela, Ayu, Debora, Grace, Tisa, terima kasih atas segala bantuan, doa, motivasi, semangat dan dukungannya yang tiada henti. Selalu bersama saling mendukung dalam suka duka dunia perkuliahan.

13.Teman-teman satu dosen pembimbing skripsi Chandni, Esra, Khoirunnisah terima kasih atas dukungan, bantuan, dan semangatnya.

14.Untuk Amar, Vivi, Robi, Ayul yang selalu membantu penulis, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya, motivasi yang tiada henti. Dan juga


(9)

3

untuk Ai, Tyas, Tessa, Leni juga terima kasih untuk segala motivasi dan dukungannya.

15.Untuk Herwin, Safwan, Refdi, Andreas terimakasih atas doa, bantuan, semangat dan motivasinya untuk penulis selama penyusunan skripsi ini. 16.Untuk seluruh teman-teman Akuntansi B 2012 terimakasih atas segala

kebersamaan selama duduk di bangku kuliah.

17.Untuk adik-adikku terbaik dan tersayang Ade, Ezy, Titin, Yudin, terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang diberikan untuk penulis. Semangat buat kalian adik-adikku.

Akhir kata, penulis berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan, dan penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat kesalahan-kesalahan di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Medan, Maret 2016

Pratiwi Kartika NIM.7121220012


(10)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I – PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Identifikasi Masalah ...12

1.3. Batasan Masalah...13

1.4. Rumusan Masalah ...13

1.5. Tujuan Penelitian ...14

1.6. Manfaat Penelitian ...15

BAB II - KAJIAN PUSTAKA ...16

2.1. Landasan Teori ...16

2.1.1 Teori Keagenan ...16

2.1.2 Resiko ...18

2.1.3 Manajemen Resiko ...19

2.1.4 Pengungkapan Manajemen Risiko ...21


(11)

vii

2.1.6 Komite Manajemen Risiko ...25

2.1.7 Reputasi Auditor ...27

2.1.8 Konsentrasi Kepemilikan ...28

2.1.9 Leverage ...29

2.2 Penelitian Terdahulu ...30

2.3 Kerangka Berfikir ...35

2.4 Hipotesis ...38

BAB III METODE PENELITIAN ...39

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...39

3.2 Populasi dan Sampel ...39

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...40

3.3.1 Variabel Penelitian ...40

3.3.2 Definisi Operasional ...41

3.3.2.1 Variabel Dependen ...41

3.3.2.2 Variabel Independen ...41

3.4 Teknik Pengumpulan data ...44

3.5 Teknik Analisis Data ...44

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ...44

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...44

3.5.2.1 Uji Normalitas ...45

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ...45

3.5.2.3 Uji Heterokedastisitas ...46

3.5.2.4 Uji Autokorelasi ...47

3.5.3 Regresi Linier Berganda ...47

3.5.3.1 Koefisien Determinasi ...48

3.5.3 Uji Hipotesis ...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...50

4.1 Hasil Penelitian ...50

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ...50


(12)

viii

4.1.3 Hasil Pengujian Data ...53

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ...53

4.1.3.1.1 Uji Normalitas ...53

4.1.3.1.2 Uji Multikolinearitas ...54

4.1.3.1.3 Uji Heterokedastisitas ...55

4.1.3.1.4 Uji Autokorelasi ...57

4.1.4 Analisis Regresi Berganda ...58

4.1.4.1 Koefisien Determinasi ...59

4.1.5 Pengujian Hipotesis ...60

4.1.5.1 Uji Simultan (Uji F)...60

4.1.5.2 Uji Parsial (Uji T) ...61

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...68

5.1 Kesimpulan ...68

5.2 Keterbatasan ...69

5.3 Saran ... ...70

DAFTAR PUSTAKA ...71 LAMPIRAN


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Nilai Durbin Watson ... 47

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 50

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 51

Tabel 4.3 Kolmogorov Sumirnov ... 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Gletser ... 57

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 57

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi ... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 61


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Berpikir ...37 Gambar 4.1 Diagram Scatter Plot ...56


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Tabulasi Data

Lampiran A.1 Data Perusahaan yang menjadi Sampel Lampiran A.2 Perhitungan Komisaris Independen Lampiran A.3 Perhitungan Komite Manajemen Risiko Lampiran A.4 Perhitungan Reputasi Auditor

Lampiran A.5 Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan Lampiran A.6 Perhitungan Leverage

Lampiran A.7 Perhitungan Pengungkapan ERM Lampiran A.8 Dimensi Pengungkapan ERM Lampiran A.9 Proses Pemilihan Sampel Lampiran B Analisa Data Penelitian

Lampiran B.1 Uji Statistik Deskriptif Lampiran B.2 Uji Normalitas

Lampiran B.3 Uji Multikolinearitas Lampiran B.4 Uji Heterokedastisitas Lampiran B.5 Uji Gletser

Lampiran B.6 Uji Autokorelasi

Lampiran B.7 Analisis Linier Berganda Lampiran B.8 Koefisien Determinasi Lampiran B.9 Uji Simultan

Lampiran B.10 Uji Parsial Lampiran C Berkas Administrasi

Permohonan Pengajuan Judul Nota Tugas

Surat Penelitian Riwayat Hidup


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Setiap perusahaan dalam aktivitas bisnis tidak akan lepas dari risiko yang dihadapi. Perusahaan selalu dihadapkan dengan kenyataan “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, maka perusahaan akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula (Anisa, 2012). Lingkungan bisnis yang semakin ketat berkompetitif akan mendorong perusahaan dalam mengambil resiko yang lebih banyak dari waktu ke waktu. Semakin meningkatnya level perusahaan akan diikuti pula oleh peningkatan level resiko (Safitri, 2013).

Berkembangnya kompleksitas aktivitas dunia usaha juga memicu terjadinya berbagai risiko bisnis yang akan dihadapi perusahaan, bahkan perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti hegding dan derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley, et al., 2007). Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat memicu kebutuhan akan pengelolaan perusahaan yang baik dikarenakan risiko yang muncul dalam setiap kegiatan, mendorong perusahaan untuk mengelola risiko secara efektif untuk mengurangi kerugian yang terjadi pada perusahaan dan investor.

Risiko merupakan suatu kondisi yang muncul akibat ketidakpastian (Habibah, 2013). Apabila risiko yang muncul ini tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun bagi pemangku


(17)

2

kepentingan di perusahaan tersebut. Maka risiko yang akan muncul ini perlu dikelola dengan baik oleh manajemen risiko guna menghindari kerugiaan bagi perusahaan. Pengelolaan risiko dilakukan oleh manajemen risiko atau risk management.

Isu mengenai risk management berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang mulai mengungkapkan keberadaan Risk Management Committee sebagai salah satu bentuk nyata adanya Enterprise Risk Management. Tetapi di lain pihak, banyak perusahaan yang belum mengetahui pentingnya manajemen risiko perusahaan (Putri, 2013).

Skandal akuntansi yang melibatkan perusahaan energy terbesar di Amerika Serikat yaitu Enron, terungkap pada tahun 2001. Skandal akuntansi ini sangat terkenal dikarenakan melibatkan KAP Arthur Andersen, salah satu KAP terbesar di dunia. KAP Arthur Andersen menyulap laporan keuangan Enron menjadi laba sebesar US$ 600 juta dari yang seharusnya merugi (Topan, 2015). Skandal akuntansi ini menjadi bukti nyata bahwa pentingnya pengungkapan informasi sepenuhnya baik informasi positif maupun negative sehingga membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan. Banyak informasi mengenai risiko yang tidak diungkapkan sehingga berdampak pada lunturnya kepercayaan masyarakat dan investor.

Terungkapnya skandal akuntansi yang melibatkan Enron, mendapat reaksi dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) di tahun 2001 yang bekerjasama dengan Pricewaterhouse Coopers (PWC) menyusun kerangka kerja manajemen risiko. Kemudian pada tahun 2004,


(18)

3

kerja sama ini menghasilkan COSO Enterprise Risk Management (ERM) - Integrated Framework (Topan, 2015).

Enterprise Risk Management (ERM) atau manajemen resiko perusahaan merupakan proses yang dipengaruhi oleh board of directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas (COSO, 2004). Enterprise Risk Management, Enterprise Risk Wide-Management, atau Enterprise Risk Governance merupakan istilah yang sering dipakai untuk menyebutkan manajemen risiko perusahaan.

Power (2004) dalam Zhang, et al (2013) menyebutkan praktik manajemen risiko dan pengungkapan risiko menarik perhatian dunia setelah skandal akuntansi besar dan kejatuhan perusahaan di awal tahun 2000-an serta krisis keuangan global pada tahun 2008 (Kirkpatrick, 2009). Peritiwa ini melibatkan perusahaan yang berumur ratusan tahun seperti Enron dan Lehman Brothers. Kebangkrutan beberapa perusahaan seperti Enron, Tyco, WorldCom mengindikasikan prinsip ERM tidak efektif diterapkan baik pada negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia (Husaini, et, al, 2013).

Hasil survey yang dilakukan Deloitte tahun 2009 menyebutkan bahwa dari 111 perusahaan keuangan yang disurvei, 36% perusahaan sudah mengimplementasikan Enterprise Risk Management, dan 23% perusahaan berencana mengimplementasikan Enterprise Risk Management. Penelitian oleh


(19)

4

Mercer Management terhadap kegagalan perusahaan yang termasuk dalam Fortune1000 selama tahun 1993-1998 menunjukkan bahwa 58% kerugian dipicu oleh risiko strategis yang gagal dikelola serta penelitian oleh Booz Allen Hamilton terhadap 1.200 perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari US$1 triliun selama tahun 1999-2003 menunjukkan bahwa dari 360 perusahaan berkinerja terburuk, 87% penyebab kerugian berasal dari risiko strategis yang gagal dikelola (Christina 2013 dalam Topan, 2015).

Banyaknya kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan, adanya perusahaan yang mengalami kebangkrutan ataupun kerugian pada perusahaan luar negeri maupun dalam negeri, memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut belum mampu mengelola risiko yang akan dihadapi perusahaan, sekaligus memberikan gambaran bahwa belum efektifnya penerapan manajemen risiko suatu perusahaan.

Di Indonesia, praktik manajemen resiko masih belum efektif dikarenakan praktik ini masih digabungkan dengan praktik Good Corporate Governance (GCG). Kemudian di tahun 2012, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) mengeluarkan Pedoman Manajemen Resiko Berbasis Governance yang terpisah dari Pedoman GCG. Mekanisme corporate governance dapat mengawasi manajemen dan pengambil keputusan, sehingga memudahkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Handayani, dkk, 2006 dalam Putri, 2013). Peraturan terkait manajemen risiko di Indonesia masih diwajibkan bagi sector perbankan saja karena sector ini memiliki lebih banyak risiko dibanding dengan sector lain. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP tahun 2012


(20)

5

perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu mewajibkan pengungkapan ERM pada perusahaan perbankan. Peraturan Bank Indonesia No. 5 Tahun 2003 mengatur penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Sedangkan untuk sector selain perbankan, penerapan manajemen risiko masih berpatok pada Pedoman Manajemen Risiko Berbasis Governance yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang hanya sebatas dorongan etika dan tidak punya ikatan hukum sehingga perusahaan di Indonesia tidak wajib menggunakannya.

Sirait (2012) mengatakan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian yang akan terjadi karena kurang atau tidak tersedianya informasi yang cukup tentang apa yang akan terjadi . Informasi ini dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan melalui pengungkapan dalam laporan keuangan. Aspek penting dalam pengelolaan risiko adalah pengungkapan risiko (Syifa’, 2013). Manajemen risiko dapat meredam ketidakpastian ini melalui pengungkapan informasi tentang risiko perusahaan.

Pengungkapan risiko dimulai sejak tahun 1998 ketika Instituse of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menerbitkan Financial Reporting of Risk-Proposal for A Statement of Business Risk yang menyarankan perusahaan untuk menyajikan pengungkapan mengenai risiko bisnisnya dalam laporan keuangan (Amran et, al 2009 dalam Febrina, 2013). Pengungkapan manajemen risiko ini penting karena membantu memberikan informasi bagi stakeholder untuk memahami profil risiko dan bagaimana manajemen mengelola risiko. Pengungkapan ERM juga bermanfaat untuk memonitor risiko dan


(21)

6

mendeteksi potensi masalah sehingga dapat melakukan tindakan lebih awal agar masalah tersebut tidak terjadi (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Febrina, 2013).

Menurut Cintya (2014) terdapat keterkaitan logis antara pengelolaan manajemen risiko yang baik dengan kinerja perusahaan yang baik yang kemudian diyakini dapat membantu pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Jika kinerja perusahaan baik, maka tujuan perusahaan untuk mensejahterakan pemegang saham tercapai. ERM memungkinkan sebuah organisasi untuk secara efektif menangani beragam jenis risiko dan peluang, sehingga meningkatkan stakeholders (Susanto, 2012). Beasly (2005) mengatakan bahwa untuk meningkatkan nilai pemegang saham, manajemen harus mengetahui risiko bisnis yang merupakan aspek penting dalam mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Jadi jika perusahaan ingin terus berkompetitif penerapan manajemen risiko merupakan hal yang wajib.

Handayani, dkk (2013) menyebutkan ERM mempunyai manfaat lebih dengan memberikan informasi yang lebih tentang profil risiko perusahaan. Hal ini karena outsiders lebih cenderung mengalami kesulitan dalam menilai kekuatan dan risiko keuangan perusahaan yang sangat finansial dan kompleks. Adanya ERM memungkinkan perusahaan untuk memberikan informasi ini secara financial dan nonfinancial kepada pihak luar tentang profil risiko dan juga berfungsi sebagai sinyal komitmen mereka untuk manajemen risiko (Hoyt & Liebenberg, 2011, dalam Handayani, 2013).

Beberapa factor yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ERM. Factor pertama komisaris independen, Firth dan Rui (2006)


(22)

7

dalam Sari (2013) menjelaskan bahwa struktur Corporate Governance seperti komisaris independen dalam dewan dapat meningkatkan kualitas aktivitas pengawasan dalam perusahaan karena tidak terafiliasi dengan perusahaan sebagai pegawai, dan hal ini merupakan keterwakilan independen dari kepentingan pemegang saham Dewan non eksekutif diharapkan dapat mendukung manajemen risiko yang lebih luas (internal atau eksternal) audit dalam rangka melengkapi tanggung jawab sebagai pemantau, karena dewan non eksektif memiliki tujuan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan pelaporan yang sengaja atau dilakukan oleh manajer.

Faktor kedua Komite Manajemen risiko, luasnya tanggung jawab dan tugas komite audit yang semakin berat memunculkan inisiatif dari perusahaan untuk membuat suatu komite lain yang terpisah dari komite audit untuk menjalankan peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan, atau disebut dengan Risk Management Committee (RMC) (Andarini dan Januarti, 2010). Pembentukan Risk Management Committee (RMC) diperusahaan merupakan salah satu solusi yang dilakukan oleh dewan komite sebagai bagian dari Corporate Governance untuk membantu meningkatkan ERM.

Faktor ketiga reputasi auditor, kehadiran Auditor big four dipandang memiliki reputasi dan keahlian yang baik untuk mengidentifikasi risiko perusahaan yang mungkin terjadi. Big four dapat memberikan panduan kepada klien mengenai praktek GCG yang tepat untuk diterapkan, membantu internal auditor dalam mengevaluasi dan meningkatkan kualitas penilaian pengawasan risiko perusahaan (Andarini dan Januarti, 2010).


(23)

8

Faktor keempat konsentrasi kepemilikan, Rustiarini (2012) dalam Sari (2013) menjelaskan bahwa konsentrasi kepemilikan yang besar oleh pihak tertentu dalam suatu perusahaan akan memiliki beberapa dampak terhadap kualitas implementasi Corporate Governance perusahaan tersebut. Semakin besar tingkat konsentrasi kepemilikan maka semakin kuat tuntutan untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi seperti, risiko keuangan, risiko opersional, reputasi, peraturan dan informasi.

Penelitian mengenai pengungkapan ERM di Indonesia masih sedikit karena pengungkapan manajemen risiko di Indonesia khusunya selain sector perbankan masih bersifat sukarela. Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengungkapan Enterprise Risk Management telah dilakukan namun menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa (2012) tentang analisis factor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko. Penelitian ini menunjukkan leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko. Sedangkan variable jenis industry, tingkat profitabilitas, struktur kepemilikan public tidak berpengaruh pada pengungkapan manajemen risiko.

Ananda (2013) melakukan penelitian pengaruh struktur kepemilikan dan dewan komisaris terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, kepemilikan asing, dan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.


(24)

9

Ruwita (2013) melakukan penelitian terhadap pengungkapan risiko perusahaan dengan karakteristik perusahaan dan corporate governance sebagai variable bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko perusahaan. Frekuensi rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap pengungkapan risiko perusahaan. Sedangkan solvabilitas, likuiditas, keahlian komite, jenis kepemilikan saham public dan saham perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan.

Sari (2013) juga melakukan penelitian terhadap pengungkapan ERM dengan variable independen yaitu corporate governance, konsentrasi kepemilikan, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ERM. Di tahun yang sama Husaini, et al (2013) dan Putri (2013) juga melalukan penelitian terhadap pengungkapan ERM. Hasil dari kedua penelitian ini mendapatkan hasil yang sama yaitu komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ERM.

Syifa (2013) melakuan penelitian mengenai determinan pengungkapan enterprise risk management pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan, reputasi auditor, CRO berpengaruh terhadap pengungkapan ERM. Namun variable leverage tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ERM.

Ramadhani, dkk (2015) melakukan penelitian Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaanterhadap Praktik Manajemen Risiko Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Komite


(25)

10

Manajemen Risiko, ukuran dewan komisaris dan kompleksitas yang memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen risiko perusahaan. Sedangkan, variabel proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, reputasi auditor dan kepemilikan institusi ditemukan tidak berpengaruh terhadap penerapan manajemen risiko dalam perusahaan.

Di tahun yang sama juga Febrina (2013) juga melakukan penelitian yang sama dengan Sari (2013), Putri (2013), Syifa ( 2013) dan Husaini, et al (2013) mengenai pengungkapan ERM. Namun hasil dari penelitian Febrina berbeda dengan peneliti sebelumnya. Dimana hasil penelitian Febrina menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan ERM.

Berdasarkan penelitian yang telah ada, maka penelitian ini mengacu pada penelitian Putri (2013) yang meneliti pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Hasil dari penelitian Putri menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM), sedangkan variable lain yaitu komite manajemen risiko, reputasi auditor, dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Perbedaan factor-faktor yang menpengaruhi pengungkapan ERM dari hasil penelitian diatas menjadi dasar pemikirian peneliti untuk meneliti kembali factor apa sebenarnya yang menpengaruhi pengungkapan ERM.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian Putri (2013) yaitu peneliti menambahkan variable leverage. Penambahan variable ini dikarenakan variable


(26)

11

ini menggambarkan seberapa besar hutang membiayai asset suatu perusahaan, dan hutang ini harus dibayar kepada pihak kreditur namun pihak perusahaan juga perlu mengelola risiko gagal bayar. Dan jika dilihat dari ketidakstabilan kondisi ekonomi di Indonesia dapat membuat risiko ini semakin buruk akibat tuntutan pihak kreditur untuk melunasi hutang dan bunganya kepada pihak perusahaan. Dari kondisi tersebut, maka peneliti mengindikasikan bahwa variable ini juga turut mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

Perbedaan lainnya penelitian ini dari penelitian Putri (2013) terdapat pada lokasi dan tahun penelitiannya. Dimana Putri melakukan penelitian pada perusahaan nonfinansial pada tahun 2009 hingga 2011, sedangkan peneliti melakukan lokasi penelitian pada perusahaan property pada tahun 2013 hingga 2014. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini dikarenakan terjadinya peningkatan pertumbuhan property di Indonesia sehingga memungkinkan risiko yang muncul dalam perusahaan property juga akan semakin besar. Wuryadini, et al (2005:4, dalam Topan, 2015) mengatakan bahwa sector property memiliki efek pelipatgandaan yakni dengan mendorong serangkaian aktivitas sector ekonomi lain. Alasan penulis memilih tahun penelitian ini juga dikarenakan pada laporan Perkembangan Properti Komersial tahun 2013-2014 oleh Bank Indonesia yang menginformasikan bahwa terjadinya peningkatan yang cukup signifikan terhadap kucuran kredit bank umum untuk sector property.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage


(27)

12

terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Perusahaan yang ingin mendapatkan laba tinggi akan menghadapi risiko yang tinggi.

2. Perkembangan kompleksitas bisnis perusahaan, perubahan teknologi, globalisasi, dan ketidakpastian yang muncul dalam aktivitas operasi perusahaan memicu munculnya risiko yang akan dihadapi perusahaan. 3. Kurangnya informasi akan pengungkapan risiko dalam perusahaan dapat

membuat manajemen melakukan kecurangan laporan keuangan.

4. Pengungkapan ERM masih diwajibkan untuk sector perbankkan saja, sehingga untuk sektor lain masih bersifat sukarela.

5. Komisaris independen dapat meningkatkan kualitas pengawasan dalam perusahaan, sehingga dapat memantau risiko-risiko yang mungkin akan muncul dalam aktivitas perusahaan.

6. Adanya komite manajemen risiko dapat membantu perusahaan secara lebih terfokus dalam mengelola risiko yang muncul dalam perusahaan. 7. Dilakukannya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor eksternal yang

dianggap memiliki reputasi yang baik dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko perusahaan yang mungkin muncul.


(28)

13

8. Adanya salah satu pemegang saham mayoritas dalam perusahaan akan menjadi tuntutan bagi perusahaan untuk mengungkapkan risiko-risiko yang muncul dalam perusahaan.

9. Risiko muncul karena kurangnya informasi yang cukup mengenai apa yang akan terjadi dari aktivitas yang dilakukan perusahaan.

10.Pengungkapan manajemen risiko dapat membantu para stakeholders untuk memahami bagaimana manajemen mengelola risiko yang dihadapi perusahaan.

11.Manajemen yang mengetahui risiko yang akan muncul dalam perusahaan dapat memengaruhi kinerja perusahaan tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada perusahaan properti.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?

2. Apakah komite manajemen risiko berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?


(29)

14

3. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?

4. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?

5. Apakah berpengaruh leverage terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?

6. Apakah komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris :

1. Pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan ERM. 2. Pengaruh komite manajemen risiko terhadap pengungkapan ERM. 3. Pengaruh reputasi auditor terhadap pengungkapan ERM.

4. Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan ERM. 5. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan ERM.

6. Pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) ?


(30)

15

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat dan kontribusi sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya tentang variable lain yang berhubungan dengan pengungkapan Enterprise Risk Management.

2. Manfaat Praktisi

Penelitian ini mampu memberikan gambaran bahwa pengungkapan Enterprise Risk Management itu perlu diungkapnkan dalam laopran keuangan dengan tujuan memberikan informasi tentang risiko-risiko yang akan dihadapi perusahaan dalam setiap kegiatannya bagi para pemangku kepentingan, sehingga para pemangku kepentingan dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan dari sisi risiko yang akan dihadapi perusahaan.


(31)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, konsentrasi kepemilikan, dan leverage terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management. Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan manajemen risiko yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia didominasi oleh pengungkapan risiko keuangan dibandingkan dengan pengungkapan lainnya yang telah ditetapkan oleh COSO dalam dimensi pengungkapan Enterprise Risk Management.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen, komite manajemen risiko, reputasi auditor, leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management secara parsial. Sedangkan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

Komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan ERM karena dengan adanya komisaris independen dalam sebuah perusahaan dapat membantu perusahaan melaporkan informasi yang lengkap kepada pihak berkepentingan, sehingga pihak – pihak yang ingin mengetahui risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dapat melihat di dalam laporan tahunan perusahaan. Komite manajemen risiko berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management karena dengan adanya komite manajemen risiko yang dibentuk secara terpisah maka akan lebih memiliki banyak waktu untuk lebih terfokus


(32)

69

dalam mengevaluasi risiko, sehingga pengungkapan ERM yang diungkapkan dalam annual report dapat disampaikan secara menyeluruh bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenain risiko-risiko perusahaan.

Konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management dikarenakan jika adanya kepemilikan yang terkonsentrasi dalam perusahaan, maka pengungkapan akan risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan tidak akan disampaikan dalam annual report perusahaan, tetapi akan disampaikan dalam rapat.

Reputasi auditor berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management karena diduga saat perusahaan menggunakan jasa auditor Big4 pengungkapan ERM akan semakin banyak disampaikan oleh perusahaan dikarenakan auditor Big4 dinilai memiliki kompetensi dalam menilai risiko-risiko perusahaan. Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management karena saat perusahaan memiliki banyak hutang dalam membiayai asset perusahaan maka perusahaan akan dituntut oleh pihak kreditur untuk menyampaikan informasi mengenai risiko-risiko perusahaan karena pihak kreditur takut akan perusahaan gagal membayar utang perusahaan tersebut.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada data yang peneliti gunakan dalam mengukur pengungkapan ERM, dimana peneliti hanya melihat pengungkapan ERM perusahaan dari annual report saja sehingga ada kemungkinan beberapa pengungkapan yang tidak diungkapkan dalam annual report tidak dapat diketahui.


(33)

70

5.3 Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini dan berdasarkan keterbatasan dalam penelitian adalah bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data tambahan yang digunakan dalam pengukuran variabel dependen selain hanya melihat dari annual report, dikarenakan ada kemungkinan pengungkapan akan risiko perusahaan yang tidak disampaikan dalam annual report perusahaan sehingga akan lebih banyak mengetahui pengungkapan apa-apa saja yang disampaikan perusahaan. Dan cara pengukuran variabel dependen ini juga dapat disesuaikan dengan kerangka kerja ISO 31000 : 2009 yang sudah banyak juga digunakan oleh perusahaan di Indonesia sebagai pedoman dalam mengungkapkan risiko-risiko perusahaan.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Andarini dan Januari. 2010. Hubungan karakteristik dewan komisaris dan perusahaan terhadap pengungkapan Risk Management Committee. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.

Ananda, Ikra Febri 2013. Pengaruh struktur kepemilikan dan dewan komisaris terhadap pengungkapan manajemen risiko. Skripsi. Banda Aceh. Unversitas Syiah Kuala

Anisa, Windi Gessy. 2012. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko. Semarang. Universitas Diponegoro Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo

Bank Indonesia. 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. www.bi.go.id (15 Okt 2015).

_______. “Peraturan Bank Indonesia No.14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia”. Jakarta, 2012.

_______. 2012. Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/35/DPNP/2012 Tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu. www.bi.go.id (16 Okt 2015)

_______. 2013. Survei Perkembangan Properti Komersial. www.bi.go.id (15 Okt. 2015).

_______. 2014. Survei Perkembangan Properti Komersial. www.bi.go.id (15 Okt. 2015).

BAPEPAM-LK. 2012. Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-431-BL-2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik. www.bapepam.go.id (15 Okt. 2015).

BAPEPAM. 2004. keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004 tentang tugas dewan komisaris dan pembentukan serta fungsi komite audit. .BAPEPAM. Jakarta

Beasley, Mark., Clune, Richard., dan Dana Hermanson. 2005. ERM: An Empirical Analysis of Factors Associated With Extent of Implementation. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 24, No.6, pp 521-531.

Beasley, Mark., Pagach, Don., dan Richard Warr. 2007. Information Conveyed in Hiring Announcement of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk Management Process. Working Paper. Raleigh: North Carolina State University.


(35)

Bestari, Dwi Handayani. Dan Heri Yanto. 2013. Determinan pengungkapan ERM. Jurnal keuangan dan perbankan, Vol 17 No.3 pp. 333-342

Bursa Efek Indonesia. 2004. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:kep-30/BEJ/07-2004 tentang Proporsi Komisaris Independen dalam jajaran direksi.BEJ.Jakarta

Cintya, Yosefin. 2014. Komite Nominasi dan Renumerasi Di Perusahaan Indonesia Untuk Pelaksanaan Enterprise Risk Management (ERM) Yang Lebih Baik. www.crmsindonesia.org (20 Okt 2015).

COSO. 2004. COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework-Executive Summary. www.coso.org (10 Okt 2015).

Dallas, George. 2004. Governance and Risk Analytical Hand Books for Investors, Managers, Directors, and Stakeholders. Standard and Poor Governance Services, Mc. Graw Hill: New York.

Djojosoedarso, Seisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.

Fakultas Ekonomi. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan. Universitas Negeri Medan

Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Habibah, R, N. 2013. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Risk Management Committee. Semarang. Universitas Diponegoro.

Husaini., Saiful., Fadli., dan Siti Aisya. 2013. Corporate Governance and Enterprise Risk Management An Empirical Evidence from The Unique Two-Tier Borards System of Indonesian Public Listed Companies. World Businesss and Social Science Research Conference. Bangkok. 24-25 Oktober 2013.

Jensen, Michael dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp 305-360

Kirkpatrick, Grant. 2009. The Corporate Governance Lessons from the Financial Crisis. Financial Market Trends, Vol. 2009 No. 1, pp. 1-30.

KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta _______. 2012. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance.


(36)

Meizaroh dan Jurica Lucyanda. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 2011. Nuryaman. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba”. SNA XI. Pontianak, 2008.

Putri, Ernesti Eka. 2013. Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor, dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi COSO ERM Framework). Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ramadhani, Sari. dan Edfan Darlis. 2015. Pengaruh karakteristik dewan komisaris dan karakteristik perusahaan terhadap praktik manajemen risiko perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol. 4 No. 1 pp: 18-32

Ruwita, Cahya. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Safitri. A. K. 2013. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Risk Management Committee. Semarang. Universitas Diponegoro

Sari, Fuji Juwita. 2013. Implementasi Enterprise Risk Management Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Accounting Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, pp 163-170.

Sirait, Renhard. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi ERM (Penelitian Pada Sektor Keuangan dan Perbankan Yang Tercatat di BEI Tahun 2006-2010). www.scribd.com (25 Okt 2015).

Subramaniam, Nava., McManus, Lisa., dan Jiani Zhang. 2009. Corporate Governance, Firm Charactersitics and RMC Formation in Australian Companies. www.proquest.com (10 Nov 2015).

Susanto, Denny. 2014. Keberadaan Direktur Kepatuhan Serta Peran dan Kontribusi Mereka Dalam Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan. www.crmsindonesia.org (20 Okt 2015).

Syifa‟, Layyinatusy. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Konsentrasi Kepemilikan, Reputasi Auditor, dan Chief Risk Officer Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No. 3 pp 286-294.


(37)

Topan. 2015. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko dengan COSO ERM Framework. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dab Studi Kasus. Bogor:Ghali Indonesia

Zhang, Xuan., Taylor, Dennis., Qu, Wen., dan Judith Oliver. 2013. Corporate Risk Disclosures Influence of Institutional Shareholders and Audit Committee. Corporate Ownership and Control Journal, Vol. 10 No. 4, pp 341-353.


(1)

69

dalam mengevaluasi risiko, sehingga pengungkapan ERM yang diungkapkan dalam annual report dapat disampaikan secara menyeluruh bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenain risiko-risiko perusahaan.

Konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management dikarenakan jika adanya kepemilikan yang terkonsentrasi dalam perusahaan, maka pengungkapan akan risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan tidak akan disampaikan dalam annual report perusahaan, tetapi akan disampaikan dalam rapat.

Reputasi auditor berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management karena diduga saat perusahaan menggunakan jasa auditor Big4 pengungkapan ERM akan semakin banyak disampaikan oleh perusahaan dikarenakan auditor Big4 dinilai memiliki kompetensi dalam menilai risiko-risiko perusahaan. Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management karena saat perusahaan memiliki banyak hutang dalam membiayai asset perusahaan maka perusahaan akan dituntut oleh pihak kreditur untuk menyampaikan informasi mengenai risiko-risiko perusahaan karena pihak kreditur takut akan perusahaan gagal membayar utang perusahaan tersebut.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada data yang peneliti gunakan dalam mengukur pengungkapan ERM, dimana peneliti hanya melihat pengungkapan ERM perusahaan dari annual report saja sehingga ada kemungkinan beberapa pengungkapan yang tidak diungkapkan dalam annual report tidak dapat diketahui.


(2)

70

5.3 Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini dan berdasarkan keterbatasan dalam penelitian adalah bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data tambahan yang digunakan dalam pengukuran variabel dependen selain hanya melihat dari annual report, dikarenakan ada kemungkinan pengungkapan akan risiko perusahaan yang tidak disampaikan dalam annual report perusahaan sehingga akan lebih banyak mengetahui pengungkapan apa-apa saja yang disampaikan perusahaan. Dan cara pengukuran variabel dependen ini juga dapat disesuaikan dengan kerangka kerja ISO 31000 : 2009 yang sudah banyak juga digunakan oleh perusahaan di Indonesia sebagai pedoman dalam mengungkapkan risiko-risiko perusahaan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Andarini dan Januari. 2010. Hubungan karakteristik dewan komisaris dan perusahaan terhadap pengungkapan Risk Management Committee. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.

Ananda, Ikra Febri 2013. Pengaruh struktur kepemilikan dan dewan komisaris terhadap pengungkapan manajemen risiko. Skripsi. Banda Aceh. Unversitas Syiah Kuala

Anisa, Windi Gessy. 2012. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko. Semarang. Universitas Diponegoro Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo

Bank Indonesia. 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. www.bi.go.id (15 Okt 2015).

_______. “Peraturan Bank Indonesia No.14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia”. Jakarta, 2012.

_______. 2012. Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/35/DPNP/2012 Tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu.

www.bi.go.id (16 Okt 2015)

_______. 2013. Survei Perkembangan Properti Komersial. www.bi.go.id (15 Okt. 2015).

_______. 2014. Survei Perkembangan Properti Komersial. www.bi.go.id (15 Okt. 2015).

BAPEPAM-LK. 2012. Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-431-BL-2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik.

www.bapepam.go.id (15 Okt. 2015).

BAPEPAM. 2004. keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004 tentang tugas dewan komisaris dan pembentukan serta fungsi komite audit. .BAPEPAM. Jakarta

Beasley, Mark., Clune, Richard., dan Dana Hermanson. 2005. ERM: An Empirical Analysis of Factors Associated With Extent of Implementation. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 24, No.6, pp 521-531.

Beasley, Mark., Pagach, Don., dan Richard Warr. 2007. Information Conveyed in Hiring Announcement of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk Management Process. Working Paper. Raleigh: North Carolina State University.


(4)

Bestari, Dwi Handayani. Dan Heri Yanto. 2013. Determinan pengungkapan ERM. Jurnal keuangan dan perbankan, Vol 17 No.3 pp. 333-342

Bursa Efek Indonesia. 2004. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:kep-30/BEJ/07-2004 tentang Proporsi Komisaris Independen dalam jajaran direksi.BEJ.Jakarta

Cintya, Yosefin. 2014. Komite Nominasi dan Renumerasi Di Perusahaan Indonesia Untuk Pelaksanaan Enterprise Risk Management (ERM) Yang Lebih Baik. www.crmsindonesia.org (20 Okt 2015).

COSO. 2004. COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework-Executive Summary. www.coso.org (10 Okt 2015).

Dallas, George. 2004. Governance and Risk Analytical Hand Books for Investors, Managers, Directors, and Stakeholders. Standard and Poor Governance Services, Mc. Graw Hill: New York.

Djojosoedarso, Seisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.

Fakultas Ekonomi. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan. Universitas Negeri Medan

Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Habibah, R, N. 2013. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Risk Management Committee. Semarang. Universitas Diponegoro.

Husaini., Saiful., Fadli., dan Siti Aisya. 2013. Corporate Governance and Enterprise Risk Management An Empirical Evidence from The Unique Two-Tier Borards System of Indonesian Public Listed Companies. World Businesss and Social Science Research Conference. Bangkok. 24-25 Oktober 2013.

Jensen, Michael dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp 305-360

Kirkpatrick, Grant. 2009. The Corporate Governance Lessons from the Financial Crisis. Financial Market Trends, Vol. 2009 No. 1, pp. 1-30.

KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta _______. 2012. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance.


(5)

Meizaroh dan Jurica Lucyanda. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 2011.

Nuryaman. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba”. SNA XI. Pontianak, 2008.

Putri, Ernesti Eka. 2013. Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor, dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi COSO ERM Framework). Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ramadhani, Sari. dan Edfan Darlis. 2015. Pengaruh karakteristik dewan komisaris dan karakteristik perusahaan terhadap praktik manajemen risiko perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol. 4 No. 1 pp: 18-32

Ruwita, Cahya. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Safitri. A. K. 2013. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Risk Management Committee. Semarang. Universitas Diponegoro

Sari, Fuji Juwita. 2013. Implementasi Enterprise Risk Management Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Accounting Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, pp 163-170.

Sirait, Renhard. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi ERM (Penelitian Pada Sektor Keuangan dan Perbankan Yang Tercatat di BEI Tahun 2006-2010).

www.scribd.com (25 Okt 2015).

Subramaniam, Nava., McManus, Lisa., dan Jiani Zhang. 2009. Corporate Governance, Firm Charactersitics and RMC Formation in Australian Companies. www.proquest.com (10 Nov 2015).

Susanto, Denny. 2014. Keberadaan Direktur Kepatuhan Serta Peran dan Kontribusi Mereka Dalam Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan. www.crmsindonesia.org (20 Okt 2015).

Syifa‟, Layyinatusy. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Konsentrasi

Kepemilikan, Reputasi Auditor, dan Chief Risk Officer Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No. 3 pp 286-294.


(6)

Topan. 2015. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko dengan COSO ERM Framework. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dab Studi Kasus. Bogor:Ghali Indonesia

Zhang, Xuan., Taylor, Dennis., Qu, Wen., dan Judith Oliver. 2013. Corporate Risk Disclosures Influence of Institutional Shareholders and Audit Committee. Corporate Ownership and Control Journal, Vol. 10 No. 4, pp 341-353.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor dan Konsentrasi Kepemilikan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi Coso Erm Framework) ( Studi Empiris pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di Bursa Efek In

2 36 163

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, REPUTASI AUDITOR DAN CHIEF RISK OFFICER TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

3 64 153

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2