Perkembangan Aktivitas Dan Fasilitas Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014

PERKEMBANGAN AKTIVITAS DAN FASILITAS DI
PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
PALABUHANRATU TAHUN 1993-2014

GILANG TRIONO

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perkembangan
Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun
1993-2014 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2016
Gilang Triono
NIM C44110033

ABSTRAK
GILANG TRIONO. Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014. Dibimbing oleh ERNANI
LUBIS dan ANWAR BEY PANE.
Pengembangan aktivitas atau usaha perikanan di pelabuhan perikanan
sering tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitasnya sehingga menghambat
terlaksananya aktivitas pelabuhan perikanan secara optimal. Pengembangan
fasilitas ini penting dilaksanakan agar aktivitas dapat dilakukan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa jauh perkembangan yang terjadi di
PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014 baik fasilitas maupun
aktivitasnya. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus evaluatif terhadap
perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2014.
Perkembangan fasilitas PPN Palabuhanratu digambarkan/disajikan dalam 4
kelompok periode waktu melalui program software Corel Draw, sedangkan
perkembangan aktivitas dilakukan secara deskriptif setelah mengindentifikasi
perkembangan fasilitas PPN Palabuhanratu mulai tahun 1993-2014. Hasil yang

didapatkan telah terjadi penambahan fasilitas di PPN Palabuhanratu dari tahun
1993 sampai 2014 sesuai dengan pengembangan aktivitasnya antara lain
penambahan kolam pelabuhan dan dermaga akibat meningkatnya jumlah kapal
yang masuk ke PPN Palabuhanratu setiap tahunnya, juga perluasan gedung
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) karena meningkatnya jumlah produksi hasil
tangkapan.
Kata kunci: aktivitas, fasilitas, perkembangan, PPN Palabuhanratu

ABSTRACT
GILANG Triono. Developments of Activity and Facility in National Fishery Port
Palabuhanratu Period of 1993-2014. Guided by Ernani LUBIS And ANWAR
BEY PANE.
Development of activities or fishery enterprise in the fishery port frequently
not matched with development of facilities that obstruct the implementation of
Fishing port activities optimally. These developments important to implemented
in order activities operating can be performed optimally. This study aims to find
out how far realization of developments in Palabuhanratu port since 1993 until
2014 both facility and activity as well. This study used evaluative case study
method about activities and facilities development in Palabuhanratu National
Fishery Port period of 1993-2014. Facilities developments in Palabuhanratu

National Fishery Port described in 4 group of time period through the Corel Draw
software program, whereas activities development conducted deskriptively after
identify the development of facilities in Palabuhanratu National Fishery Port
starting in 1993 until 2014. The results from ths study show there has been an
increasing number of facilities in Palabuhanratu National Fishery Port from 1993
To 2014 accordance with development of activities, such as addition of the pool
and dock port as a result of an increase in the number of incoming ships in
Palabuhanratu National Fishery Port each year, also extension of building fish
auction place due to the increasing number of production catches result.
Keywords: activities, developments, facilities, Palabuhanratu National Fishery
Port

PERKEMBANGAN AKTIVITAS DAN FASILITAS DI
PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
PALABUHANRATU TAHUN 1993-2014

GILANG TRIONO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul : “Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014 ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, yaitu :
1. Ayah (Nurdin), Ibu (Sarjinem), Kakak (Zainuddin, Ati, Nurmi, dan Bambang),
Keponakan (Elsa, Nita, Rian, Bian, Ical, Salsa, Dimas, dan Aime), Cici Yusrini,
Adi Kusnadi, Ridwan atas do’a, masukan dan dukungan.

2. Dr Ir Ernani Lubis, DEA dan Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku pembimbing
yang telah banyak membimbing dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Dr Ir Gondo Puspito MSc selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran.
4. Dr Iin Solihin SPi Msi selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan
masukan dan saran.
5. Pihak pengelola dan pegawai PPN Palabuhanratu yang telah banyak membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
6. Keluarga Besar PSP 48 dan penghuni kontrakan DR 30 yang selalu menemani
dan banyak memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.

Bogor, Februari 2016
Gilang Triono

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

2

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

METODOLOGI

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Alat dan Bahan Penelitian

2

Metode Penelitian

2


Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Fasilitas PPN Palabuhanratu dan Pengembangannya

6

Fasilitas PPN Palabuhanratu

6

Pengembangan fasilitas PPN Palabuhanratu

14


Aktivitas di PPN Palabuhanratu dan Pengembangannya

29

Aktivitas tambat labuh

29

Aktivitas pemasaran/pelelangan

38

Aktivitas pengolahan ikan

40

Aktivitas penanganan ikan

41


SIMPULAN DAN SARAN

45

Simpulan

45

Saran

45

DAFTAR PUSTAKA

46

LAMPIRAN

48


RIWAYAT HIDUP

51

DAFTAR TABEL
1
2
3

Tabel 1 Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian
perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu
Tabel 2 Data primer yang dikumpulkan pada penelitian
perkembangan aktivitasdan fasilitas di PPN Palabuhanratu
Tabel 3 Pertambahan fasilitas pada 4 (empat) periode waktu

3
4
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Gambar 1 Pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 1
(tahun 1993/1994-1999/2000).
Gambar 2 Kondisi kolam dan dermaga I PPN Palabuhanratu
Gambar 3 Fasilitas kolam dan dermaga II PPN Palabuhanratu
Gambar 4 Fasilitas breakwater II PPN Palabuhanratu
Gambar 5 Fasilitas lampu suar masuk pelabuhan kolam II
Gambar 6 Fasilitas rumah pompa air laut PPN Palabuhanratu
Gambar 7 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada
periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
Gambar 8 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada
periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)
Gambar 9 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada
periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)
Gambar 10 Histogram perkembangan jumlah fasilitas sejak PPN
Palabuhanratu beroperasi tahun 1993 sampai tahun 2014 dalam 4
kelompok periode waktu
Gambar 11 Gambar perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu,
tahun 1993-2014 dalam 4 periode waktu
Gambar 12 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
Gambar 13 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
Gambar 14 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)
Gambar 15 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)
Gambar 16 Grafik rata-rata armada penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu pada 4 periode waktu
Gambar 17 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 1
(tahun 1993/1994-1999/2000)
Gambar 18 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 2
(tahun 2000/2001-2004/2005)
Gambar 19 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 3
(tahun 2005/2006-2009/2010)
Gambar 20 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 4
(tahun 2010/2011-2014/2015)
Gambar 21 Grafik rata-rata jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu
pada 4 periode waktu

15
16
17
17
18
18
20
22
24

25
27
28
29
29
30
30
31
31
32
32
32

22 Gambar 22 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu
periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
23 Gambar 23 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu
periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
24 Gambar 24 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu
periode 3 (tahun 2005/2006-2010/2011)
25 Gambar 25 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu
periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)
26 Gambar 26 Grafik rata-rata jumlah produksi ikan didaratkan di PPN
Palabuhanratu pada 4 periode
27 Gambar 27 Grafik rata-rata jumlah armada penangkap ikan, nelayan dan
produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu pada 4 periode
28 Gambar 28 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu
periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
29 Gambar 29 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu
periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
30 Gambar 30 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu
periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)
31 Gambar 31 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu
periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)
32 Gambar 32 Grafik rata-rata jumlah penggunaan air bersih di PPN
Palabuhanratu pada 4 periode waktu
33 Gambar 32 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 1
(tahun 1993/1994-1999/2000)
34 Gambar 34 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 2
(tahun 2000/2001-2004/2005)
35 Gambar 35 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 3
(tahun 2005/2006-2009/2010)
36 Gambar 36 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 4
(tahun 2010/2011-2014/2015)
37 Gambar 37 Grafik rata-rata jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu
pada 4 periode waktu
38 Gambar 38 Grafik rata-rata jumlah penggunaan air bersih dan es di PPN
Palabuhanratu pada 4 periode waktu

33
33
34
34
35
35
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
43

DAFTAR LAMPIRAN
1 Gambar bangunan fasilitas di PPN Palabuhanratu

49

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan aktivitas di pelabuhan perikanan sering tidak diimbangi
dengan pengembangan fasilitasnya sehingga aktivitas di pelabuhan perikanan
tersebut tidak berjalan secara optimal. Lubis (2012) mengatakan bahwa sekitar
70 % pelabuhan perikanan di Indonesia belum berfungsi secara optimal.
Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas dari semua faktorfaktor pendukung yang ada, salah satunya adalah tersedianya fasilitas pelabuhan
perikanan sesuai kebutuhan.
Banyak pelabuhan perikanan yang tidak memiliki fasilitas yang memadai
sehingga menghambat terlaksananya fungsi-fungsi pelabuhan perikanan secara
optimal. Selanjutnya Lubis (2012) menyatakan bahwa terlaksana atau tidaknya
fungsi-fungsi pelabuhan perikanan secara optimal, adalah sebagai indikasi berhasil
atau tidaknya pengelolaan suatu pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan dengan
keberadaan berbagai fasilitas yang dimilikinya merupakan jembatan bagi
terlaksananya segala aktivitas yang ada seperti aktivitas tambat labuh, pemasaran
atau pelelangan ikan, penanganan ikan dan pengolahan ikan. Oleh karena itu,
keberadaan dan kondisi fasilitas disuatu pelabuhan perikanan sangat perlu
diperhatikan agar aktivitas dapat berjalan dengan baik.
Pelabuhan perikanan yang merupakan prasarana perikanan tangkap sering
aktivitas yang berlangsung kurang didukung oleh fasilitasnya baik dalam hal
kapasitas maupun jenisnya. Hal ini akan menghambat terlaksananya fungsi suatu
pelabuhan perikanan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN
Palabuhanratu) adalah salah satu pelabuhan perikanan yang dibangun oleh
pemerintah pusat guna menunjang pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada di
wilayah pengelolaan perikanan (WPP 9) Samudera Hindia. Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu sejak dioperasionalkan pada tahun 1993 sampai pada
tahun 2002 telah banyak mengalami perubahan, seperti adanya penambahan
dermaga dan kolam pelabuhan.
Dengan demikian, penelitian tentang perkembangan aktivitas dan fasilitas di
PPN Palabuhanratu sejak operasional tahun 1993 sampai tahun 2014 perlu
dilakukan secara menyeluruh.
Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang aktivitas dan fasilitas di pelabuhan perikanan sebelumnya
telah dikaji secara parsial dalam beberapa penelitian di Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor. Yasa (2012) meneliti mengenai
Pengkajian Fasilitas dan Pelayanan Kepelabuhanan Terkait Usaha Perikanan
Pancing Rumpon di PPN Palabuhanratu, dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi aktual fasilitas dan pelayanan kepelabuhanan yang terkait perikanan
pancing rumpon seperti dermaga, kolam pelabuhan, bengkel, TPI dan kantor
administratif sebagian besar masih dalam keadaan baik. Penelitian lainnya
dilakukan oleh Dwiyanti (2010) dengan judul Kajian Pengelolaan Aktivitas
Pelelangan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Jawa
Barat. Hasil penelitian menunjukkan pelelangan yang dikelola oleh Dinas

2
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berjalan sesuai dengan
praktek lelang yang seharusnya, namun pelelangan ikan yang dikelola oleh KUD
Mina tahun 2004 nelayan merasa enggan untuk memasarkan ikan melalui TPI
karena sudah ditangani oleh bakul. Penelitian-penilitian tersebut berbeda dengan
penelitian ini yang menganalisis dan membahas tentang Perkembangan Aktivitas
dan Fasilitas di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2014 secara menyeluruh dalam 4
kelompok periode waktu.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan hasil identifikasi dan hasil gambaran dari perkembangan fasilitas
yang terjadi di PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014.
2. Mengetahui perkembangan aktivitas di PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993
sampai tahun 2014 sehubungan dengan pengembangan fasilitasnya.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak pelabuhan tentang
perkembangan aktivitas dan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Palabuhanratu, sejak tahun 1993-2014.
2. Memberikan informasi bagi mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan
informasi tentang perkembangan aktifitas dan fasilitas yang terjadi di PPN
Palabuhanratu, sejak tahun 1993-2014.

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada bulan Mei 2015.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuisioner dan program Corel
Draw. Adapun bahan yang dipakai meliputi data primer hasil wawancara dan data
sekunder dari PPN Palabuhanratu.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah studi kasus evaluatif terhadap perkembangan
aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu antara tahun 1993-2014 melalui studi
evaluasi dengan menelusuri hubungan antara perkembangan aktivitas dan fasilitas
PPN Palabuhanratu. Evaluasi difokuskan pada perkembangan fasilitas dan aktivitas
PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014. Kajian dibatasi pada

3
aktivitas tambat labuh, pemasaran/pelelangan ikan, pengolahan ikan, dan
penanganan ikan.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Jenis data primer
diperoleh dengan cara melakukan :
1). Pengamatan langsung di lokasi penelitian terhadap kondisi fasilitas, baik
fasilitas pokok, fungsional maupun fasilitas penunjang. Aktivitas yang diamati
berupa aktivitas tambat labuh, pemasaran/pelelangan, penanganan ikan dan
pengolahan ikan.
2). Wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu, pengelola industri
pengolahan dan pedagang dengan panduan kuisioner yang berisikan pertanyaan
tentang perkembangan keseluruhan bangunan fasilitas, perkembangan aktivitas
tambat labuh, pemasaran, pengolahan dan penanganan ikan hasil tangkapan.
Pada Tabel 1 ditunjukkan jenis data sekunder yang diperlukan. Sementara data
sekunder diperoleh dari statistik dan laporan tahunan PPN Palabuhanratu dari
tahun 1993-2014 dan data laporan kontrak lahan industri PPN Palabuhanratu.
Tabel 2 menjelaskan jenis data primer yang diperlukan.
Tabel 1 Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas
dan fasilitas di PPN Palabuhanratu :
No
1.

2.

Jenis data
Data utama :
Fasilitas :
- Jumlah, jenis, dan ukuran fasilitas.
- Kondisi fasilitas dan pemanfaatannya.
Aktivitas :
- Tambat labuh : data jumlah kapal
masuk di PPN Palabuhanratu dari
tahun 1993-2014.
- Pelelangan/pemasaran : data jumlah
produksi ikan didaratkan di PPN
Palabuhanratu dari tahun 1993-2014.
- Penanganan ikan : data jumlah
penggunaan air bersih dan es di PPN
Palabuhanratu dari tahun 1993-2014.
- Pengolahan ikan : data jumlah industri
pengolahan ikan di PPN
Palabuhanratu dari tahun 1993-2014.
Data tambahan :
- Layout PPN Palabuhanratu

Sumber data

Data statistik PPN Palabuhanratu.
Data evaluasi tahunan PPN
Palabuhanratu.
Data statistik PPN Palabuhanratu.

Data statistik PPN Palabuhanratu

Data statistik PPN Palabuhanratu

Data laporan kontrak lahan
industri PPN Palabuhanratu.

Laporan tahunan PPN
Palabuhanratu.

4
Tabel 2 Data primer yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas
dan fasilitas di PPN Palabuhanratu :
No
1.

2.

Jenis data

Sumber data

Data utama :
Fasilitas :
- Kondisi fasilitas dan
pemanfaatannya.
Aktivitas :
- Tambat labuh : data jumlah kapal
masuk di PPN Palabuhanratu.
- Pelelangan/pemasaran : data jumlah
produksi ikan didaratkan di PPN
Palabuhanratu.
- Penanganan ikan : data jumlah
penggunaan air bersih dan es di
PPN Palabuhanratu.
- Pengolahan ikan : data jumlah
industri pengolahan ikan di PPN
Palabuhanratu.

Wawancara pihak PPN
Palabuhanratu.
Wawancara pihak PPN
Palabuhanratu dan nelayan.
Wawancara pihak pengelola TPI
dan nelayan.
Wawancara ke nelayan.

Wawancara ke pihak industri
pengolahan.

Analisis Data
Analisis perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu dilakukan secara
deskriptif evaluatif komparatif setelah mengidentifikasi perkembangan keberadaan
dan kondisi dari hasil rekapitulasi seluruh fasilitas baik fasilitas pokok, fungsional
dan fasilitas penunjang yang ada di PPN Palabuhanratu mulai saat berdirinya tahun
1993 sampai dengan tahun 2014. Data perkembangan fasilitas tersebut ditabulasi
dan kemudian digambarkan dalam bentuk layout dengan menggunakan program
komputer yaitu Corel Draw. Jenis program ini digunakan untuk mengolah gambar
seperti logo, poster, dan peta.
Prosedur penggambaran layout dan fasilitas dengan menggunakan Corel
Draw dilakukan dengan membuka program Corel Draw, kemudian pilih ikon file,
lalu pilih ikon import -- kemudian pilih gambar lalu klik “ok”. Langkah berikutnya
tracing gambar dengan menggunakan ikon Freehand tool di Toolbox. Selanjutnya,
penyajian gambar tanpa skala dilakukan dalam 4 (empat) kelompok periode waktu
dimana masing-masing periode memiliki jangka waktu 5 tahun. Pembagian jangka
waktu 5 tahun dikarenakan, masa pembangunan di Indonesia terdiri dari 5 tahun
sesuai dengan istilah kata PELITA (Pembangunan Lima Tahun) pada masa Orde
Baru (ORBA). Selain itu, masa jabatan pemerintahan di Indonesia dalam 1
periodenya terdiri dari 5 tahun seperti jabatan kepala pelabuhan perikanan. Berikut
adalah pembagian empat kelompok periode waktu yang terdiri dari:
1. Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) > 5 tahun, dengan penyajian gambar
bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 1993/1994 sampai dengan
tahun 1999/2000.

5
2. Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 5 tahun, dengan penyajian gambar
bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2000/2001 sampai dengan
tahun 2004/2005.
3. Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) 5 tahun, dengan penyajian gambar
bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2005/2006 sampai dengan
tahun 2009/2010.
4. Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 5 tahun, dengan penyajian gambar
bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2010/2011 sampai dengan
tahun 2014/2015.
Analisis perkembangan aktivitas dilakukan secara deskriptif setelah
mengindentifikasi perkembangan fasilitas mulai tahun 1993-2014. Selanjutnya
menganalisis apakah perkembangan aktivitas tersebut didukung oleh perkembangan
fasilitasnya baik jenis maupun kapasitasnya dengan cara memetakan perkembangan
fasilitas secara komparatif berdasarkan periode.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Fasilitas di PPN Palababuhanratu dan Pengembangannya
Fasilitas PPN Palabuhanratu
Fasilitas pokok :
Fasilitas pokok atau juga dikatakan infrastruktur adalah fasilitas dasar yang
diperlukan dalam kegiatan suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin
keamanan dan kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan
maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan (Lubis, 2012). Fasilitas pokok yang
terdapat di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 antara lain :
Breakwater atau pemecah gelombang
Breakwater atau pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan
kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah di sekitar
pantai terhadap gelombang laut (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan Nusantara
Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) memiliki 2 unit breakwater yaitu breakwater
kolam I dibangun tahun 1992/1993 dan breakwater kolam II dibangun tahun 2000
yang masing-masing memiliki panjang 125 meter dan 294 meter. Tahun 2003
kondisi breakwater kolam II sudah mengalami kerusakan sepanjang 150 meter
(Gambar 4). Kerusakan tersebut ditimbulkan akibat sering terkenanya arus dan
gelombang. Tinggi gelombang di PPN Palabuhanratu sekitar 1,5 – 3 meter.
Menurut Mahyuddin (2007) gelombang besar terjadi di PPN Palabuhanratu terjadi
selama musim barat, yaitu pada bulan November-Maret.
Tahun 2014 dalam upaya pengembangan PPN Palabuhanratu, pemerintah
telah menganggarkan dana perbaikan breakwater . Perbaikan yang baru terealisasi
untuk breakwater adalah sepanjang 100 meter dari total panjang kerusakan
sepanjang 150 meter. Hal ini dikarenakan, dana pencairan bantuan dari pusat hanya
mampu memperbaiki kerusakan breakwater dengan panjang 100 meter. Seharusnya

6
perbaikan dilakukan sesuai dengan kerusakan yang ada agar breakwater tersebut
berfungsi secara optimal.
Lampu suar masuk pelabuhan
Lampu suar pelabuhan merupakan bangunan menara yang tinggi dengan
lampu diatasnya, biasanya diletakkan di sepanjang pantai untuk memberitahu atau
membimbing kapal sepanjang perjalanannya mendekati pelabuhan agar terhindar
dari bahaya-bahaya seperti adanya karang-karang dan pendangkalan (Lubis, 2012).
Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu memiliki 4 unit lampu suar
masuk pelabuhan, yaitu 2 unit berada di dermaga I dan 2 unit berada di dermaga II
(Gambar 5). Pengadaan lampu suar di dermaga I pada tahun 1993 dengan tinggi
masing-masing 12 meter sedangkan lampu suar di dermaga II pada tahun 2003
dengan tinggi masing-masing 6 meter. Penambahan lampu suar pada tahun 2003
dikarenakan adanya penambahan fasilitas berupa dermaga dan kolam II di PPN
Palabuhanratu. Fasilitas lampu suar masuk pelabuhan sejak adanya penambahan
pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 masih dalam kondisi baik.
Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat
labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan, serta tempat mengisi
bahan perbekalan untuk keperluan penangkapan ikan di laut (Lubis, 2012).
Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu memiliki 2 dermaga, yaitu dermaga
I dan dermaga II. Dermaga I dibangun pada tahun 1993 dengan panjang 500 meter
yang dimanfaatkan untuk dermaga pendaratan sepanjang 81 meter, dermaga muat
sepanjang 315 meter dan dermaga perbaikan (docking) sepanjang 66 meter.
Dermaga II dibangun tahun 2003 dengan panjang 410 meter yang dimanfaatkan
untuk dermaga pendaratan sepanjang 165 meter dan dermaga muat sepanjang 235
meter (Gambar 3). Menurut Qadarian (2010), PPN Palabuhanratu menggunakan
dermaga I untuk melayani kapal-kapal yang berukuran < 30 GT, sedangkan
dermaga II digunakan untuk melayani kapal-kapal yang berukuran > 30 GT.
Penambahan dermaga II dikarenakan jumlah kapal yang masuk dalam tiap
tahunnya meningkat, sehingga untuk mengurangi jumlah kapal yang menumpuk di
dermaga I maka dibangun dermaga II. Dermaga yang ada di PPN Palabuhanratu
baik dermaga I maupun dermaga II masih dalam kondisi baik.
Kolam pelabuhan
Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapalkapal yang akan bersandar di dermaga (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu memiliki 2 unit kolam pelabuhan. Kolam I dibangun pada
tahun 1993 dengan luas kolam pelabuhan 3 ha dengan kedalaman 3 meter. Kolam I
ini digunakan untuk aktivitas tambat dan labuh bagi kapal-kapal yang berukuran <
30 GT. Kolam II dibangun pada tahun 2003 dengan luas 2 ha dengan kedalaman 3
meter sampai 4 meter. Kolam II ini digunakan untuk aktivitas tambat dan labuh
bagi kapal-kapal yang berukuran > 30 GT seperti halnya kapal motor jenis longline
yang daerah penangkapannya jauh. Pembangunan kolam pelabuhan II dikarenakan
jumlah kapal yang ingin melakukan tambat labuh atau membongkar hasil

7
tangkapan dan sebagainya di kolam pelabuhan I sangat banyak. Menurut Qadarian
(2010), kolam pelabuhan II di PPN Palabuhanratu dibangun karena kolam
pelabuhan sebelumnya tidak cukup menampung aktivitas kapal.
Kondisi kolam pelabuhan di PPN Palabuhanratu khususnya kolam pelabuhan
I setiap tahunnya mengalami pendangkalan akibat pasir dan tanah yang terbawa
oleh aliran Sungai Cipalabuhan. Menurut Mahyuddin (2007), pendangkalan kolam
di PPN Palabuhanratu terjadi karena adanya sampah-sampah yang berasal dari
padat limbah dan limbah cair yang dibuang dari kapal-kapal, aktivitas docking dan
aktivitas pelelangan ikan serta adanya sampah akibat dari adanya arus pasang
kedalam kolam.
Usaha yang telah dilakukan oleh pihak PPN Palabuhanratu setiap tahunnya
melakukan pengerukan di kolam pelabuhan I, sedangkan kondisi kolam pelabuhan
II sampai tahun 2014 belum pernah mengalami pendangkalan. Sejak dibangun
tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 kolam pelabuhan belum ada pengembangan
lagi.
Turap sungai cipalabuhan
Turap sungai cipalabuhan di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun
1992/1993 dengan melakukan perbaikan dinding dan dasar sungai yang memiliki
panjang 200 meter (Lampiran 1). Tujuan perbaikan dan pembangunan turap adalah
untuk mengalirkan air Sungai Cipalabuhan. Fungsi dari turap tersebut adalah untuk
menahan agar tidak terjadi erosi. Kondisi turap Sungai Cipalabuhan dari awal
pembangunan turap sampai tahun 2014 masih cukup baik.
Rumah pompa air laut
Rumah pompa air di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2004 (Gambar
6). Pompa air laut ini digunakan untuk membantu pihak pegawai PPN
Palabuhanratu dalam penyediaan air tawar bagi para nelayan dan lain sebagainya.
Pompa air laut ini agar tetap aman dari karat, panas dan hujan dilengkapi dengan
rumah atau yang biasa kita sebut dengan rumah pompa. Berdasarkan hasil
wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu, fasilitas rumah pompa air
di PPN Palabuhanratu pada tahun 2014 tidak lagi berfungsi. Hal ini dikarenakan,
kurangnnya perhatian pemeliharaan terhadap fasilitas rumah pompa air dan juga
sebagian besar badan dan pipa pompa air mudah korosi.
Fasilitas fungsional :
Fasilitas fungsional yang dikatakan juga suprastuktur adalah fasilitas yang
berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat
menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini diantaranya tidak harus ada
di suatu pelabuhan, namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan
operasional pelabuhan perikanan tersebut (Lubis, 2012). Fasilitas fungsional yang
terdapat di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 diantaranya sebagai berikut :

8
Tempat pelelangan ikan (TPI)
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sesuai dengan namanya, fungsi Tempat
Pelelangan Ikan adalah untuk melelang ikan (Lampiran 1), di tempat tersebut
terjadi pertemuan antara penjual (nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli
(pedagang atau agen perusahaan perikanan) (Lubis, 2012). Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) yang terdapat di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas
920 m2 yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan jual beli ikan melalui
pelelangan. Tahun 2009 dalam rangka upaya melakukan program tempat
pelelangan yang higienis, pengelelola TPI membuat saluran air bekas pencucian
ikan dan meninggikan lantai TPI. Kondisi fasilitas TPI sejak adanya perbaikan dan
penambahan fasilitas pada tahun 2009 sampai 2014 masih dalam kondisi baik.
Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan
Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan yang ada di PPN
Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 70 m2 yang memiliki 4
(empat) ruangan yakni ruangan satuan kerja, 2 (dua) ruangan staf dan 1 (satu)
ruangan dapur (Lampiran 1). Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan
digunakan oleh petugas yang berperan mengawasi dan menindaklanjuti tindak
pelanggaran dibidang perikanan tangkap yang ada di wilayah pelabuhan perikanan,
khususnya di Teluk Palabuhanratu. Kapal-kapal yang akan berlayar kembali setelah
melakukan aktivitas di PPN Palabuhanratu, perlu membayar kewajiban tambat dan
langsung melaporkan kapalnya di kantor satuan kerja pengawas perikanan untuk
diperiksa oleh petugas pengawas perikanan berkaitan dengan alat tangkap dan
mendapatkan surat layak operasional. Kondisi kantor satuan kerja pengawas
perikanan sampai tahun 2014 masih baik dan belum ada pengembangan.
Pos pelayanan terpadu I
Pos pelayanan terpadu I yang ada di PPN Palabuhanratu ini dibangun pada
tahun 1993 dengan luas 72 m2 dan sampai tahun 2014 tidak ada pengembangan
(Lampiran 1). Kantor atau yang biasa disebut sebagai Pos I ini berlokasi didekat
jembatan yang menghubungkan jalan masuk menuju jalan ke dermaga I dan II
dengan jarak sekitar 25 meter dari gapura pintu masuk pelabuhan. Pos ini
digunakan pegawai pelabuhan sebagai tempat enumerator (pencatat data lapangan)
untuk memonitoring, mengevaluasi dan mencatat data perikanan dalam hal keluar
dan masuknya kapal perikanan, produksi, alat tangkap yang dipakai serta jumlah
perbekalan yang dibawa untuk melaut. Menurut Mahyuddin (2007), kondisi fisik
pos pelayanan di PPN Palabuhanratu perlu direhab atau dibangun baru karena
sebagian bangunannya sudah mengalami pelapukan dan juga belum tersedianya
fasilitas pendingin ruangan (AC).
Perbaikan mesin kapal (bengkel)
Tempat perbaikan mesin kapal atau bengkel di PPN Palabuhanratu dibangun
pada tahun 1993 dengan luas 62 m2 (Lampiran 1). Tempat perbaikan mesin kapal
ini berfungsi untuk memperbaiki mesin-mesin kapal perikanan yang mengalami
kerusakan. Menurut Yasa (2012), semenjak berdirinya fasilitas perbaikan mesin

9
kapal hingga tahun 2009 belum dapat beroperasi dengan baik karena kurangnya
peralatan yang ada. Tahun 2009 pihak PPN Palabuhanratu telah menambah sarana
operasional seperti mesin bubut 1 unit, mesin bor 1 unit, mesin gergaji 1 unit, mesin
pembengkok pipa 1 unit, dan blower 1 unit.
Kantor administrasi
Kantor administrasi yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun
1993 dengan luas 528 m2 (Lampiran 1). Tujuan pembangunan kantor administrasi
ini adalah:
1). Sebagai tempat para pegawai pelabuhan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap perkembangan operasional pelabuhan yang dilengkapi dengan saranasarana penunjang.
2). Sebagai tempat para pegawai melakukan koordinasi antar seksi dalam struktur
organisasinya untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi kendala
operasional pelabuhan perikanan. Tahun 2014 kantor administrasi telah direnovasi
untuk menambah luas lantai.
Bak penampungan air bersih
Bak penampungan air bersih yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada
tahun 1993 dengan kapasitas 200 m3 yang digunakan untuk menampung air bersih
sebagai persedian air bersih bagi kapal-kapal perikanan di wilayah PPN
Palabuhanratu (Lampiran 1). Tangki air bersih ini juga dilengkapi dengan pompa
berikut rumah pompanya yang berfungsi untuk memompa air dari truck tangki air
ataupun dari rumah pompa ke truck tangki air untuk disalurkan ke kapal-kapal
yang membutuhkan air bersih. Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun
2014 belum ada pengembangan.
Tangki bahan bakar solar
Terdapat 2 tangki bahan bakar solar atau biasa disebut tangki BBM yang ada
di PPN Palabuhanratu yang dibangun pada tahun 1993. Tangki I berukuran 320 m3
dengan luas 75 m2 dan tangki II berukuran 208 m3 dengan luas 104 m2 (Lampiran
1). Tangki ini digunakan sebagai penyimpanan stok bahan bakar minyak terutama
solar yang dalam pengelolaanya dilakukan oleh pihak swasta. Menurut Lubis
(2012), fasilitas tangki BBM dengan kapasitas 208 m3 dikelola oleh PT.
Mekartunas Rayasejati, sedangkan fasilitas tangki BBM dengan kapasitas 320 m3
dikelola oleh KUD Mina Sinar Laut.
Tangki bahan bakar solar dilengkapi dengan rumah pompa untuk menyimpan
pompa yang berfungsi untuk memompa atau menyalurkan solar yang akan
dimasukkan ke dalam tangki tersebut maupun dari tangki solar ke instalasi
dispenser yang selanjutnya dikeluarkan melalui selang dispenser ke kapal-kapal
yang membutuhkan solar. Sejak dibangun tahun 1993 sampai tahun 2014 fasilitas
tangki bahan bakar solar belum pernah ada pengembangan.

10
Pos pelayanan terpadu II
Pos pelayanan terpadu II atau yang lebih dikenal lagi dengan Pos pelayanan
jasa pelabuhan yang ada di PPN Palabuhanratu ini dibangun pada tahun 1993
dengan luas 70 m2 (Lampiran 1). Pos ini digunakan oleh petugas lapangan dibawah
Seksi Pengembangan untuk memberikan pelayanan jasa dan pungutan jasa
Pelabuhan Perikanan. Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 pos
tersebut belum ada pengembangan.
Kantor syahbandar perikanan
Kantor syahbandar di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2007 dengan
luas 75 m2 (Lampiran 1). Kesyahbandaran yang terdapat di PPN Palabuhanratu ada
dua kategori yaitu syahbandar umum dan syahbandar perikanan. Kedua syahbandar
ini memiliki tugas yang berbeda dan berada dibawah kementrian yang berbeda.
Syahbandar umum berada di bawah Kementrian Perhubungan sementara
syahbandar perikananan dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Menurut
Yasa (2012), syahbandar umum bertugas mengawasi dan mengeluarkan izin kapalkapal dagang, kapal angkut barang atau penumpang dan kapal lainnya selain kapal
perikanan, sedangkan syahbandar perikanan memiliki tugas menerbitkan surat izin
berlayar (SIB), memeriksa ulang kelengkapan dan keabsahan dokumen kapal,
memeriksa ulang alat penangkap ikan yang ada di kapal, dan memeriksa
persyaratan teknis dan nautis kapal.
Gedung arsip
Gedung arsip di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2008 dengan luas
56 m2 (Lampiran 1). Gedung arsip ini digunakan untuk menyimpan arsip yang
terhitung sejak 5 (lima) tahun yang lalu. Penyimpanannya dilengkapi dengan 3
(tiga) buah lemari arsip. Selain itu, gedung arsip digunakan juga sebagai kios
IPTEK dimana gedung tersebut dilengkapi dengan buku`yang berhubungan dengan
perikanan baik perikanan darat maupun laut. Buku-buku tersebut sudah ditata
secara rapi sehingga bagi para pegawai pelabuhan perikanan atau mahasiswa yang
ingin menambah wawasan tentang materi yang dinginkan dapat memilih,
mengambil lalu membacanya secara mudah. Sejak dibangun tahun 2008 sampai
tahun 2014 gedung arsip belum ada pengembangan.
Gedung laboratorium dan pengembangan
Gedung laboratorium dan pengembangan yang ada di PPN Palabuhanratu
dibangun pada tahun 2008 dengan luas 335 m2 (Lampiran 1). Gedung ini digunakan
sebagai tempat pengujian formalin dan organoleptik. Hasil dari pengujian tersebut
dalam upaya memberikan binaan terhadap masyarakat perikanan karena masih
maraknya bahaya formalin sebagai pengawet makanan ataupun produk-produk
perikanan untuk dikonsumsi manusia. Tidak hanya bahaya bagi konsumen saja,
namun juga terkait dengan niliai tambah perikanan sehingga dengan adanya
informasi nilai tambah produk perikanan secara tidak langsung dapat membantu
masyarakat perikanan atau nelayan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya

11
atau menjual hasil tangkapannya. Sejak dibangun tahun 2008 sampai tahun 2014
gedung tersebut belum ada pengembangan.
Fasilitas penunjang :
Fasilitas penunjang adalah yang secara tidak langsung akan meningkatkan
peranan pelabuhan sehingga para pengguna mendapatkan kenyamanan melakukan
aktivitas di pelabuhan (Lubis, 2012). Fasilitas penunjang yang ada di PPN
Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 terdiri dari :
Balai pertemuan nelayan
Balai pertemuan nelayan yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada
tahun 1993 dengan luas 150 m2 (Lampiran 1). Balai ini digunakan sebagai tempat
tatap muka antara pegawai PPN Palabuhanratu dengan masyarakat perikanan
seperti nelayan. Menurut Qadarian (2010), balai pertemuan nelayan di PPN
Palabuhanratu selain digunakan untuk mengadakan rapat pertemuan nelayan juga
digunakan untuk rapat KUD dan pelatihan-pelatihan di bidang perikanan. Balai ini
tidak hanya digunakan oleh masyarakat perikanan setempat tetapi juga digunakan
oleh instansi lain yang masih berkepentingan di bidang perikanan. Sejak dibangun
tahun 1993 sampai tahun 2014 balai tersebut belum ada pengembangan.
Klinik kesehatan
Klinik kesehatan yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993
dengan luas 41 m2 (Lampiran 1). Klinik kesehatan atau biasa disebut puskesmas
nelayan ini mulai beroperasional pada tahun 2005, sejak dari tahun 2005 sampai
tahun 2014 puskesmas nelayan ini beroperasi layaknya puskesmas yang lain.
Puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan kepada para keluarga nelayan atau
nelayan yang melaut dan sedang dalam kondisi sakit. Pelayanan dilakukan oleh
dokter umum dari Dinas Kabupaten Sukabumi. Menurut Mahyuddin (2007),
puskesmas atau klinik kesehatan nelayan di PPN Palabuhanratu beroperasi setiap
hari selasa dan kamis dengan jumlah pasien 55 orang setiap hari, selain itu
puskesmas ini akan ditingkatkan menjadi RS Pelabuhan Perikanan yang berfungsi
memberi pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan pelabuhan. Klinik
kesehatan atau puskesmas tersebut dari tahun awal pengoperasiannya sampai tahun
2014 belum ada pengembangan lagi.
Pos peron
Pos Peron yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan
luas 6 m2 (Lampiran 1). Berdasarakan hasil wawancara ke pihak pengelola PPN
Palabuhanratu, pos peron ini digunakan sebagai tempat membayar pungutan jasa
pas masuk bagi kendaraan yang masuk ke pelabuhan. Petugas peron selain
memungut pas masuk juga ikut menertibkan kendaraan yang akan parkir, sehingga
tidak menganggu orang yang ada disekitarnya. Pos peron ini sejak dibangun tahun
1993 sampai 2014 belum ada pengembangan.

12
Rumah type 50,70 dan 36
Rumah type 50, 70 dan 36 yang ada di PPN Palabuhanratu merupakan rumah
dinas atau mesh pegawai yang dibangun pada tahun 1993 (Lampiran 1).
Pembangunan rumah bertype ini bertujuan agar pegawai mendapatkan akses
dengan mudah dalam melakukan tugas di PPN Palabuhanratu, karena kedekatan
jaraknya. Adapun ukuran masing-masing rumah bertype tersebut:
1). Rumah type 70 ( 2 rumah ) = 140 m2
2). Rumah type 50 ( 5 rumah ) = 250 m2
3). Rumah type 36 ( 13 rumah ) = 252 m2
Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 rumah tersebut belum ada
pengembangan.
Gedung alat berat
Gedung alat berat atau yang disebut garasi alat berat yang ada di PPN
Palabuhanratu dibangun pada tahun 2003 dengan luas 200 m2 (Lampiran 1). Garasi
alat berat ini digunakan untuk menyimpan dan memarkir kendaraan alat berat
seperti crane truck. Sejak dibangun tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 gedung
tersebut belum ada pengembangan.
Toilet publik dermaga II
Toilet publik dermaga II dibangun pada tahun 2005 dengan luas 24 m2.
(Lampiran 1). Pembangunan toilet ini bertujuan untuk memberikan akses yang
mudah bagi masyarakat setempat untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) tanpa harus
kesulitan keluar areal pelabuhan perikanan. Berdasarkan hasil wawancara kepada
pihak pengelolah PPN Palabuhanratu toilet publik dermaga II dilengkapi dengan
beberapa kamar mandi, air bersih dan kakus (WC). Sejak pembangunan tahun 2005
sampai dengan tahun 2014 toilet tersebut belum ada pengembangan.
Musholla
Musholla di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2005 dengan luas 359
m2 (Lampiran 1). Pembangunan musholla ini bertujuan sebagai tempat para
pegawai pelabuhan yang bergama Islam untuk mendapatkan siraman rohani dan
melakukan ibadah kepada Allah SWT. Tahun 2007 telah dibangun pagar agar
musholla terlihat rapih dan bersih serta menjaga kebersihan/kesuciannya. Sejak
pembangunan pagar musholla tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 musholla
tersebut belum ada pengembangan lagi.
Toko logistik dan BAP (kedai pesisir)
Toko logistik perikanan (kedai pesisir) berlokasi di sebelah kanan dari
bengkel perikanan dan sebelah kiri syhabandar perikanan dengan jumlah 11 unit.
Toko BAP berlokasi di komplek PPN Palabuhanratu dengan jumlah 3 unit. Toko
logistik dan BAP ini bagian unit dari bisnis perikanan terpadu dalam upaya
memenuhi logistik nelayan khususnya berupa makanan dan minuman, yang
diperlukan baik ketika akan melaut ataupun sedang beristirahat. Toko logistik

13
dibangun pada tahun 2007 dengan luas 110 m2 sedangkan toko BAP dibangun pada
tahun 2006 dengan luas 120 m2 (Lampiran 1). Menurut Yasa (2012), toko bahan
alat penangkap ikan (BAP) adalah toko yang menjual bahan-bahan untuk membuat
alat penangkap ikan seperti benang, coban, kail, pelampung, pemberat, jaring dan
umpan sedangkan kedai pesisir menjual bahan kebutuhan melaut seperti makanan
dan minuman. Sejak dibangunnya toko BAP tahun 2006 dan toko logistik tahun
2007 sampai dengan tahun 2014 kedua bangunan tersebut belum ada
pengembangan.
Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang
berlokasi di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2008 dengan luas 470 m2
(Lampiran 1). Anggaran pembangunannya berasal dari pemerintah pusat melalui
Dirjen P2HP DKP. Tujuan pembangunannya adalah sebagai tempat untuk :
1). Melakukan pembinaan terhadap masyarakat perikanan yang berkaitan dengan
pengolahan hasil perikanan atau produk perikanan.
2). Memberikan informasi tentang teknologi terbaru dalam bidang pengolahan ikan
terutama mengenai rantai dingin dan teknis penambahan nilai tambah produk
perikanan.
3). Melakukan pembinaan tentang dampak dari pemakaian bahan pengawet pada
produk perikanan yang dikonsumsi untuk orang banyak.
4). Melakukan pembinaan tentang penanganan mutu ikan baik di atas kapal maupun
setelah ikan didaratkan sampai pada pemasarannya.
Gedung pasar ikan dan resto
Gedung pasar ikan dan resto yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada
tahun 2009 dengan luas 713 m2 (Lampiran 1). Pasar ikan digunakan untuk tempat
penjualan ikan secara grosir. Menurut Yasa (2012), pasar ikan dan resto di PPN
Palabuhanratu digunakan sebagai pasar ikan segar dan restoran ikan bakar. Pasar
ikan dan resto ini mulai dioperasikan sejak tanggal 20 Januari 2010 dan
pengelolaannya diserahkan kepada Koperasi Mina Nusantara. Pembangunan pasar
ikan dan resto bertujuan agar masyarakat nelayan dapat dengan mudah memasarkan
hasil tangkapannya. Sejak dibangun tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 gedung
tersebut belum ada pengembangan.
Pengembangan fasilitas PPN Palabuhanratu
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, gambar pengembangan fasilitas disajikan
dalam 4 (empat) kelompok periode waktu yaitu:
1). Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000).
2). Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005).
3). Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010).
4). Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015).

14
Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
Bangunan atau fasilitas di PPN Palabuhanratu pada periode 1 (tahun
1993/1994-1999/2000) sebanyak 33 fasilitas. Bangunan/fasilitas tersebut terdiri dari
fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas pokok di PPN Palabuhanratu
pada periode 1 sebanyak 8 yaitu : kolam I, lampu suar masuk kolam I, dermaga
tambat dan perbaikan 1, dermaga tambat dan perbaikan 2, breakwater, lampu suar
kolam I, dermaga pendaratan dan turap Sungai Cipalabuhan. Fasilitas fungsional
sebanyak 9 yaitu : kantor satuan kerja pengawas perikanan, pos pelayanan terpadu
II, perbaikan mesin kapal, kantor administrasi, bak penampungan air bersih, tangki
bahan bakar solar, pos pelayanan terpadu I, bengkel perikanan dan gedung genset,
dan TPI. Fasilitas penunjang sebanyak 16 yaitu: gedung penyimpanan mesin dan
jaring, balai pertemuan nelayan, klinik kesehatan, pos peron, rumah type 50 2 buah,
rumah type 70 2 buah, guest house, wisma nelayan type 36, rumah type 36,
Dispenser SPDN (KUD), Kantor SPDN (KUD), Mess operator type 36, Kantor
Polairud, dan CV. Agung, S. Kom (coldstorage, docking).
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu,
pembangunan fasilitas seperti dermaga, kolam, TPI, breakwater, dan sebagainya
sangat diperlukan karena para nelayan pada saat itu mengalami kesukaran
bertambat untuk membongkar dan mendaratkan ikan, juga belum adanya tempat
yang layak untuk memasarkan ikan serta belum terlindungnya perahu terhadap
gelombang. Menurut Yasa (2012), dana pembangunan fasilitas di PPN
Palabuhanratu pada tahap awal bersumber dari APBN, Asian Development Bank
(ADB), dan Islamic Development (ISDB). Area lahan yang terpakai pada
pembangunan fasilitas pada periode 1 diperkirakan sekitar 42.559 m2 dari total luas
lahan 98.716 m2 yang dimiliki PPN Palabuhanratu. Jumlah fasilitas penunjang pada
periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000), adalah terbanyak dibanding fasilitas
fungsional dan fasilitas pokok. Hal itu disebabkan pembangunan fasilitas penunjang
berfungsi meningkatkan peranan pelabuhan secara tidak langsung. Fasilitas
penunjang memiliki peran sangat penting karena berfungsi melayani kebutuhan
para pelaku perikanan.
Gambar perkembangan fasilitas pada periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
terlihat posisi atau letak bangunan fasilitas yang ada rata-rata sudah sesuai dengan
yang seharusnya (Gambar 1). Bangunan/fasilitas TPI di PPN Palabuhanratu berada
di dekat dermaga bongkar. Hal ini bertujuan agar aktivitas pemindahan ikan hasil
tangkapan berjalan mudah dan kualitas ikan hasil tangkapan tetap terjaga. Lubis
(2012) mengatakan bahwa letak dan pembagian ruang di gedung pelelangan harus
direncanakan mulai dari ruang lelang, kantor, tempat pengepakan dan lain-lain.
Letak atau posisi bangunan/fasilitas seperti dermaga tambat dan tempat perbaikan
kapal, gedung pertemuan nelayan, bengkel perikanan dan gedung genset, dan balai
pertemuan nelayan di PPN Palabuhanratu berada pada posisi yang saling
berdekatan. Hal ini bertujuan untuk memperlancar kegiatan aktivitas yang ada.
Berdasarkan urutan tata letak fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan,
bangunan/fasilitas seperti bengkel mesin, gedung pertemuan nelayan, dan tempat
perbaikan jaring masuk ke dalam kategori kelompok penyegaran. Pengelompokan
ini dilakukan berdasarkan kriteria yang bertujuan untuk memperhitungkan tingkat
kelancaran aktivitasnya yang disesuaikan dengan fungsi fasilitas yang menyertainya
(Lubis, 2012).

Keterangan :
1.
Lampu suar masuk kolam 1
2.
Dermaga tambat dan
perbaikkan
3.
Gedung penyimpanan mesin
dan jaring
4.
Perbaikkan mesin kapal
5.
Balai pertemuan nelayan
6.
Kantor administrasi
7.
Dermaga tambat dan
perbaikkan
8.
Kolam I
9.
Bak penampungan air bersih
10. Tangki bahan bakar solar
11. Pos pelayanan terpadu
12. Klinik kesehatan
13. Pos peron
14. TPI
15. Lampu suar masuk kolam I
16. Mess operator type 36
17. Rumah type 50
18. Rumah type 70
19. Rumah type 70
20. Rumah type 50
21. Guest house
22. Wisma nelayan type 36
23. Rumah type 36
24. Turap sungai cipalabuhan
25. Bengkel perikanan dan
gedung genset
26. Dispenser SPDN (KUD)
27. Kantor SPDN (KUD)
28. Dermaga bongkar
29. Kantor POLAIRUD
30. AGUNG, S. Kom
31. Pos pelayanan terpadu II
32. Kantor satkes pengawas
33. Breakwater (groin)

15

Gambar 1 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)

16
Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
Bangunan atau fasilitas di PPN Palabuhanratu pada periode 2 (tahun
2000/2001-2004/2005) mengalami penambahan jumlah fasilitas sebanyak 11 unit.
Penambahan fasilitas tersebut berupa fasilitas pokok dan fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok yang tadinya 8 buah pada periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
menjadi 14 fasilitas pada periode 2. Tambahan fasilitas tersebut berupa kolam II,
dermaga II, lampu suar masuk kolam II, rumah pompa air laut, breakwater II, dan
lampu suar masuk pelabuhan. Fasilitas penunjang yang tadinya 16 pada periode 1
menjadi 21 pada periode 2. Penambahan fasilitas tersebut berupa gedung alat berat,
PT AGB (Agro Global Bisnis), CV. Agung, S. Kom (sparepart), PT Ratu Prima
coldstorage, dan CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar. Sedangkan fasilitas
fungsional dari periode 1 sampai periode 2 tidak mengalami perkembangan ataupun
penambahan. Tambahan fasilitas di periode 2 diberi tanda warna kuning (Gambar
7).
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu
didapatkan informasi bahwa penambahan kolam II yang dibangun pada tahun 2003
di PPN Palabuhanratu adalah seluas 2000 m2 dengan kedalaman kolam 3 m sampai
dengan 4 m dan panjang dermaga 410 m2. Penambahan fasilitas tersebut
dikarenakan meningkatnya jumlah armada kapal penangkap ikan di PPN
Palabuhanratu pada periode 2 sehingga terjadi kepadatan kapal-kapal yang
bertambat dan berlabuh di kolam pelabuhan I (Gambar 2).

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010

Gambar 2 Kondisi kolam dan dermaga I PPN Palabuhanratu
Menurut Qadarian (2010), penambahan dermaga II di PPN Palabuhanratu
dikarenakan kapal-kapal yang menggunakan dermaga I sebagai tempat
mendaratkan hasil tangkapan sudah melampaui kapasitasnya, sedangkan
penambahan kolam II dikarenakan kolam I sudah tidak cukup menampung aktivitas
kapal. Dermaga II digunakan untuk melayani kapal-kapal yang berukuran 30 GT
dan di atas 30 GT seperti kapal