HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU DI KELURAHAN MERJOSARI
i
HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER
POSYANDU TERHADAP KINERJA KADER
POSYANDU DI KELURAHAN MERJOSARI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
OLEH
KARMILA SARI
NIM. 09060021
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
(2)
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER
POSYANDU TERHADAP KINERJA KADER
POSYANDU DI KELURAHAN MERJOSARI
SKRIPSI
Disusun oleh: KARMILA SARI
NIM. 09060021
Skripsi ini telah disetujui Tanggal Oktober 2013
Pembimbing I, Pembimbing II,
Yoyok Bekti Prasetiyo, M.kep,Sp. Nur Aini, S.Kep.Ns.M.Kep NIP.UMM. NIDN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep NIP.UMM 112.0501.041
(3)
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Karmila Sari
NIM : 09060021
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kaderposyandu di kelurahan merjosari
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
Malang, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
Karmila Sari NIM : 09060021
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi dan Keaktifan Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyadu di Kelurahan
Merjosari”. Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetiyo, M.kep,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukanyang sangat berguna serta motivasi selama penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Nurul Aini, S. Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Nur Aini, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Pembimbing II. Terima kasih atas semua
ilmu, masukan dan motivasi yang telah diberikan.
4. Kepala Puskesmas Dinoyo yang berkenan memberikan ijin untuk studi pendahuluan dan penelitian.
5. Seluruh Kader Posyandu yang bersedia mengii kuisoner penelitian.
6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.
7. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
(5)
v
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Malang,Oktober 2013
(6)
vi
RELATED MOTIVATION AND ACTIVENESSCADRE IN POSYANDUTO THE PERFORMANCE CADREPOSYANDU IN
MERJOSARI VILLAGE
Karmia Sari1 , Yoyo Bekti Prasetiyo , M.Kep , Sp.Kom2 Nur Aini, S. Kep . Ns . M.Kep3
ABSTRACT
Background: Motivation is defined as the strength, encouragement, need, passion, pressure, or psychological mechanisms that encourage a person or group of people to achieve certain accomplishments match what is desired. Activeness is the involvement of cadres in posyandu activities. Cadres have high motivation, so there is a desire to meet those needs in a way that is active in various activities posyandu. But on the contrary if the cadres not to be active in support for growth monitoring sessions, then within that there is a cadre of low motivation to make low kaderpun performance.
Methods: This observational analytic study. The researchwas conducted in september 2013 in Merjosari Village. The subject of this research is in the village cadres Merjosari with Cluster Sampling techniques many as 99 respondent. Data analysis with Chi – Square.
Results: The results obtained p value ≤0.05 so that H1 is accepted. So it can be concluded that related motivation and activeness cadre in posyandu to the performance cadre posyandu.
Conclusion:There is a significant related motivation and activeness cadre in posyandu to the performance cadre posyandu in Merjosari village
Keywords : Motivation,activeness,and Performance
1. Student of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang . 2 . Lecturer in Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang. 3 . Lecturer in Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
(7)
vii
HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU DI KELURAHAN
MERJOSARI
Karmia Sari1, Yoyok Bekti Prasetiyo, M.Kep,Sp.Kom2 Nur Aini., S. Kep. Ns. M.Kep3
INTISARI
Latar Belakang: Motivasi dan keaktifan mempunyai keterkaitan yang sangat erat terhadap kinerja. Kader yang memiliki motivasi yang tinggi dan selalu aktif dalam kegiatan posyandu maka akan meningkatkan kinerja kader posyandu. Namun sebaliknya jika kader tidak bersikap mendukung untuk aktif dalam kegiatan posyandu, maka dalam diri kader tersebut terdapat motivasi yang rendah sehingga membuat kinerja kaderpun rendah Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau kelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai apa yang dikehendaki. Keaktifan adalah keterlibatan kader dalam kegiatan pelaksanaan posyandu
Metode Penelitian: jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013 di 12 Posyandu Kelurahan Merjosari. Subyek penelitian ini adalah kader Posyandu di Kelurahan Merjosari dengan teknik Cluster Sampling sebanyak 99 responden. Variable Independen dalam penelitian ini adalah motivasi dan keaktifan sedangkan variable dependenya adalah kinerja kader posyandu.. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square.
Hasil:Hasil analisis didapatkan nilai p ≤ 0,05 sehingga H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada Hubungan Motivasi dan Keaktifan Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu
Kesimpulan: Hasil uji chi square terhadap masing-masing variabel disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu di Kelurahan Merjosari
Kata Kunci: Motivasi, Keaktifan, Kinerja
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
(8)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 6
1.2 Perumusan masalah ... 6
1.3 Tujuan penelitian ... 6
1.4 Manfaat penelitian ... 7
1.5 Keaslian penelitian... 7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Konsep Motivasi ... 10
2.1.1 Manfaat motivasi ... 19
2.1.2 Unsur-Unsur Motivasi ... 19
2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat dan Keaktifan masyarakat ... 19
2.2.1 Konsep Pemberdayaan masyarakat ... 19
2.2.2 Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberdayaan Masyarakat 21 2.2.3 Ciri Pemberdayaan Masyarakat ... 21
2.3 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ... 22
2.3.1 Konsep Posyandu ... 23
2.3.2 Konsep Kader Kesehatan ... 29
2.4 Hubungan Motivasi dengan Partisipasi Masyarakat ... 34
2.5 Konsep Kinerja ... 36
2.5.1 Kinerja Kader Posyandu ... 38
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 39
(9)
ix
2.5.4 Tujuan Penilaian Kinerja ... 43
2.5.5 Hubungan Motivasi Terhadap KinerjaKaderPosyandu ... 44
2.5.6 Hubungan Keaktifan Terhadap Kinerja Kader Posyandu .... 45
BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 46
3.1 Kerangka Konseptual ... 46
3.2 Hipotesis Penelitian ... 47
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian... 48
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 48
4.2.1 Sampel Penelitian ... 48
4.2.2 Teknik Sampling ... 49
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Independen ... 49
4.3.2 Variabel Dependen... 50
4.4 Defenisi Operasional ... 50
4.5 Tempat Penelitian ... 51
4.6 Waktu Penelitian ... 51
4.7 Instrumen Penelitian ... 51
4.8 Uji Validitas Dan Realibilitas ... 52
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 53
4.10 Tahap Pengolahan Data ... 54
4.11 Analisa Data ... 55
4.12 Etika Penelitian ... 55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 57
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 58
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 58
5.2 Gambaran Motivasi Kader Posyandu ... 59
5.3 Gambaran Keaktifan Kader Posyandu ... 59
5.4 Gambaran Kinerja Kader Posyandu ... 59 5.5 Hubungan Motivasi Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader
(10)
x
Posyandu ... 60
5.6 Hubungan Keaktifan Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 61
BAB VIPEMBAHASAN 6.1 Identifikasi Karakteristik Responden ... 62
6.2 Gambara Motivasi Kader Posyandu ... 63
6.3 Gambaran Keaktifan Kader Posyandu ... 65
6.4 Gambaran Kinerja Kader Posyandu ... 66
6.5 Hubungan Motivasi Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 67
6.6 Hubungan Keaktifan Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 68
6.7 Keterbatasan Penelitian ... 69
6.8 Implikasi Keperawatan ... 70
BAB VIPENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 71
7.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73 DAFTAR LAMPIRAN
(11)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Definisi Operasional ... 51
Tabel 5.1 Klasifikasi Motivasi Kader Posyandu ... 59
Tabel 5.2 Klasifikasi Keaktifan Kader Posyandu ... 59
Table 5.3 Klasifikasi Kinerja Kader Posyandu ... 59
Tabel 5.4 Analisa Hubungan Motivasi Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 60
Tabel 5.5 Analisa Hubungan Keaktifan Kader Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 61
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Pengisian Kuisoner ... Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Respnden ... Lampiran 3 Lembara kuisoner Motivasi dan keaktifan kader posyandu ...
di Kelurahan Merjosari
Lampiran 4 Lembar Kuisoner Motivasi ... Lampiran 5 Lembar Keaktifan ... Lampiran 6 Lembar kuisoner Kinerja ... Lampiran 7 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Data Responden ... Lampiran 8 Hasil Perhitungan chi-square Motivasi Terhadap Kinerja ... Lampiran 9 Hasil Perhitungan chi-square Keaktifan Terhadap Kinerja ... Lampiran 10 Hasil Perhitungan Penggabungan Sel Motivasi Terhadap Kinerja .. Lampiran 11 Hasil Perhitungan Penggabungan Sel Keaktfan Terhadap Kinerja . Lampiran 12 Uji Validitas Reliabilitas Motivasi ... Lampiran 13 Uji Validitas Reliabilitas Kinerja ... Lampiran 14 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... Lampiran 15 Surat Penelitian ... Lampiran 16 Surat telah selesai melakukan Penelitian ... Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ... Lampiran 18 Loog Book Bimbingan Skripsi ...
(13)
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. (2008). Sistem Kesehatan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Adiono (2002).Pelaksanaan Pekerjaan dan pengembangan Karyawan. Yokyakarta: BPFE Adliana. (2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu di di desa sei semayang kabupaten deli serdang. http://repository.usu.ac.id/bitstream
Aprillia, Y. (2009) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Dalam Kegiatan Posyandu Di Wilayah Puskesmas Jogonalon II Kabupaten Klaten,
http://cedawui. Diakses tanggal 26 September 2013.
Ady, S. (2003). Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Azwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arep dan Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: Penerbit PT.Grasindo. Azwar, (2006). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Benny. (2005). Upaya Revitalisasi Posyandu, Surabaya: Jurnal akademi Gizi.
Danim.(2004). The Effect of Motivation of Workers performance.Journal of Extension volume 36 No.3
Dharma A. (2005). Kinerja Kader Kesehatan dalam UKBM. Jakarta: Salemba Medika Depkes RI. (2004). Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta
. (2005). Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
. (2006). Modul Pelatihan Revitalisasi Posyandu. Jakarta . (2011). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta
Desmita (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ekasari et all. (2008). Keperawatan komunitas. Jakarta: Trans Info Media
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika Eacang, I. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Gibson, (2005). Influence of Organizational Culture on Motivation and Job Satisfactionand Employee Performance in Sub Sector Medium Scale Wood Processing Industry in East Java. Journal of Management and Entrepreneurship. Vol. 7, No.2
(14)
xiv
Gorda. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit STIE Satya Dharma Singaraja.
Gunarsa, D. Singgih (2008). Psikologi perawatan. Jakarta: PT BPK
Gondodiputro dan Suparman (2010). Motivasi kader meningkatkan keberhasilan kegiatan Posyandu. Jurnal Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNPAD MKB.2010;42(4):140–8 diperoleh tanggal 5 Oktober 2013 dari http://www.mkb online.org.
Hikmat, H. (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung Penerbit Humoniora Hidayat (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan Teknik Anaslisa Data. Jakarta:
Salemba Medika
Harlock (2007). Pendidikan dan Pengetahuan . Yogyakarta: Remaja Rosdakarya. Edisi IV
Heri Sutadi (2006). Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tuban Jawa Timur
Jabeen, Maimona.(2011). Impact of Performance Apprasial on Employees Motivation. European Journal of Business and Management
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Cetakan ke 2
Lenvinne A (2005). The Contribution of Total Anality Management to a Theory of Work performance, Journal Academy of Management Review. Vol. 19 No. 3. Pp 210-536.
Maslow (2003). Teori Motivasi Dengan Rancangan Hirarki Kebutuhan Manusia. Jakarta: PT Pustaka Binawan Pressindo
Mastuti, Titik (2003). Uji Hubungan Beberapa Faktor Kader Yang Berhubungan Dengan Kelangsungan Kader Posyandu Di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. http://www.undip.ac.id, diperoleh tanggal 23 Mei 2013)
Mubarak, Wahit.(2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika .(2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:Salemba Medika
Mujianto.(2005). Pengaruh Pelatihan Partisipatif Terhadap Peningkatan Pengetahuan,Sikap dan Kinerja Kader Dalam Monitoring Tekanan Darah UsiaLanjut Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Muninjaya, A. (2004). Manajemen Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC
Mangkunegara, S. (2004) Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
(15)
xv
. (2006). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Mahsun. (2006). Perpaduan antara Kinerja, Motivasi dan kepuasan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 5, 40-53
Maier (2005). Performance Appraisal: The Right System To Assess Employee Performance and Increase Company Competitiveness. Vol. 20 No. 4.
Moekijat. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju. Meilani & Setyawati. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
. (2004). Kesehatan MasyarakatIlmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
. (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
. (2007). Pendidikan dan Perilaku Pemberdayan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Nilawati. (2008). Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan Kader di Kecamatan Samadua kabupaten Aceh Selatan. Tesis Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumaterea Utara, Medan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/.pdf, diperoleh tanggal 27 Mei 2013 Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan. Jakarta. Edisi 2 Salemba Medika Jakarta. .(2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nurhidayat (2003). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu di kec. bontobahari kabupaten bulukumba tahun 2012. http://repository.unhas.ac.id, diakses tanggal 10 oktober 2013
Prang (2010). Kader dan kegiatan kader Posyandu. Bandung: PT.Pionir Jaya
Puspasari. (2003) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu di kota Sabang Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Skripsi Sarjana. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bandung. repository.ipb.ac.id diakses tanggal 5 Oktober 2013.
Tim Prodi S1 Keperawatan. (2010). Panduan Penulisan Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Tuti. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader Posyandu. Tidak dipublikasikan: Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan UNRI Pekanbaru 2011
(16)
xvi
Rivai, Viethzal (2006). Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Perusahaan (dari teori ke praktek). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Robins, S. (2007). Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Macanjaya Cemerlang
Robbins, S.& Judge, T. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Edisi 12 Ruky, Achmad (2006). Sistem Manajememn Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Sandiyani. (2011). Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi tentang Pesan Gizi Seimbang. Universitas Diponeoro Semarang.
Santorck, G. (2007). The role of Motivation to Learn in Management education. Journal of Workplace Learning, Vol 3 No. 4 pp. 132-149.
Siagian S. (2004). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta .(2005). Teori dan Praktek Kepimpinan. Rineka Jakarta.
Soemarto, Hetifah. (2003). Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Suryatin,. (2004). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Dalam Kegiatan Posyandu Di Wilayah Puskesmas Magelang Selatan Kota Magelang. Tesis Pascasarjana IKM Universitas Gadjah Mada diakses tanggal 23 Me1 2013
Suarli dan Bahtiar (2007). Suarli, S. & Bahtiar, Y. (2007). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga.
Syafrudin dan Hamidah. (2006). Kebidanan Komunitas. Jakrta: EGC
Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara
Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI
Sopiyudin, M. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Suharso dan Retnoningsih (2005). Pemanfaatan Pelayanan Posyandu. http://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/up-pdf. Diakses 11 Juni 2013
Taufik, B. (2007). Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta Widiastuti, A. (2007). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kader Posyandu di Kota
Sabang Provinsi NAD Skripsi Sarjana. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bandung. repository.ipb.ac.id, diakses tanggal 23 Mei 2013
(17)
xvii
Widagdo Laksmono. (2006). Kepala Desa Dan Kepemimpinan Perdesaan; Persepsi Kader Posyandu Di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Jawa Tengah Tahun 2000, Makara Kesehatan Vol 10, No 2, Desember 2006: 54-55
Widiyastuti dan Kristiani (2006). POSYANDU: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Yogyakarta: Penerbit Kareso.
Winardi, J. (2007). Motivasi dan pemotivasian dalam manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zulkifli. (2003) Posyandu dan Kader Kesehatan.USU Digital Library, http://library.usu.ac.id
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran posyandu di Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan program pemerintah yang telah dijalankan dapat dilihat dari turunnya angka kematian ibu (AKI) dari 307 tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007, turunnya angka kematian bayi (AKB) dari 35 pada tahun 2004 menjadi 26,9 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Serta turunnya prevalensi gizi kurang dari 23,2% pada tahun 2003 menjadi 18,4% tahun 2007. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat swasta dan madani. Salah satu wujud dari pemberdayaan masyarakat tersebut adalah posyandu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari-oleh-untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih puskesmas (Meilani, Setyawati, dkk, 2009). Keberhasilan posyandu salah satunya dipengaruhi oleh kinerja kader, dengan motivasi yang tinggi dan selalu aktif dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan kinerja kader posyandu. Namun permasalahan yang terjadi adalah masih banyak kaderyang kurang termotivasi dan kurang aktif dalam kegiatan posyandu.
(19)
2
Menurut Adisasmito (2008) prosentase kader aktif secara nasional adalah 69,2%, sehingga angka drop out kader sekitar 30,8%. Kader drop out adalah mekanisme yang alamiah karena pekerjaan yang didasari sukarela tentu saja secara kesisteman tidak mempunyai ikatan yang kuat. Berbagai keterbatasan yang meliputi sumber daya, kemampuan dan ketrampilan baik dari pihak puskesmas maupun para kader serta peran serta masyarakat merupakan hambatan pada kegiatan posyandu.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 15 maret 2013 didapatkan bahwa Puskesmas Dinoyo terdapat 40 posyandu dengan jumlah kader 507, diantaranya Dinoyo terdapat 7 posyandu dengan jumlah kader yang ada 83 kader, pada kelurahan Ketawanggede terdapat 5 posyandu dengan jumlah kader 70, kelurahan Sumbersari terdapat 4 posyandu dengan jumlah kader 72, kelurahan Merjosari terdapat 12 posyandu dengan jumlah kader 132, pada kelurahan Tlogomas terdapat 7 posyandu dengan jumlah kader 85, kelurahan Tunggulwulung terdapat 5 posyandu dengan jumlah kader 52. Dari hasil wawancara dengan ketua kader posyandu Merjosari tidak semua kader aktif datang pada saat pelaksanaan posyandu terkadang hanya 2 kader yang datang pada kegiatan posyandu, sehingga meja 1 dan meja 2 digabung jadi satu dan dijalankan oleh seorang kader. Sebelum pelaksanaan posyandu para kader terlebih dahulu memberitahukan atau mengundang ibu-ibu yang mempunyai bayi atau balita untuk datang ke posyandu dengan mendatangi rumah tetapi pada kelurahan Merjosari ini tidak semua kader mendatangi rumah-rumah sehingga pada pelaksanaan hari posyandu tidak semua ibu-ibu yang mempunyai bayi atau balita turut berpartisipasi untuk datang ke posyndu. Setelah kegiatan Posyandu tidak semua kader melengkapi catatan, evaluasi, dan membuat grafik SKDN karena sebagian kader tidak begitu paham membuat grafik SKDN karena jarang mengikuti pelatihan sehingga tugas setelah pelaksanaan posayandu
(20)
3
terkadang hanya dilibatkan seorang kader saja. Para kader juga kurang termotivasi karena jarang mendapatkan insentif dan pelatihan, selain itu fasilitas yang dimiliki posyandu juga kurang memadai seperti timbangan ada yang rusak sehingga pada pelaksanaan posyandu hanya menggunakan fasilitas seadanya saja.
Keberhasilan program Posyandu di Kelurahan Merjosari juga belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari masih adanya balita yang mempunyai berat badan dibawah garis merah pada tahun 2011 yaitu sekitar sekitar 24 bayi dan pada tahun 2012 sekitar 16 bayi penyebabnya tidak hanya dari faktor ekonomi yang kurang tetapi faktor lain yang menyebabkan yaitu balita yang mempunyai penyakit TBC dan cacingan. Selain itu pengetahuan ibu tentang gizi dan ketelatenan ibu dalam memberikan asupan gizi bagi balitanya juga sangat besar pengaruhnya
Permasalahan yang terkait dengan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu adalah: 1) Penurunan kinerja kader disebabkan karena posyandu tidak memiliki sarana da prasarana yang lengkap, 2) Tidak semua kader mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, 3) Kader yang bertugas kurang aktif sehingga pelayanan tidak berjalan lancar, 4) Keterbatasan kader disebabkan adanya kader drop out karena lebih tertarik di tempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis, 5) Kader sebagai relawan merasa jenuh dan tidak adanya penghargaan kepada kader yang dapat memotivasi mereka untuk bekerja.
Penurunan kinerja kader disebabkan karena kurangnya motivasi dan keaktifan kader. Menurut Widiastuti (2007), motivasi kader dalam kegiatan posyandu merupakan suatu faktor dominan yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan posyandu. Kader posyandu akan memberikan hasil yang memuaskan bila memiliki motivasi yang bagus. Motivasi adalah daya pendorong yang
(21)
4
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2004). Motivasi menurut (Santorck, 2007) adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk menciptakan produktivitas kerja yang tinggi.
Keaktifan kader dipengaruhi oleh pekerjaan dan keterampilan. Keterampilan yang dimiliki oleh kader untuk usaha melancarkan proses pelayanan di posyandu. Proses kelancaran pelayanan posyandu di dukung oleh keaktifan kader. Aktif tidaknya kader posyandu dipengaruhi oleh fasilitas (mengirim kader ke pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikutkan seminar-seminar kesehatan) penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan pelayanan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu. Penghargaan bagi kader dengan mengikutkan seminar dan pelatihan serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan dengan beberapa kegiatan tersebut dapat diharapkan kader merasa mampu dalam memberikan pelayanan dan aktif datang disetiap kegiatan posyandu. Keaktifan kader posyandu merupakan suatu tindakan nyata yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang kader dalam berbagai kegiatan posyandu (Muninjaya, 2004)
Motivasi dan keaktifan mempunyai keterkaitan yang sangat erat terhadap kinerja. Kinerja kader posyandu sangat dipengaruhi oleh motivasi dan keaktifan kader karena tanpa motivasi dan keaktifan kader maka kegiatan posyandu tidak berhasil pencapaiannya dari target yang telah ditentukan oleh Puskesmas. Motivasi merupakan
(22)
5
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu. Seseorang kader yang tahu tentang pengertian, tujuan dan manfaat posyandu baik dari petugas kesehatan, media cetak maupun media elektronik, maka kader akan bersikap menimbulkan motivasi yang tinggi untuk lebih aktif dalam kegiatan posyandu. Karena kader mempunyai motivasi yang tinggi, sehingga muncul suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan cara aktif dalam berbagai kegiatan posyandu. Namun sebaliknya jika kader tidak bersikap mendukung untuk aktif dalam kegiatan posyandu, maka dalam diri kader tersebut terdapat motivasi yang rendah sehingga membuat kinerja kaderpun rendah.
Telah diterbitkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2000, yang merupakan pedoman Bupati/Walikota di Indonesia tentang revitalisasi posyandu. Di mana diharapkan akan mengembalikan kerja posyandu dan keaktifan-keaktifan kader di dalamnya (Depkes RI, 2005).Secara garis besar tujuan revitalisasi posyandu ini adalah: 1)Terselenggranya kegiatan posyandu secara rutin dan berkesinambungan, 2) Tercapainya pemberdayaan dan tokoh masyarakat dan kader melaui pelatihan, 3) Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan obat diPosyandu.
Motivasi dan keaktifan kerja kader sebaiknya dapat terus dibina agar tugas yang di bebankan kepada mereka dapat dikerjakan secara optimal. Mereka harus disadarkan bahwa tugas mereka sangat penting artinya bagi pembangunan kesehatan warga mereka sehingga bukan semata-mata untuk kepentingan program kesehatan puskesmas. Mengingat begitu pentingnya motivasi dan keaktifan kader maka untuk lebih mengoptimalkan kinerja kader posyandu dalam memberikan pelayanan maka pemerintah memberikan pelatihan kepadakader. Program posyandu dan peran serta kader dapat berjalan secara optimal dengan upaya-upaya diantaranya pemahaman,
(23)
6
pelatihan/bimbingan dari puskesmas setempat dan pemberian penghargaan untuk meningkatkan motivasi. Pemberian insentif dan penghargaan dirasa dapat meningkatkan motivasi kinerja kader. Seorang kader yang memiliki motivasi yang tinggi dan kemampuan yang bagus dalam menjalankan tugasnya akan menghasilkan kinerja yang baik.
Dari pemaparan diatas maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dalam rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan motivasi dan keaktifan terhadap kinerja kader posyandu?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden 2. Mengidentifikasi motivasi kerja kader posyandu 3. Mengidentifikasi keaktifan kader posyandu 4. Mengidentifikasi kinerja kader posyandu
5. Menganalisis hubungan motivasi terhadap kinerja kader posyandu 6. Menganalisis hubungan keaktifan terhadap kinerja kader posyandu
(24)
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dan dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
2. Bagi Kader Posyandu
Sebagai bahan evaluasi serta meningkatkan motivasi dan keaktifan kader
posyandudalampelaksanaan kegiatan posyandu untuk meningkatkan
kesehatan di masyarakat. 3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan penulis tentang motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap pelaksanaan posyandu.
1.5 Keaslian Penelitian
Dari hasil kajian pustaka, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini antara lain seperti tercantum sebagai beikut:
1. Hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan
keaktifan kader posyandu. Dari study pendahuluan yang telah dilakukan di Posyandu desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten Brebes di dapatkan adanya penurunan jumlah kader posyandu yang aktif pada bulan Maret 2007. Dari data statistik sebagian besar masyarakat berpendidikan
(25)
8
tamatan SMP Banyak faktor yang menyebabkan kader posyandu tidak aktif dalam kegiatan posyandu, salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan motivasi.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan antar variabel dengan metode pendekatan Cross Sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan motivasi kader posyandu, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan kader posyandu. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik non probability dengan sampeljenuh dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel sebanyak 30 kader posyandu, Analisis bivariat menggunakan Korelasi Person Product Moment.
Hasil Penetitian: Dari hasil penelitian didapat sebagian besar 22 responden (73,3%) tergolong dalam tingkat pengetahuan yang kurang baik dan 21 responden (70%) yang tergolong memiliki motivasi yang kurang baik serta sebanyak 22 responden (73,3%) yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu dengannilai p value: 0,000 dan nilai r: 0,784, serta ada hubungan antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu dengan nilai p value: 0,001 dan nilai r: 0,585.
Kesimpulan: hasil uii statistik didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu, ada
(26)
9
hubungan antara motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu (Nugroho, 2007).
2. Akbar, M. A. (2009), Studi Keaktifan Kader Posyandu Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Hasil dari penelitian ini yaitu motivasi kader bersedia menjadi kader posyandu karena adanya dukungan keluarga, ingin menambah pengalaman, kepuasan batin, ingin mendapatkan penghargaan, mengurus keluarga agar sehat dan untuk menganjurkan masyarakat ke posyandu. Untuk pengembangan posyandu, kader menginginkan adanya pembinaan, sarana prasarana yang lengkap serta partisipasi aktif dari masyarakat ke posyandu. Pembinaan yang dilakukan berupa pelatihan kader, sosialisali pengetahuan kesehatan terkini, bantuan makanan tambahan dan peralatan posyandu. Motivasi masyarakat hadir ke posyandu karena merasakan manfaat posyandu untuk kesehatan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey kualitatif partisipatif yang dianalisis secara deskriptif dengan subjek penelitian kader posyandu aktif, pembina, serta masyarakat pengguna posyandu.
Perbedaan penelitian Nugroho (2007) dengan penelitian ini terdapat pada variable bebas dan variable terikat. Variable bebas dalam penelitian Nugroho (2007) yaitu Pengetahuan dan Motivasi kader posyandu, variable bebas Keaktifan kader posyandu sedangkan pada penelitian ini variable bebas yang digunakan yaitu Motivasi dan Keaktifan dan variable terikatnya yaitu Kinerja kader posyandu. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian Nugroho (2007) menggunakan metode deskriptif korelasi sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik observasional dan analisis bivariat yang digunakan pada penelitian Nugroho
(27)
10
(2007) menggunakan Korelasi Product Moment, analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji chi square.
Perbedaan penelitian Akbar (2009) dengan penelitian ini juga terdapat pada metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Akbar (2009) menggunakan survey kualitatif, pada penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional.
(1)
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu. Seseorang kader yang tahu tentang pengertian, tujuan dan manfaat posyandu baik dari petugas kesehatan, media cetak maupun media elektronik, maka kader akan bersikap menimbulkan motivasi yang tinggi untuk lebih aktif dalam kegiatan posyandu. Karena kader mempunyai motivasi yang tinggi, sehingga muncul suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan cara aktif dalam berbagai kegiatan posyandu. Namun sebaliknya jika kader tidak bersikap mendukung untuk aktif dalam kegiatan posyandu, maka dalam diri kader tersebut terdapat motivasi yang rendah sehingga membuat kinerja kaderpun rendah.
Telah diterbitkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2000, yang merupakan pedoman Bupati/Walikota di Indonesia tentang revitalisasi posyandu. Di mana diharapkan akan mengembalikan kerja posyandu dan keaktifan-keaktifan kader di dalamnya (Depkes RI, 2005).Secara garis besar tujuan revitalisasi posyandu ini adalah: 1)Terselenggranya kegiatan posyandu secara rutin dan berkesinambungan, 2) Tercapainya pemberdayaan dan tokoh masyarakat dan kader melaui pelatihan, 3) Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan obat diPosyandu.
Motivasi dan keaktifan kerja kader sebaiknya dapat terus dibina agar tugas yang di bebankan kepada mereka dapat dikerjakan secara optimal. Mereka harus disadarkan bahwa tugas mereka sangat penting artinya bagi pembangunan kesehatan warga mereka sehingga bukan semata-mata untuk kepentingan program kesehatan puskesmas. Mengingat begitu pentingnya motivasi dan keaktifan kader maka untuk lebih mengoptimalkan kinerja kader posyandu dalam memberikan pelayanan maka pemerintah memberikan pelatihan kepadakader. Program posyandu dan peran serta kader dapat berjalan secara optimal dengan upaya-upaya diantaranya pemahaman,
(2)
pelatihan/bimbingan dari puskesmas setempat dan pemberian penghargaan untuk meningkatkan motivasi. Pemberian insentif dan penghargaan dirasa dapat meningkatkan motivasi kinerja kader. Seorang kader yang memiliki motivasi yang tinggi dan kemampuan yang bagus dalam menjalankan tugasnya akan menghasilkan kinerja yang baik.
Dari pemaparan diatas maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dalam rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan motivasi dan keaktifan terhadap kinerja kader posyandu?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja kader posyandu
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden 2. Mengidentifikasi motivasi kerja kader posyandu 3. Mengidentifikasi keaktifan kader posyandu 4. Mengidentifikasi kinerja kader posyandu
5. Menganalisis hubungan motivasi terhadap kinerja kader posyandu 6. Menganalisis hubungan keaktifan terhadap kinerja kader posyandu
(3)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dan dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
2. Bagi Kader Posyandu
Sebagai bahan evaluasi serta meningkatkan motivasi dan keaktifan kader posyandudalampelaksanaan kegiatan posyandu untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan penulis tentang motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap pelaksanaan posyandu.
1.5 Keaslian Penelitian
Dari hasil kajian pustaka, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini antara lain seperti tercantum sebagai beikut: 1. Hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan
keaktifan kader posyandu. Dari study pendahuluan yang telah dilakukan di Posyandu desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten Brebes di dapatkan adanya penurunan jumlah kader posyandu yang aktif pada bulan Maret 2007. Dari data statistik sebagian besar masyarakat berpendidikan
(4)
tamatan SMP Banyak faktor yang menyebabkan kader posyandu tidak aktif dalam kegiatan posyandu, salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan motivasi.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan antar variabel dengan metode pendekatan Cross Sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan motivasi kader posyandu, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan kader posyandu. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik non probability dengan sampeljenuh dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel sebanyak 30 kader posyandu, Analisis bivariat menggunakan Korelasi Person Product Moment.
Hasil Penetitian: Dari hasil penelitian didapat sebagian besar 22 responden (73,3%) tergolong dalam tingkat pengetahuan yang kurang baik dan 21 responden (70%) yang tergolong memiliki motivasi yang kurang baik serta sebanyak 22 responden (73,3%) yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu dengannilai p value: 0,000 dan nilai r: 0,784, serta ada hubungan antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu dengan nilai p value: 0,001 dan nilai r: 0,585.
Kesimpulan: hasil uii statistik didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu, ada
(5)
hubungan antara motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu (Nugroho, 2007).
2. Akbar, M. A. (2009), Studi Keaktifan Kader Posyandu Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Hasil dari penelitian ini yaitu motivasi kader bersedia menjadi kader posyandu karena adanya dukungan keluarga, ingin menambah pengalaman, kepuasan batin, ingin mendapatkan penghargaan, mengurus keluarga agar sehat dan untuk menganjurkan masyarakat ke posyandu. Untuk pengembangan posyandu, kader menginginkan adanya pembinaan, sarana prasarana yang lengkap serta partisipasi aktif dari masyarakat ke posyandu. Pembinaan yang dilakukan berupa pelatihan kader, sosialisali pengetahuan kesehatan terkini, bantuan makanan tambahan dan peralatan posyandu. Motivasi masyarakat hadir ke posyandu karena merasakan manfaat posyandu untuk kesehatan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey kualitatif partisipatif yang dianalisis secara deskriptif dengan subjek penelitian kader posyandu aktif, pembina, serta masyarakat pengguna posyandu.
Perbedaan penelitian Nugroho (2007) dengan penelitian ini terdapat pada variable bebas dan variable terikat. Variable bebas dalam penelitian Nugroho (2007) yaitu Pengetahuan dan Motivasi kader posyandu, variable bebas Keaktifan kader posyandu sedangkan pada penelitian ini variable bebas yang digunakan yaitu Motivasi dan Keaktifan dan variable terikatnya yaitu Kinerja kader posyandu. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian Nugroho (2007) menggunakan metode deskriptif korelasi sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik observasional dan analisis bivariat yang digunakan pada penelitian Nugroho
(6)
(2007) menggunakan Korelasi Product Moment, analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji chi square.
Perbedaan penelitian Akbar (2009) dengan penelitian ini juga terdapat pada metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Akbar (2009) menggunakan survey kualitatif, pada penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional.