Sustainable management of fisheries resources in the Karimunjawa National Park

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
BERKELANJUTAN
DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

MUSSADUN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.


Bogor,

Januari 2012

Mussadun
NIM C262070061

ABSTRACT
MUSSADUN. Sustainable Management of Fisheries Resources in the Karimunjawa
National Park. Under Supervision of ACHMAD FAHRUDIN, TRIDOYO
KUSUMASTANTO, and MOHAMMAD MUKHLIS KAMAL.
Fisheries resources is one of the important coastal resource which is essential for
sustainable management of the Karimunjawa National Park (KNP), Jepara regency. In
order to achieve optimal uses and sustainable benefits, it is needed to protect the
resources from various threats without inflicting losses to the welfare of the fishermen.
Management of fisheries resources in the KNP has not been able to deliver optimal
results as desired. The problems that allegedly emerged in the management of fisheries
resources in the KNP include: (1) in fishing activities, fishermen have less attention to
ecosystem sustainability of fisheries resources, (2) zoning system regulation in the KNP is
improperly enforced, so the fishermen do not comply with the regulation; and (3)

awareness of fishermen in management of fisheries resources in the KNP is still lacking.
The objectives of the study are (1) to analyze of an optimal fisheries resource use; (2) to
study spatial suitability based on ecosystem approach; and (3) to analyze of fishermen
perception for fisheries management in KNP. The calculation result bioeconomic analysis
shows that the optimal effort (E*) handline gear standart in the Karimunjawa District 2,883
trip and the maximum sustainable of catch production (h*) 205,935 kg and economic
benefits (π*) optimal Rp 3.3464 billion. Spatial analysis with based ecosystem to
determine the territorial waters suitability for marine protected areas (MPAs) in the
sustainable management of fisheries resources in the KNP. The ecosystems has
significant role in management of fisheries resources which are mangrove, seagrass and
coral reefs ecosystems. Total areas mangrove, seagrass and coral reefs ecosystems in
KNP are 17,185 ha, consist of 498 ha of mangrove ecosystems areas, 319 ha of seagrass
ecosystems areas and 16,368 ha of coral reef ecosystems areas. The extent of nucleus
zone 2,111.07 ha (1.89%), protection zone 26,836.12 ha (24.04%), buffer zone 12,051.73
ha (10.8%), rehabilitation zone 233.9 ha (0.21%), and utilization zone 70,395.18 ha
(63.06%). While the results of modeling analysis of SEM, it was found that the perceptions
of fishermen in sustainable management of fishery resources in the KNP expect: (1) law
enforcement, (2) monitoring/controlling efforts, and (3) participation of fishing
communities. Meanwhile, policies expected were (1) the balance of welfare and
sustainability, (2) decentralization involving society control, (3) an integrated approach, (4)

equitable catching results, and (5) market mechanism regulation. However, people’s
understanding on the technical implementation for sustaining the fisheries resources is
still lacking. It is needed to give insight understanding to the fishermen about the
importance of protecting and preserving the ecosystem of fisheries resources. Fisheries
resources in the KNP are common property that must be preserved together through a
good institutional system with good management capability set by mutual agreement
among the stakeholders.
Keywords: management, fisheries resources, sustainable, national parks

RINGKASAN
MUSSADUN. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan di Taman Nasional
Karimunjawa. Dibimbing oleh: ACHMAD FAHRUDIN, TRIDOYO KUSUMASTANTO, dan
MOHAMMAD MUKHLIS KAMAL.
Pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan mendasar bagi semua pihak dan memberikan kesempatan kepada semua
pihak untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan. Pengelolaan sumberdaya perikanan di Taman Nasional
Karimunjawa (TNK) harus mampu mengakomodir konsep keberlanjutan yang dirinci
menjadi tiga aspek, yaitu (1) keberlanjutan ekonomi (2) keberlanjutan lingkungan dan (3)
keberlanjutan sosial budaya yang mampu mengatur kesetaraan dan kesejahteraan.

Penelitian pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK berusaha ini bertujuan untuk
mengkaji pengelolaan sumberdaya perikanan dari tiga aspek pendekatan: (1) aspek
ekologi dan ekonomi dengan pendekatan bioekonomi; (2) aspek keruangan dengan
pendekatan sistem zonasi berbasis ekosistem; dan (3) aspek sosial dengan pendekatan
persepsi nelayan.
Hasil perhitungan analisis bioekonomi menunjukkan bahwa alat tangkap pancing,
bubu dan jaring dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK dengan pendekatan
perhitungan bioekonomi, menghasilkan upaya optimal lestari sebesar 2.883 trip, manfaat
ekonomi optimal lestari sebesar Rp 3,3464 milyar dan produksi maksimal lestari sebesar
205.935 kg. Dalam rangka menghindari konflik pemanfaatan sumberdaya perikanan di
TNK, luasan fishing ground alat tangkap pancing, bubu dan jaring 16.972,65 ha dikurangi
40% (6.789,06 ha) untuk kawasan konservasi laut (zona inti dan zona perlindungan).
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan memakai alat tangkap pancing, bubu dan
jaring akan menghasilkan upaya optimal lestari sebesar 2.817 trip, manfaat ekonomi
optimal lestari Rp 2,984 milyar dan produksi optimal lestari sebesar 205.296 kg. Alat
tangkap pancing lebih mempunyai manfaat ekonomi dan ramah lingkungan dibandingkan
dengan alat tangkap jaring dan bubu. Hasil analisis bioekonomi menunjukkan, bahwa
jumlah upaya optimal lestari secara biologi sebesar 3.000 trip, sedangkan jumlah upaya
optimal secara ekonomi sebesar 2.883 trip. Hal ini menunjukkan, bahwa telah terjadi overfishing di perairan TNK, yaitu berkisar antara 3.681 trip sampai dengan 12.167 trip.
Analisis keruangan berbasis ekosistem untuk menentukan kesesuaian perairan

sebagai kawasan konservasi laut (KKL) dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
berkelanjutan di TNK. Ekosistem yang sangat berperan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan di TNK adalah ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Hasil analisis
keruangan kesesuaian perairan TNK untuk KKL berdasarkan luasan ekosistem mangrove
498 ha, luasan ekosistem lamun 319 ha dan luasan ekosistem terumbu karang 16.368 ha
adalah seluas 17.185 ha. Kesesuaian kawasan konservasi dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan di TNK berbasis pendekatan ekosistem menghasilkan kebutuhan
alokasi manajemen sistem zonasi secara geografis. Luasan ekosistem sumberdaya
perikanan yang seharusnya dikelola BTNK dengan lebih konsentrasi dan fokus adalah
Zona inti seluas 2.111,07 ha (1,89%), Zona Perlindungan seluas 26.833,12 ha (24,04%),
Zona Penyangga seluas 12.051,73 ha (10,8%), Zona Rehabilitasi seluas 233,90 ha
(0,21%) dan Zona Pemanfaatan seluas 70.395,18 ha (63,06%).
Hasil analisis persepsi nelayan, didapatkan bahwa persepsi nelayan dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di TNK mengharapkan skala prioritas
utama adalah penegakan hukum, yang diiringi dengan upaya pengawasan dan partisipasi

masyarakat, serta didukung dengan kebijakan yang memperhatikan keseimbangan
kesejahteraan dan kelestarian lingkungan, desentralisasi dengan kontrol masyarakat,
pendekatan terintegrasi, pemerataan hasil pemanfaatan sumberdaya dan pengembangan
mekanisme pasar yang berpihak pada masyarakat. Persepsi nelayan menghendaki,

dalam penegakan hukum yang menjadi prioritas utama adalah ketaatan terhadap
peraturan, aparat dan kelembagaan hukum dan kemudian penegakan sanksi terhadap
pelanggaran hukum. Upaya Pengawasan memprioritaskan pengendalian perusakan
lingkungan, kemudian peningkatan kualitas kontrol. Sedangkan dalam partisipasi
masyarakat perlu diprioritaskan (1) koordinasi dan kerjasama yang efektif, (2) desiminasi
dan informasi, (3) keterlibatan dalam perencanaan, implementasi dan pengawasan, (4)
peningkatan kualitas SDM, (5) pengembangan alternatif usaha yang tidak merusak
lingkungan, dan (6) dukungan terhadap upaya penegakan hukum. Persepsi nelayan
kurang mendukung pengelolaan taman nasional dan pelaksanaan teknis. Hal ini
menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan kesadaran nelayan terhadap pentingnya
taman nasional dan perlu adanya kesepakatan antara nelayan dengan pengelola taman
nasional (Balai Taman Nasional Karimunjawa) untuk mengelola taman nasional secara
berkelanjutan, tanpa mengurangi kesejahteraan nelayan.
Pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK sangat membutuhkan sistem
kelembagaan yang baik dalam membangun kesiapan kapasitas masyarakat nelayan
untuk menerima Kepulauan Karimunjawa sebagai taman nasional dengan segala
konsekuensinya, agar tetap berkelanjutan. Sistem kelembagaan di TNK akan berjalan
dengan baik dan berkelanjutan, jika didukung oleh kepastian hukum, norma yang berlaku
ditengah masyarakat dan kepercayaan masyarakat. Membangun rasa kepercayaan
sebagai modal sosial terhadap masyarakat nelayan merupakan tantangan bagi penentu

kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah;
pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam
bentuk apapun tanpa izin IPB.

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
BERKELANJUTAN
DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

MUSSADUN

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PENGUJI LUAR KOMISI
Penguji pada Ujian Tertutup

:

1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc.
2. Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc.

Penguji pada ujian Terbuka

:

1. Prof. Dr. Dra. Indah Susilowati, M.Sc.

2. Dr. Ir. Samedi

Judul Disertasi

:

Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan di Taman
Nasional Karimunjawa

Nama

:

Mussadun

NIM

:

C262070061


Program Studi

:

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL)

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si
Ketua

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S.
Anggota

Dr. Ir. Mohammad Mukhlis Kamal, M.Sc.
Anggota
Diketahui


Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian: 19 Januari 2012

Tanggal Lulus: ……………………

PRAKATA
Segala pujian hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNYA. Hingga pada saat ini, telah tersusun disertasi dengan judul
“Pengelalolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan di Taman Nasional
Karimunjawa” yang telah mengalami proses penyempurnaan.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, penulis sampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si selaku Ketua Komisi;
Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S selaku Anggota Komisi; dan Dr. Ir. Mohammad
Mukhlis Kamal, M.Sc selaku Anggota Komisi atas perhatian, bimbingan, saran,
kemurahan, kesabaran dan sumbangan pemikirannya dalam proses penyusunan disertasi
ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Prof.
Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc selaku Penguji Luar Komisi pada ujian tertutup. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Prof. Dr. Dra. Indah Susilowati, M.Sc dan Dr. Ir.
Samedi selaku Penguji Luar Komisi pada ujian terbuka. Penulis juga mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada almarhum Dr. Ir. Sutrisno Sukimin, DEA yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian sampai dengan tersusunnya
proposal penelitian, dengan iringan doa mudah-mudahan amalan kebaikan beliau
diterima oleh Allah SWT dan diampuni kesalahannya.
Penulis juga sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA
selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan beserta staf
dan Ir. Mardwi Rahdriawan, MT selaku YMT Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota beserta staf yang telah memberikan bantuan dan dukungan moril.
Terima kasih disampaikan juga kepada Kepala Balai Taman Nasional
Karimunjawa beserta staf, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jepara
beserta staf, Camat Karimunjawa beserta staf dan masyarakat nelayan Karimunjawa,
atas bantuannya memberikan data dan informasi.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada istri saya yang tersayang Rochayati,
putra-putri: Nadiyah, Khansa, Zulfa dan Abdullah serta ibunda Tumini, Bapak Subati dan
Ibu Ngatiyah atas curahan kasih sayang, pengertian, dan doanya. Penulis juga
sampaikan ucapan terima kasih kepada Anang Wahyu Sejati, ST, MT dan Achmad
Solechan, S. Kom, M.Si selaku teman diskusi dan bantuan pemikirannya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua mahasiswa S3 SPL,
khususnya angkatan 2007 sebagai teman diskusi dan pemberi semangat belajar, yaitu Dr.
Amiruddin Taher, Dr. Nirmala A. Wijaya, Dr. Imam Bachtiar, Ahmad Bahar, Gladys Peuru,
Riyadi Subur, Nurul Istiqomah, dan Abdul Syukur serta kepada semua pihak yang telah
banyak membantu baik material maupun spiritual untuk kesempurnaan penyusunan
disertasi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan mereka semua dengan
balasan yang lebih baik. Amin.
Bogor, Januari 2012

Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 27 Juni 1970 dari keluarga Bapak Saman
(Alm.) dan Ibu Tumini. Penulis merupakan putra kedua dari lima bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Karang Kumpul tahun 1983, SMPN 13
Semarang tahun 1986, dan SMAN 3 Semarang tahun 1989. Pendidikan tinggi S1
ditempuhnya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro diselesaikan
pada tahun 1996.
Pada tahun 2003, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Pascasarjana S2
di IPB Bogor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL) dan
diselesaikan pada tahun 2005 dengan beasiswa BPPS dari Kementerian Pendidikan
Nasional. Penulis kemudian melanjutkan kuliah Program S3 di Program Studi yang sama
Sekolah Pascasarjana IPB Bogor pada tahun 2007 juga dengan beasiswa BPPS dari
Kementerian Pendidikan Nasional.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro sejak tahun 1998 hingga sekarang dengan
jabatan fungsional adalah Lektor, Golongan IIIc. Selama Kuliah Program S3 di Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, penulis mengikuti acara Seminar
Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN pada tanggal 8 Juni 2011 dengan tema
Geospasial dalam Pembangunan Wilayah dan Kota. Pada tanggal 16 Nopember 2011,
penulis mengikuti Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Peneliti dan Pemerhati
Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Indonesia.
Sebuah artikel yang merupakan bagian dari penelitian disertasi berjudul Analisis
Persepsi Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan di Taman
Nasional Karimunjawa Berbasis Permodelan, diterbitkan Jurnal Tata Loka, Volume 13,
Nomor 2 Tahun 2011. Dua artikel berjudul Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa Berbasis Pendekatan Bioekonomi dan
Analisis Kesesuaian Perairan untuk Kawasan Konservasi dalam Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan di Taman Nasional Karimunjawa dengan Pendekatan Ekosistem
sedang dalam proses penyempurnaan untuk diajukan ke jurnal ilmiah.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................................

xxi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................

xxv

PENDAHULUAN .....................................................................................................
Latar Belakang ...................................................................................................
Perumusan Masalah ..........................................................................................
Tujuan Penelitian ................................................................................................
Manfaat Penelitian .............................................................................................
Landasan Teori Penelitian Penelitian ................................................................
Kebaruan (Novelty) ...........................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................
Kerangka Pendekatan Penelitian ......................................................................

1
1
2
4
5
5
8
9
9

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Terpadu ..................................................
Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Terpadu ............................
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan ..........................................
Latar Belakang Munculnya Paradigma Lingkungan Hidup dan Konservasi ......
Upaya Konservasi Sumberdaya Alam di Indonesia ...........................................
Prinsip-prinsip Pengelolaan Taman Nasional Laut Terpadu ...............................

13
13
13
17
21
21
23

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERKELANJUTAN DI TAMAN
NASIONAL KARIMUNJAWA BERBASIS PENDEKATAN BIOEKONOMI ..............
Abstrak ................................................................................................................
Abstract ...............................................................................................................
Pendahuluan .......................................................................................................
Metode Penelitian ...............................................................................................
Hasil dan Pembahasan ........................................................................................
Simpulan dan Saran ............................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................

26
26
26
27
28
30
42
43

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK KAWASAN KONSERVASI DALAM
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI TAMAN NASIONAL
KARIMUNJAWA DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM ........................................
Abstrak ................................................................................................................
Abstract ...............................................................................................................
Pendahuluan .......................................................................................................
Metode Penelitian ..............................................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................................
Simpulan dan Saran ...........................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................

46
46
46
47
49
51
64
65

xix

xx

Halaman
ANALISIS PERSEPSI NELAYAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN BERKELANJUTAN DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
BERBASIS PERMODELAN .....................................................................................
Abstrak ................................................................................................................
Abstract ...............................................................................................................
Pendahuluan .......................................................................................................
Metode Penelitian ...............................................................................................
Hasil .....................................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................
Simpulan dan Saran ............................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................

68
68
68
69
70
73
76
82
83

PEMBAHASAN UMUM ……………………………………………………………...…….
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di TNK Berbasis Bioekonomi ……………..
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di TNK Berbasis Ekosistem ……………….
Persepsi Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di TNK …………
Keberlanjutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di TNK ……………..

86
86
89
92
97

SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..………………………. 99
Simpulan …………………………………………………………..…………………… 99
Saran ……………………………………………………………..…………………….. 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 103
LAMPIRAN ................................................................................................................. 113

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Indikator Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan ........................... 20

2.

Mata Pencaharian Penduduk Karimunjawa ....................................................... 31

3.

Profil Jenis Alat Tangkap di Perairan Karimunjawa ............................................ 32

4.

Luasan Area Penangkapan Alat Tangkap Pancing, Bubu dan Jaring ................ 34

5.

Hasil Perhitungan Standarisasi Efektivitas Alat Tangkap .................................. 36

6.

Hasil Simulasi dengan Memasukkan Variabel Luas KKL ..................................

7.

Penurunan Manfaat Optimal Lestari .................................................................. 39

8.

Hasil Perhitungan Upaya Optimal Lestari, Produksi Optimal Lestari dan Manfaat
Optimal Lestari dengan Luasan KKL 40% dan Koefisien Pertumbuhan Alami
Ikan (r) meningkat 2% per tahun ……………………………………………………. 41

9.

Luasan Zonasi Taman Nasional Karimunjawa .................................................. 52

38

10 . Luasan Zonasi Kesesuaian Perairan ................................................................. 61
11.

Perbandingan Luasan Zonasi Kesesuaian dengan Zonasi BTNK 2005 ............. 62

12.

Variabel Laten dan Indikator Penelitian .............................................................. 71

13.

Karakteristik Responden ..................................................................................... 73

xxi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Kerangka Pendekatan Penelitian .....................................................................

12

2.

Pendekatan Sistem untuk Pengembangan Sumberdaya Perikanan ................

18

3.

Peta Area Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pancing, Bubu dan
Jaring ...............................................................................................................

35

4.

Perbandingan CPUE Alat Tangkap Pancing, Bubu dan Jaring .......................

36

5.

Perbandingan Upaya Lestari Optimal dengan Total Upaya Standarisasi Alat
Tangkap Pancing, Bubu dan Jaring .................................................................

37

6.

Kurva Hubungan Luasan KKL dengan Manfaat Optimal Lestari .....................

38

7.

Peningkatan Manfaat Optimal Lestari Efek Spill-over 2% per Tahun ...............

41

8.

Peta Zonasi Taman Nasional Karimunjawa ……………………........................

53

9.

Peta Sebaran Ekosistem Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang di Taman
Nasional Karimunjawa ........................................................

57

10.

Peta Area Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pancing, Panah, Bubu,
Jaring, Bagan Apung, Muro-ami dan Pukat di TNK ........................................

60

11.

Peta Hasil Kesesuaian Perairan Zonasi TNK ...................................................

63

12.

Model Path Diagram Hipotesis Hubungan antar Variabel ................................

72

13.

Struktur Model Persepsi Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa ...............................................

75

14.

Hasil Kolaborasi Temuan Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di
TNK dengan Pendekatan Bioekonomi, Zonasi dengan Pendekatan Ekosistem
dan Persepsi Nelayan ......................................................................................

96

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Perhitungan Standarisasi Alat Tangkap dan Perhitungan Model CYP .........

115

2.

Perhitungan Koefisien Pertumbuhan Alami Ikan (r), Koefisien Daya Tangkap
(q), dan Koefisien Daya Dukung (K) ..............................................................

116

3.

Kurva Manfaat Ekonomi Optimal Lestari – Upaya Optimal Lestari ................

117

4.

Perhitungan Nilai Ekonomi Ekosistem Terumbu Karang dan Potensi Optimal
Lestari ……………………………………………………………………………….

118

5.

Data Hasil Pengisian Kuisioner Responden Nelayan Karimunjawa ...............

119

6.

Hasil Pengolahan Data dengan Software Lisrel 8.54

147

xxv

...................................

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf
hidup manusia yang tidak dapat lepas dengan aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam.
Sumberdaya perikanan merupakan salah satu sumberdaya alam aset negara yang dapat
memberikan sumbangan sangat berharga bagi kesejahteraan masyarakat. Terdapat
beberapa alasan pentingnya sumberdaya perikanan, yaitu: (1) pemenuhan sumber gizi
dan protein hewani (Supriharyono 2000; Dahuri 2003; Susilowati 2006; dan Subri 2007);
(2) banyak menyerap tenaga kerja di sektor perikanan; (3) memenuhi permintaan pasar
dunia di sektor perikanan (Fauzi 2006); (4) memberikan kontribusi bagi pendapatan
daerah; (5) mendukung sektor lain untuk mencapai pembangunan terpadu dan
berkelanjutan (Kusumastanto 2006).
Negara Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar.
Berdasarkan pengkajian stok perairan Indonesia yang dilakukan oleh Badan Riset
Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan (BRKP-DKP) pada tahun
2001, bahwa potensi lestari sumberdaya perikanan Indonesia mencapai 6,4 juta ton
pertahun. Dibeberapa lokasi, tingkat pemanfaatannya sudah melebihi atau mendekati
potensi lestarinya, seperti Laut Selat Malaka dan Selat Makasar, Laut Jawa, Laut Flores
dan Laut Banda (Dahuri 2003).
Berdasarkan laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada
tahun 2002, bahwa 75% dari perikanan laut dunia telah tereksploitasi penuh, mengalami
tangkap lebih atau bahkan stok ikan yang tersisa telah terkuras, hanya 25% dari
sumberdaya perikanan yang masih dalam kondisi tangkap kurang (Wiadnya et al. 2005).
Christie et al. (2007) berpendapat, bahwa dunia telah mengalami kegagalan dalam
pengelolaan

sumberdaya

perikanan,

karena

kurang memperhatikan

pendekatan

manajemen ekosistem, sehingga stok ikan cenderung menurun. Sedangkan Departemen
Kelautan dan Perikanan pada tahun 2007, menyatakan bahwa sebagian besar wilayah
pengelolaan perikanan di Indonesia telah mengalami tangkap lebih dan dalam kondisi
kritis, karena pengelolaan sumberdaya ikan yang tidak ramah lingkungan, sehingga
menyebabkan stok sumberdaya ikan tidak berkelanjutan.
Pengembangan kawasan konservasi laut di Indonesia semakin pesat dengan
disahkannya UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan dan Peraturan Pemerintah No. 60
tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan serta telah berlakunya UU No. 27 tahun

2
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Dengan adanya
penetapan suatu kawasan konservasi laut, diharapkan terjadi peningkatan kualitas habitat
(terumbu karang, lamun, dan hutan mangrove), peningkatan populasi, reproduksi dan
biomassa sumberdaya ikan, peningkatan kapasitas lokal untuk mengelola sumberdaya
ikan, peningkatan kohesif antara lingkungan dan masyarakat, serta peningkatan
pendapatan masyarakat.
Namun pembentukan kawasan konservasi laut tersebut belum diiringi dengan
pengelolaan yang efektif. Kenyataan yang banyak terjadi di lapangan menunjukkan
bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan konservasi laut tidaklah cukup
hanya

memperhatikan

kelestarian

lingkungan

saja,

namun

seharusnya

juga

memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Potensi sumberdaya ikan sangat bergantung dengan kualitas produktivitas primer
di lingkungan wilayah pesisir. Tingginya produktivitas primer (seperti: ekosistem lamun,
mangrove dan terumbu karang) berbanding lurus dengan tingginya produktivitas sekunder
(sumberdaya perikanan) (Supriharyono 2000). Taman Nasional Karimunjawa (TNK)
memiliki potensi kekayaan sumberdaya alam yang banyak, seperti ekosistem hutan
mangrove, terumbu karang, dan

lamun. Jasa

lingkungan pesisir yang

dapat

dimanfaatkan, antara lain panorama alam pulau-pulau kecil, wisata bahari, dan pelabuhan
perikanan pantai. Di samping memiliki kekayaan sumberdaya alam, TNK juga menyimpan
sumberdaya perikanan, seperti jenis-jenis ikan pelagis (nonkarang), ikan-ikan karang, dan
ikan-ikan hias. Tingkat ketergantungan masyarakat nelayannya terhadap sumberdaya
perikanan di kawasan TNK sangat tinggi.
Sering terjadi konflik pengelolaan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di
kawasan konservasi laut (Merino et al. 2008), satu sisi mempunyai tujuan perlindungan
bagi ekosistem sumberdaya perikanan dan proses ekologisnya, namun pada sisi lainnya
memiliki tujuan eksploitasi sumberdaya perikanan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian tentang
pengelolaan

sumberdaya

perikanan

berkelanjutan

di

TNK

yang

tetap

dapat

mengakomodir kepentingan perlindungan sumberdaya perikanan dan lingkungannya,
namun sekaligus juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat.

Perumusan Masalah
Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan
di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil telah mengancam keberlangsungan dan

3
keberadaan sumberdaya perikanan di TNK. Oleh karena itu, agar sumberdaya perikanan
di TNK dapat berperan optimal dan lestari, maka diperlukan upaya-upaya pengelolaan
perlindungan sumberdaya perikanan dari berbagai ancaman yang ditimbulkan dari
berbagai aktivitas pemanfaatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Permasalahan yang menonjol dalam mengelola Taman Nasional Karimunjawa
(TNK) adalah perlindungan terhadap ekosistem sumberdaya perikanan. Hal ini
disebabkan, bahwa masyarakat Karimunjawa telah menghuni kawasan kepulauan
Karimunjawa sejak lama sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional,
sedangkan sebagian besar penduduk Karimunjawa 5.658 jiwa (55%) dari 10.230 jiwa
adalah bermatapencaharian sebagai nelayan yang menggantungkan kebutuhan hidupnya
pada sumberdaya perikanan (Pemkab Jepara 2001). Dalam pemanfaatan sumberdaya
perikanan di Karimunjawa, terjadi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh upaya
penangkapan berlebih yang tak terkendali (over-fishing) serta adanya pencemaran dari
darat (Pemkab Jepara, 2001). Terjadi penurunan hasil tangkap diakibatkan oleh pola
penangkapan ikan yang tidak lestari, yaitu pengoperasian alat-alat tangkap yang memiliki
efektifitas daya tangkap yang tinggi dengan selektifitas yang rendah seperti penggunaan
jaring muroami dan sianida (BTNK 2005).
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut
dengan SK Menteri Kehutanan No.123/Kpts-II/1986, dengan luas 111.625 hektar.
Kemudian ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1988 dengan terbitnya SK
Menhut No. 161/Menhut-II/1988. Selanjutnya pada tahun 1997 menunjuk Balai Taman
Nasional Karimunjawa (BTNK) sebagai pengelolanya dengan SK Menhut No. 185/KptsII/1997.
Tumpang tindih kepentingan dan peraturan yang berbeda antar stakeholder dapat
mendorong kearah konflik antar stakeholder (Lunn dan Dearden 2006). Model rancangan
kawasan konservasi laut untuk melindungi komponen penting suatu ekosistem telah
banyak dilakukan, namun justru berdampak terhadap menurunnya pendapatan
masyarakat lokal (Dalton 2004), karena belum adanya alternatif pendapatan lain bagi
masyarakat (Dahuri 2003).
Dari data hasil operasi tahun 2002-2009 Balai Taman Nasional Karimunjawa
(BTNK)

telah

melakukan

penindakan

terhadap

kasus

pelanggaran.

pelanggaran yang terjadi antara lain:


Penangkapan ikan menggunakan potassium/ sianida



Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring cantrang

Jenis-jenis

4


Pengambilan biota laut yang dilindungi



Pengambilan bagian besi kapal yang tenggelam



Menangkap, memelihara dan memperdagangkan satwa yang dilindungi
Akibatnya terjadi konflik kepentingan pemanfaatan sumberdaya perikanan, masih

banyaknya praktek pemanfaatan sumberdaya perikanan yang merusak dan tidak ramah
lingkungan dan akhirnya mengakibatkan kerusakan ekosistem di TNK. Permasalahan
yang dijumpai dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK : (1) Terjadinya overfishing dalam penangkapan ikan di perairan TNK; (2) Batas zonasi yang tidak jelas,
sehingga sulit melakukan pengawasan dan nelayan banyak melanggarnya; dan (3)
Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya
perikanan di TNK.
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik suatu perumusan masalah sebagai
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakah

model

pengelolaan

sumberdaya

perikanan

di

TNK

dengan

memperhatikan aspek biologi dan ekonominya, agar dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan?
2. Mengapa sistem zonasi yang sedang berjalan di TNK berjalan kurang baik, sehingga
nelayan melanggarnya?
3. Bagaimanakah persepsi nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK?

Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah merumuskan pengelolaan
sumberdaya perikanan berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa (TNK).
Adapun tujuan secara khusus, dalam penelitian ini yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan umum tersebut diatas adalah:
1. Menganalisis pemanfaatan sumberdaya perikanan di TNK secara optimal dan
berkelanjutan.
2. Mengkaji kesesuaian perairan sebagai kawasan konservasi laut (KKL) di TNK
dengan berbasis ekosistem sumberdaya perikanan.
3. Menganalisis

sistem

persepsi nelayan

dalam

pengelolaan

sumberdaya

perikanan di TNK dengan permodelan SEM (Structural Equation Modeling).

5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan, ditinjau secara teoritis dan praktis adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di TNK
dalam konteks pengelolaan dengan pendekatan bioekonomi dan model persamaan
berstruktur/ Structural Equation Model (SEM) serta pendekatan sistem zonasi yang
berbasis ekosistem sumberdaya perikanan.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholders dan
memberikan rekomendasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di
TNK bagi penentu kebijakan.

Landasan Teori Penelitian
Penyusunan strategi pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di
TNK

seharusnya

memperhatikan

perubahan

paradigma

pembangunan

berbasis

pendekatan ekosistem, yang akan mempengaruhi pergeseran prioritas pengelolaan
sumberdaya perikanan berkelanjutan di TNK, sehingga akan menemukan paradigma baru
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang lebih seimbang, rasional dan optimal
berbasis ekosistem.
Berdasarkan kajian penelitian yang dilakukan oleh Lackey (1998), ada tujuh
prinsip pengelolaan sumberdaya alam berbasis ekosistem, yaitu:
1.

Harus dilakukan secara berkesinambungan dengan memperhatikan perubahan dan
skala prioritas;

2.

Harus memiliki batasan-batasan yang jelas;

3.

Memelihara keberadaan ekosistem untuk mencapai manfaat sosial yang diinginkan;

4.

Menjaga ekosistem dari aktivitas yang dapat merusak ekosistem dan melebihi daya
dukung ekosistem;

5.

Harus menjaga keanekagaraman hayati;

6.

Memperhatikan daya dukung ekosistem;

7.

Harus didukung dengan informasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
pengambilan keputusan
Paradigma pembangunan di negara Indonesia telah mengalami pergeseran, yang

tidak hanya disebabkan oleh pengaruh eksternal (era globalisasi), namun juga pengaruh
internal, terutama krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan sosial politik.
Beberapa bentuk pergeseran paradigma yang sangat mendasar adalah (Dahuri 2003):

6
1. Sentralisasi versus Desentralisasi
Paradigma sentralisasi telah menimbulkan banyaknya dampak negatif berupa
program pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan daerah. Disamping itu,
juga munculnya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemerintah Indonesia
mulai melakukan pergeseran paradigma pembangunan ke arah desentralisasi (Satria
dan Matsuda 2004) melalui pemberian otonomi seluas-luasnya kepada setiap daerah
untuk mengelola sumberdaya alam daerah masing-masing yang diatur dalam undangundang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan dalam UU No.
45 tahun 2009 tentang Perikanan dinyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya
perikanan dilakukan dengan memperhatikan wewenang antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah.
2. Orientasi daratan versus orientasi pesisir dan lautan
Orientasi pembangunan di Indonesia pada awalnya bertumpu di daratan dan kurang
memperhatikan pembangunan di pesisir dan lautan, sehingga sumberdaya alam di
pesisir dan lautan banyak terkuras dan terabaikan serta tidak dikelola dengan baik.
Adanya perubahan orientasi pembangunan ke arah pesisir dan lautan diharapkan
dapat mengendalikan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan lebih lestari dan
optimal untuk kesejahteraan msyarakat.
3. Orientasi pertumbuhan ekonomi versus pemerataan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat
Paradigma pembangunan di Indonesia sampai akhir tahun 1980-an masih
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, sehingga memberikan dampak
hanya mementingkan peran industri dan padat modal. Hal ini menyebabkan
kerusakan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan
terabaikan. Pergeseran paradigma pembangunan ke arah pemerataan pendapatan
untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, tidak hanya memperhatikan
pertumbuhan ekonomi semata, namun juga meningkatkan pemerataan kesejahteraan
masyarakat, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak hanya dimonopoli
oleh pemegang modal saja, tetapi masyarakat lokal seharusnya juga ikut merasakan
hasil pembangunan.
4. Pembangunan konvensional (eksploitasi sumberdaya alam) versus keberlanjutan dan
kelestarian lingkungan
Paradigma

konvensional

dalam

pemanfaatan

sumberdaya

alam

kurang

memperhatikan prinsip kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, hanya mengejar

7
keuntungan ekonomi, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam cenderung
merusak lingkungan.
Berdasarkan analisis Djajadiningrat (2001), bahwa kegagalan pemerintah
Indonesia dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
disebabkan kegagalan pasar, kegagalan kebijakan, dan kegagalan informasi dalam
mewujudkan good governance (pemerintahan yang baik). Pemerintahan yang baik
seharusnya memiliki paradigma terhadap lingkungan hidup didasari 6 persyaratan, yaitu:
1. Desentralisasi (pelimpahan wewenang kepada pemerintah daerah)
2. Memperkuat kontrol masyarakat (social control) melalui partisipasi masyarakat
3. Pendekatan yang terintegrasi
4. Menjaga keseimbangan antara ekonomi sosial dengan konservasi
5. Keadilan dan pemerataan pendapatan bagi kesejahteraan masyarakat dalam
pemanfaat sumberdaya alam
6. Pengembangan

mekanisme

pasar

dan

kebijakan

fiskal

dalam

pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungannya
Konflik pemanfaatan sumberdaya perikanan di taman nasional laut dapat terjadi,
karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan dalam pemanfaatan dan
pengelolaannya. Perbedaan pandangan tersebut akan semakin meruncing, ketika pihakpihak yang berkepentingan tidak saling mendukung dan tidak saling memahami.
Pemanfaatan

sumberdaya

perikanan

di

kawasan

taman

nasional

laut,

selain

memperhatikan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungannya, juga perlu
memperhatikan kepentingan masyarakat nelayan yang tinggal disekitar kawasan
konservasi yang mata pencaharian mereka sangat tergantung dengan sumberdaya
perikanan.
Permasalahan dan konflik kepentingan yang dihadapi stakeholders dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan taman nasional laut, seharusnya
memperhatikan paradigma pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan. Charles
(2001) menyimpulkan, bahwa kompleksitas perdebatan paradigma tersebut dipicu oleh
adanya perbedaan pandangan dunia terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan di
kawasan konservasi laut. Masing-masing paradigma menekankan satu dari tiga pilar,
yaitu konservasi, rasionalitas dan kesejahteraan masyarakat (Damanik et al. 2006):
1. Paradigma konservasi: menekankan pemeliharaan stok ikan dan pengelolaan hanya
berbasis pada aspek bioekologi. Sedangkan nelayan hanya dipandang sebagai pihak
yang menguras sumberdaya perikanan dan merusak lingkungan.

8
2. Paradigma

rasionalitas:

menekankan

pencapaian

efisiensi

ekonomi

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dengan memaksimalkan manfaat
ekonomi dan menekan biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan sumberdaya
perikanan. Apabila efisiensi ekonomi belum berhasil diraih, maka jumlah nelayan
harus dikurangi (PHK), karena jumlah nelayan yang berlebihan dipandang sebagai
penyebab biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan
membengkak dan stok ikan berkurang.
3. Paradigma kesejahteraan masyarakat: memfokuskan kesejahteraan masyarakat,
pemerataan distribusi dan manfaat sosial budaya sumberdaya perikanan serta
berusaha melindungi nelayan kecil yang terpinggirkan dari kekuatan ekonomi yang
sedang berkecamuk, sehingga masalah kelestarian sumberdaya perikanan dan
lingkungannya terkadang diabaikan.

Kebaruan (Novelty)
Pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan mendasar bagi semua pihak dan memberikan kesempatan kepada semua
pihak untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan. Pengelolaan sumberdaya perikanan di Taman Nasional
Karimunjawa (TNK) harus mampu mengakomodir konsep keberlanjutan yang dirinci
menjadi tiga aspek, yaitu (1) keberlanjutan ekonomi (2) keberlanjutan lingkungan dan (3)
keberlanjutan sosial budaya. Penelitian pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan
di TNK ini berusaha untuk mengupas pengelolaan dari tiga aspek pendekatan: (1) aspek
ekologi dan ekonomi dengan pendekatan bioekonomi; (2) aspek keruangan dengan
pendekatan sistem zonasi berbasis ekosistem; dan (3) aspek sosial dengan pendekatan
persepsi nelayan.
Kebaruan disertasi ini adalah proses penyusunan pengelolaan sumberdaya
perikanan berkelanjutan di TNK dengan memakai 3 pendekatan:
(1)

pendekatan bioekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di TNK;

(2)

pendekatan ekosistem sumberdaya perikanan (mangrove, lamun dan terumbu
karang) dalam penentuan zonasi pemanfaatan sumberdaya perikanan di TNK; dan

(3)

pendekatan pemodelan terhadap persepsi nelayan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan di TNK.

9
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan studi pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di Taman
Nasional Karimunjawa (TNK) adalah:
1.

Alat tangkap yang dianalisa adalah alat tangkap pancing, bubu dan jaring. Hasil
kajian upaya optimal lestari, manfaat ekonomi optimal lestari dan produksi optimal
lestari yang dikaitkan dengan peruntukan kawasan perlindungan, namun belum
mempertimbangkan efek spill-over dan biaya sosial.

2.

Penentuan zonasi dengan pendekatan ekosistem penting bagi sumberdaya
perikanan di TNK adalah ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove yang
dikaitkan dengan luasan fishing ground (kawasan penangkapan) dan hasil zonasi
dari BTNK (2005).

3.

Responden yang dipakai untuk analisis SEM adalah stakeholder dari pihak nelayan
Karimunjawa yang tersebar di tiga Desa (Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan
Desa Parang).

Kerangka Pendekatan Penelitian
Pengelolaan sumberdaya perikanan merupakan suatu sistem yang sangat
kompleks. Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, sering muncul konflik antara
berbagai pihak yang berkepentingan. Definisi sistem yang kompleks menurut Charles
(2001) adalah apabila sistem tersebut memiliki sejumlah unsur yang terkait satu sama lain
secara dinamik maupun statis. Semakin banyak jumlah unsur dalam struktur sebuah
sistem, maka semakin kompleks sistem tersebut (Kusumastanto 2006). Setiap pihak yang
berkepentingan mempunyai maksud, tujuan, target dan rencana untuk mengeksploitasi
sumberdaya perikanan tersebut. Perbedaan maksud, tujuan, sasaran dan rencana
tersebut mendorong terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya perikanan. Masyarakat
nelayan

biasanya

cenderung

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidupnya

dengan

mengeksploitasi sumberdaya perikanan yang tidak bertanggung jawab, sehingga hal ini
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.
Banyak pihak dari pengambil keputusan menyadari bahwa telah terjadi
penangkapan ikan secara illegal, kerusakan ekosistem mangrove, terumbu karang dan
padang lamun, namun belum banyak upaya untuk mengatasi persoalan tersebut.
Kenyataannya ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang sebagai suatu kesatuan
yang saling berinteraksi dalam meningkatkan produktivitas sumberdaya perikanan justru
dikesampingkan keberadaannya. Ikan-ikan yang bermigrasi dari ekosistem yang satu ke

10
ekosistem yang lain dalam masa-masa perkembangan dan pertumbuhan (Murdiyanto
2004). Beberapa fase juvenil (larva ikan) jenis ikan tertentu hidup pada ekosistem
mangrove, sebelum bermigrasi ke ekosistem terumbu karang atau lamun pada fase
dewasanya. Beberapa jenis ikan hidup yang sebelumnya menetap dan tumbuh di
ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove, pada fase juvenile-nya terbawa arus
dan melayang di perairan.
Kawasan konservasi laut secara umum dirancang untuk menjembatani berbagai
tujuan ekonomi-sosial dan lingkungan, mencakup perlindungan berbagai spesies laut-baik
yang tidak komersil maupun komersil, pendapatan ekowisata, perlindungan terhadap
ekosistem dan proses ekologisnya yang kritis, serta kepentingan di bidang pendidikan
dan peluang riset (Lunn dan Dearden 2006). Konflik antara kepentingan ekonomi dan
konservasi sumberdaya perikanan dikhawatirkan akan terus meningkat jika sumberdaya
ini tidak dikelola secara bijaksana, apalagi tekanan pemanfaatan sumberdaya perikanan
saat ini sedang memuncak. Dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya perikanan
perlu diperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir dan
daratan dalam hubungan ekologis, ekonomis, dan sosial. Kesinambungan ketersediaan
stok sumberdaya ini merupakan kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
perikanan.
Akar permasalahan konflik ini sering berasosiasi dengan faktor sosial, ekonomi,
kelembagaan dan bio-fisik yang mempengaruhi kondisi lingkungan sumberdaya
perikanan. Konflik tersebut, baik langsung maupun tidak langsung dapat melibatkan
banyak pihak yang bertikai. Hal ini diperparah dengan lemahnya penegakan hukum,
sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan sumberdaya perikanan yang sangat
mengkhawatirkan, karena tidak ada upaya pengelolaan untuk melestarikannya.
Adanya perbedaan paradigma dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
berkelanjutan di kawasan konservasi, di satu sisi ada pihak yang mengedepankan segi
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, namun pada sisi lainnya lebih
mengutamakan kelestarian lingkungan. Sampai saat ini, masih diperdebatkan oleh para
pakar yang memiliki perbedaan pandangan, baik yang mendukung maupun yang tidak,
mengenai manfaat ekonomi pengelolaan sumberdaya perikanan yang berbasis
konservasi. Hal ini telah melahirkan suatu konsep baru dalam pengembangan
sumberdaya perikanan yang tetap menekankan kelestarian lingkungan, namun di satu sisi
dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

11
Faktor-faktor

keberlanjutan

yang

meliputi ekologis,

ekonomi,

sosial dan

kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan konservasi tersebut
nantinya akan diuji di TNK dengan pendekatan bioekonomi, structural equation modeling
(SEM) dan sistem zonasi berbasis ekosistem sumberdaya perikanan. Kebutuhan akan
suatu pendekatan yang transparan dan sistematis terhadap perencanaan berbasis sistem
zonasi, maka peran Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat penting (Bruce dan Eliot
2006). SIG berfungsi untuk menyimpan, membuka kembali dan meneliti berbagai jenis
data dan informasi dengan cepat (Kairo et al. 2002). Stelzenmuller et al. (2004)
menggunakan data SIG dalam penelitiannya terhadap sumberdaya ikan Shad (Alosa
fallax) di kawasan konservasi laut.
Penilaian

sumberdaya

perik