Harga satuan dasar (HSD)

a) Biaya bahan bakar (H)

Banyaknya bahan bakar per jam yang digunakan oleh mesin penggerak dan tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan satuan HP ( Horse Power).

H = (12,00 s/d 15,00)% x HP …………………………………………..…………. (7)

KETERANGAN :

H adalah banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam

HP adalah Horse Power, kapasitas tenaga mesin penggerak 12,00% adalah untuk alat yang bertugas ringan 15,00% adalah untuk alat yang bertugas berat

b) Biaya Minyak Pelumas (l)

Banyaknya minyak pelumas (termasuk pemakaian minyak yang lain serta grease) yang dipergunakan oleh peralatan yang bersangkutan dihitung dengan rumus dan berdasarkan kapasitas tenaga mesin

l = (2,5 s/d 3)% x HP …………………………………………………………………. (8)

KETERANGAN:

l adalah banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter / jam

HP adalah kapasitas tenaga mesin ( Horse Power) 2,5 %

adalah untuk pemakaian ringan 3%

adalah untuk pemakaian berat

c) Biaya Bengkel (J)

Besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam dihitung sebagai berikut :

J = (6,25 s/d 8,75)% x B/W ………………………………………………………… (9)

KETERANGAN:

B adalah harga pokok alat setempat W

adalah jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 6,25% adalah untuk pemakaian ringan 8,75% adalah untuk pemakaian berat

d) Biaya Perbaikan (K)

Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus dipakai rumus :

K = (12,5 s/d 17,5)% x B/W ……………………………………………………….. (10)

KETERANGAN:

B adalah harga pokok alat setempat W

adalah jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 12,5% adalah untuk pemakaian ringan 17,5% adalah untuk pemakaian berat

e) Upah Operator/Driver (L) dan pembantu Operator (M)

Upah Operator dan Pembantu operator atau driver, dihitung Operator, L = 1 orang/jam x U 1 …………………………………………….……….….. (11) Pembantu Operator: M = 1 orang/jam x U 2 ………………………..……….……..….. (12)

f) Biaya operasi (P)

Biaya operasi : P = H + I + J + K + L + M ………..…………….………….…….. (13)

KETERANGAN:

H adalah banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam

l adalah banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter / jam

J adalah besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam K

adalah biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus, L

Upah Operator atau driver, M Upah Pembantu Operator atau Pembantu driver.

5.2.2.3 Keluaran (output) HSD alat

Keluaran harga satuan dasar alat (S) adalah harga satuan dasar alat yang meliputi biaya pasti (G), biaya tidak pasti atau biaya operasi (P): harga satuan dasar alat:

S = G + P ………………………………………………………………………….….……… (14) Keluaran harga satuan dasar alat ini selanjutnya merupakan masukan (input) untuk proses

analisis harga satuan pekerjaan (HSP).

5.2.2.4 Alat bantu

Di samping peralatan mekanis, hampir semua nomor mata pembayaran memerlukan alat bantu manual, seperti: cangkul, sekop, gerobak sorong, keranjang, timba dan lain-lain. Alat bantu tersebut jumlah dan harganya relatif kecil, sehingga untuk memudahkan analisis, alat bantu manual tidak dianalisis, dan dalam contoh perhitungan analisis harga satuan pekerjaan, harga alat bantu diisi dengan angka nol.

5.2.3 HSD bahan

5.2.3.1 Umum

Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi yang berlaku.

Data harga satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran kontraktor.

Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : x Harga satuan dasar bahan baku, misal: batu, pasir, semen, baja tulangan, dan lain-lain. x Harga satuan dasar bahan olahan, misal: agregat kasar dan agregat halus, campuran

beton semen, campuran beraspal, dll. x Harga satuan dasar bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, geosintetik dan lain- lain.

Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti diuraikan pada analisis HSD alat dalam 5.2.2.1.f

Masukan ( input) harga bahan yang dibutuhkan dalam proses perhitungan HSD bahan yaitu harga komponen bahan per satuan pengukuran. Satuan pengukuran bahan tersebut

misalnya m 1 ,m 2 ,m 3 , kg, ton, zak, dan sebagainya. Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya memerlukan

alat secara mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan pekerjaan secara manual.

Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada tahap pekerjaan Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada tahap pekerjaan

5.2.3.2 Harga satuan dasar bahan baku

Bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat pula diterima di Base Camp atau di Gudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya.

Survei bahan baku biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui jarak lokasi sumber bahan, dan pemenuhan terhadap spesifikasinya, kemudian diberi keterangan, misal : harga bahan di quarry (batu kali, pasir, dll) atau harga bahan di pabrik atau gudang grosir (seperti semen, aspal, besi dan sebagainya) yang telah dilengkapi dengan sertifikat.

Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).

Sebagai rujukan untuk harga satuan dasar bahan baku, dan sesuai dengan Perpres Nomor

54 Tahun 2010 Pasal 66 ayat (7), bahwa penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi berikut :

a) Informasi harga satuan bahan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat

Statistik (BPS);

b) Data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang

dilaksanakannya pengadaan.

c) Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Asosiasi terkait dan

sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan;

d) Daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikasi/distributor tunggal;

e) Biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor

perubahan biaya;

f) Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;

g) Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain

maupun pihak lain;

h) Perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana ( engineer’s

estimate);

i) Norma indeks, dan/atau; j) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh analisis HSD bahan baku dapat dilihat dalam LAMPIRAN BM-E.

5.2.3.3 Harga satuan dasar bahan olahan

Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya agregat atau batu pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses dengan alat mesin pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi. Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat dihasilkan menjadi Agregat kelas A dan kelas B, sebagai bahan pondasi jalan. Bahan olahan lainnya misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan Stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus.

Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di Base Camp atau di lokasi khusus, sedangkan unit produksi campuran aspal ( asphalt mixing plant) atau unit produksi campuran Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di Base Camp atau di lokasi khusus, sedangkan unit produksi campuran aspal ( asphalt mixing plant) atau unit produksi campuran

Dalam penetapan harga satuan dasar bahan olahan di lokasi tertentu, khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan, proses dan keluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar olahan.

a) Masukan

1) Jarak quarry (bila sumber bahan baku diambil dari quarry), km.

2) Harga satuan dasar tenaga kerja, sesuai dengan 5.2.1.

3) Harga satuan dasar alat sesuai dengan 5.2.2

4) Harga satuan dasar bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 5.2.3.2

5) Kapasitas alat Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat pemecah batu (

stone crusher) dalam ton per jam, dan Wheel Loader dalam m 3 heaped (kapasitas bucket). Lihat contoh dalam LAMPIRAN BM-D, Tabel BM-D-7.

6) Faktor efisiensi alat Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan tidak akan

sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur, karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor-faktor tersebut adalah:

- Faktor operator -

Faktor peralatan -

Faktor cuaca -

Faktor kondisi medan/lapangan -

Faktor manajemen kerja. Untuk memberikan estimasi besaran pada setiap faktor di atas adalah sulit sehingga

untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan, faktor-faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja secara umum.

Selanjutnya faktor tersebut digunakan sebagai faktor efisiensi kerja alat (F a ). Lihat Tabel 1. Tidak disarankan bila kondisi operasi dan pemeliharaan mesin adalah buruk

Tabel 1 Faktor efisiensi alat Pemeliharaan mesin

Kondisi operasi

Baik sekali

Buruk sekali

Baik sekali

0,45 Buruk sekali

Sumber: Rochmanhadi, Ir. 1992. Kapasitas dan produksi alat-alat berat. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. YBPPU. Jakarta. Angka dalam warna kelabu adalah tidak disarankan

7) Faktor kehilangan bahan Faktor untuk memperhitungkan bahan yang tercecer pada saat diolah dan dipasang. Lihat LAMPIRAN A, Tabel A-3 dan Tabel A-4

b) Proses

Proses perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan perangkat lunak secara sederhana dengan Microsoft Word Office, Excel, sesuai dengan rumus (1) sampai dengan Rumus (14).

c) Keluaran

Proses perhitungan di atas akan menghasilkan harga satuan dasar bahan, misal: untuk agregat kasar dan agregat halus sebagai keluaran. Harga satuan dasar bahan olahan ini merupakan masukan dalam proses perhitungan analisis harga satuan pekerjaan.

Contoh AHD bahan olahan dapat dilihat dalam LAMPIRAN BM-E.

5.2.3.4 Harga satuan dasar (HSD) bahan jadi

Bahan jadi diperhitungkan diterima di Base Camp/Gudang atau di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan (tergantung perjanjian transaksi).

Untuk harga satuan dasar bahan jadi, harus diberi keterangan harga bahan diterima sampai di lokasi tertentu, misal lokasi pekerjaan, base camp atau bahan diambil di pabrik/gudang grosir. Data satuan bahan jadi sama dengan informasi bahan baku dalam 5.2.3.2.

Bahan jadi dapat berasal dari pabrik/pelabuhan/gudang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan tronton/truk, sedang untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan Crane atau alat bantuan lainnya.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63