Bahan Pengenalan Gender untuk Workshop HAKI
APA ITU GENDER
Tim Women’s Crisis Centre (WCC)
Palembang
Jln. Musi 3 Komplek Way Hitam Blok H 68 RT. 004 RW. 007
Kel. Siring Agung Kec. IB I Palembang, Sumatera Selatan
Telp/Fax : (0711) 5614342 Hotline : 082175653235
email: wcc_plg@hotmail.com, Website :
www.wccpalembang.com
APA YANG BAPAK/IBU BAYANGKAN
DENGAN GAMBAR DI BAWAH ?
GENDER
Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda yang
dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
Pandangan masyarakat mengenai apa
yang dianggap menjadi peran, tugas dan
posisi laki-laki dan perempuan
Pembagian kerja yang dilekatkan pada
perempuan dan laki-laki
JENIS KELAMIN (SEX)
Kondisi biologis sebagai laki-laki dan
perempuan, dengan karakteristik dan fungsi
khususnya masing-masing yang dibawa sejak
lahir.
Laki-laki dengan alat kelamin/reproduksi lakilaki yang menyediakan sperma dan
membuahi
Perempuan dengan alat kelamin/reproduksi
perempuan yang memungkinkan perempuan
mengandung, melahirkan dan menyusui.
KODRAT
Sesuatu yang tak terhindarkan, sesuatu
yang sudah tertentukan, tergariskan sejak
awal atau karakteristik biologis dan
reproduksi yang khas dari perempuan dan
laki-laki.
SEX
GENDER
Ditentukan oleh Tuhan
yang Maha Kuasa
Buatan Manusia
Tidak Bisa Berubah
Berlaku sepanjang masa
Berlaku di mana saja
Bisa Berubah
Tergantung budayanya
Tergantung
perkembangan zaman
Tidak Bisa Dipertukarkan Bisa dipertukarkan
Dialami manusia suku
apa saja
Berbeda antara satu suku
dengan lainnya
Dialami manusia agama
apa saja
Berbeda antara satu
agama dengan agama
lainnya
PARAMETER GENDER
Responsif Gender:
Kegiatan (baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun pembangunan)
yang sudah memperhatikan berbagai
pertimbangan untuk terwujudnya
kesetaraan & keadilan pada berbagai
aspek kehidupan antara Laki-laki &
perempuan
Mengedepankan jenis kelamin
berdasarkan kebutuhan
AKIBAT KETIDAKADILAN
GENDER
Ketidaksetaraan Hubungan Posisi
Perempuan dapat dilihat dari :
Laki-laki
&
Stereotipe:
Pada perempuan dilekatkan sifat-sifat atau karakteristik yang
umumnya negatif atau merugikan. Misalnya perempuan
dianggap emosional, hanya mampu mengerjakan tugas-tugas
sederhana dan tidak penting atau tidak mampu memimpin.
Meskipun seringkali pandangan tersebut tidak tepat, karena
pndangan tersebut terus diulang-ulang, akhirnya banyak
anggota masyarakat termasuk perempuan sendiri yang
percaya bahwa hal tersebut benar. Hal tersebut menjadi
sesuatu yang seolah-olah tetap dan baku.
Subordinasi:
Dengan adanya stereotipe atau pandangan baku mengenai
sifat-sifat dan peran-peran perempuan dan laki-laki , kita
melihat bahwa perempuan diposisikan atau ditempatkan
sebagai orang kedua setelah laki-laki.
Selain tidak diberi posisi penting, perempuan sering pula
dianggap sebagai “milik” keluarga. Saat ia kecil dan belum
menikah, perempuan menjadi “milik” ayah, dan harus patuh
pada ayah. Setelah ia menikah, ia menjadi “milik” suami dan
harus patuh pada suami. Ada larangan-larangan dan tabutabu khusus yang dituntut untuk dipatuhi perempuan
Beban Majemuk:
Disatu sisi perempuan dianggap tidak penting atau kurang bernilai.
Disisi lain, kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pekerjaan
perempuan ternyata banyak, tidak jarang lebih banyak daripada
laki-laki.
Marginalisasi:
Secara sederhana dapat dipahami sebagai “peminggiran”, upaya
untuk menempatkan perempuan tidak ditengah, bukan sebagai
pihak penting, melainkan dipinggir. Artinya, perempuan
ditempatkan sebagai orang yng tidak memiliki peran penting,
sebagai pihak yang tidak diperhatikan kebutuhn-kebutuhan dan
kesejahteraannya.
Kekerasan:
Merupakan konsekuensi paling serius dari ketidaksetaraan
hubungan/posisi laki-laki dan perempuan.
BEBAN GANDA
MARGINALISASI
Sudahlah, ndak mungkin
perempuan melakukan
pekerjaan keras seperti kita,
sebab mereka makhluk lemah
Haaaaaah!!, dah
kerja gini masih
diangap lemah
STEREOTYPE
KEKERASAN
Perencanaan Keluarga Yang
Responsif Gender :
1.
2.
3.
4.
5.
Pembagian peran & tanggung jawab.
Peran dan tanggung jawab suami isteri,
anak
Peran dan tanggung jawab pencari
nafkah.
Managemen Ekonomi keluarga.
Menjaga kesehatan reproduksi dan
seksualitas dalam keluarga.
Mana yang SEX dan mana yang GENDER?
PERNYATAAN
Lelaki tak pantas mengerjakan pekerjaan dapur/memasak
Perempuan mengasuh anak
Laki-laki memiliki sperma
Laki-laki tak pantas menangis
Perempuan emosional dan laki-laki rasional
Perempuan menyusui bayi
Berjuang memperebutkan lahan tanggungjawab laki-laki
Perempuan memiliki ovum
Anak laki-laki saja yang harus berpendidikan tinggi
Hanya laki-laki saja yang pantas mencari nafkah
Laki-laki agresif
Perempuan boros dan laki-laki hemat
Perempuan manja dan penakut
Laki-laki menghamili perempuan mengandung
Tugas perempuan membuat susu botol untuk bayinya
SEX GENDER
Tim Women’s Crisis Centre (WCC)
Palembang
Jln. Musi 3 Komplek Way Hitam Blok H 68 RT. 004 RW. 007
Kel. Siring Agung Kec. IB I Palembang, Sumatera Selatan
Telp/Fax : (0711) 5614342 Hotline : 082175653235
email: wcc_plg@hotmail.com, Website :
www.wccpalembang.com
APA YANG BAPAK/IBU BAYANGKAN
DENGAN GAMBAR DI BAWAH ?
GENDER
Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda yang
dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
Pandangan masyarakat mengenai apa
yang dianggap menjadi peran, tugas dan
posisi laki-laki dan perempuan
Pembagian kerja yang dilekatkan pada
perempuan dan laki-laki
JENIS KELAMIN (SEX)
Kondisi biologis sebagai laki-laki dan
perempuan, dengan karakteristik dan fungsi
khususnya masing-masing yang dibawa sejak
lahir.
Laki-laki dengan alat kelamin/reproduksi lakilaki yang menyediakan sperma dan
membuahi
Perempuan dengan alat kelamin/reproduksi
perempuan yang memungkinkan perempuan
mengandung, melahirkan dan menyusui.
KODRAT
Sesuatu yang tak terhindarkan, sesuatu
yang sudah tertentukan, tergariskan sejak
awal atau karakteristik biologis dan
reproduksi yang khas dari perempuan dan
laki-laki.
SEX
GENDER
Ditentukan oleh Tuhan
yang Maha Kuasa
Buatan Manusia
Tidak Bisa Berubah
Berlaku sepanjang masa
Berlaku di mana saja
Bisa Berubah
Tergantung budayanya
Tergantung
perkembangan zaman
Tidak Bisa Dipertukarkan Bisa dipertukarkan
Dialami manusia suku
apa saja
Berbeda antara satu suku
dengan lainnya
Dialami manusia agama
apa saja
Berbeda antara satu
agama dengan agama
lainnya
PARAMETER GENDER
Responsif Gender:
Kegiatan (baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun pembangunan)
yang sudah memperhatikan berbagai
pertimbangan untuk terwujudnya
kesetaraan & keadilan pada berbagai
aspek kehidupan antara Laki-laki &
perempuan
Mengedepankan jenis kelamin
berdasarkan kebutuhan
AKIBAT KETIDAKADILAN
GENDER
Ketidaksetaraan Hubungan Posisi
Perempuan dapat dilihat dari :
Laki-laki
&
Stereotipe:
Pada perempuan dilekatkan sifat-sifat atau karakteristik yang
umumnya negatif atau merugikan. Misalnya perempuan
dianggap emosional, hanya mampu mengerjakan tugas-tugas
sederhana dan tidak penting atau tidak mampu memimpin.
Meskipun seringkali pandangan tersebut tidak tepat, karena
pndangan tersebut terus diulang-ulang, akhirnya banyak
anggota masyarakat termasuk perempuan sendiri yang
percaya bahwa hal tersebut benar. Hal tersebut menjadi
sesuatu yang seolah-olah tetap dan baku.
Subordinasi:
Dengan adanya stereotipe atau pandangan baku mengenai
sifat-sifat dan peran-peran perempuan dan laki-laki , kita
melihat bahwa perempuan diposisikan atau ditempatkan
sebagai orang kedua setelah laki-laki.
Selain tidak diberi posisi penting, perempuan sering pula
dianggap sebagai “milik” keluarga. Saat ia kecil dan belum
menikah, perempuan menjadi “milik” ayah, dan harus patuh
pada ayah. Setelah ia menikah, ia menjadi “milik” suami dan
harus patuh pada suami. Ada larangan-larangan dan tabutabu khusus yang dituntut untuk dipatuhi perempuan
Beban Majemuk:
Disatu sisi perempuan dianggap tidak penting atau kurang bernilai.
Disisi lain, kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pekerjaan
perempuan ternyata banyak, tidak jarang lebih banyak daripada
laki-laki.
Marginalisasi:
Secara sederhana dapat dipahami sebagai “peminggiran”, upaya
untuk menempatkan perempuan tidak ditengah, bukan sebagai
pihak penting, melainkan dipinggir. Artinya, perempuan
ditempatkan sebagai orang yng tidak memiliki peran penting,
sebagai pihak yang tidak diperhatikan kebutuhn-kebutuhan dan
kesejahteraannya.
Kekerasan:
Merupakan konsekuensi paling serius dari ketidaksetaraan
hubungan/posisi laki-laki dan perempuan.
BEBAN GANDA
MARGINALISASI
Sudahlah, ndak mungkin
perempuan melakukan
pekerjaan keras seperti kita,
sebab mereka makhluk lemah
Haaaaaah!!, dah
kerja gini masih
diangap lemah
STEREOTYPE
KEKERASAN
Perencanaan Keluarga Yang
Responsif Gender :
1.
2.
3.
4.
5.
Pembagian peran & tanggung jawab.
Peran dan tanggung jawab suami isteri,
anak
Peran dan tanggung jawab pencari
nafkah.
Managemen Ekonomi keluarga.
Menjaga kesehatan reproduksi dan
seksualitas dalam keluarga.
Mana yang SEX dan mana yang GENDER?
PERNYATAAN
Lelaki tak pantas mengerjakan pekerjaan dapur/memasak
Perempuan mengasuh anak
Laki-laki memiliki sperma
Laki-laki tak pantas menangis
Perempuan emosional dan laki-laki rasional
Perempuan menyusui bayi
Berjuang memperebutkan lahan tanggungjawab laki-laki
Perempuan memiliki ovum
Anak laki-laki saja yang harus berpendidikan tinggi
Hanya laki-laki saja yang pantas mencari nafkah
Laki-laki agresif
Perempuan boros dan laki-laki hemat
Perempuan manja dan penakut
Laki-laki menghamili perempuan mengandung
Tugas perempuan membuat susu botol untuk bayinya
SEX GENDER