buah biasanya muncul warna orange yang berlawanan dengan buah-buah sehat. Buah-buah yang terserang rasanya masam dan bijinya kempes, tidak berkembang
dan berwarna hitam Tirtawidjaja, 1964. Gejala penyakit CVPD juga ada dalam tanaman. Pada irisan melintang
tulang tengah daun jeruk berturut-turut dari luar hingga ketengah daun akan terlihat jaringan-jaringan epidermis, kolenkim, sklerenkim dan floem. Gejala
dalam pada tanaman jeruk yang terkena CVPD adalah floem tulang daun tanaman sakit lebih tebal dari floem tulang daun tanaman sehat. Pada floem tulang daun
tanaman sakit terdapat sel-sel berdinding tebal yang merupakan jalur-jalur mulai dari dekat sklerenkim sampai dekat xilem. Dinding tebal tersebut adalah beberapa
lapis dinding sel yang berdesak-desakan. Didalam berbagai jaringan dalam daun terjadi pengumpulan secara berlebihan butir- butir halus zat pati Tirtawidjaja,
1964. Sistem tanaman yang terinfeksi berkembang jelek, akar serabut relatif
sedikit karena mungkin terjadi defisiensi unsur hara. Pertumbuhan akar baru tertekan dan sering mengalami pembusukan, dimulai dari akar-akar kecil
rootless da Graca, 1991.
2.2.2 Penyebab Penyakit CVPD
Pada awalnya, penyakit CVPD disebabkan oleh virus Tirtawidjadja, et al., 1964, kemudian karena pengembangan penelitian pada penyakit ini, dikatakan
disebabkan oleh mykoplasma-like organism MLO. Selanjutnya penyakit CVPD dikatakan disebabkan oleh BLO bacterium like organism Sandrine, et al., 1994
Sandrine et al. 1994, melakukan penemuan dengan teknik PCR Polymerase Chain Reaction mencoba mengamplifikasi fragmen 16S rDNA dari
BLO yang diisolasi dari tanaman jeruk varietas poona yang terserang penyakit CVPD bahwa mereka telah berhasil mengembangkan satu primer yang spesifik
dari 16S rDNA tersebut untuk mendeteksi patogen penyebab penyakit CVPD dan sejak itu disimpulkan bahwa penyebab penyakit CVPD adalah bakteri yang
mereka beri nama Liberobacter Sandrine, et al., 1996. Ditemukan dua spesies bakteri terbebut yaitu l. asiaticum yang tersebar di kawasan Asia termasuk
Indonesia, dan L. africanum yang tersebar di kawasan Africa. Bakteri L. asiaticum tergolong Kingdom Proteobacteria, Kelas
Rhodospirilli, Ordo Rhizobiales, Famili Rhizobiaceae, Genus Liberobacter Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura. Bakteri Penyebab penyakit
CVPD ini merupakan bakteri gram negatif, memiliki selubung dinding sel 25 nm Jagoueix et al., 1994. Bakteri L. asiaticum belum bisa dikultur secara invitro
sehingga informasi mengenai morfologi, fisiologi, biokimia dan genetik bakteri L. asiaticum terbatas Nakashima et al., 1996. Pengamatan dengan mikroskop
elektron didapatkan, bakteri saat tumbuh berbentuk memanjang yang flexibel berukuran 100-250 x 500-2500 nm, pada saat dewasa berbentuk batang yang kaku
berukuran 350-550 x 600-1500 nm. Adapula yang berbentuk badan seperti bola dengan sitoplasma tipis, berdiameter 700-800 nm Su dan Huang, 1990. Menurut
Garnier dan Bove 1973 bakteri akan tumbuh berbentuk memanjang dan fleksibel dengan ukuran 300-1000 nm yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.
Bakteri L. asiaticum tumbuh secara maksimum dan konstan pada daun dewasa. Pergerakan bakteri dalam tanaman jeruk cukup lambat yaitu 30-50 cm
kearah bawah dalam waktu 12 bulan da Graca, 1991., dan pada tahap awal infeksi cenderung tetap berada pada cabang yang diinfeksi vektor Su dan Hung,
2001. Bakteri penyebab penyakit CVPD terdapat pada floem tanaman dan
endoseluler Garnier dan Bove, 1993. Bakteri dalam floem daun pada berbagai tingkat kematangan atau pada berbagai varietas jeruk, mempunyai kecenderungan
berbiak melimpah pada musim panas dan berkurang pada musim dingin, tetapi dapat dideteksi dalam jumlah tertentu di sepanjang tahun Su dan Huang, 1990.
Pertumbuhan bakteri akan konstan dilihat pada daun tanaman jeruk yang yang sudah dewasa.
Penyakit CVPD dapat menular melalui bibit yang terinfeksi penyakit CVPD dan oleh serangga vektor Wijaya, 2003. Penyebaran penyakit CVPD
yang cepat pada pertanaman jeruk dapat terjadi walaupun tidak ditemukannya Gambar 2.2
Bakteri Liberobacter. asiaticum Garnier dan Bove, 1973
serangga vektor di lapangan, hal ini diduga karena tanaman yang mengandung bakteri sejak bibit walaupun belum menunjukkan gejala penyakit Wirawan,
2003. Penyakit CVPD juga dapat menular lewat penempelan mata tunas atau grafting Su, 2001 tetapi kecepatannya bervariasi karena distribusi bakteri tidak
beraturan pada tanaman Hung et al, 2000, yang menyebabkan dapat diperoleh tanaman bebas penyakit dari tanaman terinfeksi Planck, 1999. Walau secara
terbatas alat-alat pertanian seperti alat inokulasi dan pemangkasan diduga dapat menularkan penyakit Semangun, 1994.
2.3 Vektor Diaphorina citri Kuwayama