Penyesuaian Impedansi Metode Single Stub

3.2 Jenis-jenis Teknik Penyesuaian

Metode pencatuan secara langsung untuk mendapatkan polarisasi melingkar sulit untuk mencapai kondisi matching. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mendapatkan kondisi yang matching, yaitu dengan cara menambahkan transformator , pemberian single stub, dan double stub. Pada tugas akhir ini yang dibahas adalah metode single stub dan double stub.

3.2.1 Penyesuaian Impedansi Metode Single Stub

Rangkaian matching bisa dibuat dengan menyisipkan sebuah saluran transmisi yang lain stub seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. Saluran transmisi stub adalah saluran transmisi dengan panjang tertentu yang ujungnya dihubungkan singkat short[6]. Untuk melakukan perancangan rangkaian matching tersebut, dilakukan variasi parameter-parameter : - Lokasi stub jarak stub ke impedansi beban : - Panjang stub : Keuntungan dari teknik matching dengan stub tunggal ini mempunyai sifat bisa me-matching impedansi beban dengan nilai apapun. Tetapi, jika beban diganti, maka posisi stub harus diubah untuk mendapatkan kembali kondisi matching yang baru. Tetapi yang menjadi keuntungan utama teknik ini dibandingkan dengan transformator adalah impedansi saluran transmisi yang dipakai dalam proses matching ini mempunyai nilai yang bisa ditetapkan oleh perancang misalnya 50 ohm atau 75 ohm, yang pada teknik transformator biasanya tidak terjadi. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Rangkaian Penyesuaian Impedansi dengan Single Stub Impedansi gelombang dari saluran transmisi stub biasanya sama dengan saluran transmisi utama, yaitu , tetapi tidak harus demikian. Ujung dari saluran transmisi stub ini dibuat open atau short pada Gambar 3.2 short, sehingga transformasi akan menghasilkan besaran impedansi yang reaktif kapasitif atau induktif di posisi AA. Dalam analisanya, karena saluran transmisi akan mentransformasikan impedansi beban impedansi ujung ke impedansi depan, pada Gambar 3.2 akan terdapat dua impedansi yang saling paralel. Dengan kondisi sambungan paralel, perhitungan akan dilakukan dalam besaran admitansi. Gambar 3.3, admitansi yang dilihat ke arah stub adalah dan admitansi yang dilihat ke arah beban didapatkan admitansi . Admitansi totalnya pada posisi stubmenjadi[6] : = + ...........................................................................................3.1 Supaya tidak terjadi refleksi, nilai admitansi ini harus sama dengan nilai admitansi saluran transmisi utama, yang kepadanya rangkaian ini dihubungkan. Gambar 3.3 Perhitungan Admitansi Masukan dari Dua Struktur Terpisah Universitas Sumatera Utara bernilai riil...............................................3.2 Saluran transmisi stub dengan akhir yang short atau open, akan mentransformasikan impedansi ke depan dalam bentuk imajiner, atau bisa dituliskan dengan[6] : ...........................................................................................3.3 Supaya terjadi matching, kasus di atas harus terpenuhi, sehingga dengan bantuan persamaan 3.2, admitansi beban ter-transformasi menjadi[6] : Prosedur dari perancangan rangkaian matching dengan stub ini divisualisasikan pada Gambar 3.4. Jika sebuah beban akan di-matching dengan saluran transmisi [6]. 1. Gambarkan impedansi ter-normalisasi di diagram Smith. 2. Admitansi ter-normalisasi adalah putaran titik ini sejauh 180 . 3. Admitansi ini harus ditransformasikan melalui panjang sehingga di posisi saluran transmisi stub didapatkan komponen riilnya bernilai 1 atau . Yang pada Gambar 3.4 ada dua kemungkinan titik potong dua buah lingkaran di atas. Hal ini dibedakan oleh dua sudut putaran dan atau beda panjang dan . 4 Menemui nilai komponen imajiner dari admitansi di atas, yang bisa digunakan untuk menentukan panjang stub . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 Diagram Smith pada Rangkaian Matching Single Stub

3.2.2 Penyesuaian Impedansi Metode Double Stub