HASIL DAN PEMBAHASAN PENUTUP
frekuensi 1800 MHz. Perancangan LTE-Advanced ini menggunakan capacity planning dan coverage planning di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
analisis penulis didapatkan hasil bahwa jaringan dengan teknik carrier aggregation inter-band non-contiguous lebih baik untuk diterapkan di Kota Bandar Lampung
Dalam penelitiannya penulis [8] mengambil judul Analisis Performansi Penerapan
Carrier Aggregation dengan Perbandingan skenario secondary Cell pada perancangan Jaringan LTE-Advanced di DKI Jakarta. Pada paper ini penulis
membahas tentang perancangan jaringan LTE dengan mengunakan bandwidth 5 MHz pada band 900 dan jaringan LTE-Advanced dengan melakukan penambahan
bandwidth 5 MHz pada band 1800 MHz melalui fitur inter-band carrier aggregation. Perancangan yang dilakukan dengan dua pendekatan yaitu planning
by coverage dan planning by capacity. Untuk mendapatkan skenario optimal dalam menerapkan carrier aggregation maka dilakukan perbandingan skenario secondary
cell. Perbandingan tersebut didasarkan pada perbandingan antara Carrier Aggregation Deployment Scenario 2 CADS2 dan Carrier Aggregation
Deployment Scenario 3 CADS3.
Kajian literatur yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa teknik carrier
aggregation memiliki beberapa skenario agregasi spektrum. Literatur di atas juga menjelaskan mengenai protokol carrier aggregation, metode scheduler pada
carrier aggregation, dan physical layer pada carrier aggregation. Literatur lainnya juga menunjukkan uji performa dari uplink pada carrier aggregation. Salah satu
penulis pada literatur di atas juga berpendapat bahwa teknik carrier aggregation sangat memungkinkan untuk meningkatkan puncak data rates pada jaringan LTE-
Advanced. Selain itu, terdapat pula literatur yang menjadikan teknik carrier aggregation untuk perancangan jaringan LTE-Advanced di sebuah kota di
Indonesia. Berdasarkan kajian literatur di atas maka pada skripsi ini penulis akan mengangkat judul mekanisme Carrier aggregation pada jaringan 4G LTE-
Advanced.