Periode 1 : Akhir siklus yang sebelumnya, kecepatan air melalui ram bertambah, air melalui katup limbah yang sedang terbuka, timbul tekanan negatif
yang kecil dalam hidram. Periode 2 : Aliran bertambah sampai maksimum melalui katup limbah yang
terbuka dan tekanan dalam pipa pemasukan juga bertambah secara bertahap.
Periode 3 : Katup limbah mulai menutup dengan demikian menyebabkan naiknya tekanan dalam hidram, kecepatan aliran dalam pipa pemasukan telah
mencapai maksimum. Periode 4 : Katup limbah tertutup, menyebabkan terjadinya palu air water
hammer yang mendorong air melalui katup pengantar. Kecepatan aliran pipa pemasukan berkurang dengan cepat.
Periode 5 : Denyut tekanan terpukul ke dalam pipa pemasukan, menyebabkan timbulnya hisapan kecil dalam hidram. Katup limbah terbuka karena
hisapan tersebut dan juga karena beratnya sendiri. Air mulai mengalir lagi melalui katup limbah dan siklus hidram terulang kembali.
2.5 Persamaan yang digunakan
2.5.1 Debit
Debit diartikan sebagai volume air yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa dan sebagainya. Dalam
penghitungan debit secara umum, dapat digunakan rumus :
Q = V
2.1
dengan
Q
adalah debit air. V adalah volume air yang ditampung. adalah waktu.
Karena aliran air yang dikeluarkan pompa hidram baik melalui katup limbah maupun lubang output bersifat intermittent atau tidak tetap, maka alat ukur
debit yang dapat digunakan adalah
V-notch Sharp Created Weir
yang dilakukan dengan mengukur ketinggian air yang keluar melalui V-notch. Dalam perhitungan
debit menggunakan V-notch dapat menggunakan rumus berikut Steeter 1985 :
Q
t
=
8 15
2� �
∅ 2
�
� 5 2
2.2 dengan
Q
t
adalah debit air. � adalah gaya gravitasi. Ø adalah sudut takik V-
notch.
H
v
adalah tinggi permukaan air dari dasar V-notch.
Gambar 2.7. Gambar penampang V-notch Bengston, 2011
2.5.2 Efisiensi
Dalam perhitungan efisiensi pompa hidram, metode yang digunakan yaitu : Menurut D’ Aubuisson Sitepu, 2011:
�
�
=
� ℎ �+� �
× 100
2.3
Hv
dengan �
�
adalah efisiensi pompa hidram menurut D’ Aubuisson,
Q
adalah debit air limbah,
q
adalah debit air yang dinaikkan atau output,
H
adalah tinggi terjunan air atau input,
h
adalah tinggi air angkat atau output.
2.5.3 Hukum Bernoulli
Dalam pompa hidram, aliran yang digunakan adalah aliran termampatkan karena fluida yang bekerja berupa fluida cair. Untuk itu, persamaan Bernoulli
yang digunakan yaitu sebagai berikut. z + Pγ + v
2
2g = C
2.4 dengan
z
adalah elevasi tinggi tempat, Pγ adalah tekanan,
v
2
2g
adalah kecepatan.
2.5.4 Kecepatan aliran pada suatu titik
Kecepatan aliran pada suatu titik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
v =
� 2.5
dengan
v
adalah kecepatan aliran, adalah percepata gravitasi,
h
adalah tinggi kolom udara.
2.5.5 Hukum Boyle
Hukum Boyle digunakan untuk menghitung tekanan pada tabung udara setelah terjadinya pemampatan udara. Pada suhu tertentu, ketika tekanan gas
berubah dari
P
1
menjadi
P
2
maka hubungannya menjadi :
P
1
V
1
= P
2
V
2
= konstan
2.6 dengan
P
1
adalah tekanan awal,
V
1
adalah volume awal,
P
2
adalah tekanan setelah dimampatkan,
V
2
adalah volume setelah dimampatkan.
2.5.6 Tekanan pada fluida