UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

SKRIPSI
AISYAH MUIN

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK NHEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia
TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN
METODE DIFUSI CAKRAM

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK N-HEKSAN
DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR
Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI
CAKRAM

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2016

Oleh:

AISYAH MUIN
201110410311101

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt.
NIP UMM 11408040453

Pembimbing II

Ahmad Shobrun Jamil, S. Si., M. P.
NIP UMM 11309070469


Lembar Pengujian

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK N-HEKSAN
DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR
Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI
CAKRAM
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal
05 Februari 2016

Oleh:

AISYAH MUIN
201110410311101

Disetujui Oleh:

Pembimbing I


Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt.
NIP UMM 11408040453

Penguji III

Dian Ermawati, M. Farm., Apt
NIP UMM. 112.0907.0480

Pembimbing II

Ahmad Shobrun Jamil, S. Si., M. P.
NIP UMM 11309070469

Penguji IV

Engrid Juni Astuti, M. Farm.,Apt
NIP. UMM

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada
umatnya hingga akhir zaman, aamiin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu sayarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Study Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. Judul yang penulis ajukan
adalah “Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak N-heksan Daun Jatropha gossypifolia
Linn Terhadap Jamur Candida albicans dengan Metode Difusi Cakram”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt selaku dosen pembimbing I yang
dengan penuh kesabaran memberikan pengertian, arahan, dukungan serta
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S. Si., M. P. Selaku dosen pembimbing II
yang telah memberikan arahan, dukungan serta bimbingan kepada penulis
agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dian Ermawati, M. Farm., Apt selaku dosen penguji I atas kritik dan
sarannya untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Ibu Engrid Juni Astuti, M. Farm., M. Sc., Apt selaku dosen penguji II atas
semua kritik dan sarannya untuk menyempurnakan skripsi ini.
5. Ibu Nailis Syifa, S.Farm.,M. Sc.,Apt selaku dosen wali atas bimbingannya
selama ini.
6. Bapak Yoyok Subekti Prasetyo, M. Kep, Sp. Kom selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Ibu Nailis Syifa, S. Farm.,M. Sc.,Apt selaku ketua Program Studi Farmasi
yang telah membantu kelancaran pengerjaan skripsi penulis.
8. dr. Desy Andari selaku Kepala Laboratorium Biomedik PPD UMM yang
telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di Laboratorium tersebut.

9. Para dosen Studi Farmasi serta dosen dari Fakultas Kedokteran yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis yang semoga ilmu
tersebut dapat berguna bagi diri penulis dab juga orang lain.
10. Para laboran dari Laboratorium Kimia Terpadu II mbak Evi, mas Ferdi
serta Bapak Joko laboran dari Laboratorium Biomedik PPD UMM atas
bimbingan dan arahannya selama penulis melakukan penelitian.
11. Ayahanda Abd. Muin dan Ibunda Emy Zaimah tercinta atas jasa-jasanya,
kesabaran, do’a dan dukungan baik secara moril maupun materil serta
tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan

ikhlas kepada penulis semenjak kecil.
12. Kakak dan adikku tercinta Salman Alfarisi dan Faizah Amriana atas
pengertian dan do’a-do’anya.
13. Sahabatku Nur Farahiyah Amalina dan Brilliana Annisa yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
14. Adik-adik kos Linda, Wulan, Novi, Eka atas dukungan dan do’a-do’anya.
15. Teman-teman seperjuangan skripsi Eya, Erma, Irna, Mbak Mufida, Uti,
Haritsah, Iyan yang telah berjuang menyelesaikan skripsi hingga akhir.
16. Teman-teman farmasi angkatan 2011 dan kelas Farmasi B atas rasa
kekeluargaan dalam perjuangan kita untuk meraih gelar sarjana.
17. Semua pihak yang elah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.

Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis
serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
umumnya bagi kita semua.

Malang, Februari 2016

Penulis,

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………

iii

LEMBAR PENGUJIAN…………………………………………………

iv

KATA PENGANTAR ..........................................................................

v

RINGKASAN ....................................................................................... vii
ABSTRAK ..............................................................................................


ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………...…
DAFTAR TABEL ...............................................................................

xi

xv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

xvi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..

xvii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..


1

1.1 Latar Belakang………………………………………………….

1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………

5

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………

6

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………...

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………


7

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jatropha gossypifolia L…………….

7

2.1.1 Taksonomi………………………………………………….

7

2.1.2 Nama Daerah……..………………………………………..

8

2.1.3 Morfologi………………………………………..................

8

2.1.4 Habitat dan Distribusi…...…………………………………. 9
2.1.5 Manfaat Jatropha gossypifolia……………………………..


10

2.1.6 Kandungan Senyawa Jarak Merah…………………………

11

2.2 Tinjauan Umum Candida albicans……………………………… 11
2.2.1 Taksonomi.........……………………………………………… 12
2.2.2 Morfologi dan Karakteristik Umum…………………………

12

2.2.3 Pertumbuhan dan Metabolisme Candida albicans...………...

15

2.2.4 Pathogenesis Candida albicans……………………………… 16
2.3 Tinjauan Umum Infeksi………………………………………… 18
2.4 Tinjauan Terapi…………………………………………………. 19

2.4.1 Nystatin............................................................................... 19
2.5 Ekstraksi………………………………………………………… 20
2.5.1 Pengertian………………………………………………… 20
2.5.2 Prinsip Ekstraksi………………………………………….

21

2.5.3 Maserasi…………………………………………………..

24

2.6 Uji Potensi Antimikroba………………………………………..

26

2.7 Metode Pengujian Antimikroba Secara In Vitro………………..

27

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL………………………………… 32
3.1 Bagan Kerangka Konseptual……………………………………. 32
3.2 Uraian Kerangka Konseptual…………………………………… 33
BAB IV METODE PENELITIAN………………………………………

36

4.1 Lokasi Penelitian………………………………………………… 36
4.2 Alat Penelitian…………………………………………………… 36
4.2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia……………………………… 36
4.2.2 Proses Ekstraksi…………………………………………… 36
4.2.3 Pengujian Difusi Cakram…………………………………. 37
4.2.3.1 Bahan-bahan…………………………………… 37
4.2.3.2 Alat-alat penelitian…………………………….. 37
4.3 Bahan Penelitian………………………………………………… 37
4.3.1 Bahan Uji………………………………………………….

37

4.3.2 Proses Ekstraksi…………………………………………… 38
4.3.3 Pengujian Difusi Cakram…………………………………. 38
4.4 Variabel Penelitian………………………………………………. 38
4.4.1 Variabel Bebas……………………………………………. 38
4.4.2 Variabel Tergantung………………………………………

38

4.5 Penyiapan Sterilisasi Alat dan Bahan ....................................... 38
4.6 Metode Penelitian………………………………………………... 38
4.6.1

Rancangan Penelitian….………………………………… 38

4.6.2

Kerangka Operasional……………………………………. 39

4.6.1 Prosedur Kerja…………………………………………… 39
4.5.3.1 Pembuatan Simplisia……………………………. 39
4.5.3.2 Pembuatan Bahan Uji…………………………… 40

4.5.3.3 Pemisahan Senyawa dengan KLT……………… 41
4.5.3.4 Identifikasi Komponen Senyawa………………. 42
4.5.3.5 Preparasi Media………………………………… 42
4.5.3.6 Preparasi Fungi………………………………… 43
4.5.3.7 Analisis Data…………………………………… 46
BAB 5 HASIL PENELITIAN .................................................................... 47
5.1 Hasil Determinasi Daun Jarak Merah (Jatropha gossypifolia)........ 47
5.2 Hasil Serbuk Simplisia Daun Jarak Merah ..................................... 47
5.3 Hasil Ekstraksi ................................................................................ 49
5.4 Hasil Uji KLT Ekstrak N-Heksan Daun Jarak Merah .................... 50
5.4.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT .................... 50
5.4.2 Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan KLT ................. 51
5.4.3 Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT ................. 52
5.4.4 Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin dengan KLT... 53
5.4.5 Identifikasi Senyawa Anrakuinon dengan KLT ............... 54
5.4.6 Hasil Pengukuran Nilai Rf dari KLT ................................ 54
5.5 Hasil Uji Antimikroba Ekstrak N-Heksan Daun Jarak Merah dengan
Metode Difusi Cakram terhadap C.albicans .................................. 56
BAB 6 PEMBAHASAN.............................................................................. 60
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 64
7.1 Kesimpulan ..................................................................................... 64
7.2 Saran ............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...... 65
LAMPIRAN…………………………………………………………...... 69

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup................................................................................ 70
2. Surat Pernyataan........................................................................................ 71
3. Surat Determinasi Tanaman...................................................................... 72
4. Surat Laporan Bakteri Uji......................................................................... 73
5. Hasil Uji Bioautografi Dengan 3 Kapiler (15 µl)...................................... 74
6. Data Hasil Pengukuran Zona Hambat Uji Bioautografi........................... 75
7. Perhitungan................................................................................................ 76
8. Bagan Kerja Penelitian............................................................................... 77
9. Tabel Data Hasil Penelitian........................................................................ 82
10. Alat dan Bahan.......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA
Aboelil, Amany H, Madjah MY, Al-Tuwajir, 2010. Effect of some alternative
medicine in Saudi Arabia and some biological factors on candida
albicans. International Journal of Academic Research. Vol. 2 Issue 1.
Page 103.
Adila R, Nurmiati, Agustien A. 2013. Uji Antimikroba Curcuma sp. terhadap
Pertumbuhan Candida albicans, Staphylococcus aereus dan Eschericia
coli. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol; 2(1): 1-7.
Agnol RD, Ferraz A, Bernadi AP, Albring D, Nor C, Sarmento L, et al. 2003.
Antimicrobial Activity of Some Hypericum spesies. Brazil: TANAC SA.
Ahmad Iqbal dan Arina Z. 2000. Antimicrobila and Phytochemical Studies On 45
Indian Medical Plants Againts Multi-drug Resistant Human Pathogens.
Journal of Ethnopharmacology. Page: 113-123.
Ajizah A. 2004. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap Ekstrak Daun
Psidium guajava L. Bioscientiae; 1(1): 31-8.
Anaissie, E.J., 2007. The Changing Epidemiology of Candida Infection. Hal :26 ; 10-15.
Arirachakaran P., Piboonratanakit P., Kiatkroekkrai P., 2009. Prevalence of Oral
Candida Carriage in Denture Wearers. CU Dent J. Vol 32: 101-12.
Arista, M., 2013. Aktivitas Antioksidan Esktrak Etanol 80 % dan 96 % Daun
Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol. 2 No. 2, p. 1-14.
Bell J dan Turnidge J., 2003. SENTRY Antimicrobial Surveillance Program AsiaPacific Region and South Africa. Commun Dis Intell. 27 Suppl:S61-6.
Berman J, Gow N, Sudbery P.,2006.The Distint Morphogenic States of Candida
albicans. Trends in Microbiology.
Bhagat R., Ambavade SD., Misar AV., Kulkarni DK.,2011. Anti-Inflammatory
Activity of Jatropha gossypifolia L. Leaves in Albino Mice and Wistar rat.
Journal of Scientific and Industrial Research. Vol 70 (4) :289–292.
Biswas, S.K and Chaffin, W.L. 2005. Anaerobic Growth of Candida albicans
does not Support Biofilm Formation Under Similar Condition Used for
Aerobic Biofilm Current Mikcrobiologi. Journal. 51(2): 100-4.
BPOM. 2014. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. No. 12
Brennan B, Leyden JJ, 1997. Overview of topical herapy for common superficial
fungal infection and the role of new tepocal agents. Journal of the
American Academy of Dermatology. Part 1, volume 36, number 2.
Charles Alderson Janeway, Jr.1997. The Immune System in Health and Disease.
Chapter 10. Section 10-1. Amerika serikat.
Choma, Irena M, Edyta M Grzelak. 2010. Bioautography Detection in Thin-Layer
Chromatography. Journal of Chromatography A Chroma-351708
Chusnie TP dan Lamb AJ. 2005. Antimicrobial Acivity og Flavonoids.
International Journal of Antimicrobial Agents. Vol; 26(5): 343-56.
CLSI.2012. performance standards for antimicrobial disk susceptibility tests;
approved standard- eleventh edition. clinical and laboratory standards
Institue, 950 west valley road, suie 2500 wayne, PA 19087 USA.
Coulson and Ricahrdson’s. 2002. Particle Technology and Separation Processes.
An Imprint of Elsevier Science. Vol 2, Fifth Edition.

C. R. Kokare, (2007). Pharmaceutical Microbiology Principles and Applications.
Nirali Prakashan. ISBN 978-81-85790-61-9.Page.10.6-10.7.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan
Tradisional, Jakarta.
Dewi & Naufal. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah Tomat dengan
Menggunakan Solven Campuran, n-heksana, aseton, dan etanol. Skripsi.
Fakultas Tekhnik. Unversitas Diponegoro. Semarang.
Djide, M.N., dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. ISBN, Makassar.
Dr. Maria Magdalena Simatupang. 2009. Candida albicans. Thesis Sumatera
Utara. Fakultas Kedokteran. Unversitas Sumatera Utara.
Dwi Kurniawan. 2015. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera L) Terhadap Candida albicans secara In vitro. Skripsi.
Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Ejele et al,. 2013. Bio-assay Guided Isolaion, Purification and Characerizaion Of
Antimicrobial Compound From Acidic Metabolite Pf Piper umbellatum
Seed Extract. International Journal Of Chemistry. Vol: 6, No.1. ISSN.
Falodun A, Charles T Onwudiwe, and Nnena. 2011. Isolation, Characterization
and Antimicrobial Evaluation of Seed Extract of Jatropha gossypifolia.
Bayero Journal of Pure and Pplied Sciences, 4 (2) :1-4.
Felix-Silva, J., Giordani, R. B., da Silva-Jr, A. A., Zucolotto, S. M., FernandesPedrosa, M. F., 2014. Jatropha gossypiifolia L. (Euphorbiaceae): A
Review of Traditional Uses, Phytochemistry, Pharmacology, and
Toxicology of This Medicinal Plant. Evidence-Based Complementary
and Alternative Medicine.
Iqbal Anggadria. 2007. Uji Banding Efektivitas Virgin coconut oil dengan
Ketokonazol 2 % Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro.
Irawan, B. T. A., 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Tesis. Magister Teknik
Kimia Universitas Diponegoro. Semarang.
Jacobs M. 2005. Worldwide Overview of Antimicrobial Resistance, Keynote
lecture, ISAAR,
Jawetz E. antifungal Agents. In : Katzung BG. Basic & Clinical Pharmacology,
sixth edition, Appleton & lange, 1995 : 723-29
Jawetz, Ernest. 1996. Mikrobiologi dan Imunologi, edisi 20. ECG: Jakarta.
Jawetz, M. 2004. Mikrobiologi Kelautan. Edisi 23. Alih Bahasa: Huriwati
Hartanto. Penerbit Buku Kedokteran ECG : Jakarta.
Kaswan, 2013. Pengaruh Getah Tanaman Jarak (Jatropha curcas L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Hasil Isolasi Pasca Pencabutan Gigi.
Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Kayser, Fritz H., Kurt A. Bienz, Johannes Eckert, Rolf M. Zinkernagel,. 2005.
Medical Microbiology. New York : Thieme Stuttgart.
Koenig, V., 2011. Balancing Probiotics and Candida Yeast. Available from :
http://www.ichthyosis.us/diaper.htm
Kurniawan,I. 2009. Sebaran Makrozoobentos pada Zona Intertidal di Perairan
Pulau Laelae Kota Makassar. Skripsi. Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Kurniawan Dwi. 2015. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera Lamk) Terhadap Candida albicans Secara In vitro.
Skripsi. Pontianak. Fakultas Kedokteran. Unversitas Tanjungpura.
Kusumaningtyas, E. 2009. Mekanisme Infeksi Candida albicans pada permukaan
sel. Jurnal. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonis. Balai Penelitian
Veteriner. Bogor.
Liu J dan Nes W D. 2009. Steroidal Triterpenes: Design of Subsrate-Based
Inhibitors of Ergosterol and Sitosterol Syhthesis. Molecules; 14(11):4690706.
Mulholland and Adegbola., 2005. Bacterial Infections - A Major Cause of Death
Among Children in Africa. NEJM. 352:75-7.
Nolting S, Fegeler K, 1986. Medical Mycology, Springer- Verlag Berlin
Heidelberg. Page: 131 -62.
Nurhafani F. 2012. Perbandingan Potensi Antimikroba Ekstrak N-heksana Daun
Kelor (Moringa oleifera) dengan Kulit Biji (pericarp) Jambu Mete
(Anacardium occidentale) Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
Nwodo. U et al,.2010. Effects Of Fractionation On Antibacterial Activity Of
Crude Extracts Of Tamarindus indica. African Journal of
Biotechnology. Vol. 9(24),pp. 7108-7113.
Okullo A., Temu A K., Ogwok P & Ntalikwa J W,.2012. Physicochemical
Properties of Biodiesel from Jatropha and Castor Oils. Int J Renew
Energy Res, 2. Hal. 47-52.
Patmini, E., 2011. Apa yang perlu kita ketahui tentang AIDS? Available from :
http://alkephas.multiply.com/journal/item/135.
Pereira Cnci, Tatiana, et al., 2008. Development of Candida Associated Denture
Stomatitis. new insight. J Appl Oral Sci. Vol ;16 No 2 :86-94.
Rachid S, Ohlsen K, Witte W, et al. 2000. Effect of Subinhibitory Antibiotic
Concentration on Polysaccaharide intercellular Adhesin Expression in
Biofilm-forming Staphylococcus epidermidis. Antimicrob Agents
Chemother. Vol; 44: 3357-63.
Rahman Muklesur, Hajar Siti Ahmad, Tengku Mahmud MM., and Zaki
Mohamad. 2011. Extraction of Jatropha curcas for antifungal activity
against anthracnose (Colletotrichum gloeosporioides) of papaya. African
Journal of Biotechnology. Vol. 10 (48) page 9796- 9799.
Rahman,N dan Aditya,R.K. 2010. Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih Terhadap
Candida albicans. Jurnal Bioscientiae. Hal 7: 2.
Riskillah, A.G., 2010. Candida albican. Skripsi. Faculty of Medicine. University
of Riau. Pekanbaru.
Sabandar CW., Ahmat N., Jaafar FM., Sahidin I., Medicinal Property,
Phytochemistry and Pharmacology of Several Jatropha species
(Euphorbiaceae): a review. Phytochemistry. Vol ;85:7–29.
Segal and Davin., 2007, Candidiasis, Medica Family Health Guide
http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=66117,
Senet JM. 1998. Candida Adherence Phenomena from Commensalism to
Pathogenecitty.
[Internet].
www.im.microbios.org/02june98/06%20Senet.pdf. Diakses pada 11
Januari 2016.

Sulistyawati, D and Mulyati, S. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Infusa Daun Jambu
Mete (Anacardium occidentale) Terhadap Candida albicans. Jurnal
Biomedika. 2:1.
Takuya et al,.2007. Slient Brain Infarction and Platelet Activation In Obstructive
Sleep Apnea. American Journal Of Respiratory and Critical Care
Medicine. 172 (5):625-30.
Tyasrini E, Winata T, Susantina. 2006. Hubungan Antara Sifat dan Metabolit
Candida sp. dengan Patogenesis Kandidiasis. JKM. Vol; 6(1):52-67.
Ueda Tania, 2015. Antifungal Properties of Crude Extracts, Fractions, and
Purified Compounds from Bark of Curatella americana L Agains
Candida Species. Evidance-Based Complementary and Alternative
Medcine. Vol article ID 673962; page 9.
Umeyama T, Kaneko, 2006. A Deletion of the CaBIGI Gene Reduce β-1,6Glucan Synthesis, Filamentation, Adhesion, and Virulence in Candida
albicans. J Infect and Immun Vol. 74 No (4): 2373-2381.
Utami Azmi, 2012. Uji Potensi Antifungi Ekstrak Berbagai jenis Lamun terhadap
fungi Candida albicans. Skripsi. Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin.
Warsinah, Kusumawati Eka, Sunarto. 2011. Identifikasi senyawa antifungi dari
kulit batang kecapi (Sandoricum koetjape) dan aktivitasnya terhadap
Candida albicans. Universitas Jederal Soedirman. Majalah obat
tradisional. Vol 16 (3) : 165-173.
Weintein A, Berman B,. Topical treatment of common superficial tinea
infection, 15 May 2002, volume 65, number 10.

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit

infeksi

(infectious

disease)

yang

juga

dikenal

sebagai

communicable disease atau transmissible diseae merupakan penyakit yang terjadi
akibat dari infeksi, keberadaan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada
organisme host individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung
sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa,
parasit multiseluler dan protein yang menyimpang dikenal sebagai prion
(Mulholland, 2005).
Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi kontak fisik,
makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi yang ada di udara
atau melalui organisma vektor. Penyakit infeksi yang sangat infektif ada kalanya
disebut menular dan dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak dengan orang
yang sakit. Penyakit infeksi dengan infeksi yang lebih khusus, seperti penularan
vektor, penularan seksual, biasanya tidak dianggap sebagai menular karenanya
korban tidak diharuskan adanya karantina medis (Mulholland, 2005).
Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup
tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi
semakin berkembang. Setiap tahunnya penyakit infeksi membunuh 3,5 juta orang
yang sebagian besar adalah anak-anak miskin dan anak yang tinggal di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2014). Lebih dari 60-70%,
dan prevalensi terbesar ditemukan pada anak balita dan anak usia sekolah dasar
(Judarwanto, 2005).
Infeksi yang disebabkan oleh jamur juga patut diwaspadai karena
banyaknya infeksi dan penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh jamur.
Bahkan golongan penyakit kulit karena infeksi jamur menempati urutan kedua
terbanyak dari insiden penyakit kulit di RSU Pusat H. Adam Malik Sumatera
Utara, dan RSUD dr. Pirngadi Medan (Mansur, 2005). Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (2013) perkembangan penyakit infeksi di Indonesia dapat dilihat
dari beberapa data penyakit infeksi seperti pneumonia memiliki insiden 1,8 % dan

2

prevalensi 4,5% pada tahun 2013, diare memiliki prevalensi pada semua umur di
Indonesia 3,5 % dan 7,0%, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) memiliki angka
prevalensi sebesar 25% pada tahun 2013, hepatitis memiliki angka prevalensi dua
kali lebih tinggi pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 yakni 1,2%.
Penyakit infeksi masih merupakan masalah di Indonesia. Salah satu
penatalaksanaan

penderita

penyakit

infeksi

adalah

dengan

pengobatan

menggunakan antibiotik. Antibiotik sebagai terapi infeksi merupakan salah satu
obat yang hingga saat ini paling banyak diresepkan (Juwono dan Prayitno, 2003).
Penelitian di beberapa negara menunjukkan penggunaan antibiotik semakin
meningkat namun masih banyak dijumpai penggunaan yang belum rasional
(Tunger et al., 2009). Distribusi antibiotik yang cukup bebas dan frekuensi
penyakit infeksi spesifik yang cukup tinggi terutama di negara – negara
berkembang menjadi salah satu penyebabnya. Beberapa penyebab lain peresepan
antibiotik yang tidak rasional adalah penegakan diagnosis yang belum jelas,
penyebab penyakit yang cukup kompleks, informasi dan pengetahuan yang
kurang terutama terkait epidemiologi lokal mengenai resistensi antibiotik atau
interpretasi yang kurang tepat dari hasil pemerikasaan mikrobiologi (Cusini et al.,
2010).
Beberapa mikroba patogen yang sudah resisten terhadap antibiotik
diantaranya, Staphylococcus aureus, mikroba ini telah resiten terhadap penisilin,
oksasilin, dan anibiotik beta lactam lainnya. Streptococcus pyogenes resisten
terhadap penicillin, Streptococcus pneumonia telah resisten terhadap trimetroprim
atau

sulfametoksazol,

Proteus

mirabilis

resisten

terhadap

tetrasiklin,

Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap tetrasiklin dan sefalosforin. (Jacobs
M, 2007). Selain itu, juga ditemukan resistensi obat golongan triazole terhadap
jamur Candida albicans (M.H.R.Sianturi, 2004).
Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang penting
diseluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan
yang bermakna. Penggunaan antijamur untuk profilaksis dan penatalaksanaan
infeksi Candida telah mengubah epidemiologi dan penatalaksanaan infeksi ini.
Penggunaan agen kemoterapeutik, imunosupresif, antibiotik spektrum luas,
transplantasi organ, nutrisi parenteral dan teknik bedah mutakhir juga telah

3

berperan untuk mengubah epidemiologi infeksi Candida. Infeksi jamur telah
muncul sebagai ancaman yang bermakna pada individu yang imunocompromised.
Spesies Candida adalah patogen jamur yang paling sering menyebabkan infeksi
(Maria, 2009).
Di Amerika Serikat, 80 juta penduduk menderita gangguan kesehatan yang
disebabkan Candida. Kandidiasis terjadi di seluruh dunia dan menyerang segala
usia, baik laki-laki maupun wanita. Di Indonesia, dilaporkan 84,1% penderita
AIDS yang dirawat di RSCM sampai tahun 2000 juga menderita kandidiasis oral
(Jewellers, 2006). Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik pada rongga
mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Candida. Sekitar
85-95 % infeksi kandidiasis oral disebabkan oleh jamur Candida albicans (Dent,
2009).
Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga
selaput mukosa saluran nafas, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku
tangan dan kaki. (Maria, 2009). Salah satu gejala infeksi yang hingga saat ini
masih menjadi masalah yaitu keputihan. Wanita Indonesia lebih dari 70%
mengalami keputihan dan jamur penyebab keputihan pada umunya adalah
Candida sp. Infeksi oleh Candida disebut Kandidiasis. Candida sp. menyebabkan
penyakit berspektrum luas, dari penyakit mukokutan superfisialis sampai
penyakit-penyakit invasif seperti kandidiasis peritoneal dan kandidiasis sistemik
(Hidalgo, 2005).
Spesies Candida yang sering menimbulkan infeksi salah satunya adalah
Candida albicans. (Mitchell, 2004). Obat-obat untuk mengobati keputihan telah
dikembangkan di Indonesia dari yang murah sampai yang mahal, antara lain
larutan antiseptik yang digunakan untuk membersihkan sekret keputihan tapi tidak
membunuh kuman penyebab, antifungal untuk Candida sp. seperti flukonazol,
itrakonazol,

ketokonazol,

nistatin,

griseofulvin,

atau

amfoterisin

B

(M.H.R.Sianturi, 2004).
Pemberian antifungal yang terus-menerus dapat menyebabkan jamur
Candida albicans menjadi resisten terhadap obat-obatan tersebut, sehingga perlu
dicari alternatif lain dalam upaya mengobati keputihan, salah satunya adalah
dengan menggunakan obat-obatan tradisional. Banyak sekali tanaman yang

4

diketahui memiliki efek terapeutik. Di India, telah banyak peneliti yang
melakukan penelitian terhadap tanaman berkhasiat. Ketertarikan terhadap
penggunaan obat tradisional di dunia semakin meningkat. Selain karena efek
samping yang minimal, tanaman juga memproduksi berbagai macam molekul
bioaktif yang dapat digunakan untuk berabagai macam penyakit. Obat yang
berasal dari tanaman tetap menjadi sumber daya yang penting di negara-negara
berkembang. Kurang lebih 62-80% dari populasi dunia masih mempercayakan
penggunaan obat-obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
(WHO, 2005).
Salah satu tanaman obat yang diketahui memiliki banyak khasiat yaitu
Jatropha gossypifolia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya di
Brazil. Saat ini tumbuhan ini sudah banyak dipelihara di negara-negara tropis di
seluruh dunia, (Felix-Silva et al., 2014). Pemanfaatan Jatropha gossypifolia di
Indonesia sendiri masih sangat minim bila dibandingkan dengan Jatropha curcas
yang bijinya telah banyak dimanfaatkan sebagai biodiesel.
Bagian akar, batang, daun, biji dan buah Jatropha gossypifolia telah banyak
digunakan sebagai pengobatan tradisional oleh masyarakat Afrika Barat. Batang
yang masih muda biasanya digunakan sebagai pembersih gigi dan lidah. Akar
umbi pada tanaman ini biasa digunakan sebagai obat sembelit (Siva et al., 2012).
Getahnya dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan dan rasa gatal dan
luka garutan. Di wilayah Nigeria bagian utara, ekstrak dari daun ini biasa
digunakan oleh para herbalis dan masyarakat sekitar untuk menghentikan
pendarahan pada kulit dan hidung. Selain itu Jaropha gossypifolia juga dapat
digunakan untuk mengatasi luka yang terinfeksi (Gokhale et al., 2012). Pada
penelitian lain juga disebutkan bahwa biji Jatrpoha gossypifolia telah terbukti
memiliki potensi sebagai antifungi (Falodun et al., 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona hambat dari ekstrak nheksan daun Jatropha gossypifolia terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans. Daun merupakan salah satu bagian tanaman yang banyak mengandung
senyawa metabolit sekunder yang merupakan senyawa aktif (Sachdeva et al.,
2011). Daun Jatropha gossypifolia mengandung senyawa flavonoid yang diduga
kuat memiliki khasiat sebagai antifungi, Sebagaimana yang terdapat pada daun

5

Jatropha curcas yang memiliki kandungan senyawa flavonoid pada getahnya dan
telah terbukti memiliki khasiat sebagai antifungi (Kaswan, 2013). Pada penelitian
ini akan digunakan pelarut n-heksana yang memiliki sifat non polar yang dapat
menarik komponen senyawa yang bersifat non polar. Metode yang akan dilakukan
pada pengujian antifungi dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode
difusi cakram.
Metode difusi cakram merupakan cara yang mudah untuk menentukan
kerentanan organisme terhadap antibiotik yaitu dengan menginokulasi pelat agar
dengan biakan dan membiarkan antibiotik terdifusi ke media agar. Prinsip kerja
metode cakram adalah bahan uji dijenuhkan didalam kertas cakram. Cakram yang
telah

mengandung

antibiotik

diletakkan

dipermukaan

pelat

agar

yang

mengandung oreganisme yang diuji. Efektivitas antibiotik ditunjukkan oleh zona
hambat. Zona hambat terlihat sebagai area jernih atau bersih mengelilingi cakram.
Diameter zona dapat diukur dengan penggaris.dan hasil dari eksperimen ini
merupakan satu antibiogram.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut :


Berapakah zona hambat dari ekstrak n-heksana daun Jatropha gossypifolia
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk:



Mengetahui zona hambat dari ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara dengan metode
difusi cakram.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

6



Memberikan pengetahuan baru terkait daun Jatropha gossypifolia sebagai
antijamur alami.



Membuka peluang pemanfaatan tumbuhan sebagai agen antifungi yang
baru.