Level of Prevention Asma

3.6 Sumber Data

3.6.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara (Notoatmodjo, 2005).

Metode wawancara adalah metode yang paling mudah digunakan dimana proses interaksi atau komunikasi terjadi secara langsung antara pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden. Keunggulan metode ini antara lain : fleksibel karena urutan pertanyaan tidak harus sesuai dengan daftar pertanyaan, jawaban dapat diperoleh dengan segera, dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban. Sedangkan kekurangan dari metode ini antara lain: membutuhkan waktu dan biaya yang besar, dapat menimbulkan bias antara pewawancara dengan responden karena dipengaruhi lingkungan sekitar (Nursalam, 2008).

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel- variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh dari jurnal dan kepustakaan lain (A. Nasir, 2011).

Alat ukur yang digunakan dalam peneltian ini adalah wawancara. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya.

3.7 Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penelitian yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik responden serta skala kejadian asma.

3.8 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari lembar wawancara dan hasil observasi kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahap- tahap sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan maupun jawaban responden. Pada kegiatan pemeriksaan data dilakukan 2 hal yaitu menjumlahkan dan melakukan koreksi. Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan keseragaman data.

b. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan diberikan kode tertentu. Pemberian kode dapat memudahkan pengolahan tetapi harus dilakukan dengan seteliti mungkin. Pemberian kode dapat dilakukan Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan diberikan kode tertentu. Pemberian kode dapat memudahkan pengolahan tetapi harus dilakukan dengan seteliti mungkin. Pemberian kode dapat dilakukan

c. Tabulasi data

Penyusunan data/tabulasi merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Proses tabulasi dilakukan dengan cara metode Tally, menggunakan kartu, dan menggunakan komputer.

d. Prosesing

Setelah seluruh data terkumpul dan terisi dengan benar dan sudah melewati edit pengkodean, langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam program komputer. Ada banyak program yang dapat digunakan untuk pemrosesan data dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

e. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry data ke komputer.

f. Interpretasi hasil pengolahan data

Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah

Kecamatan Semarang Utara mempunyai luas 1.135.275 ha yang mencakup 9 kelurahan. Salah satunya Kelurahan Bulu Lor dengan luas wilayah 68.676 ha. Kantor Kelurahan Bulu Lor terletak di Jalan Surtikanti Raya No. 27 B , Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Puskesmas Bulu Lor berada di Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara. Wilayah kerja Puskesmas sesuai dengan SK Walikota, membawahi 5 kelurahan. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor adalah:

Utara

: Laut Jawa

Selatan : Kelurahan Pindrikan Kecamatan Semarang Tengah Timur

: Kelurahan Dadapsari Kecamatan Semarang Utara Barat

: Sungai Banjir Kanal Barat

Gambar 5. Peta Kecamatan Semarang Utara

Jumlah penduduk Kecamatan Semarang Utara seluruhnya 127.269 terdiri dari 61.815 laki-laki dan 65.454 perempuan yang tertampung dalam

28.891 KK, 89 RW dan 706 RT. Adapun Kelurahan Bulu Lor memiliki rincian demografi:

Kelurahan

Bulu Lor

Tabel 3. Keadaan Demografi Kelurahan Bulu Lor

Puskesmas Bulu Lor terletak di Jalan Banowati Selatan II, Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Wilayah kerja puskesmas Bulu Lor meliputi lima kelurahan yaitu: Kelurahan Bulu Lor, Plombokan, Purwosari, Panggung Kidul, dan Panggung Lor.

Gambar 6. Wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor Semarang

Wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor merupakan daerah dataran rendah di tepi Laut Jawa, sering terjadi rob pada musim tertentu dan banjir pada musim hujan.

4.2 Metode Perhitungan

Mulanya kami meminta izin kepada Kepala Kelurahan untuk melakukan penelitian mengenai asma di Kelurahan Bulu Lor, setelah mendapat persetujuan lalu kami meminta izin ke Kepala Puskesmas Bulu Lor sekaligus meminta data pasien yang menderita asma di wilayah kerja tersebut. Penyebaran angket dilakukan secara acak kepada masyarakat Kelurahan Bulu Lor yang mengidap asma. Mulanya dilakukan pendekatan dengan berbincang-bincang ringan lalu setelah suasana cair baru kertas angket diberikan untuk diisi. Begitu cara yang kelompok kami lakukan untuk menarik responden agar mau mengisi angket secara benar dan baik tanpa ada paksaan sedikitpun.

Setelah 30 angket terisi selanjutnya dilakukan perhitungan hasil angket penelitian. Perhitungan hasil angket penelitian ini menggunakan skala perhitungan Guttman. Menurut Sugiyono (2012:96) skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban yang jelas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna,yaitu semua responsi diatur sebagai berikut:

Tabel 4. Prosedur penilaian Guttman

Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas dan konsisten. Misalnya yakin-tidak yakin ;ya – Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas dan konsisten. Misalnya yakin-tidak yakin ;ya –

4.3 Hasil Skoring Angket

Di bawah ini merupakan perhitungan dari hasil angket yang telah dilakukan oleh 30 responden mengenai faktor risiko asma dengan menggunakan perhitungan Guttman. Seperti yang telah dijelaskan di atas, perhitungan Guttman hanya digunakan pada jenis angket yang menyediakan dua pilihan jawaban.

Untuk variabel individu ada 13 pertanyaan, variabel lingkungan 12 pertanyaan dan variabel perilaku ada 6 pertanyaan, semua pertanyaan dengan menggunakan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Jumlah pertanyaan adalah

31 buah dan jumlah responden berjumlah 30 responden.

Tabel 5. Hasil Skoring Variabel Individu

A. VARIABEL INDIVIDU P1

P13 Total R1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 R2

1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 R3

1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 4 R4

1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 5 R5

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 R6

1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 7 R7

1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 7 R8

1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 R9

1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 R10

1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 R11

1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 6 R12

1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9 R13

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 R14

1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5 R15

R16

1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 R17

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 R18

1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 7 R19

1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 6 R20

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 R21

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 R22

1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 6 R23

1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 R24

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 R25

1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 R26

1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 6 R27

1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 4 R28

1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 6 R29

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 R30

1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 Total

30 8 11 11 4 3 4 5 30 30 20 9 12 177 atau 45%

Keterangan:

P1 = Apakah anda memiliki riwayat penyakit asma? P2 = Apakah ayah anda memiliki riwayat penyakit asma? P3 = Apakah ibu anda memiliki riwayat penyakit asma? P4 = Apakah saudara kandung anda memiliki riwayat penyakit asma? P5 = Apakah ayah dari ayah (kakek anda) memiliki riwayat penyakit asma? P6 = Apakah ibu dari ayah (nenek anda) memiliki riwayat penyakit asma? P7 = Apakah ayah dari ibu (kakek anda) memiliki riwayat penyakit asma? P8 = Apakah ibu dari ibu (nenek anda) memiliki riwayat penyakit asma? P9 = Apakah ketika anda bernafas terdengar bunyi ngik-ngik P10 = Apakah anda mempunyai pengalaman sesak nafas? P11 = Apakah ketika anda sesak nafas diawali batuk-batuk? P12 = Apakah ketika anda sesak nafas diawali pilke? P13 = Apakah ketika anda sesak nafas diawali bersin-bersin?

Tabel 6. Hasil Skoring Variabel Lingkungan

B. VARIABEL LINGKUNGAN P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

Total

R1

1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8 R2

1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 R3

0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 R4

0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5 R5

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 R6

0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 R7

0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 6 R8

1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 R9

0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 R10

0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 R11

0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 R12

1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8 R13

0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 R14

R15

0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 6 R16

0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4 R17

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 R18

1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 6 R19

1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 R20

0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 R21

0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 6 R22

0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 5 R23

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 R24

0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 R25

0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 6 R26

1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7 R27

0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 6 R28

1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 7 R29

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6 R30

0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 Total

9 17 9 8 5 16 26 9 16 12 8 17 152 atau 42%

Keterangan:

P1 = Apakah ketika anda sesak nafas diawali bersin-bersin? P2 = Apakah anda sesak nafas saat menghirup asap rokok? P3 = Apakah anda memakai obat nyamuk jenis semprot? P4 = Apakah anda memakai obat nyamuk jenis bakar? P5 = Apakah anda memakai obat nyamuk jenis elektrik? P6 = Apakah anda sesak nafas saat menghirup asap obat nyamuk? P7 = Apakah pada cuaca dingin asma anda kambuh? P8 = Apakah pada cuaca panas asma anda kambuh? P9 = Apakah anda sesak nafas didahului hujan atau mendung? P10 = Apakah anda memiliki binatang peliharaan yang berbulu? P11 = Apakah anda sesak nafas saat dekat binatang berbulu? P12 = Apakah perbotan rumah tangga anda berdebu?

Tabel 7. Hasil Skoring Variabel Perilaku

C. VARIABEL PERILAKU P1

P2

P3

P4

P5

P6

Total

R1

1 1 0 0 0 0 2 R2

1 1 0 0 1 1 4 R3

0 1 0 0 1 1 3 R4

0 0 0 0 1 0 1 R5

1 0 0 0 1 1 3 R6

0 0 0 0 1 1 2 R7

0 1 0 0 1 1 3 R8

1 1 1 0 0 0 3 R9

0 1 0 0 1 1 3 R10

1 0 0 0 0 0 1 R11

1 1 0 0 0 0 2 R12

1 1 0 0 0 0 2 R13

1 0 0 0 0 0 1 R14

1 0 0 0 0 0 1 R15

1 0 1 0 1 1 4 R16

0 1 1 0 1 1 4 R17

0 0 0 1 0 0 1 R18

1 0 0 0 1 1 3 R19

1 1 0 0 1 1 4 R20

0 1 0 0 0 0 1 R21

0 1 0 0 1 1 3 R22

0 0 0 0 0 0 0 R23

1 0 1 1 1 1 5 R24

0 0 0 0 0 0 0 R25

1 1 1 0 0 0 3 R26

1 0 0 0 0 0 1 Total 18 17 5 2 17 16 75 atau 41%

Keterangan:

P1 = Apakah anda sering membersihkan rumah? P2 = Apakah ketika anda membersihkan perabotan rumah yang berdebu, anda merasa sesak napas? P3 = Apakah anda melakukan olah raga secara rutin? P4 = Apakah frekuensi olah raga anda lebih dari 3x dalam seminggu? P5 = Apakah anda sesak napas setelah berolahraga P6 = Apakah asma anda kambuh setelah melakukan olah raga?

4.4 Pembahasan

Gambar 7. Persentase Faktor Risiko Asma di Kelurahan Bulu Lor, Semarang

Utara 2015

Pada diagram diatas terlihat bahwa masyarakat di Kelurahan Bulu Lor memiliki persentase faktor risiko asma sebagai berikut, faktor individu sebesar 45%, faktor lingkungan sebesar 42% dan faktor perilaku sebesar 41%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara faktor risiko asma; baik faktor individu, faktor lingkungan maupun faktor perilaku di Kelurahan bulu Lor.

4.4.1 Variabel Individu

Gambar 8. Grafik Faktor Individu yang Mempengaruhi Asma di

Kelurahan Bulu Lor

Pada grafik diatas terlihat bahwa masyarakat di Kelurahan Bulu Lor memiliki faktor individu yang mempengaruhi asma sebagai berikut, memiliki riwayat penyakit asma sebanyak 30 responden, memiliki ayah yang memiliki riwayat asma sebanyak 8 responden, memiliki ibu yang memiliki riwayat penyakit asma sebanyak 11 responden, memiliki saudara kandung yang memiliki riwayat asma sebanyak 11 responden, memiliki ayah dari ayah yang memiliki riwayat asma sebanyak 4 responden, memiliki ibu dari ayah yang memiliki riwayat asma sebanyak 3 responden, memiliki ayah dari ibu yang memiliki riwayat penyakit asma sebanyak 4 responden, memiliki ibu dari ibu yang memiliki riwayat penyakit asma sebanyak 5 responden, terdengar bunyi ngik-ngik ketika bernafas sebanyak 30 responden, mempunyai pengalaman sesak nafas sebanyak 30 responden, sesak nafas yang diawali oleh batuk-batuk sebanyak 20 responden, sesak nafas yang diawali pilek sebanyak 9 responden, dan sesak nafas yang diawali bersin-bersin sebanyak 12 responden.

Dari data diatas menunjukkan 100% responden memiliki riwayat penyakit asma dan pengalaman sesak nafas dan selalu terdengar bunyi ngik-ngik ketika bernafas.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Reka Yuligawati (2014) yang menunjukkan bahwa hasil analisa hubungan antara riwayat asma dengan gejala asma pada α 5% didapatkan ρ value adalah 0,023, artinya ada hubungan yang bermakna antara riwayat asma dengan gejala asma. Nilai prevalence ratio riwayat asma adalah 3,214, artinya anak yang mempunyai riwayat asma pada orang tuanya berpeluang 3,214 kali untuk mempunyai gejala asma dibandingkan dengan anak yang tidak mempunyai riwayat asma pada orang tua.

Telah dibuktikan dalam berbagai penelitian bahwa orang tua asma merupakan prediktor yang kuat terhadap kejadian asma pada anaknya. Antara lain adalah hasil penelitian penelitian Iskandar (2011) dengah judul Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Pada Anak Di Kota Semarang, menyatakan bahwa riwayat asma keluarga terbukti sebagai faktor resiko kejadian asma pada anak dengan nilai OR= 0,037, artinya anak yang mempunyai riwayat asma pada keluarga mempunyai peluang 0,037 kali terkena asma dibandingkan anak yang tidak mempunyai riwayat asma keluarga. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kejadian asma pada anak yang orang tuanya memiliki riwayat asma adalah 72,7 % dan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat asma pada orang tua dengan kejadian asma pada anak ( P value < 0,001) (Laisina, 2007).

4.4.2 Variabel Lingkungan

Gambar 9. Grafik Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Asma di

Kelurahan Bulu Lor

Pada grafik diatas terlihat bahwa masyarakat di Kelurahan Bulu Lor memiliki faktor lingkungan yang mempengaruhi asma sebagai berikut, merokok sebanyak 9 responden, sesak nafas saat menghirup rokok sebanyak 17 responden, memakai obat nyamuk jenis semprot sebanyak 9 responden, memakai obat nyamuk jenis bakar sebanyak 8 responden, memakai obat nyamuk jenis elektrik sebanyak 5 responden, sesak nafas saat menghirup asap obat nyamuk sebanyak 16 responden, asma kambuh saat cuaca dingin sebanyak 26 responden, asma kambuh saat cuaca panas sebanyak 9 responden, sesak nafas didahului hujan atau mendung sebanyak 16 responden, memiliki binatang peliharaan berbulu sebanyak 12 responden, sesak nafas saat dekat dengan binatang berbulu sebanyak 8 responden, dan perabotan berdebu sebanyak 17 responden. Dari data menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap asma adalah cuaca dingin.

Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Ni Luh Putu (2012) yang menunjukkan bahwa hasil analisis univariat menunjukkan rata-rata paparan perubahan cuaca adalah 2,53, dengan nilai minimum-maksimum

0-4. Hasil analisis bivariat tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara pasien yang mengalami paparan perubahan cuaca dengan terjadinya serangan asma.

4.4.3 Variabel Perilaku

Gambar 10. Grafik Faktor Perilaku yang Mempengaruhi Asma di

Kelurahan Bulu Lor

Pada grafik diatas terlihat bahwa masyarakat di Kelurahan Bulu Lor memiliki faktor perilaku yang mempengaruhi asma sebagai berikut, sebanyak 18 responden membersihkan perabot rumah yang berdebu, sebanyak 17 responden merasa sesak nafas ssat membersihkan perabot rumah yang berdebu, sebanyak 5 responden melakukan olahraga secara rutin, sebanyak 2 responden berolhraga lebih dari 3 kali dalam seminggu, sebanyak 17 responden merasa sesak nafas setelah berolah raga, sebanyak 16 responden merasa asmaanya kambuh setelah berolah raga. Dari data diatas menunjukkan bahwa faktor perilaku yang berpengaruh terhadap asma adalah perilaku membersihkan perabot rumah yang berdebu.

Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Reka Yuligawati (2014) yang menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,742. Hasil tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara Perabotan rumah tangga yang berpotensi sebagai sumber alergen dengan gejala asma.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Bulu Lor Semarang untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang menyebabkan penyakit asma bagi masyarakat Kelurahan Bulu Lor, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Masyarakat di Kelurahan Bulu Lor memiliki persentase faktor risiko asma sebagai berikut; faktor individu sebesar 45%, faktor lingkungan sebesar 42% dan faktor perilaku sebesar 41%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara presentase faktor risiko asma baik faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor perilaku di Kelurahan bulu Lor.

2. Dari faktor individu, keturunan merupakan salah satu yang berpengaruh. Keturunan yang dimaksud berasal dari ibu, ayah, dan saudara kandung.

3. Dari faktor lingkungan cuaca dingin merupakan yang terbesar mempengaruhi timbulnya asma

4. Dari faktor perilaku responden yang membersihkan perabot rumah yang berdebu akan memicu tibulnya asma.

5.2 Saran

1. Bagi Pemerintah Bagi instansi terkait diharapkan dapat memberikan penyuluhan bagi mengenai berbagai macam hal yang dapat berperan sebagai faktor risiko untuk terjadinya gejala asma.

2. Bagi Masyarakat Masyarakat harus rajin membersihkan perabotan rumah agar tidak berdebu, bagi yang merokok harus berhenti merokok agar asmanya tidak bertambah parah, memakai obat nyamuk jenis elektrik dirumah dan tidak memelihara binatang yang berbulu, menggunakan masker jika sedang 2. Bagi Masyarakat Masyarakat harus rajin membersihkan perabotan rumah agar tidak berdebu, bagi yang merokok harus berhenti merokok agar asmanya tidak bertambah parah, memakai obat nyamuk jenis elektrik dirumah dan tidak memelihara binatang yang berbulu, menggunakan masker jika sedang

DAFTAR PUSTAKA

[Online] http://www.iwh.on.ca/wrmb/primary-secondary-and-tertiary-prevention diakses tanggal 10 September 2015.

[Online] http://www.slideshare.net/meysimalango/presentasi-epidemiologi- penyakit-tidak-menular-gabungan diakses pada tanggal 11 september 2015

Anne McMurray, Jill Clendon. 2015. Community Health and Wellness: Primary Health Care in Practice 5th Ed. Elsevier Australia, ACN: Australia.

Anonim,

[serial online] http://bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/173-penyakit-asma.html

[serial online] http://quantumhealthcare.co.id/asma.php

Asma dan Penyakit

Jantung.

Anonim, 2009.

[serial online] http://www.infopenyakit.com/2208/02/penyakit-asma-asthma.html

Asyanti, Setia dan Lusi Nuryanti. 2005. Keterkaitan Komunikasi Anak-Orangtua Dengan Manajemen Asma.Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010. Surakarta: Sinar Harapan

Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.

Dr. Wiwien Heru Wiyono, dkk. Jurnal Respirologi Indonesia Majalah Resmi

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mahkota Dirfan: 2007. Fitria, Laila. 2009. Program Langit Biru: Kontribusi Kebijakan Pengendalian

Pencemaran Udara Kota terhadap Penurunan Penyakit Pernapasan pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 4, No 3, Desember 2009.

Gunawan, Didik., Mulyani, Sri. 2002. Ramuan Tradisionil untuk penderita Asma. Jakarta : Penebar Swadaya

Indarto,W. 2005. Asma pada anak dalam Simposium Penyakit Asma. Yogyakarta: RS Bethesda Yogyakarta.

Iskandar, S .2011. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Pada Anak Di Kota Semarang. Skripsi: Universitas Diponogoro.

Kenneth J. Leveno et al. 2004. Obstetri willams : Panduan Ringkas Ed. 21. Jakarta: EGC

Kepmenkes 1022 thn 2008 Pedoman Pengendalian PPOK. Jurnal di unduh pada

11 September 2015. www.btklsby.go.id Khoman, PA. 2011. Asma Bronkiale. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Dinduhdari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23277/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 10 Septembar 2015.

Laisina., Abraham H.S dkk. 2007. Faktor Risiko Kejadian Asma Pada Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Wenang Kota Manado . Sari Pediatri, Vol. 8, No. 4, Maret 2007: 299 – 304

Lenfant C. Khaltaev N. 2002.Global Initiative for Asthma. NHLBI/WHO Work Shop Report

Librianty, Nuranida. 2015. Panduan Mandiri Melacak Penyakit. Jakarta : PT. Lintas Kata.

MC Widjaja. 2008 Mencegah dan Mengatasi Alergi dan Asma pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka

Nasir, A., Muhith, A., & Ideputri, M. E. (2011). Buku Ajar: Metodologi Penelitian

Kesehatan . Yogyakarta: Nuha Medika. Nelson WE. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Terjemahan Wahab S. Vol I: Jakarta.

Penerbit EGC Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nugroho, Sigit. 2009.Terapi Pernapasan pada Penderita Asma. Yogyakarta: UNY

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan . Edisi kedua, Jakarta: Salemba Medika.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2004. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia . Jakarta : PDPI.

Redaksi agromedia. 2008. 273 Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Tanjung dudut, Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Fakultas kedokteranmUniversitas Sumatera utara Diakses dari

Vitahealth. 2007. Asma, Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta: Gramedia.

www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ua ct=8&ved=0CCAQFjAAahUKEwi3hZvMrezHAhWCJZQKHa_9CTs&url =http%3A%2F%2Findonesia.digitaljournals.org%2Findex.php%2Fidnme d%2Farticle%2FviewFile%2F608%2F597&usg=AFQjCNEG0nPjjMIS_2 G0xpzDSb5X6PXraA&sig2=YvIiuXEk8995dARfG1WGkA&bvm=bv.10 2022582,d.dGo pada tanggal 10 september 2015

Yulliasri, Nurahma. 2010. Perbedaan Kontrol Asma Menurut Krtiteria The National Asthma Education and Prvention Program dengan Asthma Control Questionnaire pada Penderita Asma. Solo: UNS

LAMPIRAN

Lampiran I. Lembar Angket Penelitian

Angket Penelitian

” Analisis Faktor Risiko Penyebab Penyakit Asma di Kelurahan Bulu Lor Semarang Utara, Kota Semarang Tahun 2015 ”

a) Identitas Reponden

Nama responden

Umur

Pendidikan terakhir

Pekejaan

Alamat tinggal

Nomor telepon

b) Konten Angket

Jawablah poin pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kondisi anda yang sebenarnya. Jawablah dengan menggunakan centang (v) pada kolom yang tersedia.

Respon No.

Pertanyaan

Jawaban Ya

Tidak

1 Apakah anda memiliki riwayat penyakit asma? ID 2 Apakah ayah anda memiliki riwayat penyakit asma?

IV

D 3 Apakah ibu anda memiliki riwayat penyakit asma?

IR

Apakah saudara kandung anda memiliki riwayat

TO

penyakit asma?

F 5 Apakah ayah dari ayah (kakek anda) memiliki riwayat F 5 Apakah ayah dari ayah (kakek anda) memiliki riwayat

6 penyakit asma?

Apakah ayah dari ibu (kakek anda) memiliki riwayat

7 penyakit asma?

Apakah ibu dari ibu (nenek anda) memiliki riwayat

8 penyakit asma?

Apakah ketika anda bernafas terdengar bunyi ngik-

9 ngik

10 Apakah anda mempunyai pengalaman sesak nafas?

11 Apakah ketika anda sesak nafas diawali batuk-batuk?

12 Apakah ketika anda sesak nafas diawali pilek?

13 Apakah ketika anda sesak nafas diawali bersin-bersin?

14 Apakah anda seorang perokok?

15 Apakah anda sesak nafas saat menghirup asap rokok?

16 Apakah anda memakai obat nyamuk jenis semprot?

17 Apakah anda memakai obat nyamuk jenis bakar?

18 Apakah anda memakai obat nyamuk jenis elektrik?

G Apakah anda sesak nafas saat menghirup asap obat

20 Apakah pada cuaca dingin asma anda kambuh?

LI R

21 Apakah pada cuaca panas asma anda kambuh?

TO

Apakah anda sesak nafas didahului hujan atau

F mendung? Apakah anda memiliki binatang peliharaan yang

23 berbulu?

24 Apakah anda sesak nafas saat dekat binatang berbulu?

25 Apakah perbotan rumah tangga anda berdebu?

26 Apakah anda sering membersihkan rumah?

ILA R

Apakah ketika anda membersihkan perabotan rumah

KU ER

yang berdebu, anda merasa sesak napas?

28 Apakah anda melakukan olah raga secara rutin?

29 Apakah frekuensi olah raga anda lebih dari 3x dalam seminggu?

30 Apakah anda sesak napas setelah berolahraga

31 Apakah asma anda kambuh setelah melakukan olah raga?

Lampiran 2. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI Dalam penelitian: ” Analisis Faktor Risiko Penyebab Penyakit Asma di Kelurahan Bulu Lor Semarang Utara, Kota Semarang Tahun 2015 ”

Tidak Hewan peliharaan yang berbulu

Perabotan Rumah Tangga yang berdebu

5 Vas Bunga

6 TV

7 Lainnya…..

Lampiran 3. Formulir Informed Consent

Tabel 8. Uraian Pembagian Job Desk

Nama

NIM

Deskripsi Kerja

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka Indira Krisma Rusady

 Pembuatan kuesioner  Penyusun laporan

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka Falentine Lidya Telussa

 Pembuatan Bab III Metode  Pembuatan kuesioner

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka Rini Oktaviani Handayani 25010113140253

 Pembuatan Bab III Metode  Pembuatan kuesioner

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka  Pembuatan PPT

Astrid Ayu Utami

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka Dhia Ghoniyyah

 Penyusun laporan  Pembuatan mind mapping  Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka

Dina Happy Yusinta

 Pembuatan kuesioner  Penyusun laporan  Pembuatan Bab I Pendahuluan

Merry Putri Sirait

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka  Pembuatan Bab I Pendahuluan

Rifha Asti Hardinawanti

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka  Pembuatan Bab I Pendahuluan

Syifa Awalia Rahma

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka  Pembuatan kuesioner

 Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka Kristian Yudhianto

 Pembuatan mind mapping

 Pembuatan Bab I Pendahuluan  Pembuatan Bab II Tinjauan Pustaka

Armen Zufri

Lampiran 4. Dokumentasi

Proses Pengambilan Data

Proses pengambilan data di Kelurahan Bulu Lor

Penulis dengan Petugas Kelurahan Bulu Lor

Proses pengambilan data di Puskesmas Bulu Lor

Proses pengambilan data di Puskesmas Bulu Lor

Penulis di Puskesmas Bulu Lor

Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Proses Pengisian Angket Bersama Responden

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63