Sistem informasi gadai konvensional KGA pada Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong : laporan kerja praktek

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Adanya perbedaan dari karakteristik yang nyata pada perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur, yaitu proses produksi dan konsumsi perusahaan jasa terjadi secara bersamaan serta berhubungan langsung dengan pelanggan sedangkan perusahaan manufaktur kedua proses tersebut terpisah dan tidak berhubungan langsung dengan pelanggan dengan demikian perusahaan jasa memerlukan penanganan yang khusus sehingga sangat membutuhkan adanya manajemen yang baik dan benar.

Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang melayani kebutuhan nasabah dalam bidang Finance. Manajemen Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong menjalankan aktivitas berdasarkan budaya perusahaan yaitu :

Budaya perusahaan diaktualisasikan dalam bentuk simbol / maskot dan jargon si "INTAN" yang bermakna:

Inovatif :

1. Berinisiatif, kreatif dan produktif. 2. Berorientasi pada solusi.

Nilai Moral Tinggi : 3. Taat Beribadah.

4. Jujur dan berfikir positif. Terampil :

5. Kompeten di bidangnya. 6. Selalu mengembangkan diri. Adi Layanan :

7. Peka dan cepat tanggap. 8. Empatik, santun dan ramah.


(2)

Nuansa Citra :

9. Memiliki sense of belonging. 10.Peduli nama baik perusahaan.

Makna yang terkandung dalam maskot SI INTAN

Kepala berbentuk berlian memberi makna bahwa Pegadaian mengenal batu intan sudah puluhan tahun, Intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dalam suatu proses beratus tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan dia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi dia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang (brilliant). Dengan kecemerlangan itulah kemudian dia disebut berlian. Karakteristik batu intan itu diharapkan terdapat juga pada setiap insan Pegadaian.

Sikap tubuh dengan tangan terbuka dan tersenyum memberi makna sikap seorang pelayan yang selalu siap memberikan pelayanan prima kepada siapa saja. Rompi warna hijau bermakna memberi keteduhan sebagai insan Pegadaian.

Dengan budaya perusahaan ini Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pelayanan terhadap nasabah. Untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan nasabah agar memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, maka perusahaan perlu menerapkan pelayanan dengan baik dan benar , yaitu dengan menerapkan unsur-unsur kualitas pelayanan (Quality Service Dimensions) yang terdiri dari lima unsur, yaitu: tangible,emphaty, reability, responsiveness, dan assurance.(Parasuraman,et al.,1988).

Beberapa jenis pelayanan yang diberikan oleh Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong, diantaranya adalah Kredit Cepat Aman (KCA), Kredit Angsuran Fidusia (KREASI), Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA), Galeri 24, jasa Titipan dan Taksiran , Kirim dan Terima Uang Cara Cepat Instan dan Aman (KUCICA) serta pelayanan lain yang berhubungan dengan finance. Kesemua jenis pelayanan yang disediakan oleh pihak perusahaan tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.


(3)

Dengan banyaknya produk dan layanan yang disediakan oleh Perum Pegadaian, maka penulis hanya menganalisis pada produk layanan gadai konvensional Kredit Cepat Aman (KCA). KCA itu sendiri adalah Kredit sistem gadai dengan jaminan perhiasan emas atau barang berharga lainnya. Pinjaman mulai dari 20 ribu hingga 200 juta Rupiah atau lebih. Sedangkan, untuk gambaran umum pada system gadai konvensional KCA adalah biaya administrasinya berupa presentase yang didasarkan pada golongan barang, sewa modal berdasarkan uang pinjaman, 1 hari dihitung 15 hari, maksimal jangka waktu pinjaman 4 bulan, bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan dilelang kepada masyarakat.

Melihat dari banyaknya produk layanan yang disediakan oleh Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong dan jumlah data nasabah yang sangat besar, maka dari itu pegadaian memerlukan sebuah system informasi untuk menunjang kinerja para karyawan pada Perum Pegadaian dalam melayani nasabah. Selain itu dengan adanya system informasi akan sangat memudahkan dalam melakukan pengolahan data-data, sehingga data yang telah ada dapat tersimpan dengan baik, terstruktur, dan tidak tercecer.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangat diperlukannya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan dengan mengambil Judul : “SISTEM INFORMASI GADAI KONVENSIONAL KCA PERUM PEGADAIAN”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

Dari uraian Latar belakang diatas maka didapatkan permasalahan yang dihadapi Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong, diantaranya :

1. Belum efektifnya system informasi pada Perum Pegadaian.

2. System informasi yang digunakan masih kurang efektif dalam melayani pelunasan ulang gadai pada layanan KCA pada Perum Pegadaian.


(4)

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah didasarkan pada identifikasi masalah. Rumusan masalah harus dibuat dalam bahasa tanya tapi tidak pakai tanda tanya.

1. Bagaimana Sistem Informasi Gadai Konvensional KCA yang sedang berjalan pada Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong.

2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Gadai Konvensional KCA yang diusulkan kepada Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong.

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dilaksanakan kerja praktek adalah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya didunia pekerjaan dan menambah pengetahuan yang tidak didapat dari perkuliahan, sedangkan tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah untuk : 1. Untuk mengetahui sistem gadai konvensional KCA yang sedang berjalan pada

Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong.

2. Untuk merancang Sistem Informasi yang dapat melakukan gadai konvensional secara online.

1.4. Batasan Masalah

Adalah metode yang pemecahan masalah dilakukan dengan cara mendeskripsikan suatu permasalahan agar bisa diminimalkan, dalam arti mengganti pencatatan secara manual dengan komputerisasi agar lebih cepat dan efisien waktu.

Banyaknya sistem dalam pelayanan kepada nasabah yang dapat dibuat untuk penggadaian, tetapi penulis membatasi permasalahan hanya pada permasalahan yang diuraikan berikut ini :

1. Sistem Informasi gadai konvensional KCA.

2. Meningkatkan dan mempermudah kinerja karyawan Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong, sehingga bisa menjadi optimal dalam pengolahan sistem penggadaian.


(5)

1.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Penelitian kerja praktek ini dilaksanakan di Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong yang beralamat di Jalan Kiaracondong No.301 Bandung.

Penelitian kerja praktek ini dimulai pada hari senin tanggal 4 juli 2011 sampai senin 5 juli 2011 pukul 07.30 sampai 15.00 WIB yang terlebih dahulu mengenal aplikasi yang digunakan, yaitu aplikasi siscadu dan melakukan pelayanan kepada nasabah.

Pada hari rabu tanggal 6 juli 2011 sampai sabtu 16 juli 2011 pukul 07.30 sampai 15.00 WIB sebagai operator entry SBK yang melakukan pelayanan ulang gadai.

Pada hari senin tanggal 18 juli 2011 sampai rabu 20 juli 2011 pukul 07.30 sampai 15.00 WIB sebagai operator entry SBK yang melakukan pelayanan ulang gadai dan menerima barang jaminan dari nasabah yang diserahkan kepada penaksir.

Sedangkan pada hari jumat tanggal 22 juli 2011 sampai senin 26 juli 2011 pukul 07.30 sampai 15.00 WIB sebagai operator yang menerima FPK dari penaksir, mengentry FPK, memberi nomor pada FPK setelah itu, menerbitkan atau mencetaknya dan memfile dwilipat SBK .

Dan pada hari selasa tanggal 27 juli 2011 sampai sabtu 30 juli 2011 pukul 07.30 sampai 15.00 WIB memasukan data bukti kas dan transaksi, menerima barang jaminan dari nasabah yang diserahkan kepada penaksir, dan memfile SBK tebusan yang telah diperiksa dan menyimpannya.


(6)

6

Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Disamping itu suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feed back) dapat berasal dari output atau dari lingkungan sistem yang dimaksud.

2.1. Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Jerry FithGerald sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (FitzGerald, et al., 1981).

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam system. Suatu prosedur adalah urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen , yang di terapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi (Neuschel,1960).


(7)

Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus di kerjakan , siapa (who) yang mengerjakanya , kapan (when) di kerjakan dan bagaimana (how) mengerjakanya. System adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 1990).

Kedua kelompok definisi di atas adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatanya. Suatu system mempunyai maksud tertentu, ada yang menyebutkan maksud dari suatu system adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives) sering kali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) di gunakan bergantian dan tidak di bedakan.

2.1.1. Elemen Sistem

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen: (Jogiyanto, 2000:12)

1. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.

2. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. 3. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

4. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan,


(8)

sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini


(9)

digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2. Karakterisitik Sistem

Modal utama sebuah sistem adalah input, proses, output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat bekerja bila ada masukan dan keluaran selain itu pula sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya adalah :

1. Memiliki komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Enviroment)

Lingkungan luar sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.


(10)

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Masukan Sistem (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. 7. Pengolah Sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran Sistem

Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.


(11)

Gambar 2.1. Karakteristik Suatu Sistem

Sumber : FitzGerald, et al., Konsep Sistem Informasi. 1981

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, yaitu: 1. Sistem Abstrak

Sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (sistem teologia).

Sistem Fisik

Merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll).

2. Sistem Alamiah

Sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll).

Sistem Buatan Manusia

Sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system. (contoh ; sistem informasi).


(12)

3. Sistem Tertentu (Deterministic System)

Beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. (contoh ; sistem komputer).

Sistem tak tentu (Probabilistic System)

Sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem tertutup (Close System)

Sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).

Sistem terbuka (Open System)

Sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. 5. Sistem Sederhana dan Sistem kompleks

2.2. Pengertian Informasi

Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Data berorientasi pada kegiatan operasional, seperti transaksi. Informasi menurut Gordon B. Daris dalam bukunya berjudul Management Information Systems, adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan. Definisi tersebut menekankan kenyataan bahwa data harus diproses dengan cara-cara tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang berguna bagi pemakai.

Sedangkan menurut H.M. Yogianto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur pengertian informasi sebagai


(13)

berikut : “informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang.”

Kualitas informasi :

Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus : 1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.

2. Tetap pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.

3. Relevan

Informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Nilai Informasi :

Nilai informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

Metode pengumpulan data / Informasi : 1. Pengamatan langsung

2. Wawancara

3. Perkiraan koresponden 4. Daftar pertanyaan


(14)

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.

Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.

1. Istilah-istilah dalam Sistem Informasi : 1) Manajemen Information System 2) Information Processing System 3) Information Decision System 4) Information System

Semuanya mengacu pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan suatu organisasi.

Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2. Komponen Fisik Sistem Informasi:

1) Perangkat keras komputer: CPU, Storage, perangkat Input/Output, Terminal untuk interaksi, Media komunikasi data

2) Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utility-nya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).

3) Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer. 4) Prosedur: langkah-langkah penggunaan system

5) Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:

1. Clerical personnel : untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator);


(15)

2. First level manager : untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

3. Staff specialist : digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.

4. Management : untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus, analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.

3. Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi yang disebut blok bangunan yaitu :

blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Ke‐enam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

1) Blok Masukan

Mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

2) Blok Model

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi/mentranspormasi data masukan dan data yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3) Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas.

4) Blok Teknologi

Merupakan kotak alat (tool‐box) dalam sistem informasi. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).


(16)

5) Blok Basis Data

Merupakan kumpulan dari file data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah dan cepat. 6) Blok Kendali

Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal‐hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

2.4. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 2.4.1. Metode Pendekatan Sistem

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.

1. Pendekatan Klasik

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit

Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram.

2) Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal

Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat - alat dan teknik -


(17)

teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik - teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3) Kemungkinan kesalahan sistem besar

Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.

4) Keberhasilan sistem kurang terjamin

Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik - teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.

2. Pendekatan Terstruktur (Structured Approach)

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat - alat (tools) dan teknik - teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku - buku, maupun oleh perusahaan - perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat - alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur.

Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru. Teknik perakitan di pabrik - pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat - alat


(18)

elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industry - industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Keuntungan pendekatan terstruktur :

1) Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity). 2) Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal). 3) Standarisasi (standardization).

4) Orientasi ke masa datang (future orientation).

5) Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).

3. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)

Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.

4. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah


(19)

kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur - prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan cirri -ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah kesatuan metode - metode, prosedur -prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan - aturan, postulat -postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti metode - metode, prosedur - prosedur, konsep - konsep pekerjaan, aturan - aturan dan postulat - postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urut - urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma.

Metodologi pengembangan sistem adalah metode - metode, prosedur - prosedur, konsep - konsep pekerjaan, aturan - aturan dan postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Klasifikasi dari metodologi :

1. Functional decomposition methodologies

Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem - subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :

1) HIPO (Hierarchy plus Input Process Output).

2) Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR). 3) Information Hiding.


(20)

2. Data Oriented Methodologies

Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :

1) Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :

1. SADT (Structured Analysis and Design Techniques) 2. Composite Design

3. SSAD (Structured System Analysis and Design) 2) Data Structured oriented methodologies

Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :

1. JSD (Jackson’s System Development) 2. W/O (Warnier/Orr)

3) Prescriptive Methodologies

Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :

ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :

1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.

2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.


(21)

Alat dan teknik Pengembangan Sistem

Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah : 1. HIPO diagram

2. Data flow diagram 3. Structured chart 4. SADT diagram

5. Warnier / Orr diagram 6. Jackson’s diagram

Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya : 1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :

1) Bagan alir sistem (System Flowchart) 2) Bagan alir program (Program Flowchart)

1. Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)

2. Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart) 3) Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir

formulir

4) Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart) 5) Bagan alir proses (Process Flowchart)

6) Gant chart

2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)

3. Bagan untuk menggmbarkan hubungan personil (Personal relationship charting) :

1. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart) 2. Bagan organisasi (Organization chart)

2.4.2. Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.


(22)

Pengembangan system ini diperlukan unutk menggantikan system yang lama yang disebabkan karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di system yang lama.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan baru.

3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah. Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal : 1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.

1) Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu

2) Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi. 2. Kualitas informasi yang disajikan

3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan

4. Kontrol (pengendalian) 5. Efisiensi

6. Pelayanan

a. Prinsip Pengembangan Sistem

Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah : 1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar

Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini : 1) Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan

2) Investasi yang terbaik harus bernilai

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan system

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut 6. Jangan takut membatalkan proyek


(23)

b. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu :

1. Perencanaan system 2. Analisis system

3. Perancangan sistem secara umum / konseptual 4. Evaluasi dan seleksi system

5. Perancangan sistem secara detail

6. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi system 7. Pemeliharaan / Perawatan Sistem

2.4.3. Alat Bantu Analisis 1. Flow Map

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah – langkah dan urutan prosedur dari suatu program. Flowmap berguna untuk membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah kedalam segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif pengoperasian. Biasanya flowmap mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Aturan Membuat Flowmap :

Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan programer memerlukan beberapa tahapan, diantaranya:


(24)

2) Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

3) Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4) Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan MENGHITUNG PAJAK PENJUALAN.

5) Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6) Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati - hati. Percabangan - percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

2. Diagram Kontek

Diagram konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem secara garis besar/secara keseluruhan. Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah suatu sistem secara logika. Diagram ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk jaringan proses - proses yang saling terhubung satu sama lainnya oleh aliran data. Keuntungan dari pemakaian DFD adalah agar memudahkan pemakai / user yang kurang menguasai bidang komputer. Proses data pada DFD merupakan sekumpulan program dapat juga merupakan transformasi data secara manual.

4. Kamus Data

Menurut Jogiyanto H.M (1999: 7), Kamus data atau data dictionary adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.


(25)

Selama penyusunan suatu system informasi, kamus data digunakan sebagai alat untuk mendefinisikan aliran data yang mengalir di sistem, merancang input, merancang laporan - laporan dan merancang database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di Data Flow Diagram. Struktur dari suatu arus data di Data Flow Diagram dapat dilihat secara lebih terinci di kamus data.

5. Perancangan Basis Data

Basis data adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah (Abdul Kadir, 2002: 39).

Basis data dapat juga dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Secara sederhana basis data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat.

1) Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling ketat (5NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik.

Menurut E.F. Codd:

1. Normalisasi dipakai untuk membuat struktur tabel (relasi) dalam basis data mengurangi kemubaziran data.

2. Kadang dipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap table - tabel yang dihasilkan metodologi lain.


(26)

3. Memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang atau mengurangi ketidak-efisienan.

2) Tabel Relasi

Merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan tabel yang lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentuk dapat mencakupi 3 (tiga) macam hubungan yaitu ;

1. One-To-One (1 – 1)

1) Mempunyai pengertian “Setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu

2) baris data pada tabel ke dua”. 2. One-To-Many (1 – )

1) Mempunyai pengertian “Setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu

2) baris atau lebih data pada tabel ke dua “. 3. Many-To-Many ( – )

1) Mempunyai pengertian “Satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubungkan

2) ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua “.

2.5. Pengertian Pegadaian

2.5.1. Pengertian Pegadaian Menurut Umum (Konvensional)

Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.


(27)

2.5.2. Pengertian Pegadaian Menurut Syariah

Pegadaian dalam perspektif islam disebut dengan istilah rahn, yaitu suatu perjanjian untuk menahan sesuatu barang sebagai jaminan atau tanggungan utang. Kata rahn yaitu suatu perjanjian untuk menahan sesutu barang sebagai jaminan atau tanggungan utang.

Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil utang.

Tabel 2.5

Perbedaan Teknis Antara Pegadaian Syariah dengan Pegadaian Konvensional

Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional Biaya administrasi berdasarkan

barang

Biaya administrasi berupa prosentase yang didasaran pada golongan barang. Jasa simpanan berdasarkan simpanan. Sewa modal berdasarkan uang

pinjaman.

1 hari dihitung 5 hari. 1 hari dihitung 15 hari. Bila pinjaman tidak dilunasi, barang

jaminan akan dijual kepada masyarakat.

Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan dilelang kepada masyarakat. Uang pinjaman 90 % dari taksiran. Uang pinjaman untuk golongan A 92

% sedangkan untuk golongan BCD 88-86%.

Jasa simpanan dihitung dengan konstanta X taksiran.

Sewa modal dihitung dengan prosentase X uang pinjaman.

Maksimal jangka waktu 3 bulan. Maksimal jangka waktu 4 bulan. Kelebihan uang hasil dari penjualan

barang tidak diambil oleh nasabah, diserahkan kepada lembaga ZIS.

Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil oleh nasabah, tetapi menjadi milik pegadaian.

Sumber : Hosen M Nadratuzzaman dan Ali Hasan. Khutbah Juma’at Ekonomi Syari’ah, PIKES (Pasat Komunikusi Ekonomi Syari’ah ), 2008


(28)

28 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah Perusahaan

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (Liecentie Stelsel). Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode Liecentie Stelsel diganti menjadi Pacth Stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode Pacth Stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘Cultuur Stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.


(29)

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

3.1.2 Visi dan Misi Visi

Pada tahun 2013 pegadaian menjadi "champion" dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah.


(30)

Misi

1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.

Perjalanan Misi Perusahaan Perum Pegadaian :

Misi Perum Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut: 1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar

hukum gadai kepada : Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif Kaum buruh / pegawai negeri yang ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.

2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya.

3. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan mayarakat.

4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.Dengan seiring perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi Perum pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan golongan menengah saja maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian yaitu “ ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah


(31)

kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”.

5. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam perekonomian.

3.1.3. Produk dan Layanan

Dalam rangka peningkatan pelayanan menuju world class services dan sebagai implementasi dari visi dan misi tersebut, Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong mengeluarkan produk-produk layanan yang berorientasi pada kepedulian dan kepuasan pelanggan.

Produk layanan tersebut terdiri dari: 1. Kredit Cepat Aman (KCA)

Kredit sistem gadai dengan jaminan perhiasan emas atau barang berharga lainnya. Pinjaman mulai 20 ribu hingga 200 juta Rupiah atau lebih.

2. Kredit Angsuran Fidusia (KREASI)

Kredit untuk pengusaha mikro dan kecil (UMKM) dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor. Pinjaman mulai 1 juta hingga 100 juta rupiah dengan jangka waktu kredit fleksibel dan angsuran tetap setiap bulan.

3. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)

Kredit untuk pengusaha mikro dan kecil (UMKM) dengan jaminan emas dan mobil. Pinjaman mulai dari 20 juta hingga 100 juta rupiah dengan jangka waktu kredit fleksibel dan angsuran tetap setiap bulan.

4. Galeri 24

Layanan penjualan Logam Mulia kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses cepat dan jangka waktu kredit fleksibel. Tersedia Pilihan Logam Mulia dengan berat dari 5 gram sampai 1 kilogram.


(32)

6. Kirim dan Terima Uang Cara Cepat Instan dan Aman (KUCICA)

Layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri dengan biaya kompetitif yang bekerjasama dengan Western Union.

Tidak hanya produk layanan, program-program peningkatan pelayanan juga dideklarasikan guna meningkatkan citra perusahan melalui komunikasi dan publikasi baik internal maupun eksternal. Tentunya semua itu tidak akan sempurna dengan baik tanpa partisipasi Anda (pelanggan setia) untuk menggunakan berbagai produk layanan kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan sebagai langkah perbaikan berkelanjutan dalam setiap ruang dan waktu.

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber : Pegadaian

Kepala Cabang Kelas II

Asisten Manager Operasional

Layanan Konsumen

Penyimpanan Kasir

Keamanan Penaksir

Operator SBK

Pemegang Gudang


(33)

3.3. Deskripsi Kerja

Berisi fungsi kerja dari tiap unit pada divisi / bagian tempat PKL, yang akan mendukung pada indikasi pelaku atau pengguna, proses, aliran data dan seterusnya.

Uraian tugas setiap divisi/bagian pada Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong sebagai berikut :

1. Kepala Cabang Kelas II Tugas Pokok

Mengelola operasional cabang dengan menyalurkan uang pinjaman secara hukum gadai dan melaksanakan usaha - usaha lainnya serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain / masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka melaksanakan misi perusahaan. Rincian Tugas

1. Menyusun program kerja operasional cabang agar berjalan lancar dan sesuai dengan misi perusahaan.

2. Menetapkan taksiran dan mengkoordinasikan kegiatan penaksiran barang jaminan berdasarkan peraturan yang berlaku agar uang pinjaman gadai yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Mengkoordinasi penyaluran uang pinjaman berdasarkan taksiran barang jaminan agar besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Mengkoordinasi pengembalian uang pinjaman, pendapatan sewa modal dan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam usaha pengembaliaan uang perusahaan.

5. Mengkoordinasi pengelolaan barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka menjaga kualitas dan kuantitas barang jaminan.

6. Mengkoordinasi pelaksanaan lelang barang jaminan dan penjualan Barang Sisa lelang (BSL) serta pembayaran uang kelebihan sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pengembaliaan uang perusahaan dan unag nasabah. 7. Mengkoordinasi penyelenggaraan pembukuan transaksi keuangan dan


(34)

sesuain ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan harta perusahaan.

8. Mengkoordinasi pengelolaan kas dan giro serta modal kerja sesuai ketentuan yang berlaku agar modal perusahaan dapat dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna.

9. Mengkoordinasi penyelengaraan tata usaha dan pelaporan kegiatan operasional cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tercipta tertib administrasi cabang.

10.Melakukan kegiatan promosi sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan pangsa pasar dan citra baik perusahaan.

11.Mewakili kepentingan perusahaan dalam rangka membina dan memelihara hubungan baik dengan pihak luar/masyarakat.

12.Membina bawahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menunjang kelancaran tugas operasional serta pelayanan yang baik kepada nasabah.

13.Mengkoordinasi dan mendelagasikan wewenang operasional kepada bawahan agar pelaksanaan tugas operasional berjalan terpadu.

14.Mengawasi pelaksanaan tugas operasional, keuangan dan sumber daya manusia sesuai ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.

15.Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan pendelagasiaan wewenang operasional sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam program kerja tahun berikutnya.

16.Mengelola Galeri 24 sesuai dengan Buku Pedoman Operasional Unit Toko Emas Galeri 24 (SK Direksi No.LB.2/3/28 tanggal 26 Oktober 1995). 17.Membangun dan membina budaya pelayanan unggul yang berpedoman


(35)

2. Penaksir Tugas Pokok

Menaksir barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan.

Rincian Tugas

1. Menyiapkan sarana kerja sesuai ketentuan yang berlaku agar pemberiaan kredit berjalan lancar.

2. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cepat, mudah dan aman dalam rangka mewujudkan citra perusahaan.

3. Menaksir barang sesuai ketentuan yang berlaku untuk mengetahui nilai dan mutu barang dalam rangka menentukan dan menetapkan uang kredit gadai.

4. Menaksir barang jaminan yang akan dilelang berdasarkan peraturan yang berlaku untuk menetukan nilai dan mutu dalam rangka menentukan harga dasar barang yang akan dilelang.

5. Menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka keamanan barang jaminan.

3. Kasir

Tugas pokok

Melakukan tugas penerimaan dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang. Rincian Tugas

1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja : 1) Menyiapkan bahan dan perlengkapan kerja. 2) Menandatangani buku penyerahan alat-alat kerja.

2. Menerima modal kerja harian dari atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1) Menerima dan menghitung modal kerja.


(36)

3. Menyiapkan uang kecil untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menerima SBK dari nasabah.

2) Memeriksa keabsahan SBK mulai dari : 1. Apakah barang jaminannya sudah dilelang. 2. Apakah sudah dilaporkan surat hilang.

3. Apakah benar dikeluarkan dari cabang tersebut. 3) Menghitung sewa modal da menuliskannya pada SBK.

4) Memberitahukan kepada nasabah tentang biaya yang harus dibayarnya dan menerima uang dari nasabah serta menghitungnya.

5) Membubuhkan cap Lunas dan memberi paraf pada badan SBK dan kitir-kitirnya.

6) Menulis bukti pembayaran 2 rangkap, atau pembayaran struk dari komputer/mesin kas dan menyobek SBK menjadi 2 bagian yaitu badan SBK dan Kitir.

7) Mendistribusikan SBK dan Bukti pembayaran. 8) Membuat Laporan Harian Kas (LHK).

5. Penerimaan dari transfer, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mengisi Formulir Permintaan Transfer (FPT)

2) Mengajukan FPT kepada kepala cabang.

3) Menandatangani Formulir Pemberitahuaan Transfer (FBT). 4) Menyerahkan FPT kepada bagian administrasi.

6. Penerimaan dari hasil penjualan lelang. Kegiatannya meliputi :

1) Menerima Berita Acara Lelang (BAL) serta sejumlah uang dari pelaksana lelang.

2) Mencocokan BAL dengan uang yang diserahkan pelaksana lelang. 3) Meyimpan uang dari hasil lelang tersebut.


(37)

7. Penerimaan lain-lain, meliputi :

1) Menerima bukti pendukung dari penyetor atau pihak luar untuk setiap penerimann lain-lain.

2) Mencatat penerimaan tersebut ke dalam LHK.

3) Semua penerimaan harus berupa uang tunai dan disimpan dalam brankas kasir.

4) Menyerahkan bukti pendukung kepada bagian Administrasi.

8. Melaksanakan pembayaran untuk pinjaman kredit. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Menerima SBK lembar 1 (asli), badan dan kitir dalam SBK dwilipat dari penaksir.

2) Memanggil nasabah dan menyebut namanya, meminta lembar 2 Form Permintaan Kredit (FPK) dan meminta nasabah menandatangani SBK.

3) Menyiapkan pembayaran, membubuhkan paraf dan tanda bayar pada SBK asli dan SBK dwilipat. SBK asli beserta uangnya diserahkan kepada nasabah.

4) Badan SBK dwilipat diserahkan kepada bagian administrasi atau pegawai pengisi Buku Kredit.

5) Melakukan pencatatan ke dalam Laporan Harian Kas (LHK).

9. Pembayaran pengeluaran lain-lain dengan langkah-langkah pembayaran sebagai berikut :

1) Menerima bukti pembayaran berupa kwitansi bon dan bukti-bukti lainnya yang sah yang telah disetujui kepala kantor cabang. 2) Menyiapkan pembayaran berdasarkan bukti-bukti yang telah disetujui

kepala kantor cabang. 3) Mencatat kedalam LHK.

10.Pembayaran uang kelebihan, dengan langkah-langkah :

1) Menerima SBK asli dari nasabah dan rincian perhitungan uang kelebihan yang sudah ditandatangani oleh Kepala Cabang atau petugas yang ditunjuk.


(38)

2) Meneliti SBK tersebut kemudian memberi tanda lunas kepada SBK dan membayar ke nasabah dilampiri dengan rincian-rincian uang kelebihan.

11.Pembayaran pinjaman pegawai :

1) Menerima Formulir Pinjaman Pegawai (FP) yang telah ditandatangani oleh Kacab atau pejabat yang berwenang.

2) Menyiapkan pembayaran dan memberi cap ”Lunas” pada FPK.

4. Pemegang Gudang Tugas Pokok

Melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan selain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.

Rincian Tugas

1. Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang jaminan selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjamin keamanan dan keutuhan barang jaminan.

2. Menerima barang jaminan selain barang kantong dari kepala Sub Seksi Operasi atau Wakil Kepala Cabang atau Kepala Cabang sesuai ketentuan yang berlaku untuk disimpan dalam gudang penyimpanan barang jaminan. 3. Mengelompokkan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan

kreditnya, menyusunnya sesuia dengan urutan nomor SBK, mengatur penyimpanannya agar terlihat rapi dan memudahkan dalam menghitung atau memindahkannya.

4. Merawat, memelihara dan membersihkan barang jaminan dari debu, air, dan kotoran lainnya agar barang jaminan tetap dalam keadaan baik dan aman.

5. Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain.

6. Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pekerjaan dalam rangka serah terima jabatan.


(39)

7. Mencatat dan mengadministrasikan mutasi (penambahan atau pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Penyimpan Barang Jaminan Tugas Pokok

Mengelola gudang barang jaminan emas dengan menerima, menyimpan, merawat, mengeluarkan dan mengadministrasikan barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang nasabah.

Rincian Tugas

1. Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang jaminan emas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka keamanan dan keutuhan barang jaminan untuk serah terima jabatan.

2. Menerima barang jaminan emas dan perhiasan dari Kepala SubSeksi Operasi atau Wakil Kepala Cabang atau Kepala Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk disimpan dalam gudang penyimpanan barang jaminan emas.

3. Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk keperluan pelunasan, pemeriksaan atasan dan pihak lain.

4. Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan agar barang jaminan dalam keadaan baik dan aman.

5. Mencatat mutasi penerimaan/pengeluaran barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Penulis SBK / Operator. Tugas Pokok

Memasukkan data nasabah, taksiran dan uang pinjaman kedalam SBK dari kartu taksasi/formulir permintaan kredit secara akurat.


(40)

Rincian Tugas

1. Menerima barang jaminan dan kartu taksasi dari KPK.

2. Memasukkan data nasabah, barang jaminan, taksiran dan uang pinjaman kedalam komputer.

3. Memberi nomor pada kartu taksasi sesuai dengan nomor yang diterbitkan komputer.

4. Memasukkan data bukti kas debet/kredit yang telah dikeluarkan atau diterima oleh kasir.

5. Menerbitkan print out transaksi barang jaminan dan saldo kas.

6. Mem-file dwilipat SBK dan SBK tebusan yang telah diperiksa oleh subseksi operasi dan menyimpannya.

7. Satpam/Keamanan Tugas Pokok

Mengamankan harta perusahaan dan nasabah dalam lingkungan kantor dan sekitarnya.

Rincian Tugas

1. Menjaga keamanan kantor cabang.

2. Memberikan informasi kepada nasabah bila diperlukan.

3. Mengantar Kepala Cabang atau pegawai bila keluar dinas terutama bila mengambil atau menyetor uang ke Bank.


(41)

41 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan terhadap sistem.

Sistem yang saat ini digunakan di Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong sudah terkomputerisasi. Data yang telah diolah seperti input gadai baru, ulang gadai, penyimpanan barang jaminan masuk kedalam database, sehingga tidak diperlukannya arsip atau berkas-berkas sehingga data yang telah diinputkan tersimpan dengan baik, tidak tercecer, hilang maupun rusak. Akan tetapi, walaupun sistem yang digunakan sudah terkomputerisasi, namun dalam pelayanan terhadap nasabah belum cukup memuaskan. Karena, Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong ini belum menggunakan sistem online, sehingga nasabah yang melakukan transaksi tidak dapat bertransaksi kecabang lain, melainkan harus melakukan transaksi kecabang tempat ia melakukan transaksi pertama kali.

Pada bagian ini penulis menggambarkan sistem informasi Gadai Konvensional KCA yang terdiri dari gadai barang, ulang gadai, penyimpanan barang yang sedang berjalan di Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong, untuk menggambarkan sistem informasi Gadai Konvensional KCA secara umum digunakan alat bantu seperti flow map,diagram conteks dan Data Flow Diagram (DFD)


(42)

4.1.1. Analisis Dokumen

Dari sistem informasi Gadai Konvensional KCA yang telah digambarkan pada flowmap, ada beberapa dokumen yang dapat di analisis. Dokumen ini merupakan kumpulan data tertulis sehingga dokumen tersebut dapat digunakan untuk perancangan sistem yang akan dibangun. Dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Dokumen Permintaan Kredit Baru

a. Nama Dokumen : Formulir Permintaan Kredit

Fungsi Dokumen : Formulir ini digunakan untuk mengajukan kredit baru yang berisi data nasabah, barang yang akan digadaikan, jumlah prmintaan pinjaman.

Sumber Input : Pelanggan Jumlah Tembusan : 1 rangkap 2. Dokumen Bukti kredit

b. Nama Dokumen : Surat Bukti Kredit (SBK)

Fungsi Dokumen : Surat ini digunakan sebagai bukti bahwa nasabah ini telah melakukan kredit baru. Surat ini juga digunakan apabila nasabah ingin melakukan transaksi seperti ulang gadai atau tebus barang. Sumber Input : Operator SBK

Jumlah Tembusan : 2 rangkap 3. Dokumen Bukti Barang Jaminan

c. Nama Dokumen : Kitir FPK

Fungsi Dokumen : Kitir ini digunakan sebagai nomor barang bukti jaminan.

Sumber Input : Operator SBK Jumlah Tembusan : 1 Rangkap.


(43)

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai analisis proses yang sedang berjalan di Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong menggunakan alat bantu analisis dibawah ini :

4.1.2.1. Flow Map

Gambaran Umum Alur Permintaan Kredit Baru : 1. Nasabah mengambil FPK.

2. Nasabah mengisi FPK.

3. Nasabah memberikan FPK yang telah diisi dengan melampirkan fotocopy KTP/Identitas lainnya dan Barang Jaminan (BJ) kepada penaksir.

4. Penaksir menerima FPK dengan lampiran KTP/identitas lainnya beserta barang jaminan dari nasabah.

5. Penaksir menaksir barang jaminan untuk menentukan nilai barang jaminan sesuai dengan Buku Peraturan Menaksir (BPM) dan menentukan besarnya uang pinjaman (UP).

6. Penaksir memberikan FPK kepada operator SBK untuk menginputkan data FPK yang telah diisi dan menuliskan nomor yang diterbitkan komputer pada FPK, setelah itu operator mencetak SBK baru.

7. Operator memberikan SBK baru beserta dwilipat ke kasir untuk melakukan pencairan uang pinjaman.

8. Kasir menerima SBK baru dan dwilipat dari operator.

9. Kasir menyiapkan dan melakukan pembayaran UP sesuai dengan jumlah yang tercantum pada SBK.

10.Kasir menyerahkan SBK kepada nasabah untuk ditandatangani beserta Uang Pinjaman.

11.Nasabah menerima SBK baru beserta uang pinjaman.

12.Nasabah menandatangani SBK asli dan dwilipat yang diserahkan kasir. 13.Nasabah menyerahkan SBK dwilipat kepada kasir.


(44)

15.Penaksir menyerahkan Laporan Harian Rekapitulasi Pinjaman kepada kepala Cabang.

16.Kasir membuat laporan Harian Kas berdasarkan data yang telah diinputakan oleh operator SBK kedalam database.

17.Kasir menyerahkan LHK kepada Kepala Cabang.

Flowmap berguna untuk membantu analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif pengoperasian.

Untuk aliran dokumen yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar flowmap dibawah ini :


(45)

Gambaran Umum Alur Penyimpanan Barang Jaminan : 1. Operator SBK menuliskan no. SBK pada FPK isi 2.

2. Operator SBK menerima kitir dari kasir dan melipatnya bersama dengan FPK yang diinputkan tadi.

3. Operator menyerahkan kitir dan FPK yang sudah dilipat kepada Penaksir. 4. Penaksir memasukan barang jaminan, kitir, dan FPK kedalam kantong dan

diplombir/diikat.

5. Penaksir menyerahkan barang jaminan, kitir, dan FPK yang telah diikat kepada bagian penyimpanan barang.

6. Penyimpanan barang menerima barang jaminan, kitir, FPK dari penaksir. 7. Penyimpanan barang mencocokan nomor pada kitir dan FPK apakah sudah

sesuai apa belum. Apabila nomornya tidak sesuai, maka penyimpanan barang akan mengembalikan barang jaminan beserta kitir kepada penaksir. Bila nomornya telah sesuai, maka penyimpanan barang akan menyimpan barang jaminan sesuaia dengan rubrik, golongan, dan bulan kredit.

8. Setelah bagian penyimpanan atau gudang menyimpan barang jaminan, maka bagian penyimpanan menginputkan barang jaminan yang telah disimpan kedalam database.

9. Bagian penyimpanan barang membuat laporan data barang jaminan berdasarkan data barang jaminan yang telah diinputkan tadi.

10.Penyimpanan barang menyerahkan laporan data barang jaminan kepada kepala cabang.

Untuk aliran dokumen yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar flowmap dibawah ini :


(46)

(47)

Gambaran Umum Alur Pelunasan Ulang Gadai : 1. Nasabah datang kekasir dan menyerahkan SBK asli. 2. Kasir menerima SBK asli dari nasabah.

3. Kasir memasukkan nomor yang tertera pada SBK.

4. Kasir menghitung jumlah bunga dan sewa modal atau cicilan.

5. Kasir memasukkan data jumlah bunga dan sewa modal atau cicilan yang diterima dari nasabah dan menyerahkan bukti pelunasan (Struk) dengan sisa hutang sebagai pinjaman baru.

6. Setelah kasir memasukkan data jumlah bunga dan sewa modal atau cicilan, maka kasir memberikan SBK dan struk pembayaran kepada bagian Penyimpanan atau Gudang untuk diarsipkan.

7. Setelah itu Operator mencetak SBK baru untuk nasabah.

8. Operator memanggil nasabah dan melihat struk yang telah diberikan kasir. 9. Operator menyerahkan SBK baru kepada nasabah untuk ditandatangani. 10.Nasabah menandatangani SBK baru dan menyerahkan dwilipatnya kepada

operator.

11.Operator mengampilkan SBK dwilipat yang telah ditandatangani oleh nasabah untuk diarsipkan.

12.Operator menyobekkan kitir baru pada badan SBK dwilipat dan menyerahkannya pada bagian penyimpanan atau gudang.

13.Penyimpanan atau gudang menerima kitir baru dari operator SBK dan mengambil barang jaminan (BJ) sesuai dengan nomor yang tertera pada kitir baru serta mengganti kitir lama dengan kitir baru.

14.Operator menyerahkan kitir dan FPK yang sudah dilipat kepada Penaksir. 15.Setelah bagian penyimpanan atau gudang menyimpan barang jaminan, maka

bagian penyimpanan menginputkan barang jaminan yang telah disimpan kedalam database.

16.Penaksir membuat Laporan Harian Rekapitulasi Pelunasan.

17.Penaksir menyerahkan Laporan Harian Rekapitulasi Pelunasan kepada Kepala Cabang.


(48)

18.Kasir membuat Laporan Harian Kas berdasarkan data pelunasan ulang gadai yang telah diinputkan.

19.Kasir menyerahkan LHK kepada Kepala Cabang.

Untuk aliran dokumen yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar flowmap dibawah ini :


(49)

4.1.2.2. Diagram Kontek

Diagram yang menggambarkan sistem dalam suatu lingkungan dan hubungan antara entitas luar tersebut. Lingkungan tersebut menggambarkan sistem secara keseluruhan dari proses tersebut. Selain itu juga diagram konteks merupakan suatu diagram yang dapat memperlihatkan daerah objek studi dan aliran datanya dibuat untuk tingkat atas.

Diagram Konteks Gadai KCA :

Gambar 4.4 Diagram Konteks Gadai KCA

Nasabah System

Informasi Gadai KCA

Kepala Cabang BJ, FPK isi, fc. Identitas,

sbk asli, sbk dwilipat SBK, Struk pembayaran, SBK baru

Lap. Harian Kas, lap. Harian Rekapitulasi Pelunasan, lap. Harian Rekapitulasi Pinjaman, lap. Data Barang jaminan


(50)

4.1.2.3. Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan pengembangan dari diagram konteks yang menggambarkan arus data yang mengalir pada sistem.

DFD Level 0 Gadai KCA :

Gambar 4.5. DFD Level 0 Gadai KCA yang Sedang Berjalan

Nasabah 1. Kepala Cabang

Permintaan Kredit Baru

2. Penyimpanan

Barang Jaminan

3. Pembayaran Ulang Gadai BJ, FPK isi, fc. identitas

BJ, Kitir, FPK isi SBK

Lap.Harian

Rekapitulasi Pinjaman, Lap. Harian kas

SBK asli, SBK dwilipat

SBK baru, struk pembayaran

Lap. Harian Rekapitulasi Pelunasan Lap. Data barang jaminan Database KCA


(51)

DFD level 1 proses 1

BJ, FPK isi, fc. identitas

Gambar 4.6. DFD Level 1 Proses 1 Permintaan Kredit Baru

Nasabah 1.1 Kepala Cabang

Mengisi FPK FPK, fc. identitas

1.2 Memeriksa kelengkapan dan

melakukan penaksiran

FPK isi, BJ, fc. identitas

1.3 Mengisi dan memberikan SBK pd operator untuk

diinput FPK isi, fc. identitas

1.4 Input data

FPK isi 2+UP FPK isi 2

Database KCA 1.5 Mencetak SBK+no SBK Data FPK isi 2+UP Data SBK 1.6 Menyiapkan dan melakukan pembayaran UP sesuai yg tertera pd

SBK SBK+dwilipat SBK+UP 1.7 Membuat Lap. Harian Kas Data harian kas

Lap. Harian Kas

1.8 Membuat Lap. Harian Rekapitulasi Pinjaman Data harian pinjaman Lap. Harian Rekapitulasi Pinjaman


(52)

DFD Level 1 proses 2

Gambar 4.7. DFD Level 1 Proses 2 Penyimpanan Barang Jaminan

Operator SBK Kepala Cabang

2.1 Menuliskan no.SBK pada

FPK isi 2

Database KCA Data SBK

Data SBK

2.2 Melipat kitir dan FPK isi 2

FPK isi 2+kitir

2.3 Memasukkan BJ+kitir+FPK isi 2 kedlm kantong dan diplombir

Kitir+FPK isi 2

2.4 Mencocokan no. pada kitir dengan SBK BJ+kitir+

FPK isi 2

2.5 Menyimpan

BJ sesuai Rubrik

BJ+kitir+ FPK isi 2

2.6 Menginputkan BJ yang disimpan BJ Data BJ 2.7 Membuat Lap. Data barang jaminan Lap. Data barang jaminan


(53)

DFD Level 1 Proses 3

Gambar 4.8. DFD Level 1 Proses 3 Ulang Gadai

Nasabah Kepala Cabang

3.1 Memasukkan no. yang tertera

pada SBK SBK Database KCA 3.2 Menghitung jmlh bunga/sewa modal+cicilan Data SBK Data pinjaman 3.3 Mencetak Struk 3.4 Mencetak SBK baru dengan no

baru Data SBK 3.5 Memanggil nasabah+melihat struk SBK baru SBK baru Struk pembayaran 3.6 Menandatangani SBK SBK Dwilipat 3.7 Menyobekkan kitir pd badan SBK dwilipat

baru SBK Dwilipat

3.8 Mengganti kitir lama pada barang

jaminan dengan kitir baru Kitir baru 3.9 Membuat lap. Harian rekapitulasi pelunasan Lap. Harian rekapitulasi pelunasan

Data BJ

Dt. Harian rekapitulasi pelunasan


(54)

4.1.3. Evaluasi Sistem yang berjalan

Setelah mengevaluasi sistem Gadai Konvensional KCA yang sedang berjalan, ditemukan kendala pada sistem ini, yaitu :

1. Belum dilakukannya sistem online, sehingga nasabah yang ingin melakukan transaksi harus melakukan transaksi kecabang tempat ia melakukan transaksi pertama kali.

4.2. Usulan Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang diusulkan oleh penyusun untuk Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong adalah dengan membangun sebuah sistem baru untuk melakukan transaksi ulang gadai. Sistem yang diusulkan yaitu Online System.

Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area itu sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer.

Sistem yang dirancang ini diharapkan dapat berbagi data dengan cabang/unit lainnya. Sehingga antara cabang satu dengan cabang yang lainnya dapat melakukan sharing data. Dengan diterapkannya OnLine System, setiap nasabah yang melakukan transaksi (kredit baru) di Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong dapat melakukan ulang gadai di cabang/unit lain, tidak harus selalu di Cabang Kiaracondong, karena sistem baru ini dapat mengambil data dari cabang tempat nasabah itu melakukan kredit pertama kali.

Dengan sistem baru ini Pegadaian dapat memberikan kenyaman dan kepuasan kepada nasabah karena ia dapat melakukan transaksi dimana saja, tidak harus datang ke tempat ia melakukan transaksi pertama kali.


(55)

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem ini yaitu untuk memberikan kemudahan kepada para nasabah Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong dalam bertransaksi. Dengan sistem baru ini Perum Pegadaian Cabang Kiaracondong dapat meningkatkan dan memberikan kemudahan pelayanan terhadap nasabah. Karena nasabah yang ingin melakukan ulang gadai tidak harus datang ke cabang pegadaian tempat ia melakukan transaksi pertama kali, melainkan dapat melakukannya dicabang manapun.

Selain itu, System Informasi ulang gadai secara online ini mengunakan database secara bersama. Setiap cabang dapat saling berbagi data, sehingga dapat melakukan pencarian data pelanggan yang ingin melakukan pelayanan ulang gadai.

4.2.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan prosedur bertujuan untuk memberikan gambaran sistem yang akan dibangun, serta memberikan gambaran bagaimana sistem ini bekerja. Di dalam perancangan prosedur ini penyusun mengambarkan urutan langkah-langkah dan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan logis, sederhana & jelas. Secara garis besar sistem ulang gadai secara online untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti dibawah ini :

4.2.2.1. Flow Map

Dibawah ini adalah flow map atau bagian alir dari sistem informasi Pelunasan Ulang Gadai yang di usulkan.

Prosedur pelunasan ulang gadai adalah sebagai berikut : 1. Nasabah datang ke kasir dan menyerahkan SBK asli. 2. Kasir menerima SBK asli dari nasabah.

3. Kasir menginputkan nomor yang tertera pada SBK.


(56)

5. Kasir menginputkan data jumlah bunga dan sewa modal/cicilan yang diterima dari nasabah dan menyerahkan bukti pelunasan (Struk) dengan sisa hutang sebagai pinjaman baru.

6. Setelah kasir menginputkan data jumlah bunga dan sewa modal/cicilan, data yang diinputkan diterima oleh cabang/unit tempat input tersebut direkam. 7. Setelah itu, operator SBK mencetak SBK baru (nomor SBK tetap) untuk

nasabah.

8. Operator memanggil nasabah dan melihat struk yang telah diberikan oleh kasir.

9. Operator menyerahkan SBK baru kepada nasabah untuk ditandatangani. 10.Nasabah menandatangani SBK baru dan menyerahkan dwilipatnya kepada

operator.

11.Operator menerima SBK dwilipat yang telah ditandatangani dari nasabah untuk diarsipkan.

12.Penaksir membuat laporan harian rekapitulasi pelunasan.

13.Kasir membuat laporan harian kas berdasarkan data pelunasan ulang gadai yang diinputkan. (Laporan yang tercetak hanya berdasarkan input pelunasan ulang gadai dari nasabah yang melakukan kredit di cabang ini. Sedangkan input pelunasan ulang gadai yang diterima dari nasabah yang melakukan kredit dicabang/unit lain tidak tercetak, melainkan diterima oleh cabang tempat data itu diinputkan).


(57)

(58)

4.2.2.2. Diagram Konteks

Gambar 4.10. Diagram Konteks Pelunasan Ulang Gadai yang Diusulkan

4.2.2.3. Data Flow Diagram

Gambar 4.11. DFD Level 0 Pelunasan Ulang Gadai yang Diusulkan

Nasabah 1. Menginputkan no.SBK SBK Database KCA Dt.SBK 2. Menghitung jumlah bunga/sewa modal+cicilan Dt. SBK 3. Mencetak Struk Dt. Sewa modal Struk 4. Mencetak SBK baru dengan no lama Dt. SBK 5. Memanggil nasabah dan melihat struk SBK baru dgn no lama+dwilipat Kepala Cabang 6. Membuat laporan Harian rekapitulasi pelunasan Dt.harian rekapitulasi pelunasan Lap. Harian rekapitulasi pelunasan 7. Membuat lap. Harian Kas Dt. Harian Kas Lap. Harian Kas Nasabah SI Ulang Gadai Online Kacab SBK, uang, SBK

dwilipat SBK baru dgn no.SBK lama, struk pembayaran

Lap.harian kas, lap.harian rekapitulasi pelunasan


(59)

4.2.2.4. Kamus Data

Kamus data ikut berperan dalam perancangan SI, berfungsi untuk menjelaskan semua data yang digunakan didalam sistem. Kamus data tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1. Data SBK

Nama Arus Data : SBK

Alias : Data SBK

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : nasabah_proses1,proses1_proses2, KCA_proses5, proses5_proses6, proses6_nasabah, nasabah_proses7.

Struktur Data : {no_sbk, nama_nasabah, alamat_nasabah, nilai_taksiran, max_pinjaman, uang_pinjaman, barang_jaminan, no_sbk, gol_sbk, tanggal_kredit, jatuh_tempo}.

2. Struk Pembayaran

Nama Arus Data : Struk

Alias : Struk Pembayaran

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : proses4_nasabah, nasabah_proses7.

Struktur Data : {no_bukti, golongan, no_sbk, tanggal_pinjaman, tanggal_pelunasan, hari_kalender, hari_bunga, uang_pinjaman, sewa_modal, administrasi, jumlah_cicilan, sisa_pinjaman}.

3. Data Harian Kas

Nama Arus Data : Dt. Harian Kas

Alias : Data Laporan Harian Kas

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : KCA_proses10, proses10_kacab. Struktur Data : { no_sbk, total_pinjaman,


(60)

4. Data Harian Rekapitulasi Pelunasan

Nama Arus Data : Dt. Harian Rekapitulasi Pelunasan Alias : dt. Lap. Harian Rekapitulasi Pelunasan

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data :KCA_proses10, proses10_kacab.

Struktur Data :{uang_pinjaman, barang_jaminan, sewa_modal, gol, total_pelunasan_harian, total_pelunasan_bulanan, total_pelunasan_tahunan}.

4.2.3. Evaluasi terhadap sistem yang di Usulkan/dirancang

Setelah penyusun merancang sistem, penyusun melakukan evaluasi terhadap sistem yang akan diusulkan ini. Sistem Pelayanan ulang gadai secara online ini untuk sementara waktu hanya dapat dilakukan dengan cabang yang sudah online saja. Jika cabang tersebut belum online pelayanan ulang gadai tidak dapat dilayani.


(1)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Karakteristik Suatu Sistem ... 11

Gambar 3.1. Struktur Organisasi ... 32

Gambar 4.1. Flowmap Permintaan Kredit Baru ... 44

Gambar 4.2. Flowmap Penyimpanan Barang Jaminan ... 46

Gambar 4.3. Flowmap Pelunasan Ulang Gadai ... 48

Gambar 4.4. Diagram Konteks Gadai KCA ... 49

Gambar 4.5. DFD Level 0 Gadai KCA yang Sedang Berjalan ... 50

Gambar 4.6. DFD Level 1 Proses 1 Permintaan Kredit Baru ... 51

Gambar 4.7. DFD Level 1 Proses 2 Penyimpanan Barang Jaminan ... 52

Gambar 4.8. DFD Level 1 Proses 3 Ulang Gadai ... 53

Gambar 4.9. Flowmap Pelunasan Ulang Gadai yang Diusulkan ... 57

Gambar 4.10. Diagram Konteks Pelunasan Ulang Gadai yang Diusulkan ... 58


(2)

vii

DAFTAR SIMBOL

Simbol-simbol atau komponen-komponen yang dipakai untuk menggambarkan diagram konteks sebagai berikut:

1. : External Entity

External Entity yaitu entitas yang berada diluar system yang akanmemberi dan menerima hasil program system.

2. : Process

Process yaitu suatu aktivitas yang menerima input dan menghasilkan output.

3. : Data Flow (Aliran Data)

Data Flow (Aliran Data) yaitu data yang mengalir diantara entitas, proses dan simpanan.

4. : Data Storage (Simpanan Data)

Data Storage (Simpanan Data) yaitu tempat unutk penyimpanan data dari paket data dan hasil proses.


(3)

viii Simbol dan Keterangan dalam Flowmap

Simbol Deskripsi

Simbol yang digunakan untuk menunjukkan awal atau akhir dari suatu proses

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual mekanik atau komputer

Menunjukkan pekerjaan manual

Menunjukkan multi dokumen

Pengarsipan Data

Menunjukkan Proses

Simbol input/output digunakan untuk mewakili data input/output


(4)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Surat Pengajuan Kerja Praktek Lampiran Surat Balasan Bukti Kerja Praktek Lampiran Hak Ekslusif

Lampiran Absensi Universitas

Lampiran Penilaian Praktek Kerja Lapangan

Lampiran Kartu Bimbingan Praktek Kerja Lapangan Dokumen-Dokumen Terkait Dengan Kerja Praktek


(5)

Daftar Pustaka

Jogiyanto.2000.Sistem Informasi.Robert,Bandung

http://yasaelfath.blogspot.com/2010/01/ data-flow-diagram-dan-flowmap.html

Fatansyah.Ir.,1999.Basis Data, Informatika, Andi Offset, Yogyakarta

http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/06/16/pegadaian-syariah-2/ 20 Oktober 2011


(6)