xliv pelanggaran hak cipta atau Hak terkait, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
Dari ketentuan tersebut, maka dengan pembuktian yang cukup sederhana sebenarnya aparat penegak hukum sudah dapat melakukan tindakan
terhadap praktek pembajakan, sehingga kerugian Negara yang diakibatkan oleh praktek pembajakan tersebut dapat dikurangi. Apabila hal tersebut juga
dimaksudkan sebagai upaya untuk memberantas tindak pidana pembajakan nampaknya hal tersebut tidak akan berjalan efektif, praktek pembajakan yang
merupakan pelanggaran terhadap UU Hak Cipta, sudah sepatutnya jika sanksi pidana yang dikenakannya di dasarkan pula pada UU Hak Cipta.
27
B. PENGERTIAN HAK CIPTA
Hak cipta merupakan hak kebendaan atau sub system dari hokum benda. Hak kebendaan ini menurut Sri Sudewi M. Sofwan dirumuskan bahwa
hak mutlak atas suatu benda dimana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas suatu bendadi mana hak itu memberikan kekuasaan langsung ats suatu
benda dan dipertahankan terhadap siapapun.
28
Mariam Daus berpendapat bahwa hal kebendaan terbagi atas dua bagian yaitu : Hak kebendaanyang sempurna dan hak kebendaan yang terbatas. Hak
kebendaan yang sempurna adalah hak kebendaan yang memberikan kenikmatan yang sempurna penuh bagi si pemilik. Selanjutnya untuk hak
27
Prosiding Simposium Nasional Haki, 18 Desember 2003. hal 15.
28
Sri Soedewi Masjshoen Sofyan. Hukum Perdata. Hukum Benda. Liberty. Yogyakarta. 1981
xlv yang demikian disebut dengan hak kemilikan. Hak kebendaan terbatas adalah
hak yang memberikan kenimatan yang tidak penuh atas suatu benda. Jika dibandingkan dengan hak milik artinya hak kebendaan terbatas itu tidak
penuh.atau kurang sempurnajika dibandingkan dengan hak milik.
29
Dapat disimpulkan bahwa pandangan Marium dams Badrulzaman yang dimaksud dengan hak kebendaan dalam kategori hak kebendaan yang terbatas.
Apabila dikaitkan pada hak cipta, maka dapat dikatakan bahwa hak cipta merupakan bagian dari benda. Rumusan tentang benda itu sendiri terdapat pada
pasal 499 KUH Pdt, yang disebut benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasi oleh hal milik.
Dengan demikian hak cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan objek hak milik. Hal ini dapat disimpulkan dari rumusan pasal 2 Undang-Undang No.
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta UUHC. Undang-Undang No.12 Tahoo 1997 Tentang Hak Cipta. Telah di ubah
dengan Undang-Undang No.19 Tahun 2002 yang di berlakukan pada tanggal 30 juli 2003. perkembangan Undang-Undang tentang hak cipta berkaitan
dengan isu penegakan enforcement yang tidak saja menjadi isu nasional, akan tetapi juga isu regional dan internasiona1.
Pengertian hak cipta terdapat pada pasaI 1 ayat 2 UU No 19 tahun 2002 yang isinya:
29
Marium darus Bedrulzaman. Mancari Sistem Hukum Benda Nasional BPHN, Alumni,
Bandung, 1983
xlvi Pencipta adalah seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang
atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan fikiran, imajinasi kecepatan, keterampilan atau keahlian yang di tuangkan
ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Pasal 1 ayat 3 mengatur tentang ciptaan, isinya:
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukan keasIiannya dalam lapangan i1mu pengetahuan, seni dan sastra. Definisi atau
Terminologi Hak Cipta, berbeda pada setiap negara penandatanganan WIPO Copyright Treaty, namun sarna dengan esensinya.
Pengertian dasarnya adalah: Hak Cipta adalah Hak Eksklusif Exclusive Right bagi pencipta maupun penerima hak atas karya sastra dan karya seni.
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
30
Pencipta adalah : ¾
Seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, keeekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi;
31
30
Sentosa Sembiring, Prosedur dan Tata Cara Memperoleh hak Kekayaan Intelektual Bandung
: Penerbit Yiama Widya 2002
31
Bintang Sanusi, Hukum Hak Cipta : Bandung : Citra Adity Bakti : 1988
xlvii ¾
Orang yang merancang suatu ciptaan, tetapi diwujudkan oleh orang lain dibawah pimpinan atau pengawasan orang yang merancang ciptaan
tersebut; ¾
Orang yang membuat suatu karya cipta dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan;
¾ Badan hukum sebagaimana ditentukan dala Pasal 9 Undang-Undang Hak
Cipta. Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilih hak cipta, atau
orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut diatas.
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan pengetahuan, seni dan sastra. Yang
dimaksud dengan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta adalah pelaku, produser rekaman suara dan lembaga “penyiaran. Pelaku adalah aktor,
penyanyi, pemusik, penari atau mereka menampilkan, memperagakan atau mempertunjukkan, menyanyikan”. menyampaikan, mendeklamasikan, atau
mempermainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra dan karya seni lainnya. Produser rekaman suara adalah orang atau badan hukum yang pertama
kali merekam atau memiliki prakarsa untuk membiayai kegiatan perekaman suara atau bunyi baik dari suatu pertunjukkan maupun suara atau bunyi
lainnya.
xlviii Seseorang yang telah mencurahkan segala daya upaya-nya untuk
menciptakan atau menentukan sesuatu, dia mempunyai hak alamiah atau hak dasar untuk memiliki dan mengawasi apa yang telah diciptakannya.
Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau Universal Declaration of Human Rights, menyebutkan bahwa Everyone has the right to
the protection of the moral und material interest resulting form any scientific, literary, or artistic production of which he or she is the author. Setiap orang
mempunyai hak untuk mendapat perlindungan bagi kepentingan moral dan material yang berasal dari ciptaan ilmiah, sastra atau hasil seni yang mana dia
merupakan penciptanya.
32
Hak Kekayaan Intelektual atau HKI, secara substantif dapat diartikan sebagai Hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia. Hak atas Kekayaan Intelektual atau Intelektual Property Right
dikelompokan dalam hak yang dimiliki secara perorangan yang tidak dalam wujud kebendaan. Hak tersebut secara khusus diberikan kapada pemilik dan
pemegang hak dalam hal mengumumkan, memperbanyak dan mengedarkannya, atau memberikan ijin kepada orang lain atas ciptaannya
tersebut dengan batasan waktu tertentu. Dapat disimpulkan juga bahwa hak cipta sebagai hak eksklusif exclusive right merupakan subyek hukum yang
32
Tonatsu Hozumi, Asian Copyright Handbook Buku Panduan Hak Cipta Asia Versi Indonesia, Jakrarta : Ikapi
xlix bersifat immaterial yang melindungai hubungan kepentingan antara pencipta
dengan keasliannya ciptaannya. Keberadaan Undang-undang Hak Cipta memang diperuntukkan khusus
untuk melindungi hak bagi mereka yang telah menghasilkan karya-karya yang berasal dari pcngungkapan ekspresi intelaktualitas intangible, dan bukannya
yang bersifat kebendaan tangible, apabila yang belum berwujud apa-apa seperti ide-ide informasi dan lain sebagainya.
33
C. PENGATURAN TENTANG HAK CIPTA