IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI/JASA DI SMK NEGERI 2 LANGSA.

IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH
DALAM PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI/JASA
DI SMK NEGERI 2 LANGSA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:
ROSSY SANDRA
NIM: 8146132055

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK
ROSSY SANDRA. Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah

dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. Tesis. Program
Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan.
2016.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan
kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik. Pelaksanaan
penelitian di SMK Negeri 2 Langsa pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan
Mei 2016. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan kepala unit produksi/jasa
sekolah. Pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) Kepala sekolah belum membuat
program dan strategi dalam pengembangan Unit Produksi/Jasa di sekolah, (2)
Dalam pelaksanaannya, Unit Produksi/Jasa kurang melibatkan guru dan siswa, (3)
Walaupun dikelola secara sederhana, namun Unit Produksi/Jasa sekolah
mempunnyai order yang cukup banyak, (4) Kepala sekolah belum menjalankan
fungsi kepengawasan secara efektif. Di samping itu SMK Negeri 2 Langsa masih
mempunyai program studi yang layak untuk dikembangkan sebagai Unit
Produksi/Jasa sekolah, seperti Program Studi Furniture dan Program Studi Teknik
Pengelasan. Sebagai masukan untuk penelitian ini adalah tertib administrasi dan
melibatkan lebih banyak guru dan siswa dalam Unit produksi/Jasa sekolah akan

lebih baik dan lebih efektif dalam mencapai tujuan utama Unit Produksi/Jasa
sekolah sebagai sumber belajar siswa dan sumber pendanaan pendidikan

Kata Kunci

: kepala sekolah, unit produksi/jasa, kompetensi kewirausahaan

i

ABSTRACT

ROSSY SANDRA. The Implementation of Entrepreneurship Competency of
Principal in Management of Production Unit/Service at SMK Negeri 2 Langsa. A
Thesis, Educational Administration Study Program, Graduate Program of State
University of Medan, 2016.
This study aims to determine the implementation of Entrepreneurship of
principal in the management Production Unit/Services at SMK Negeri 2 Langsa
which includes planning, organizing, actualizing , and controlling. This study used
a naturalistic qualitative approach. The research started from March till May 2016
at SMK Negeri 2 Langsa. The research Subjects were principals and heads of

Production Unit/Services of the school. The Data collection used in this study are
interviews, observation and documentation study. The results of the study are as
follows: (1) The principal has not made programs and strategies in developing
Production Unit/Services of the school, (2) In practice, Production Unit/Services
with little involvement of teachers and students, (3) Although it is a simply
managed, yet the Production Unit/Services of the school has many demands, (4)
the principal has not run a controlling function effectively. Besides, SMK Negeri
2 Langsa has other study programs that tend to develop as a Production
Unit/Services in school, such as Furniture Study Program and Welding
Engineering Study Program. As the input for this study proposed is a good
administration and by involving more teachers and students in the Unit
Production/Services school, so it will be better and more effective in achieving the
main goal of Production Unit/Services school as a learning resource for students
and a source of funding for education.

Key Words: School Principal, Production Unit/Service, Entrepreneurship Competency

ii

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
melimpahkan

telah

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik. Tesis yang

berjudul “Implementasi Kompetensi

Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK
Negeri 2 Langsa” ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa tesis dapat diselesaikan berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Semoga bantuan
dan dorongan yang telah diberikan menjadi amal ibadah.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd

selaku pembimbing I dan Dr. Darwin, M.Pd selaku pembimbing II beserta seluruh
narasumber yakni Prof. Dr. Yusnadi, M.Si, Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd,
dan Dr. Mian Siahaan, M.M yang senantiasa memberikan bimbingan, masukan,
dan motivasi pada penulis. Tidak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan
kepada:
1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2
Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku rektor Universitas Negeri Medan

iii

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga,M.Pd, selaku direktur Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
4. Dr. Darwin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Magister Administrasi

Pendidikan Universitas Negeri Medan
5. Segenap dosen dan staf Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksesnya
penyelesaian studi.
6. Kepala Sekolah, guru , karyawan dan para siswa di SMK Negeri 2 Langsa
yang telah memberikan ijin, bantuan dan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada penulis dalam menggali data untuk penulisan tesis.
7. Mahasiswa AP Kepengawasan angkatan III, yang telah menjadi keluarga,
sahabat dalam dua tahun kebersamaan kita.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu
Penulis dalam menyelesaikan tesis.

Penghargaan secara khusus kepada orang tua, suami, dan ananda Keyrien
A Raai dan Keytien W Raai yang selalu mendoakan setiap langkah dalam
kehidupan penulis. Spesial buat kakanda Debby SP atas dukungan moril dan
materil selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat
bagi penulis pribadi, pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2016
Penulis


Rossy Sandra
NIM. 8146132055

iv

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2

Fokus Masalah ...........................................................................................9

1.3

Rumusan Masalah ......................................................................................9

1.4

Tujuan Penelitian .......................................................................................9

1.5

Manfaat Penelitian ...................................................................................10

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA BERLIKIR

2.1

Dasar Teoritis ..........................................................................................11

2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6

Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah ................................11
Kepala Sekolah sebagai Manager .................................................16
Tujuan Unit produksi/Jasa .............................................................18
Prinsip-prinsip Unit Produksi/Jasa .................................................20
Manfaat Unit Produksi/Jasa ..........................................................23
Pengelolaan Unit Produksi/Jasa .....................................................23

v


2.1.7
2.1.8
2.1.9
2.1.10

Perencanaan Unit Produksi/Jasa ...................................................27
Pengorganisasian Unit Produksi/Jasa ............................................29
Pelaksanaan Unit Produksi/Jasa .....................................................30
Pengawasan Unit Produksi/Jasa .....................................................32

2.2

Penelitian yang Relevan ..........................................................................33

2.3

Kerangka Berfikir ....................................................................................39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1


Pendekatan Penelitian .............................................................................45

3.2

Teknik Penelitian ....................................................................................46

3.3

Data dan Sumber Data ............................................................................50

3.4

Analisis Data ...........................................................................................51

3.5

Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Data Penelitian ........................................................................58

4.2

Hasil Penelitian .......................................................................................64

4.3

Pembahasan..............................................................................................71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan ..............................................................................................78

5.2

Implikasi ..................................................................................................80

5.3

Saran ........................................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................83
LAMPIRAN .........................................................................................................86

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1

: Jadwal penelitian ..........................................................................47

Tabel 4.1

: Daftar program pelatihan & mata pelatihan
di SMK Negeri 2 Langsa..............................................................59

Tabel 4.2

: Daftar guru & pegawai di SMK Negeri 2 Langsa ......................60

Tabel 4.3

: Data murid SMK Negeri 2 Langsa ..............................................61

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Pedoman observasi, studi dokumen, dan wawancara ....................86

Lampiran 2.

Hasil wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Langsa ..............89

Lampiran 3.

Lembar observasi kondisi lingkungan dan fisik
SMK Negeri 2 Langsa....................................................................94

Lampiran 4.

Lembar dokumen Unit Produksi/Jasa sekolah ...............................98

Lampiran 5.

Perwal Langsa Nomor 16 Tahun 2015 ........................................100

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat
dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan
kualitas sumber daya manusia, termasuk sumber daya tenaga pendidik dan
kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kondisi
tersebut diiringi dengan tumbuh dan berkembangnya tuntutan demokratisasi
pendidikan, akuntabilitas, tuntutan kualitas serta jaminan mutu dari dunia
kerja. Sehingga tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki kualitas
yang handal sebagai jaminan mutu hasil proses pendidikan yang dilakukan.
Seiring dengan berbagai tuntutan kualitas tersebut, pemerintah telah
melahirkan berbagai peraturan perundangan yang pada dasarnya memberikan
jaminan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, termasuk mutu kepala
sekolah sebagai pimpinan pada unit terkecil penyelenggara pendidikan.
Kepala sekolah merupakan guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin semua sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini
mengharuskan kepala sekolah tidak saja bertanggungjawab mengelola guru,
dan staf serta peserta didik, tetapi juga harus menjalin hubungan sekolah
dengan masyarakat secara luas. Sukses atau tidak-nya pendidikan dan
1

pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah
dalam mengelola setiap komponen sekolah. Paradigma pendidikan yang
memberikan kewenangan luas kepada sekolah dalam mengembangkan
berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah
dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan
visi dan misi yang diemban sekolah.
Dalam kerangka inilah, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan
manajemen dan kepemimpinan yang tinggi untuk membangun sekolah efektif
dengan kualitas manajemen yang ditandai oleh beberapa indikator, yaitu; (1)
efektivitas belajar dan pembelajaran yang tinggi; (2) kepemimpinan yang kuat
dan demokratis; (3) manajemen tenaga kependidikan yang efektif dan
profesional; (4) tumbuhnya budaya mutu; serta (5) teamwork yang cerdas,
kompak, dan dinamis (Mulyasa, 2013;7). Karena pendidikan di sekolah tidak
sekedar proses yang berkaitan dengan pengetahuan, tetapi mencakup berbagai
hal yang berkaitan dengan masalah fisik, emosional, dan aspek-aspek
finansial. Sehingga pendidikan harus merefleksikan berbagai program nyata
dan melayani berbagai kebutuhan pengguna jasa pendidikan.
Mengenai kualitas kepala sekolah, agar dapat menjalankan tugasnya
dalam mencapai tujuan pendidikan sesuai UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pemerintah telah menerbitkan Permendiknas No 13
tahun 2007

tentang

Standar Kompetensi

Kepala Sekolah.

Dalam

Permendiknas tersebut dikemukakan bahwa setiap kepala sekolah harus
memiliki 5 (lima) kompetensi dasar; yaitu kompetensi
2

kepribadian,

manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan. Dari kelima kompetensi
dasar diatas, kompetensi kewirausahaan mempunyai peran penting dalam
melahirkan program program nyata di sekolah dalam rangka pencapaian mutu
pendidikan.
Kompetensi merupakan kinerja tugas rutin yang integratif, yang
menggabungkan resources (kemampuan pengetahuan, asset dan proses, baik
yang terlihat maupun yang tidak terlihat) yang menghasilkan posisi yang
lebih tinggi dan kompetitif (Wahjosumidjo, 1995;34). Memahami visi dan
misi serta memiliki integritas yang baik saja belum cukup, agar berhasil,
kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat
mengemban tanggungjawabnya dengan baik dan benar.
Dalam kompetensi kewirausahaan terdapat kemampuan dalam; (1)
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) Bekerja
keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif. (3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah, (4)
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah, serta (5) Memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik.
Kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan inovasi yang berguna
bagi pengembangan sekolah dapat dilihat dalam hal: (1) mengidentifikasi dan
menyusun profil sekolah; (2) mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran
sekolah; (3) mengidentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah
3

yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah; (4) melakukan
analisis terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya; (5) mengidentifikasi dan
memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan; (6) menyusun
rencana pengembangan sekolah; dan (9) membuat target pencapaian hasil
untuk setiap program sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone).
Kompetensi diatas dapat terwujud jika kepala sekolah mampu untuk:
(1) memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah;
(2) menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah; (3)
menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan
kreativitas dan inovasi; (4) mendorong warga sekolah untuk melakukan
eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru; (5)
menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan
rewards; dan (6) menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
Kepala sekolah yang berjiwa wirausaha akan memiliki tujuan dan
pengharapan tertentu yang diintegrasikan dalam visi, misi, tujuan dan rencana
sekolah secara realistik, sesuai dengan kemampuan, kondisi, dan faktor
pendukung yang dimiliki sekolah. Tugas kewirausahaan bertujuan agar
sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung jalannya
sekolah,

khususnya

dari

segi

finansial.

Selain

itu

agar

sekolah

membudayakan perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya
para siswa ( Depdiknas, 2008;10). Sekolah juga harus diberi kebebasan untuk
melakukan “kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan” (income
generating activities), sehingga sumber keuangan tidak semata-mata
tergantung pada pemerintah.
4

Mengkaji hal di atas, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK
merupakan sekolah yang mempunyai peluang besar untuk dapat menerapkan
kewirausahaan. SMK mempunyai sumber daya internal yang cukup untuk
mengembangkan kewirausahaan, baik itu sumber daya manusia maupun
sarana dan prasarana yang dapat dioptimalkan. Bila kepala sekolah mampu
memberdayakan semua itu, maka selain mendapatkan penambahan
pendapatan sekolah juga dapat meningkatkan mutu lulusan. Karena tujuan
utama SMK adalah menyiapkan tamatan yang siap bekerja dibidangnya.
Kegiatan sekolah yang mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan
barang atau jasa dan kemudian memperoleh keuntungan dapat disebut dengan
Unit Produksi/Jasa Sekolah.
Unit Produksi/Jasa merupakan suatu sarana pembelajaran dan
berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi dukungan biaya operasional
sekolah. Sarana pembelajaran yang dimaksud adalah tempat belajar bagi guru
dan siswa untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan
pembentukan sikap kerja, karena dalam kegiatan unit produksi terdapat
proses belajar secara langsung dalam menghadapi permasalahan kerja
sesungguhnya. Adapun makna sebagai penghasil dana masukan adalah
kegiatan unit produksi menghasilkan produk atau jasa bernilai ekonomi,
sehingga pengelola dan pelaksana mendapat imbalan jasa. Selain itu
keuntungan dari hasil penjualan barang/jasa dapat digunakan sebagai biaya
operasional sekolah.
Berdasarkan definisi ini SMK dapat mengelola sumber daya di
sekolah dalam bentuk kegiatan Unit Produksi/Jasa sebagai kegiatan ekonomi
5

produktif. Sumber daya di sekolah meliputi; (1) sarana prasarana praktek
yang dapat digunakan dalam proses produksi jasa; (2) guru, siswa dan
karyawan sebagai penggerak, pelaksana kegiatan dan potensi pasar; (3)
program kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
tujuan belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan Unit Produksi/Jasa meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan,
sehingga Unit Produksi/Jasa berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan,
pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi guru dan siswa. Selain itu
selisih biaya produksi atau jasa dengan harga penjualan/tarif jasa
menghasilkan keuntungan sebagai dana tambahan bagi sekolah.
Kemampuan kepala sekolah dalam hal memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan Produksi/Jasa sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik bisa ditunjukkan kepala sekolah melalui; (1) menyiapkan
anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program
pengembangan sekolah secara transparan; (2) menggali sumber dana dari
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan sumbangan lain yang tidak
mengikat; (3) mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada
income generating activities; mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in
and cash out); (4) membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana
dari penyandang dana; (5) melaksanakan sistem pelaporan penggunaan
keuangan yang menunjukan bahwa kewirausahaannya jelas terkontrol secara
finansial.

6

Persoalan yang sering terjadi, Unit Produksi/Jasa sekolah dikelola
dengan sederhana belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen sehingga
mengalami kegagalan. Dikutip dari Rusnani (2012) dikatakan Unit
Produksi/Jasa tidak dikelola oleh manajer yang profesional, sikap mental
tenaga penjual yang lemah, dan tanggung jawab usaha yang rendah.
Disamping itu, hasil pengamatan penulis di SMK Negeri 2 Langsa sedikit
guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan produksi. Berdasarkan hasil
perbincangan secara santai terungkap bahwa kegiatan Unit Produksi/Jasa
hanya berlangsung bila ada pesanan. Tidak ada program kerja yang jelas
yang menjadi pegangan dalam kegiatan Unit Produksi/Jasa. Hal ini
mengakibatkan tujuan utama Unit Produksi/Jasa sebagai sumber belajar dan
sumber dana pendidikan tidak dapat dicapai. Dengan demikian Unit
Produksi/Jasa sekolah perlu dikelola dengan sistem manajemen yang baik,
agar menjadikan Unit produksi/Jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa dan
pendanaan pendidikan benar-benar dapat terwujud.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan
yang menunjang program sekolah. Sebagai manajer kepala sekolah harus mau
dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka
mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan (Wahyudi dkk, 2015;70). Dalam
hal ini kepala sekolah harus memiliki: (1) kemampuan menyusun program,
7

(2) kemampuan menyusun organisasi sekolah, (3) kemampuan menggerakkan
guru, dan (4) kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.
Peran kepala sekolah sebagai manajer di satuan sekolah yang
dipimpinnya terkait keuangan merupakan pejabat yang diberi wewenang
untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran
anggaran.

Sebagai

manajer

keuangan

sekolah

berkewajiban

untuk

menentukan keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur
sekolah serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Tugas manajer keuangan antara lain: (1) Manajemen untuk perencanaan
perkiraan. (2) Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi
dan pembiayaannya (3) Manajemen kerjasama dengan pihak lain (4)
Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya. Hal ini akan membantu
operasional dari suatu Unit Produksi/Jasa Sekolah.
Walaupun mempunyai porsi yang kecil, semua kegiatan Unit
Produksi/Jasa sekolah harus dipersiapkan dengan sistem pengelolaan yang
profesional. Pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan harus terdata dengan baik. Oleh karena itu,
penelitian ini akan memberikan gambaran tentang implementasi kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah di SMK Negeri 2 Langsa dalam mengelola
Unit Produksi/Jasa Sekolah.

1.2 Fokus Masalah

Keterbatasan kemampuan, waktu, dan dana serta untuk menjaga
kualitas penelitian, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah pada
8

implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola
Unit Produksi/Jasa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana implementasi kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK
Negeri 2 Langsa?”
Selanjudnya pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam
perencanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?
2. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam
pengorganisasian Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?
3. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam
pelaksanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?
4. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam
pengawasan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
dalam perencanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa
2. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
dalam pengorganisasian Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa
9

3. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
dalam pelaksanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa
4. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
dalam pengawasan terhadap Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep kewirausahaan
kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah.
Manfaat praktis
1. Dapat menjadi pertimbangan kebijakan bagi kepala dinas pendidikan
Kota Langsa, khususnya dalam hal pengelolaan Unit Produksi/Jasa
sekolah.
2. Dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit
Produksi/Jasa sekolah.
3. Dapat memberikan motivasi kepada guru untuk melakukan kegiatankegiatan yang dapat menjadi sumber belajar bagi siswa sekaligus sebagai
sumber pendanaan bagi pendidikan.

10

78

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di
SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kepala sekolah belum melaksanakan fungsi perencanaan pada Unit
Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. “Pelaksanaan Unit Produksi
secara Profesional” yang tercantum pada Misi sekolah

perlu

ditindaklanjuti dengan program-program dan penetapan strategi.
b. Begitu juga dengan pengorganisasian Unit Produksi/Jasa sekolah.
Kepala sekolah belum membentuk struktur organisasi dari Unit
Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. Hanya ada kepala Unit
Produksi/Jasa. Kepala Unit Produksi/Jasa bertugas mengelola sub unit
produksi bengkel kendaraan roda dua dan penjualan air bersih.
Sedangkan untuk penyewaan gedung dan kantin dikelola oleh wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Kepala Unit Produksi/Jasa
dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana membuat laporan
setiap bulannya kepada kepala sekolah.
c. Walaupun tidak didukung dengan perencanaan yang matang dan teknik
pemasaran yang bagus tetapi Unit Produksi/Jasa SMK Negeri 2 Langsa
bisa mendapatkan order yang cukup lancar. Penjualan air bersih
mempunyai pelanggan Dinas Pertamanan Kota Langsa, Dinas

79

Pemadam Kebakaran Kota Langsa, pedagang air bersih keliling, dan
masih bisa untuk terus ditingkatkan. Sedangkan bengkel kendaraan roda
dua, karena didukung faktor letak yang strategis dapat melayani 07
bahkan lebih kendaraan setiap harinya. Penyewaan gedung juga sudah
berskala besar, untuk pesta pernikahan, acara wisuda, acara lomba, dll.
Keuntungan finansial yang didapat dari usaha Unit Produksi/Jasa
sekolah dimanfaatkan untuk biaya perawatan sarana dan prasarana
sekolah serta kesejahteraan warga sekolah.
d. Masih minim keterlibatan guru dan siswa dalam proses produksi. Pada
penjualan air bersih hanya melibatkan satu orang guru, pada bengkel
kendaraan roda dua penanggungjawab hariannya adalah karyawan dari
luar, kantin sekolah disewakan pada pihak lain, dan untuk penyewaan
gedung melibatkan dua orang karyawan SMK Negeri 2 Langsa.
e. Belum ada sistem pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap Unit Produksi/Jasa sekolah.
f. SMK Negeri 2 Langsa masih mempunyai peluang-peluang lain yang
dapat dijadikan sub Unit Produksi/Jasa, seperti pemanfaatan bengkel las
dan bengkel furniture. Kedua bengkel ini pernah memproduksi bahan
jadi seperti terali, tempat tidur, kusen, meja, lemari, kursi, dll.

4. 2 Implikasi

Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa secara
umum belum mencerminkan sepenuhnya pedoman yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional tentang Manajemen Unit Produksi/Jasa

80

sebagai sumber belajar siswa dan penggalian dana pendidikan persekolahan.
Hal ini terindikasi dari pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah yang sedikit
melibatkan guru dan siswa serta Unit Produksi/Jasa juga tidak melakukan
tertib administrasi dalam pengorderan dan penggunaan keuangannya. Temuan
ini berimplikasi bahwa diperlukan pengelolaan pada Unit Produksi/Jasa
sekolah sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang ada agar tujuan Unit
Produksi/Jasa sekolah yang sudah ditetapkan dapat terwujud, mengingat Unit
Produksi/Jasa masih akan terus dilaksanakan di masa-masa mendatang.
Komitmen dan kemauan yang kuat dari kepala sekolah dalam
berwirausaha perlu ditingkatkan, agar penyelenggaraan Unit Produksi/Jasa
mendapat perhatian yang serius dengan cara menerapkan fungsi manajemen
dalam pengelolaannya. Pengelolaan Unit Produksi/Jasa dimulai dari
perencanaan dengan menetapkan tujuan, strategi dalam program-programnya.
Kemudian menetapkan

apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya serta siapa yang akan mengerjakan, atau dalam manajemen
disebut sebagai pengorganisasian. Selanjudnya dituntut kemampuan kepala
sekolah dalam menggerakan, memotivasi seluruh pihak yang terkait dalam
Unit Produksi/Jasa agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selanjudnya kepala sekolah dapat melakukan
pengawasan terhadap program-program yang sudah direncanakan untuk
memastikan kalau organisasi berjalan sesuai rencana. Dorongan kepala
sekolah terhadap partisipasi aktif guru dan siswa untuk terlibat dalam Unit
Produksi/Jasa juga perlu ditunjukkan.

81

Adanya Peraturan Walikota Langsa terkait Unit Produksi yang ada di
SMK Negeri 2 Langsa merupakan wujud kepedulian pemerintahan kota
terhadap instansi sekolah. Namun harus diikuti dengan sosialisasi yang benarbenar melahirkan pemahaman yang dapat diterima semua pihak. Kurangnya
sosialisasi akan berdampak pada penafsiran yang berbeda pada setiap pihak
dan akan mengakibatkan Unit Produksi/Jasa sekolah berjalan seadanya saja.

4.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka demi kemajuan dan tercapaian
pengelolaan Unit produksi/Jasa sekolah yang efektif sesuai dengan tujuan
utamanya menjadi sumber belajar siswa dan sumber dana pendidikan ada
beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:
a. Kepala program studi
Kepala program studi bertanggungjawab atas pengelolaan program studi
yang dipimpinnya. Salah satu wujud tanggungjawab ini adalah dapat
menjaga sarana dan prasarana yang ada pada program studi tersebut.
Penggunaan sarana dan prasarana terutama di luar jam belajar harus
mengikuti prosedur yang ada.
b. Kepala sekolah
Kepala sekolah perlu menetapkan strategi dan mekanisme pengelolaan
Unit Produksi/Jasa yang efektif. Serta melibatkan lebih banyak guru dan
siswa dalam proses produksi. SMK Negeri 2 Langsa mempunyai peluang
yang lebih besar untuk dapat mengembangkan Unit Produksi/Jasa. Bila
dilakukan manajemen yang jelas maka manfaat yang diperoleh akan lebih

82

terukur.

Sehingga

manajemen

administrasi

dan

keuangan

dapat

dipertanggungjawabkan. Di samping itu masih ada program studi lain
yang dapat dijadikan Unit Produksi/Jasa Sekolah, seperti bengkel las yang
dapat memproduksi barang jadi seperti terali, tempat tidur, dll. Begitu juga
dengan program studi furniture yang mempunyai sumber daya manusia
serta sarana dan prasarana yang mumpuni untuk dapat menghasilkan
bahan jadi berbahan kayu, seperti kusen, meja, kursi, lemari, dll.
Adanya Peraturan Walikota tentang Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2
Langsa perlu ditanggapi serius oleh kepala sekolah berupa penerbitan
Petunjuk Teknis Kepala Sekolah tentang Unit Produksi/Jasa di SMK
Negeri 2 Langsa yang diketahui oleh Dinas Pendidikan. Hal ini diperlukan
agar ada kesamaan penafsiran antara sekolah dan pemerintahan Kota
Langsa.
c. Kepala dinas pendidikan Kota Langsa
Kepala Dinas Pendidikan Kota Langsa agar dapat memberikan bimbingan
kepada kepala sekolah dan warga sekolah lainnya tentang pengelolaan
Unit Produksi/Jasa yang sesuai dengan peraturan yang ada. Adanya
keluhan dengan penerapan Peraturan Walikota Langsa Nomor 16 Tahun
2015 tentang Pengelolaan Unit Produksi pada SMK Negeri 2 Langsa
perlu ditindak lanjuti dengan bimbingan agar tidak terjadi salah
menafsirkan bagi guru-guru.
d. Walikota Langsa agar dapat mempertimbangkan kembali

penerapan

Peraturan Walikota Langsa Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
Unit Produksi pada SMK Negeri 2 Langsa.

83

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin & Saebani (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka
Setia.
Asmani, Jamal Ma’mur (2012). Tips Menjadi Kepala Sekolah. Jogjakarta: Diva
Press.
Avianti (2014). Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Kewirausahaan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan.
(https://jurnalimprovement.wordpress.com/2014/03/03/kewirausahaankepala-sekolah/)
Basri, Hasan (2014). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Blanchard & Johnson (1988). Manajer Satu Menit, (Terjemahan oleh Anna W.B).
Jakarta: PT. Gramedia Indonesia
Daryanto (2011). Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdiknas (2007). Manajemen Unit produksi/jasa sebagai Sumber Belajar Siswa
dan Penggalian Dana Pendidikan Persekolahan. Jakarta.
Depdiknas (2008). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta.
Handoko, T Hani (1998). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Cet. 13.
BPFE. Yogyakarta.
Juharyanto (2013). Implementasi Kompetensi Kepala Sekolah sebagai Agen
Perubahan pada Sekolah Berprestasi Studi Multikasus pada Tiga SD/MI
Berprestasi di Kabupaten Bondowoso, Jember dan Situbondo. Disertasi
tidak
diterbitkan.
Program
Pascasarjana
UM.
(http:/ / karyailm iah.um .ac.id/ index.php/ disertasi/ article/ view/ 253
0 6)

83

Kamars, D (2004). Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang: UPI
Press.
Kemendiknas (2011). Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala
Sekolah. Jakarta.
Milles, M.B & Huberman, A.M (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohidi dan Mulyarti). Universitas Indonesia; Jakarta
Moleong (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mondy R.W & Premaunx S.R (1996). Management. New Jersey: Principles Hall
Inc.
Mulyasa (2013). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rusnani (2012). Pelaksanaan Unit Produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Banjarmasin. Tesis tidak
diterbitkan. Yokyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sagala, S (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
Sagala, S (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Siagian, S.P (2002). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutopo (______). Potensi Unit Produksi untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja
Siswa SMK. (online). Universitas Negeri Medan.
Suryana & Bayu (2010). Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses. Jakarta: Kencana.

84

Swityastuti (2014). Manajemen Unit Produksi Berbasis Inovasi Produk di SMK
Negeri 7 Purworejo. Tesis tidak diterbitkan. Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syafaruddin (2005). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafaruddin & Nurmawati (2011). Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Terry, George R (1972). Principle of Management. Ed. Homewood Illinois.
Richard D. Irwin Inc.
Umar, Husein (2008). Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia
Wahjosumidjo (1995). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.
____________ (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta; RajaGarfindo Persada.
Wahyudi dkk (2015). Administrasi Pendidikan: Suatu Pengantar. Medan: Gema
Ihsani.
Winoto (_____). Menggali Sumber Pendapatan Sekolah untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Pelaku Pendidikan Melalui Kegiatan Bisnis di Sekolah.
(online). Jurnal Penelitian Vol.3. Bappeda Kota Yogyakarta.

85