2 Memberikan bantuan, kesempatan, sarana atau keterangan terjadinya tindak pidana korupsi diluar wilayah
negara Republik Indonesia, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 16.
3 Menghalangi pemeriksaan perkara korupsi, sebagaimana diatur dalam Pasal 21.
4 Memberikan keterangan yang tidak benar, sebagaimana diatur dalam Pasal 22 jo Pasal 28, Pasal 29, Pasal 35 dan
Pasal 36. 5 Saksi yang membuka identitas pelapor, sebagaimana
diatur dalam Pasal 24 jo Pasal 31. Ketetentuan ini menurut penulis merupakan perluasan
dari pertanggungjawaban pidana. Dimana bagi mereka yang melakukan percobaan, perbantuan atau permufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana korupsi, memberikan bantuan, kesempatan, sarana atau keterangan terjadinya
tindak pidana korupsi diluar wilayah negara Republik Indonesia, menghalangi pemeriksaan perkara korupsi,
memberikan keterangan yang tidak benar dan saksi yang membuka identitas pelapor dapat dipidana menurut Undang-
undang pemberantasan tindak pidana korupsi.
1.2 Pengaturan Pasal Korupsi Untuk Pihak Swasta
Menurut Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi
14
Pihak swasta menurut Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah setiap orang diluar pengertian
pegawai negeri yang sudah diatur dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001, Advokat, Pemborong,
Ahli Bangunan, Penjual Bangunan dan Korporasi yang tidak menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah atau
mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat.
Dari tiga puluh satu Pasal rumusan tindak pidana korupsi menurut Undang-undang pemberantasan korupsi
tersebut, dari hasil penelitian penulis terdapat 14 empat belas Pasal yang mengatur tindak pidana korupsi untuk
pihak swasta. Hal ini berdasarkan dari subjek pelakunya khusus untuk pihak swasta dan tujuan dari perbuatan.
Dari empat belas Pasal pengaturan tindak pidana korupsi yang untuk pihak swasta tersebut, terbagi lagi dalam
3 tiga kelompok yaitu tindak pidana merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, tindak pidana penyuapan
dan tindak pidana perbuatan curang. Tabel 1.
Kelompok Tindak Pidana Untuk Pihak Swasta No
Kelompok Tindak Pidana
Pasal Tindak Pidana Korupsi Jumlah 15
1. Merugikan
keuangan negara
dan perekonomian
negara Pasal 2 ayat 1, Pasal 2
ayat 2 dan Pasal 3 3 Pasal
2. Penyuapan
Pasal 5 ayat 1 huruf a, Pasal 5 ayat 1 huruf b,
Pasal 6 ayat 1 huruf a, Pasal 6 ayat 1 huruf b,
Pasal 6 ayat 2, Pasal 12 huruf d dan Pasal 13
7 Pasal
3. Perbuatan
curang Pasal 7 ayat 1 huruf a,
Pasal 7 ayat 1 huruf b, Pasal 7 ayat 1 huruf c dan
Pasal 7 ayat 1 huruf d 4 Pasal
Sumber diolah sendiri Pada umumnya yang diutamakan harus mencari dalam
ketentuan-ketentuan undang-undang penafsiran secara autentik. Maksudnya apakah ada suatu pasal undang-
undang yang menentukan pengertian atau maksud dari istilah yang sedang dipermasalahkan. Jika tidak ada, lalu
dicari dalam penjelasan undang-undang dan apabila tidak ditemukan juga maka dicari dalam jurisprudensi dan
pendapat para ahli hukum.
1.3 Pertanggungjawaban Pidana Pihak Swasta Dalam