PENERAPAN LAHAN MELALUI MODEL AGROFORESTRI SEBAGAI KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR

(1)

i PENERAPAN LAHAN MELALUI MODEL AGROFORESTRI SEBAGAI

KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR

SKRIPSI

OLEH

DWI HARYATI NINGSIH 201210320311024

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii PENERAPAN LAHAN MELALUI MODEL AGROFORESTRI SEBAGAI

KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Kehutanan

OLEH

DWI HARYATI NINGSIH 201210320311024

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

iii HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penerapan Lahan melalui Model Agroforestri sebagai Ketahanan Pangan di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur Nama : Dwi Haryati Ningsih

NIM : 201210320311024

Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan

Malang, ... Malang, ...

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Joko Triwanto, M.P Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc

NIP. 10589090103 NIP. 1050907473

Menyetujui, Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan

Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc NIP. 1050907473


(4)

iv LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penerapan Lahan melalui Model Agroforestri sebagai Ketahanan Pangan di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur Nama : Dwi Haryati Ningsih

NIM : 201210320311024

Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan

Skripsi oleh Dwi Haryati Ningsih ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ...

Dewan Penguji,

Ir. Joko Triwanto, M.P Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc

Penguji IV Penguji III

Dr. Ir. Nugroho Tri Waskitho, M.P Ir. Nandang Rahayu, M.P

Penguji I Penguji II

Mengesahkan, Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan Kehutanan

Dr. Ir. Damat, M.P Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc


(5)

v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Haryati Ningsih

NIM : 201210320311024

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian-Peternakan

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Lahan Melalui Model Agroforestri sebagai Ketahanan Pangan Di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur” bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya, apabila ternyata ini tidak benar, maka peneliti bersedia mendapat sanksi.

Malang, 10 Februari 2016 Yang membuat pernyataan


(6)

vi RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Juli 1994 di Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, sebagai putri kedua dari Bapak Haryanto dan Ibu Kasmiyati, S.P, telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak pada tahun 2000, Sekolah Dasar Negeri 4 Aikmel pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Aikmel pada tahun 2009, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Aikmel pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan Program Sarjana Strata Satu (S1), Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP), Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2012.


(7)

vii PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, saya persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang berarti dalam hidup saya:

 Bapak dan Ibu tercinta, yang sudah membesarkan saya dengan kasih sayang yang tidak ada habisnya, yang tidak pernah bosan mendo’akan dan memberi support selama ini, terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala yang telah di berikan kepada saya, bagaimana pun rasanya tidak akan pernah cukup membalas kebaikan dan kasih sayang yang telah bapak dan ibu berikan.

 Saudara saya Andre Arya Sandhi, yang telah banyak membantu dan memberikan semangat yang tiada habisnya.

 Saudara saya almarhum Andiansyah Fandi, terimakasih yang tiada habisnya karena pernah memberikan motivasi, semangat dan nasihat selama menemani saya.

 Keluarga besar di Banyuwangi, Lampung, dan Lombok yang selalu mendo’akan saya dalam kelancaran untuk meraih kesuksesan menyelesaikan pendidikan.

 Sahabat-sahabat saya di Lombok (Ni Mas, mbak Rini, Emi, Era, Iwan, Maman, Venny, Puput dan yang lainnya) yang selalu mendo’akan dan mensupport saya dalam kelancaran penulis skripsi ini.

 Teman-teman dan sahabat saya di UMM (Sovi, Bahtiar, Erda, Bimantoro, kakak dan adik tingkat Kehutanan serta teman-teman KKN-PPM Bondowoso 2014, dan lainnya) yang telah membantu, memberikan informasi, mendo’akan dan memotivasi selama proses tahap penyusunan skripsi.

 Teman-teman kost saya mbak Vita, Ajeng, Chaca, Arsa, Rias, Dila, Tata dan Tutut (D66), yang selalu memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi.


(8)

viii PRA KATA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang selalu memberi kesehatan pada penulis, shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul

“Penerapan Lahan Melalui Model Agroforestri sebagai Ketahanan Pangan di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur” ini dengan lancar.

Skripsi ini merupakan salah satu prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat; 1. Orang Tua yang telah membantu, memberikan doa dan support dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Dekan Fakultas Pertanian-Peternakan bapak Dr. Ir. Damat M.P yang telah memberikan pengarahan dan persetujuan dalam proses penelitian skripsi.

3. Bapak Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc selaku Ketua Jurusan Kehutanan dan selaku dosen pembimbing dua yang telah bersedia memberikan masukan, motivasi serta saran dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak Ir. Joko Triwanto M.P selaku dosen pembimbing utama yang selalu bersedia mendampingi dan mengarahkan saya dalam penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staff Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan banyak bantuan dan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh pegawai Badan Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, yang telah bersedia membantu dan memberikan informasi selama proses penelitian.


(9)

ix 7. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penelitian

hingga penulisan skripsi.

Demikian skripsi yang telah saya buat, sekiranya dapat memberikan informasi kepada pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, Februari 2016 Penulis


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii

RIWAYAT HIDUP... iv

PERSEMBAHAN... v

PRA KATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRACT... xv

ABSTRAKSI... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

1.5 Hipotesis... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Pengertian Agroforestri... 6

2.2 Fungsi dan Peran Agroforestri... 6

2.3 Tujuan Agroforestri... 9

2.4 Model Agroforestri... 10


(11)

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 15

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 15

3.2 Obyek dan Alat Penelitian... 15

3.3 Jenis dan Sumber Data... 15

3.4 Metode Pengumpulan Data... 15

3.4.1 Analisis Keuntungan Usaha Agroforestri... 16

3.4.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Agroforestri... 17

3.4.3 Analisis Perhitungan Volume Kayu...18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 19

4.1 Hasil... 19

4.1.1 Letak Lokasi Penelitian... 19

4.1.2 Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian... 22

4.1.2.1 Sarana dan Prasarana Jalan... 22

4.1.2.2 Sarana dan Prasarana Pendidikan... 24

4.1.2.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan... 28

4.1.2.4 Sarana dan Prasarana Ibadah dan Umum... 31

4.1.3 Kondisi Fisik... 33

4.1.4 Kondisi Penduduk... 34

4.1.5 Mata Pencaharian Masyarakat... 35

4.1.6 Keterkaitan Masyarakat Desa dengan Kawasan Hutan Rakyat... 37

4.2 Karakteristik Responden... 35

4.2.1 Karakteristik Lahan dan Kondisi Tanaman... 35

4.2.2 Penentuan Responden... 36

4.2.3 Umur Responden... 37

4.2.4 Tingkat Pendidikan Responden... 37

4.2.5 Jumlah Anggota Keluarga Responden... 38


(12)

xii

4.2.7 Jumlah Kepemilikan Ternak Responden... 39

4.3 Kondisi Tanaman Pokok... 40

4.4 Kondisi Tanaman Musiman... 41

4.5 Pendapatan Usaha Agroforestri... 42

4.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perkembangan Agroforestri.... 44

4.7 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Penerapan Agroforestri... 46

4.8 Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 54 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii DAFTAR TABEL

No. Teks Hal.

Tabel 1: Monografi Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aikperapa, dan Desa Toya.... 19

Tabel 2: Penggunaan Lahan di Kecamatan Aikmel... 20

Tabel 3: Luas Lahan di Desa Kembang Kerang Daya... 21

Tabel 4: Luasan Lahan di Desa Aikperapa... 21

Tabel 5: Luasan di Desa Toya... 22

Tabel 6: Jarak antar ke Ibukota... 23

Tabel 7: Jumlah Guru dan Murid TK dan SD Desa Kembang Kerang Daya... 24

Tabel 8: Jumlah Guru dan Murid SMP dan SMA Desa Kembang Kerang Daya... 25

Tabel 9: Stratifikasi Pendidikan Penduduk Desa Kembang Kerang Daya... 25

Tabel 10: Jumlah Guru dan Murid TK dan SD Desa Aikperapa... 26

Tabel 11: Jumlah Guru dan Murid SMP dan SMA Desa Aikperapa... 26

Tabel 12: Stratifikasi Pendidikan Penduduk Desa Aikperapa... 27

Tabel 13: Jumlah Guru dan Murid TK dan SD Desa Toya... 27

Tabel 14: Jumlah Guru dan Murid SMP dan SMA Desa Toya... 28

Tabel 15: Stratifikasi Pendidikan Penduduk Desa Toya... 28

Tabel 16: Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Kembang Kerang Daya... 29

Tabel 17: Sarana dan Prasarana Posyandu Desa Kembang Kerang Daya... 29

Tabel 18: Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Aikperapa... 30

Tabel 19: Sarana dan Prasarana Posyandu Desa Aikperapa... 30

Tabel 20: Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Toya... 31

Tabel 21: Sarana dan Prasarana Posyandu Desa Toya... 31

Tabel 22: Sarana Ibadah dan Sarana Umum Desa Kembang Kerang Daya... 32

Tabel 23: Sarana Ibadah dan Sarana Umum Desa Aikperapa... 32


(14)

xiv

Tabel 25: Jumlah Penduduk... 34

Tabel 26: Jumlah Penduduk Desa berdasarkan Kelas Umur... 34

Tabel 27: Mata Pencaharian Petani di Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aikperapa, dan Desa Toya... 35

Tabel 28: Mata Pencaharian Lainnya Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aikperapa, dan Desa Toya... 36

Tabel 29: Luas Lahan dan Jenis Tanaman... 38

Tabel 30: Responden... 39

Tabel 31: Umur Responden... 39

Tabel 32: Jumlah Tingkat Pendidikan Responden... 40

Tabel 33: Anggota Keluarga Usia Produktif Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aikperapa, dan Desa Toya... 41

Tabel 34: Luas Lahan Milik... 41

Tabel 35: Kepemilikan Ternak... 42

Tabel 36: Jenis Tanaman Pokok... 43

Tabel 37: Hasil Tanaman Semusim... 44

Tabel 38: Pendapatan Usaha Agroforestri... 45

Tabel 39: Analisis Multiple Regression terhadap Keuntungan Agroforestri... 47

Tabel 40: Keuntungan Usaha Tani... 48

Tabel 41: Persepsi Masyarakat terhadap Penerapan Agroforestri di Desa Kembang Kerang Daya, Desa Aikperapa dan Desa Toya... 49

Lampiran 1. Data Informasi Umum... 59

2. Data Analisis Pendapatan Usaha Tani... 60

3. Data Tegakan Kehutanan... 62

3.1 Data Tegakan Mahoni... 64

3.2 Data Tegakan Jati Putih... 65


(15)

xv

3.4 Data Tegakan Bajur/Bayur... 67

3.5 Data Tegakan Trembesi... 68

3.6 Data Tegakan Sengon... 69

3.7 Data Tegakan Sonokeling... 70

3.8 Data Tegakan Kapuk Randu... 71

Contoh Analisis Data Inventarisasi Tegakan Pokok... 72

4. Analisis Multiple Regression... 74


(16)

xvi Daftar Gambar

No. Lampiran Hal.

Gambar 1: Lokasi Penelitian di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur ... 76

Gambar 2: Peta Desa Kembang Kerang Daya... 77

Gambar 3: Peta Desa Aikpera... 78

Gambar 4: Peta Desa Toya... 79

Gambar 5 : Penerapan Pola Agroforestri Tegakan Mahoni dan Jagung... 80

Gambar 6 : Penerapan Pola Agroforestri Tegakan Mahoni, Jagung dan Padi Gogo... 80

Gambar 7 : Penerapan Pola Agroforestri Tegakan Mahoni dan Padi Gogo.... 81

Gambar 8 : Penerapan Pola Agroforestri Tegakan Mahoni, Jagung, dan Pisang... 81

Gambar 9 : Proses Wawancara dengan Salah Satu Petani Agroforestri... 82

Gambar 10: Proses pengisian kuisioner kepada para petani agroforestri di Desa Toya... 82

Gambar 11: Proses pengisian kuisioner kepada para petani agroforestri di Desa Aikperapa... 83

Gambar 12: Proses pengisian kuisioner kepada para petani agroforestri di Desa Kembang Kerang Daya... 83


(17)

xvii Daftar Pustaka

Adi, P. 2012. Diversifikasi Pangan untuk Mengatasi Krisis Pangan di Indonesia. (Online)

http://ipb.ac.id. Di akses 11 Februari 2016.

Adhari. 2011. Peranan Agroforestri Dalam Mendukung Ketahanan Pangan. (Online)

http://gravitasii.blogspot.com Diakses 20 November 2015.

Afrizon. 2009. Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering. (Online)

http://uwityangyoyo.wordpress.com Diakses 21 November 2015.

Anonymous. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan “Agroforest Khas Indonesia” Sebuah Sumbangan Masyarakat. SMT Grafika Desa Putera, Jakarta.

Anonymous. 2010. Pangan dan Hutan. (Online) http://www.dephut.go.id Diakses 11 Februari 2016.

Anonymous. 2012. Diversifikasi Pangan untuk Mengatasi Pangan di Indonesia. (Online)

http://ipb.ac.id Diakses 11 Februari 2016.

Anonymous. 2015. Kondisi Hutan Saat Ini. (Online) http://www.kaskus.co.id Diakses 19 November 2015.

Anonymous. 2014. Cara Meningkatkan Ketahanan Pangan. (Online)

http://masrogultom.wordpress.com. Diakses 11 Februari 2016.

Awang. 2010. Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat dan Pengaruh terhadap Perekonomian Masyarakat. (Online) http://repository.usu.ac.id. Diakses 11 Februari 2016. Baskara. 2012. Peran Agroforestri Dalam Konservasi Tanah dan Air. (Online)

http://baskara90.wordpress.com Diakses 20 November 2015.

Deforesta. 2000. Klasifikasi Agroforestry. (Online) http://andisusiandi.blogspot.co.id

Diakses 26 November 2015.

Ferry. 2011. Jenis-Jenis Agroforestri. (Online) http://ferryaulia.blogspot.co.id Diakses 26 November 2015.

Hairiah, K. 2013. Makalah Lengkap Agroforestry. (Online) http://bel-aja.blogspot.co.id

Diakses 21 Februari 2016.

Hairiah, K dan Utami. 2002. Bahan Ajar Agroforestri 3. (Online)

http://www.worldagroforestry.org Diakses 20 November 2015.

Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik, Konsep Sistem dan Pemodelan Untuk Industri dan Lingkungan. Scameo Biotrop, Bogor.


(18)

xviii Haryanto, M. 2010. Hutan Kemasyarakatan. (Online)

http://blogmhariyanto.blogspot.co.id Diakses 16 November 2015.

Henny, M dan Ashari. 2011. Pengembangan Agroforestri untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan. (Online)

http://pse.litbang.pertanian.go.id. Diakses 10 Februari 2016.

Ishmaya. 2010. Live a Life: Humanis. (Online) http://Ishmaya.blogspot.co.id

Diakses 15 Februari 2016.

Izhra. 2012. Laporan Agroforestri. (Online) http://duniaforester.blogspot.co.id Diakses 26 November 2015

Kartasubrata. 2012. Penerapan Sistem Agroforestri Pada Lahan Kritis Sebagai Alternatif Penyediaan Pangan. (Online) http://gsumarlan.wordpress.com Diakses 16 November 2015.

Kristiadi, M. 2014. Agroforestri Berbasis Jelutung Rawa. (Online)

http://www.academia.edu Diakses 21 November 2015.

Kurniatun. 2014. Bahan Ajar 1: Sistem Agroforestri di Indonesia. (Online)

http://worldagroforestri.org Diakses 6 Januari 2016.

Laundgren dan Raintree. 2010. Agroforestry dan Perannya. (Online) http://mynature-faiq.blogspot.co.id. Diakses 21 Februari 2016.

Marisa. 2013. Pengembangan dan Tujuan Agroforestri. (Online)

http://nababan18.blogspot.co.id Diakses 20 November 2015.

Marno. 2010. Agroforestri: Teknologi Ramah Lingkungan. (Online)

http://marno.lecture.ub.ac.id Diakses 21 November 2015.

Masrom, K. 2014. Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan. (Online)

http://masrogultom.wordpress.com Diakses 11 Februari 2016.

Maydell, V. 2012. Penerapan Sistem Agroforestri. (Online)

http://gsumarlan.wordpress.com Diakses 16 November 2015.

Muldan. 2014. Makanan Pokok Pengganti Nasi. (Online) http://bkpd.jabarprov.go.id

Diakses 15 Februari 2016.

Mustafa, R. 2012. Agroforestri. (Online) http://nuriyahniedam.blogspot.co.id Diakses 18 November 2015.

Nair. 2012. Agroforestry. (Online) http://okimantra.blogspot.co.id Diakses 16 November 2015.

Nair; Chundawat; Gautam. 2013. Sistem Agroforestri. (Online) http://repository.usu.ac.id


(19)

xix Nuddin, A. 2009. Agroforest Sebagai Bentuk Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Berkelanjutan. (Online) http://arkanuddinmrum.blogspot.co.id Diakses 18 November 2015.

Oki. 2012. Agroforestri. (Online) http://okimantra.blogspot.co.id Diakses 16 November 2015.

Rahmawati. 2012. Karakteristik Pati Talas Sebagai Alternatif Sumber Pati Industri di Indonesia. (Online) http://www.academia.edu Diakses 15 Februari 2016.

Sa’ad. 2011. Agroforestri Sebagai Salah Satu Sistem Pengolahan Lahan. (Online) http://

http://agustanahair.blogspot.co.id Diakses 21 Februari 2016.

Sabarnuddin. 2011. Agroforestri Sebagai Salah Satu Sistem Pengolahan Lahan. (Online) http://http://agustanahair.blogspot.co.id Diakses 21 Februari 2016.

Suhardi; Sambas, S; Sri, A.S; Hadi, D; Minarningsih; Agus, W. 2002. Hutan dan Kebun Sebagai Sumber Pangan Nasional. Kanisius, Yogyakarta.

Suhardi. 2012. Hutan Sebagai Penghasil Pangan untuk Ketahanan Pangan Masyarakat. (Online) http://forda-mof.org. Diakses 4 Maret 2016.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia, Jakarta.

Vyola, A. 2013. Penerapan Sistem Agroforestri bagi Pemenuhan Pangan di Indonesia. (Online) http://vaghestine.blogspot.co.id Diakses 15 Februari 2016.

Wahono. 2012. Budidaya Tanaman Jati (Tectona grandis L.F). Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kapuas Hulu, Puttusibau.

Walujo, E. B. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Makalah Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional X. Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Jakarta.

Widianto; Kurniatun, K; Didik, S; dan Agung, S. 2003. Buku Ajar Agroforestri 3. (Online) http://www.worldagroforestry.org Diakses 20 November 2015.

Wiersum. 2009. Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Penerapan Teknologi Agroforestri. (Online) http://uwityangyoyo.wordpress.com Diakses 21 November 2015.


(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini menjadi pusat perhatian dunia, dikarenakan baik dari kalangan dalam negeri maupun luar negeri begitu memperhatikan kerusakan sumber daya alam yang terjadi. Pembalakan liar atau illegal loging sudah berlangsung secara terus menerus dalam volume yang sangat besar selama bertahun-tahun dan diyakini telah merusak hutan seluas 10 juta ha bahkan lebih, serta ditemukannya berbagai permasalahan lainnya seperti kebakaran lahan yang semakin lama semakin membuat lahan hutan di negeri ini berkurang jumlahnya.

Dengan semakin berkurangnya lahan hutan dikarenakan permasalahan di atas maupun dikarenakan adanya konversi atau alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian, yang disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversikan. Hal ini tentu berpengaruh buruk bagi ketersediaan jumlah produksi cadangan pangan. Mengingat pertambahan penduduk yang kian hari semakin meningkat. Pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri dan disisi lain keberadaan lahan tidak mengalami penambahan, sehingga tekanan terhadap lahan untuk mendukung keperluan manusia semakin tinggi. Kemajuan pada bidang industri dan perkembangan teknologi juga sudah barang tentu akan mempengaruhi serta mengurangi jumlah lahan-lahan hutan yang relatif subur yaitu dengan mengubahnya untuk keperluan dan kebutuhan primer seperti; pendirian pabrik, sarana dan prasarana dan sebagainya. Oleh karena itu sasaran utama guna mendukung keperluan manusia, disamping penggunaan lahan hutan untuk produksi cadangan pangan, maka perlu penerapan yang dinamakan dengan sistem Agroforestri. Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang dapat ditawarkan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas.

Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang diyakini dapat menjadi solusi mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih guna lahan yang mensinergiskan kekuatan kepentingan ekonomi dan sekaligus ekologi sehingga


(21)

2 mempunyai nilai keberlanjutan yang tinggi. Agroforestri di Indonesia dikenal sebagai ilmu baru tetapi praktik lama. Hal ini dikarenakan sudah ratusan tahun agroforestri dipraktikkan namun baru sekitar tahun 1970-an dikembangkan sebagai suatu ilmu. Praktik agroforestri telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai karakteristik dan ciri khas masing-masing.

Menurut Lundgren and Raintree (2010), agroforestri adalah suatu nama kolektif untuk teknologi dan sistem penggunaan lahan dimana tanaman berkayu (pohon, semak, palem, bambu dan lainnya) ditanam dengan sengaja pada unit pengelolaan lahan yang sama dimana tanaman pertanian dan peternakan berada, didalam bentuk susunan spasial atau sequence temporal. Di dalam sistem agroforestri terjadi interaksi ekologis dan ekonomis diantara penyusunannya. Selain itu menurut Nair (2012), agroforestri adalah suatu penggunaan lahan yang melibatkan secara sengaja“ retention”, pengenalan atau campuran pohon atau tanaman tahunan berkayu lain di lahan produksi pertanian atau ternak untuk mendapatkan keuntungan dan resultante interaksi ekologi dan ekonomi. Selanjutnya dijelaskan oleh Riyah (2012) bahwa, agroforestri ialah salah satu sistem pengelolaan lahan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi secara total dengan mengkombinasikan antara tanaman kehutanan, tanaman pertanian, atau ternak secara keseluruhan. Pengelolaan dengan sistem ini menggunakan tanaman semusim, karena menutut terjadinya perubahan sistem produksi secara total menjadi sistem monokultur dengan masukan energi, modal, dan tenaga kerja. Agroforestri mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat setempat. Peran utama agroforest bukan sebagai penghasil bahan pangan saja, tetapi juga melainkan sebagai sumber pemasukan uang dan modal.

Dalam penerapan agroforestri di lapang, banyak ditemukan berbagai macam model agroforestry guna mendukung pemanfaatan lahan yang lebih efektif dan efisien yaitu; perpaduan antara tanaman keras (jangka panjang: pohon-pohonan) dengan tanaman semusim (pertanian jangka pendek), perpaduan tanaman utama (sumber pangan, komoditas ekonomi) dengan tanaman sampingan, perpaduan tanaman penghasil dengan tanaman pendukung (misalnya kopi, kakao, dengan pohon-pohon peneduhnya), perpaduan tanaman dengan musim atau umur panen berbeda-beda: padi ladang, mentimun, kopi, damar mata kucing, durian, perpaduan pengelolaan pohon-pohonan dengan perikanan (tambak, balong, embung), dikenal juga dengan


(22)

3 istilah silvofishery, dan perpaduan dengan pemeliharaan ternak (silvopasture) atau pemeliharaan lebah: hutan sebagai penghasil pakan ternak atau lebah, seperti di Sumbawa (Anonymous, 2015)

Penerapan agroforestri tidak lepas dari peran masyarakat setempat di sekitar kawasan hutan. Sebab, hasil hutan dapat meningkatkan stabilitas ekonomi yang mampu menunjang kebutuhan hidup manusia. Dalam agroforestri pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan untuk optimalisasi fungsi lahan hutan. Menurut Simon (2001) mengemukakan bahwa, untuk menyelaraskan sistem pengelolaan hutan dengan kondisi lingkungannya, maka disatu pihak kepentingan masyarakat harus ditampung dalam kegiatan kehutanan, sedangkan di lain pihak masyarakat dimanfaatkan untuk membentuk kinerja pengelolaan hutan yang produktif bagi kepentingan bersama. Dengan kata lain, sistem pengelolaan hutan perlu disusun sedemikian rupa, sehingga kegiatannya sinergis dengan potensi masyarakat di sekitar hutan. Lebih lanjut menurut Hariyanto (2010) bahwa, pemberdayaan masyarakat setempat adalah: upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Mengingat dari permasalahan-permasalahan di atas mengenai lahan hutan yang semakin berkurang dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat, selain itu kebutuhan akan bahan pangan yang semakin berkurang karena banyaknya permintaan dari kebutuhan tersebut, maka harus dibuat ketahanan pangan dengan sistem pengelolaan lahan yaitu agroforestri yang juga nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketahanan pangan secara luas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kecukupan pangan masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini kecukupan pangan mencakup segi kuantitas dan kualitas, baik dengan memproduksi sendiri maupun membeli di pasar. Terwujudnya sistem ketahanan pangan akan tercermin antara lain dari ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta terwujudnya diversifikasi pangan baik dari sisi produksi maupun dari sisi konsumsi. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pangan diarahkan pada peningkatan swasembada pangan; tidak hanya


(23)

4 berorientasi pada beras, namun juga jenis-jenis komoditas pangan lainnya, misalkan palawija, sebagai bahan pangan utama (Suhardi; Sambas; Sri; Dwidjono; Minarningsih; Agus, 2002)

Dengan berbagai adanya penjelasan dan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini yakni bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan menerapkan sistem pengelolaan agroforestri sebagai acuan untuk meningkatkan ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan masyarakat guna terwujudnya produksi pangan yang cukup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah kekurangan pangan di negeri ini masih merupakan masalah yang belum teratasi secara menyeluruh, meskipun sudah berbagai macam usaha dilakukan untuk meningkatkan produksi ketahanan pangan. Permasalahan itu timbul karena masih banyak lahan yang belum ditanami secara optimal. Mengapa banyak lahan yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal dan humanis yang dapat mempengaruhi kualitas maupun kuantitas ketahanan pangan. Faktor kurangnya pengetahuan dan teknologi bagi petani maupun pengelola juga menjadi kendala. Bagaimana pemanfaatan lahan tersebut dapat ditingkatkan agar lebih bermanfaat, maka dapat dilakukan dengan penerapan sistem agroforestry.

Selain itu pemanfaatan lahan secara humanis melalui sistem penerapan agroforestri dapat meningkatkan ketahanan pangan secara parsial, artinya pengelolaan pangannya dapat dilakukan secara lebih mudah baik dari segi pemanfaatan maupun pemasaran, sehingga mampu meningkatkan taraf kesejahteraan petani/masyarakat baik dilihat dari segi ekonomi dan sosial.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui pemanfaatan lahan dengan jenis vegetasi yang sesuai dengan vegetasi setempat, baik berupa vegetasi berkayu, non kayu maupun tanaman pangan.

 Untuk mengetahui diversifikasi produk bahan dan ketahanan pangan sebagai peningkatan pendapatan masyarakat.


(24)

5

1.4 Kegunaan Penelitian

 Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar tentang penerapan pola agroforestri.

 Sebagai bahan dan saran masukan dalam pengambilan kebijakan pemerintah untuk peningkatan perekonomian masyarakat.

1.5 Hipotesis

 Bagaimana sistem penerapan model agroforestri dapat dilaksanakan dan diterapkan pada lahan yang marginal.

 Apakah penerapan agroforestri dapat meningkatkan bahan dan ketahanan pangan dan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.


(1)

xix Nuddin, A. 2009. Agroforest Sebagai Bentuk Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Berkelanjutan. (Online) http://arkanuddinmrum.blogspot.co.id Diakses 18 November 2015.

Oki. 2012. Agroforestri. (Online) http://okimantra.blogspot.co.id Diakses 16 November 2015.

Rahmawati. 2012. Karakteristik Pati Talas Sebagai Alternatif Sumber Pati Industri di Indonesia. (Online) http://www.academia.edu Diakses 15 Februari 2016.

Sa’ad. 2011. Agroforestri Sebagai Salah Satu Sistem Pengolahan Lahan. (Online) http:// http://agustanahair.blogspot.co.id Diakses 21 Februari 2016.

Sabarnuddin. 2011. Agroforestri Sebagai Salah Satu Sistem Pengolahan Lahan. (Online) http://http://agustanahair.blogspot.co.id Diakses 21 Februari 2016.

Suhardi; Sambas, S; Sri, A.S; Hadi, D; Minarningsih; Agus, W. 2002. Hutan dan Kebun Sebagai Sumber Pangan Nasional. Kanisius, Yogyakarta.

Suhardi. 2012. Hutan Sebagai Penghasil Pangan untuk Ketahanan Pangan Masyarakat. (Online) http://forda-mof.org. Diakses 4 Maret 2016.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia, Jakarta.

Vyola, A. 2013. Penerapan Sistem Agroforestri bagi Pemenuhan Pangan di Indonesia. (Online) http://vaghestine.blogspot.co.id Diakses 15 Februari 2016.

Wahono. 2012. Budidaya Tanaman Jati (Tectona grandis L.F). Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kapuas Hulu, Puttusibau.

Walujo, E. B. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Makalah Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional X. Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Jakarta.

Widianto; Kurniatun, K; Didik, S; dan Agung, S. 2003. Buku Ajar Agroforestri 3. (Online) http://www.worldagroforestry.org Diakses 20 November 2015.

Wiersum. 2009. Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Penerapan Teknologi Agroforestri. (Online) http://uwityangyoyo.wordpress.com Diakses 21 November 2015.


(2)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini menjadi pusat perhatian dunia, dikarenakan baik dari kalangan dalam negeri maupun luar negeri begitu memperhatikan kerusakan sumber daya alam yang terjadi. Pembalakan liar atau illegal loging sudah berlangsung secara terus menerus dalam volume yang sangat besar selama bertahun-tahun dan diyakini telah merusak hutan seluas 10 juta ha bahkan lebih, serta ditemukannya berbagai permasalahan lainnya seperti kebakaran lahan yang semakin lama semakin membuat lahan hutan di negeri ini berkurang jumlahnya.

Dengan semakin berkurangnya lahan hutan dikarenakan permasalahan di atas maupun dikarenakan adanya konversi atau alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian, yang disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversikan. Hal ini tentu berpengaruh buruk bagi ketersediaan jumlah produksi cadangan pangan. Mengingat pertambahan penduduk yang kian hari semakin meningkat. Pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri dan disisi lain keberadaan lahan tidak mengalami penambahan, sehingga tekanan terhadap lahan untuk mendukung keperluan manusia semakin tinggi. Kemajuan pada bidang industri dan perkembangan teknologi juga sudah barang tentu akan mempengaruhi serta mengurangi jumlah lahan-lahan hutan yang relatif subur yaitu dengan mengubahnya untuk keperluan dan kebutuhan primer seperti; pendirian pabrik, sarana dan prasarana dan sebagainya. Oleh karena itu sasaran utama guna mendukung keperluan manusia, disamping penggunaan lahan hutan untuk produksi cadangan pangan, maka perlu penerapan yang dinamakan dengan sistem Agroforestri. Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang dapat ditawarkan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas.

Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang diyakini dapat menjadi solusi mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih guna lahan yang mensinergiskan kekuatan kepentingan ekonomi dan sekaligus ekologi sehingga


(3)

2 mempunyai nilai keberlanjutan yang tinggi. Agroforestri di Indonesia dikenal sebagai ilmu baru tetapi praktik lama. Hal ini dikarenakan sudah ratusan tahun agroforestri dipraktikkan namun baru sekitar tahun 1970-an dikembangkan sebagai suatu ilmu. Praktik agroforestri telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai karakteristik dan ciri khas masing-masing.

Menurut Lundgren and Raintree (2010), agroforestri adalah suatu nama kolektif untuk teknologi dan sistem penggunaan lahan dimana tanaman berkayu (pohon, semak, palem, bambu dan lainnya) ditanam dengan sengaja pada unit pengelolaan lahan yang sama dimana tanaman pertanian dan peternakan berada, didalam bentuk susunan spasial atau sequence temporal. Di dalam sistem agroforestri terjadi interaksi ekologis dan ekonomis diantara penyusunannya. Selain itu menurut Nair (2012), agroforestri adalah suatu penggunaan lahan yang melibatkan secara sengaja“ retention”, pengenalan atau campuran pohon atau tanaman tahunan berkayu lain di lahan produksi pertanian atau ternak untuk mendapatkan keuntungan dan resultante interaksi ekologi dan ekonomi. Selanjutnya dijelaskan oleh Riyah (2012) bahwa, agroforestri ialah salah satu sistem pengelolaan lahan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi secara total dengan mengkombinasikan antara tanaman kehutanan, tanaman pertanian, atau ternak secara keseluruhan. Pengelolaan dengan sistem ini menggunakan tanaman semusim, karena menutut terjadinya perubahan sistem produksi secara total menjadi sistem monokultur dengan masukan energi, modal, dan tenaga kerja. Agroforestri mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat setempat. Peran utama agroforest bukan sebagai penghasil bahan pangan saja, tetapi juga melainkan sebagai sumber pemasukan uang dan modal.

Dalam penerapan agroforestri di lapang, banyak ditemukan berbagai macam model agroforestry guna mendukung pemanfaatan lahan yang lebih efektif dan efisien yaitu; perpaduan antara tanaman keras (jangka panjang: pohon-pohonan) dengan tanaman semusim (pertanian jangka pendek), perpaduan tanaman utama (sumber pangan, komoditas ekonomi) dengan tanaman sampingan, perpaduan tanaman penghasil dengan tanaman pendukung (misalnya kopi, kakao, dengan pohon-pohon peneduhnya), perpaduan tanaman dengan musim atau umur panen berbeda-beda: padi ladang, mentimun, kopi, damar mata kucing, durian, perpaduan pengelolaan pohon-pohonan dengan perikanan (tambak, balong, embung), dikenal juga dengan


(4)

3 istilah silvofishery, dan perpaduan dengan pemeliharaan ternak (silvopasture) atau pemeliharaan lebah: hutan sebagai penghasil pakan ternak atau lebah, seperti di Sumbawa (Anonymous, 2015)

Penerapan agroforestri tidak lepas dari peran masyarakat setempat di sekitar kawasan hutan. Sebab, hasil hutan dapat meningkatkan stabilitas ekonomi yang mampu menunjang kebutuhan hidup manusia. Dalam agroforestri pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan untuk optimalisasi fungsi lahan hutan. Menurut Simon (2001) mengemukakan bahwa, untuk menyelaraskan sistem pengelolaan hutan dengan kondisi lingkungannya, maka disatu pihak kepentingan masyarakat harus ditampung dalam kegiatan kehutanan, sedangkan di lain pihak masyarakat dimanfaatkan untuk membentuk kinerja pengelolaan hutan yang produktif bagi kepentingan bersama. Dengan kata lain, sistem pengelolaan hutan perlu disusun sedemikian rupa, sehingga kegiatannya sinergis dengan potensi masyarakat di sekitar hutan. Lebih lanjut menurut Hariyanto (2010) bahwa, pemberdayaan masyarakat setempat adalah: upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Mengingat dari permasalahan-permasalahan di atas mengenai lahan hutan yang semakin berkurang dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat, selain itu kebutuhan akan bahan pangan yang semakin berkurang karena banyaknya permintaan dari kebutuhan tersebut, maka harus dibuat ketahanan pangan dengan sistem pengelolaan lahan yaitu agroforestri yang juga nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketahanan pangan secara luas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kecukupan pangan masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini kecukupan pangan mencakup segi kuantitas dan kualitas, baik dengan memproduksi sendiri maupun membeli di pasar. Terwujudnya sistem ketahanan pangan akan tercermin antara lain dari ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta terwujudnya diversifikasi pangan baik dari sisi produksi maupun dari sisi konsumsi. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pangan diarahkan pada peningkatan swasembada pangan; tidak hanya


(5)

4 berorientasi pada beras, namun juga jenis-jenis komoditas pangan lainnya, misalkan palawija, sebagai bahan pangan utama (Suhardi; Sambas; Sri; Dwidjono; Minarningsih; Agus, 2002)

Dengan berbagai adanya penjelasan dan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini yakni bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan menerapkan sistem pengelolaan agroforestri sebagai acuan untuk meningkatkan ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan masyarakat guna terwujudnya produksi pangan yang cukup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah kekurangan pangan di negeri ini masih merupakan masalah yang belum teratasi secara menyeluruh, meskipun sudah berbagai macam usaha dilakukan untuk meningkatkan produksi ketahanan pangan. Permasalahan itu timbul karena masih banyak lahan yang belum ditanami secara optimal. Mengapa banyak lahan yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal dan humanis yang dapat mempengaruhi kualitas maupun kuantitas ketahanan pangan. Faktor kurangnya pengetahuan dan teknologi bagi petani maupun pengelola juga menjadi kendala. Bagaimana pemanfaatan lahan tersebut dapat ditingkatkan agar lebih bermanfaat, maka dapat dilakukan dengan penerapan sistem agroforestry.

Selain itu pemanfaatan lahan secara humanis melalui sistem penerapan agroforestri dapat meningkatkan ketahanan pangan secara parsial, artinya pengelolaan pangannya dapat dilakukan secara lebih mudah baik dari segi pemanfaatan maupun pemasaran, sehingga mampu meningkatkan taraf kesejahteraan petani/masyarakat baik dilihat dari segi ekonomi dan sosial.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui pemanfaatan lahan dengan jenis vegetasi yang sesuai dengan vegetasi setempat, baik berupa vegetasi berkayu, non kayu maupun tanaman pangan.  Untuk mengetahui diversifikasi produk bahan dan ketahanan pangan sebagai

peningkatan pendapatan masyarakat.


(6)

5 1.4 Kegunaan Penelitian

 Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar tentang penerapan pola agroforestri.

 Sebagai bahan dan saran masukan dalam pengambilan kebijakan pemerintah untuk peningkatan perekonomian masyarakat.

1.5 Hipotesis

 Bagaimana sistem penerapan model agroforestri dapat dilaksanakan dan diterapkan pada lahan yang marginal.

 Apakah penerapan agroforestri dapat meningkatkan bahan dan ketahanan pangan dan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.