Latar Belakang Penerapan metode K-MEANS Clustering untuk mengelompokan potensi produksi buah-buahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar. Menurut UU RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu di Indonesia. Buah adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, protein dan serat. Setiap jenis buah mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri, seperti rasa yang lezat dan beraroma yang khas dalam buah itu sendiri. Buah – buahan saat ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat, baik sebagai menu makanan maupun sebagai komoditas ekonomi yang bernilai tinggi Widodo, 1996. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor multiplier effect, yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional Antara,2009. Komoditas hortikultura merupakan produk yang prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan pasar baik di dalam maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan permintaan produk hortikultura semakin meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortikultura tropis dan sub tropis. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah- buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Produksi buah dalam negeri diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Karena dengan berhasilnya produksi buah berarti pemerintah tidak memerlukan tindakan untuk menimpor buah dari negara lain. Akan tetapi dalam kenyataannya, Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan akan buah masih tergantung pada impor dari Negara lain. Produksi buah dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Penurunan produksi buah tersebut antara lain disebabkan karena menipisnya stok di beberapa daerah karena belum memasuki masa panen atau juga dikarenakan impor buah yag dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan belum teralisasi. Produksi buah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Untuk itu dalam rangka memenuhi kebutuhan buah, peran dinas pertanian untuk mengelompokan daerah yang menghasilkan produksi buah di daerah Indonesia khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta agar dapat mengoptimalkan produksi buah, tidak semata mengutamakan keuntungan pribadi tetapi mendukung peningkatan nilai tambah produk dan peningkatan pendapatan petani. Pengelompokan tersebut dapat menggunakan metode pengelompokan dengan algoritma K-Means. Dengan data yang sudah dikelompokkan menggunakan algoritma K- Means diharapkan dapat mempermudah dinas pertanian dalam menghitung hasil pertanian di tiap daerahnya agar mengetahuni daerah mana yang menghasilkan buah terbanyak, sedang, dan sedikit.

1.2 Rumusan Masalah