HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Jenis Tumbuhan, Hewan dan Bahan Mineral

Berdasarkan hasil penelitian di Suku Tengger terdapat 47 tumbuhan dan juga

3 jenis hewan yang digunakan untuk pengobatan di Suku Tengger (Tabel 4.2 dan Tabel 4.3). Dari tabel persentase tersebut Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan Pisang (Musa paradisiaca L.) mempunyai persentase pengetahuan dan penggunaan yang paling tinggi (lebih dari 50%). Bawang merah (Allium ascolanicum L.), Dringu

(Acorus calamus L.), Ganjan (Tagetes signata Bartl.), Grunggung (Pothentilla argunta Pursh), Jambu biji (Psidium guajava L.), Jambu wer (Pimento dionica L.), Kunyit (Curcuma domestica Valeton), dan Tepung otot (belum teridentifikasi 1) mempunyai persentase pengetahuan atau penggunaan yang relatif sedang (berkisar antara 20%-50%). Sedangkan sisa tumbuhan yang lain mempunyai persentase sampai 20%.

Bahan obat yang berasal dari hewan yang diketahui atau digunakan oleh Suku Tengger semuanya mempunyai persentase sampai 20%. Sedangkan untuk bahan mineral alam juga mempunyai persentase pengetahuan atau penggunaan sampai 20%. Semakin tinggi persentase penggunaan atau pengetahuan semakin tinggi tingkat kepercayaan bahwa tumbuhan, hewan atau bahan mineral alam dapat memberikan pengobatan.

Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam sistem pengobatan pada umumnya adalah tumbuhan yang tumbuh di pekarangan dan dikembangkan dengan teknik budidaya sederhana (asal tanam), sedangkan bahan obat hewan dan bahan mineral alam didapatkan Suku Tengger jika memerlukan dan didapatkan disekitar Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam sistem pengobatan pada umumnya adalah tumbuhan yang tumbuh di pekarangan dan dikembangkan dengan teknik budidaya sederhana (asal tanam), sedangkan bahan obat hewan dan bahan mineral alam didapatkan Suku Tengger jika memerlukan dan didapatkan disekitar

Obat tradisional yang ada, digunakan oleh Suku Tengger secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi seiring dengan pewarisan budaya Suku Tenger. Namun, pola pewarisan tersebut sangat terbatas dikalangan usia rata-rata diatas 45 tahun keatas. Hal ini terbukti dari responden yang memberikan informasi dari hasil metode pengambilan sample Snowball Sampling hanya dikalangan umur 45 tahun keatas. Dikhawatirkan ada kecenderungan terjadinya pengikisan pengetahuan pengobatan tradisional pada Suku Tengger.