Persepsi siswa terhadap profil guru agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 01 Ciputat Kabupaten Tangerang

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFIL GURU AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
MUHAMMADIYAH 01 CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kehuruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Keguruan (S.Pd.l)

Oleh:

B'urhan

203011001495

JURUSAN PENDIDIKAN AGA.MA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H I 2007 M

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFIL GURU AGAMA ISLAM

DI SMK MUHAMMADIYAH 01 CIPUTAT

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kehuruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Burhan
203011001495

LMᄋセ@

\ um SYMl!F

hAョOiyャ|tセエNam@

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 HI 2007 M

Mセᄋ@

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFIL GURU
AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH 01 CIPUTAT telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif flidayatullah
Jakarta pada tanggal 07 Januari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Jakarta.07Januari2008
Sidang Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A

NIP. 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Tanggal

Tanda Tangan

GヲNQZHセᄋWA@

..ᄋセ@

....

M·l·r?.:1!:4. Nセ@

Drs. Sapiudin Shidig. M.Ag
NIP. 150 299 477
Pengujil
Prof. DR. Aziz Fachrurrozi, M.A
NIP. 150 202 343

Penguji II

-

DR. Khalimi, M.Ag
NIP. 150 267 202
Mengetahui,
Dekau

.?:Y/;W$ ..

2.:k

(A)FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
(B) SKRIPSI

(C)BURHAN
(D) Persepsi Siswa Terhadap Profil Guru Agama Islam Di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 01 Ciputat Kabupaten Tangerang

(E) xii+ 60 halaman + 21 tabel +I gambar + 3 Jampiran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap
profil guru agama Islam dalam memberikan pembelajaran di kelas. Sedangkan obyek
penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 01 Ciputat Kabupaten Tangerang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
yakni memecahkan masalah-masalah yang muncul dan kemudian dianalisis
berdasarkan teori untuk alternative yang bias dianggap sebagai jalan keluar dari
masalah yang dihadapi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah table
distribusi frekuensi berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada responden.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa persepsi siswa terhadap profil guru
agam Islam di SMK Muhammadiyah 01 Ciputat dapat dikatakan baik. Hal ini dapat
terlihat dari hasil angket yang disebar kepada 100 responden yang menyatakan setuju
dengan profil guru agama Islam yang meliputi karakter, kepribadian, akhlak dan
integritas guru agama Islam tersebut sudah baik.
Disamping itu, mayoritas responden menyatakan bahwa guru agama Islam
dalam memberikan materi pelajaran sudah baik sehingga responden dapat menerima

pelajaran dengan baik dan jelas serta materi pelajaran yang diberikan oleh guru
agama Islam mudah dipahami dan membuat para siswa menyukai mata pelajaran
agama Islam sehingga mereka mau mendengarkan dan memperhatikan setiap kali
menerima pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru agama Islam,
sungguh-sungguh dan selalu hadir tepat waktu pada setiap mengikuti pelajaran agama
Islam dan mengulang serta membaca kembali pelajaran yang diberikan oleh guru
agama Islam setelah tiba dirumah serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut kami haturkan kecuali seluruh puja dan puji syukur
sedalam-dalamnya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
"PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFIL GURU AGAMA ISLAM DISEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK) MUHAMMADIYAH 01 CIPUTAT" ini.
Shalawat serta salam yang terindah penulis persembahkan kepada junjungan besar
seluruh umat Islam dunia Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman, penyempurna
ajaran, yang telah berhasil merubah tatanan dunia kejahiliahan menuju yang
berperadaban yaitu Islam.
Dibalik penyelesaian skripsi ini, tak tersembunyikan rasa terima kasih penulis
kepada seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan yang tidak dapat

diungkapkan dengan kata-kata yang indah. Secara khusus penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
l. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta para pembantu Dekannya.
2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah. bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing penulis, terima kasih atas kritikan dan
sarannya selama penyusunan skripsi ini.
4. Kedua orang tua yang telah ikhlas merawat, mengasuh, mendidik penulis dengan
kucuran keringat dan linangan air mata. Kepada Allah SWT penulis berdo'a semoga
Allah membalas dengan surga-Nya.
5. Adikku dan seluruh saudara-saudara yang kusayangi yang telah memberikan
semangat
6. Seluruh Dosen Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmunya.
7. Kepala sekolah SMK Muhammadiyah 01 Ciputat beserta jajarannya yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmunya.

7. Kepala sekolah SMK Muharnmadiyah 01 Ciputat beserta jajarannya yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis.
8. Kawan-kawan Syahida Inn (Dwi, Agus, lwan, Diar, Badru, Wahyu, Sobri,
Imelda, Sigit, Suparno) teruskan perjuanganmu.
9. Seluruh sahabat Tarbiyah angkatan tahun 2003, semoga kita bias berjumpa di
Istana Negara di masa yang akan datang.
Ungkapan kata-kata diatas betapapun indahnya, penulis sadar tidak akan
mempu untuk mengungkapkan seluruh tumpahan rasa terima kasih yang terpendam
dalam diri penulis, hanya kepada Allah SWT harapan tertuju semoga perhatian dan
bantuan mereka semua mendapatkan balasan yang layak disisi Allah SWT.

Ciputat, 28 Oktober 2007

Penulis

DAFTARISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. .
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ ii
ABS1RAK ..................................................................................................•.... iii


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTARISI .................................................................................................... vi

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................

l

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................... 2
1. Identifikasi Masai ah ... ........ ...... ..... ................ ........... ............. 2

2. Pembatasan Masai ah............................................................. 3
3. Perumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. KegunaanPenelitian.................................................................... 3

BAB II


KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Pustaka.................................................................. ...... .. 4
1. Persepsi .............................................................................. 4
a. Pengertian Persepsi .................. .............................. ...... 4
b. Proses Pembentukan Persepsi ....... ........... ... ... ........ ... ... 5
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi................ 7
d. Opini Publik ...... ....... ... ... ... ... ...... .. ... ...... .............. ... .. ... . 8
2. Pengertian Profil ............................................................ :.... l 0
3. Profil Guru Agama Islam................................................... 11
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 28

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30
B. Metode Penelitian..................................................................... 30
C. Definisi Operasional Variabel.. ................................................ 30
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 31
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data...................................... 33

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data.......................................................................... 35
I. Sejarah SMK Muhammadiyah 01 Ciputat. ........................ 35

2. Visi dan Misi ...................................................................... 36
3. Keadaan Guru..................................................................... 36
4. Struktur Organisasi............................................................. 39
B. Analisa Data............................................................................. 40
C. Penafsiran Data........................................................................ 55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 58
B. Saran .................... ,.................................................................... 59

DAFTAR PUST AKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5

Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8

Tabel 9
Tabel IO
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18

Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang latar
belakang guru agama Islam di SMK sudah sesuai dengan bidang yang
diajarkannya ............................................................................................. 40
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam memiliki pengalaman yang mendukung ......................................... 41
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam sudah mengajarkan materi sesuai dengan kurikulum yang ada ..... 41
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam perhatian dalam proses belajar mengajar ....................................... 42
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam membantu dalam menyelesaikan masalah keagamaan yang
dihadapi .................................................................................................... 43
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam dapat bersosialisasi .......................................................... :.............. 4 3
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam mampu berkomunikasi ................................................................... 44
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang guru agama
Islam telah memiliki karakter, kepribadian, akhlak dan integritas seperti
yang diasumsikan ..................................................................................... 45
Distribusi frekuensi berdasarkan jawaban responden tentang hubungan
social guru ................................................................................................ 46
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang simpati siswa
dengan profil guru agama Islam ............................................................... 46
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang cara guru
agama Islam dalam memberikan materi pelajaran .................................. .47
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang menerima
pelajaran dengan baik danjelas ................................................................ 48
Distribusi frekuensi berdasarkan jawaban responden tentang setiap materi
pelajaran yang diberikan oleh guru agama Islam ..................................... 48
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang niata
pelajaran agama Islam .............................................................................. 49
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang selalu
mendengarkan dan memperhatikan setiap kali menerima pelajaran ........ 50
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang selalu
mengerjakan tugaas yang diberikan oleh guru agama Islam .................... 51
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang belajar
dengan giat dan sungguh-sungguh ........................................................... 51
Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang ketepatan
waktu dalam mengikuti pelajaran agama Islam ....................................... 52

Tabel 19 Distribusi frekuensi berdasarkan jawaban responden tentang kehadiran
dalam setiap mata pelajaran agama Islam ................................................ 53
Tabel 20 Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang pelajaran
yang didapat dari sekolah setelah tiba dirumah ....................................... 53
Tabel 21 Distribusi frekuensi berdasarkanjawaban responden tentang penerapan
ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari ...................................... 54

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

Struktur Organisasi SMK. Muhammadiyah 01 Ciputat
Tahun 2006 I 2007 ......................................................................

39

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar merupakan satu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik, yang berhubungan
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbale balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian
barupa pelajaran, melainkan pembentukan sikap dan nilai pada diri siswa yang
sedang belajar.
Guru merupakanjabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus,
karena menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru yang
professional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang perlu dibina dan dikembangkan melalui
masa pendidikan tertentu.
Dalam pengajaran guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus
aktor. Artinya pada gurulah tugas dan tanggung jawab, merencanakan dan
melaksanakan pengajaran sehingga dalam pengajaran timbul interaksi yang
tercermin dalam sikap, tingkah laku siswa dan mendorong agar memiliki munat
dan motivasi dalam belajar.

Motivasi merupakan kondisi yang dapat

mempengaruhi belajar bagi siswa, tanpa adanya motivasi dalam belajar siswa
akan mengalami kesulitan, sehingga sulit untuk mendapatkan siswa yang
berprestasi dalam pembelajaran suatu mata pelajaran'.
Selain memiliki keahlian, seorang guru harus mempunyai kecakapan
dalam bersikap, berkarakter, berkepribadian, bertingkah laku, berintegritas, dan
berhubungan sosial. Dari sini bentuk dari profil seorang guru, mulai nampak jelas.
Sehingga profil tersebut dapat membentuk image siswa yang kemudian
mempengaruhi persepsi siswa terhadap guru yang bersangkutan. Persepsi.siswa

2

yang bersifat positif diharapkan akan membuat siswa menjadi tertarik dan
termotivasi dalam mempelajari suatu mata pelajaran Agama Islam.
Dengan demikian, pembelajaran dalam asuhan guru tersebut diatas akan
berjalan baik, sesuai tujuan pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, dapat dikatakan bahwa antara profil guru,
khususnya guru agama dengan persepsi siswa dalam arti positif

dapat

menghidupkan dan menggairahkan semangat siswa dan kegiatan pembelajaran.
Keadaan ini akan membantu, baik guru maupun siswa dalam menyelesaikan
program-program pengajaran.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat betapa pentingnya peran guru dan
persepsi siswa dalam proses belajar mengajar, agar siswa termotivasi untuk
belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Hal tersebut juga didukung dengan profil
seorang guru yang berkompetensi, dalam hal ini khususnya guru mata pelajaran
Agama Islam.
Dengan demikian, maka penulis mencoba melakukan penelitian lebih mendalam
kepada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 0 I Ciputat,
dengan judul :
"PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFIL GURU AGAMA ISLAM DI
SMK MUHAMMADIYAH 01 CIPUTAT".

B. Identiflkasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. ldentifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, maka p\mulis dapat
mengidentifikasikan beberapa masalah, antara lain :
a. Penguasaan Materi
b. Metodologi
c. Kedisiplinan
d. Keramahan
e. Segi pendidikan memenuhi kualifikasi atau tidak

f.

Pengalaman mengajar cukup lama atau baru

2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, malm permasalahan dibatasi
hanyapada:
a. Persepsi siswa kelas XI dan XII SMK Muhammadiyah 01 Ciputat tentang
pelajaran yang dimaksud adalah kompetensi akademik, sosial dan
kepribadian yang tampil saat mengajar.
b. Profil guru agama Islam.

3. Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini terarah, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi siswa terhadap profil guru agama Islam.?

C. Tujuan Penelitian
1. Melihat Persepsi
Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru agama Islam. .

2. Melihat Profil
Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap profil guru agama Islam di SMK
Muhammadiyah 01 Ciputat.

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
I. Sebagai bahan masukan untuk pihak-pihak terkait untuk. mengelola
pendidikan yang bermutu
2. Wujud Kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan

BABU
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
DAN PERNYATAAN PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih
mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan dan
proses tersebut mempengaruhi proses prilaku kita. 1 Persepsi merupakan
inti komunikasi penafsiran (interpretasi). Jadi interpretasi adalah inti
persepsi yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses
komunikasi.
Persepsi terdiri dari 3 (tiga) aktivitas, yakni; seleksi, organisasi,
dan interpretasi. Yang dimaksud dengan seleksi mencakup atensi,
sedangkan organisasi melekat pada interpretasi yang dapat didefinisikan
sebagai meletakkan suatu keseluruban yang bermakna.
Waligito berpendapat bahwa, persepsi merupakan suatu proses
mental yang didahului oleh penginderaan yang diteruskan ke pusat
susunan syaraf, sehingga individu menyadari apa yang ia alami. 2 Stimulus
yang

diindera

itu

oleh

individu

diorganisasikan

kemudian

diinterpretasikan, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa
yang diindera itu.

1

Deddy Mulyana, I/mu Komun/kasi Suatu Pengantar (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002),
Cet. Ke-4, h.167
·
2
Bimo Walgito, Pengantar Ps/kologi Umum. (Yogyakarta: Andi Offset, 2001),h.51

5

Chaplin mendefinisikan persepsi sebagai kesadaran intuitif
mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang merata mengenai
sesuatu. 3
Menurut Mahmud, apa yang kita persepsi pada suatu waktu
tertentu akan terkandung bukan saja pada stimulus itu, seperti
pengalaman-pengalaman sensoris, terlebih dahulu perasaan pada waktu
itu, prasangka, keinginan sikap, dorongan dan tujuan.4
Dari definisi-definisi para ahli dan uraian diatas, secara umum
penulis mengambil kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses
pemahaman, penanggapan dan penafsiran terhadap suatu rangsangan yang
diterima berupa pesan yang disampaikan dari unsur-unsur penunjang
lainnyadi dalam proses pembelajaran.
b. Proses Pembentukan Persepsi

Menurut Desiderato persepsi adalah memberikan makan pada
stimuli inderawi (sensor stimuli) yang mana dalam menafsirkan makna
informasi inderawi melibatkan: sensasi, atensi, interpretasi dan memori. 5
1) Sensasi
Menurut Denis Coon ; tahap paling awal dalam penerimaan
informasi adalah sensasi, sensasi berasal dari kata "sense" artinya alat
penginderaan,

yang

menghubungkan

organisme

dengan

lingkungannya. Bila alat indera mengubah informasi menjadi impulsimpuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak, maka terjadilah
proses sensasi. 6

3

C.P. Chaplin, Kamus Lengkap Pslkologl, Terjemallan Kartini Karto1w, (Jakarta: Rajawali,
1989), h.358
4
M. Dimyati Mahmud, Psikologl Suatu Pengantar,(Yogyakarta : BPPE, 1990), h. 42-43
'Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, Konteks-konteks Komunikasi ,(terj)
Deddy Mulyana, (Bandung: PT. Remaja Kosda Karya, 1996), h. 51.
6
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication .. ., h. 49.

6

Menurut Benyamin B. Wolman sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera yang tidak memerlukan penguraian verbal,
simbolis, atau konseptual clan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera.
2) Atensi
Menurut Kenneth E. Anderson definisi atensi atau perhatian
ad al ah : proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menj adi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
Dengan

kata

lain,

perhatian

terjadi

bila

kita

mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita clan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. 7
3) Interpretasi
Menurut Kenneth K. Sereno clan Edward M. Bodaken,
interpretasi adalah meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan
lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. 8
Interpretasi dapat melahirkan pendirian I sikap seseoorang:
4) Memori
Menurut Schlessinger clan Groves memori adalah system yang sangat
berstruktur yang meyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia clan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya. 9
Menurut Mussen clan Rosenzweig, memori melewati tiga proses,
yaitu:
a) Perekaman (encoding)

adalah pencatatan informasi melalui

reseptor indera clan sifat internal

7

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication ... , h. 52.
Deddy Mulyana, I/mu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2004),h.l 69
9
Jalaludin Rakhmat, Psiko/ogi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 200 I), h.62
8

7

b) Penyimpanan (storage) adalah proses menentikan berapa lama
informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan di mana.
Penyimpanan bias aktif atau pasif
c) Pemanggilan (retrieval) disebut juga mengingat lagi, adalah
menggunakan informasi yang disimpan. 10
Persepsi terjadi pada waktu komunikan menginterpretasi-kan atau
memberikan makna terhadap pesan yang sampai kepadanya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Rhenald Kasali, persepsi dibangun oleh empat faktor,
yaitu : latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai yang dianut,
berita yang berkembang. 11 :
I) Latar Belakang Budaya
Semakin besar perbedaan budaya antara dua orang, semakin
besar pula perbedaan persepsi mereka terhadap suatu realitas dan oleh
karena tidak ada dua orang yang mempunyai nilai-nilai budaya yang
persis sama, maka tidak pemah ada dua orang yang mempunyai
persepsi yang persis sama pula. 12
2) Pengalaman Masa Lalu
Persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan
reaksi mereka terhadap hal-hal tersebut. Berdasarkan pengalaman (dan
pembelajaran). 13
Bila berdasarkan pengalaman kita sering melihat bahwa suatu
objek diberlakukan dengan cara tertentu yang lazim, kita mungkin

10

Jalaludin Rakhmat, Psikologi ... , h.63
Rhenald Kasali, Management Public Relation, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2000), h. 24
12
Deddy Mulyana, I/mu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004),
h.97
13
Deddy Mulyana, I/mu Komunikasi .. ., h.176
11

8

akan bereaksi lain terhadap cara baru memperlakukan oqjek tersebut,
berdasarkan persepsi kita yang lama.
3) Nilai yang dianut
Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan kita
mencakup kegunaan, kebaikan estetika dan kepuasan. Jadi, nilai
bersifat normative memberi tahu suatu anggota budaya mengenai apa
yang baik dan buruk, benar dan salah, siapa yang harus dibela dan apa
yang harus diperjuangkan, apa yang mesti diketahui dan sebagainya. 14
4) Berita yang berkembang
Berita yang berkembang didalam masyarakat dalam segmen
tertentu, mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Kesamaan itu bias
merupakan kesamaan kekecewaan, kegembiraan atau 'pengalaman
emosional lainnya.
Kemudian pendirian akan berlanjut menjadi consensus I
kesepakatan dan consensus yang sudah matang dan menyatu dalam
masyarakat inilah yang disebut opini publik. 15 Opini muncul karena
orang mempunyai persepsi.

d. Opini Publik
Opini publik adalah kumpulan pendapat individu terhadap masalah
tertentu yang mempengaruhi suatu kelompok orang-orang (masyarakat).
Pendapat lain menyebutkan bahwa opini publik mewakili suatu
kesepakatan dan kesepakatan dimulai dengan pendirian I sikap orangorang terhadap issac yang masih tanda tanya. 16
I) Tiga komponen pendirian I sikap pembentuk opini
Komponen A : Affect atau perasaan (emosi)
14

Deddy Mulyana, I/mu Komunikasi ... , h.198
Rhenald Kasali, Management Public Relation, (Jakarta : Pustaka UtBilla Grafiti, 2000), h.24
16
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relation, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2002), h. I 04
15

9

Komponen afektif ini merupakan elemen evaluasi clalam unsure
penclirian berclasarkan perasaan seseorang untuk menilai suatu ;
baik atau buruk, suka-ticlak suka, saying-benci, senang-seclih,
clan sebagainya.
Komponen B : Behavior atau perilaku
Komponen B ini merupakan elemen penggerak aktif clalam
penclirian seseorang. Mengakibatkan tinclakan yang mungkin
clilakukan seseorang, seperti membeli, memukul, mencium clan
sebagainya.
Komponen C : Cognition atau Pengertian
Komponen cognition sebagai segala tinclakan yang menjelaskan
kita tentang fungsi, implikasi, clan konsekuensi atas objek-objek
pendirian, missal : kena api clan panas, menyentuh es akan
. . 17
cl mgm.
Dalam hal ini siswa clalam proses belajar, clapat membentuk
persepsi yang baik atau buruk tentang guru yang memberikan pelajaran
yang pacla akhimya akan menjacli opini publik.
2) 3 teknik untuk mengubah opini :
a) Hinclari perclebatan atau pertentangan terbuka
b) Henclaknya mengemukakan fakta-fakta
c) . Pertanyaan harus positif 8
3) Sedangkan usaha untuk mempengaruhi opini publik clapat clilakukan
clengan cara:
a) Koersif(memaksa)
Yaitu : tinclakan yang bersifat memaksa yang clilakukan clengan
terror missal : menggunakan kekerasan, memeras, memboikot
b) Persuasif(membujuk)
Yaitu : tindakan yang menganggap aspek psiko!ogis secara halus
guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang
informative.
17

Rhenald Kasali, Management Public Relation, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2000), h26
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relation, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 111.
18

IO

2. Pengertian Profil

Kata profil dalam kamus bahasa Indonesia diartikan "pandangan dari
samping (tentang wajah seseorang) raut muka, dan tampang". 19 Yang
dimaksud dengan profil dalam skripsi ini adalah sosok pribadi atau
penampilan seorang (guru) dan kemampuannya dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
3. Profil Guru Agama Islam

Sebagaimana telah disampaikan bahwa kata profil diartikan pandangan
dari samping (tentang wajah seseorang) raut muka dan tampang.sedangkan
yang dimaksud dengan

Guru adalah orang yang jadi panutan serta

memberikan jalan yang baik demi kemajuan atau dengan kata lain Ing ngarso

sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. 20 Menurut
kurikulum 75 (tahun 1975). Guru ialah perencanaan dan pelaksana dari
system pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 21
Dalam kamus bahasa Indonesia, guru agama adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencariannya) profesinya mengajar, yang mengajarkan
mata pelajaran agama. 22
Adapun secara institusional, yang dinamakan guru agama adalah
sebagai mana kutipan dibawah ini:
"Semua orang yang diangkat menjadi guru agama oleh Departemen
Agama. Pada umumnya guru agama ini mengajar di perguruan agama swasta
yang meliputi; Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA), serta Pendidikan Guru Agama Negeri. Disamping itu
19

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa I11do11esia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), h. 702
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Pedoma11 Guru Agama SD, (Jakarta : Proyek
Pembnaan Pendidikan Agama Pada Sekolah Umum, 1982/1983), h. 33
21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Pedoma11 ... , h. 34
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa J11donesia, op.cit, h. 188

11

ada juga yang bertugas mengajar disekolah-sekolah yang dikelola selain
Departemen Agama."23
Jadi penulis menyimpulkan bahwa profil guru agama Islam adalah
profil

pribadi

atau

penampilan

dan

kemampuan

seseorang

yang

mengkhususkan dirinya untuk menyampaikan mata pelajaran agama Islam
dan melaksanakan tugas sebagai pelaksana dari system pendidikan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.

a. Syarat-Syarat Guru Agama Islam
Adapun syarat-syarat guru agama Islam meliputi:
1) Taqwa kepada Allah SWT.
Ketaatan beragama bagi seorang guru menunjukkan kualitas
kepribadian yang menyebabkan ia disenangi dan disegani oleh siswa.
Apalagi seorang guru agama melihat dari apa yang diajarkan yaitu
pelajaran agama. Hal demikian juga mempengaruhi disiplin kelas dan
motivasi belajar bagi siswa yang berarti memperbesar efektivitas
pengajarannya. Ketaqwaan seorang guru merupakan faktor utama
dalam pendidikan Islam, demikian dikatakan oleh Zakiyah Daradjat.
Secara umum untuk menjadi guru yang baik diperkirakan dapat
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, hendaknya
bertaqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaninya, baik akhlaknya,
bertanggungjawab dan berjiwa nasional. 24
2) Ijazah
Ijazah adalah suatu sertifikat yang menunjukkan bahwa
seseorang telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan dan
kesungguhan tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan atau
23

Departemen Agama RI, P3A, Pedoman Pelaksana Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Cv.
Multiyasa & CO), h. 36
24
Zakiyah Daradjat, Keprlbadlan Guru, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), h. 39

12

pekerjaan. 25 Seseorang yang memiliki ijazah belum tentu ia adalah
guru yang baik. Karena setiap orang mempunyai watak dan
kepribadian yang berbeda-beda yang menyebabkan hasil dan
kemajuan dan pekerjaannya tidak sama. Walaupun demikian dia harus
memiliki ijazah agar ia mempunyai bukti ia mempunyai kewenangan
untuk menjalankan tugasnya. Misalnya untuk menjadi guru agama
yang berwenang di TK dan SD Paling tidak harus berijazah PGAN 6
tahun, guru agama dengan ijazah PGAN 6 tahun seharusnya tidak
berwenang untuk mengajar di SLTP dan SLTA. 26
Dengan memiliki ijazah seorang guru mempunyai kewenangan
untuk mengajar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan ijazalmya.
3) Kepribadian
Faktor terpenting bagi seorang guru agama adalah kepribadian.
Karena kepribadian itu yang akan menentukan apakah ia akan menjadi
pendidik yang baik atau sebaliknya akan menjadi perusak bagi masa
depan anak didiknya.
Aspek-aspek kepribadian itu ada tiga, yaitu:
a) Aspek-aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah
nampak dan ketahuan dari luar, misalnya : cara-cara berbuat,
berbicara dan sebagainya.
b) Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera
dapat dilihat dan ketahuan dari luar, misalnya : cara-cara berpikir,
sikap dan niat.
c) Aspek-aspek rukhaniah yang luar, meliputi : aspek-aspek kejiwaan
yang lebih abstrak lagi yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. 27
25

Ngalim Purwanto, flmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis), (bandung : Rosda Karya, 1992),h.

172

26

H.M. Arifm, Kapita Selekta Pendld/kan (Umum dan Agama), (Semarang: CV. Toha Putra,
1999), h. 72
27
H.M. Arifin, Kap/ta Selekta •• ., h. 73

13

Ketiga aspek kepribadian tersebut harus benar-benar dimiliki
oleh setiap gnru, apalagi gnru agarna, sesuai dengan pendidikan yang
diajarkannya. Sehubungan dengan itu, Zakiah Daradjat berpendapat;
pendidikan agarna hendaknya harus diberikan oleh gnru yang benarbenar tercennin agarna itu dalarn sikap, tingkah laku, gerak gerik, cara
berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi keseluruhan pribadinya.
Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa pendidikian, agarna akan
sukses, agarna itu hidup dan bercermin dalam pribadi gnru agarna.

28

Betapa pentingnya aspek kepribadian gnru agarna, maka semua
perilakunya harus sesuai dengan nonna-nonna agama yang berlaku.
Karena semua tingkah laku tersebut akan dicontoh oleh anak didiknya,
terlebih bagi anak usia TK dan SD yang cenderung meniru secara
mutlak. Sebagai contoh seorang gnru harus berpenarnpilan bersih dan
rapih, sebelum ia menyuruh kepada anak didiknya.
4) Sehat Jasmani dan Rohani
Kesehatan tubuh adalah salah satu yang terpenting bagi
seorang gnru karena setiap saat ia selalu bergaul dengan anak didiknya
secara langsung. Apabila seorang gnru yang sering saklt-sakitan, ia
aka sering absent dan ini akan merugikan anak didiknya apalagi j ika ia
menghadapi penyakit menular, ini akan membahayakan anak didiknya.
Disarnping kesehatan jasmaninya, gnru juga harus sehat
rukhani. Maksudnya adalah bahwa ia tidak terganggu jiwanya atau
gila, atau juga mengidap penyakit gila, sebab dikhawatirkan penyakit
itu akan karnbuh dan membahayakan keselarnatan siswanya. Terkait
dengan ha! ini Ngalim Purwanto berpendapat bahwa kcsehatan

28

Zakiyah Daradjat,J/mu Jlwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), h. I 07

14

merupakan syarat utama bagi seorang guru, sebagai seorang yang
setiap hari bekerja dan bergaul dengan dan diantara anak-anak.

29

Menurut Baldani Sutadipura, syarat-syarat guru adalah sebgai
berikut:
a) Di bidang fisik
I) Hendaknya ia berbadan sehat, kuat, supaya terhindar dari
kekecewaan yang mungkin sekali dapat dialami.
2) Hendaknya ia berusaha, supaya gerak-gerik dan tutur katanya
menggambarkan menusia yang berbudaya.
b) Di bidang psikis
I) Spiritual : ia hams seorang guru yang beriman
2) Mental:
(a) Ia hams merasakan keperluan untuk selalu menambah
ilmunya sesuai dengan kemajuan zaman
(b) Ia hams mencintai, paling tidak menggemari pelajaran

yang diberikan.
(c) Ia hams progresif dan modem, cara mengajar selalu
diperbaiki dan dikembangkan secara ilmiah.
(d) Ia hams mengenal dan menyayangi anak didiknya.
(e) Ia hams berlaku adil, perlakuan adil dalam memperlakukan
anak didiknya. Tidak dipengaruhi oleh perbedaan sex,
keadaan social, hubungan keluarga dan sifat-sifat lahiriah
lainnya.
(f) Ia hams demokratis; bibit pemusyawaratan ditanamkan

sejak si anak ada di sekolah, ia tidak boleh menyuruh anak
didiknya menghafal di luar kepala tanpa reserve dan
menganggapnya sebagai otomat.
29

173

Ngalim Purwanto, I/mu Pendid/kan (Teoritis dan Praktis), (bandung : Rosda Karya, 1992), h.

15

c) Di bidang sosial : ia hendaknya menjadi peserta pembangunan
bangsa yang produktif
d) Di bidang profesi kegnruan dan organisasinya

ii! hendaknya

memahami dan mengamalkan kode etik. 30
Adapun menurut Oemar Hamalik bahwa syarat-syarat calon guru
atau guru agama adalah sebagai berikut :
a) Persyaratan fisik yaitu kesehatan jasmani, seorang guru harus
berbadan sehat, tidak berpenyakit menulau dan sebagainya
b) Persyaratan psikis yaitu sehat rukhani.
c) Persyaratan mental guru hendaknya memiliki sikap mental yang baik,
mencintai dan mengabdi terhadap profesi guru, bermental Pancasila
dan bersikap demokratis.
d) Persyaratan moral, seorang guru harus memiliki sifat susila, dan budi
pekerti luhur.
e) Persyaratan intelektual, seorang guru harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru, sebatas
bekal dalam menunaikan tugasnya di sekolah.
Guru sebagai seorang yang mendewasakan anak didik dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik, maka ia harus selalu tampil dalam
keadaan prima dan menjadi idola. Anak didik selalu menginginkan
gurunya tampil dalam keadaan baik, kalau saja ada kejanggalan yang ia
lihat akan dikritiknya, oleh sebab itu guru harus benyak mengetahui
persoalan-persoalan yang berkembang pada anak didiknya, artinya guru
itu harus lebih menguasai persoalan, baik dari segi pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di lembaga pendidikan belum cukup untuk menjadi guru yang

30

Balmadi Sutardipura, Aneka Problema Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 44

17

Keikhlasan guru dalam melaksanakan tugasnya merupakan
sarana yang paling ampuh untuk kesuksesan para muridnya dalam
proses

belajar

mengajar.

Termasuk

sifat

ikhlas

adalah,

ia

melaksanakan tugas sesuai apa yang ia katakan dan sesuai antara
perilaku dan perkataan-perkataan yang diucapkan, ia tidak merasa
malu mengatakan "saya tidak tahu",

apabila memang ia tidak

mengetahui.
Guru yang baik harus senantiasa menyadari dan yakin betapa
pentingnya pendidikan bagi kemajuan masyarakat, oleh karena
bantuan guru sangat diharapkan oleh masyarakat. Keikhlasan dan
kejujuran merupakan jalan terbaik kea rah suksesnya di dalam tugas
dan sukses murid-muridnya. 31
4) Bersifat murah hati
Seorang guru hendaknya bersifat hilm atau penyantun dan
pemurah hati terhadap murid-murid, maupun mengendalikan diri dan
bersikap sabar, lapang dada dan tidak marah karena hal-hal yang
mengganggunya.
5) Memiliki sifat tegas dan terhormat
Agar seorang guru menjadi lebih sempurna ia harus memiliki
sikap tegas dan terhormat, ia harus memiliki keistimewaan agar ia
dapat menjauhkan diri dari tindak kejahatan yang menimpanya,
menghindarkannya dari hal-hal yang jelek, tidak membiasakan dirinya
berteriak-teriak dan banyak omong kosong.
6) Memiliki sifat kebapakan sebelum menjadi guru
Seorang guru hendaknya menyenangi muridnya sebagaimana
menyenangi anak-anaknya

sendiri dan memikirkan mereka sama

seperti memikirkan anak-anaknya. Berdasarkan prinsip Islam, inilah
31

Athiyah Al-Abrasyi, Beberapa Pemik/ran Pendld/kan Islam, (Yogyakarta : Titin Illahi Press,
1996), h.66

18

pendidikan modem sekarang yang harus ditegakkan, sehingga dapat
dikatakan bahwa seorang guru hendaknya dapat mencin?i muridnya
sama seperti mencintai anak-anaknya. Seorang ayah yang memberi
kasih sayang kepada anaknya adalah sesuatu hal yang biasa, tetapi
seorang ayah yang mampu memberikan kasih sayang kepada anak
orang lain dianggap sebagai ayah yang terhormat dan layak diteladani.
7) Memahami karakteristik murid
Guru hendaknya harus memahami dan menguasai karakteristik
dan kecenderungan para muridnya, termasuk juga kebiasaan dan
pikiran. Ini dibutuhkan agar guru di dalam melaksanakan tugasnya
tidak keliru arah.
8) Guru harus menguasai mata pelajaran
Seorang guru harus memperhatikan materi pelajaran yang akan
diajarkan, oleh karena itu ia harus

terns menerus belajar. Hal ini

menjadi sangat penting agar di dalam mengajar, proses menyampaikan
pelajaran tidak terkesan bersifat monoton, tidak padat dan membuang
waktu. Jangan sampai pengetahuannya bersifat dangkal, sehingga ia
mengajarkan sesuatu yang salah kepada anak didiknya, atau hanya
mengajar sebatas apa yang diharapkan dari tujuan suatu materi
pelajaran. 32

c. Proses Belajar Mengajar Guru Profesional
Istilah

profesional

berarti

sangat

mampu

セ・ャ。ォウョ@

pekerjaan, dengan kata lain orang yang profesional akan melaksanakan

32

18

M. Athiyah Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendldlkan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h.

19

sebuah profesi dengan menggunakan keahlian dan kemampuan sebagai
mata pencariannya. 33
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, profesi
adalah

bidang

pekerj aan

yang

dilandasi

pendidikan

keahlian

(keterampilan, kejuruan) tertentu, dan profesional berhubungan dengan
profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. 34
Berdasarkan pertimbangan arti-arti diatas, maka pengertian guru
profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan
kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Guru sebagai pendidik atau
pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai dengan kriteria sumber daya manusia
yang dihasilkan oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia
pendidikan, guru yang mampu menjadi penentu kesuksesan dalam proses
belajar mengajar pada sekolah tertentulah yang disebut. guru yang
profesional dalam bidangnya.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang
yang pandai berbicara sekalipun belum dapat disebut sebagai guru, untuk
menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru
profesional. Ia harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan yang perlu dibina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut
memiliki keanekaragaman kecakapan yang meliputi :
33

Muhidin Syah, Pslkologl Pe11didlkan De11ga11 Pendekata11 Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997), cet. Ke-3, h. 230
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1999), h. 702

20

1) Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)
2) Kompetensi efektif (kecakapan ranah rasa)
3) Kompetensi prikomotor (kecakapan ranah karsa}3 5
Jabatan guru mempunyai banyak tugas, baik yang terkait oleh
dinas maupun diluar dinas. Yang dimaksud dengan ikatan dinas ialah
jabatan guru sebagai profesi dan yang diluar dinas adalah tugas
kemanusiaan dan tugas dalam kemasyarakatan meliputi : mendidik,
mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.36
Guru yang profesional hendaknya senantiasa menguasai bahan
materi pelajaran yang akan diajarkan dan dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuannya, karena ha! ini sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai siswa dan tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar pada bidang tertentu akan mencapai tujuan yang diharapkan oleh
sekolah, guru dan siswa.
Seorang guru yang profesional mampu dan terampil dalam
merumuskan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus), memenuhi kurikulum
yang ditentukan dan terampil dalam memberikan informasi kepada siswa.
Sebagai pengajar, guru pun hams membantu perkembangan anak didik
untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ihnu pengetahuan
yang diajarkan. Untuk itu guru hendaknya bisa memberikan motivasi
kepada siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan,
akhirnya seorang guru dapat memainkan peran sebagai pengajar yang baik
dan mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan dalam mengajar.

35

Muhidin Syah, Psikologi Pendidlkan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1997), cet. Ke-3, h. 230
36
Moh. Uzer Usman, Men}adl Guru Profeslonal, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),cet.
Ke-5 h. 4

21

Dalam agama Islam sangat dianjurkan agar umatnya profesional.
Hal ini dibuktikan dengan ayat Al-Qur' an surat Az-Zumar : 9
Artinya : Katakanlah, apakah dapat disamakan orang yang mengetahui
dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakhlak
yang dapat menerima pelajaran (Qs. Az-Zumar : 9)37

e. Ciri-ciri Guru Profesional
Profesi atau jabatan guru sebagai pendidik formal di sekolah
sebenarnya tidaklah dapat dipandang ringan, karena menyangkut berbagai
aspek kehidupan serta menuntut pertanggungjawaban moral uang berat.
Inilah sebabnya dituntut berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh
orang-orang yang akan berkecimpung di bidang keguruan, agar kelak
diharapkan bisa menunaikan tugas mendidik dan mengajar dengan sebaikbaiknya kepada murid.
Sebagai pendidik yang profesional, guru bukan saja dituntut
melaksanakan tugasnya secara profesional, akan tetapi diharuskan
merniliki pengembangan dan kemampuan ilmu pengetahuan yang
profesional dalam bidang kependidikan, ha! mana pemah diselenggarakan
oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990, yang merumuskan JO (sepuluh) ciriciri suatu profest diantaranya sebagai berikut :
I) Merniliki fungsi dan signifikasi sosial;
2) Memiliki keahlian atau keterampilan tertentu;
3) Keahlian

dan

keterampilan

yang

dimiliki

diperoleh

menggunakan teori dan metode ilmiah;
4) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas;

37

Departemen Agama Islam. Al-Qura11 Terjemah, (Jakarta : Depag RI, 2000)

dengan

22

5) Disiplin ilmu yang dimiliki diperoleh dengan pendidikan dalam masa
tertentu yang cukup lama;
6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional;
7) Memiliki kode etik;
8) Memiliki tanggungjawab profesional dan otonorni;
9) Adanya pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas bayaran
profesinya;
1O)Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah
dalam lingkungan kerjanya. 38
Mungkin belum semua ciri-ciri profesi diatas telah dirniliki
secara kokoh dan sempurna oleh para profesional kita, sebab sebagai
profesi terbuka masih ada anggapan masyarakat bahwa setiap orang bisa
menjadi guru. Memang ha! itu sulit dihindari, walaupun telah ada batas
yang jelas antara pendidikan formal dengan pendidikan non formal atau
antara pendidikan profesional dengan pendidikan non profesio.nal.
Ciri-ciri diatas perlu diusahakan oleh seorang guru guna
memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang guru yang profesional. Hal
tersebut dituntut harus dirniliki seseorang yang ingin terjun di profesi
keguruan, agar mereka bisa diharapkan menjadi guru-guru yang baik dan
profesional di dalam bidangnya.
Menjadi guru yang profesional memang tidak mudah, karena
banyak ha! yang harus dimiliki; selain persyaratan profesi, guru pun
dituntut memiliki sifat-sifat yang baik untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab moral yang dapat ditiru kata-katanya, perbuatan dan kelakuannya.
Adapun sifat-sifat baik yang harus dimiliki oleh guru yang profesional
antara lain : berwibawa, jujur, bertanggung jawab, adil, bijaksana dalam
memutuskan sesuatu, rajin, mudah bergaul, tidak sombong, cinta terhadap
38

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurlkulum Teorl dan Prakllk, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. Ke-1, h. 191

23

tugasnya, bisa mendisiplin diri sendiri, pemaaf, tidak cepat marah, mau
mendengar pendapat orang lain, loyalitas terhadap bangsa dan negara,
tidak mengharapkan balas budi. 39

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi basil belajar
Pada dasarnya setiap siswa ingin mendapatkan prestasi baik dan
predikat baik dalam belajar, terutarna di lingkungan sekolah. Dalam proses
belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan tujuan yang ltarus dicapai
oleh siswa perlu memperhatikan beberapa faktor.
Penggolongan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar ada 2 (dua) faktor, yaitu:
1) Faktor internal (faktor yang timbul dari anak itu sendiri) meliputi :
a) Intelegensi atau kecerdasan, merupakan wadah bagi kemungkinan
tercapainya hasil belaj ar. Jika intelegensinya rendah, maka hasil
yang dicapainya akan rendah sehingga menimbulkan kesulitan
bagi siswa itu sendiri.
b) Bakat. Merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu.
Siswa yang tidak memiliki bakat tertentu akan. mengalami
kesulitan belajar. Oleh karena itu kesulitan belajar dapat
dipengaruhi oleh bakat yang dimiliki siswa.
c) Kesehatan fisik, hal ini perlu diketahui guru, seperti : cacat tubuh,
gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, pendengaran, kelainan
jasmani. Hal ini penting untuk diketahui karena keadaan tersebut
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
d) Motivasi belajar, merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi
dorongan belajar bagi siswa. Tanpa motivasi siswa akan

39

Pengantar Didaktik Metode Kurlkulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1995), Cet.

Ke-5, h. 20

'

24

mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan
pendorong dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran.
e) Minat anak, guru hendaknya mengetahui minat belajar siswa. Hal

ini penting sekali guna untuk merencanakan program pengajaran
yang disenangi dalam proses pembelajaran, sebab minat siswa
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
f) Emosi, guru penting sekali mengetahui kondisi emosi anak yang
dapat mempengaruhi hasil belajar anak.
g) Kebutuhan, merupakan hal yang sangat urgen bagi siapapun untuk
dipenuhi. Dengan mengetahui kebutuhan, guru dapat dengan
mudah untuk mengarahkan dan membimbing anak didiknya dalam
pencapaian tujuan belajar yang dinginkan. 40
2) Faktor Eksternal (faktor yang datang dari luar diri si anak).
a) Kemampuan guru,

faktor ini harus

dimiliki

guru

dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, sebab dalam proses
pembelajaran terdapat bermacam-macam perbedaan misalnya;
perbedaan kemampuan mengajar, pengetahuan yang dimiliki serta
latar belakang pendidikan guru. Semakin tinggi kemampuan yang
dimiliki seorang guru dalam menguasai proses pembelajaran, maka
semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Kemampuan guru terbagi menjadi 3 (tiga) bidang, yaitu:
Kemampuan dalam bidang kognitif, artinya; ·kemampuan
intelektnal dalam proses pembelaj aran.
Kemampuan dalam bidang sikap, artinya; kesiapan seorang
guru dalam mempersiapkan berbagai hal yang berkenaan
dengan tugas dan profesinya.

40

N.K. Roestiyah, Masalah-Masalah I/mu Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), h. 151

25

Kemampuan prilaku, artinya; kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan dan prilaku untuk menghadapi siswa agar
terj adinya komunikasi timbal balik antara guru dan siswa.
b) Alat-alat pengajaran, tersedianya alat-alat pengajil!an sangat
membantu terselenggaranya proses belajar mengajar, seperti buku
pelajaran, alat peraga dan sebagainya.
c) Metode Pengajaran, metode dalam pembelajaran harus disesuaikan
dengan kurikulum yang ada, tetapi tidak. menutup kemungkinan
bagi seorang guru untuk melaksanakan metode yang lain dalam
proses pembelajarannya sehingga dapat menimbulkan hasil belajar
yang diingiukan.
d) Keluarga, kehidupan harmonis atau tidak harmonisnya dala

Dokumen yang terkait

oAnalisis Itompetensi Ciuru SMK PUSTEI( Serpong

1 5 243

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PERILAKU ISLAMI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Perilaku Islami Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 3 18

PEMBERDAYAAN GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SAKTI GEMOLONG Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen.

0 4 16

PEMBERDAYAAN GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SAKTI GEMOLONG Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen.

0 3 15

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA KARYA 05 TERAS BOYOLALI (STUDI KASUS KENAKALAN SIS

0 4 15

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA KARYA 05 TERAS BOYOLALI (STUDI KASUS KENAKALAN SIS

0 2 13

INTERAKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Interaksi guru pendidikan agama islam dan peserta didik dalam membentuk kepribadian muslim di sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 1

0 1 17

Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru akuntansi sekolah menengah kejuruan : studi kasus pada siswa SMK se-Kabupaten Bantul.

2 4 272

Persepsi Siswa terhadap Variasi Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Telkom Pekanbaru

0 0 10

Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru akuntansi sekolah menengah kejuruan : studi kasus pada siswa SMK se-Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 136