AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia Linn DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI TERHADAP Escherichia coli

SKRIPSI
IRNA FAUZIAH

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK
N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia Linn
DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI
TERHADAP Escherichia coli

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

iii

iv

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Aktivitas Antimikroba Ekstrak N-Heksan Daun Jatropha
gossypifolia dengan Metode Bioautografi terhadap Escherichia coli”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
skripsi ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.

Ibu Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran memberikan pengertian, arahan, dukungan serta bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2.

Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S. Si., M. P. Selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan arahan, dukungan serta bimbingan kepada penulis agar dapat
menyelesaikan skripsi ini.

3.

Ibu Dian Ermawati, M. Farm., Apt selaku dosen penguji I atas kritik dan

sarannya untuk menyempurnakan skripsi ini.

4.

Ibu Ika Ratna Hidayati, S. Farm., M. Sc., Apt selaku dosen penguji II atas
semua kritik dan sarannya untuk menyempurnakan skripsi ini.

5.

Ibu Annisa Farida Muti, S. Farm., M. Sc., Apt, Bapak Heru Prabowo Hadi, S.
Farm., Apt dan Ibu Dian Ermawati, M. Farm., Apt selaku dosen wali atas
bimbingannya selama ini.

6.

Bapak Yoyok Subekti Prasetyo, M. Kep, Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7.


Ibu Nailis Syifa’, S. Farm., M. Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
yang telah membantu kelancaran pengerjaan skripsi penulis.

8.

Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M. Si., Apt selaku Kepala Laboratorium
Kimia Terpadu II yang telah mengijinkan penulis serta memberikan fasilitas
untuk melakukan penelitian di laboratorium tersebut

9.

dr. Desy Andari selaku Kepala Laboratorium Biomedik PPD UMM yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di Laboratium tersebut.

v

10. Para dosen Program Studi Farmasi serta para dosen dari Fakultas Kedokteran
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis yang semoga
ilmu tersebut dapat berguna bagi diri penulis dan juga orang lain.
11. Para laboran dari Laboratorium Kimia Terpadu II mbak Evi, mas Ferdi, mbak

Bunga, mbak Endah, dan mbak Susi serta Bapak Joko dan laboran dari
Laboratorium Biomedik PPD UMM atas bimbingan dan arahannya selama
penulis melakukan penelitian.
12. Ayahanda Muslihudin dan Ibunda Ari Astika tercinta atas doa yang tak hentihentinya dan dukungan baik secara moril maupun materil serta dengan sabar
mendengar keluh kesah anakmu ini selama kuliah hingga penulisan skripsi ini.
13. Adikku tercinta Helmi Jauhari atas pengertiannya selama penulis mengerjakan
skripsi.
14. Seseorang yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta selalu menemani
penulis selama ini.
15. Sahabatku Nur, Santi, Erma, Syifa dan adik-adik kosku tercinta Hany, Ratna,
Dwi dan juga teman seperjuangan skripsi Finda di kos atas dukungan dan
semangatnya selama pengerjaan skripsi.
16. Teman seperjuangan skripsi Erma, Mbak Mufida, Haritsah, Iyan, Aisyah, Eya,
Uti yang telah berjuang menyelesaikan skripsi hingga akhir.
17. Teman-teman farmasi angkatan 2011 dan farmasi B atas rasa kekeluargaan di
akhir-akhir perjuangan kita meraih gelar sarjana.
18. Serta semua pihak baik dari dalam maupun luar yang tak dapat dituliskan satu
persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca serta ilmu pengetahuan terutama di bidang kefarmasian.

Malang, Agustus 2015

Penulis

vi

RINGKASAN
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha
gossypifolia Linn DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI TERHADAP
Escherichia coli
Infeksi merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogen, seperti bakteri, virus, parasit atau jamur. WHO (2015) menyebutkan
bahwa infeksi banyak menimbulkan kematian terutama pada anak-anak. Salah satu
bakteri patogen yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi yakni Escherichia coli.
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri penyebab diare, infeksi saluran
kemih, ataupun meningitis. Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit infeksi namun telah banyak terjadi resistensi terhadap

antibiotik akibat penggunaan yang kurang tepat (Permenkes, 2011). Telah banyak
diteliti tanaman-tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri salah satunya
daun jarak merah (Jatropha gossypifolia) di mana dalam penelitian sebelumnya
diidentifikasi memiliki senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid,
dan steoid (Dhale et al, 2010; Felix-Silva et al, 2014).
Penelitian ini menggunakan daun jarak merah yang diekstraksi dengan
maserasi kinetik yang kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan metode bioautografi guna mengetahui senyawa metabolit sekunder
yang memiliki aktivitas antibakteri pada daun jarak merah.
Serbuk daun jarak merah ditimbang sebanyak 250 g untuk dilakukan maserasi
kinetik. Pelarut n-heksan yang digunakan adalah 2500 ml untuk maserasi pertama
kemudian maserasi yang kedua hingga keempat digunakan pelarut n-heksan
sebanyak 1250 ml dari pelarut yang digunakan pada maserasi pertama. Maserasi
kinetik dilakukan dengan pengadukan konstan selama 4 jam lalu disaring. Proses
ekstraksi dengan maserasi kinetik ini dilakukan sebanyak 4 kali hingga senyawa
kimia dari daun jarak merah tidak terekstraksi dengan pelarut n-heksan, hal ini
ditandai dengan noda yang terbentuk semakin pudar dari maserasi pertama hingga
keempat. Hasil ekstraksi berupa filtrat diuapkan dengan rotary evaporator hingga
didapatkan ekstrak kental. Identifikasi senyawa kimia dilakukan dengan fase gerak
N-Heksan : Etil Asetat (4 : 1).

Pengujian bioautografi dilakukan menggunakan plat KLT yang telah dieluasi
dengan fase gerak N-Heksan : Etil Asetat (4 : 1). Proses awal yang dilakukan adalah
penotolan ekstrak n-heksan daun jarak merah sebanyak 5 kapiler atau sebanyak 25
µl yang kemudian dieluasi hingga noda-nodanya terpisah. Kemudian dilakukan
pengguntingan terhadap noda-noda yang terbentuk dan didifusikan ke dalam media
agar berisikan bakteri. Setelah itu diinkubasikan selama 24 jam. Konsentrasi
ekstrak yang digunakan adalah 50 mg/ml. Kloramfenikol sebagai antibiotik
pembanding (kontrol positif). Hasil inkubasi kemudian dilihat zona bening yang
muncul yang merupakan zona hambat dari senyawa kimia yang diujikan lalu dilihat
senyawa kimia apa yang memiliki aktivitas antibakteri dengan membandingkan
nilai Rf dari noda yang diujikan dengan nilai Rf dari masing-masing identifikasi
senyawa yang telah dilakukan sebelumnya.
Hasil ekstraksi daun jarak merah didapatkan rendemen sebesar 4,576 %. Hasil
pengujian bioautografi dari 5 noda yang diujikan menunjukkan aktivitas antibakteri
dilihat dari zona hambat yang terbentuk. Hasil yang diperoleh pada Rf 1 = 0,33, Rf
2 = 0,45, Rf 3 = 0,55, Rf 4 = 0,61 dan Rf 5 = 0,95 dengan rata-rata diagonal zona
vii

hambat masing-masing Rf 1 = 9,3 mm, Rf 2 = 9,0 mm, Rf 3 = 10 mm, Rf 4 = 15
mm dan Rf 5 = 18 mm. Hasil identifikasi senyawa kimia dengan menggunakan plat

KLT menunjukkan ekstrak n-heksan daun jarak merah mengandung senyawa
terpenoid termasuk steroid di dalamnya dan juga antrakuinon. Senyawa tersebut
ditunjukkan pada Rf 1 = 0,33, Rf 2 = 0,45, Rf 3 = 0,55 dan Rf 5 = 0,95 yang
merupakan senyawa terpenoid termasuk steroid dan pada Rf 4 = 0,61 merupakan
senyawa antrakuinon. Disimpulkan bahwa ekstrak n-heksan daun Jatropha
gossypifolia memiliki aktivitas antibakteri yang ditunjukkan pada terbentuknya
zona hambat setelah dilakukan pengujian dengan metode bioautografi dan dari
pengujian tersebut didentifikasi bahwa golongan senyawa yang memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Escherichia coli yakni terpenoid, steroid dan antrakuinon.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
LEMBAR PENGUJIAN ...............................................................................

iv


KATA PENGANTAR..................................................................................... v
RINGKASAN................................................................................................... vii
ABSTRAK........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jarak Merah (Jatropha gossypiifolia L).. 7
2.1.1 Taksonomi.................................................................................. 7
2.1.2 Nama Daerah............................................................................. 8
2.1.3 Morfologi................................................................................... 8
2.1.4 Habitat dan Distribusi Geografis................................................ 9

2.1.5 Manfaat Jarak Merah................................................................. 10
2.1.6 Kandungan Senyawa Jarak Merah........................................... 11
2.2 Tinjauan Umum Escherichia coli..................................................... 14
2.2.1 Taksonomi................................................................................ 14
2.2.2 Morfologi dan Sifat.................................................................. 15
2.3 Tinjauan Umum Infeksi................................................................... 16
2.3.1 Terapi........................................................................................ 16

ix

2.3.2 Kloramfenikol........................................................................... 17
2.4 Tinjauan Tentang Uji Kepekaan Terhadap Aktivitas Antimikroba Secara
in vitro..................................................................................................... 18
2.4.1 Metode Difusi Cakram ............................................................. 19
2.4.2 Metode Dilusi Agar….............................................................. 20
2.4.3 Metode Dilusi Tabung............................................................... 20
2.4.4 Metode Bioautografi................................................................. 21
2.4.4.1 Bioautografi Kontak atau Difusi Agar......................... 22
2.4.4.2 Bioautografi Langsung................................................ 23
2.4.4.3 Bioautografi Imersi atau Agar Overlay....................... 24

2.4.5 Ekstraksi................................................................................... 24
2.4.6 Maserasi.................................................................................... 26
2.4.6.1 Maserasi Kinetik.......................................................... 26
2.4.6.2 Maserasi Sonikasi........................................................ 26
2.4.6.3 Pelarut Ekstraksi........................................................... 27
2.4.7 Parameter Standar Umum Ekstrak............................................ 29
2.4.8 Kromatografi Lapis Tipis (KLT).............................................. 30
2.4.8.1 Fase Diam..................................................................... 31
2.4.8.2 Fase Gerak.................................................................... 32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................ 33
3.1 Bagan Kerangka Konseptual .......................................................... 33
3.2 Kerangka Konseptual ..................................................................... 34
BAB 4 METODE PENELITIAN.................................................................. 36
4.1 Lokasi Penelitian............................................................................ 36
4.2 Alat Penelitian................................................................................ 36
4.2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia................................................... 36
4.2.2 Proses Ekstraksi........................................................................ 36
4.2.3 Pengujian Bioautografi............................................................. 36
4.2.4 Pemisahan Senyawa dengan KLT............................................ 37
4.3 Bahan Penelitian............................................................................... 37
4.3.1 Bahan Uji................................................................................. 37
4.3.2 Proses Ekstraksi........................................................................ 37

x

4.3.3 Pengujian Bioautografi............................................................. 38
4.3.4 Identifikasi Senyawa dengan KLT.......................................... 38
4.4 Variabel Penelitian.......................................................................... 38
4.4.1 Variabel Bebas......................................................................... 38
4.4.2 Variabel Terikat....................................................................... 38
4.5 Penyiapan Sterilisasi alat dan bahan.............................................. 38
4.6 Metode Penelitian............................................................................ 38
4.6.1 Rancangan Penelitian............................................................... 38
4.6.2 Kerangka Operasional.............................................................. 39
4.6.3 Prosedur Kerja.......................................................................... 39
4.6.3.1 Pembuatan Simplisia.................................................... 39
4.6.3.2 Pembuatan Ekstrak Bahan Uji..................................... 40
4.6.3.3 Pemisahan Senyawa dengan KLT................................ 41
4.6.3.4 Identifikasi Komponen Senyawa.................................. 42
4.6.3.5 Preparasi Media.............................................................42
4.6.3.6 Peremajaan Bakteri....................................................... 42
4.6.3.7 Preparasi Bakteri........................................................... 43
4.6.3.8 Pengujian Bioautografi................................................. 43
4.6.3.9 Analisis Data................................................................. 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN...................................................................... 44
5.1 Hasil Determinasi Daun Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.)... 45
5.2 Hasil Serbuk Simplisia Daun Jarak Merah ..................................... 45
5.3 Hasil Ekstrak N-Heksan Daun Jarak Merah.................................... 46
5.4 Hasil Uji KLT Ekstrak N-Heksan Daun Jarak Merah..................... 46
5.4.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT.......................... 47
5.4.2 Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan KLT....................... 47
5.4.3 Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT........................ 48
5.4.4 Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin dengan KLT........ 49
5.4.5 Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan KLT.................... 50
5.4.6 Hasil Pengukuran Nilai Rf dari Kromatografi Lapis Tipis..... 50
5.5 Hasil Uji Antimikroba Esktrak N-Heksana Daun Jarak Merah dengan
Metode Bioautografi terhadap Escherichia coli.............................. 51

xi

BAB 6 PEMBAHASAN............................................................................... 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 61
7.1 Kesimpulan...................................................................................... 61
7.2 Saran................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 62
LAMPIRAN.................................................................................................... 69

xii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

II.1. Kandungan Senyawa Daun Jatropha gossypifolia...............................

12

V.1. Pengukuran Derajat Kehalusan Serbuk Simplisia Daun Jarak Merah..

45

V.2. Hasil KLT dari Ekstrak N-Heksan Daun Jarak Merah dengan Eluen
N-Heksana : Etil Asetat.........................................................................

51

V.3. Hasil Uji Antimikroba Esktrak N-Heksana Daun Jarak Merah dengan
Metode Bioautografi terhadap Escherichia coli...................................

xiii

52

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Tanaman Jatropha gossypifolia (A) daun Jatropha gossypifolia (B)...... 8
2.2 Escherichia coli........................................................................................ 15
2.3 Skema Bioautografi Kontak..................................................................... 22
2.4 Skema Bioautografi Langsung................................................................. 23
2.5 Skema Bioautografi Imersi atau Agar Overlay........................................ 24
3.1 Bagan Kerangka Konseptual.................................................................... 32
4.1 Skema Kerangka Operasional.................................................................. 39
4.2 Bagan Alir Proses Esktraksi Daun Jatropa gossypifolia dengan pelarut
n-heksan.................................................................................................... 41
5.1 Daun Jatropha gossypifolia basah (A), daun Jatropha gossypifolia
kering (B), serbuk simplisia daun Jatropha gossypifolia (C)................... 45
5.2 Ekstrak kental daun jarak merah (Jatropha gossypifolia L.).................... 46
5.3 Hasil identifikasi senyawa alkaloid dengan kromatografi lapis tipis
(KLT)......................................................................................................... 47
5.4 Hasil identifikasi senyawa terpenoid dengan kromatografi lapis tipis
(KLT)......................................................................................................... 48
5.5 Hasil identifikasi senyawa flavonoid dengan kromatografi lapis tipis
(KLT)......................................................................................................... 49
5.6 Hasil identifikasi senyawa polifenol dan tanin dengan kromatografi lapis
tipis (KLT)................................................................................................. 49
5.7 Hasil identifikasi senyawa antrakuinon dengan kromatografi lapis tipis
(KLT).......................................................................................................... 50
5.8 Noda yang digunakan untuk pengujian bioautografi................................ 52
5.9 Rata-rata zona hambat ekstrak n-heksan daun jarak merah terhadap
Escherichia coli......................................................................................... 53
5.10 Hasil pengujian bioautografi esktrak n-heksan daun jarak merah…..... 54
5.11 Kontrol positif kloramfenikol................................................................. 54

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup................................................................................ 69
2. Surat Pernyataan........................................................................................ 70
3. Surat Determinasi Tanaman...................................................................... 71
4. Surat Laporan Bakteri Uji......................................................................... 72
5. Hasil Uji Bioautografi Dengan 3 Kapiler (15 µl)...................................... 73
6. Data Hasil Pengukuran Zona Hambat Uji Bioautografi........................... 74
7. Perhitungan................................................................................................ 75
8. Bagan Kerja Penelitian............................................................................... 76
9. Tabel Data Hasil Penelitian........................................................................ 81
10. Alat dan Bahan.......................................................................................... 82

xv

DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
µl

= mikroliter

CFU

= Coloni Forming Unit

DC

= Dielectric Cont

DNA

= Deoxyribose Nucleic Acid

ESBL

= Extended Spectrum β-Lactamase

EMB

= Eosin Methylene Blue

GIT

= Gastrointestinal Tract

HPTLC

= High Performance Thin Layer Chromatography

Im

= Intramuscular

Iv

= Intavena

KBM

= Kadar Bunuh Minimal

KHM

= Kadar Hambat Minimal

kHz

= kilo Hertz

KLT

= Kromatografi Lapis Tipis

KOH

= Kalium Hidroksida

mg

= miligram

ml

= mililiter

MHA

= Mueller-Hinton Agar

MHB

= Mueller Hinton Broth

MIC

= Minimum Inhibitor Concentration

MTT

=3-(4,5-dimethylthiazolyl-2)-2,5 diphenyltetrazolium bromide

MUG

= 4-methylumbelliferyl-β-D-glucuronide

NCCLS

= National Committee for Clinical Laboratory Standard

PC

= Paper Chromatography

Rf

= Retention factor

rpm

= rotation per minute

TLC

= Thin Layer Chromatography

UV

= Ultra Violet

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin, 2007. Teknologi bahan alam. Jakarta: Institut Teknologi
Bandung. Hal. 20-27.
Anonim, 2008. Farmakope Herbal Indonesia Jilid I. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim, 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Apu, A. S., Hossain, F., Rizwan, F., Bhuyan, S. H., Matin, M., Jamaluddin, A. T.
M., 2013. Study of pharmacological activities of methanol extract of Jatropha
gossypifolia fruits. Journal of Basic and Clinical Pharmacy. Vol. 4 No. 1,
p. 20-24.
Arekemase, M. O., Kayode, R. M. O., Ajiboye, A. E., 2011. Antimicrobial Activity
and Phytochemical Analysis of Jatropha curcas Plant against Some Selected
Microorganisms. International Journal of Biology. Vol. 3 No. 3, p. 52-59.
Arista, M., 2013. Aktivitas Antioksidan Esktrak Etanol 80 % dan 96 % Daun Katuk
(Sauropus androgynus (L.) Merr.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. Vol. 2 No. 2, p. 1-14.
Ariyanti, N. K., Darmayasa, I. B. G., Sudirga, S. K., 2012. Daya Hambat Ekstrak
Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dan Escherichia coli ATCC
25922. Jurnal Biologi. Vol. 16 No. 1.
Bharathy, V., Sumathy, M., Uthayakumari, F., 2012. Determination of
Phytocomponents By Gc – Ms In Leaves of Jatropha gossypifolia L. Science
Research Reporter. Vol. 2 No. 3, p. 286-290.
Bhaskarwar, B., Itankar, P., Fulke, A., 2008. Evaluation of antimicrobial activity of
medicinal plant Jatropha podagrica (Hook). Roum. Biotechnol . Lett. Vol .
13, No. 5, p. 3873-3877.
Brooks, G. F., Butel, J. S., Morse, S. A., 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
Medical Microbiology. Edisi ke-23. Hal. 43.
Brooks, G. F., Butel, J. S., Morse, S. A., 2005. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
Microbiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Alih Bahasa: Bagian
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba
Medika. Edisi pertama. Hal. 353.
Cannel, R. J. P., 1998. Natural Products Isolation. New Jersey: Humana Press.

xvii

CLSI, 2012. Methods for Dilution Antimicrobial Susceptibility Tests for
Bacteria That Grow Aerobically; Approved Standard. Ninth Edition.
CLSI document M07-A9. Wayne, PA: Clinical and Laboratory Standards
Institute.
Cowan, M. M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agent. Clinical
Mycrobiology Review.
Darmawi, Manaf, Z. H., Putranda, F., 2013. Daya Hambat Getah Jarak Cina
(Jatropha multifida L.) Terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7 No. 2, p. 113.
Departemen Kesehatan RI, 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawas
Obat dan Makanan.
Depkes, RI. 1985. Farmakope Indonesia. Jakarta: Ditjen POM.
Dewanjee, S., Gangopadhyay, M., Bhattacharya, N., Khanra, R., Dua, T. K., 2014.
Review Paper Bioautography and Its Scope in Thefield of Natural Product
Chemistry. Journal of Pharmaceutical Analysis. p. 1-4.
Dhale, D. A., Birari, A. R., 2010. Preliminary Screening of Antimicrobial And
Phytochemical Studies of Jatropha gossypifolia Linn. Rec Res Sci Tech.
Vol. 2 No. 7, p. 24-28.
Dzen SM, Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, Sumarno, Islam S,
Noorhamdani AS, Murwani S, Santosaningsih D. 2003. Bakteriologi
Medik. Malang: Banyumedia.
Fauzana, D. L., 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan
Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Petanian
Bogor. Bogor.
Felix-Silva, J., Giordani, R. B., da Silva-Jr, A. A., Zucolotto, S. M., FernandesPedrosa, M. F., 2014. Jatropha gossypiifolia L. (Euphorbiaceae): A Review
of Traditional Uses, Phytochemistry, Pharmacology, and Toxicology of This
Medicinal Plant. Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine.
Hadi, U., Kuntaman, Qiptiyah, M., Paraton, H. 2013. Case Report : Problem Of
Antibiotic Use And Antimicrobial Resistance In Indonesia: Are We Really
Making Progress?. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease.
Vol. 4 No. 4, p. 5-8.
Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia. Edisi ke dua. Bandung : ITB.

xviii

Ibrahim, A., Kuncoro, H., 2012. Identifikasi Metabolit Sekunder Dan Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canescens Jack.) Terhadap
Beberapa Bakteri Patogen. J. Trop. Pharm. Chem., Vol 2. No. 1, p. 8-14.
Irawan, B. T. A., 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Tesis. Magister Teknik Kimia
Universitas Diponegoro. Semarang.
Jafari A., Aslani MM., Bouzari S., 2012. Escherichia coli: a brief review of
diarrheagenic pathotypes and their role in diarrheal diseases in Iran. Iran. J.
Microbiol., Vol. 4 No. 3, p. 103.
Jiang, L., 2011. Comparison of Disk Diffusion, Agar Dilution, and Broth
Microdilution for Antimicrobial Susceptibility Testing of Five Chitosans.
Thesis. Fujian Agricultural and Forestry University, China. p. 18.
Karthikeyan, R., Siva parvathi, V., Jyothi, B. S., Lakshmi, T., Babu, P. S., 2012.
Morpho–anatomical and physicochemical studies of Jatropha gossypifolia
(L.). Der Pharmacia Lettre. Vol. 4 No. 1, p. 256-262.
Katarnida, S. S., Karyanti, M. R., Oman, D. M., Katar, Y., 2013. Pola Sensitifitas
Bakteri dan Penggunaan Antibiotik. Sari Pediatri. Vol. 15 No. 2, p. 122-126.
Kementrian Kesehatan RI, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kristanti, A. N., Aminah, N. S., Tanjung, M., Kurniadi, B., 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press. Hal.
Kusumaningtyas, E., Astuti, E., & Darmono, 2008. Sensitivitas Metode
Bioutografi Kontak dan Agar Overlay dalam Penentuan Senyawa
Antikapang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 6 No. 2, p. 75-79.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Lestari, E. S., Severin, J. A., Verbrugh, H. A., 2012. Antimicrobial Resistance
Among Pathogenic Bacteria In Southeast Asia. Southeast Asian J. Trop.
Med. Public Health. Vol. 43 No. 2, p. 398-400.
Manning, S. D., 2005. Escherichia Coli Infections. Cetakan Pertama.
Philadelphia: Chelsea House Publishers, p. 15-23.
Mardiastuti, H. W., Karuniawati, A., Kiranasari, A., Ikaningsih, Kadarsih, R., 2007.
Emerging Resistance Pathogen: Situasi Terkini di Asia, Eropa, Amerika

xix

Serikat, Timur Tengah dan Indonesia. Maj. Kedokt. Indon. Vol. 57 No. 3,
p. 77.
Mulyono, L. M., 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya
(Carica papaya L.) Terhadap Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2 No. 2, hal. 1-9.
Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat. Edisi Kelima. Bandung: Institut Teknologi
Bandung. Hal. 651-652.
Narwal, S. S., 2009. In: Sampietro, D. A., Catalan, C. A. N., Vattuone, M. A. (Eds).
Isolation, Identification and Characterization of Allelochemicals/Natural
Products. USA: Science Publishers. p. 106, 111-114.
Nester, E. W., Anderson, D. G., Roberts, C. E., Nester, M. T., 2007. Microbiology:
a human perspective. Edisi ke-5. Hal. 496.
Ngaisah, S., 2010. Identifikasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Asal Magelang. Skripsi. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Noer, S. F., 2012. Pola Bakteri Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Yang
Ditemukan Pada Air Dan Udara Ruang Instalasi Rawat Khusus Rsup Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol.
16, No.2, p. 73-78.
Novelni, R., 2011. Identifikasi dan Uji Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi
Nosokomial pada Pasien Rawat Inap Pengguna Kateter pada Bangsal Saraf
Rsup Dr. M. Djamil Padang. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Padang. Pontianak.
Nursidika, P., Saptarini, O., Rafiqua, N., 2014. Aktivitas Antimikroba Fraksi
Ekstrak Etanol Buah Pinang (Areca catechu L) pada Bakteri Methicillin
Resistant Staphylococcus aureus. MKB, Vol. 46 No. 2, p. 95.
Panda, B. B., Gaur, K., Nema, R. K., Sharma, C. S., Jain, A. K., Jain, C. P., 2009.
Hepatoprotective Activity of Jatropha Gossypifolia Against Carbon
Tetrachloride-Induced Hepatic Injury In Rats. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research. Vol. 2 No. 1, p. 50-54.
Priyanto, Batubara, L., 2010. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi &
Keperawatan. Edisi ke-2. Jakarta: Leskonfi. Hal. 83.
Purwanti, E., Handijatno, D., Yunus., 2014. Efek Antibakteri Extrak Daun Mangga
(Mangifera indica) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Veterinaria Medika. Vol. 7 No. 3, p. 266-271.

xx

Putra, I. N. K., 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) serta Kandungan Senyawa Aktifnya. J. Teknol. dan
Industri Pangan. Vol. 21 No. 1, p. 1-5.
Putri, D. A., 2014. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Konsentrasi Terhadap Aktivitas
Jahe Merah (Zingiber officinale Var Rubrum) Sebagai Antibakteri
Escherichia coli. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Putri, Z. M., 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle
L.) Terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus
Multiresisten. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Radji, M., Fauziah, S., Aribinuko, N., 2011. Antibiotic sensitivity pattern of
bacterial pathogens in the intensive care unit of Fatmawati Hospital,
Indonesia. Asian Pac. J. Trop. Biomed. Vol. 1 No. 1, p. 41.
Rahman, A. H. M. M., Akter, M., 2013. Taxonomy and Medicinal Uses of
Euphorbiaceae (Spurge) Family of Rajshahi, Bangladesh. Research in Plant
Sciences. Vol. 1 No. 3, p. 74-80.
Randall, A., 2009. Bellyache bush (Jatropha gossypiifolia) Management
Manual. Australia : Quessland Government. p. 5.
Roslizawaty., Ramadani, N. Y., Fakhrurrazi, dan Herrialfian, 2013. Aktivitas
Antibakterial Ekstrak Etanol Dan Rebusan Sarang Semut (Myrmecodia Sp.)
Terhadap Bakteri Escherichia coli. Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 7 No.
2, p. 91.
Rostinawati, T., 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi dan
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar. Penelitian Mandiri,
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Sabandar, C. W., Ahmat, N., Jaafar, F. M., Sahidin, I., 2012. Medicinal property,
phytochemistry and pharmacology of several Jatropha species
(Euphorbiaceae): A review. Phytochemistry 85, p. 7-29.
Salni, Marisa, H., Mukti, R. W., 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Dari Daun
Jengkol (Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya.
Jurnal Penelitian Sains. Vol. 14 No. 1, p. 38-41.
Sani, R. N., Nisa, F. C., Andriani, R. D., Maligan, J. M., 2014. Analisis Rendemen
dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii.
Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.2 No.2, p.121-126.

xxi

Sari, F. P., Sari, S. M., 2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman
Yodium (Jatropha Multifida Linn) Sebagai Bahan Baku Alternatif
Antibiotik Alami, p. 1-7.
Sarker, S. D., Latif, Z., Gray, A. I., 2006. Natural Products Isolation Second
Editon. Totowa, New Jersey: Humana Press. p. 32.
Seth, R., Sarin, R., 2010. Analysis of the Phytochemical Content and Antimicrobial Activity of Jatropha gossypifolia L. Arch. Appl. Sci. Res. Vol. 2
No. 5, p. 285-291.
Setyaningsih, D., Pandji, C., Perwatasari, D. D., 2014. Kajian Aktivitas Antioksidan
dan Antimikroba Fraksi dan Ekstrak dari Daun dan Ranting Jarak Pagar
(Jatropha Curcas L.) serta Pemanfaatannya pada Produk Personal Hygiene.
Agritech. Vol. 34 No. 2, p. 126-137.
Silitonga, Y. W., Jamilah, I., Suryanto, D., 2013. Pengendalian Sel Biofilm
Bakteri Patogen Oportunistik Dengan Panas Dan Klorin. P. 46-51.
Singh, A., Pratap, B., 2013. Piscicidal and Anti AChE Activity of Medicinal Plant
Jatropha gossypifolia (Family-Euphorbiaceae). World J. Fish & Marine
Sci. Vol. 5 No. 4, p. 367-372.
Siregar, A. F., Sabdono, A., Pringgenies, D., 2012. Potensi Antibakteri Ekstrak
Rumput Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus epidermidis, dan Micrococcus luteus. Journal Of Marine
Research. Vol. 1 No. 2, p. 152-160.
Stahl, E., 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Spektroskopi.
Bandung: ITB.
Suparno, 2013. Hubungan Kondisi Pencetakan dan Kontaminasi Escherichia coli
pada Pengolahan Dangke Susu Sapi di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Makassar.
Sweetman, S. C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. London Chicago: Pharmaceutical Press.
Tarun, A., Rachana, S., Rinki, R., Neha, A., Meghna, R., 2012. Comparative
Analysis of Antibacterial Activity of Jatropha curcas Fruit Parts. Journal of
Pharmaceutical and Biomedical Sciences (JPBMS). Vol. 15 No. 15.
Tjay, T. H., Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting. Edisi ke-6. Cetakan pertama.
Jakarta: Gramedia. Hal. 85-88.
Torres, A. G., Arenas-Hernandes, M. MP, Martines-Laguna, Y., 2010. Pathogenic
Escherichia coli in Latin America. In: Torres, A. G. (Ed.). Overview of
Escherichia coli. United State of America: Bentham e Books, pp. 1.
xxii

Utami, D. T., 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Kapulaga (Amomum
compactum Soland. Ex Maton) Terhadap Escherichia coli dan Streptococcus
pyogenes. Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Teknobiologi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Utami, E. R., 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Saintis. Vol.
1 No. 1, p. 128.
Utami, P., 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Cetakan pertama. Jakarta:
AgroMedia Pustaka. Hal. 94.
World
Health
Organization
(WHO),
2013.
Diarrhoeal
disease.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/. Diakses tanggal 05
Februari 2015.
World Health Organization (WHO), 2014. Global Report for Research on
Infectious
Diseases
of
Poverty.
http://who.int/entity/tdr/capacity/global_report/en/-29k. Diakses tanggal 11
November 2014.
World
Health
Organization
(WHO),
2014.
Infectious
Diseases.
http://www.who.int/topics/infectious_diseases/en/. Diakses tanggal 11
November 2014.
World
Health
Organization
(WHO),
2015.
Child
Health.
http://www.who.int/gho/child_health/en/. Diakses tanggal 08 Februari 2015.
Yanti, D., 2014. Uji Daya Antibakteri Daun Delima Terhadap Escherichia coli dan
Implementasinya Dalam Pembuatan Film. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan Pmipa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak.
Zuhud, E.A.M., Siswoyo, E. Sandra, A. Hikmat dan E. Adhiyanto, 2013. Buku
Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI. Jakarta : Dian Rakyat.

xxiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan
yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang
dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia (Putri,
2010). Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti
bakteri, virus, parasit atau jamur (WHO, 2014).
Penyebab timbulnya penyakit infeksi di Indonesia yang dipengaruhi oleh
iklim juga didukung oleh beberapa faktor lain, misalnya kesadaran masyarakat
akan kebersihan yang kurang, jumlah penduduk yang padat, kurangnya
pengetahuan dan implementasi dari sebagian besar masyarakat mengenai dasar
infeksi, prosedur yang tidak aman (penggunaan antibiotik yang dipergunakan
tidak tepat), serta kurangnya pedoman dan juga kebijakan dari pemerintah
mengenai pengunaan antibiotik (Nursidika et al, 2014).
Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5 juta orang yang sebagian besar terdiri
dari anak-anak miskin dan anak yang tinggal di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah (WHO, 2014). Data lain menyebutkan bahwa pada tahun
2013, terdapat 6,3 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal, di mana setiap
harinya terjadi sekitar 17.000 kematian. Dari data tersebut sekitar 83 % kematian
disebabkan oleh penyakit infeksi, kelahiran dan kondisi gizi yang didapatkan oleh
anak-anak (WHO, 2015).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) perkembangan penyakit
infeksi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa data penyakit infeksi seperti
Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) memiliki angka prevalensi sebesar 25 %,
pneumonia memiliki insiden 1,8 % dan prevalensi 4,5 %, hepatitis memiliki angka
prevalensi dua kali lebih tinggi pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 yakni
1,2 %, sedangkan untuk diare memiliki insiden dan prevalensi pada semua umur
di Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0 %.
Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang berbahaya bagi
sel inangnya (Ngaisah, 2010). Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit

infeksi

pada

hewan

dan manusia

1

adalah

Escherichia

coli

2

(Roslizawaty et al, 2013). Escherichia coli merupakan famili enterobacteriaceae
dan merupakan bakteri patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi
pada inang yang terganggu sistem imunnya (Torres et al, 2012). Escherichia coli
adalah salah satu bakteri penyebab penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih,
pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka (Ngaisah,
2010).
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif primer patogen yang
merupakan penyebab kedua penyakit infeksi setelah Streptococcus. Meningitis
yang disebabkan oleh E. coli menyebabkan kematian pada 20-40 % pada bayi
yang terinfeksi (Jafari et al, 2012). Selain meningitis, diare juga merupakan salah
satu penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli. Penyakit diare merupakan
penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, dan menjadi penyebab
kematian sekitar 760.000 anak setiap tahun. Selain itu terdapat 1,7 miliar kasus
diare tiap tahunnya (WHO, 2013).
Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa.
Secara umum penyakit infeksi dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi
antibiotik. Lebih dari separuh pasien di rumah sakit menerima antibiotik sebagai
pengobatan atau profilaksis. Sekitar 80% konsumsi antibiotik dipakai untuk
kepentingan manusia dan sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang
tepat,

misalnya

infeksi

virus seperti influenza, hepatitis, ataupun demam

berdarah dengue (Permenkes, 2011; Utami, 2012).
Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi merupakan permasalahan dan
suatu ancaman besar terhadap lingkungan secara global. Permasalahan ini
terutama terkait dengan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak
pada morbiditas dan mortalitas, juga berdampak negatif pada kesenjangan
ekonomi dan sosial. Resistensi dapat terjadi di rumah sakit ataupun pada
masyarakat secara luas. Beberapa bakteri yang telah banyak ditemukan resisten
yakni Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia
coli (Permenkes, 2011).
Pada penelitian lainnya terkait bakteri gram negatif seperti Escherichia coli,
Klebsiella spp., Serratia spp., C.freundii, Morganella spp, bakteri batang Gram

3

negatif ini sudah banyak ditemukan resisten terhadap antibiotik beta laktam. Pada
tahun 1998-2001 prevalensi ESBL E. coli di Cina mencapai 24%, Hong Kong
13%, Filipina 6,2%, Singapura 4%, Taiwan 13,8%, dan Jepang 1,4%. Sedangkan
prevalensi ESBL (Extended Beta Lactamase) K. Pneumoniae di Cina mencapai
65.2%, Hong Kong 7.9%, Filipina 31.8%, Singapura 41%, Taiwan 5,4%, dan
Jepang 15.9% (Mardiastuti et al, 2007).
Di Indonesia sendiri resistensi antibiotik terhadap E. coli telah dilaporkan
oleh Hadi et al (2013). Dalam case report yang dilakukannya, dia menuliskan
bahwa dari tahun 2010 ke tahun 2012 penggunaan antibiotik yang tidak sesuai
indikasi menurun dari 42% menjadi 30,6% namun prevalensi ESBL K.
Pneumoniae 58%, E. coli 52% dan Methicillin-resistant S. aures (MRSA) 24%
meningkat.
Kuman yang resisten terhadap antibiotik terjadi akibat penggunaan
antibiotik yang tidak bijak dan kurangnya pengawasan penggunaan antibiotik
pada pasien di rumah sakit ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya. Selain itu
pengetahuan masyarakat tentang bahayanya antibiotik jika terjadi resistensi masih
sangat kurang (Permenkes, 2011; Nursidika et al, 2014).
Hasil review yang dilakukan oleh Lestari et al (2012) menemukan bahwa di
Indonesia bakteri Escherichia coli resisten terhadap beberapa antibiotik seperti
cefepim (3%), ceftazidime (10 %), ceftriaxon (3%), dan piperacilin (7%) dari
beberapa sampel klinis. Selain antibiotik tersebut ada juga antibiotik lain seperti
ampicillin, siprofloksasin, kloramfenikol, dan trimethoprim sulfametoksazol
(Radji et al, 2011). Oleh karena itu perlu adanya inovasi baru serta penelitianpenelitian baru untuk menghindari semakin banyaknya resistensi antibiotik. Selain
adanya peraturan dari pemerintah perlu juga adanya penemuan obat-obat
antibakteri baru yang secara terus-menerus dilakukan. Salah satunya dengan
pengembangan tanaman-tanaman obat yang diduga ataupun telah diteliti memiliki
khasiat sebagai antibakteri.
Pada beberapa penelitian sebelumnya ditemukan bahwa beberapa tanaman
memiliki aktivitas sebagai antibakteri untuk bakteri Escherichia coli contohnya
pada bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) (Rostinawati, 2009), daun mangga
(Mangifera indica L.) (Purwanti et al, 2014), Jahe Merah (Zingiber officinale var

4

rubrum) (Putri, 2014), rumput laut (Sargassum cinereum) (Alamsyah et al, 2014),
buah kapulaga (Amomum compactum Soland. ex Maton) (Utami, 2013), kulit
daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) (Ariyanti et al, 2012) dan masih
banyak lagi tumbuhan lain yang sudah terbukti memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Escherichia coli.
Indonesia yang kaya akan tanaman obat yang berkhasiat dalam mengobati
penyakit tertentu telah digunakan secara turun temurun oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Sampai saat ini penggunaan tanaman obat telah
dilakukan sejak berabad-abad yang lalu (Darmawi et al, 2013).
Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah jatropha dalam
golongan famili Euphorbiaceae. Jatropa digunakan dalam pengobatan tradisional
untuk menyembuhkan berbagai penyakit di Afrika, Asia, dan Amerika Latin atau
sebagai tanaman hias dan tanaman penghasil energi. Beberapa spesies yang
dikenal dari genus Jatropa telah dilaporkan untuk kegunaannya sebagai obat,
kandungan kimia, dan aktivitas biologinya seperti Jatropa curcas (jarak pagar),
Jatropa eliptica, Jatropa gossypiifolia, dan Jatropa mollissima (Felix-Silva et al,
2014).
Dari beberapa penelitian terkait aktivitas antibakteri genus jatropha
diketahui bahwa akar dan kulit batang jarak pagar (Jatropa curcas L) memiliki
aktivitas antibakteri begitupun pada daun dan rantingnya (Arekemase et al, 2011;
Setyaningsih et al, 2014). Selain jarak pagar, spesies lain seperti Jatropa multifida
L (bagian biji, daun, batang, dan kulit batang), dan Jatropa podagrica (bagian
kulit batang) juga memiliki aktivitas antibakteri (Sari dan Sari, 2011; Bhaskarwar
et al, 2008). Spesies-spesies jatropa tersebut diketahui memiliki senyawa kimia
seperti saponin, steroid, glikosida, tanin, alkaloid, terpenoid, senyawa

fenol,

flavonoid dan triterpen yang diduga memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Sari
dan Sari, 2011; Setyaningsih et al, 2014; Bhaskarwar et al, 2008).
Daun Jatropa gossypifolia sendiri telah terbukti memiliki aktivitas sebagai
antibakteri seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Dhale et al (2010) di mana
penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan pelarut petroleum eter,
kloroform dan alkohol dengan metode ekstraksi sokhletasi dan metode pengujian
antibakteri difusi cakram yang membuktikan aktivitas bakteri terhadap bakteri

5

gram positif dan gram negatif. Penelitian selanjutnya yakni dilakukan oleh Seth et
al (2010) menggunakan ekstraksi dengan refluks di mana dilakukan penggantian
pelarut tiap 12 jam yang juga membuktikan adanya aktivitas antibakteri terhadap
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Dari penelitian sebelumnya maka daun
Jatropha gossypifolia memiliki potensi sebagai antibakteri.
Mengacu pada penelitian sebelumnya maka dilakukan penelitian lanjutan
untuk mengetahui komponen senyawa yang terdapat pada daun Jatropha
gossypifolia yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri terhadap
bakteri E. coli. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan metode
bioautografi. Daun Jatropha gossypifolia akan diektraksi dengan berbagai macam
pelarut berdasarkan kepolarannya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui komponen
senyawa aktif yang bertanggung jawab sebagai antibakteri.
Pada penelitian ini akan digunakan pelarut n-heksan yang dapat menarik
komponen senyawa yang bersifat nonpolar. Ekstrak n-heksan daun Jatropa
gossypifolia dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis. Komponen
senyawa yang terpisah, diamati kemampuannya dalam menghambat terhadap
pertumbuhan bakteri E.coli.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
 Bagaimanakah aktivitas antibakteri komponen senyawa kimia yang terdapat
pada ekstrak n-heksan daun Jatropa gossypifolia pada Escherichia coli yang
dilihat dari diameter zona hambatnya?
 Golongan senyawa aktif apakah yang terdapat pada ekstrak n-heksan daun
Jatropa gossypifolia yang memiliki aktivitas antibakteri pada Escherichia coli?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
 Mengetahui aktivitas antibakteri komponen senyawa kimia ekstrak n-heksan
daun Jatropa gossypifolia pada Escherichia coli dengan metode bioautografi
yang dilihat dari diameter zona hambatnya.
 Mengetahui golongan senyawa aktif yang terdapat pada ekstrak n-heksan daun
Jatropa gossypifolia yang memiliki aktivitas antibakteri pada Escherichia coli.

6

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
 Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat bahwa daun Jatropa
gossypifolia memiliki khasiat sebagai obat antimikroba.
 Dapat digunakan sebagai data ilmiah aktivitas antibakteri kandungan senyawa
aktif

daun

Jatropa

gossypifolia

dalam

bidang

pengembangan obat tradisional serta industri obat-obatan.

ilmu

pengetahuan,

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG Jatropha gossypifolia Linn DARI BERBAGAI METODE EKSTRAKSI REMASERASI

2 14 28

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia Linn TERHADAP Staphylococcus aureus DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

2 15 27

AKTIVITAS ANTIMIKROBA FRAKSI ETIL ASETAT DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP Staphylococcus aureus DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

0 5 24

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

3 46 19

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN Jatropha gossypifolia Linn DARI BERBAGAI METODE EKSTRAKSI REMASERASI

0 25 31

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI n-HEKSANA DAUN Moringa oleifera TERHADAP Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

0 25 19

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI n-HEKSANA DAUN Coleus scutellarioides TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI KONTAK

0 19 20

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK N-HEKSAN KELOPAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) Terhadap Propionibacterium acne SENSITIF, Escherichia coli, Dan Staphylococcus au

0 0 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK N-HEKSAN KELOPAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) Terhadap Propionibacterium acne SENSITIF, Escherichia coli, Dan Staphylococcus au

0 0 9

Aktivitas Antimikroba Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus indica Linn.) terhadap Escherichia coli secara In Vitro.

2 7 17