Sistem Pengendalian Distribusi Obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang

(1)

SISTEM PENGENDALIAN DISTRIBUSI OBAT DI UPTD FARMASI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

IIP SAEPURRAHMAN

10110023

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

(3)

(4)

PENDIDIKAN FORMAL

1998 - 2004 SDN PANGSOR

2004 - 2007 SMPN 1 PAGADEN

2007 - 2010 SMKN 1 PURWAKARTA

2010 - 2014 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

PENGALAMAN BERORGANISASI

2010 – 2011 HIMPUNANA MAHASISWA TEKNIK

INFORMATIKA, UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2011 - 2012 UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Jenis Kelamin Laki – laki

Tempat,tanggal lahir Subang, 09 Agustus 1992

Agama Islam

Alamat Kp.Pangsor 2 RT 13 RW 05 Ds.Pangsor Kec.Pagaden Barat Kab.Subang

No Telp 089692439594


(5)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

I.5.1 Metode Pengumpulan Data... 4

I.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Instansi ... 8

2.2.1 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 10

2.2.2 Struktur Organisasi UPTD Farmasi Kabupaten Subang ... 10

2.2.3 Job Deskripsi ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Sistem Informasi ... 13

2.2.2 Supply Chain Management ... 13

2.2.2.1 Komponen Supply Chain Management ... 14

2.2.2.2 Area Cakupan Supply Chain Management ... 15

2.2.3 Pengendalian Persediaan ... 15

2.2.4 Peramalan ... 17

2.2.6 Menghitung Kesalahan Peramalan ... 26


(6)

vi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 33

3.1 Analisis Sistem ... 33

3.1.1 Analisis Masalah ... 33

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 33

3.1.2.1 Prosedur Permintaan Kebutuhan Obat Dari Puskesmas ke UPTD Farmasi 34 3.1.2.2 Prosedur Pengadaan Kebutuhan Obat Dari UPTD Farmasi Ke Dinas Kesehatan Kabupaten Subang ... 35

3.1.2.3 Prosedur Penerimaan Obat Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang ... 38

3.1.2.4 Prosedur Distribusi Obat Dari UPTD Farmasi Ke Puskesmas ... 39

3.1.1 Analisis Aturan Bisnis ... 41

3.1.2 Analisis Kebutuhan Informasi Strategis... 43

3.1.3 Analisis Metode Supply Chain Management Di UPTD Farmasi ... 44

3.1.4 Analisis Peramalan ... 47

3.1.4.1 Analisis Weight Moving Average Pada Kasus ... 52

3.1.4.2 Analisis Kesalahan Peramalan ... 53

3.1.5 Analisis Pengawasan Persediaan Obat ... 54

3.1.6 Analisis Penjadwalan Permintaan Kebutuhan Obat Dari Puskesmas Ke UPTD Farmasi 56 3.1.7 Analisis Distribusi Obat Dari UPTD Farmasi Ke Puskesmas ... 56

3.1.8 Analisis Alat Bantu Pengawasan ... 58

3.1.9 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60

3.1.10 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 62

3.1.10.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 63

3.1.10.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 63

3.1.10.3 Analisis Pengguna ... 64

3.1.11 Analisis Data... 70

3.1.8.1 Kamus Data ERD ... 74


(7)

vii

3.1.12.1 Diagram Konteks ... 75

3.1.13 Data Flow Diagram ... 78

3.1.10.1 DFD Level 1 ... 78

3.1.10.2 DFD Level 2 Proses 2 ... 80

3.1.10.3 DFD Level 2 Proses 3 ... 80

3.1.10.4 DFD Level 2 Proses 4 ... 81

3.1.10.5 DFD Level 2 Proses 5 ... 82

3.1.10.6 DFD Level 2 Proses 6 ... 82

3.1.10.7 DFD level 3 Proses 2.1 Pengolahan Data Pengguna ... 83

3.1.10.8 DFD level 3 Proses 2.2 Pengolahan Data Kecamatan ... 84

3.1.10.9 DFD level 3 Proses 2.3 Pengolahan Data Puskesmas ... 84

3.1.10.10 DFD level 3 Proses 3.1 Pengolahan Data Satuan Obat ... 85

3.1.10.11 DFD level 3 Proses 3.2 Pengolahan Data Kemasan Obat ... 86

3.1.10.12 DFD level 3 Proses 3.3 Pengolahan Data Detail Obat ... 86

3.1.10.13 DFD level 3 Proses 3.4 Pegolahan Data KSO ... 87

3.1.10.14 DFD level 3 Proses 3.5 Pengolahan Data BAP Obat ... 88

3.1.10.15 DFD Level 3 Proses 4.1 Pengolahan Data PTO Pendistribusian Obat ... 89

3.1.10.16 DFD Level 3 Proses 4.2 Pengolahan Petugas Puskesmas ... 90

3.1.10.17 DFD Level 3 Proses 5.1 Pengolahan Data RKO Pada Petugas Puskesmas 91 3.1.10.18 DFD Level 3 Proses 5.2 Pengolahan Data RKO ... 92

3.1.10.19 DFD Level 4 Proses 4.1.1 Pengolahan Data LPLPO Pada PTO Pendistribusian Obat ... 93

3.1.10.20 DFD Level 4 Proses 4.1.2 Pengolahan Data SBBK Pada PTO Pendistribusian Obat ... 94

3.1.10.21 DFD Level 4 Proses 4.1.3 Pengolahan Data Jadwal Pada PTO Pendistribusian Obat ... 95

3.1.10.22 DFD Level 4 Proses 4.2.1 Pengolahan Data LPLPO Pada Petugas Puskesmas ... 95

3.1.10.23 DFD Level 4 Proses 4.2.2 Pengolahan Data SBBK Pada Petugas Puskesmas ... 96


(8)

viii

3.1.10.26 DFD Level 5 Proses 5.2.1.3 Pengolahan Data RKO Pada PTO

Perencanaan Dan Pengadaan Obat ... 98

3.1.14 Spesifikasi Proses ... 99

3.1.15 Kamus Data ... 121

3.2 Perancangan Sistem ... 151

3.2.1 Perancangan Basis Data... 151

3.2.3.1 Skema Relasi ... 151

3.2.3.2 Struktur Tabel ... 154

3.2.2 Perancangan Arsitektur... 160

3.2.2.1 Struktur Menu ... 160

3.2.3 Perancangan Antarmuka ... 164

3.2.3.1 Perancangan Antarmuka Sub Bagian Tata Usaha (Administrator) ... 165

3.2.3.2 Perancangan Antarmuka PTO Penyimpanan Obat ... 175

3.2.3.3 Perancangan Antarmuka PTO Pendistribusian Obat ... 189

3.2.3.3 Perancangan Antarmuka PTO Perencanaan dan Pengadaan Obat ... 200

3.2.3.4 Perancanagan Antarmuka Kepala UPTD Farmasi ... 204

3.2.3.5 Perancanagan Antarmuka Kepala Dinas Kesehatan ... 206

3.2.3.6 Perancanagan Antarmuka Petugas Puskesmas ... 210

3.2.4 Perancangan Pesan ... 217

3.2.5 Jaringan Semantik ... 218

3.2.6 Perancangan Prosedural ... 225

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 235

4.1 Implementasi Sistem ... 235

4.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 235

4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 235

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 235

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 240


(9)

ix

4.2.1 Rencana Pengujian ... 242

4.2.2 Skenario Pengujian ... 248

4.2.3 Pengujian Beta ... 257

4.2.3.1 Wawancara ... 257

4.2.3.2 Kuesioner ... 262

4.2.4 Pengujian Peramalan Dengan Metode Weight Moving Average ... 267

4.2.5 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 268

4.2.3.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Fungsionalitas ... 269

4.2.3.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 269

4.2.3.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Peramalan Dengan Metode Weight Moving Average ... 269

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 271

5.1 Kesimpulan ... 271

5.2 Saran 271 DAFTAR PUSTAKA ... 272


(10)

273 America: Addison Wesley, 2011.

[2] I. N. Pujawan, Supply Chain Management Edisi Kedua. Surabaya, Indonesia: Guna Widya, 2010.

[3] F. Rangkuti, Manajemen Persedian Aplikasi Di Bidang Bisnis. Jakarta, Indonesia: Rajawali Pers, 1998.

[4] S. C. W. V. E. M. Spyros Makridakis, Metoda dan Aplikasi Peramalan. Hanover, New Hampshire: PT Gelora Aksara Pratama, 1993.

[5] M. Dra. Tita Deitiana., Manajemen Operasional Strategi dan Analisa Services dan Manufaktur. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.

[6] W. Eckerson, Deploying Dashboard and Scorecard. TDWI Best Practices Report, 2005.

[7] A. Zainurrahman. (2014, Mar.) [Online].

http://aguszend2013.blogspot.com/2013/02/dashboard-dalam-ti.html

[8] M. S. Rosa A.S, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung, 2013.

[9] S. Malik, Enterprise Dashboard-Design and Best Practices for IT. Jhon Wiley & Sons, Inc, 2005.

[10] D. Orts, Dashboard Information Methodology. DM Review Magazine, 2005. [11] A. Kadir, Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,

2002.

[12] L. R. A. R., Peramalan Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

[13] D. S. Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta, Indonesia: CV Haji Masagung, 1990.


(11)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, petunjuk, rahmat serta segala karuniaNya kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” SISTEM PENGENDALIAN DISTRIBUSI

OBAT DI UPTD FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG ”.

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir pada Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika. Telah banyak pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Calim Marwan dan Ibu Wati Herawati selaku orangtua, yang selalu memberikan semangat, dorongan motivasi, kasih sayang penuh serta doa yang tidak henti-hentinya yang selalu menyertai penulis.

2. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, ilmu, saran dan waktu luangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah tugas akhir ini.

3. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji 1 terima kasih atas semua masukannya.

4. Ibu Ana Dara Andriana, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Penguji 3 yang telah memberikan masukannya.

5. Ibu Ninah Carinah, S.Si, Apt selaku Kasubag Tata Usaha yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang


(12)

iv

7. Bapak Sangra Juliano P, M.I.Kom, selaku Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Sepakbola Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmu berorganisasi

8. Pengurus dan seluruh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Sepakbola Universitas Komputer Indonesia periode 2013-2014 yang memberikan semangat.

9. Aji Haris Saefulrahaman dan Nur Ayu Trisnawati selaku adik yang telah memberikan semangat dan menjadi motivasi untuk meneyelesaikan penelitian ini.

10.Lilih Suhaeri, S.Kom, Santo Supriyadi, Vaskal Nanjung S, Asep Irawan, Elsa Widiati, Fakhrian Fadlia Atmawijaya dan teman-teman mahasiswa khususnya IF-1 angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama masa perkuliahan berlangsung yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu.

Dan semua pihak yang membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, semoga Allah SWT membalasnya. Akhir kata sebagai makhluk Tuhan penulis menyadari pasti ada kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada karya ilmiah skripsi ini.

Untuk itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan kita tidak akan pernah berhenti untuk menuntut ilmu sepanjang hidup kita. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2014


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang berada di Jl.Brigjen Katamso No.22 Ciereng Subang. Berdasarkan peraturan bupati nomor 11 tahun 2008 tentang UPTD Farmasi adalah lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas di bidang perbekalan farmasi di lapangan sesuai dengan kebijakan kepala dinas dan memiliki fungsi diantaranya perecanaan dan pengadaan kebutuhan jumlah obat , penyimpanan obat serta mendistribusikan obat-obatan ke 40 Puskesmas yang ada di pemerintahan kabupaten Subang. Obat yang ada di UPTD Farmasi yaitu sekitar 300 jenis obat termasuk alat kesehatan. Obat merupakan kebutuhan yang mendasar untuk suatu pelayanan kesehatan. Maka dari itu diperlukan pengelolaan obat yang baik dan benar agar efektif dan efisien. Pengelolaan obat terdiri dari beberapa kegiatan yaitu perencanaan dan pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan dan pendistribusian obat serta pencatatan dan pelaporan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas UPTD Farmasi pada proses pengawasan stok obat dan pengawasan pendistribusian obat sering kesuliatan dalam mendapatkan informasi secara cepat karena pengawasan yang dilakukan melihat pada kartu stok obat dan untuk pengawasan pendistribusian obat hanya melihat Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat sehingga menyebabkan, petugas UPTD Farmasi membutuhkan waktu tambahan untuk melakukan pencaraian informasi yang dibutuhkan dalam pengawasan stok obat dan pendistribusian obat.

Dalam proses pendistribusian obat dari UPTD Farmasi ke setiap puskesmas yang ada di kabupaten subang dilakukan satu kali dalam bulan. Setiap satu kali pengiriman yang dilakukan UPTD Farmasi mengirim ke lima puskesmas berdasarkan jarak yang paling dekat serta jadwal permintaan dan pengiriman sudah dibuat untuk satu tahun kedepan. Pada proses pendistribusian tersebut sering terjadi ketidak sesuaian antara jumlah obat yang diminta ke UPTD Farmasi


(14)

dengan jumlah obat yang diterima oleh puskesmas dikarenakan di gudang penyimpanan obat UPTD Farmasi sering terjadi kekosongan stok obat sehingga menyebabkan, puskesmas kekurangan obat dan pelayanan kepada masyarakat kurang optimal. Masalah lain yaitu kurang efisien dalam proses pencatatan penerimaan dan penyimpanan obat karena masih dilakukan dengan cara ditulis langsung pada kartu stok obat sehingga menyebabkan pada saat pemeriksaan jumlah obat antara yang tercatat di kartu stok obat dengan jumlah fisik obat terdapat selisih yang berpengaruh terhadap proses perencanaan jumlah kebutuhan obat periode berikutnya.

Pada proses perencanaan dan pengadaan jumlah kebutuhan obat pada setiap tahun di UPTD Farmasi kurang efisien karena hanya berdasarkan data permintaan dari setiap puskesmas sehingga menyebabkan jumlah kebutuhan obat kadang kekurangan stok obat atau kelebihan stok obat.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perlu dibangun Sistem Pengendaliann Distribusi Obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang sehingga diharapkan bisa membantu dalam pengelolaan distribusi obat secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana membangun Sistem Pengendalian Distribusi Obat Di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Pengendalian Distribusi Obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan Sistem Pengendalian Distribusi Obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang :


(15)

3

1. Membantu petugas UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dalam pengawasan stok obat

2. Membantu petugas UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dalam pengawasan pendistribusian obat

3. Membantu petugas UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dalam pengendalian stok obat

4. Membantu Petugas UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dalam pengendalian pendistribusian obat .

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang dikaji sangat luas maka diperlukan suatu batasan masalah agar pembangunan Sistem Pengedalian Distribusi Obat di UPTD Farmasi Kabupaten Subang lebih terarah dan tujuannya tercapai. Batasan masalah yang diterapkan, yaitu :

1. Data yang digunakan adalah lima jenis obat yang sering dibutuhkan, yaitu Amoksisilin kaplet 500 mg, Antasida DOEN II Suspensi, Gliseril Gualakolat tablet 100 mg, Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml dan Vitamin B Kompleks tablet.

2. Data puskesmas yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima puskesmas yang jaraknya berdekatan dengan UPTD Farmasi, yaitu puskesmas cibogo,puskesmas sukarahayu, puskesmas kalijati, puskesmas rawalele dan puskesmas cikalapa.

3. Pengelolaan data obat-obatan berdasarkan pada prosedur yang berlaku di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.

4. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan metode Supply Chain Management.

5. Area cakupan Supply Chain Management hanya kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement), kegiatan merencanakan persediaan (planning dan control) dan kegiatan melakukan pengiriman atau distribusi (distribution)


(16)

6. Penelitian ini akan menggunakan metode peramalan weight moving average untuk pengendalian persedian obat karena berdasarkan pola data dan nilai mape terkecil dapat dilihat pada lampiran a.

7. Perhitungan ketersediaan kebutuhan obat di UPTD Farmasi menggunakan metode Safety Stock.

8. Pendekatan analisis dan perancangan perangkat lunak yang digunakan adalah pendekatan analisis dan perancangan berorientasi analisis terstruktur.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

I.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data kepustakaan dengan menggunakan berbagai literatur yang menunjang dan berkaitan dengan materi yang diambil meliputi pengumpulan buku-buku sumber , jurnal , dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian termasuk informasi dari internet.

b. Observasi

Observasi lapangan adalah dimana penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke tempat penelitian di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, tujuan dari observasi lapangan ini adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi pada setiap bagian yang ada di UPTD Farmasi agar dapat memperoleh data yang diperlukan secara langsung.

c. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan cara mewawancarai dengan narasumber untuk mendapatkan sumber informasi di semua bagian yang ada di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.


(17)

5

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat langsung dari narasumber.

I.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode pembuatan perangkat lunak yang digunakan adalah metode Waterfall. Waterfall Model bisa dilihat pada Gambar 1.1. Tahapan metode waterfall adalah sebagai berikut :

a. Requirement Definition

Tujuan dilakukan tahapan ini untuk memahami sistem yang sedang berjalan untuk mendefinisikan permasalahan sistem sehingga selanjutnya dapat menentukan kebutuhan sistem secara garis besar sebagai persiapan ke tahap perancangan.

b. System and software design

Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.

c. Implementation and unit testing

Selama tahap ini, desain software direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program.Unit pengujian melibatkan memverifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

d. Integration and system testing

Unit-unit program individu atau program diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa seluruh persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi.

e. Operation and Maintenance

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap sistem yang baru untuk mengetahui apakah sistem telah memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil evaluasi ini dimungkinkan untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan terhadap sistem agar sistem senantiasa dapat digunakan dengan baik.


(18)

Gambar 1.1 Model Waterfall [1]

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dokumen penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas tentang latar belakang permasalahan, serta merumuskan permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan diadakannya penelitian, pembuatan batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II berisi tentang tinjauan umum UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dan membahasan berbagai konsep dasar mengenai sistem informasi, Supply Chain Management , forecasting(peramalan), Pengawasaan, Pengendalian, konsep pengelolaan data, dan teori-teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan topik pembangunan perangkat lunak .


(19)

7

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab III berisi analisis dari sistem yang sedang berjalan dimulai dari prosedur pendistribusian obat, prosedur penyimpanan obat, prosedur permintaan obat, prosedur analisis kebutuhan non fungsional, analisis perangkat lunak, perangkat keras, karakteristik pengguna, analisis jaringan, analisis kebutuhan fungsional termasuk diagram konteks dan data flow diagram serta perancangan sistem seperti relasi antar tabel, perancangan basis data, struktur menu, perancangan antarmuka, perancangan pesan dan jaringan semantik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab IV berisi implementasi dari perangkat lunak, perangkat keras, implementasi basisdata, implementasi antarmuka, serta pengujian dari sistem, yang meliputi pengujian alpha dan pengujian beta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan penelitian


(20)

(21)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Instansi

Berdasarkan peraturan bupati nomor 11 tahun 2008 tentang UPTD Farmasi adalah lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas di bidang perbekalan farmasi di lapangan sesuai dengan kebijakan kepala dinas kesehatan dan memilikifungsi diantaranya perecanaan dan pengadaan kebutuhan jumlah obat, penyimpanan obat serta mendistribusikan obat-obatan ke 40 Puskesmas yang ada di pemerintahan kabupaten Subang. Sejarah dari UPTD Farmasi dapat dilihat padaTabel 2.1

Tabel 2.1 Sejarah UPTD Farmasi Kabupaten Subang

Tahun Deskripisi

Pada tahun 1978 Pada tahun 1978 terjadi pemekaran kabupaten purwakarta menjadi kabupaten purwakarta dan subang, otomatis dibentuknya Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dipimpin oleh dr.Agustian Lucas Kristanujaya. Dalam Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten DT II Subang didalamnya ada Unit Pusat Pembagian obat-obatan (PPO) bertugas mengelola obat-obatan yang dipimpin oleh Drs.Toha Rosadi, Apt.

Pada Tahun 1978 , Drs.Toha Rosadi ,Apt alih tugas ke Kabupaten Bogor dan PPO dipimpin oleh Drs. H. Edi Turmudi. Dengan adanya pengembangan organisasi dinas, PPO berubah nama menjadi Sub.Seksi Pengadaan dan Distribusi Obat-obatan di bawah seksi Farmasi, yang kemudian berubah nama menjadi Seksi Pengawasan Obat dan Makanan (POM).

Pada Tahun 1979 Dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang DT II, Sub. Seksi Pengadaan dan Distribusi Obat berubah nama menjadi UPTD Farmasi yang dipimpin oleh Drs. H.Edi Turmudi.

Pada tahun 1992 Pada tahun 1992, di Kabupaten Subang terdapat dua tempat pelayanan kefarmasian, yaitu di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang DT II


(22)

Tahun Deskripisi

disebut UPTD Farmasi dipimpin oleh Drs.H.Edi Turmudi dan berdirinya Kantor Departemen Kesehatan (KANDEPKES) dalam lingkupnya ada unit yang disebut Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) yang dipimpin oleh Hj.Yayah Syamsiah, Apt.

Pada tahun 1993 Pada tahun 1993 Drs.Hedi Turmudi alih tugas ke Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten DT II Kabupaten Subang dan UPTD Farmasi dipimpin oleh Uci Sanusi, BA. Pada tahun 1997 Uci Sanusi, BA alih tugas ke Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten DT II Kabupaten Subang dan UPTD Farmasi dipimpin oleh Drs. Hasan Basri, Apt.

Pada Tahun 2001 Lalu Pada tahun 2001 Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) digabung dengan UPTD Farmasi dengan nama unit UPTD Farmasi.Walaupun unitnya sudah digabung tetapi untuk anggaran belum digabung seperti, gaji pegawai dan biaya operasional GFK dari kantor wilayah departemen kesehatan RI provinsi jawa barat dan biaya pengadaan obat untuk GFK dari anggaran ASKES. Sedangkan pengadaan obat dari APBD I dan inpres dikelola oleh UPTD Farmasi. UPTD Farmasi dipimpin oleh Drs.Hasan Basri, Apt.

Sehubungan dengan otonomi daerah anggaran pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan disatu-pintukan yaitu bersumber dana dari ASKES, APBD I (bantuan provinsi) dan pusat melalui dana PKPS BBM. UPTD Farmasi dipimpin oleh Drs. Hasan Basri,Apt.

Pada Tahun 2008 UPTD Farmasi dengan keluarnya peraturan daerah kabupaten subang nomor 4 tahun 2008 tentang pola organisasi perangkat daerah kabupaten subang dan peraturan bupati subang nomor 14G.5 tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi UPTD Farmasi kabupaten subnag, sebagai kepala UPTD Farmasi Drs. Hasan Basri,Apt. Anggaran pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan didapatkan dari APBD II, APBD I (bantuan provinsi), ASKES dan Buffer Stock dari pusat.Kemudian pada tahun 2010 anggaran UPTD Farmasi didapatkan dari APBD II, APBD I (bantuan provinsi), ASKES dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat. Kepala UPTD Farmasi di pimpin oleh Heru Heryanto,S.Sos.


(23)

11

2.2.1 Tugas Pokok Dan Fungsi

Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas di bidang perbekalan farmasi di lapangan sesuai dengan kebijakan kepala dinas.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mempunyai tugas :

a. Penyusunan program kerja di bidang farmasi

b. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang farmasi, yang meliputi kunjungan pasien dan sepuluh penyakit penyebab kematian (morbilitas penyakit)

c. Pelaksanaan perencanaan kebutuhan obat

d. Pelaksanaan pengadaan obat dari anggaran pemerintah dan anggaran swadana/swakelola.

e. Pelaksanaan penyimpanan obat sektor pemerintah dan swadana f. Pelaksanaan pendistribusian obat sektor pemerintah dan swadana

g. Pengadaan pembekalan farmasi di puskesmas dan laboratorium kesehatan daerah

h. Pelaksanaan pengwasaan dan pengendalian kegiatan pengelolaan dan swadana

i. Penyelengaraan teknis administratif ketatausahaan

j. Penyusunan laporan hasil kegiatan pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian.

2.2.2 Struktur Organisasi UPTD Farmasi Kabupaten Subang

Untuk struktur organisasi UPTD Farmasi Kabupaten Subang dapat dilihat pada Gambar 2.1


(24)

Kelompok Fungsional

Pelaksana

Petugas Teknis Operasinal Perencanaan dan

Pengadaan Obat

Pelaksana

Petugas Teknis Operasional Penyimpanan Obat

Pelaksana

Petugas Teknis Operasional Pendistribusian Obat

Pelaksana

Sub. Bag Tata Usaha Kepala UPTD Farmasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD Farmasi Kabupaten Subang 2.2.3 Job Deskripsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Subang nomor 14G.5 Tahun 2008 Bagian Ketiga Tentang Bidang Tugas Unsur Organisai yang menjelaskan tugas dari masing bagian yang ada di UPTD Farmasi.

1. Kepala UPTD Farmasi

Mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan UPTD dalam melaksanakan sebagian tugas teknis operasional Dinas bidang pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat.

2. Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pelaporan. Sub Bagian Tata Usaha juga mempunyai fungsi, yaitu perumusan program kerja di bidang tata usaha UPTD; perumusan kebijakan teknis pelaksanaa administrasi umum, perlengkapan keuangan kepegawaian dan pelaporan di lingkungan UPTD; pelaksanaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan kepegawaian dan pelaporan di


(25)

13

lingkungan UPTD; pemberian pelayanan teknis administratif bagi seluruh satuan organisasi dalam lingkungan UPTD; penyusunan dan penyiapan pedoman dan petunjuk tatalaksana administrasi umum; penyusunan dan penyiapan rencana anggaran rutin dan pembangunan UPTD; pengumpulan, penyusunan dan penyajian data dan informasi di bidang kearsipan; pengelolaan dan bimbingan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, dan perbekalan di lingkungan UPTD; penyelenggaraan urusan rumah tangga kantor, perjalanan dinas, hubungan masyarakat dan protokol; penyelenggaraan pembinaan organisasi dan tatalaksana dalam arti membina dan memelihara seluruh kegiatan kelembagaan dan ketataklaksanaan di lingkungan UPTD dan usaha-usaha pengembangannya; penyusunan laporan hasil kegiatan UPTD.

3. Petugas Teknis Operasional Perencanaan dan Pengadaan Obat

Mempunyai tugas pokok dan melaksanakan kegiatan perencanaan dan pengadaan obat serta mempunyai fungsi yaitu, penyusuanan rencana kerja dan teknis operasiaonal pengadaan obat sektor pemerintah dan sektor swadana; penyusuanan kebutuhan obat anggaran pemerintah dan dan swadana; pengumpulan dan pengolahaan data di bidang obat-obatan; pelaksanaan kegiatan pengadaan obat sektor pemerintah dan swadana; pelaksanaan pengawasaan dan pengendalian kegiatan pengadaan obat sektor pemerintah dan swadana; penyusunan laporan kegiatan pengadaan obat sektor pemerintah dan swadana. 4. Petugas Teknis Operasional penyimpanan obat

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyimpanan obat dan memiliki yaitu, fingsi penyusuanan rencana kegiatan di bidang penyimpanan obat; penyusunan kebutuhan penyimpanan obat; pengumpulan dan pengolahan data di bidang penyimpanan obat; penyelenggaraan kegiatan penyimpanan obat; pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan penyimpanan obat; penyusunan laporan kegiatan penyimpanan.

5. Petugas Teknis Operasional Pendistibusian Obat

Mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pendistribusian obat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan memiliki fungsi, yaitu penyusuanan rencana kerja pendistirbusian obat sektor pemerintah dan swadan;


(26)

penyusuanan kebutuhan daam rangka pendistribusian obat sektor pemerintah dan swadana; pengumpulan dan pengolahaan data dalam rangka pendistribusian obat sektor pemerintah dan swadana; penyelenggaraan kegiatan pendistribusian obat ke pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas); pelaksanaan pengawasaan dan pengendalian kegiatan pendistribusian obat sektor pemerintah dan swadana; penyusuanan laporan kegiatan pendistribusian obat sektor pemerintah dan swadana.

2.2 Landasan Teori

Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan judul penulisan ini diantaranya pembahasan mengenai sistem informasi, peramalan, pengawasan persedian, Supply Chain Management dan dashboard.

2.2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Informasi adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan atau manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya Jadi , bisa diartikan yaitu unit-unit yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan yang bermanfaat untuk para pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.2.2 Supply Chain Management

Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir. Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi antara fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak-pihak diperusahaan disepanjang supply chain. Supply Chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke


(27)

15

pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Istilah Supply Chain Management pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982. Jadi, Supply Chain Management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan kualitas yang bagus. Idealnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru [2].

2.2.2.1Komponen Supply Chain Management

Supply Chain Management memiliki 3 komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut:

1. Upstream Supply Chain

Keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya atau hubungan distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan. Kegiatan utama dalam Upstream Supply Chain ini adalah pengadaan barang.

2. Internal Supply Chain

Internal Supply Chain ini merupakan proses pengiriman barang ke gudang. Kegiatan utama dalam Internal Supply Chain adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.


(28)

3. Downstream Supply Chain

Kegiatan didalam Downstream Supply Chain ini melibatkan proses pengiriman kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam Downstream Supply Chain ini adalah distribusi barang, gudang, transportasi.

2.2.2.2 Area Cakupan Supply Chain Management

Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah [2]:

1. Kegiatan merancang produk baru (product development)

2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement, purchasing atau control) 3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & control) 4. Kegiatan melakukan produksi (production)

5. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (distribution) 6. Kegiatan pengelolaan pengembalian produk/barang (return)

Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian department atau divisi pada perusahaan manufaktur.

Tabel 2.2 Lima bagian utama dalam sebuah perusahaan manufaktur yang terkait dengan fungsi-fungsi utama supply chain

Bagian Cakupan Kegiatan

Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam percancangan produk baru.

Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier.

Perencanaan & pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan.

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas.

Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level ditiap pusat distribusi.

2.2.3 Pengendalian Persediaan

Persediaan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu bisnis. Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persedian, hal ini menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai


(29)

17

yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dai terjadinya kekurangan bahan(stockout cost).Sistem persedian diartiakan sebagai serangkain kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persedian dan menentukan tingkat persedian yang harus disediakan dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumberdaya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. [4].

A. Jenis-Jenis Persedian

Jenis persedian menurut fisiknya dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu [4] :

1) Persedian bahan mentah (raw material) yaitu persedian barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunkan dalam proses produksi.

2) Persedian komponen-komponen persedian rakitan(purchased parts/components), yaitu persedian barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3) Persedian barang pembantu atau penolong(suppliers), yaitu persedian barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupkan bagian atau komponen barang jadi.

4) Persedian barang dalam proses(work in process), yaitu persedian barang-barang yang merupkan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5) Persedian barang jadi(finished goods), yaitu persedian barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan.

B. Fungsi-Fungsi Persediaan

Persedian mempunyai tiga fungsi, yaitu [5] :

1. Fungsi Decoupling adalah persedian yang memungkinkan perudahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.


(30)

2. Fungsi Economic Lot Sizing adalah persedian yang perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian.

3. Fungsi Antisifasi adalah apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.

C. Persedian Pengamanan(Safety Stock)

Ketika perusahaan menghadapai ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu kemudian perusahaan memerlukan persedian ekstra yang disebut persedian pengaman(safety stock) [4].Rumus persedian pengamanan (safety stock) adalah sebagai berikut :

(2.1) Keterangan :

Z = Daerah dibawah kurva normal 95 % (1,645)

α = Standar deviasi permintaan selama waktu tenggang

2.2.4 Peramalan

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Definisi peramalan menurut Spyros Makridakis, “Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga factor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut” [3]

A. Jenis Data

Data merupakan fakta yaitu sesuatu yang keberadaanya dapat diketahui melalui panca indra.bila data diolah sehingga memiliki arti , maka data itu dinamakan informasi. Teknik peramalan bisnis dapat dilakukan berdasarakan data maupun informasi tersebut

Data dapat dibedakan bedasarkan wujud, sumber , dan dimensi waktunya. 1. Data berdasarkan wujudnya data dibedakan menjadi dua , yaitu :


(31)

19

kuantitatif adalah jumlah penjualan, nilai produksi.

b) Data kualitatif adalah data yang tidak berwujud bilangan.Contohnya adalah data mengenai jenis kelamin (yaitu laki-laki dan perempuan) atau bulan dalam tahun.

2. Data Berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Data yang berasal dari dalam organisasi (perusahaan) dinamakan data intern bagi organisasi(perusahaan) tersebut,

b. Data yang berasal dari luar organisasi (perusahaan) dinamakn data ekstern bagi organisasi (perusahaan) tersebut. Data ekstern dibedakan lagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri untuk peramalan yang akan dilakukan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah terkumpul dan sebelumnya tidak dimaksudkan untuk peramalan yang sedang akan dilakukan. Jadi, bila seorang peneliti menggunakan data dari Badan Pusat Statistik untuk peramalan penghasilan masyarakat di suatu provinsi, maka data itu merupakan sata sekunder. Tetapi, bagi Badan Pusat Statistik, data itu merupakn data primer pada waktu data itu dikumpulkan.

3. Data Berdasarkan dimensi waktu, data dibedakan menjadi dua , yaitu : a) Data runtut waktu merupakan data yang dikumpulkan dari suatu waktu ke

waktu berikutnya, selama jangka waktu tertentu, misalnya data mengenai jumlah penjualan selama dua belas bulan dalam jangka waktu satu tahun. Data runtut waktu data dibedakan menjadi dua, yaitu Data stasioner memiliki nilai rata-rata dari variasi yang (relative) konstan dari waktu ke waktu jadi data stasioner relatif tetap dari waktu ke waktu, sedangkan data yang tidak stasioner adalah sebaliknya data tidak stasioner relatif bervariasi dari waktu ke waktu. Data runtut waktu juga dapat dibedakan menjadi empat komponen, yaitu tren, musim, siklis, dan ketidakteraturan (ireguler) atau acak (random). Dengan pernyataan lain, data runtut waktu mungkin saja terdiri atas keempat komponen itu sekaligus. Tren merupakan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya


(32)

kecenderungan (meningkat, menurun) dalam jangka panjang (biasanya sepuluh tahun atau lebih, misalnya kejadian lainnya adalah inflasi, perubahan teknologi, dan peningkatan produksi. Musim merupkan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kejadian yang berulang secara teratur dalam dalam setiap tahun, misalnya volume penjualan tiket perjalanan di musim liburan dalam setiap tahun atau volume penjualan buku pelajaran pada awal-awal tiap tahun ajaran baru. Jadi, variasi datanya berkaitan dengan musim dalam satu tahun. Namun demikian, dimensi waktu dari komponen musim ini dapat juga terjadi dalam satuan hari, minggu, bulan atau tahun. Siklis merupakan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kejadian yang tidak teratur. Komponen ini terjadi dalam kurun waktu yang lebih dari satu tahun dan biasanya dengan periode yang tidak sama. Sejalan dengan sifat-sifat diatas, komponen siklis ini sulit untuk diramalkan karena terjadi dalam periode yang tidak sama sehingga dalam praktik sering kali ditiadakan atau tidak diramalkan. Kejadian itu, dalam dunia bisnis, biasanya berkaitan dengan kondisi perekonomian dan kemungkinan tidak berulang, misalnya siklus kehidupan produk yang terdiri atas tahap-tahap yang berbeda dan dalam kurun waktu yang berbeda pula, resesi dan depresi. Ketidakteraturan merupakan komponen data runtut waktu yang tidak tergolong dalam tren, musim maupun siklis. Komponen ini berkaitan dengan hal-hal yangtidak terduga sebelumnya. Pola data ini tidak terjadi secara berulang dan juga tidak sistematis, misalnya perubahan volume produksi karena adanya kejadian berupa kebakaran atau unjuk rasa. Komponen ini sering disebut komponen acak, ireguler

atau error.

b) Data cross sectional merupakan data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu, tanpa memiliki variasi dimensi waktu, misalnya data mengenai jumlah penjulan beberapa perusahaan pada tahun 1998. Dalam konteks peramalan dan proyeksi, data yang lebih relavan adalah data runtut waktu.


(33)

21

B. Jenis-jenis Peramalan

Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup dan metode yang digunakan

1. Berdasarkan Jangka Waktunya

Peramalan dibedakan menjadi dua, yaitu peramalan jangka panjang biasanya dilakukan oleh para pimpinan puncak suatu perusahaan dan bersifat umum. Peramalan jangka pendek biasanya dilakukan pimpinan pada tingkat menengah maupun bawah dan lebih bersifat operasional. Peramalan jangka pendek biasanya berdasarkan peramalan jangka panjang. Perlu diketahui, bahwa tidak ada batasan yang baku mengenai panjang atau pendeknya waktu tersebut. 2. Berdasarkan Ruang Lingkupnya

Peramalan berdasarkan ruang lingkupnya dibedakan menjadi dua , yaitu Peramalan mikro dan makro, contohnya adalah peramalan kondisi perekonomian dalam lima tahun yang akan datang (sebagai makro) dan peramalan kondisi perusahaan dalam lima tahun yang akan datang (sebagai mikro). Perlu diketahui juga batasan mengenai mikro dan makro itu adalah relatif.

3. Berdasarakan Metode Peramalan Yang Digunakan

Peramalan berdasarkan metode peramalan yang digunkan dibedakan menjadi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan penilaian orang yang melakukan peramalan daripada pemanipulasian (pengolahan dan penganalisisan) data historis yang tersedia. Ini dilakukan karena tidak ada atau tidak cukup tersedia data historis, misalnya peramalan penjualan suatu produk baru. Metode kuantitatif didasarkan pada pemanipulasian data historis yang tersedia secara memadai dan tanpa intuisi maupun penilaian subjektif dari orang yang melakukan peramalan, metode ini umumnya didasarkan pada analisis statistic. Menurut Makridakis, Wheelwright, dan mcgee (1983, h,8-9) peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila tiga kondisi berikut terpenuhi, yaitu

a. Informasi mengenai keadaan di waktu lalu tersedia,

b. Informasi itu dapat di kuantitatifkan dalam bentuk data numeric(angka) dan


(34)

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek dari pola waktu yang lalu akan berlanjut ke waktu yang akan datang (disebut asumsi kontinuitas).

C. Teknik Peramalan

Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama-tama perlu diketahui ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambil keputusan dan analisa keadaan dalam mempersiapkan peramalan. Ada 6 (enam) faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan , yaitu [8]:

1. Horizon Waktu

Ada 2 (dua) aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing- masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa yang akan datang, kedua adalah jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan. Ketentuan peramalan berdasarkan horizon waktu adalah:

a. Peramalan jangka pendek yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu hingga satu tahun.

b. Peramalan jangka menengah yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu hingga tiga tahun.

c. Peramalan jangka panjang yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu perencanaan tiga tahun atau lebih.

2. Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam- macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. 3. Jenis dari Model

Model-model adalah suatu deret di mana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola. Model-model perlu diperhatikan karena masing-masing Model-model mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan.


(35)

23

4. Biaya yang Dibutuhkan

Umumnya ada 4 (empat) unsur biaya yang tercakup didalam penggunaan suatu prosedur peramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (Storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya.

5. Ketepatan Metode Peramalan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

6. Kemudahan Dalam Penerapan

Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan suatu prinsip umum bagi pengambil keputusan.

D. Jenis-Jenis Pola Data

Jenis-jeni pola data dapat dijelasakan sebagai berikut [8]: 1. Pola Data Horizontal

Pola Data Horizontal adalah pola data yang menunjukan bahwa nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata – rata (stasioner terhadap nilai rata - ratanya). Pola data horizontal bisa dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Pola data horizontal

2. Pola Data Musiman

Pola data musiman adalah pola data yang terlihat berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu. Disebut pola musiman karena permintaan ini bisaanya dipengaruhi oleh musim sehingga biasanya interval perulangan data ini adalah satu tahun. pola


(36)

musiman mempunyai panjang gelombang yang tetap dan terjadi pada jarak waktu tetap. Metode yang sesuai dengan pola musiman adalah

a. Metode Winter

b. Simple moving average atau c. Weight moving average

Pola data musiman bisa dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Pola data musiman

3. Pola Data Siklus

Pola siklikal adalah Pola siklikal yang mirip dengan pola data musiman. Pada pola musiman tidak harus membentuk pola gelombang, bentuknya dapat bervariasi, namun waktunya akan berulang setiap tahun. Pola siklikal

bentuknya selalu mirip gelombang sinusoid. Pada pola musiman rentang waktu satu tahun dapat dijadikan pedoman, maka rentang waktu perulangan

siklikal tidak tentu. pola data siklus memiliki durasi yang lebih panjang dari pola data musiman dan bervariasi. Metode yang sesuai dengan pola siklikal adalah :

a. Simple moving average

b. Weight moving average dan c. Eksponential Smoothing


(37)

25

Gambar 2.4 Pola data siklus

4. Pola Data Trend

Pola trend adalah bila data permintaan menunjukan pola kecendrungan gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data yang kelihatannya berfluktuasi, apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang akan dapat ditarik garis maya. Garis putus-putus tersebut itulah yang disebut garis trend. Bila data berpola trend, maka metode peramalan yang sesuai adalah

a. Metode Regresi Linear b. Exponential Smoothing atau c. Double Exponential Smoothing

Pola data trend bisa dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Pola data trend E. Metode dan Dasar-Dasar Peramalan

Peramalan kuantitatif terdapat model data yaitu model deret berkala/time series. Pendekatan time series yaitu model yang tidak memperhatikan hubungan


(38)

sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalan hanya memperhatikan kecenderungan dari data yang di masa lalu yang tersedia.

Metode time series dimulai dengan memplot data pada suatu skala waktu, mempelajari plot itu dan akhirnya membentuk pola yang konsisten atas data. Dalam pengembanganya pengolahan data serial waktu dapat dilakukan dengan metode dasar yakni :

a. Naif approach

Teknik peramalan yang mengasumsikan permintaan di periode mendatang sama dengan permintaan terkini.

b. Simple moving average

Teknik peramalan yang menggunakan rata-rata dari sejumlah (n) data terkini untuk meramalkan periode mendatang.

Rumus

(2.2)

c. Weight moving average

Rumus

(2.3)

d. Exponensial Smoothing

Tekni peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana data diberi bobot oleh sebuah fungsi eksponensial.

Rumus

(2.4) Keterangan :

Ft = New Forecast

Ft-1 = Forecast sebelumnya

α= Konstanta exponensial


(39)

27

e. Trend Projection

Metode peramalan time series yang menyesuaikan sebuah garis tren pada sekumpulan data masa lalu, dan kemudian diproyeksikan dalam garis untuk meramalkan masa depan.

Rumus

(2.5)

f. Model kausal/eksplanantoris/regresi

Pendekatan yang memperhatikan hubungan sebab akibat atau pendekatan yang suatu keadaan oleh sebab akibat tertentu. Dengan kata lain hubungan sebab akibat yang terjadi bukan hubungan deterministic melainkan hubungan stokastic.

Metode ini menggabungkan variable atau faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitasyang sedang diramalkan

Rumus :

(2.6) Keterangan :

Y= Nilai variable dependen a= perpotongan sumbu y

= kemiringan garis regresi x = variable bebas

Kedua model tersebut pada dasarnya mempunyai keuntungan dalam kondisi tertentu. Model deret berkala seringkali dapat digunakan dengan mudah untuk meramal sedangkan model kausal dapat digunakan dengan keberhasilan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.

2.2.6 Menghitung Kesalahan Peramalan

Ada beberapa perhitungan yang biasa digunkan untuk menghitung kesalahan peramalan (forecast error) total. Perhitungan ini dapat digunkan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, juga untuk mengawasi peramlan, untuk memastikan peramlan berjalan dengan baik. Berikur beberapa perhitungan kesalahan yang paling sering digunkan, yaitu [8] :


(40)

a) Mean Absolute Deviation(MAD)

Ukuran pertama kesalahan peralaman keseluruhan untuk sebuah model adalah MAD. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari tiap kesalahan permalan dibagi dengan jumlah periode data(n).

Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :

(2.7)

Hampir semua software peramalan menyediakan fitur yang secara otomatis menentukan konstanta penghalusan dengan kesalahan permalan kecil. Beberapa software mengubah nila α menjadi lebih besar jika kesalahan terjadi lebih besar dari batas yang dapat diterima.

b) Mean Squared Error(MSE)

MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramlan keseluruhan. MSE merupkan rat-rat selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati.

Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :

(2.8)

Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.

c) Mean Absolute Percent Error (MAPE)

Masalah yang terjadi MAD dan MSE adalah bahwa nilai mereka tergantung pada besarnya unsur yang diramal. Jika unsur tersebut dihitung dalam satuan ribuan, maka nilai MAD dan MSE bisa menjadi sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, kita dapat menggunakan mean absolute percent error(MAPE). MAPE dihitung sebagai rata-rata diferensi absolut antara nilai yang diramal dan aktual n periode.

Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :


(41)

29

2.2.7 Teknik Safety Stock

Pengaman persediaan (sefety stock) adalah istilah yang digunakan oleh ahli logistik untuk menggambarkan tingkat stok tambahan yang dipertahankan untuk mengurangi risiko ketidaktersediaan (kekurangan bahan baku) karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. Tingkat safety stock yang memadai memungkinkan operasi bisnis untuk melanjutkan sesuai dengan rencana perusahaan. Persamaan pengaman persediaan dapat dilihat pada persamaan

SS = MAPE X forecast value (2.10)

2.2.8 Dashboard

Dashboard dinyatakan dalam beberapa istilah yang berbeda pada pustaka-pustaka yang ada. Berikut pengertian dashboard dari beberapa ahli : [7]

a) Shaden Malik menggunakan istilah enterprise dashboard yang didefinisikan sebagai sebuah antar muka komputer yang banyak menampilkan bagan, laporan, indikator visual, dan mekanisme alert, yang dikonsolidasikan ke dalam Platform informasi yang dinamis dan relevan. Enterprise dashboard berperan sebagai live console untuk mengelola inisiatif bisnis.

b) Stephen Few menggunakan istilah information dashboard, yang didefinesikan sebagaitampilan visual dan informasi penting, yang diperlukan untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan, dengan mengkomsolidasikan dan mengatur informasi dalam satu layar (single screen), sehingga kinerja

organesasi dapat dimonitor secara sekilas.

tampilan visual disini mempunyai pengertian bahwa penyajian informasi harus dirancang sebaik mungkin, sehingga manusia dapat menangkap informasi tersebut dengan cepat dan mudah dipahami maknanya dengan benar.[Few,

Stephen.(2006)(b), Information Dashboard Design, O’ Reilly;ISBN:0 -596-10016-7].

c) Daryl Orts menggunakan istilah dashboard, yang didefinesikan sebagai sebagai alat untuk memonitor organisasi dari hari ke hari. Informasi ditampilkan dalam sebuah antar muka tunggal, sehingga pengambil keputusan dapat mengakses Key Performance Indicator, yaitu informasi yang dapat


(42)

digunakan untuk memberikan panduan secara aktif terhadap kinerja bisnis. Dashboard berfungsi seperti halnya internet eksekutif dimana semua situs informasi penting ditampilkan dalam kelompok–kelompok logic

d) Wayne Eckerson menggunakan istilah dashboard, yang didefinesikan sebagai mekanisme penyajian informasi secara visual di dalam sistem manajemen kinerja, yang menyajikan informasi kritis mengenai kinerja proses profesional secara sekilas. Wayne menitik beratkan penggunaan dashboard untuk monitoring kinerja dari proses operasional. [8]

Berdasarkan penjelasan–penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa istilah Interprise dashboard, Information dashboard, dan dashboard memiliki pengertian yang sama, yaitu sebuah alat yang memberikan tampilan antar muka visual, yang mengkonsolidasikan dan menyajikan informasi penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu secara sekilas dalam satu layar (Single Screen.

Menurut Rasmussen dalam bukunya Business Dashboard mengemukakan tiga buah tipe Dashboard, yaitu [7]:

1. Stategical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung garis organisasi dengan tujuan strategis.

2. Tectical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung keputusan pengukuran progress dalam kunci atau inisiatif proyek.

3. Operational Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari aktifitas proses bisnis yang spesifik.

2.2.8 Teknik Safety Stock

Pengaman persediaan (sefety stock) adalah istilah yang digunakan oleh ahli logistik untuk menggambarkan tingkat stok tambahan yang dipertahankan untuk mengurangi risiko ketidaktersediaan (kekurangan bahan baku) karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. Tingkat safety stock yang memadai memungkinkan operasi bisnis untuk melanjutkan sesuai dengan rencana perusahaan. Persamaan pengaman persediaan dapat dilihat pada persamaan


(43)

31

2.2.9 Dashboard

Dashboard dinyatakan dalam beberapa istilah yang berbeda pada pustaka-pustaka yang ada. Berikut pengertian dashboard dari beberapa ahli : [7]

b) Shaden Malik menggunakan istilah enterprise dashboard yang didefinisikan sebagai sebuah antar muka komputer yang banyak menampilkan bagan, laporan, indikator visual, dan mekanisme alert, yang dikonsolidasikan ke dalam Platform informasi yang dinamis dan relevan. Enterprise dashboard berperan sebagai live console untuk mengelola inisiatif bisnis.

e) Stephen Few menggunakan istilah information dashboard, yang didefinesikan sebagaitampilan visual dan informasi penting, yang diperlukan untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan, dengan mengkomsolidasikan dan mengatur informasi dalam satu layar (single screen), sehingga kinerja

organesasi dapat dimonitor secara sekilas.

tampilan visual disini mempunyai pengertian bahwa penyajian informasi harus dirancang sebaik mungkin, sehingga manusia dapat menangkap informasi tersebut dengan cepat dan mudah dipahami maknanya dengan benar.[Few,

Stephen.(2006)(b), Information Dashboard Design, O’ Reilly;ISBN:0 -596-10016-7].

f) Daryl Orts menggunakan istilah dashboard, yang didefinesikan sebagai sebagai alat untuk memonitor organisasi dari hari ke hari. Informasi ditampilkan dalam sebuah antar muka tunggal, sehingga pengambil keputusan dapat mengakses Key Performance Indicator, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk memberikan panduan secara aktif terhadap kinerja bisnis. Dashboard berfungsi seperti halnya internet eksekutif dimana semua situs informasi penting ditampilkan dalam kelompok–kelompok logic

g) Wayne Eckerson menggunakan istilah dashboard, yang didefinesikan sebagai mekanisme penyajian informasi secara visual di dalam sistem manajemen kinerja, yang menyajikan informasi kritis mengenai kinerja proses profesional secara sekilas. Wayne menitik beratkan penggunaan dashboard untuk monitoring kinerja dari proses operasional. [8]


(44)

Berdasarkan penjelasan–penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa istilah Interprise dashboard, Information dashboard, dan dashboard memiliki pengertian yang sama, yaitu sebuah alat yang memberikan tampilan antar muka visual, yang mengkonsolidasikan dan menyajikan informasi penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu secara sekilas dalam satu layar (Single Screen.

Menurut Rasmussen dalam bukunya Business Dashboard mengemukakan tiga buah tipe Dashboard, yaitu [7]:

4. Stategical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung garis organisasi dengan tujuan strategis.

5. Tectical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung keputusan pengukuran progress dalam kunci atau inisiatif proyek.

Operational Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari aktifitas proses bisnis yang spesifik.


(45)

235

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap penciptaan perangkat lunak, tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem siap untuk dijalankan. Tahap ini pula merupakan tahap menerjemahkan perancangan dari tahap analisis yang sebelumnya sudah dilakukan kedalam bahasa yang dapat mengerti oleh mesin computer serta penerapan perangkat lunak pada keadaan yang sesungguhnya.

4.1.1 Implementasi Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembangunan sistem pengendalian distribusi obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang bisa dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Implementasi spesifikasi perangkat keras

No Perangkat keras

1 Processor Intel I3

2 RAM 1 GB

3 Hard Disk 500 GB

4 Monitor 15’

5 Keyboard dan mouse standar

4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem pengendalian distribusi obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang bisa dilihat pada

No Perangkat lunak

1 Windows 7 sebagai sistem operasi 2 Mozilla firefox Web browser

3 Microsoft office 2010

3 Xamp sebagai web server

4.1.3 Implementasi Basis Data

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS


(46)

Tabel 4.2 Implementasi basis data

No Nama Tabel Perintah

1 Data_pengguna CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_pengguna (

id_pengguna int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, nip varchar(18) NOT NULL,

nama_pegawai varchar(30) NOT NULL, pangkat_gol varchar(5) DEFAULT NULL, nama_jabatan varchar(38) DEFAULT NULL,

nama_pendidikan_formal varchar(15) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY ( id_pengguna )

) ENGINE=InnoDB ;

2 Data_user_login CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_user_login (

id_user int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_pengguna int(11) DEFAULT NULL,

id_puskesmas int(11) DEFAULT NULL, username varchar(255) NOT NULL, password varchar(255) NOT NULL, is_admin int(11) NOT NULL,

nama_jabatan varchar(38) NOT NULL, nip varchar(18) NOT NULL,

status varchar(100) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY ( id_user )

) ENGINE=InnoDB ;

3 Data_satuan_obat CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_satuan_obat (

id_satuan_obat int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, satuan_obat varchar(10) NOT NULL,

PRIMARY KEY ( id_satuan_obat ), KEY id_satuan_obat ( id_satuan_obat ) ) ENGINE=InnoDB ;

4 Data_kemasan_obat CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_kemasan_obat (

id_kemasan_obat int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, kemasan_obat varchar(10) NOT NULL, jumlah_dalam_kemasan int(3)

PRIMARY KEY ( id_kemasan_obat ) ) ENGINE=InnoDB ;

5 Data_kecamatan CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_kecamatan (

id_kecamatan int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, nama_kecamatan varchar(20) NOT NULL,

PRIMARY KEY ( id_kecamatan ) ) ENGINE=InnoDB ;

6 Data_puskesmas CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_puskesmas (

id_puskesmas int(2) NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_kecamatan int(2) NOT NULL,

nama_puskesmas varchar(30) NOT NULL, alamat_puskesmas text NOT NULL,

no_telp_puskesmas varchar(14) NOT NULL, nama_kabupaten varchar(11) NOT NULL, nama_provinsi varchar(11) NOT NULL, nama_petugas varchar(30) NOT NULL, nip varchar(18) DEFAULT NULL,

nama_jabatan enum('Petugas puskesmas') NOT NULL, PRIMARY KEY ( id_puskesmas ),

CONSTRAINT data_puskesmas_fk FOREIGN KEY ( id_kecamatan ) REFERENCES data_kecamatan ( id_kecamatan ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;


(47)

237

No Nama Tabel Perintah

) ENGINE=InnoDB ;

7 Data_detail_obat CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_detail_obat (

id_detail_obat int(3) NOT NULL AUTO_INCREMENT, nip varchar(18) NOT NULL,

id_satuan_obat int(2) NOT NULL, id_kemasan_obat int(2) NOT NULL, nama_obat varchar(40) NOT NULL, keterangan text NOT NULL,

PRIMARY KEY ( id_detail_obat ), CONSTRAINT data_detail_obat_ibfk_1 FOREIGN KEY ( id_satuan_obat ) REFERENCES data_satuan_obat ( id_satuan_obat ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_detail_obat_ibfk_2 FOREIGN KEY ( id_kemasan_obat ) REFERENCES data_kemasan_obat ( id_kemasan_obat ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_detail_obat_ibfk_3 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

) ENGINE=InnoDB ;

8 Data_KSO CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_kso (

Id_KSO int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT, nip varchar(18) NOT NULL,

Id_detail_Obat int(4) NOT NULL, Tanggal_kso date NOT NULL,

jumlah_Penerimaan_obat int(6) NOT NULL DEFAULT '0', jumlah_dalam_kemasan int(3),

Keterangan text NOT NULL, tanggal_kadaluarsa date NOT NULL, sumber_anggaran varchar(15) NOT NULL, tahun_anggaran varchar(4) NOT NULL, sisa_stock int(6) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY ( Id_KSO ),

CONSTRAINT data_kso_ibfk_1 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_kso_ibfk_2 FOREIGN KEY (

Id_detail_Obat ) REFERENCES data_detail_obat ( id_detail_obat ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

) ENGINE=InnoDB ;

9 Data_bap_obat CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_bap_obat (

id_bap_obat int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_KSO int(4) NOT NULL,

nip varchar(18) NOT NULL,

jumlah_obat_dalam_huruf text NOT NULL, jumlah_obat_dalam_angka int(7) NOT NULL, tanggal_bap_obat date NOT NULL,

keadaan_obat enum('Rusak','Kadaluarsa') NOT NULL, keterangan text NOT NULL,

PRIMARY KEY ( id_bap_obat ), KEY id_KSO ( id_KSO ), KEY nip ( nip ),

CONSTRAINT data_bap_obat_ibfk_1 FOREIGN KEY ( id_KSO ) REFERENCES data_kso ( Id_KSO ) ON DELETE


(48)

No Nama Tabel Perintah

CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_bap_obat_ibfk_2 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

) ENGINE=InnoDB ;

10 Data_lplpo CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_lplpo (

Nomor_Dokumen_lplpo varchar(15) NOT NULL, nip varchar(18) NOT NULL,

Id_Puskesmas int(2) NOT NULL, id_KSO int(3) NOT NULL, tanggal_lplpol date NOT NULL,

Pelaporan_Bulan varchar(20) NOT NULL, Permintaan_Bulan varchar(20) NOT NULL, tahun_Periode varchar(10) NOT NULL, Stok_Awal int(4) NOT NULL,

Penerimaan_obat int(4) NOT NULL, Persedian_obat int(4) NOT NULL, Pemakaian_obat int(4) NOT NULL, Stok_Akhir_obat int(4) NOT NULL, Stok_Optimum_obat int(5) NOT NULL, jumlah_Permintaan_obat int(4) NOT NULL,

jumlah_Pemberian_obat_Stok_Bufeer int(4) NOT NULL, jumlah_Pemberian_obat_Apbd_II int(4) NOT NULL, jumlah_Pemberian_obat_Askes int(4) NOT NULL, jumlah_Pemberian_obat_Bantuan int(4) NOT NULL, Jumlah_Pemberian_obat_Dak int(4) NOT NULL, jumlah_Pemberian_obat_Program int(4) NOT NULL, total_Jumlah_pemberian_Obat int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Umum int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Bayar int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Cuma_Cuma int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Jamkesmas int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Jamkesda int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Askes int(4) NOT NULL, Jumlah_Kunjungan_Pasien_Astek int(4) NOT NULL, Jumlah_Total_Kunjungan_Pasien int(4) NOT NULL, status_pemberian_obat enum('Ya','Tidak') NOT NULL, PRIMARY KEY ( Nomor_Dokumen_lplpo ), CONSTRAINT data_lplpo_ibfk_1 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_lplpo_ibfk_2 FOREIGN KEY (

Id_Puskesmas ) REFERENCES data_puskesmas ( id_puskesmas ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_lplpo_ibfk_3 FOREIGN KEY ( id_KSO ) REFERENCES data_kso ( Id_KSO ) ON UPDATE CASCADE; ) ENGINE=InnoDB ;

11 Data_permintaan CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_permintaan (

id_permintaan int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_puskesmas int(11) NOT NULL,

id_detail_obat int(11) NOT NULL, tanggal_permintaan date NOT NULL, jumlah_permintaan int(100) NOT NULL, PRIMARY KEY ( id_permintaan )


(49)

239

No Nama Tabel Perintah

) ENGINE=InnoDB ;

12 Data_rko CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_rko (

Id_RKO int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_detail_obat int(3) NOT NULL,

id_KSO int(4) NOT NULL,

periode_pengeluaran varchar(4) NOT NULL, periode_perencanaan varchar(4) NOT NULL, total_permintaan_obat int(6) NOT NULL, jumlah_kebutuhan_obat int(6) NOT NULL,

Nomor_Dokumen_lplpo varchar(15) DEFAULT NULL, nip varchar(18) NOT NULL,

hasil_peramalan int(7) NOT NULL, selisih int(7) NOT NULL,

bobot int(7) NOT NULL, mape float(7,2) NOT NULL, PRIMARY KEY ( Id_RKO ),

CONSTRAINT data_rko_ibfk_1 FOREIGN KEY (

id_detail_obat ) REFERENCES data_detail_obat ( id_detail_obat ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_rko_ibfk_2 FOREIGN KEY ( id_KSO ) REFERENCES data_kso ( Id_KSO ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_rko_ibfk_3 FOREIGN KEY ( Nomor_Dokumen_lplpo ) REFERENCES data_lplpo (

Nomor_Dokumen_lplpo ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_rko_ibfk_4 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

) ENGINE=InnoDB ;

13 Data_sbbk CREATE TABLE IF NOT EXISTS data_sbbk (

Id_sbbk int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT, nip varchar(18) NOT NULL,

Nomor_Dokumen_lplpo varchar(15) NOT NULL, tanggal_sbbk date NOT NULL,

jumlah_Pengeluaran_Stok_Buffer int(4) NOT NULL, jumlah_Pengeluaran_Apbd_II int(4) NOT NULL, jumlah_ Pengeluaran_Askes int(4) NOT NULL, jumlah_Pengeluaran_Bantuan int(4) NOT NULL, jumlah_Pengeluaran_Dak int(4) NOT NULL, jumlah_Pengeluaran _Program int(4) NOT NULL, total_pengeluaran_obat int(7) NOT NULL,

PRIMARY KEY ( Id_sbbk ), CONSTRAINT data_sbbk_ibfk_1 FOREIGN KEY ( nip ) REFERENCES data_pengguna ( nip ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,

CONSTRAINT data_sbbk_ibfk_2 FOREIGN KEY ( Nomor_Dokumen_lplpo ) REFERENCES data_lplpo (

Nomor_Dokumen_lplpo ) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

) ENGINE=InnoDB ;

14 Jadwal CREATE TABLE IF NOT EXISTS jadwal (

Id_jadwal int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT, Id_user int(4) NOT NULL,


(50)

No Nama Tabel Perintah

Tanggal Date

PRIMARY KEY ( Id_jadwal ), CONSTRAINT ) ENGINE=InnoDB ;

4.1.4 Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka dilakukan terhadap setiap tampilan program yang dibangun dan pengkodeannya dalam bentuk file program. Berikut ini adalah implementasi antarmuka untuk pengguna.

Tabel 4.3 Implementasi antarmuka petugas puskesmas

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Transaksi

data LPLPO

Merupakan Halaman untuk mengelola data laporan penggunaan dan lembar permintaan obat

Laporan_data_lplpo_lihat.php

3 Data

permintaan

Merupakan Halaman untuk mengelola data permintaan obat

Data_permintaan.php

4 Data SBBK Merupakan Halaman untuk mengelola data

SBBK

Laporan_data_sbbk_lihat.php

5 jadwal Merupakan halaman untuk melihat jadwal

permintaan dan pendistribusian obat

Tabel 4.4 Implementasi antarmuka sub bagian tata usaha

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Data

kecamatan

Merupakan Halaman untuk mengelola data kecamatan Data_kecamatan.php

3 Data

pengguna

Merupakan Halaman untuk mengelola data pengguna Data_pengguna.php

4 Data

puskesmas

Merupakan Halaman untuk mengelola data puskesmas Data_puskesmas.php

Tabel 4.5 Implementasi antarmuka PTO penyimpanan obat

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Data satuan

obat

Merupakan Halaman untuk mengelola data satuan obat

Data_satuan_obat.php

3 Data

kemasan obat

Merupakan Halaman untuk mengelola data kemasan obat

Data_kemasan_obat.php

4 Data detail

obat

Merupakan Halaman untuk mengelola data detail obat

Data_detail_obat.php


(51)

241

No Menu Deskripsi Nama File

Stok Obat

6 Data Bap

obat

Merupakan halaman mengelola data Berita Acara Pemusnahan Obat

Data_bap_obat.php

7 Dashboard Merupakan halaman dashboard pengawasan sisa

stok obat dan obat rusak atau kadaluarsa

Dashboard.php

Tabel 4.6 Implementasi antarmuka PTO perencanaan dan pengadadaan obat

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Dashboard Merupakan Halaman dashboard untuk pengawasan data

rencana kebutuhan obat

Dashboard.php

3 Data RKO Merupakan Halaman untuk mengelola data Rencana

Kebutuhan Obat

Data_rko.php

Tabel 4.7 Implementasi antarmuka PTO pendistribusian obat

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Dashboard Merupakan Halaman dashboard untuk pengawasan Dashboard.php

3 Data

LPLPO

Merupakan Halaman untuk mengelola data Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat

Data_lplpo.php

4 Data SBBK Merupakan halaman untuk mengelola Surat Barang

Bukti Keluar obat

Data_sbbk.php

5 jadwal Merupakan halaman pengolahan jadwal permintaan dan

pendistirbusian obat setiap puskesmas

Jadwal.php

Tabel 4.8 Implementasi antarmuka kepala UPTD Farmasi

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Dashboard Merupakan Halaman dashboard untuk pengawasan Dashboard.php

Tabel 4.9 Implementasi antarmuka kepala Dinas Kesehatan

No Menu Deskripsi Nama File

1 Halaman

utama

Merupakan Halaman utama pada aplikasi index.php

2 Dashboard Merupakan Halaman dashboard untuk pengawasan Dashboard.php

3 Data RKO Merupakan Halaman untuk mengelola data Rencana

Kebutuhan Obat

Data_rko.php

Tampilan antarmuka pada sistem pengendalian distribusi obat di UPTD


(52)

4.2 Pengujian Sistem

Tahap selanjutnya adalah tahap pengujian perangkat lunak. Tahap ini merupakan hal terpenting yang bertujuan untuk menemukan kesalahan – kesalahan ataupun kekurangan – kekurangan pada aplikasi yang dibangun. Pengujian ini bermaksud untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan perancangan aplikasi atau belum.

Pengujian perangkat lunak ini menggunakan pengujian black box. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.

4.2.1 Rencana Pengujian

Rencana pengujian yang akan dilakukan pada perangkat lunak ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10 Rencanan pengujian login pada pengguna

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Login

Menampilkan form login Black box

Isi form login Black box

Validasi username , password dan jabatana Black box

Menampilkan halaman utama Black box

Tabel 4.11 Rencana pengujian ubah password pada pengguna

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Ubah Password

Menampilkan form ubah password Black box

Isi form ubah password Black box

Validasi password Black box

Menampilkan halaman utama Black box

Tabel 4.12 Rencanan pengujian tambah data kecamatan pada sub bagian tata usaha

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Tambah data kecamatan

Menampilkan form data kecamatan Black box

Isi form kecamatan Black box

Menampilkan halaman data kecamatan dan menyimpan data kecmatan ke database

Black box

Tabel 4.13 Rencana pengujian ubah data kecamatan pada sub bagian tata usaha

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

ubah data kecamatan

Menampilkan form ubah data kecamatan Black box

Isi form ubah kecamatan Black box

Menampilkan halaman data kecamatan dan menyimpan data kecmatan yang telah diubah


(1)

30 60 90 120 150

TS KS CS S SS

122

Berdasarkan data yang diperoleh dari 30 responden maka rata-rata 122 terletak pada daerah setuju

6. Saya merasa aplikasi ini membantu dalam melakukan permintaan kebutuhan obat. Hasil perhitungan bisa dijelaskan pada Tabel 4.53

Tabel 4.53 Hasil perhitungan pernyataan nomor enam

Pertanyaan Sifat Keterangan Jawaban

Responden Skor

6 Positif

Tidak Setuju 0 0

Kurang Setuju 0 0

Tidak

Memutuskan 7 21

Setuju 13 52

Sangat Setuju 10 50

Jumlah 30 123

Secara kontinum dapat digambarkan seperti berikut :

30 60 90 120 150

TS KS CS S SS

123

Berdasarkan data yang diperoleh dari 30 responden maka rata-rata 123 terletak pada daerah setuju

4.2.4 Pengujian Peramalan Dengan Metode Weight Moving Average

Pengujian peramalan ini adalah pengujian perhitungan dengan data permintaan kebutuhan obat pada tahun 2008 - 2013 dengan menggunakan metode


(2)

268

weight moving average. Pengujian peramalan ini meliputi beberapa obat, diantaranya :

1. Hasil pengujian peramalan untuk obat amoksisilin kaplet 500 mg bisa dilihat pada Tabel 4.545

Tabel 4.54 Hasil pengujian peramalan obat amoksisilin 500 mg No Tahun Perhitungan Manual Perhitungan Sistem Selisih

1 2008 606009 606009 0

2 2009 624736 624736 0

3 2010 629867 629867 0

4 2011 630800 630800 0

5 2012 631168 631168 0

6 2013 632487 632487 0

2. Pengujian hasil peramalan untuk obat Vitamin B Kompleks tablet bisa dilihat pada Tabel 4.5566

Tabel 4.55 Hasil pengujian peramalan obat vitamin B kompleks tablet No Tahun Perhitungan Manual Perhitungan Sistem Selisih

1 2008 0 0 0

2 2009 15800 15800 0

3 2010 16535 16535 0

4 2011 17168 17168 0

5 2012 17032 17032 0

6 2013 17355 17355 0

Berdasarakan hasil pengujian diatas terlihat tidak ada selisih antara nilai peramalan cara perhitungan manual dengan cara perhitungan aplikasi. Maka perhitungan yang dilakukan aplikasi sudah sesuai.

4.2.5 Kesimpulan Hasil Pengujian

Kesimpulan hasil pengujian menjelaskan tentang kesimpulan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap aplikasi yang telah dibangun yaitu pengujian fungsionalitas, pengujian beta dan pengujian hasil peramalan.


(3)

4.2.3.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Fungsionalitas

Berdasarkan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi yang telah dibangun sudah memenuhi persyaratan secara fungsional dan menghasilkan keluaran yang diharapkan.

4.2.3.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta

Berdasarkan pengujian beta, dapat dilihat bahwa pembangunan sistem pengendalian distribusi obat di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang ini dapat membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengawasan persediaan obat, membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengawasan pendistribusian obat ke setiap puskesmas, membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengendalian persediaan obat, membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengendalian pendistribusian obat , membantu petugas puskesmas dalam pembuatan Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat(LPLPO), membantu petugas puskesmas dalam mendapatkan informasi Surat Barang Bukti Keluar(SBBK), membantu petugas puskesmas dalam melakukan permintaan kebutuhan obat, namun supaya aplikasi ini bisa lebih baik lagi maka perlu adanya pemeliharaan dan pengembangan pada aplikasi yang telah dibangun agar aplikasi yang telah dibangun dapat memenuhi kebutuhan operasioanal di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, para petugas diberikan pelatihan lagi agar lebih menguasai aplikasi, adanya pengembangan pada aplikasi yaitu menambahkan keterangan harga dari setiap obat.

4.2.3.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Peramalan Dengan Metode Weight Moving Average

Dari pengujian hasil peramalan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perhitungan peramalan jumlah kebutuhan obat dengan menggunakan metode peramalan weight moving averages oleh sistem tidak terdapat kesalahan perhitungan.


(4)

(5)

271

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem ini telah membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengawasan stok obat karena adanya fasilitas pencarian nama obat, sehingga untuk melihat jumlah stok yang tersedia tidak perlu melihat dokumen kartu stok obat.

2. Sistem ini telah membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengawasan pendistribusian obat karena setiap melakukan pendistribusian obat ke setiap puskesmas historisnya tersimpan di dalam database sistem sehingga dalam pengawasan pendistribusian obat tidak perlu melihat dokumen surat barang bukti keluar.

3. Sistem ini telah membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengendalian stok obat karena adanya fasilitas informasi safety stock dari masing-masing obat.

4. Sistem ini telah membantu petugas UPTD Farmasi dalam pengendalian pendistirbusian karena adanya informasi penjadwalan pendistribusian kebutuhan obat yang ditampilkan oleh di sistem.

5.2 Saran

Adapun saran untuk pengembangan sistem penegendalian distribusi obat ini adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya pengembangan dan pemeliharaan yang lebih baik lagi terhadap

sistem yang telah dibangun, sehingga sistem dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.

2. Untuk kedepannya aplikasi ini bisa ditambahkan dengan rincian harga dari setiap obat supaya bisa mengukur jumlah dan yang harus dikeluarkan


(6)