Keluarga yang di dampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera, sehingga dengan adanya
mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Bantuan disini tidak hanya sebatas materi
namun lebih ke hal motivasi sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga dampingan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Pada program pendampingan keluarga KKN-PPM Unud Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang
bertempat tinggal di Banjar Dinas Kebon, Desa Gunaksa, Kecamatan Dwan, Kabupaten Klungkung yaitu keluarga Ni Wayan Karti. Adapun identitas keluarga
dampingan tertera pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Keluarga Dampingan No
Nama Status
Umur Pendidikan
Pekerjaan
1
Ni Wayan Karti
KK 42 tahun
Tidak Sekolah Buruh
2
Ni Nyoman Nindi
Orang Tua
78 Tahun Tidak Sekolah Tidak Bekerja
Gambar 1. Foto bersama keluarga Ni Wayan Karti
Keluarga dari NI Wayan Karti merupakan sebuah keluarga yang dikatagorikan sebagai keluarga pra-sejahtera. Saat ini keluarga NI Wayan Karti tinggal bersama
orang tuanya bernama Ni Nyoman Nindi. Ni Wayan Karti ini bekerja sebagai buruh
pasir dan ibunya yang tidak bekerja di karenakan gangguan pengekihatan. Gaji yang diterima Ni Wayan Pejang tidaklah begitu besar, yaitu sekitar Rp20.000,-.
Mereka tinggal diatas tanah milik sendiri seluas ± 3 are. Rumahnya terdiri dari 2 kamar tidur yang terpisah. Dapur dan kamar mandi rumah tersebut berdinding dan
berlantai beton. kamar tidur, dapur dan kamar mandi tidak berada dalam 1 bangunan melainkan berbeda bangunan, namun tetap dalam satu areal lahan. Sumber air yang
didapat keluarga Ni Wayan mencari air bersih di sumber air yang disediakan oleh pihak desa, dengan membayar iuran 6000 Rupiah per bulan, sedangkan untuk listrik
sudah menggunakan listrik pra bayar.Rumah yang mereka tempati berlokasi di banjar Kebon, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Jalan untuk
menuju rumahNi Wayan Karti cukup terjal dan hanya mampu dilewati satu buah sepeda motor.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1
Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga berasal dari Ni Wayan Karti saja karena ibunya tidakbisa membantu dikarenakan gangguan pengelihatan. Penghasilan Ni Wayan
Karti yang bekerja sebagai buruh pasir berkisar sekitar Rp20.000hari. Sehingga penghasilan maksimal yang diperoleh keluarga Ni Wayan Karti yaitu sebesar Rp
600.000,00bulan
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
1.2.2.1 Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan pokok sehari-hari keluarga Ni Wayan Karti yaitu sembako seperti beras, gula, kopi, minyak goreng, kayu bakar, sebagai peganti LPJ, dan
sayur-sayuran untuk konsumsi sehari-hari. Total pengeluaran untuk sembako sekitar Rp50.000,-hari. Kebutuhan pokok sehari-hari lainnya untuk mandi yaitu
pasta gigi, sabun, dan shampoo memerlukan pengeluaran sekitar Rp50.000,- bulan. Kebutuhan lainnya seperti pembelian pulsa listrik yaitu sebesar
Rp70.000,-bulan dan untuk air keluarga Ni Wayan Karti membayar sebesar Rp6.000,-bulannya.
1.2.2.2 Pendidikan
Ni Wayan Karti tidak pernah menempuh pendidkan apapun sejak dini hingga sekarang begitu juga dengan Orang Tuanya.
1.2.2.3 Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan Keluarga Ni Wayan Karti, keluarga ini sudah memiliki tanggungan kesehatan berupa JKBM.
Sehingga keluarga tersebut tidak memiliki kesulitan akses dalam memperoleh kesehatan di rumah sakit
dengan biaya ringan. Orang tua dari Ni Wayan Karti yakni Ni Nyoman Nindi
memiliki gangguan penglihatan dan kesehatan kulit. 1.2.2.4
Sosial
Dilihat dari segi pengeluaran sosial Keluarga Ni Wayan Karti, pengeluaran yang harus dibayar yaitu sembako Rp 50.000,-bulan. Selain itu
biaya listrik Rp 70.000,-bulan. .
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga