Patogenisitas Dan Imunogenisitas Bakteri Edwardsiella Ictaluri Pada Ikan Patin (Pangasionodon Hypophthalmus)

PATOGENISITAS DAN IMUNOGENISITAS BAKTERI
Edwardsiella ictaluri PADA IKAN PATIN
(Pangasionodon hypophthalmus)

WIWIK SUSANTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul patogenisitas dan
imunogenisitas bakteri Edwardsiella ictaluri pada ikan patin (Pangasionodon
hypophthalmus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2016
Wiwik Susanti
NIM B253130161

RINGKASAN
WIWIK SUSANTI. Patogenisitas dan imunogenisitas bakteri Edwardsiella
ictaluri pada ikan patin (Pangasionodon hypophthalmus). Dibimbing oleh
FACHRIYAN H. PASARIBU dan AGUSTIN INDRAWATI.
Salah satu kendala yang dijumpai pada budidaya ikan patin (Pangasionodon
hypophthalmus) yaitu serangan penyakit bakterial. Enteric Septicemia of Catfish
(ESC) adalah penyakit karena infeksi bakteri Edwardsiella ictaluri yang dapat
menyebabkan kematian ikan patin sampai >50%. Penanggulangan penyakit ESC
dengan menggunakan antibiotik tidak efektif dilakukan, disamping dapat
menimbulkan resistensi dan residu. Sehingga perlu upaya lain yang perlu
dilakukan, salah satunya dengan penyediaan isolat sebagai kandidat vaksin, untuk
pencegahan serangan ESC di lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi potensi dengan mengkaji
patogenisitas dan imunogenisitas sel utuh E. ictaluri pada ikan patin. Penelitian
dilakukan dalam dua tahap yaitu uji patogenisitas E. ictaluri dan kajian

imunogenisitas sel utuh E. ictaluri. Pengujian patogenisitas E. ictaluri dilakukan
dengan menggunakan lima perlakuan. Masing-masing 30 ekor ikan patin ukuran
6–10 g/ekor diinjeksi secara intraperitoneal dengan 0,1 mL larutan bakteri
kepadatan 102 cfu/mL; 104 cfu/mL; 106 cfu/mL; 108 cfu/mL; 1010 cfu/mL; dan PBS
sebagai kontrol. Ikan dipelihara selama tujuh hari pada akuarium berukuran
60×40×45 cm3. Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dilakukan terhadap
organ eksternal (kulit dan abdomen) dan internal (hati, ginjal dan otak).
Pengambilan sampel organ internal untuk uji histopatologi pada hari ke-5 dan
sampel darah untuk uji gambaran darah pada hari ke-1, 3, dan 5 pascainfeksi.
Jumlah kematian ikan dihitung untuk mendapat nilai LD50. Pengamatan gejala
klinis dan patologi anatomi ditemukan ikan berenang vertikal, adanya bercak
merah pada kulit, pembengkakan abdomen, asites, hati pucat, dan ginjal berwarna
merah kehitaman. Hasil histopatologi terlihat terjadinya degenerasi hidropik,
degenerasi lemak, Melano Macrofag Center (MMC), nekrosa, hemoragi, dan
infiltrasi sel radang pada hati, ginjal, dan otak. Penurunan nilai hematokrit dan
hemoglobin pada perlakuan secara statistik berbeda nyata (p