Pengaruh Pembengkokan Sudut Mata Pancing Terhadap Hasil Tangkapan

PENCARUH PEMBENGKOKAN SUDUT MATA PANCING
TERHADAP HASIL TANGKAPAN

OLEH
NOFRIZAL

PROGRAM PASCA SARJANA
JNSTITUT PERTANJAN BOGOR
2002

ABSTRAK
NOFRIZAL. Pengaruh Pembengkokan Mata Pancing Terhadap Hasil Tangkapan.
Dibimbing oleh M. FED1 A. SONDITA dan SULAEMAN MARTASUGANDA.
Mata pancing sangat penting dalam operasi penangkapan ikan dengan pancing
(line fishing). Kegagalan pemancingan umumnya terjadi setelah ikan memakan
umpan adalah salah satu masalah utama yang melatar belakangi penelitian ini. Untuk
lnenurunkan tingkat kegagalan tersebut diperlukan desain bentuk mata pancing yang
baik. Mata pancing dengan sudut bengkokan antara shunk dan throat diharapkan
dapat meningkatkan keefektifan pemancingan.
Pengamatan tingkah laku ikan di akuarium selama proses tertangkapnya ikan oleh
pancing menunjukan bahwa mata pancing yang memiliki sudut 15' dan 30' adalah

lebih efektif dari yang tidak memiliki sudut, karena mata pancing ini memiliki
peluang terkait yang cukup besar akibat adanya sudut antara shank dan fhrout. Pada
pancing tersebut posisi porn[ dan slwrzk tidak lagi berada pada posisi yang sejajar,
sehingga porn/ lebih mudah tertusuk dan terkait pada bagian rongga mulut ikan.
Nan~unsudut yang terlalu besar dapat menurunkan keefektifan mata pancing yang
dioperasikan secara pasif Hal ini disebabkan sudut yang besar menghasilkan celah
yang besar pula sehingga ikan dapat 'merasakan' adanya mata pancing di dalam
mul utnya dan memuntahkannya keluar.
Pengujian pengaruh sudut pembengkokan terhadap hasil tangkapan dilakukan
dengan menggunakan metode e.t-perirnentul fishing di sebuah kolam pemancingan
dengan menerapkan pemancingan dengan metode pasif (mengunakan pancing lotzg
Irnr) dan metode abif (menggunakan pancing spinning). Mata pancin yan terbaik
untuk pemancingan secara pasif adalah mata pancing bersudut 15 . UJI Anova
menyimpulkan hasil tangkapan (hook rule) berbeda nyata (a = 0,05). Uji lanjutan uji
beda nyata terkecil dari Fisher's, menyimpulkan mata pancing bersudut 15' tidak
berbeda nyata dengan mata pancing tanpa sudut (o"), mata pancing tanpa sudut tidak
berbeda nyata dengan mata pancing bersudut 30". Perbedaan yang nyata hanya
terlihat pada hail tangkapan mata pancing bersudut 15" dan bersudut 30'.
Pancing yang terbaik untuk metode pemancingan aktif adalah yang bersudut 30',
diindikasikan dengan hasil tangkapan sebesar 28 ekor dari 59 ekor hasil tangkapan

keseluruhan. Tingginya hasil tangkapan tersebut diduga kuat merupakan pengaruh
tarikan yang dilakukan oleh pemancing, sehingga mata pancing dengan sudut dan
celah yang besar dapat membantu bagian point pada mata pancing dengan mudah
tertusuk pada bagian rongga mdut ikan. Disisi lain, lnata pancing dengan sudut ini
t~dak lagi selmbang: pada saat penarlkan dilakukan oleh sipemancing mata pancing
tersebut berputar, sehingga dapat memperbesar peluang untuk terkait pada rongga
mulut ikan. Mata pancing bersudut lebih cenderung terkait di rongga mulut ikan
baglan belakang (ke arah postenor). Sedangkan mata pancing tanpa sudut lebih
cenderung terkait di rongga mulut bagian depan (ke arah anterior).

5 .r:

: Pengaruh Pembengkokan Sudut Mata Pancing Terhadap

Judul Tesis

Hasil Tangkapan
Nama Mahasiswa

: Nofrizal


Nomor Pokok

: P26500004

Program Studi

: Teknologi Kelautan Program Pasca Sarjana IPB

Disetujui
I . Komisi Pembimbing

Ketua

Dr. Sulaeman Martasu anda B.Fish.Sc. M.Sc
Anggota
Mengetahui,

2. Ketua Prograt~iStudi


ogram Pasca Sarjana

2 4 JUL 2002

Tanggal Lulus : 1 Juli 2002

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Taluk Kuantan Provinsi Riau pada tanggal 25 November
1974 sebagai anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Raja Amir dan

Darnis.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 06 Tanjung Pinang. Selanjutnya
penulis melanjutkan sekolah di SMPN 06 Tanjung Pinang hingga kelas I1 dan pindah
ke SMPN 03 Pekanbaru pada kelas 111 yang akhirnya menyelesaikan sekolah disana.
Penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA PGRI I Pekanbaru. Selanjutnya
penulis menempuh pendidikan sarjana di Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, pada tahun 1994
dan lulus pada tahun 1998.
Kesempatan untuk melanjutkan ke program pascasarjana Institut Pertanian Bogor

pada Program Studi Teknologi Kelautan Program Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor diperoleh pada tahun 2000. Dengan beasiswa BPPS-DIKTI.
Penulis berkeja sebagai staf pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau di Pekanbaru sejak tahun 1999. Penulis mempuyai minat yang
sangat tinggi dalam penelitian tingkah laku ikan (h'lslz Helzuviour) dan Teknologi
Penangkapan Ikan (I*'ishing 7kchn1quc.).Pada tanggal 1 Juli 2002 penulis mengikuti
ujian tesis yang berjudul

"

Pengaruh Pembengkokan Mata Pancing Terhadap Hasil

Tangkapan" dan dinyatakan lulus.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

PENGARUH PEMBENGKOKAN SUDUT MATA PANCING
TERHADAP HASIL TANGKAPAN

Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belu~n pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan inforrnasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Mei 2002

NOFRIZAL
N rp.P26500004

PENGARUH PEMBENGKOKAN SUDUT MATA PANCING
TERHADAP HASIL TANGKAPAN

NOFRIZAL

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Kelautan

PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI KELAUTAN

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Mata pancing merupakan bagian yang terpenting pada alat penangkapan ikan
dengan pancing (linefishing). Keberhasilan usaha penangkapan dengan alat tangkap
ini samgat ditentukan oleh desain dan bentuk mata pancing yang baik. Kegagaian

pemancingan yang umumnya terjadi setelah ikan memakan umpan merupakan salah
satu masalah utama yang melatarbelakangi penelitian ini.
Tema yang dipilih dalam peneiitian ini adalah modifikasi bentuk mata pancing,
sehingga judul tesis yang diajukan adalah: "Pengaruh Pembengkokan Sudut Mata

Pancing Terhadap Hasil Tangkapan". Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menemukan suatu bentuk bengkokan sudut mata pancing yang efektif untuk
pernancingan.
Daiam penulisan tesis i ni, penui is telah berupaya semaksimal mungkin tetapi ticiak
nienutup kemungkinan ~nasi
h a& kek urangan-kekurangan. Untuk itu, penuiis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari selnua pihak guna kesempumaan tesis ini.

Seinoga tesis ini bemanfaat.

Bogor, Mei 2002

UCAPAN TERIMA KASlH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Penyelesaian tulisan ini juga tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghaturkan rasa
terimah kasih kepada:
1. Dr. Ir. M. Fedi A. Sondita, M.Sc selaku Ketua Kolnisi Pembiinbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama proses pembimbingan hingga
selesai.

2. Dr. Sulaernan Martasuganda, B.Fish, M.Sc. selaku Anggota Komisi Peinbimbing
yang juga telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama proses
pembimbingan hingga selesai.
3. Ketua dan seluruh staf Program Studi Teknologi Kelautan PPS-IPB yang telah

banyak msinbantu penulis selama inasa studi hingga selesai.

1. "Team

"

1,aboratorium Tingkah Laku lkan PSP

-

FPlK IPB yang telah banyak

rnernhantu dan menyediakan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan penelitian
. .

tni.

5. Fakultas Perikanan dan Ilrnu Kelautan Universitas Riau atas kesempatan yang
diberikan kepada penu!is untuk ineneruskan jenjang studi S2 di Institut Pertanian

Bogor.
6. Prof Dr. Muchtar Ahtnad. M.Sc, Ir. Syaifuddin, M.Sc dan Irivandy Syofyan, S.Pi

!.:in2 trlah inembina dan memberikan dorongan liepada penulis.

7. Sapak, ibu, Bang Frites, Kak Yenni, Kak Rita dan Adik Rina dan keiuarga
tersayang di Pekanbaru, yang teiah me~nberisemangat dan dorongan serta doa
untuk menyeiesaikan stucii.

8. Bapak clan ibu iji Rajiman berserta keiuarga cii Bekasi, terima kasih atas segaia
perhatian yang diberikan.

as "n'dut"

9.

Faiic sebagai juru kamera dan yang teiah lnembantu dan menemani

penuiis seiarna ini. Sung~rujlsebuah persahabatan yang berarti bagi penuiis.

.

,-,

IU. Pak

mi, Heru, ivi'ba

Ocha, ivi'ba Erina, ivf'ba Eva, hi'ba iia, Ivlas Arier', Pak

Burhannudin, Fak Duto, Pak Mahiswara, Sophia Sandi dan seiuruh inahahsiwa
Program Studi Teknoiogi Keiautan iainnya yang teian banyak lnembantu dan
memberikan motivasi kepada penuiis.
i i . Seiuruh penghuni Puri Chiwandi, khususnya team domino (Romi "8ocek", Acii

"Cepak", Abot, Eri j, Romi "Kocai", joey, Garor, Ahmad, joko, Aerii, Tams~r,
Siivana, Meiiisa, inaah, Bibi, Tuti, ika, ibu Andi, ibu Ayu dan Pak Bustaini
berserta Ibu Haji, terimah kasih atas perhatian dan dukungan moriinya.
*

,.

i ~ Rina
.

adikku tersayang, rewei dan tercerewet, terima kasih atas seiuruh

pengorbanan dan kasih sayang yang diberikan kepada penuiis seiama ini.
. A

~ jDan
.

semua pihak yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang tidak

sedikit andiinya seiama penuiis meiaiui masa studi SSZ
penyeiesaian tuiisan ini.

hingga proses

DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................

ix

I.

I1.

III .

PENDAHULUAN ..............................................................

I

1.1 Latar belakang .............................................................
1.2 Perurnusan masalah ......................................................
1.3Tujuandanmanfaatpenelitian ...........................................
1.4 Hipotesis ....................................................................

1
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................

4

2.1 Mata pancing ...............................................................
2.2 Modifikasi mata pancing .................................................
2.3 Umpan .......................................................................

9

19

METODOLOGI

27

...............................................................

4

3.1 Tempat dan waktu penelitian ............................................
3.2 Metode dan rancangan penelitian .......................................
3 . 3 Alat dan bahan .............................................................
3.3.1 Peralatan dan bahan penelitian pendahuluan ..................
33 . 2 Peralatan dan bahan penelitian lanjutan ........................
3.4 Prosedur dan pengumpulan data penelitian ...........................
3.4.1 Prosedur dan pengumpulan data penelitian secara pasif .....
3.4.2 Prosedur dan pengumpulan data penelitian secara aktif .....
..
3.5. Analls~sdata ...............................................................
3.5.1 Asumsi ...........................................................
1 1

IV .

HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................
4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan: Tingkah Laku lkan dan Proses
Tertangkapnya oleh Pancing di Akuarium ...........................
4.2 Hasil Penelitian Lanjutan: Uji Coba Bentuk Mata Pancing di
Kolam Ikan ............................................................
4.2.1 Pemancingan secara pasif .......................................
4.2.2 Pemanci ngan secara akti f .......................................
4.3 Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

44
44
54
55
59
67

V.

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................

74

5.1 Kesimpulan ................................................................ 74
6.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 77
LA MPIRAN ..............................................................................

81

DAFTAR TABEL
Halaman
1

2

Sistem penomoran mata pancing yang memiliki dmneter batang (shank)
berbentuk bulat (regular hook type) menurut F A 0 ...........................

8

Sistem penomoran mata pancing yang memiliki diameter batang (shunk)
berbentuk bulat memanjang @ged hook type) menurut FA0 ..............

8

.................................

3

Spesifikasi mata pancing yang dimodif

4

Hasil pengamatan pemancingan di akuarium pada penelitian
pendahuluan . .
...........................................

46

Persentase posisi terkaitnya mata pancing dalam rongga mulut ikan dari
hasil pemancingan di akuarium pada peneiitian pendahuluan ...............

51

Data laju hasil tangkapan per-seratus mata pancing pada alat tangkap
..
long line yang dwjicobakan .....................................................

57

Persentase posisi terkaitnya mata pancing dalam rongga mulut ikan dari
hail pemancingan dengan metode pasif (pancing long line) ...............

60

Total hasil tangkapan dari kelima pemancing dengan menggunakan
pancingsp~nn~ng
..................................................................

63

Persentase posisi terkaitnya mata pancing dalam rongga mulut ikan dari
hasil pemancingan dengan menggunakan metode aktif (pancing
.cpinning) dari kelima pemancing ................................................

65

5

6

7

8

9

36

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Bagian-bagian mata pancing

2

Mekanisme terkaitnya mata pancing pada rongga mulut ikan .............

II

3

Berbagai bentulc mata pancing ..................................................

12

4

Mata pancing tuna tanpa duri/piarit (hurh) alat tangkap huhate @ole and
line)..................................................................................

14

Proses terkaitnya mata pancing dengan s h ~ ~ r lurus
l k dan sl~unkberbentuk
k urva . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

14

Mata pancing tuna berbentuk "G" (circle /took) dan proses terkaitnya
mata pancing tersebut ............................................................

15

Tipe mata pancing yang diujicobakan pada alat tangkap rawai (long line)
oleh Huse ( I 979) ..................................................................

15

Morfologi bagian rongga mulut dan tengkorak kepala ikan nila
(Oreoclzromis spp) psis1 dimana kemungkinan mata pancing akan
mengait . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

5

6

7

8

............................................................

..

5

9

Bentuk mata pancing yang drujrcobakan

10

Proses tertangkapnya ikan oieh alat tangkap pancing

........................

45

11

Diagram proses tertangkap dan lolosnya ikan pada alat tangkap pancing

48

12

Posisi terkaltnya mata panclng tanpa sudut 0' (HI) pada bagian rongga
mulut ikan.. .........................................................................

50

pada bagiail rongga
13 Posisi terkaitnya mata pancing bersudut 15" (Hz)
rnulut ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

50

Posisi terkaitnya mata pancing bersudut 30' (HI) pada bagian rongga
mulutikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

50

14

.......................................

29

15

I6

17

18

19

Persentase posisi terkaitnya mata pancing pa& bagian rongga mulut
ikan dari hasil pemancingan di akuarium pada penelitian pendahuluan ...

52

Total hasil tangkapan (A) dan rataan hook rute (l3) untuk ketiga jenis
lung
mata
pancing
yang
diteliti
dengan
pancing
/me.............................................................................

58

Persentase posisi terkaitnya mata pancing pada bagian rongga mulut
ikan dari hasil pemancingan dengan menggunakan pancing long line)...

61

Histogram total hasil tangkapan ketiga bentuk mata pancing yang diuji
cobakan pada pemancingan secara aktif .......................................

64

Persentase posisi terkaitnya mata pancing pada bagian rongga mulut
ikan
dari hasil pemancingan dengan menggunakan pancing
.spinnirig.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

65

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

.
Peralatan penelltian ................................................................

81

2

Konstruksi pancing yang digunakan pada penelitian awal ..................

82

3

Desain dan kostruksi long line ................................................... 83

.

.

*

4

Pancing spinning yang digunakan pada penelitian ujicoba bentuk mata
pancing ..............................................................................
84

5

Kolam pemancingan tempat dilakukannya ujicoba bentuk mata pancing.. 85

6

Hasil pengolahan data hasil tangkapan perseratus mata pancing dengan
uji hipotesis statistik ANOVA rancangan acak lengkap ..................... 86

7

Kisaran ukuran ikan hasil tangkapan pancing pada penelitian

..............

87

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Penggunaan berbagai macam alat dan kapal penangkapan ikan oleh nelayan
tradisional sebagai sarana untuk memanfaatkan sumberday~hayati laut terkadang
masih terdapat kelemahan; salah satu di antaranya adalah rancangan dan konstruksi
yang tidak tepat. Hal ini dapat tejadi karena kebiasaan para nelayan dan
ketergantungan mereka pada pengetah uan yang di peroleh secara turun temurun. Oleh
karena itu upaya untuk ~nemodifikasiberbagai macani alat penangkapan jarang
terjadi.
Alat tangkap yang biasa digunakan oleh masyarakat nelayan terdiri dari berbagai
jenis jaring, pancing, perangiiap. dan sebagainya. Alat tangkap pancing (lir7e.fisl~ii~g
~ L ' u Ibanyak
')
dioperasikan di perairan laut maupun tatcsr, baik yang bersifat

komersial skala besar, seperti long lini., huhate (pnlc cmd line) maupun perikanan
skala lcecil, seprti rawai (mrrri Iort,g Irrtc~),raicai tancap, pancing ulur (ver/icuI Orop
itne) dan sebagainya.

Pancing biasanya digunakan untuk menangkap ikan pelagis maupun demersal,
terutama untuk jenis ikan karnivora seperti kakap (l,ir/e.vC U I C U I I ~ ~ ~tuna
) , (Tllut7nzt.v
spp), cucut (('urclturi~ri~itrc.),
tongkol (fang
tertarik pada umpan yang memllikl bentuk yang menarlk bag~nya Kepehaan lkan

tn1

tergantung kepada jenis ikan tersebut. Tidak jarang para pemancing yang
menggunakan berbagai alat pancing mengalami kegagalan dalam melakukan
pemancingan karena tidak sesuainya umpan yang digunakan.
Biasanya untuk jenis ikan aktif di malam hari (noc/zrrrzul)seperti sembilang
(Plo/osus spp), lele (Clurius spp) dan manyung (7uci1yuru.vspp) akan menyukai

umpan hidup yang menliliki bau yang kuat. Sedangkan untuk ikan cakalang ncla!annelayan pantai barat Sumatra menggunakan umpan-urnpan buatan dari tali plasti k
yang dibentuk

sedemikian rupa untuk menangkap gerombolan ikan ini denan

alat tangkap troll line yang ditarik dengan kecepatan tertentu. Ikan-ikan cakalang
yang tertangkap tersebut disebabkan tertarik pada kemilauan tali plastik yang ditarik
dengan kecepatan tertentu hingga menyerupai mangsa di mata gerombolan ikan
cakalang tersebut.
Seiring dengan itu Sadhori (1985) mengatakan umpan adalah merupakan salah
satu faktor yang sangat besar pengamhnya terhadap keberhasilan dalam usaha
penangkapan baik masalah jenis umpan, sifat umpan maupun cara ikan inemakan
umpar.. Sedangkan Leksono ( 1983) membagi jenis-jenis umpan berdasar!tan kondisi
umpan tersebut, yaitu umpan hidup (live huit) clan umpan mati (dead huit), sedangkan
menurut sifatnya dibagi menjadi umpan alami (nuturul huit) dan umpan buatan
(urtiJiciulhuit).

Menurut Gunarso ( 1985) perikanan pancing menggunakan metode panangkapan
dengan cara memikat ikan dengan sesuatu yang berupa inangsanya yaitu umpan.
Umpan ini dapat berupa umpan alami atau umpan buatail. Mata pancing pada
umumnya diberi umpan secara langsung, namun ada juga yang tidak diberi umpan
secara langsung. Umpan-umpan dapat berupa umpan alami (nulurcrl huit) baik dalam
bentuk mati maupun hidup, umpan tiruan (ur/tficiu/ huit) dan umpan palsu atau
benda-benda lain yang sifatnya menarik. Ikan-ikan yang tertangkap dengan pancing
umumnya disebabkan karena terkait di bagian mulutnya. Hal ini terjadi karena ikan
terangsang dan tertarik oleh umpan kemudian inemakan (memangsanya) dan
akhirnya terkait.
Menurut hasil penelitian ada beberapa aspek yang lnembahas tingkah laku ikan
terhadap urnpan pada pancing yang berhubungan langsung pada aktivitas kehidupan

hewan, khususnya ikan yang berhubungan langsung dengan tingkah laku makan ikan
(feedzng hehuviour) yang menunjukkan serangkaian tahap orientasi ikan terhadap

makanan (Bardach dan Villars (1974) dan Lokkeborg (1990a) yang dikutip oleh
Ferno dan Olsen (1994)).
Selanjutnya Atema (1971) dan Lokkeborg (1990a) seperti dikutip oleh Ferno dan
Olsen (1994) mengemukakan empat phase tingkah laku ikan terhadap ulnpan dan
pancing, yaitu;
1 . Terangsang atau terbangungnya ikan oleh kehadiran umpan.

Phase ini disebabkan oleh ikan dapat mendeteksi keberadaan umpan. Menurut
Rardach dan Villars (1974) dan Hara (1993) seperti dikutip oleh Ferno dan Olsen
(1994) terbangunnya ikan akibat kehadiran umpan sebagai makanan merupakan
salah satu yang penting dalam proses rangkaian aktivitas mencari makan bagi ikan.
Ditambahkan lagi oleh Atema (1980) seperti dikutip oleh Ferno dan Olsen (1994)
yang mengatakan bahwa pada ulnumnya ikan menggunakan organ o/juctory-nya
untuk mendeteksi jarak atau keberadaan makanan (umpan).
Ikan juga dapat mengetahui keberadaan makanan atau umpan pada long liize akibat
adanya organ clzeinosensoty yang dapat mendeteksi jarak atau posisi dimana
makanan itu berada (Wilson clan Bossert (1963) yang dikutip oleh Ferno dan Olsen
( 1 994).

Dari hasil penelitian didapat adanya pengaruh lama perendaman pancing terhadap
hasil tangkapan pancing dengan mengunakan umpan ikan segar (Lokkerborg dan
Johannessen ( 1992) yang d~kutipoleh Ferno dan Olsen 1994)).

Ulnpan mackerel yang digunakan dalam keadaan segar dengan lama waktu
perendaman selama 24 jam menghasilkan hasil tangkapan 50 % dari rata-rata hasil
tangkapan, tetapi pada perendaman lebih dari 24 jam hasil tangkapan mengalami
penurunan (Lokkeborg ( I 990a) yang dikutip oleh Ferno dan Olsen ( 1 994)).
Hal di atas membuktikan bahwa umpan ikan yang telah lama terendam akan
kehilangan bau amisnya dan ini tidak lagi dapat menarik ikan-ikan yang menjadi
target pemancingan.

2. Tahap pencarian
Setelah phase pertama, i kan-i kan akan berorientasi untuk dapat mencari lokasi
umpan yang telah dideteksinya melalui organ clzemoreceptor ataupun organ deteksi
lainya. Dan biasanya ikan-ikan akan mengunakan vision organnya pada tahap ini
untuk menemukan inakanan atau umpan.
~ g d phase
a
ini arus juga memegang peranan penting bagi keberhasilan ikan untuk
menemukan umpan tersebut. Karena arus merupakan media transfer bau yang baik di
perairan. Untuk beberapa jenis ikan orientasi renang dalam pencarian makan atau
umpan berbeda. Menurut Jones (1992) seperti dikutip oleh Ferno dan Olsen (1994),
jenis ikan curfi.c.lt (ic/ul/urtcs sp) dan cucut (Citrclzurinidue) akan berenang zig-zag
dalam mencan makan atau umpan, ini kemungkinan pada jenis ikan-ikan ini
pencarian makanat~melalui adaptasi chemo-or~eniaiion memiliki kosentrasi yang
berbeda.

3 Mengidentifikasi umpan (uptuke)
Pada phase ini ikan yang berhasil menemukan umpan akan mencari tahu apakah
ulnpan ini cocok untuk dimakan atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan di

laboratorium, ikan yang menemukan umpan akan berhenti sejenak sebelum mulai
memakannya.
Menurut Bardac dan Villars (1974) dan Atema (1980) seperti dikutip oleh Ferno
dan Olsen (1994) ikan-ikan akan menggunakan penglihatannya dan t?zechonorecep/or
untuk mengidentifikasi

&in memutuskan makanannya

layak atau tidak untuk

dimakan.
4. Tahap masuknya makanan (umpan) ke &lam mulut ikan Vi,od ingestion).

Phase ini adalah dimana umpan mulai masuk ke dalam mulut ikan. Pada phase
inilah kesempatan mata pancing untuk mengait ikan. Hal yang sangat berpengaruh
pada phase ini adalah ukuran dan bentuk umpan, dimana umpan yang terlalu besar
tidak akan termakan oleh ikan yang berukuran kecil. Sedangkan utnpan yang terlalu
kecil akan sulit terdeteksi atau terlihat oleh ikan.
Menurut hasil penelitian McCracken (1963) seperti dikutip oleh Ferno dan Olsen
(1994), pada alat tangkap pelagis long line ukuran dan bentuk umpan secara
signiiikan me~npengaruhi hasil tangkapan. Bentuk dan ukuran ikan ini akan
krpengaruh terhadap daya lihat ikan di dalam perairan. Disamping itu, umpan yang
k s a r akan menghasilkan bau yang relatif lebih kuat dibandingkan dengan umpan
yang berukuran lebih kecil.
Dari beberapa proses di atas ada ha1 yang jiiga sangat berpengaruh terhadap
ketertarikan ikan pada umpan yans digunakan pada pancing yaitu jenis umpan itu
sendiri, menurut F A 0 ( 1982)jenis urnpan yang digunakan untuk pengoperasian long
/I)JC,

antara lain adalah lem uru

(.\;IIY/I~IL'//LI

Iorrgi~'c)p.c.),
layang (1)ec.upleru.c. spp),

spp), ikan terbang (( :\p.~r/urz4,ssppj, kadang-kadang cumiketnbung (/