Perancangan Ebook Sleep Paralysis

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PER ANCANGAN EBOOK SLEEP PARALYSIS

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh : Srie Sulastri 51910131

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Srie Sulastri

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 18 Juni 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 23 Tahun

Tinggi/Berat badan : 165 cm/ 55 kg

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komplek Margaasih Permai Jl. Melati Blok u1 no.5 Rt 02/19 Kec. Margaasih Kab. Bandung 40215

Telp. : 085722754587

Status : Belum menikah

Email : Chyechye@rocketmail.com

Pendidikan Formal

1997-2003 : SDN Rancamalang II 2003-2006 : SMPN 1 Margaasih 2006-2010 : SMKN 1 Cimahi

2010-2014 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT ...iv

KATA PENGAN TAR ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

KOSAKATA / GLOSAR Y ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

I.1 Latar Belakang Masalah...1

I.2 Identifikasi Masalah ...2

I.3 Rumusan Masalah ...3

I.4 Batasan Masalah...3

I.5 Tujuan Perancangan ...3

BAB II FENOMENA SLEEP PARALYSIS ...4

II.1 Konsep tidur ...4

II.1.1 Fisiologis tidur ...4

II.1.2 Siklus Tidur ...5

II.2 Gangguan Tidur ...7

II.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur ...7

II.2.2 Jenis Gangguan Tidur ...9

II.3 PenjelasanSleep paralysis ...9

II.3.1 Bagian Otak Yang Mempengaruhi Sleep paralysis...10

II.3.2 Etiologi Sleep paralysis ...11

II.4 Akibat Dari Sleep Paralysis...11

II.5 Cara Mengatasi Sleep Paralysis ...12

II.6 Anggapan masyarakat tentang Sleep Paralysis ...14


(6)

II.8 Tata Letak (layout)...16

II.8.1 Prinsip Layout...17

II.8.2 Elemen-elemen dalam suatu halaman ...17

II.8.2.1 Macam- macam style layout...17

II.9 Tipografi ...21

II.9.1 Anatomi Huruf ...21

II.10 Warna ...25

II.11 Media Informasi...23

II.11.1 Jenis-jenis Media Informasi...23

II.12 Pengertian Ebook ...24

II.12.1 Macam- macam Ebook ...25

II.12.1.1 Jenis-jenis Ebook berdasarkan formatnya...25

II.13 Target Audiens...26

II.14 Kesimpulan dan Solusi ...27

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL...28

III.1 Strategi Perancangan ...28

III.1.1 Pendekatan Komunikasi...28

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ...28

III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Visual ...29

III.1.1.3Pendekatan Komunikasi Verbal ...29

III.1.2 Strategi Kreatif ...29

III.1.3 Strategi Media ...30

III.1.4 Strategi Distribusi ...32

III.2 Konsep Visual ...33

III.2.1 Format Desain ...33

III.2.2 Tata Letak (layout)...33

II.2.2.1 Struktur Ebook ...34

III.2.3 Tipografi...42

III.2.4 Ilustrasi...43


(7)

IV.1.1 Media Utama...45

IV.1.2 Media Pendukung ...47

DAFTAR PUSTAKA ...56


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Carney, Paul R., Berry, Richard B., & Geyer, James D. (2005). Clinical Sleep Disorders. USA: Lippincott Williams & Wilkims.

Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Tipografi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Marhijanto, Bambang. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya: Bintang Timur.

Reading, Paul. 2013. ABC of Sleep Medicine. UK: Wiley-Blackwell & BMJ Books.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jurnal ilmiah akademik :

Japardi, Dr.Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Laporan Riset TA & Skripsi :

Larasaty, Ruby. 2012. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Sleep Paralysis Pada Mahasiswa FIK UI Angkatan 2008. Depok. Universitas Indonesia.

Lukman, Mikail Muhammad. 2013. Perancangan Multimedia Inteaktif Fabel Rusa dan Anjing. Bandung: UNIKOM.

Ujha, Adhe. 2013. Kampanye Pola Tidur Yang Sehat. Bandung: UNIKOM.

Web :


(9)

http://teori-Nuruddin. 2013 (17 Januari). Pengertian Ebook.

http://raghibnuruddin18.blogspot.com/2013/01/pengertian-e-book.html (12 Agustus 2014)

2012 (22 Februari). Pengertian dan Definisi Metode Penelitian. http://setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian/ (1 Januari 2014)

2013. (18 Agustus). Inilah penjelasan logis sleep paralysis alisa tindihan. http://faktafiksii.blogspot.com/2012/10/tindihan-aka-sleep-paralysis.html (24 April 2014)


(10)

KATA PENGAN TAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat illahirobbi penulis panjatkan karena Allah SWT telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Perancangan EbookSleep Paralysis.

Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof.Dr.Primadi Tabrani selaku Dekan Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia.

2. Taufan Hidayatullah, S.sn., M.Ds selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual.

3. Deni Albar, M.Ds selaku Koordinator Tugas Akhir. 4. Drs. Hary Lubis selaku Dosen Wali penulis.

5. Rini Maulina, M.Sn selaku pembimbing selama penulis menyusun Tugas Akhir.

6. Keluarga terutama Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan materil.

7. Teman-teman seangkatan DKV 3 & sahabat terdekat yang telah membantu selama penulis menyusun Tugas Akhir.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan penuh keikhlasan dan dapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Tidur merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar kinerja dan performa tubuh tetap optimal saat tubuh sedang terjaga. Selama tidur, tubuh akan membentuk dan meregenerasi sel, mendukung fungsi otak, dan mengisi kembali energi tubuh. Menurut Potter dan Perry (2005), Tidur berfungsi untuk memulihkan dan mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktifitas. Tidur juga berfungsi untuk mengurangi stres, kece masan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Tanpa tidur yang cukup seseorang menjadi lebih sulit dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan.

Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang individu. Sebagian besar orang pernah mengalami gangguan tidur dan sering kali menganggap sebagai hal yang wajar sehingga kurang diperhatikan.

Sleep paralysis merupakan salah satu yang termasuk kedalam gangguan tidur. Pada umumnya sleep paralysis terjadi pertama kali pada usia 11-14 tahun atau pada usia remaja awal, dimana usia tersebut sedang menempati bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pada usia remaja awal ini, mereka lebih mempercayai informasi dari apa yang dikatakan oleh orang disekitarnya.

Pada saat ini pengetahuan tentang sleep paralysis di usia remaja, hanya dari sudut pandang budaya saja yang telah membudaya sejak lama seperti di kota Bandung yaitu budaya sunda. Sleep paralysis lebih dikenal dengan istilah “ereup-ereup” atau tindihan yang dipercayai bahwa seseorang yang pernah mengalami sleep paralysis ini mereka merasa sedang ditindihi oleh makhluk halus.

Beberapa responden pada usia remaja awal mengatakan bahwa setelah mengalami kejadian sleep paralysis pada pertama kali, mereka merasakan


(12)

ketakutan karena pada saat sleep paralysis terjadi seperti ditindih dan seolah melihat makhluk halus. Beberapa responden juga mengatakan bahwa setelah mengalami kejadian sleep paralysis ini, mereka lebih memilih mendapatkan informasinya hanya dari orang terdekat disekitar mereka seperti orangtua, teman-teman, dan lain- lain. Sehingga pengetahuan mereka yang didapatkan hanya dari sudut pandang budaya saja dan belum mengetahui kejadian sleep paralysis dari sudut pandang lainnya, karena mereka tidak mencari tahu informasi tentang sleep paralysis dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah.

Kebutuhan terhadap informasi untuk anak remaja awal sebetulnya tinggi termasuk informasi seperti sleep paralysis. Secara sudut pandang ilmiah sleep paralysis bukanlah salah satu penyakit yang bersarang dalam tubuh tetapi penting untuk diketahui oleh masyarakat khususnya anak remaja awal. Karena ketika mereka mengetahui sleep paralysis, mereka tidak panik dan tidak takut lagi ketika mengalami kejadian sleep paralysis karena mereka memiliki pengetahuan secara ilmiah.

1.1Identifikasi Masalah

 Istilah “Ereup-ereup” lebih dikenal oleh masyarakat pada usia remaja awal dibandingkan dengan istilah sleep paralysis.

 Pengetahuan tentang sleep paralysis dipercaya bahwa ada hubungannya dengan makhluk halus karena pengetahuan yang didapat hanya dari orang sekitar mereka yang telah membudaya sejak lama.

 Pengetahuan kejadian sleep paralysis di usia remaja awal hanya sebatas dari sudut pandang budaya tanpa mengetahui sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah.


(13)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi rumusan masalahnya

adalah “Bagaimana memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat khususnya usia remaja awal tentang sleep paralysis dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak sebatas dari sudut pandang budaya saja.”

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dari permasalah ini hanya dibatasi pada keterbatasan remaja akan pengetahuan tentang sleep paralysis.

1.4Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang akan dicapai adalah :

 Untuk menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya pada usia remaja awal tentang kejadian sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah.  Untuk mengurangi rasa panik dan rasa takut dengan kejadian sleep


(14)

BAB II

FENOMENA SLEEP PAR ALYSIS

II.1 Konsep tidur

Menurut Maslow (1943) menyebutkan bahwa manusia akan memenuhi kebutuhan fisiologis seperti bernapas, makan, minum, hubungan seksual, homeostasis, ekskresi, dan tidur sebelum naik ketingkat selanjutnya. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang penting karena ketika tidur tubuh akan mengalami relaksasi dan merupakan proses pemulihan tubuh. Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton, 1987). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran menurun, terdapat perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh, dan adanya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

II.1.1 Fisiologis tidur

Tidur adalah sebuah siklus. Setiap manusia me miliki siklus meskipun tiap individu memiliki siklus tidur yang berbeda. Menurut Perry dan Potter (1997) menyatakan irama tidur termasuk dalam irama sirkadian atau irama 24 jam. Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi fisiologis utama dan pola perilaku, seperti perubahan suhu, denyut jantung, fluktuasi tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati. Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, tingkat aktifitas, dan rutinitas. Setiap orang memiliki siklus tidur yang berbeda. Beberapa orang dapat tertidur pada pukul delapan malam, beberapa orang lainnya dapat tertidur pada pukul dua pagi. Hal ini dipengaruhi oleh hal- hal yang disebutkan diatas. Rutinitas kuliah, beban pelajaran yang berat, memiliki permasalahan pribadi, dan kurangnya dukungan social/spiritual dapat mempengaruhi irama tidur seseorang. Jika siklus tidur-bangun seseorang berubah, maka dapat memperburuk kualitas tidur mereka.


(15)

II.1.2 Siklus Tidur

Pola tidur berubah di umur (tabel 2-1 ). Lamanya siklus tidur yang normal bervariasi dengan usia, seperti halnya distribusi tahap tidur. Misalnya, durasi rata-rata siklus tidur adalah 60 menit pada bayi baru lahir dan 90 menit pada remaja. Lamanya siklus tidur yang normal bervariasi dengan usia. Bayi yang baru lahir tidur hingga 16 jam per hari, dengan usia 6 bulan, waktu tidur berkura ng menjadi sekitar 12 jam. Pada dewasa, periode tidur normal adalah 7,5 sampai 8 jam.

Tabel II.1 Kara kteristik tidur d iseluruh jangka h idup Sumber: Charles J. Bae dan Nancy Foldvary Scaefe r, 2005

Bayi Dewasa Tua

Total waktu tidur (jam) 14-15 7.5-8.5 6 Waktu bangun setelah

permulaan tidur (%) <5 <5 15-26

Tahap 1 (%) 2-5 4-15

Tahap 2 (%) 50 45-55 60

SWS (Slow Wave Sleep) (%) 13-23 5-20

REM (%) 50 20-25 18

REM:NREM 50:50 20:80 20:80

Durasi siklus (menit) 50-60 90-110 90-110

Proporsi REM dan NREM perubahan dengan usia. Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktu dalam tidur REM daripada anak-anak dan orang dewasa. Seorang bayi cukup menghabiskan sekitar 50 % dari total waktu tidur dalam tidur REM, dan Sleep Onset REM Periodes ( SOREMPs ) yang umum.


(16)

Menurut Closs (1998), tahapan siklus tidur adalah sebagai berikut : 1. Tahap NREM 1

Tahap NREM adalah tahap pertama saat seseorang mulai untuk tertidur. Penurunan secara bertahap dari mulai tanda-tanda vital dan metabolisme. Ketika memasuki ditahapan ini, seseorang sangat mudah untuk terbangun oleh stimulus sensori dan suara. Tahap ini akan berakhir setelah beberapa menit.

2. Tahap NREM 2

Tahap NREM merupakan tahap kemajuan relaksasi. Kesadaran mulai menurun dan fungsi tubuh juga semakin menurun. Tahap ini berakhir pada menit ke 10 sampai 20.

3. Tahap NREM 3

Tahap awal baru untuk tidur yang lebih dalam. Orang yang sudah masuk dalam tahap ini akan sulit untuk terbangun dan jarang bergerak. Otot-otot berada dalam keadaan relaksasi penuh. Tahap ini berakhir setelah 15 sampai dengan 30 menit.

4. Tahap NREM 4

Tahap ini merupakan tahap paling dalam. Ketika seseorang masuk kedalam tahap ini akan sulit untuk dibangunkan. Tanda tanda vital semakin menurun dan tahap ini terjadi selama 15-30 menit.

5. Tidur REM

Pada tidur REM adalah tahap mimpi dapat terjadi. Saat memasuki tahap ini seseorang akan sulit untuk dibangunkan. Lamanya tahapan ini berlangsung sekitar 20 menit.


(17)

Gambar II.1 Tahapan tidur NREM dan REM Sumber: Charles J. Bae dan Nancy Foldvary Scaefer, 2005

II.2 Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat dikategorikan menjadi gangguan tidur primer dan gangguan tidur sekunder. Gangguan tidur primer jika seseorang mengalami gangguan tidur tanpa penyebab lain. Sedangkan, gangguan tidur sekunder yaitu gangguan tidur yang diakibatkan oleh gejala klinis seperti disfungsi, depresi, atau alkoholik.

II.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat muncul akibat berbagai faktor seperti gaya hidup, lingkungan tidak nyaman, emosi yang tidak stabil, pola tidur yang mengantuk pada siang hari, dan kelelahan, serta asupan makan dan kalori. Faktor- faktor gangguan tidur menurut Perry dan Potter (1997) adalah:

1. Gaya hidup

Rutinitas harian dapat mempengaruhi tidur seseorang. Seorang mahasiswa yang belajar selama dua minggu sebelum ujian seringkali mengalami perubahan jadwal tidur. Kesulitan mempertahankan kesadaran pada saat belajar di ruang kuliah menyebabkan penurunan performa seseorang.


(18)

2. Lingkungan yang tidak nyaman

Lingkungan adalah faktor yang paling penting untuk seseorang dapat tertidur lelap. Lingkungan yang berisik, terlalu panas, atau terlalu dingin akan mengurangi kenyamaan seseorang.

3. Emosi yang tidak stabil

Kecemasan dan perasaan stres dapat mengganggu pola tidur seseorang. Mahasiswa yang berada pada jurusan desain, dihadapkan pada tugas yang begitu banyak disetiap mata kuliahnya Hal ini sangat mudah sekali untuk memicu perasaan stres yang akan menimbulkan pola tidur seseorang dapat terganggu.

4. Pola tidur mengantuk pada siang hari

Menurut Kay (2010) Pada mahasiswa yang berada pada jurusan science khususnya, beratnya mata kuliah yang dihadapi, ditunjang dengan tugas yang padat, dapat menyebabkan gangguan pola tidur. 5. Latihan fisik dan kelelahan.

Seseorang yang kelelahan dalam tahap sedang, biasanya memiliki tidur yang baik. Namun seseorang yang terlalu lelah dan dipicu dengan stres yang tinggi, akan menyebabkan keletihan dan kesulitan untuk tertidur. Biasanya masalah tidur akibat latihan fisik dan kelelahan menjadi faktor utama timbulnya stres pada mahasiswa. 6. Asupan makanan dan kalori

Asupan makanan sangat mempengaruhi kualitas tidur. Kafein dan alkohol yang dikonsumsi di malam hari dapat mengganggu pola tidur seseorang. Kebanyakan orang memerlukan tidur sebanyak 7-8 jam. Akan tetapi, lama waktu tidur dipengaruhi oleh masing- masing individu. Yang terpenting bukanlah kuantitas, namun kualitas dari tidur itu sendiri.


(19)

II.2.2 Jenis Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat mengganggu kualitas tidur seseorang (Perry & Potter, 2007). Dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut jenis-jenis gangguan tidur yang biasa terjadi menurut Perry dan Potter (2007): 1. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk memenuhi kualitas dan kuantitas saat tidur. Insomnia ditandai dengan kesulitan seseorang untuk memulai tahap NREM 1.

2. Hipersomnia

Hipersomnia adalah suatu keadaan ketika seseorang tidur secara berlebihan dari waktu yang normal. Gangguan tidur ini adalah kebalikan dari insomnia yaitu kelebihan tidur dari 9 jam di malam hari.

3. Parasomnia

Parasomnia adalah jenis gangguan tidur yang terjadi pada anak-anak. Anak anak yang mengalami parasomnia mengalami gejala seperti berjalan saat tertidur, perasaan takut, dan enuresis.

4. Apnea

Apnea adalah suatu keadaan saat seseorang mengalami keadaan henti napas saat tidur.

5. Sleep Paralysis

Sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur ditahap Rapid Eye Movement (REM).

II.3 Penjelasan Sleep paralysis

Menurut The American Sleep Disorder Association (1990) Sleep paralysis terjadi ketika seseorang berada pada tidur paling dalam saat seluruh otot relaksasi. Akan tetapi, perubahan tahapan tidur secara mendadak akibat gangguan siklus tidur menyebabkan seseorang tersadar. Mendefinisikan bahwa sleep paralysis adalah ketidakmampuan tubuh mengendalikan otot


(20)

volunteer selama sleep onset (gypnagogic) atau selama terbangun di antara waktu malam dan pagi (hypnopompic).

Menurut Gillian (2008) Sleep paralysis didukung dengan halusinasi, perasaan tercekik, dan sulit menggerakkan lidah. Dalam keadaan ini, seseorang dapat membuka mata, menggerakan bola mata, dan melihat sekeliling. Keadaan sleep paralysis dapat terjadi selama beberapa menit sampai dua puluh menit.

Menurut Ohaeri et al (2004) Sleep paralysis bersifat sementara, biasanya terjadi satu hingga beberapa menit. Sleep paralysis akan menghilang secara spontan atau dengan stimulus eksternal. Biasanya dengan sentuhan atau dibangunkan oleh orang lain.

II.3.1 Bagian Otak yang Mempengaruhi Sleep paralysis

Menurut Cheyne (2002) menyebutkan bahwa terdapat dua sistem otak yang berkontribusi dalam terjadinya sleep paralysis. Sistem otak yang paling mempengaruhi terjadinya sleep paralysis adalah struktur inner-brain/bagian dalam otak yang mengatur ancaman dan tanggapan terhadap bahaya dalam hal ini yang dapat memicu seseorang melihat sosok yang mengintai dalam kegelapan di dekatnya.

Area-area saraf lainnya yang berkontribusi terhadap penggambaran mimpi REM, tergambar pada pengetahuan pribadi dan budaya seseorang terhadap kehadiran sosok jahat yang muncul. Misalnya salah satu kepercayaan budaya yang ada di Indonesia yang menyebut bahwa sleep paralysis sebagai “ketiban sosok gaib”. Selain itu menyebutkan bahwa sleep paralysis diakibatkan oleh kurangnya kegiatan spiritual sebelum tidur seperti lupa berdoa dan shalat. Sistem otak yang kedua, meliputi bagian sensorik dan motorik dari lapisan luar otak, yang membedakan tubuh seseorang dengan orang lain serta makhluk lainnya. Ketika aktivitas REM memicu sistem ini, seseorang akan mengalami sensasi mengambang, terbang, jatuh, dan jenis-jenis gerakan lainnya.


(21)

II.3.2 Etiologi Sleep paralysis

Sleep paralisis, banyak terjadi pada seseorang yang memiliki tekanan atau yang mengalami stres. Simard dan Nielson (2005) mengatakan bahwa kejadian sleep paralysis dan kecemasan adalah gejala dari trauma yang pernah dialami pada masa lalu. Hal ini didukung oleh jurnal yang ditulis oleh Murphy (2006), jurnal tersebut menyebutkan bahwa seorang anak yang pernah mengalami tindak kekerasan cenderung pernah mengalami sleep paralysis.

Menurut Culebras (2011), Sleep paralysis dapat terjadi dikaitkan dengan beberapa hal, seperti:

1. Kurang tidur misalnya pada status siswa/mahasiswa yang belajar hingga larut malam. Jadwal tidur yang berubah-ubah, misal jet-lag. 2. Kondisi mental, seperti stres, dan seseorang yang mengalami

schizophrenia dengan gangguan berat pada sleep nocturnal.

3. Sleeping on the back, Tidur dengan posisi terlentang dapat menyebabkan tingginya angka kejadian sleep paralysis.

4. Masalah tidur lainnya, Kejadian tidur seperti narkolepsi dan kram pada kaki di malam hari dapat mengganggu tidur tahap REM dan berkontribusi terhadap timbulnya sleep paralysis.

5. Penyalahgunaan zat kimia, Seseorang yang minum alkohol dapat mudah terserang sleep paralysis.

II.4 Akibat Dari Sleep Paralysis

Meskipun sleep paralysis ini biasa terjadi dan dialami oleh semua orang, tetapi gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.


(22)

II.5 Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Ada beberapa cara untuk mengatasi agar tidak terjadi gangguan tidur sleep paralysis yaitu sebagai berikut :

1. Hindari Stress

Stres diduga penyebab terbesar sleep paralysis. Mulailah hidup yang sehat secara fisik maupun psikis. Jangan merokok serta meminum minuman alkohol/kafein, dan hindari untuk makan terlalu banyak. Selain itu selalu cukupi kebutuhan tidur dan istirahat.

Tenangkan pikiran sebelum tidur. Kunci pintu, jendela, dan padamkan api atau lampu sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda :

“Padamkan api sebelum tidur, tutup pintu, bejana, makanan dan

minuman” (HR. Bukhari dan Muslim). Hindari tidur dengan atap terbuka. “Barangsiapa tidur malam pada rumah yang tak ada atap penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya” (HR. Bukhari dalam Adab Al Mufrad). Jangan lupa membersihkan ranjang. “jika kalian akan tidur,

maka kibaskan kain tempat tidurnya terlebih dahulu, karena ia tidak tahu

apa yang ada diatasnya ...” dalam riwayat lain, “tiga kali” (HR. Bukhari

dan Muslim).

Wudhu sebelum tidur sangat membantu menyegarkan tubuh dan pikiran. Jeda waktu saat berbaring menuju terlelap dapat diisi dengan musahabah (evaluasi diri), membaca doa, zikir, ayat Kursi, dua ayat terakhir Al Baqarah, surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas.

Jika bangun mendadak maka bisa berdoa : “A‟udzu bikalimatillahit tammati min ghodobihi wa syarro i‟baadihi wamin hamazaatisy syayaatiin wa ayyahdurun” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al Albani).

Jika mimpi buruk maka meludahlah ke kiri tiga kali, baca ta‟awudz

dan jangan ceritakan pada orang lain. Jika mimpi baik maka ceritakan pada saudara/sahabat dekat. Jangan lupa berdoa dan bersyukur saat bangun tidur.


(23)

2. Pola Tidur

Buatlah pola tidur menjadi lebih teratur. Usahakan tidur di awal pada jam yang sama setiap malam, sekitar pukul 8 atau 9 sesudah isya.

Aisyah ra: “Rasulullah tidur pada awal malam dan bangun dipenghujung malam lalu sholat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Posisi tidur terlentang menjadi salah satu penyebab sleep paralysis,

karena itu berbaring miring dapat mengurangi resiko tersebut. Bara‟ bin

„Azib meriwayatkan, Nabi SAW bersabda: “Jika kamu akan tidur,

berwudhulah seperti akan sholat, kemudian berbaringla h dengan miring

sebelah kanan ...”. Hindari pula tidur tengkurap (HR. Ibnu Majah,

dishahihkan Al Albani).

3. Membuat Gerakan Kecil

Jika mengalami sleep paralysis, beberapa orang menyarankan untuk membuat gerakan mata dengan cepat, agar dapat keluar dari situasi tersebut. Selain itu bisa juga mencoba dengan menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh dapat digerakkan kembali seperti semula.

Cara diatas tadi ditambah dengan bernafas sedalam mungkin, tarik nafas sedalam mungkin lalu keluarkan secara teratur. Begitu anggota tubuh mulai dapat bergerak maka segera bangun dan tenangan diri.

4. Membuat Gerakan Mental

Kondisi pada saat sleep paralysis terjadi dapat membuat panik dan ketakutan sehingga akan memunculkan alam bawah sadar tentang ketakutan kita sendiri sehingga terkadang terbayang penggambaran adanya makhluk halus.

Mulut kelu dan susah bergerak ketika sleep paralys is bukanlah pergerakan fisik yang sebenarnya, melainkan gerakan mental. Para ahli menganjurkan untuk terus berusaha “melawan” dan menggerakkan anggota tubuh melalui kekuatan pikiran . (wrm- indonesia.org, Mei 2005).


(24)

Karena itu tetaplah tenang dan berfikir positif jika sleep paralysis itu terjadi. Sikap yang tenang akan meminimalkan muculnya ketakutan dan penggambaran bayangan yang buruk. Lakukan gerakan-gerakan kecil seperti yang disampaikan sebelumnya dengan ditopang pergerakan mental. Gerakan mental menjadi efektif dengan lantunan zikir yang teratur.

5. Pengobatan Medis

Jika terlalu sering mengalami sleep paralysis, maka selain cara-cara diatas yang telah dilakukan, maka perlu untuk evaluasi diri. Untuk itu bisa dengan buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa pekan dan susun daftar masalah- masalah yang menyita pikiran. Dengan cara tersebut membantu untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya sleep paralysis, sehingga gangguan tidur tersebut dapat diatasi dengan menghindari faktor pemicunya.

Lain halnya jika sleep paralysis disertai gejala lain, maka ada baiknya segera pergi ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur. Catatan yang sudah dibuat sebelumnya akan membantu dokter untuk mengetahui kapan sleep paralysis dimulai dan sudah berlangsung lama, juga jenis obat yang pernah atau sedang digunakan. Hindari juga untuk mengkonsumsi obat penenang untuk tidur.

II.6 Anggapan masyarakat tentang Sleep Paralysis Tabel II.2 Kuisioner Sumber : Data pribadi

NO PER TAN YAAN YA TIDAK

1 Apakah anda mengetahui tentang istilah sleep paralysis ?

8 orang 32 orang 2 Apakah anda mengetahui tentang istilah Ereup – ereup ?

38 orang 2 orang 3 jika iya, apakah anda pernah mengalaminya ?

33 orang 7 orang 4 Jika sudah pernah mengalaminya, gejala apa yang dirasakan


(25)

Tidak bisa bergerak

Tidak bisa berbicara/berteriak

Merasakan tekanan yang kuat pada dada

Melihat sosok yang menakutkan

5. Pada saat pertama kali mengalaminya, sekitar usia berapa ? - 2 orang menyebutkan pada usia 11 tahun

- 15 orang menyebutkan pada usia 12 tahun - 18 orang menyebutkan pada usia 13 tahun - 5 orang menyebutkan pada usia 14 tahun

6 Pernahkah mencari informasi tentang sleep paralysis setelah anda mengalaminya ? dari mana ?

- Menanyakan kepada orang disekitar

- Dari internet

7 Ereup – ereup itu menurut kabar yang beredar erat kaitannya

dengan hal mistis, apakah anda mempercayainya ? 26 orang 14 orang

Dari hasil kuisioner yang telah penulis lakukan di Jl. H.Samsudin No. 34 Bandung, tepatnya di SMPN 11 Bandung bahwa dari 40 siswa (25 siswa perempuan, 15 siswa laki- laki), 8 siswa mengetahui istilah sleep paralysis sedangkan 32 siswa tidak mengetahui istilah sleep paralysis. 38 siswa mengetahui istilah ereup-ereup sedangkan 2 siswa tidak mengetahui istilah ereup-ereup. 33 siswa pernah mengalami sleep paralysis sedangkan 7 siswa belum pernah mengalaminya. 8 siswa yang mengalami sleep paralysis menyebutkan gejala yang dialami mereka yaitu terbangun secara tiba-tiba pada saat tidur, 10 siswa menyebutkan tidak bisa bergerak, 6 siswa menyebutkan tidak bisa berbicara/berteriak, 2 siswa menyebutkan bahwa merasakan tekanan yang kuat pada dada dan 12 siswa menyebutkan bahwa

10 orang 6 orang 2 orang 12 orang 38 orang 2 orang


(26)

mengalami sleep paralysis pada usia 11 tahun untuk pertama kalinya, 15 siswa pada usia 12 tahun, 18 orang pada usia 13 tahun, dan 5 orang pada usia 14 tahun. 38 siswa menyebutkan bahwa mereka pernah mencari informasi tentang sleep paralysis hanya sebatas menanyakan kepada orang disekitarnya saja, sedangkan 2 siswa pernah mencari informasi melalu media internet. 26 siswa mempercayai bahwa kejadian sleep paralysis erat kaitannya dengan hal mistis, sedangkan 14 siswa tidak mempercayai bahwa kejadian sleep paralysis erat kaitannya dengan hal mistis.

II.7 Budaya

Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, kebiasaan makan, praktik komunikasi dan lain sebagainya semua itu berdasarkan pola-pola budaya.

Deddy & Jalaludin (1990) berpendapat bahwa:

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitakn minat. Secara normal budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individudan kelompok. (h.18)

II.8 Tata Letak (Layout)

Layout dalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah, layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan elemen-elemen atau unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dan lain- lain) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.


(27)

II.8.1 Prinsip Layout

Menurut Robin Williams (dalam The Non Designer‟s Design

book) prinsip layout adalah sebagai berikut:  Kontras (Contrast)

 Perulangan (Repetition)  Peletakan (Alignment)

 Kesatuan atau fokus (Proximity) II.8.2 Elemen-elemen dalam suatu halaman

Dasar bidang atau blok dalam suatu halaman cetak secara umum dapat dibagi menjadi empat elemen, yaitu headline, teks, gambar, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bidang kosong (bidang yang tidak berisi tiga elemen yang lain). Walaupun warna adalah unsur yang sangat penting, tetapi warna tidak termasuk elemen dasar.

II.8.2.1 Macam-macam style layout 1. Style Conventional

Menampilkan kesan yang padat dengan pilihan teks yang berat, headline diletakkan diatas kiri, sedangkan gambar diletakkan dibawah. Style itu terkesan sederhana dan formal.

Gambar II.2 Contoh tatanan layout dengan style Conventional


(28)

2. Style Classic

Style ini memberikan kesan yang sederhana, dimana teks dibagi menjadi dua kolom di setiap halamannya.

Gambar II.3 Contoh tatanan layout dengan style Classic Sumber: Dokumen pribadi

3. Style Modern

Style ini menggunakan susunan teks yang melebar, dimana cukup hanya dengan satu kolom pada satu halaman. Gambar dimuat dalam dua halaman dengan posisi yang berlawanan di bagian tengah pada masing- masing halaman. Sebagai elemen tambahan, diberikan garis tebal sebagai balancing bidang di pojok kiri dan pojok kanan bawah.

Gambar II.4 Contoh tatanan layout dengan style Modern Sumber: Dokumen pribadi


(29)

4. Style Aggressive

Style ini dicirikan terdapat headline dengan teks besar dan bergaris bawah serta menggunakan jarak antarbaris yang lebih besar.

Gambar II.5 Contoh tatanan layout dengan style Aggressive

Sumber: Dokumen pribadi

5. Style Juvenile

Layout dibuat dengan kesan meriah dan memasang gambar secara tersebar. Di antara kolom diberi garis pemisah dengan warna yang lemah.

Gambar II.6 Contoh tatanan layout dengan style Juvenile Sumber: Dokumen pribadi


(30)

6. Style Youthful

Style youthful kesan lucu, main- main, serta menyenangkan. Pada style tersebut digunakan unsur gambar serta pilihan font yang mendukung. Penulisan headline menggunakan huruf dengan berbagai ukuran.

Gambar II.7 Contoh tatanan layout dengan style Youtful Sumber: Dokumen pribadi

7. Style Natural

Style ini memiliki susunan yang elegan dengan menggunakan teks berspasi lebar. Jarak antara headlines dengan bodyteks dibuat cukup jauh. Bidang gambar ditampilkan dalam bentuk oval.

Gambar II.8 Contoh tatanan layout dengan style Natural Sumber: Dokumen pribadi


(31)

8. Style Prestigious

Hal yang menonjol pada style ini adalah penggunaan bidang kosong yang cukup luas untuk menciptakan keluwesan (gracefull) dan fokus. Pemasangan Headline ditempatkan dihalaman tersebut.

Gambar II.8 Contoh tatanan layout dengan style Prestigious Sumber: Dokumen pribadi

II.9 Tipografi

Tipografi secara umum adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara cetak. Tetapi belakangan ini tulisan tangan (hand writting) dan seni melukis aksara (calligraphy) termasuk yang dibahas dalam ilmu tipografi. Jadi akan lebih tepat bahwa tipografi itu adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara (karakter/aksara/type/typeface). (Danton Sihombing, 2001)

Menurut Adi Kusrianto (2010) menjelaskan “Tipografi dalam pengertian ilmiah adalah seni dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual, baik cetak maupun non-cetak” (h.1).

II.9.1 Anatomi Huruf

Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan


(32)

antar huruf yang satu dengan yang lain. Apabila telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf (Danton Sihombing, 2001). Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.

Baseline

Sebuah garis maya lurus horison yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar.

Capline

Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar.

Meanline

Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil.

X-Height

Jarak ketinggian baseline sampe ke meanline. X-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf „x‟.

Ascender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline.

Descender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada bawah baseline.

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline.


(33)

II.10 Media Informasi

Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu samalain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.

Demikian pentingnnya media informasi pada masa ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu samala innya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11). Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima

informasi, adapun penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat -alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual”.

II.11.1 Jenis-jenis Media Informasi

Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi, media informasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :


(34)

1. Media Lini Atas

Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti billboard, iklan televis, iklan radio, dan lain-lain.

 Media Elektronik

Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset, kamera,handphone, dan internet.

2. Media Lini Bawah

Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah, seperti brosur. Poster, flyer, Sign System dan lain- lain.

 Media Cetak

Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster,pamphlet, spanduk, dan lain- lain.

II.2 Pengertian Ebook

Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus

bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca

pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus

untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini. (http://raghibnuruddin18.blogspot.com/2013/01/pengertian-e-book.html)

File- file yang sering digunakan untuk pengemasan document tersebut sehingga bisa disebut e-book biasanya dalam format pdf, exe, doc, ppt, dan sebagainya. Yang lazim adalah pdf dan exe.


(35)

II.12.1 Macam-macam Ebook

Adadua macam e-book yang tersedia, yaitu:

1. Ebook yang bersifat ‘tertutup’ dan hanya dapat dibaca dengan alat dan program khusus.

Setiap berkas hanya dapat dibaca dengan perangkat yang sudah disiapkan khusus, misalnya merek Rocket dan Softbook. Perangkat kerasnya dibuat agar mudah dibawa-bawa (portable). Tidak hanya teks yang ditampilkan, tetapi juga bisa suara video. 2. Kedua, e-book yang dapat dibaca oleh berbagai pe ralatan

digital (tidak khusus).

Ebook jenis kedua yang tersedia di Internet adalah yang untuk dibaca di berbagai alat digital, mulai dari (desktop, laptop, sampai PDA (personal digital assistant). Kunci dari ebook jenis ini tentu saja adalah penggunaan bahas penyajian yang terstandar.

II.12.1.1 Jenis-jenis Ebook berdasarkan formatnya

1. Teks polos, teks polos merupakan salah satu format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap prangkat lunak menggunakan komputer personal.

2. PDF, Format PDF memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya.

3. JPEG, Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya.

4. HTML, Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi.


(36)

II.13 Target Audiens

Adapun pemilihan target audiens dari media informasi ebook ini yaitu sebagai berikut:

Demografis

Segmentasi demografis menurut M. Suyanto (2004, 3) adalah pasar yang dikelompokkan berdasarkan variabel- variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Dalam perancangan media informasi, target audiens ditujukan kepada :

Usia : 11-14 Tahun

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Pekerjaan : Pelajar (SMP)

Status Ekonomi Sosial : Menengah ke atas

Agama : Semua Agama

Psikografis

Segmentasi psikografis menurut M. Suyanto (2004, 4) adalah mengelompokkan pasar dalam variabel gaya hidup, nilai, dan kepribadian. Media informasi ini ditargetkan kepada usia remaja awal yang sering berhubungan dengan media informasi internet.

Geografis

Segmentasi geografis menurut menurut M. Suyanto (2004, 2) adalah pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, misalnya wilayah, negara, negara bagian, provinsi, kota dan kepulauan. Berdasarkan lokasi yang menjadi target audiens pada perancangan ini adalah pelajar SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang bertempat tinggal di daerah perkotaan yaitu dikota Bandung yang dapat mengakses internet dengan mudah.


(37)

II.14 Kesimpulan dan Solusi

Dapat disimpulkan bahwa pada siswa SMP tidak banyak yang mengetahui istilah dari sleep paralysis, mereka lebih mengenal dengan istilah ereup-ereup karena kebanyakan dari mereka hanya mengetahui informasi tentang sleep paralysis hanya sebatas menanyakan kepada orang disekitarnya yang telah membudaya sejak lama.

Dari 40 siswa menyebutkan bahwa mereka mengalami sleep paralysis pertama kalinya kisaran umur 11-14 tahun dan kebanyakan dari mereka sangat mempercayai kejadian sleep paralysis erat hubungannya dengan hal mistis karena pengetahuan mereka hanya sebatas dari sudut pandang budaya mereka saja tanpa mengetahui dari sundut pandang lainnya. Maka dari itu perlunya adanya suatu media informasi mengenai sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah. Diharapkan masyarakat dapat memilki pengetahuan sleep paralysis tidak hanya dari sudut pandang budaya saja.


(38)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan mengenai fenomena sleep paralysis yang terjadi dimasyarakat khususnya diusia remaja awal, pengetahuan mereka tentang sleep paralysis hanya sebatas dari sudut pandang budaya saja tanpa mengetahui dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah.

Pada saat ini media internet sudah menjadi kebutuhan sehari- hari bagi masyarakat khususnya pada usia remaja awal, dengan membuat sebuah media utama yaitu ebook maka akan tepat karena ebook ini akan disebarkan dan dapat di download di media internet.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Menurut Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Pendekatan komunikasi pada perancangan ebook ini yaitu dengan unsur-unsur budaya dan agama. Sehingga informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh target audiens.

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi

Memberikan pengetahuan tentang sleep paralysis kepada usia remaja awal dari sudut pandang ilmiah. Agar mereka mengetahui kejadian sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah sehingga dengan memiliki pengetahuan sleep paralysis tersebut dapat mengurangi rasa panik dan takut ketika mengalami sleep paralysis.


(39)

III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Visual

Bahasa visual adalah sebuah penyampaian pesan menggunakan seperti gambar, foto, garis atau yang lainnya yang dapat dilihat oleh kasat mata. Sehingga target audiens dapat lebih memahami tentang pesan yang ingin disampaikan. Dengan menampilkan elemen visual fotografi dari beberapa ilustrasi kejadian sleep paralysis yang sering dialami oleh masyarakat. Sehingga dengan elemen visual fotografi tersebut dapat memperjelas dari materi pesan yang disampaikan.

III.1.1.3 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan komunikasi verbal yang ingin disampaikan agar tepat pada sasaran maka akan dilakukan perancangan sebuah media informasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh target audiens. Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dengan bahasa formal karena pada saat penyampaian pesan tentang sleep paralysis menggunakan bahasa-bahasa ilmiah. Dengan menggunakan komunikasi verbal dapat diartikan pesan yang dikomunikasikan malalui lisan dan tulisan berupa materi tentang pengenalan sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah.

III.1.2 Strategi Kreatif

Dalam melakukan sebuah perancangan tentunya dituntut untuk menciptakan sebuah ide yang cemerlang agar hasil yang didapat menjadi efektif serta informasi yang ada didalamnya dapat tersampaikan secara tepat oleh target audiens.

Didukung dengan melakukan berbagai promosi keberadaan ebook sleep paralysis ini dengan cara pendekatan diberbagai media sosial yang sering digunakan oleh target audiens yaitu remaja awal.


(40)

ebook sleep paralysis dan dapat memiliki informasi ebook ini dengan mendownloadnya.

Strategi kreatif yang digunakan untuk menarik perhatian target audiens yaitu dengan memasang judul ebook sleep paralysis, karena istilah sleep paralysis tersebut belum terkenal dibenak masyarakat khususnya remaja awal. Kemudian ditiap pemasangan iklan online akan menggunakan kata-kata yang menarik perhatian agar target audiens mengklik iklan online tersebut dan mendownloadnya. Sehingga informasi yang akan disampaikan akan sampai kepada target audiens.

III.1.3 Strategi Media

Media adalah salah satu hal yang terpenting dalam penyampaian sebuah informasi, yaitu sebagai alat penghubung untuk menyampaikan sebuah pesan kepada audiens.

Media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi ini berupa media utama dan media pendukung.

1. Media Utama

Media utama yang dirancang yaitu sebuah ebook. Dimana didalam ebook tersebut dirancang sebuah cover yang menarik agar target audines tertarik untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya.

2. Media Pendukung

Beberapa media pendukung yang dipilih untuk menunjang dari media utama adalah sebagai berikut :

 X-banner

X-banner adalah salah satu media yang menarik perhatian yang dapat dilihat ditempat umum seperti dinas pendidikan dan lain sebagainya.

 Poster


(41)

sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada dikota Bandung.

 Iklan Online

Media ini adalah salah satu media informasi yang paling cepat untuk diaskes oleh target audiens yang kebanyakan aktif dengan koneksi internet seperti di jejaring sosial da n situs-situs yang populer seperti facebook, twitter, yahoo. Iklan online adalah upaya pemasaran online dengan menampilkan sebuah situs web pada hasil pencarian search engine dengan cara berbayar. Iklan online bisa digambarkan sebagai kegiatan memasang iklan untuk menawarkan produk atau jasa lewat dunia maya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk meraih keuntungan dari kegiatan penjualan.

 Flyer

Flyer merupakan leaflet yang hanya terdiri dari satu lembar. Flyer umumnya memiliki ukuran tak lebih dari A5(14,8 cm x 24 cm). Karena flyer mudah disebar dijalanan.

 Media Sosial (Facebook & Twitter)

Media sosial adalah salah satu sarana media online dengan menggunakan koneksi internet yang sangat mudah dan paling umum digunakan oleh masyarakat. Seperti facebook, twitter, dan sebagainya.

 Stiker

Untuk memperkenalkan secara massal lewat pembagian secara gratis melalui sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tersebar di Kota Bandung dimana audiens yang telah memiliki dapat mengetahui alamat website untuk mengunduh media utama yaitu Ebook.

 Notebook

Notebook ini dipilih karena target audiens adalah anak sekolah dan berfungsi sebagai buku catatan sehingga dapat dipakai


(42)

 Kalender

Kalender ini adalah salah satu media gimmick yang dapat mendukung untuk menginformasikan keberadaan dari media utama yang telah dibuat.

III.1.4 Strategi Distribusi

Jadwal penyebaran ebook sleep paralysis ini akan disebarkan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Maret dan April hal ini sebelumnya sudah dipertimbangkan, karena mengambil moment pada saat sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Untuk jadwal penyebaran medianya adalah sebagai berikut:

III.1 Tabel Distribusi Sumber : Data pribadi

T a b

Media Distribusi

Ebook Ebook ini dapat didownload melalui website kota bandung (www.bandung.go.id) pada bagian halaman dinas kesehatan.

Poster Untuk penyebaran poster akan dipasang di papan pengumuman yang ada di sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) di kota Bandung.

Flyer Untuk penyebaran flyer akan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung.

Stiker Untuk penyebaran stiker akan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung

Notebook Untuk penyebaran notebook akan dibagikan langsung ditiap sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.

Kalender Untuk penyebaran kalender akan dibagikan langsung kepada siswa ditiap sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.


(43)

III.2 Konsep Visual

Visual yang akan ditampilkan dalam ebook tersebut adalah dengan menampilkan elemen visual fotografi dari beberapa ilustrasi kejadian sleep paralysis yang sering dialami oleh masyarakat. Dengan mengatur tata letak sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian target audiens. Pewarnaan dalam ebook sleep paralysis ini ditampilkan dengan warna-warna yang gelap karena kejadian sleep paralysis ini erat kaitannya dengan hal mistis.

III.2.1 Format Desain

Format desain dalam perancangan ebook menggunakan desain potrait, mengikuti alur baca yang runut dari atas kebawah seperti membaca buku pada umumnya. Selain itu ebook tersebut berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm).

Gambar III.1 Format desain Sumber: Dokumen Pribadi III.2.2 Tata Letak (layout)

Tata letak pada perancangan ebook ini menggunakan style Prestigious karena pada setiap isi dari ebook ini banyak terdapat bidang kosong ditiap halamannya karena untuk menciptakan keluwesan serta fokus terhadap isi dari ebook yang ditampilkan.

Tata letak dari ebook sleep paralysis ini memiliki style yang kurang lebih memiliki kesamaan, penempatan tata letak tipografi teks yang disesuaikan.


(44)

II.2.2.1 Struktur Ebook 1. Halaman Cover

Gambar III.2 halaman cover Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman cover terdapat sebuah image yang menjadi background dari layout cover. Image tersebut adalah penggambaran dari kejadian sleep paralysis yang identik sedang melihat bayangan sosok gaib. Pada image tersebut digambarkan oleh seseorang yang sedang melihat sosok gaib yang sedang menghampirinya dengan ekspresi muka yang sedang ketakutan. Selain itu pada layout cover ini ada bagian headline dari ebook. Pada bagian tengah bawah terdapat body text yang menginformasikan inti dari ebook yang akan dibahas.


(45)

2.Halaman 1 & 2

Gambar III.3 halaman 1&2 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 1&2 memiliki background berwarna abu-abu serta dipinggiran layout ada warna gradasi dari warna hitam. Headline dan body text pada halaman ini disimpan pada bagian tengah layout. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running tittle.


(46)

3.Halaman 3 & 4

Gambar III.4 halaman 3& 4 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 3&4 terdapat image yang menjadi sebuah background. Image foto terebut dominan berwarna hitam. Dari layout ini terdapat elemen garis yang menyerupai garis detak jantung, karena pada saat kejadian sleep paralysis jantung seseorang seolah berdetak lebih kencang. Sedangkan pada bagian body text berwarna putih agar text tersebut dapat terbaca karena pada bagian background memiliki warna yang gelap sehingga pemilihan warna pada body text dipilih


(47)

page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running tittle.

4.Halaman 5 & 6

Gambar III.5 halaman 5 & 6 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 5&6 memiliki style background yang sama dengan halaman 1&2 tetapi pada background layout diselipi image. Image tersebut merupakan seseorang yang sedang tidur. Headline ditempatkan di kiri atas dan body text pada halaman ini disimpan pada bagian tengah layout. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal


(48)

5. Halaman 7 & 8

Gambar III.6 halaman 7 & 8 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 7&8 terdapat background, elemen garis yang sama dengan hal 3&4 hanya saja pada bagian image berbeda. Pada image dihalaman ini terdapat seseorang yang sedang menggerakkan kepalanya karena sesuai dengan bahasan pada halaman ini mengenai bagian otak yang mempengaruhi terjadinya sleep paralysis. Sedangkan pada bagian body text diatur sedemikian rupa sehingga memiliki tata letak yang enak untuk dilihat. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat


(49)

6. Halaman 9 & 10

Gambar III.7 halaman 9 & 10 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 9&10 memiliki style background yang sama dengan halaman 5&6 tetapi pada background layout diselipi image yang berbeda. Image tersebut merupakan seseorang yang sedang mengerutkan kening oleh tangannya sehingga memiliki kesan bahwa orang terebut mengalami kelelahan yang akan menimbulkan stres. Headline ditempatkan di kiri atas dan body text pada halaman ini disimpan pada bagian tengah layout. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running tittle.


(50)

7. Halaman 11 & 12

Gambar III.8 halaman 11 & 12 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 11&12 memiliki layout yang sama dengan halaman 7&8 hanya saja pada bagian background memiliki image yang berbeda. Pada penataan subjudul, image, dan body text diatur sedemikian rupa sehingga tertata dengan rapi. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running tittle.


(51)

8. Halaman 13 & 14

Gambar III.9 halaman 13 & 14 Sumber: Dokumen Pribadi

Pada halaman 13&14 memiliki background yang sama dengan halaman 1&2 karena pada halaman ini bagian dari penutup. Sehingga pada halaman awal dan akhir memiiki bagian halaman yang sama. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running tittle.


(52)

III.2.3 Tipografi

Jenis tipografi yang akan digunakan pada ebook ini terdiri dari tiga font. Untuk tipografi pada halaman cover ebook menggunakan font 1942 Report, pada subjudul disetiap halaman ebook menggunakan font Century Ghotic.

Sedangkan pada bagian bodytext menggunaka n font KG When Oceans Rice memiliki kesan agar lebih akrab, ceria, non formal, bebas, dan cocok untuk remaja namun tingkat keterbacaannya tetap jelas bagi target audiens.


(53)

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam ebook sleep paralysis ini menggunakan teknik fotografi. Menampilkan gambar dari ilustrasi kejadian-kejadian sleep paralysis yang sering terjadi dimasyarakat serta ilustrasi dari penyampaian pesan yang disampaikan dalam ebook tersebut.

Gambar III.10 Cover ebook Sumber: Dokumen Pribadi

III.2.5 Warna

Warna yang digunakan pada media informasi ebook ini menggunakan warna neutral. Karena sesuai dengan judul dari ebook ini yaitu tentang sleep paralysis yang identik dengan warna-warna diantara putih dan hitam. Warna neutral adalah berbagai jenis warna kelabu yang tonnya terletak diantara putih dan hitam.


(54)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Media

Teknis pembuatan media utama dan pendukung pada perancangan ebook sleep paralysis melalui beberapa tahap proses seperti berikut: 1. Tahap penyusunan materi pesan

Penyusunan materi pesan adalah proses merangkum dari materi- materi tentang sleep paralysis yang akan disajikan kedalam bentuk ebook, kemudian memikirkan konsep fotografi dari berbagai refrensi sehingga dari hasil fotografi tersebut dapat mendukung materi pesan yang akan disampaikan.

2. Tahap Pengerjaan

Setelah mendapatkan materi pesan dan hasil gambar yang baik, tahap selanjutnya adalah pengolahan menata tata letak untuk cover dan isi ebook. Software yang digunakan yaitu menggunakan Adobe Photoshop CS5, Adobe Illustrator CS5, dan Adobe Indesign CS5.

3. Finishing

Setelah mendapatkan tampilan media yang diharapkan, tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu proses mencetak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.


(55)

IV.1.1 Media Utama

Media utama dalam perancangan media informasi sleep paralysis yaitu ebook, dengan judul “Sleep Paralysis”. Media utama yang dirancang yaitu sebuah ebook. Dimana didalam Ebook tersebut dirancang sebuah cover yang menarik agar target audines tertarik untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya.

Gambar IV.1 Cover Ebook Sumber : Dokumen Pribadi


(56)

Gambar IV.2 Sebagian isi dari ebook Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Ebook

Ukuran : Portait A4 (21 x 29,7 cm) Format file : pdf


(57)

IV.1.2 Media Pendukung 1. X-Banne r

X-banner digunakan sebagai media informasi sleep paralysis untuk dapat mengakses Ebook sleep paralysis. X-banner ditempatkan pada lokasi indoor di Dinas Kesehatan Kota Bandung. adalah salah satu media pendukung yang menarik perhatian yang dapat dilihat ditempat umum seperti dinas pendidikan dan lain sebagainya.

Gambar IV.3 X-banner Sumber: Dokumen Pribadi

Media : X-banner

Material : Flexy

Ukuran : 60 cm x 160 cm Teknis Produksi : Cetak Outdoor


(58)

2. Poster

Media poster digunakan sebagai media pendukung pada media informasi sleep paralysis. Poster ditempatkan pada mading disekolah-sekolah SMP (sekolah Menengah Pertama) yang berada di Kota Bandung sesuai dengan target audiens yaitu remaja awal umur 11-14 tahun. Isi pesan pada media poster tidak ditampilkan secara rinci, namun hanya memberikan informasi akan media utama Ebook tentang sleep paralysis secara ilmiah. Konsep visual dari media poster ini adalah menampilkan visualisasi foto dari fotografi yang terdapat didalam Ebook.

Gambar IV.4 Poster Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Poster

Material : Art Paper 260 gr Ukuran : 29,7 cm x 42 cm Teknik Produksi : Cetak offset


(59)

3. Iklan Online

Iklan online ini akan ditempatkan pada jejaring sosial yang sering digunakan oleh target audiens seperti facebook dan twitter. Iklan web ini berupa ajakan agar target audiens mendownload media utama yaitu Ebook mengenai sleep paralysis.

Gambar IV.5 Iklan online Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Iklan online Teknis : Digital


(60)

Gambar IV.6 Iklan online Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Iklan online

Teknis : Digital


(61)

4. Flyer

Flyer ini akan disebarkan ke sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada di Kota Bandung. Flyer ini berupa informasi untuk mendapatkan ebook sleep paralysis tersebut.

\

Gambar IV.7 Flyer Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Flyer

Material : Art Paper 180 gr Ukuran : 11cm x 6,5cm Teknik Produksi : Cetak offset


(62)

5. Media Sosial (Facebook & Twitte r)

Media sosial facebook dan twitter ini digunakan untuk mempromosikan ebook tentang sleep paralysis kepada target audiens dengan melalui media jejaring sosial yang sering digunakan oleh masyarakat khususnya remaja awal.

Gambar IV.8 Tampilan Facebook Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Jejaring sosial facebook

Alamat : www.facebook.com/sleepparalysis

Gambar IV.9 Tampilan Twitter Sumber : Dokumen Pribadi


(63)

6. Stiker

Untuk memperkenalkan secara massal lewat pembagian secara gratis melalui sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tersebar di Kota Bandung dimana audiens yang telah memiliki dapat mengetahui alamat website untuk mengunduh media utama yaitu ebook.

Gambar IV.10 Stiker Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Stiker

Material : Art Paper 180 gr Ukuran : diameter 6 cm


(64)

7. Kalender

Kalender ini adalah salah satu media gimmick yang dapat mendukung untuk menginformasikan keberadaan dari media utama yang telah dibuat.

Gambar IV.11 Kalender Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Kalender

Material : Art Paper 260 gr Ukuran : 14 cm x 13 cm Teknis Produksi : Cetak Offset


(65)

8. Notebook

Notebook ini dipilih karena target audiens adalah anak sekolah dan berfungsi sebagai buku catatan sehingga dapat dipakai disekolah ketika belajar.

Gambar IV.12 Notebook Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Notebook

Material : HVS warna krem Ukuran : 8 cm x 11 cm Teknis Produksi : Cetak Offset


(1)

Gambar IV.6 Iklan online Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Iklan online

Teknis : Digital


(2)

4. Flyer

Flyer ini akan disebarkan ke sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada di Kota Bandung. Flyer ini berupa informasi untuk mendapatkan ebook sleep paralysis tersebut.

\

Gambar IV.7 Flyer Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Flyer

Material : Art Paper 180 gr

Ukuran : 11cm x 6,5cm


(3)

5. Media Sosial (Facebook & Twitte r)

Media sosial facebook dan twitter ini digunakan untuk mempromosikan ebook tentang sleep paralysis kepada target audiens dengan melalui media jejaring sosial yang sering digunakan oleh masyarakat khususnya remaja awal.

Gambar IV.8 Tampilan Facebook Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Jejaring sosial facebook


(4)

6. Stiker

Untuk memperkenalkan secara massal lewat pembagian secara gratis melalui sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tersebar di Kota Bandung dimana audiens yang telah memiliki dapat mengetahui alamat website untuk mengunduh media utama yaitu ebook.

Gambar IV.10 Stiker Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Stiker

Material : Art Paper 180 gr

Ukuran : diameter 6 cm


(5)

7. Kalender

Kalender ini adalah salah satu media gimmick yang dapat mendukung untuk menginformasikan keberadaan dari media utama yang telah dibuat.

Gambar IV.11 Kalender Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Kalender

Material : Art Paper 260 gr

Ukuran : 14 cm x 13 cm


(6)

8. Notebook

Notebook ini dipilih karena target audiens adalah anak sekolah dan berfungsi sebagai buku catatan sehingga dapat dipakai disekolah ketika belajar.

Gambar IV.12 Notebook Sumber : Dokumen Pribadi

Media : Notebook

Material : HVS warna krem

Ukuran : 8 cm x 11 cm