KESIMPULAN DAN SARAN TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME DI INDONESIA.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas,maka dapat ditarik
kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pada kenyataannya prosedur
pemberian remisi kepada narapidana terorisme ini berbeda dengan narapidana
tindak pidana lain pada umumnya,hal ini mengingat dampak dari kejahatan
terorisme yang mereka timbulkan sangat besar.Dengan dikeluarkannya PP No
28 Tahun 2006 yang merubah ketentuan dalam PP Nomor 32 Tahun 1999
maka syarat-syarat pengajuan remisi bagi narapidana khusus seperti halnya
narapidana terorisme diperketat,dengan adanya PP ini,tidak semua pelaku
teroris dengan mudah mendapatkan remisi.
Di samping itu pemberian remisi bagi narapidana terorisme ini dilakukan
berdasarkan

penilaian

yang

diberikan


beberapa

pihak

terkait.Dalam

memberikan remisi ini,Kemenkumham memberikan orang-orang semacam
wali sebagai pihak yang akan melakukan monitoring secara terus menerus
terhadap tingkah laku dan cara berpikir para pelaku teroris ini.Pihak-pihak
yang melakukan penilaian itu adalah Badan Nasional Penanggulangan Teroris
(BNPT),Densus 88,Organisasi kemasyarakatan,dan Kejaksaan.
Disamping itu salah satu program yang diterapkan untuk memberantas
kejahatan terorisme adalah dengan mengoptimalkan program Deradikalisasi
kepada narapidana ini selama menjalani masa pidananya,supaya kelak kalau

49

50


narapidana ini bebas dia tidak lagi melakukan tindak pidana terorisme ini
lagi ataupun tindak pidana lainnya.

B. SARAN
Di akhir penulisan ini penulis mencoba memberikan saran mengenai
permasalahan ini yaitu,mengingat kejahatan terorisme memiliki dampak yang
sangat besar dan keberadaan pelakunya sangat berbahaya maka pemberian
remisi ini harus dilakukan secara selektif dan penuh kehati-hatian,disamping
prosedur yang telah ditetapkan perlu dipertahankan lebih lanjut.Dan selama
narapidana ini menjalani masa pidannya di LP perlu diterapkan beberapa
program kepada mereka seperti halnya progaram deradikalisasi tadi,hal ini
diupayakn untuk nantinya narapidana ini bebas dan kembali kemasyarakat
tidak lagi mengulangi kejahatan terorisme ini lagi atau kejahatan lainnya
sehingga tujuan dari Lembaga Pemasyarakatan itu sendiri dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid, Sunardi. Muhammad Iman Sidik, 2004. Kejahatan Terorisme,
Refika ADITAMA.Bandung.
AC Manullang, 2006, Terorisme dan Peran Intelijen, Manna Zaitun, Jakarta.

Roeslan Saleh. Beberapa Asas-Asas Hukum Pidana dalam Perspektif. Jakarta.
Aksara Baru.1981.
Litbang Pertahanan Indonesia,2002, Terorisme, Dephan STT, Jakarta.
Soedjono Dirdjosisworo, 2002, Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Sutta Dharmasaputra, KOMPAS, Politik Dan Hukum, Ratifikasi Konvensi
“Terorisme Sudah Menjadi Ancaman Nyata” Nomor 253 Tahun ke
41,Kamis 16 maret 2006.
Sodikno Mertokusumo. Mengenal Hukum. Yogyakarta :Liberty Yogyakarta.2003.
Tim Medpres, 2005, Pertualangan Teror Dr Azhari Berkawan dengan Bom,
Media Presindo, Yogyakarta.
Universitas Atma Jaya, 2006, Pedoman Penulisan Hukum/Skripsi. Penerbit
Universitas Atma Jaya Yogyakarta,Yogyakarta.
Zainal Abidin Farid,1995, Hukum Pidana I, Sinar Grafika,Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Inonesia

Undang-Undang Republik
Pemasyarakatan

Indonesia

Nomor

12

Tahun

1995

Tentang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia

Tentang


Web-site
Arifin MT,2010. Terorisme dan Ancaman Global laten,download 2 september
2010
http://www.Terorisme.com
http://id. Wikipedia.org/definisi- Terorisme
History of Terorism,http://www.terorismfiles.org/encyclopediahistory-of-terorism
html.download.20 januari 2010
http://Indocash register.com/2009/07/18 Rentetan Serangan Bom Teroris Di
Indonesia 2000-2009.download 12 januari 2011

Dokumen yang terkait

Urgensi Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme

2 46 132

PENULISAN HUKUM/SKRIPSITINJAUAN TENTANG PEMBERIAN REMISI TERHADAP TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME DI INDONESIA.

0 2 12

PENDAHULUAN TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME DI INDONESIA.

2 6 10

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI) TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA Tinjauan Yuridis Tentang Pengurangan Masa Pidana (Remisi) Terhadap Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus Di Lapas Narkotika Kelas Ii A Yogyakarta).

0 1 13

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI) TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA Tinjauan Yuridis Tentang Pengurangan Masa Pidana (Remisi) Terhadap Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus Di Lapas Narkotika Kelas Ii A Yogyakarta).

0 0 19

LEGALITAS PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI - Repositori Universitas Andalas

0 0 34

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN REMISI KEPADA PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI.

0 1 72

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN REMISI KEPADA PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SIDOAJO.

0 5 79

Rekonstruksi Pemidanaan Pelaku Tindak Pidana Terorisme di Indonesia

0 0 29

BAB IV PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM A. Remisi dalam Hukum Positif - PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDAN

0 0 50