ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL

  ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL Oleh HARWAN SAGITA YARDI NIM. C1G111032 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

  ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

  Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  ABSTRAK

  Penelitian bertujuan untuk : (1) Mengetahui sumber pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.; (2) Mengetahui besarnya kontribusi pendapatan dari usahatani lahan kering terhadap pendapatan rumahtangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur; (3) Mengetahui Kendala-kendala yang di hadapi petani dalam usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

  Sumber pendapatan rumahtangga usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah bersumber dari usahatani lahan kering (on farm) yaitu sebagai petani jagung dan padi, pendapatan lainya bersumber dari luar usahatani sendiri (off farm) yaitu sebagai buruh tani lahan sawah, dan adapun pendapatan selanjutnya bersumber dari non usahatani (non farm) yaitu sebagai wiraswasta dan pedagang. Kontribusi pendapatan usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur sebesar 40% atau Rp 3.422.691/Llg/Thn. Kendala utama yang dihadapi petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah kondisi iklim yang tidak menentu, tidak adanya penyuluhan, keterbatasan modal serta adanya serangan hama dan penyakit adapun kendala lainya adalah kurangnya peluang kerja lain di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

  Kata Kunci : Analisis Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

  ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

  Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  ABSTRAK

  The research aims to: (1) Knowing the source of household income dry land farmers in the district of East Lombok regency Sambelia .; (2) Knowing the contribution of income from dry land farming on household income of farmers in the district of East Lombok regency Sambelia; (3) Knowing the constraints faced by farmers in dry land farming in the district of East Lombok Sambelia. Sources of household income farming dry land in the district Sambelia East Lombok is derived from farming dry land (on farm) is a farmer of corn and rice, the income of others sourced from outside the farm itself (off farm), namely as a laborer wetland, and as for income The next sourced from non-farming (non-farm) that is as self-employed and traders. Dry land farming income contribution to total household income dry land farmers in the district of East Lombok Sambelia by 40% or Rp 3,422,691 / LLG / yr. The main constraints faced by farmers in the district of East Lombok Sambelia is uncertain climate conditions, lack of education, lack of capital and the presence of pests and diseases while the other obstacle is the lack of other job opportunities in the district of East Lombok Sambelia.

  Keywords : Household Income Analysis of Dry Land In District Farmers Sambelia

   East Lombok

  ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

  Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  PENDAHULUAN

  Potensi lahan yang luas dan variasi usaha paertanian yang sangat besar maka lahan kering merupakan lahan yang sangat potensial dan berperan besar sebagai lahan usahatani yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga petani, selain itu lahan yang potensial tersebut juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja dan lapangan usaha pertanian untuk masyarakat, untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan pangan sehingga masyarakat tidak harus terus bergantung pada lahan sawah. Akan tetapi potensi lahan kering masih belum mampu memenuhi kebutuhan pokok maupun non pokok petani lahan kering, karna rendahnya pendapatan dari usahatani lahan kering tersebut. Berbeda halnya dengan petani lahan basah yang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi dari pada hasil usahatani lahan kering. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tingkat kesejahteraan petani lahan kering yang rendah dengan tingginya angka kemiskinan petani lahan kering dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan petani lahan basah. Kecamatan Sambelia memiliki iklim kemarau yang panjang yang menyebabkan kekeringan, yang menambah masalah pada lahan kering, selain itu lahan kering di Kecamatan Sambelia belum mendapatkan penanganan yang tepat baik dari pemerintah maupun dari petani lahan kering sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dan terdapat beberapa faktor dari sumberdaya manusia yang masih rendah menyebabkan petani sulit mendapat informasi dan menggunakan teknologi untuk menangani lahan kering dan beberapa masalah-masalah lain yang masih belum biasa diatasi sehingga upaya yang ingin dicapai seperti kesejahteraan petani sulit untuk dicapai. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Lokasi sampel adalah Desa Labuhan Pandan dan Desa Sambelia yang di tentukan secara purposive sampling, atas pertimbangan kedua desa tersebut terdapat rumahtangga petani yang mengusahakan usahatani lahan kering terbanyak. Jumlah rumahtangga petani responden ditentukan secara accidental sampling dengan kuota sebanyak 30 rumahtangga responden sehingga di peroleh 13 rumahtangga dari Desa Sambelia dan 17 rumahtangga dari Desa Labuhan Pandan.

  ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

  Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Analisi biaya dan pendapatan pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur disajikan pada tabel 4.12 berikut:

  Analisis Biaya dan Pendapatan Uasatani Lahan Kering

Tabel 4.12. Rata- Rata Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usahatani Lahan

  Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014 No Uraian Usahatani Lahan Kering

  Per LLG Per Ha Jagung Padi Jagung Padi

  1 Lahan 0,60 0,71

  1

  1

  2 Biaya Produksi

  A. Variabel Biaya

  (Saprodi): 1.102.045 1.825.678 - 365.625 513.157

  Bibit (Rp/Kg)

  • 653.636 787.500 1.082.831 1.105.263

  Pupuk (Rp/Kg) Obat-obatan

  • (Rp/Lt) 168.182 262.625 278.614 368.596
  • 763.955 760.625 1.265.587 1.067.544

  Tenaga Kerja Total Biaya 2.687.818 2.176.375 4.452.711 3.054.561 Variabel B. Biaya Tetap:

  • Penyusutan Alat 195.794 533.694 324.357 749.044
  • 31.250 35.625 51.770 50.000

  Biaya

  Pajak Lahan Total Biaya Tetap 227.044 569.319 376.126 799.044 Total Biaya 2.914.862 2.745.694 4.828.837 3.853.606 Produksi

  3 Produksi (Ku) 23,49 21,38 38,92 30,00

  4 Harga (Rp/Ku) 240.000 350.000 240.000 350.000 5 Nilai Produksi (Rp) 5.638.582 7.481.250 9.341.024 10.500.000.

  6 Pendapatan 2.723.720 4.735.556 4.512.187 6.646.393

  2.78

  7 R/C 2,00 2,78 2,00

  Sumber: Data Primer Diolah 2015

  • Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan pada usahatani lahan kering di

  Biaya Produksi

  Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur pada usahati jagung sebesar Rp 2.914.862/Llg/thn atau Rp4.828.837/ Ha/thn sedangkan pada usahatani padi sebesar Rp 2.745.694/Llg/thn atau Rp3.853.606/Ha/thn biaya produksi tersebut bersumber dari biaya variable sebesar Rp 2.687.818/Llg/thn atau Rp4.452.711/Ha/thn untuk usahatani jagung dan Rp 2.176.375/Llg/thn atau Rp3.054.561/Ha/thn pada usahatani padi dan biaya tetap sebesar Rp227.044/Llg/thn atau Rp376.126/Ha/thn untuk ushatani jagung dan Rp569.319/Llg/thn atau Rp799.044/Ha/thn untuk usahatani padi. Rincian biaya produksi tersebut diuraikan sebagai berikut:

  • Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya saprodi (bibit, pupuk, dan obat-obatan) biaya saprodi yang paling besar di keluarkan pada usahatani jagung adalah biaya pembelian bibit sebesar Rp1.102.045/Llg/thn atau Rp1.825.678/Ha/thn sedangkan untuk usahatani padi adalah biya pembelian pupuk sebesar Rp 787.500/Llg/thn atau Rp1.105.263/Ha/thn dan untuk besaran biaya yang terendah pada usahatani jagung dan padi adalah biaya pembelian obat-obtan masing-masing sebesar Rp 168.182/Llg/Thn atau Rp278.64/Ha/thn dan Rp262.625/Llg/Thn atau Rp.368.596/Ha/thn.

  Biaya Variabel

   Biaya Tenaga Kerja Tenaga Kerja yang digunakan meliputi tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga dan upah mesin pemipil jagung. Lebih rinci rata-rata tenaga kerja yang dikeluarkan pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia di sajikan pada

Tabel 4.13 berikut:Tabel 4.13 Rata-rata Biaya Penggunaan Tenaga Kerja di Rinci Menurut

  Jenis Kegiatan Pada Usahatani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia 2014

  No Uraian Tenaga Kerja Llg

  Jagung Padi

  1 Persiapan Lahan 36.364 28.125

  2 Penyemprotan 20.682 20.000

  3 Penanaman 319.318 418.750

  4 Penyiangan 68.182 46.875

  5 Pemupukan 136.364 93.750

  6 Pemanenan 113.636 153.125

  7 Pasca panen 69.409 Total 763.955 760.625

  Sumber: Data Primer Diolah 2015

  Rata-rata biaya tenaga kerja terbesar dikeluarkan petani lahan kering untuk usahatani jagung dan padi adalah pada biaya penanaman yaitu sebesar Rp 319.318/Llg/thn untuk usahatani jagung dan Rp 418.750/Llg/Thn untuk usahatani padi, sedangkan biaya tenaga kerja yang terendah pada usahatani jagung dan padi adalah biaya penyemprotan sebesar Rp 20.682/Llg/Thn pada usahatani jagung dan Rp 20.000/Llg/Thn pada usahatani padi.

  • Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya untuk pajak dan penyusutan alat petani lahan kering. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan pada usahatani Jagung sebesar Rp 227.044/Llg/thn sedangkan pada usahatani padi sebesar Rp 569.319/Llg/thn. Biaya tetap tersebut terdiri atas biaya penyusutan alat di antaranya (cangkul, parang, sabit, handspryer, linggis, karung, terpal) kemudian diikuti biaya pajak lahan. Untuk lebih jelasnya di sajikan pada Tebel 4.14 berikut:

  Biaya Tetap

Tabel 4.14 Rata-rata Biya Penyusutan Alat Rumahtangga Petani Lahan

  Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014 No Uraian Total Biaya Penyusutan (Thn)

  Jagung Padi

  1 Cangkul 20777 27500

  2 Parang 20436 19410

  3 Sabit 9545 9844

  4 Handsprayer 17455 96000

  5 Linggis 5455 12000

  6 Karung 1943 2250

  7 Terpal 120184 366691 Total 195794 533694

  Sumber, Data Primer Diolah 2015

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa rata-rata rumahtagga petani lahan kering memiliki peralatan yag tidak terlalu banyak jumlah dan ragamnya, hal ini di sebabkan

  karena selain luas lahan garapan yang tidak terlalu luas juga disebabkan keadaan prekonomian rumahtangga petani lahan kering yang sangat rendah sehingga tidak mampu membeli alat-alat pertanian dengan harga yang tinggi.

  • Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil fisik dari usahatani lahan kering yang di nyatakan dalam satuan kilogram (Kg) sedangkan nilai Produksi adalah hasil penjualan peroduksi fisik dikali dengan harga perkilogram. Rincian mengenai produksi dan nilai produksi usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur di sajikan pada Tabel 4.15 berikut:

  Produksi, Nilai Produksi dan Pendapatan Uasahatani Lahan Kering

Tabel 4.15 Rata-rata Produksi, Nilai produksi dan R/C Usahatani Lahan

  Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014 Uraian Per Llg

  Jagung Padi Produksi (Ku) 23,49 21,38 Harga (Rp/Ku) 240.000 350.000 Nilai Produksi (Rp) 5.638.582 7.481.250 Total Biaya Produksi 2.914.862 2.745.694 Pendapatan 2.723.720 4.735.556 R/C

  2,00 2,78

  Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa rata-rata produksi pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur untuk komoditi jagung

  Sebesar 23,49/Ku/Llg sedangkan untuk komoditi padi Rata-rata sebesar 21,38/Ku/Llg. Rata-rata harga jual untuk jagung sebesar Rp240.000/Ku sedangkan untuk padi adalah Rp 350.000/Ku. Dengan mengalikan produksi dan harga jual tersebut maka diperoleh rata-rata nilai produksi usahatani lahan kering untuk komoditi jagung sebesar Rp5.638.582/Llg/thn sedangkan rata-rata produksi padi sebesar Rp7.481.250/Llg/thn.

  Pendapatan dari usahatani lahan kering yag diperoleh dari selisih nilai produksi dengan biaya produksi yang di kluarkan. Rata-rata nilai pendapatan usahatani lahan kering untuk komoditi jagung sebesar Rp 2.723.720/Llg/Thn sedangkan rata-rata pendapatan untuk komoditi padi sebesar Rp 4.735.556. sementara itu nilai rata-rata R/C ratio pada komiditi jagung dan padi nilainya sebesar 2,00 untuk komoditi jagung artinya setiap penggunaan input sebesar satu satuan mengakibatakan peningkatan pendapatan kotor sebesar Rp 200, sedangkan untuk komoditi padi nilainya sebesar 2,78 artinya setiap penggunaan input sebesar satu satuan mengakibatkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 278, di lihat dari nilai R/C ratio dari kedua komoditi tersebut, maka usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia layak untuk di usahakan.

  • Pendapatan di luar usahatani sendiri yang dimaksud adalah pendapatan petani yang didapat dari pekerjaan sampingan seperti buruh tani sedangkan pendapatan non usahatani adalah pendapatan yang dihasilkan diluar usahatani. Rincian mengenai produksi dan nilai produksi dilihat pada Tabel 4.16 berikut:

  Pendapatan di Luar Usahatani Sendiri dan Non Usahatani

Tabel 4.16 Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering Dari Luar

  Usahatani Sendiri dan Non Usahatani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014

  No Rata-rata/Thn (Rp)

  Uaraian Kepala Anggota Total Keluarga Keluarga Pendapata n

  1 Off Farm (Diluar Usahatani Sendiri) a.

  Buruh Tani 45.000 45.000

  • 71.667 -

  Penyemprotan

  120.000 191.667 Menanam

  • 333.33 35.000 68.333

  Pemupukan

  • 25.000 121.667 146.667

  Penyiangan

  • 583.333 323.767 907.100

  Panen 70.000 11.667 81.667

  • 2 Non Farm ( Non Usahatani)

  Pembersihan Lahan

  a. 4.800.000 4.800.000 Kadus

  • b.
  • Sumber: Data Primer Diolah, 2015 (Lampiran 16)

  3.300.000 3.300.000

  Pedagang

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan kepala keluarga petani lahan kering yang bersumber dari luar usahatani sendiri yaitu sebagai buruh tani

  (lahan sawah) sebanyak 27 respoden dengan rata-rata total pendapatan sebesar Rp828.333/Thn, dengan rata-rata frekuensi kerja sebanyak 2 kali unrtuk penyemprotan, 3 kali untuk penanaman, 2 kali untuk pemupukan, kali untuk penyiangan, 23 kali untuk panen, dan 3 kali untuk penyiangan. Dan dengan rata-rata tingkat upah untuk satu kali kerja sebesar Rp25.000, sedangkan anggota keluarga yang bekerja sebagai buruh tani adalah sebanyak 24 orang dengan total rata-rata pendapatan sebesar Rp 612.101/Thn, dengan rata-rata frekuensi kerja sebanyak 0 kali unrtuk penyemprotan, 5 kali untuk penanaman, 2 kali untuk pemupukan, kali untuk penyiangan, 12 kali untuk panen, dan 1 kali untuk penyiangan. Dan dengan rata-rata tingkat upah untuk satu kali kerja sebesar Rp25.000. rumahtangga petani yang bekerja di non usahatani untuk kepala keluarga yaitu sebanyak 1 responden bekerja sebagi wiraswasta dengan pendapatan sebesar Rp 4.800.000/Thn, sedangkan 2 responden lainya bekerja sebagi pedagang dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 3.300.000/Thn.

  • Rumahtangga Petani

  Kontribusi Usahatani Lahan Kering Terhadap Pendapatan

  Besarnya pendapatan yang dihasilkan petani merupakan besarnya kontibusi ekonomi usahatani. Kontribusi adalah sumbagan atau peranan yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap pendapatan keluarga petani. Rincian mengenai kontribusi usahatani lahan kering terhadap pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur disajikan pada Tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Kontribusi Pendapatan Lahan Kering Terhadap Pendapatan

  Rumahtangga Petani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014

  No Uraian Jumlah (Rp) Kontribusi (%)

  1 On Farm (Usahatani) 3.422.691 40%

  2 Off Farm (Luar Usahatani Sendiri) 1.440.436 17%

  3 Non Farm (Non Usahatani) 3.800.000 43% Total 8.970.074 100%

  Sumber Data Primer Diolah, 2015

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa kontribusi usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahtangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok

  Timur sebesar 40% atau sebesar Rp 3.422.691/thn Sedangkan usahatani yang bersumber dari luar usahatani sendiri (Off farm) sebesar Rp 1.440.436/thn atau sebesar (17%) sementara itu kontribusi non usahatani (Non farm) sebesar 3.800.000/thn atau sebesar (43%).

  • Kendala utama yang di hadapi petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur meliputi iklim beserta penyuluhan sedangkan kendala lain adalah modal dan saprodi.

  Kendala Dalam Usahatani Lahan Kering

  1. Iklim Iklim merupakan kendala yang banyak dialami oleh petani, keadaan iklim

  (curah hujan) yang paling utama yang menyebabkan gagal panen, karena iklim sulit diprediksi dan turunnya hujan tidak menentu. Penyuluhan Kegiatan usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia tidak pernah di damping oleh penyuluh.

  2. Modal Modal merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh rumahtngga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia dalam menjalankan usahataninya. Kendala modal tersebut disebabkan karena kurangnya biaya untuk menjalankan usahatani baik dari pengolahan lahan sampai dengan panen.

  3. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan masalah paling utama bagi sebagian petani responden dalam berusahatani, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pestisida dan obat-obatan selama ini secara keseluruhan masih belum efektif membasmi hama dan penyakit tanaman petani responden. Terobosan baru diharapkan oleh petani agar masalah hama dan penyakit dapat teratasi sehingga petani dapat meningkatkan kualitas produksi dan pendapatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka di simpulkan sebagai berikut: 1.

  Sumber pendapatan rumahtangga usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah bersumber dari usahatani, luar usahatani sendiri dan non usahatani.

  2. Kontribusi pendapatan usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahatangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp 3.422.691/Llg/Thn atau (40%) dengan pendapatan total rumahtangga sebesar Rp 8.970.074/Thn.

3. Kendala utama yang dihadapi petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok

  • Saran 1.

  Diharapkan kepada instansi terkait untuk memberikan bantuan modal atau kredit lunak bagi petani khususnya petani lahan kering dengan persyaratan yang mudah.

  2. Diharapkan kepada instansi terkait untuk memberikan penyuluhan terutama untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat petani terkait masalah usahatani lahan kering seperti cara pengolahan lahan kering yang tepat, memberikan beberapa cara atau alternatif yang mudah terkait tentang pengolahan lahan kering.

  DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003-2007. Rencana Setrategis Pengembangan wilayah Lahan Kering

  . 2004. Hasil Survai Pendapatan Rumahtangga Pertanian Provinsi Nusa

  Tenggara barat. Mataram: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB

  Anonim. 2006. Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Lahan Terpadu.

  Jakarta: Departemen Pertanian Indonesia . 2013. Analisis Rumahtangga, Lahan dan Usaha Pertanian di

  Indonesia(Sensus Pertanian). Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia

  . 2013-2014. Kecamatan Sambelia Dalam Angka. Selong: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur

  Timur adalah kondisi iklim yang tidak menentu, tidak adanya penyuluhan, keterbatasan modal serta adanya serangan hama dan penyakit adapun kendala lainya adalah kurangnya pelung kerja lain di Kecamatan Sambelia Kabupten Lombok Timur .

  Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda NTB Indonesia

  . 2014. Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Mataram: Badan Pusat Statistik NTB Indonesia .2014. Kabupaen Lombok Timur Dalam Angka. Selong: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur

  Andy. 2013. Berbagai Ilmu (Teori Pendapatan)

  s

  tanggal 22 Mei 2015 Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Darwis Valeriana. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama

  Penentu Pendapatan Petani. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan

  Kebijakan Pertanian Edy, Kusmantoro s, dkk. 2009. Analisis Keberagaman Usaha Rumahtangga

  Pertanian Lahan Kering Di Kabupaten Banyumas . Purwokerto: Fakultas

  Pertanian Universitas Soedirman Faturahman, L. 2003-2004. Kebijakan Pengembangan Lahan Marjinal Berbasis

  Teknologi Tepat Guna di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda

  NTB Indonesia Gustiyana. 2004. Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2003. Jakarta: Kementrian

  Pertanian Tahun 2004 Hernanto. 1994. ILmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya Hipi Awaludin. 2013. 67Perbaikan Teknologi Budidaya Jagung di Lahan

  Kering Beriklim Kering di Kabupaten lombok Timur. Mataram: Balai

  Pengkajian Teknologi Pertanian NTB Ma`shum, Mansur., dkk. 2013. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Pertanian Lahan

  Kering Berwawasan Lingkungan di Nusa Tenggara Barat. Mataram:

  Fakultas Pertanian Universitas Mataram Minardi. 2009. Optimalisasi Pengolahan Lahan Kering Untuk Pengembangan

  Pertanian Tanaman Pangan. Surakarta: Universitas Sebelas Maraet

  Mubyarto. 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES Nurdin. 2011. Penggunaan Lahan Kering di DAS Limboto Provinsi Gorontalo Untuk

  Gorontalo: Fakultas Pertanian Universitas Negeri Pertanian Berkelanjutan. Gorontalo

  Rumagit, Grace A.J, dkk. 2009. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Kota

  Kawangkoan. Semarang: Fakultas Ekonometrika dan Bisnis, Universitas

  Diponegoro Saleh, Hasnudin.2009. Rencana Pemanpaatan Lahan Kering Untuk Pengembangan

  Usaha peternakan dengan Usahatani Terpadu di Iindinesia. Jakarta:

  Universitas Indonesia Setiawan, Iwan. 2008. Alternatif Pemberdayaan Bagi Kesejahteraan Petani Lahan

  Kering. Bandung: Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

  Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Sudarwati. 2015. Analisis Pendapatan Rumahtangga Lahan Kering di Kecamatan

  Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Mataram: Fakultas Pertanian, Universitas

  Mataram Suriadi, Ahmad. 2013. Kegiatan Sistem Pertanian Terhadap Lahan Kering Iklim Kering (SPT,LKIK) di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat.

  s tanggal 20

  Mei 2015 Suwardji. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering. Mataram: Fakultas

  Pertanian Universitas Mataram press Suwardji. 2013. Pertanian Berkelanjutan Dalam Kondisi Perubahan Iklim Menuju

  Ketahanan Pangan. Mataram: Fakultas Pertanian Universitas Mataram Watung, Moh., dkk. 2011. Analisis Pendapatan Bunga Potong, Kota

  Tomohon. Bogor: Pusat Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

  Wahid. 1993. Konsep dasar Pendekatan Pengembangan Lahan Kering Berwawasan Mataram: Dinas Pertanian dan Lingkungan Dikawasan Timur Indonesia. Peternakan Provinsi NTB

  Zainudin. 2012. Sumbangan Aktivitas Usahatani Pekarangan Terhadap Pendapatan

  Rumahtangga Petani Desa Kabupaten Bantul. Bogor: Institut Pertanian

  Bogor