Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil

Keberadaan UKM akan mempermudah munculnya bisnis-bisnis baru. Di sejumlah lokasi, sediaan sumber daya produktif, yang semula dimiliki perusahaan besar juga bisa diakses oleh perusahaan start up. Memang diakui, ketersediaan semua sumber daya yang dibutuhkan membuat entry barrier menjadi rendah bagi UKM yang ingin mendirikan bisnis baru. Karena kebutuhan sumber daya sudah tersedia, Namun kenyataan di lapangan, mobilitas tersebut justru membawa akibat positif berupa transfer pengetahuan, baik yang bisa diajarkan atau pun yang bersifat tactic knowledge, ke perusahaan-perusahaan lain di dalam UKM.

2.4.2.1. Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil

Selain adanya kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam mendirikan usaha kecil, menurut Lupiyoadi 2007 seseorang wirausahawan juga harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan serta keberhasilan dalam menjalankan usaha kecil. Hal-hal yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil antara lain: 1 Banyaknya perusahaan yang kurang dikelola dengan baik oleh manajer yang kurang berpengalaman dalam menjalankan tugasnya. 2 Kurangnya dukungan dari berbagai pihak yang berhungan dalam menjalankan misi. 3 Masih lemahnya system controlpengawasan yang menyebabkan banyak kerugian dan pengguanaan sumber daya berlebihan. 4 Faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan usaha kecil yaitu masalah modal yang kurang dalam menjalankan usahanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Di samping faktor yang menyebabkan kegagalan seseorang dalam menjalankan usaha kecil, Lupiyoadi juga membahas dari sisi faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam menjalankan usaha kecil, antara lain: 1 Mempunyai tipe pemimpin yang ulet dan pekerja keras serta mempunyai dedikasi yang tinggi. 2 Selain itu faktor lainnya yaitu dukungan dari faktor eksternal berupa peningkatan permintaan barang dan jasa sehingga usaha tersebut dapat sukses dan berhasil. 2.4.2.2. Faktor.Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil dan Usaha Kecil dan Menengah UKM Kebijakan pengembangan UKM di orientasikan untuk pengelompokan industri dengan satu industri inti yang saling berhubungan intensif dan membentuk kemitraan dengan industri pendukung dan industri terkait. Industri inti adalah industri yang mempunyai keterkaitan erat dengan industri lain dalam suatu lingkup UKM, serta sangat berpengaruh terhadap pengembangan UKM itu. Industri pendukung adalah industri yang menghasilkan bahan baku dan penolong bagi industri inti. Sedangkan industri terkait adalah industri yang mempunyai hubungan dengan industri inti karena terjadinya kesamaan dalam penggunaan sumber daya seperti bahan baku, teknologi, SDM, maupun saluran distribusi dan pemasarannya. Selain itu, antara satu UKM dengan UKM lainnya akan berhubungan secara. intensif dan membentuk kemitraan yang kemudian menghasilkan produk akhir yang diekspor maupun untuk kebutuhan pasar domestik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berikut adalah faktor-faktor yang secara tunggal atau berkombinasi, mempengaruhi daya hidup viability UKM. Intensitas dan kekuatan ini beragam, dan hal ini dipengaruhi oeh kondisi internal dan eksternal UKM itu sendiri. Pada kondisi internal, faktor yang berpengaruh antara lain usia kematangan UKM, keragaman usaha homogeneity, tingkat resiko bisnis diantara UKM di dalamnya, dan probabilitas pelaku usaha dalam UKM akan tetap berafiliasi dengan klasternya. Sedang faktor eksternal, yang menonjol adalah faktor stabilitas ekonomi makro yang mempengaruhi iklim usaha, kelangsungan order, dan pelaku baru business new entrants yang memperburuk suasana persaingan pasar, dan last but not least, adalah regulasi pemerintah. Keberhasilan perusahaan kecil atau UKM ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang ekonomi dan sudut pandang sosial. Dari segi ekonomi, keberhasilan perusahaan kecil atau UKM ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan atau UKM di luar pinjaman, misalnya kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio-rasio lainnya. Sedangkan segi sosial, keberhasilan perusahaan kecil atau UKM ditinjau dari kelangsungan hidup perusahaan atau UKM dengan kaitannya keberadaan karyawan di perusahaan. Kiryanto, dkk,. 2001:204 2.5. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengusaha Kecil Dan Menengah Ukm Atas Keberhasilan Ukm Di Tanggulangin Sidoarjo. Pengusaha kecil dapat mempunyai persepsi yang berbeda atas hal yang sama, yaitu informasi akuntansi. Perbedaan persepsi ini sangat ditentukan dari hasil interpretasi pada tahap encoding and simplification. Pengusaha kecil dapat memiliki informasi yang berbeda dalam schemata yang digunakan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menginterpretasikan nilai informasi akuntansi. Schemata adalah gambaran mental dari suatu kejadian atau suatu obyek Kreitner dan Kinicki, 2001 dalam Pinasti, 2007. Pengalaman riil akan membentuk schemata yang tepat atas informasi akuntansi. Temuan-temuan terdahulu menunjukkan bahwa pengusaha kecil mempunyai persepsi ‘negatif’ atas nilai informasi akuntansi. Persepsi tersebut berbarengan dengan ketiadaan penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi oleh pengusaha kecil tersebut. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa persepsi ‘negatif’ tersebut didasari oleh schemata yang bukan berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Dengan kata lain, pengalaman penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dapat mengubah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi

2.6. Kerangka Pikir